SALSABIILA SYADZWANA 150823021
PROGRAM STUDI S1 EKTENSI MATEMATIKA STATISTIK FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Buku merupakan media komunikasi antara guru dan siswa. Baik guru maupun siswa di dalam atau di luar pembelajaran tidak akan terlepas dari buku. Buku teks pelajaran sekolah mempunyai peranan penting dalam pembelajaran. Hal ini tidak lain karena buku pelajaran merupakan jembatan komunikasi dari seorang guru kepada siswa. Sehingga dalam penyusunan sebuah buku teks pelajaran harus ada beberapa aturan yang harus dipenuhi oleh seorang penulis buku teks pelajaran.
Tim penilai Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) terdiri atas ahli bidang studi (dosen universitas nonkependidikan), ahli pembelajaran (dosen pendidikan bidang studi dari universitas kependidikan), guru mata pelajaran berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman mengajarkan pelajaran dalam lima tahun terkahir, dan ahli grafika. Tim penilai itu menilai buku dari empat komponen yaitu: kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan. Buku teks pelajaran dari suatu penerbit yang digunakan siswa di sekolah-sekolah harus memiliki kebenaran isi, penyajian yang sistematis, penggunaan Bahasa dan keterbacaan yang baik, dan grafika yang fungsional. Kelayakan ini ditentukan oleh penilaian yang dilakukan BNSP dan ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas) Nomor 11 Tahun 2005 secara lebih rinci mengatur tentang fungsi, pemilihan, masa pakai, kepemilikan, pengadaan dan pengawasan buku teks pelajaran.
kemampuan estesis, potensi fisisk dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.
Pada dasarnya sebuah buku pelajaran yang baik adalah buku yang berfungsi sebagai alat pembelajaran yang efektif. Buku teks yang baik adalah buku peljaran yang dapat membantu siswa belajar. Buku teks bukan hanya merupakan buku yang dibuka atau dibaca pada saat belajar di kelas saja, melainkan harus dibaca setiap saat. Buku teks memiliki peranan penting bagi guru dan siswa selain sebagai bahan acuan pembelajaran dan sebagai sarana untuk membantu belajar siswa, buku teks juga membantu siswa untuk memahami materi yang akan mereka pelajari dengan membaca dan memahaminya.
Agar harapan tersebut menjadi kenyataan, penerbit harus bisa membuat buku menjadi menarik, baik itu dari segi bentuk maupun isinya. Buku pelajaran yang bagus adalah buku yang dapat membantu siswa memecahkan masalah-masalah yang sederhana maupun rumit, tidak menimbulkan persepsi yang salah serta dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan. Oleh sebab itu menganslisis buku teks adalah salah satu cara yang baik dilakukan oleh guru agar dapat diketahui sejauh mana kualitas buku teks yang dipakai pada system pembelajaran.
Salah satu faktor penentuan keberhasilan siswa dalam menggunakan buku teks ditentukan oleh kualitas buku ajar. Dalam pengukuran kualitas buku teks harus diperhatikan aspek-aspek penting yaitu kesesuaian isi dengan kurikulum, kebenaran konsep, bahasa dan penyajian grafik.
karena dalam pemikiran siswa biasanya bersifat permanen (tetap). Hal ini akan terjadi jika guru cenderung menganggap keseluruhan buku itu benar dan menerima apa adanya tanpa menganalisis terlebih dahulu isi materi buku teks tersebut.
Maka dari itu disini akan kita cari analisis variansi dari tiga penerbit buku, apakah bahan pembelajaran dalam buku teks tesebut layak atau tidak untuk digunakan siswa di sekolah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi masalah adalah apakah pemakaian ketiga penerbit buku tersebut bagus untuk bahan pembelajaran siswa di sekolah.
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah bertujuan untuk memperjelas arah dan tujuan dari suatu masalah yang akan diteliti sehingga tidak menimbulkan kekeliruan. Untuk lebih mengarahkan penguraian, sesuai dengan latar belakang dan tuntutan menetapkan masalahnya sehingga ada yang menjadi arahan sebagai pedoman yang jelas dan tegas dalam mengambil keputusan. Maka dari itu disini penulis hanya menguji tiga penerbit buku saja yaitu: erlangga, yudhistira dan grafindo.
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Analisis Variansi
Analisis varians dipergunakan untuk menguji perbedaan rata-rata hitung jika kelompok sampel yang diuji lebih dari dua buah yang berasal dari populasi yang berbeda. Namun, jika dikehendaki ia dapat juga dipergunakan walau kelompok itu hanya dua buah. Dengan demikian, anova dapat dipandang sebagai teknik t-tes yang diperluas. Hasil perhitungan uji analisis varians dinyatakan dengan nilai F (Nurgiyantoro, 2002).
Analis ragam yaitu suatu metode untuk menguraikan keragaman total data menjadi komponen-komponen yang mengukur berbagai sumber keragaman. Percobaan analisis ragam akan memperoleh dua komponen yaitu komponen mengukur keragaman yang disebabkan oleh alat percobaan dan komponen mengukur keragaman yang disebabkan oleh pecobaan ditambah keragaman yang disebakan oleh perbedaan varitas (Walpole, 1995).
Analisis ragam digunakan untuk menguji rata-rata dari tiga atau lebih suatu populasi. Rata-rata populasi itu sama atau tidak sama. Konsep dasar ANOVA dikemukakan oleh seorang bernama R.A. Fisher. Konsep tersebut yaitu (Subiyakto, 1994):
1. Menghitung rata-rata masing-masing grup sampel dan menjelaskan kesalahan
baku rata-rata yang hanya didasarkan pada beberapa rata-rata sampel. 2. Formulasinya adalah:
3. Menghitung varian secara terpisah didalam masing-masing kelompok sampel dan berkaitan dengan masing-masing rata-rata kelompok. Kemudian menyatukan nilai-nilai varian yang terimbang (n-1) untuk masing-masing sampel. Prosedur tertimbang untuk varian ini adalah perluasan dari prosedur untuk mengombinasikan dan menimbang dua varian sampel. Hasil stimasi varian populasi disebut kuadrat rata-rata didalam kelompok-kelompok (MSW).
4. Jika hipotesis nol: benar, kuadrat rata-rata MSB dan MSW merupakan estimator yang tak bias dan independent dari varian
populasi yang sama. Akan tetapi, jika hipotesis nol tidak diterima maka nilai harapan MSB lebih besar dari MSW. Sedikit saja ada perbedaan diantara rata-rata populasi akan membesarkan MSB walaupun tidak berpengaruh pada MSW.
5. Berdasarkan pada pengamatan konsep 4 distribusi F dapat digunakan untuk menguji perbedaan dua varian. Suatu pengujian satu sisi diperlukan distribusi F. Dalam menemukan nilai F, dapat menggunakan rumus:
Apabila nilai rasio F berada di daerah penolakan untuk tingkat signifikan tertentu maka hipotesis tentang kesamaan beberapa rata-rata sampel berasal dari populasi ditolak.
2.2 Asumsi-Asumsi Dasar Analisis Ragam
Analisis varians adalah suatu teknik yang dipakai untuk membandingkan dua atau lebih parameter populasi. Teknik ini sering dipakai untuk penelitian terutama pada rancangan penelitian eksperimen, penelitian-penelitian yang memiliki implikasi pengambilan keputusan untuk menggunakan teknologi baru, prosedur-prosedur baru dan kebijakan baru. Asumsi-asumsi dasar yang dikemukakan sarwoko yaitu:
2. Tiap-tiap populasi memiliki distribusi normal dengan yang sama atau
berbeda dan memiliki varians yang sama.
Hasil perhitungan analisis varians yang dipergunakan untuk menguji hipotesis tentang signifikansi perbedaan rata-rata hitung dapat dimanfaatkan dan digeneralisasikan jika ia memenuhi beberapa asumsi dasar. Ada tiga asumsi dasar yaitu (Nurgiantoro, 2002):
1. Subjek yang menjadi anggota kelompok-kelompok harus dipilih secara acak. Dengan cara ini semua objek anggota sebuah populasi berpeluang sama untuk terpilih menjadi sampel. Sampel yang diambil secara acak dapat menghindari bias hasil analisis statistik. Sebaliknya, sampel yang ditentukan dengan cara memihak, misalnya sengaja memilih siswa yang tergolong pintar agar rata-rata hitung yang diperoleh dalam suatu kelompok tinggi sehingga nilai F yang diperoleh signifikan, hasilnya akan bias dan tidak mencerminkan keadaan populasi yang akan menjadi tempat penggeneralisasinya.
2. Skor-skor hasil pengukuran memiliki distribusi normal. Dalam menentukan kenormalan suatu distribusi skor hasil pengukuran perlu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas dapat dilakukan lewat beberapa cara dan salah satunya yang ditunjukan dalam bab ini adalah lewat teknik chi kuadrat.
3. Varians populasi tiap kelompok bersifat homogen atau tidak berbeda secara signifikan. Untuk menguji homogenitas varians-varians tersebut perlu dilakukan uji statistic (test of variance) pada distribusi skor kelompok-kelompok yang bersangkutan.
2.3 Analisis RagamSatu Arah
Menurut Subiyakto analisis varians satu arah atau one way analysis of
variance dapat digunakan untuk pengujian perbedaan antara (k) rata-rata sampel
Persamaan linear yang menggambarkan model uji satu arah yaitu:
Keterangan :
μ = Rata-rata keseluruhan dari semua k populasi klasifikasi. = Efek klasifikasi dalam k kelompok.
ikk
e = Kesalahan acak yang bergabung dalam proses sampling.
Hipotesis nol dan hipotesis alternative untuk ANOVA satu arah yaitu: H0 k Ha 0
Jika hipotesis nol diterima, berarti:
2.4 Analisis Ragam Dua Arah
Jika dalam anova satu arah hanya dimaksudkan sebagai menguji signifikansi perbedaan rata-rata hitung satu klasifikasi saja, dalam anova dua arah atau klasifikasi ganda, yang diuji itu lebih dari satu macam. Anova dua arah dapat terdiri 1,2,3, atau lebih klasifikasi tergantung dari desain yang direncanakan. Pengujian banyak kelompok yang melibatkan klasifikasi gandan akan menjanjikan perolehan informasi yang lebih banyak dan lebih teliti.
Dalam analisis varians dua arah, baik perhitungan berdasarkan kolom maupun baris, keduanya sama-sama dilakukan, karena ada lebih dari satu efek yang dihitung. Keduanya merupakan variabel independen atau faktor-faktor yang masing-masing mempunyai efek. Dengan demikian, akan didapatkan perhitungan-perhitungan X, X2,X
untuk kolom (faktor A) dan untuk baris (faktor B). Bahkan masih ada sumber variasi baru sebagai akibat adanya interaksi dari faktor A dan faktor B yang disebut sebagai efek interaksi (faktor A vs B).2.5 Pengujian Hipotesis
Langkah-langkah pengujian klasifikasi adalah sebagai berikut (Hasan, 2002):
k
H0:12 3....
k
H1:1 2 3 ....
2. Menentukan taraf nyata (α) beserta F table.
Taraf nyata (α) ditentukan dengan derajat pembilang (v1) dan derajat
H ditolak apabila
) . .( 0
F
v1v2F
4. Membuat analisis varians dalam bentuk table ANOVA
Sumber
Untuk ukuran sampel yang sama banyak digunakan:
JKT =
Untuk ukuran sampel yang tidak sama banyak digunakan:
JKE = JKT-JKK Derajat bebas eror = N-k k = Kolom.
n = Baris.
5. Membuat Kesimpulan
Menyimpulkan bahwa H0diterima atau ditolak dengan membandingkan antara langkah ke-4 dengan criteria pengujian pada langkah ke-3.
BAB 3
ANALISIS DATA
belajar tersebut kepada delapan orang guru yang ahli di bidangnya masing-masing.
GURU PENERBIT BUKU
ERLANGGA YUDHISTIRA GRAFINDO
1 87 58 81
2 80 63 62
3 74 64 70
4 82 75 64
5 74 70 70
6 81 73 71
7 97 80 92
8 71 62 62
JUMLAH 646 545 572 1763
Tabel 3.1
1. Hipotesis:
H0:12 3....k
(Tidak ada bahan pembelajaran yang bagus antara ketiga penerbit buku)
k
H1:12 3 ....
(Ada salah satupenerbit yang bahan pembelajarannya paling bagus untuk siswa)
2. Taraf nyata:
Derajat bebas perlakuan : k-1 = 3-1 = 2
Derajat bebas galat : k(n-1) = 3(8-1) = 3(7) = 21
Derajat bebas total : nk-1 = (8.3)-1 = 23
= 130.190,63 – 129.507,04 = 683,59
JKG = JKT – JKP
= 2.325,96 – 683,59 = 1.642,37
KRP =
KRG =
F. Hitung =
TABEL ANAVA Sumber Variansi
Derajat Bebas
Jumlah
Kuadrat Kuadrat Rata-Rata F. Hit
Perlakuan 2 683,59 341,80
4,37
Galat 21 1.642,37 78,21
Total 23 2.325,96
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan sebelumnya pada Bab 3,
maka hasil yang diperoleh adalah F. Hitung = 4,37 > F(0,05 ; 2,21) = 3,47 maka
DAFTAR PUSTAKA
Walpole, Ronald E. 1995. Pengantar Statistika. Edisi ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka utama.