• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA S"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA

SUKU DAYAK MUALANG

Dosen : Ibu Hanny Purnamasari, S.Sos., M.AP.

Di Susun Oleh: Yoga Trisna Rusdiansyah

1710631180158

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

PRODI ILMU PEMERINTAHAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan inayah-Nya serta nikmat sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Sosial Budaya Indonesia dengan selesai. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya Amin.

Saya menyampaikan terima kasih kepada dosen mata kuliah SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA, yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, sehingga saya dapat menyelesaikannya makalah ini dengan tepat waktu. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

(3)

DAFTAR ISI

Cover...i

Kata pengantar...ii

Daftar isi...iii

Daftar gambar...iv

BAB I PENDADULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...1

1.3 Tujuan...2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Teknologi...5

2.2 Bahasa...5

2.3 Mata Pencaharian...6

2.4 Sistem Pengetahuan...6

2.5 Religi atau Keagamaan...7

2.6 Sistem Kemasyarakatan...8

2.7 Kebudayaan...9

BAB III PENUTUP...8

Daftar Pustaka...v

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. Ladang Suku Dayak Mualang...5

Gambar 3. Kesenian Suku Dayak Mualang 7

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.487 pulau, oleh karena itu ia di sebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006. Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia, meskipun secara resmi bukanlah negara. Indonesia mempunya keberagaman aneka hayati mulai dari berbagai macam suku, ras, maupun agama. Keberagaman inilah yang tidak dimiliki oleh negara lain. Berbicara suku, ada salah satu suku tertua di Indonesia yakni suku Dayak Mualang yang terletak di sebagian besar Provinsi Kalimantan Barat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah diatas tim penulis dapat menyimpulkan perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penggunaan teknologi dan peralatan yang di gunakan Suku Dayak Mualang?

2. Bahasa apa saja yang digunakan Suku Dayak Mualang?

3. Mata pencaharian apa yang dilakukan oleh Suku Dayak Mualang?

4. Sejauh mana sistem pengetahuan yang diketahui oleh Suku Dayak Mualang? 5. Kepercayaan seperti apa yang ada pada Suku Dayak Mualang?

6. Sistem kemasyarakatan yang ada di Suku Dayak Mualang seperti apa?

7. Kesenian apa saja yang ada pada Suku Dayak Mualang?

(6)

2

1.3

Tujuan

Berdasarkan masalah diatas tim penulis dapat menyimpulkan perumusan masalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dampak penggunaan teknologi dan peralatan yang digunakan Suku Mualang.

2. Untuk mengetahui bahasa apa saja yang digunakan Suku Mualang. 3. Untuk mengetahui mata pencaharian yang dilakukan oleh Suku Mualang. 4. Untuk mengetahui sistem pengetahuan yang diketahui oleh Suku Mualang. 5. Untuk mengetahui kepercayaan yang di anut oleh Suku Mualang.

(7)

4 kepercayaan, dan adat istiadat yang masih berlaku serta menjadi ciri khas masing masing daerah di Indonesia.

Suku Dayak Mualang adalah salah satu sub suku Dayak Ibanic yang mendiami Kabupaten Sekadau dan Kabupaten Sintang di Kalimantan Barat, Indonesia, yaitu Kecamatan :

1. Belitang Hilir, Sekadau

2. Belitang, Sekadau

3. Belitang Hulu, Sekadau

4. Sepauk, Sintang dan sekitarnya

Dayak Mualang Kalbar bermukim di wilayah Sungai belitang dan Sungai Ayak yang merupakan anak sungai Kapuas. Tertelak diantara wilayah Sanggau (sekarang Sekadau) dan Sintang. Jumlah Suku Dayak ini kurang lebih 65.000 jiwa (Florus,1992)

(8)

5

2.1 Penggunaan teknologi dan peralatan Suku Dayak Mualang.

1. Suku Dayak Mualang dengan senjata Mandaunya terkenal kejam dan ahli dalam peperangan, kelompok klan mereka melawan bangsa-bangsa lain yang datang ke pulau kalimantan, termasuk bangsa Melayu dan Bangsa Austronesia, karena seringnya peperangan antar klan dan bangsa-bangsa yang datang ke pulau kalimantan, Pedang mandau menjadi terkenal dengan bilah senjatanya yang tajam dan digunakan untuk memenggal kepala musuh-musuhnya

2. Lonjo/Tombak. Dibuat dari besi dan dipasang atau diikat dengan anyaman rotan dan bertangkai dari bantu atau kayu keras.

3. Telawang/Perisai. Terbuat dari kayu ringan, tetapi liat. Ukuran panjang 1-2 meter dengan lebar 30-50cm. sebelah luar diberi ukiran atau lukisan dan mempunyai makna tertentu. Disebelah dalam dijumpai tempat pegangan.

2.2 Bahasa yang digunakan Suku Dayak Mualang

Segi bahasa yang mereka gunakan dalam melakukan komunikasi antara satu sama lain di kelompok Ibanic ada beberapa macam yaitu desa, kantuk, ketungau, bugao, sebaruk, seberuang serta kelompok lainya yang termasuk ke dalam Ibanic.

(9)

6

2.3 Mata pencaharian yang dilakukan Suku Dayak Mualang

Gambar 1. Ladang di Suku Dayak Mualang

Masyarakat Dayak Mualang umumnya adalah petani ladang berpindah. Panen hanya satu kali sekali dalam setahun. Di ladang, selain menanam padi juga ditanami ubi kayu, jagung, dan berbaai jenis rempah-rempahan. Jenis padi yang ditanam pun beragam. Musim panen padi antara bulan Maret sampai bulan Mei. Musim menebas, menebang dan membakar untuk berladang antara bulan Juni sampai bulan Agustus. Bulan Agustus akhir sampai bulan September musim menanam padi atau disebut juga menuga. Musim merumput hingga menanam padi hingga bunting, antara bulan Nopember hingga Januari.

2.4 Sistem pengetahuan Suku Dayak Mualang

(10)

7

2.5 Sistem Kepercayaan Suku Dayak Mualang

Masyarakat Mualang meyakini adanya kekuatan dan kekuasaan Ilahi. Mereka mempercayai bahwa alam semesta ini ada yang menguasainya sehingga manusia (masyarakat Mualang) harus menghormati dan meminta restu kepada Yang Maha Kuasa agar diperkenankan memanfaatkan alam semesta serta isinya. Mereka menyebut Yang Maha Kuasa itu adalah Petara yakni penguasa utama jagad raya beserta isinya. Petara ini berada di langit tingkat ke tujuh. Ia mempunyai enam asisten yakni pertama, Petara Seniba, berada di langit. Bertugas menguasai langit juga bumi. Ia adalah asisten pertama Petara. Kedua, Puyang Gana, penguasa tanah. Setiap aktivitas penguasaan tanah untuk berladang atau berkebun harus meminta izin kepada Puyang Gana. Ketiga, Raja Juata, penguasa lubuk dan sungai. Keempat, Daranimia, penguasa lalausebagai tempat lebah penghasil madu bersarang. Lalau adalah nama atau sebutan untuk pohon yang biasa sebagai tempat lebah madu bersarang (bahasa Mualang: muanyik). Kelima, adalah Dara Kiarak. Biasa juga disebut Antu Buta’. Ia menguasai pohon Kiara’ (Latin: ficus. Indonesia: beringin). Keenam adalah Kama’ Baba. Ia menguasai rimba.

Pengaruh agama Islam terhadap agama asli masyarakat Mualang mulai terjadi sekitar abad XIV pada masa pemerintahan Pangeran Nata.[13] Pangeran Nata yang berkuasa dan berkedudukan di Nanga Belitang waktu itu tidak begitu gencar dan fanatik Islam. Di samping itu masyarakat Mualang memang diberi otonomi khusus untuk mengurus dirinya termasuk masalah agama.

Agama Katolik dan Protestan masuk di daerah Mualang tahun 1940-an. Lebih awal agama Protestan. Pusat penyebarannya di daerah Mualang Hulu. Agama Katolik mulai disebarkan tahun 1940 di Mualang Hilir dan pusat penyebarannya di Janang Ran kecamatan Belitang Hilir.[14]

(11)

8

Banyak perubahan yang sangat fundamental ketika kedua agama ini menancapkan dan mendoktrinkan ajarannya. Kebudayaan Mualang nyaris berubah 70%. Masyarakat Mualang meninggalkan agama asli, tidaklah mengherankan apabila sekarang 90% masyarakat Mualang beragama Kristen Katolik dan Protestan, dan 10%-nya beragama asli dan Islam.

2.6 Sistem kemasyarakatan di Suku Dayak Mualang

 Berdasarkan kehidupan yang berjalan di Tampun Juah, penggolongan masyarakatnya dibagi menjadi tiga stratifikasi antara lain:

 Bangsa Suka atu disebut juga Bangsa Masuka yang termasuk ke dalam purih raja yaitu kaum kaya. Kaum ini merupakan kumpulan orang yang termasuk memiliki harta cukup untuk kehidupannya serta mempunyai kerabat yang merupakan salah satu orang penting seperti purih raja.

 Bangsa melur. Bangsa ini merupakan masyarakat yang biasa atau termasuk ke dalam kaum bebas. Kaum ini merupakan kumpulan orang-orang yang dalam kehidupannya termasuk ke dalam ekonomi sedang atau scenderung termasuk ke bagian menengah bawah. Namun meskipun mereka adalah orang yang menengah ke bawah dalam masalah ekonomi, utang piutang tidak terjadi dalam kehidupan mereka.

 Bangsa melawang. Bangsa ini merupakan masyarakat yang termasuk ke dalam golongan biasa atau kaum miskin. Kaun ini merupakan kumpulan orang-orang yang dalam perjalanan kehidupannya mempunyai ikatan sebagai karyawan kontrak dan ekonomi yang miskin. Bahkan mereka selalu bergelut dengan masalah hutang piutang untuk memenuhi segala kebutuhan yang ada di dalam kehidupanya . Memang mereka menerima kontrak kerja semata-mata untuk membebaskan mereka dari berbagai macam hutang yang ada pada mereka. Hanya satu keinginan mereka yaitu tidak mempunyai lilitan hutang piutang.

Hukum Perkawinan

(12)

9

dan Sangka yang kawin masih dalam saudara sepupu. Peraturan itu akhirnya diubah ketika salah satu seorang Putri Petara Seniba sendiri yang membuat kesalahan.

2.7 Sistem kesenian di Suku Dayak Mualang

Gambar 3. Tari Ajat Temuai Datai

(13)

10

(14)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Suku Dayak Mualang adalah salah satu sub Suku Dayak Ibanic, Terdapat hubungan kultur yang erat antara Dayak Mualang dan Iban atau Batang Lupar Kalbar dan Sarawak seperti halnya juga dengan kelompok Kapuas bagian tengah seperti: Kantuk, Seberuang, Desa, dan kelompok-kelompok Dayak Ketungau Basin: seperti Banyur, Tabun, dan Bugau. Pada masa lalu masyarakat yang kini disebut Mualang ini hidup dan bergabung dengan kelompok serumpun Iban lainnya dan masa itu mereka tergabung sebagai masyarakat Pangau Banyau ( kumpulan orang-orang khayangan dan manusia ) kemudian kesemuanya itu disebut Urang Negeri Panggau/Orang Menua artinya orang yang berasal dari tanah ini (Borneo). Masyarakat Suku Dayak Mualang ini mudah membaur dengan masyarakat non Mualang.

Masyarakat Suku Mualang modern telah membaur dengan suku suku disekitarnya, pendidikan di Suku Mualang pun sudah disetarakan dengan pendidikan setempat sehingga tidak menjadi daerah tertinggal.

(15)

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Mualangmiga 3 Oktober, 2009.

https://mualangmiga.wordpress.com/category/artikel-2

Maquet, J. Introduction to Aesthetic Anthropology, 1971, dalam Metode Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa. Oleh Soedarsono, R.M. Bandung : MSPI, 2001.

Rasheed Muzzafar 14 Desember, 2013

http://dayakofborneo.blogspot.co.id/2013/07/suku-dayak-mualang.html

Gambar

Gambar  1. Ladang di Suku Dayak Mualang
Gambar  3. Tari Ajat Temuai Datai

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu dengan mengkaji ekologi administrasi negara yang merupakan salah satu cabang ilmu administrasi, kita dapat menerangkan hubungan timbal balik yang terjadi

Kemudian kawasan Pecinan Karena terdapat beragam keunikan yang dapat dijumpai dalam berbagai aspek, baik aspek sosial, budaya, agama, dan ekonomi yang ada di kawasan Pecinan inilah,