Adendum Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
RUMAH SAKIT DAERAH BALUNG
Jl. Rambipuji No.19, Telp.(0336) 621595 Fax. (0336) 623877BALUNG – JEMBER
A D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N
Nomor: 903/Adendum 1-196.b/Pan/35.09.611/2013
Tanggal: 26 Agustus 2013
untuk
PENGADAAN JASA KONSTRUKSI
Pekerjaan
BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI/PEMBELIAN BANGUNAN SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN BELANJA MODAL PENGADAAN
JASA KONSTRUKSI REHABILITASI GEDUNG RUANG VIP RSD BALUNG KABUPATEN JEMBER APBD TAHUN ANGGARAN 2013
Panitia
PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA RSD BALUNG KABUPATEN JEMBER
BAB I. UMUM...tetap
BAB II. PENGUMUMAN PEMILIHAN LANGSUNG DENGAN PASCAKUALIFIKASI...BERUBAH
Adendum Pengumuman pelelangan yang tercantum dalam aplikasi SPSE
Pada Aplikasi SPSE nama pekerjaan
Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Rehabilitasi Gedung Ruang VIP RSD Balung Kabupaten Jember APBD Tahun Anggaran 2013
Pada Aplikasi SPSE nama pekerjaan BERUBAH menjadi:
Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan Sarana dan Prasarana Kesehatan Belanja Modal Pengadaan Jasa Konstruksi Rehabilitasi Gedung Ruang VIPBAB III INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
A. UMUM...tetap
1. Lingkup Pekerjaan ...tetap
2. Sumber Dana ...tetap
3. Peserta Pelelangan ...tetap
4. Larangan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) serta Penipuan ...tetap
5. Larangan Pertentangan Kepentingan ...tetap
6. Pendayagunaan Produksi Dalam Negeri ...tetap
7. Satu Penawaran Tiap Peserta ...tetap
B. DOKUMEN PENGADAAN
8. Isi Dokumen Pengadaan ...tetap
9. Bahasa Dokumen Pengadaan ...tetap
10.Pemberian Penjelasan ...tetap
11.Perubahan Dokumen Pengadaan ...tetap
12.Perubahan Waktu ...tetap
C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN DAN KUALIFIKASI
13.Biaya dalam Penyiapan Penawaran dan Kualifikasi ...tetap
14.Bahasa Penawaran ...tetap
15.Dokumen Penawaran ...tetap
16.Harga Penawaran ...tetap
17.Mata Uang Penawaran dan Cara Pembayaran ...tetap
18.Masa Berlaku Penawaran dan Jangka Waktu Pelaksanaan ...tetap
19.Pengisian Dokumen Isian Kualifikasi ...tetap 20.Pakta Integritas ...tetap
21.Jaminan Penawaran (dipersyaratkan) ...tetap 22.Bentuk Dokumen Penawaran ...tetap D. PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN
23.Penyampulan dan Penandaan Sampul Penawaran ...tetap
24.Penyampaian Dokumen Penawaran ...tetap
25.Batas Akhir Waktu Pemasukan Penawaran ...tetap
E. PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN
26.Pembukaan Penawaran ...tetap
28.Evaluasi Kualifikasi ...tetap
29.Pembuktian Kualifikasi ...tetap F. PENETAPAN PEMENANG PELELANGAN
30.Penetapan dan Pengumuman Pemenang ...tetap
31.Sanggahan ...tetap
32.Sanggahan Banding ...tetap G. PENUNJUKAN PEMENANG
33.Penunjukan Penyedia/Jasa ...tetap
34.BAHP dan Kerahasiaan Proses ...tetap
H. PELELANGAN GAGAL
35.Pelelangan Gagal ...tetap I. JAMINAN PELAKSANAAN
36.Jaminan Pelaksanaan ...tetap J. PENANDATANGANAN KONTRAK
BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN ...BERUBAH
LEMBAR DATA PEMILIHAN ...BERUBAH
A. LINGKUP
PEKERJAAN 1. Panitia Pengadaan : ...tetap
2. Alamat Panitia Pengadaan : ...tetap
3. Website : ...tetap
4. Website LPSE : ...tetap
5. Nama paket pekerjaan:
Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan Sarana dan Prasarana Kesehatan Belanja Modal Pengadaan Jasa Konstruksi Rehabilitasi Gedung Ruang VIP RSD Balung Kabupaten Jember APBD Tahun Anggaran 2013.
Uraian singkat pekerjaan :
Melanjutan Kegiatan Pembangunan Gedung PAT yaitu Rehabilitasi Gedung Ruang VIP RSD Balung Kabupaten Jember APBD Tahun Anggaran 2013
Nama Paket Tetap :
Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan Sarana dan Prasarana Kesehatan Belanja Modal Pengadaan Jasa Konstruksi Rehabilitasi Gedung Ruang VIP RSD Balung Kabupaten Jember APBD Tahun Anggaran 2013
Uraian Singkat Pekerjaan Berubah :
Dalam rangka peningkatan fungsi gedung eks Melati Kelas III (Gedung Ruang VIP) yaitu Merehabilitasi Gedung Ruang VIP menjadi Pusat Pelayanan Mata di RSD Balung Kabupaten Jember. 6. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan: ...tetap
PENAWARAN
I. JAMINAN
PENAWARAN ...tetap
J. JADWAL PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN
...tetap
K. BATAS AKHIR WAKTU PENYAMPAIAN PENAWARAN
...tetap
L. PEMBUKAAN PENAWARAN
...tetap
M. EVALUASI PENAWARAN
...tetap
N. SANGGAHAN, SANGGAHAN BANDING DAN PENGADUAN
...tetap
O. JAMINAN SANGGAHAN BANDING
...tetap
P. JAMINAN
PELAKSANAAN ...tetap Q. JAMINAN
Bab V. LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)
LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)
A. Lingkup Kualifikasi
Nama Panitia : ...tetap.
Alamat Panitia : ...tetap
Website: ...tetap
Website LPSE : ...tetap
Nama Paket Pekerjaan : Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan Sarana dan Prasarana Kesehatan Belanja Modal Pengadaan Jasa Konstruksi Rehabilitasi Gedung Ruang VIP RSD Balung Kabupaten Jember APBD Tahun Anggaran 2013
B. Persyaratan Kualifikasi
BAB VI BENTUK DOKUMEN PENAWARAN
A. PERUBAHAN BENTUK SURAT PENAWARAN (CONTOH)
[KOP BADAN USAHA]
Nomor : _______, _____________ 20___
Lampiran :
Kepada Yth.:
Panitia Pengadaan Barang/Jasa RSD Balung Kabupaten Jember APBD Tahun Anggaran 2013.
Jl. Rambipuji No. 19 Balung-Jember
di
Balung-Jember
Perihal : Penawaran Pekerjaan Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan Sarana dan Prasarana Kesehatan Belanja Modal Pengadaan Jasa Konstruksi Rehabilitasi Gedung Ruang VIP RSD Balung Kabupaten Jember APBD Tahun Anggaran 2013.
Sehubungan dengan pengumuman Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi dan Dokumen Pengadaan nomor: _________________ tanggal ______________ dan setelah kami pelajari dengan saksama Dokumen Pengadaan dan Berita Acara Pemberian Penjelasan [serta adendum Dokumen Pengadaan], dengan ini kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan Sarana dan Prasarana Kesehatan Belanja Modal Pengadaan Jasa Konstruksi Rehabilitasi
Gedung Ruang VIP RSD Balung Kabupaten Jember APBD Tahun Anggaran 2013 sebesar
Rp_______________ (__________________________).
Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas.
Penawaran ini berlaku selama _______( ______ ) hari kalender terhitung sejak batas akhir pemasukan dokumen penawaran.
Sesuai dengan persyaratan Dokumen Pengadaan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan:
1. Hasil pemindaian (scan) Jaminan Penawaran asli; 2. File/scan daftar kuantitas dan harga;
3. File/scan dokumen penawaran teknis yang terdiri dari: a. Metode Pelaksanaan;
b. Jadwal Waktu Pelaksanaan; c. Daftar Personil Inti;
d. Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan utama minimal yang dibutuhkan;
e. Spesifikasi Teknis (apabila dibutuhkan); dan
4. [Formulir rekapitulasi perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), apabila memenuhi syarat untuk diberikan preferensi harga]; dan
5. Dokumen Kualifikasi
6. Perubahan Dokumen lain yang dipersyaratkan :
a. Surat Pernyataan bahwa perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan kegiatan usahanya;
b. Surat Pernyataan bahwa salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya tidak masuk dalam Daftar Hitam;
c. Surat Pernyataan Kebenaran Dokumen yang disampaikan;
d. Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan dalam LDP;
e. Surat Pernyataan Kesanggupan Mematuhi Seluruh Peraturan yang berlaku; f. Pra RK3.
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan.
PT/CV...
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
B. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS
Dokumen Penawaran Teknis
[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]
1). Penjelasan Metode Penanganan Keselamatan Kerja yang akan dilaksanakan apabila terjadi kecelakaan kerja ditempat kerja (disi sesuai contoh tabel CONTOH BENTUK PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA-RK3K);
2). Struktur Organisasi Program Keselamatan Kerja Perusahaan dalam
Pelaksanaan Proyek;
3). Surat Pernyataan Kesanggupan untuk Pelaksanaan Program K3;
4). Surat Pernyataan Kesanggupan membuat/mengurus JAMSOSTEK untuk
seluruh tenaga kerja Proyek tanpa terkecuali;
5). Surat Penugasan Personil Sebagai Koordinator Keselamatan Kerja pada
Pelaksanaan Proyek yang akan dilaksanakan.
Perubahan Nomor 7 (No.7 ) Dokumen Penawaran Teknis yang dimaksud bukan Pra RK3 tetapi yang dimaksud adalah Dokumen lain yang dipersyaratkan dengan perincian sebagai berikut:
7. Dokumen lain yang dipersyaratkan :
1). Surat Pernyataan bahwa perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan kegiatan usahanya;
2). Surat Pernyataan bahwa salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya tidak masuk dalam Daftar Hitam;
3). Surat Pernyataan Kebenaran Dokumen yang disampaikan;
4). Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan dalam LDP;
5). Surat Pernyataan Kesanggupan Mematuhi Seluruh Peraturan yang berlaku 6). Pra RK3K:
1) Penjelasan Metode Penanganan Keselamatan Kerja yang akan
dilaksanakan apabila terjadi kecelakaan kerja ditempat kerja (disi sesuai
contoh tabel CONTOH BENTUK PRA RENCANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA-RK3K);
2) Struktur Organisasi Program Keselamatan Kerja Perusahaan dalam
Pelaksanaan Proyek;
3) Surat Pernyataan Kesanggupan untuk Pelaksanaan Program K3;
4) Surat Pernyataan Kesanggupan membuat/mengurus JAMSOSTEK
untuk seluruh tenaga kerja Proyek tanpa terkecuali;
5) Surat Penugasan Personil Sebagai Koordinator Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Proyek yang akan dilaksanakan.
** Peralatan dan personil yang disampaikan dalam penawaran hanya untuk 1 (satu) paket pekerjaan yang dilelangkan, apabila memerlukan peralatan dan personil untuk paket pekerjaan lain harus dari peralatan dan personil yang berbeda.
** Untuk pemenuhan JAMSOSTEK wajib dilengkapi bagi pemenang lelang.
CONTOH BENTUK PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA-RK3K)...Tetap
C. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK...tetap
Contoh D. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI/PERUSAHAAN
PENJAMINAN...tetap
Contoh
E. FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI...tetap
FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI BADAN USAHA...tetap
(Formulir Isian Kualifikasi telah disediakan dalam aplikasi SPSE) ...tetap
BAB VII. PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI...tetap
(Petunjuk Pengisian Formulir Isian Kualifikasi mengikuti Petunjuk Pengoperasian (User Guide) aplikasi SPSE) ...tetap
.
BAB VIII. TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI...tetap
BAB IX. BENTUK KONTRAK
...tetapBAB X. SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK (SSUK)
...tetapBAB XI. SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
...tetap Lampiran A – Syarat-Syarat Khusus KontrakPersonil Inti dan Peralatan...tetap
- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah orang bulan] ...tetap
- Peralatan yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang disyaratkan untuk pelaksanaan pekerjaan] ...tetap
Bab XII. Spesifikasi Teknis...tetap
BAB XIV. BENTUK DOKUMEN LAIN
...tetapA. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA/ JASA (SPPBJ) ...tetap B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) ...tetap
...tetap
...tetap
Adendum Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana kerja dan syarat – syarat ini meliputi ruang lingkup pekerjaan, antara lain :
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan Beton
Pekerjaan Plesteran dan Benangan
Pekerjaan Kayu
Pekerjaan Kunci dan Kaca
Pekerjaan Lantai
Pekerjaan Plapon
Pekerjaan Rangka Penutup Atap
Pekerjaan Kusen Aluminium dan Dinding Partisi
Pekerjaan Cat
Pekerjaan Instalasi Tata Udara Pekerjaan Sanitair
Pekerjaan Instalasi Listrik
Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan/dilihat dan tercantum pada Bill of Quantity
PASAL 2
PERATURAN TEKNIS UMUM.
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan lembar-lembar ketentuan – ketentuan dan Peraturan seperti yang tercatum dalam Normalisasi Indonesia ( NI ), Standart Industri Indonesia ( SII ) dan Peraturan – Peraturan Nasional lainnya yang termasuk segala perubahan-perubahannya hingga kini, antara lain seperti :
a. Pedoman Pelaksanaan APBD / PERPRES NO. 54 Tahun 2010.
b. Peraturan Beton Indonesia SKSNI T15 – 1991 – 03
c. Peraturan Muatan Indonesia PMI-NI -18-1970.
d. Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8-1970).
e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI ) 1971.
f. Standart Industri Indonesia ( SNI ).
g. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 1987.
h. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1972).
i. Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
j. Peraturan Perburuhan Indonesia (tentang pengerahan tenaga kerja) antara lain tentang larangan memberi kesempatan kerja kepada anak-anak dibawah umur.
k. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
KEP. 174/MEN/ 86, Tanggal 4 maret 1986 104/KPTS/1986
tentang : Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tempat kegiatan konstruksi.
m. Surat Gubernur Nomor : 188/18274/104/1993, tanggal 27 Desember 1993.
Tentang : Petunjuk teknis pemungutan retribusi hasil produksi pertambangan bahan galian golongan C di Propinsi Jawa Timur.
n. Peraturan Pemerintah Daerah No.12 tahun 2006 dan Peraturan Bupati No.49 tahun 2006
tentang Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB )
PASAL 3
PENJELASAN RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
A. Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini beserta gambar kerjanya digunakan sebagai pedoman
dasar ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Gambar – gambar detail merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
B. Jika terdapat perbedaan – perbedaan antara Gambar kerja dengan Rencana Kerja dan Syarat ini, maka Pemborong berkewajibkan menanyakan secara tertulis kepada Perencana / Direksi, dan Pemborong diwajibkan mentaati keputusan Perencana / Direksi yang bersangkutan.
C. Jika ada perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail, maka gambar detail yang menjadi pedoman.
D. Apabila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan yang dipakai dalam RKS
tidak sesuai dengan gambar, maka RKS yang menjadi Pedoman.
E. Apabila terdapat skala gambar dan ukuran gambar yang tidak sesuai, maka ukuran dengan
angka yang dipergunakan.
F. Sebelum melaksanakan pekerjaan Pemborong diharuskan meneliti kembali semua dokumen
yang ada ( Gambar Kerja dan Syarat-syarat ) untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat Penjelasan.
PASAL 4
PEKERJAAN PERSIAPAN
4.1 Keterangan Umum
Bagian ini mencakup sarana-sarana pelengkap untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan 4.2 Keadaan Lokasi
Kontraktor yang memenangkan lelang tidak berhak mengadakan keberatan apapun atas keadaan lokasi proyek,sebelum menghitung anggaran / biaya.
4.3 Pengukuran / ueitzeit dan pasangan bowplang
a.Ketetapan letak bangunan diukur dibawah pengawasan konsultan pengawas dengan patok permanen yang dipancang kuat-kuat dan tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin dari konsultan pengawas.
b.Kontraktor wajib menyediakan Theodolith berikut juru ukurnya agar dapat senantiasa memantau posisi titik-titik struktur yang penting dan piel bangunan.
c.Kontraktor sebelum memulai pekerjaan pemasangan bowplang, agar terlebih dahulu membersihkan lokasi dari puing-puing yang ada disekitar bangunan yang akan dibangun. d.Papan bowplang terbuat dari kayu meranti.Untuk patok dengan ukuran 5/7 cm serta
penyipat datar dari papan ukuran 3/20 cm yang bagian atasnya diserut/diketam hingga merupakan garis lurus,dipasang diluar galian dengan jarak dari as galian 1,5 m atau sesuai keadaan dengan ketinggian piel / duga lantai yang telah ditentukan pada gambar
Adendum Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi
f. Bila terjadi tidak kesesuaian antara batas-batas letak tanah yang tersedia dengan apa yang tertera didalam gambar,maka kontraktor harus segera memberitahukan secara tertulis kepada pejabat pembuat komitmen dan direksi untuk mendapat persetujuan.
4.4 Air kerja dan Listrik kerja
Yang dimaksud dengan air kerja adalah air untuk pencapuran dalam pelaksanaan pekerjaan.Air untuk adukan beton sebelumnya harus dimintakan persetujuan konsultan pengawas disertai hasil test laboratorium.
Kontraktor harus menyediakan instalasi listrik dan air kerja atas biaya kontraktor sendiri. 4.5 Kantor kontraktor,gudang.
Kontraktor menyiapkan Kantor,gudang dalam tapak seperti yang ditentukan guna pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak.
Kontraktor harus menjamin sedemikian rupa sehingga seluruh fasilitas / bahan yang diperlukan dapat terhindar dari kerusakan.
4.6 Papan Pemberitahuan
Kontraktor atas biaya sendiri harus mendirikan sebuah papan pemberitahuan di tempat yang akan ditentukan oleh konsultan pengawas / Managemen konstruksi.
Tulisan dan gambar pada papan harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Dinas Pekerjaan Umum setempat.
4.7 Obat P.P.P.K ( P3K )
Kontraktor wajib menyiapkan obat-obatan dan keperluan lain yang berhubungan dengan pertolongan pertama kepada kecelakaan ( P3K ) yang selalu siap dipergunakan.
4.8 Keamanan dan tata tertib lapangan.
Kontraktor diwajibkan mengadakan pengamanan lokasi pekerjaan antara lain mengadakan penjagaan siang-malam,penerangan malam,penyediakan pemadam kebakaran sesuai ketentuan dan jaring-jaring pengamanan sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor agar menjaga tata tertib lapangan dan hanya orang-orang berkepentingan
dengan proyek saja yang diperbolehkan masuk lokasi pekerjaan.Semua hal kejadian yang tidak diinginkan agar dilaporkan kepada konsultan pengawas.
4.9 Pembersihan
Kontraktor wajib membersihkan lokasi proyek dari kotoran-kotoran yang disebabkan oleh kegiatan pekerjaan dan semua kotoran harus dibuang keluar lokasi proyek sesuai tempat yang ditunjuk oleh direksi dengan biaya kontraktor sendiri.
PASAL 5
PEKERJAAN TANAH
5.1. Lingkup Pekerjaan.
1. Tenaga kerja, Bahan dan Alat.
Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
2. Galian Tanah Pondasi.
5.2. Syarat – syarat Pelaksanaan : 1. Level Galian.
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum didalam gambar rencana. Kontraktor harus mengetahui dengan pasti hubungan antara level bangunan terhadap muka tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas maka hal ini segera didiskusikan bersama Konsultan Pengawas sebelum galian dilaksanakan. Kesalahan yang dilakukan akibat hal ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Urugan Kembali.
Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan pada bab mengenahi urugan dan pemadatan. Pekerjaan pengurugan kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas. 3. Pemadatan Dasar Galian.
Dasar galian harus rata/water pass dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahan-bahan organis lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
PASAL 6
PEKERJAAN URUGAN PASIR
6.1. Lingkup Pekerjaan.
1. Tenaga kerja, Bahan dan Alat.
Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
2. Lokasi Pekerjaan.
Pekerjaan ini dilakukan diatas dasar galian tanah, dibawah lapisan lantai keramik serta lantai kerja dan dipergunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan langsung dengan tanah.
6.2. Persyaratan Bahan 1. Bahan Urugan Pasir.
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari lumpur, tanah lempung, dan organis. Bahan ini harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
2. Air Kerja.
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan organis lainnya, serta dapat diminum. Sebelum digunakan air harus diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil uji ternyata tidak memenui syarat, maka Kontraktror wajib mencari air kerja yang memenuhi syarat.
6.3. Syarat – syarat Pelaksanaan : 1. Tebal Pasir Urug.
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka dibawah lantai kerja harus diberi Lapisan pasir urug tebal 10 cm. Pemadatan harus dilaksanakan sehingga dapat menerima beban yang bekerja.
2. Tebal Pasir Batu (Sirtu).
Adendum Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi
tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum Laboratorium. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang memadai agar dapat menghasikan kepadatan yang baik. Kodisi galian tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan selesai dilakukan. Pemadatan harus diulang kembai jika keadaan tersebut diatas tidak
memenuhi. 3. Persetujuan.
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan tersebut sudah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas / Direksi.
PASAL 7
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
7.1. Bahan :
a. Semen Portland / pc.
Semen untuk pekerjaan batu belah, batu bata, dinding dan plesteran sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan beton, yaitu kualitasnya sama dan dari produk yang sama pula.
b. Pasir.
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras.
Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5 %. Pasir harus memenuhi persyaratan PUBB 1970 atau NI-3.
c. Batu kali.
Batu kali yang digunakan adalah batu kali belah, bersudut runcing, bewarna abu-abu hitam, keras dan tidak porous.
Sebelum pelaksanaan Kontraktor harus memberikan contoh material batu kali untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas / Direksi.
d. Batu bata ( batu merah ).
Batu merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang-bidang sisinya harus datar / rata, tidak menunjukan retak-retak, pembakarannya harus merata dan matang. batu merah tersebut ukurannya harus sama, keluaran dari satu tempat pembakaran dan memenuhi persyaratan NI - 10 dan PUBB 1970.
Pekerjaan pasangan dinding batu merah harus menggunakan bata kwalitas baik dengan persetujuan Direksi/ Konsultan pengawas, dilaksanakan sesuai gambar rencana dengan spesi 1 Pc : 4 Psr dan diplester dengan campuran 1 Pc : 4 Psr. Sebelum dipasang semua bata harus direndam/disiram air hingga jenuh selanjutnya
batu bata harus basah/disiram bila akan dipasang.
Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran dengan perekat 1 Pc : 3 Psr meliputi bagian-bagian:
1. Pasangan bata dari permukaan balok sloof sampai 40 cm diatas lantai.
2. Pasangan bata yang langsung menempel pada kusen ataupun beton.
3. Semua pasangan bata yang langsung berhubungan dengan air.
4. Permukaan beton/exposed sudut tembok (Benangan) dan pinggiran tembok digunakan spesi 1 Pc : 2 pasir.
7.2. Macam-macam adukan :
a. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam perbandingan campuran seperti tersebut dibawah ini :
No Perbandingan Penggunaan
1 1 pc : 3 psr 1. Pasangan transram yang kedap air diatas
sloof s/d 40 cm diatas nol lantai (sesuai dengan gambar).
2. Pasangan Rollag
3. Plesteran dinding batu bata point 1 juga plesteran penutup pekerjaan beton pada daerah kedap air.
2 1 pc : 5 Psr Pasangan pondasi batu kali.
3 1 pc : 4 Psr Pasangan tembok tidak kedap air
7.3. Syarat-syarat pelaksanaan :
7.3.1. Pemasangan batu kali belah :
Sebelum dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari bambu atau dari kayu pada setiap pojok galian yang berbentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang yang dimaksud dalam gambar rencana.
Kecuali disebut lain pada gambar rencana, maka seluruh pasangan batu kali belah dipasang dengan perekat menggunakan campuran 1 pc : 5 Psr dan diberaben dengan perekat yang sama pada seluruh bidang sisinya.
Untuk pengikat sloof , maka pada bagian pondasi batu kali dibuat stek-stek sedalam 30 cm tiap 1.00 m dengan diameter besi 12 mm.
7.3.2. Pemasangan batu bata :
Batu bata yang akan dipasang harus direndam kedalam air hingga jenuh dan sebelum dipasang harus bebas dari segala jenis kotoran. Cara pemasangannya tidak boleh bareh (sambungan batu bata dalam satu garis lurus dengan sambungan diatasnya), dan batu bata yang pecah tidak boleh melebihi 10 %. Pemasangan dalam 1 hari tidak melebihi dari 1 meter tingginya.
Untuk pasangan setengah batu yang luasnya lebih dari 12 m2 harus diberi kerangka
penguat dari beton bertulang dengan pembesian tulang utama 4 Ø 12 mm dan beugel Ø 8 - 15 cm. Pemasangan batu bata tidak boleh diterobos perancah.
Kecuali disebut lain pada gambar rencana,maka seluruh pasangan batu bata dipasang dengan perekat dengan campuran 1 pc : 4 psr
7.3.3. Plesteran dinding dan sponeng / plesteran sudut :
Adendum Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi
dipergunakan harus sesuai dengan daftar.
Semua pekerjaan plesteran harus rata dan halus dan merupakan bidang yang tegak lurus dan siku (90°) tidak terjadi retak-retak, jika terjadi retak pemborong harus segera memperbaikinya.
Pekerjaan plesteran tembok dilaksanakan pada seluruh pekerjaan tembok baik yang
tampak langsung maupun tidak langsung antara lain pasangan tembok diatas langit-langit, tembok gevel bagian dalam dan lain sebagainya.
Kecuali disebut lain pada gambar rencana, maka seluruh plesteran menggunakan campuran 1 pc : 4 Psr.
PASAL 8
PEKERJAAN BETON BERTULANG
8.1. Lingkup Pekerjaan :
a. Bagian ini mencakup segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan spesifikasi teknis.
b. Pekerjaan yang tercakup dalam bagian ini adalah :
Bahan, alat bantu, memasang, cetakan, pembesian, dan pemeliharaan.
Perencanaan, Pelaksanaan dan Pembongkaran cetakan-cetakan beton.
Penyelesaian dan pemeliharaan beton.
Semua jenis pekerjaan yang menunjang pekerjaan beton termasuk pengangkutan, penyimpanan bahan-bahan.
Penyediaan alat bantu, seperti :
1. Alat pengaduk semen (Ready Mix / Beton Molen).
2. Alat penggetar beton (Vibrator).
3. Pompa air
4. Alat pencetak kubus beton dan Slum test. 8.2. Syarat-syarat Umum
a. Persyaratan-persyaratan konstruksi Beton, istilah teknik serta syarat-syarat pelaksanaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam bagian dokumen ini.
b. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan standart dibawah ini:
Standarat Industri Indonesia.
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (SKSNI T15 - 1991 - 03). Peraturan Muatan Indonesia tahun 1970 NI – 18
Peraturan Tahan Gempa 1982.
American Society For Testing & Material (ASTM).
c. Semua material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari direksi lapangan. 8.3. Syarat-syarat Bahan
a. Air.
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan, dan harus memenuhi NI-2 PBI-1971. Bila dipandang perlu Perencana/MK dapat meminta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa dilaboratorium pemeriksaan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
(NI 8 tahun 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar semen tidak mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI-1971.
d. Kerikil :
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971.
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
e. Besi Beton (Baja Tulangan) :
Besi beton yang digunakan adalah besi beton Ulir dengan mutu U-32 (tegangan leleh karakteristik minimum 3200 kg/cm2), ukuran dan jumlah besi yang dipakai disesuaikan dengan gambar detail struktur.
Kontraktor harus dapat memberikan sertifikat dari pabrik besi beton yang menyatakan bahwa kekuatan besi beton tersebut sesuai dengan spesifikasi.
Baja tulangan dengan mutu meragukan harus diperiksa di lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui. Seluruh biaya untuk itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang
dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika Pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan:
1. Harus ada persetujuan Direksi
2. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas penampang). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.
f. Cetakan dan Acuan :
Begisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk
nyata dan cukup dapat menampung beban sementara sesuai dengan jalannya kecepatan pembetonan.
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil
Adendum Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi
Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan. Pembongkaran Begisting harus hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah.
Bekas cetakan yang terpendam dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum
dilaksanakan pengurukan tanah kembali.
Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Pelaksana sepenuhnya. Cetakan harus sesuai dengan betuk, ukuran dan batas-batas bidang dari hasil beton yang direncanakan, serta tidak bocor dan harus kaku untuk mencegah terjadinya perpindahan tempat atau kelongsoran dari penyangga.
Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan, lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan diusahakan lurus dan rata dalam arah horizontal maupun vertikal, terutama untuk permukaan beton yang tidak difinishing (exposse).
Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan
penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya “overstress” atau perpindahan
tempat pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus cukup kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban-beban diatasnya selama masa pelaksanaan.
Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Pengawas, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
a. Bagian sisi samping kolom, balok dan dinding 3 hari.
b. Balok tanpa beban konstruksi 7 hari.
c. Balok dengan beban konstruksi 21 hari.
d. Plat lantai, atap dan tangga 21 hari.
Permukaan beton harus bersih dari sisa kayu cetakan dan pada bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan dibersihkan sebelum pengurugan dilakukan. Cacat dan perubahan bentuk yang tidak sesuai rencana, Pelaksana wajib memperbaiki sesegera mungkin.
g. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah kekuatan beton K-175 kg/cm2 untuk beton praktis dan K-225 kg/cm2 untuk beton struktur, dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971.
h. Pengujian Mutu/Test Beton :
Kontraktor harus melaksanakan Test Beton ( Mix Design) terlebih dahulu sebelum melaksanakan pekerjaan Beton , dengan ukuran sesuai syarat-syarat/ketentuan PBI-1971. menggunakan :
1. Mix Design
2. Slump Test
3. Tes Kubus
Laboratorium yang melakukan test Beton harus memiliki Kapabilitas yang dapat dipertanggung jawabkan atau ditentukan kemudian oleh Pihak Proyek.
i. Pengambilan contoh uji :
1. Untuk satu mutu beton yang dikerjakan dalam satu hari, pengambilan contoh tidak
kurang dari 1 (satu) contoh yang terdiri dari 2 (dua) buah benda uji.
untuk menetapkan fer.
j. Peralatan Pekerjaan Beton
Minimal harus tersedia peralatan sebagai berikut : Beton Molen (concrete mixer)
Alat Penggetar beton (vibrator)
Alat untuk Slum Test
Alat untuk percobaan khusus
Dan lain-lain yang dianggap perlu dalam keadaan siap pakai dan jumlah yang cukup.
k. Admixtures (Bahan tambahan)
1. Kuat beton karakteristik yang disyaratakan (fc) didalam pekerjaan ini tidak boleh kurang dari 14,5 Mpa untuk beton praktis dan 22,5 Mpa untuk beton struktur. Untuk beton struktur kuat tekan ini harus dibuktikan dengan sertifikasi pengujian laboratorium struktur.
2. Beton harus dirancang proposi campurannya agar menghasilkan kuat tekan rata-rata minimal (fer) sebesar, fer = fe + 1,64 s, dengan s adalah standart deviasi dalam Mpa, dan jumlah uji minimal 30 buah + benda uji berbentuk silinder (pasal 5.3.1. 1b SK BI 1989/Tata cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989, dan SK SNI T-5-1990-03.
3. Untuk pembetonan pada umumnya tidak diharuskan menggunakan admixtures,
kalau diperlukan diusulkan kepada Konsultan Pengawas. 8.4. Macam Pekerjaan Beton meliputi :
a. Pekerjaan Kolom Praktis (sesuai gambar)
b. Pekerjaan Kolom Type K.1 ( sesuai gambar )
c. Pekerjaan Kolom Type K.2 (sesuai gambar)
d. Pekerjaan Sloof (sesuai gambar )
e. Pekerjaan Balok Pintu Tempert (sesuai gambar)
f. Pekerjaan Kolom Pintu Tempert (sesuai gambar)
g. Pekerjaan Ring Balok Type R.1 (sesuai gambar)
h. Pekerjaan Ring Balok Type R.2 (sesuai gambar)
i. Pekerjaan Ring Balok Type R.3 (sesuai gambar)
j. Pekerjaan Balok Ring Gewel ( sesuai gambar) k. Pekerjaan Plat Latai (sesuai gambar)
l. Pekerjaan Plat Leuvel (sesuai gambar) m. Pekerjaan Beton Rabat (sesuai gambar)
8.5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Pekerjaan Beton:
a. Pengerjaan Beton bertulang disesuaikan ukuran dan perletakannya dengan gambar. Semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti SKSNI T15-1991-03. Pembesian kolom beton harus dilaksanakan sesuai gambar dengan penulangan yang ada dan apabila digambar kurang jelas harap dikonsultasikan terlebih dahulu pada pengawas.
Adendum Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi
d. Pengadukan beton baru dilakukan dengan mesin pengaduk beton (beton molen) selama sekurang-kurangnya 5 menit setelah semua agregat dimasukkan dalam drum pengaduk.
e. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti atau tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan dari Direksi/ Konsultan pengawas.
f. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian utama dari pekerjaan, pemborong harus memberitahukan kepada Direksi secara tertulis untuk mendapatkan persetujuannya, sehingga setiap pekerjaan pengecoran beton harus dapat ijin tertulis dan mendapat pengawasan dari Direksi/Konsultan Pengawas. 8.6. Perawatan Beton
a. Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton harus dipertahankan dalam kondisi lembab paling sedikit 168 jam setelah penuangan, kecuali bila dilakukan perawatan dipercepat sebagaimana disebut dalam pasal 5.11.3. Tata Cara Perancangan dan Peklaksanaan Konstruksi Beton 1989.
b. Jika digunakan kekuatan awal yang tinggi, maka beton tersebut dipertahankan
didalam kondisi lembab paling sedikit 72 jam, kecuali jika dilakukan perawatan yang dipercepat.
PASAL 9
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
9.1.Umum
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan kerangka atap penutup dari Genteng pelentong/vlampress dan Polycarbonat dan talang untuk bagian bangunan tertentu seperti yang dijelaskan dalam gambar rencana.
b. Standart.
PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI-3).
ASTMA : 870 – 74.
SII : Standart Industri Indonesia.
9.2.Lingkup Pekerjaan.
a. Sebelum melaksanakan pemasangan rangka atap ,pihak kontraktor diwajibkan untuk menyiapkan Theodolite yang akan dipergunakan untuk pengukuran elevasi atau duga atap penutup Void.
b. Pemasangan penutup atap lengkap dengan segala accesoriesnya, paku, skrup, atau pengait lainnya dan pekerjaan lain yang berhubungan , sesuai gambar.
c. Bahan / Materal.
- Bahan Utama : Genteng pelentong/vlampress dan Polycarbonat.
- Mutu : Kualitas 1 (satu) mempunyai warna yang sama antara satu dengan
yang lainnya, kekuatan bahan lentur dan berat per buah sesuai spesifikasi pabrik dan dibuktikan dengan dokumen Hasil Uji Kualitas (Mutu 1)
- Resistence : Konsisten terhadap NI-11 (Normalisasi Genteng Keramik
mendapatkan persetujuan dari Pihak Direksi.
b. Kecuali dengan ijin tertulis dari Direksi Lapangan, Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pemasangan Genteng pelentong/vlampress dan Polycarbonat sebelum kerangka Kuda-kuda Kayu dan kerangka Pipa hollow terpasang.
c. Sebelum pemasangan penutup atap, Kontraktor harus memastikan bahwa kerangka Kuda-kuda Kayu dan Kerang pipa hollow telah terpasang dengan rata, kemiringan telah benar, jarak gording sesuai dengan gambar yang direncanakan.
d. Pemasangan penutup atap,untuk Genteng menggunakan genteng lama ( genteng bekas pembongkaran bangunan lama ) dan sebagian dari kekurangannya menggunakan genteng baru yang sejenis dengan genteng lama,baik urut-urutannya maupun jarak overlapping dan toleransi yang diperkenankan harus sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
e. Jarak pemasangan penutup atap dan pemotongannya diarea talang agar seminim mungkin, supaya tidak menggangu pandangan.
PASAL 10 PEKERJAAN KAYU
10.1. Lingkup pekerjaan :
a. Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan kayu ( kasar dan halus ) dalam hubungannya dengan gambar.
b. Pekerjaan kayu Gedung Ruang VIP meliputi :
Pekerjaan Kerangka Atap Gedung.
Pekerjaan Ventilasi Kusen Pintu dan Jendela. Pekerjaan Steiger Begesting.
Pekerjaan Cetakan untuk Beton Bertulang.
10.2.Kualitas, kelembaban dan pengawet / pelindung kayu : a. Kualitas :
Semua kayu untuk jenis yang ditentukan harus dari kualitas yang baik, tidak ada getah, mata kayu yang lepas atau mati, susut pinggir-pinggir, bekas dimakan bubuk dan cacat-cacat lainnya.
b. Kelembaban :
Kelembaban untuk pekerjaan kayu halus 15 %, untuk pekerjaan kayu kasar harus kurang dari 15 %.
c. Pelapisan pengawet / pelindung :
1. Untuk semua pekerjaan kayu halus harus diberi lapisan meni sebelum dicat kayu.
2. Untuk bagian-bagian yang dipotong untuk sambungan, maka bagian yang dimaksud
diberi lapisan meni kayu.
3. Untuk bagian-bagian yang menempel pada dinding terlebih dahulu dilapisi meni kayu dan diberi penguat angker besi beton Ø 10 mm dan diberi alur kapur.
10.3.Jenis kayu :
a. Sebelum kayu terpasang, contoh kayu harus dikirimkan terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan Direksi / Pengawas Lapangan.
b. Kayu Kamper digunakan untuk :
Adendum Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi
1. Tiang-tiang untuk steiger begesting. 2. Papan cetakan untuk beton bertulang.
d. Kayu Kruing dipakai pada bangunan ini antara lain untuk : 1. Sirap talang.
e.Kayu yang ditentukan pada butir di atas memakai kualitas kayu gergaji mesin. 10.4.Ukuran kayu :
Semua ukuran dalam gambar adalah ukuran jadi, yaitu ukuran kayu setelah dikerjakan dan terpasang, adapun untuk batas toleransi diperkenankan maximum (tidak lebih ) dari 3 mm.
Ukuran-ukuran kayu pada umumnya :
NO KEGUNAAN KAYU PADA UKURAN DALAM CM KETERANGAN
1 Ventilasi Penyambungan Tiang
/ Kolom Selasar kekurangannya menggunakan kayu baru yang sejenis dengan kayu lama,baik urut-urutannya maupun jarak dan toleransi yang diperkenankan harus sesuai dengan petunjuk dalam gambar.
PASAL 11
PEKERJAAN KUSEN ALUMUNIUM DAN PARTISI
11.1.Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu / jendela seperti yang dinyatakan / ditunjukan dalam gambar
11.2.Persyaratan Bahan
Kusen Alumunium untuk Pintu dan Jendela yang digunakan
Bahan : Dari bahan alumunium framing system
Bentuk Profil : Sesuai dengan gambar
Warna Profil : Warna Putih 4”
Pewarnaan : Colour Anadized 18 micron, tebal minimum 1.0 mm
Nilai Deformasi : Di – ijinkan maksimal 2 mm
Kusen Metal Stud dan Runner U untuk Partisi yang digunakan Bahan : Dari bahan aluminium framing system Bentuk Profil : Sesuai dengan gambar
Warna Profil : Warna Silver 3”
Engsel Tanam untuk Kusen Aluminium yang digunakan
pekerjaan Alumunium serta memenuhi ketentuan – ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
11.4 Konstruksi kusen alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjuk dalam detail gambar
termasuk bentuk dan ukurannya.
11.5 Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan. 11.6 Untuk keseragaman warna disyaratkan sebelum proses fabrikasi profil – profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu proses fabrikasi pintu, jendela dan partisi, profil harus sesuai dengan yang telah ditetapkan.
11.7 Accessories
Sekrup, pengikat dan alat penggantung yang dihubungkan dengan alumunium harus ditutup caulting dan sealant, angkur – angkur untuk rangka kusen alumunium ditutup dari besi plat tebal 2 – 3mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron
11.8 Bahan Finishing
Tratment untuk permukaan kusen yang bersangkutan dengan bahan alkaline, seperti beton aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finishing dari aquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insutatting varmish seperti asphalitic varmish atau bahan insulation lainnya.
11.9 Untuk sekeliling tepi kusen pada bagian luar dan bagian dalam ruangan yang berbatasan dengan dinding agar ditutup dengan sealant, supaya kedap air dan kedap udara serta kedap suara.
11.10 Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.
PASAL 12
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
12.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan
pada daun pintu/jendela seperti yang tertera pada detail gambar. 12.2. Bahan / Produk
a. Semua bahan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
buku spesifikasi teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian bahan akibat
pemilihan merk, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada
Direksi/Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan pengenal dari plat alumunium berukuran
Adendum Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi
handel-handel kait untuk anak kunci beserta nomor pengenalnya.
d. Daun pintu aluminium memakai kunci 2 x putar merk “ ALPHA ” atau yang setara.
e. Untuk daun pintu/jendela memakai engsel nylon merk “ARCH” , dipasang tiap daun
pintu masing-masing 2 (dua) buah engsel, sedangkan untuk daun jendela kerangka aluminium memakai 2 (dua) buah engsel.
f. Untuk daun pintu alumunium memakai kunci merk “ALPHA” atau setara, yang
dilengkapi dengan handle dan engsel pintu dengan merk ditentukan kemudian. g. Setiap daun jendela kerangka kayu dilengkapi dengan grendel pernekel, serta hak
angin satu arah, sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat.
PASAL 13
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/PLAFOND
13.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pengerjaan kerangka plafond / hanger dari metal furring.
b. Pengerjaan langit-langit dan konstruksi penggantungnya dikerjakan sedemikian rupa, sehingga pemasangan dan penempatannya sesuai dengan yang tercantum pada gambar.
13.2. Bahan / Produk
Penutup plapon ruangan Gypsum board atau sekualitas
13.3 Pelaksanaan pekerjaan langit-langit :
a. Pemasangan kerangka plafond menggunakan metal furring dengan jarak sesuai dengan gambar.
b. Sebelum dilaksanakan pemasangan lembaran Gypsum board maka kontraktor wajib
memeriksa kerangka plafond apakah sesuai dengan gambar letak, pola maupun ukurannya.
c. Rangka plafond digantung pada plat lantai beton, dengan penggantung
menggunakan kawat galvano 4 mm atau seperti tertera dalam gambar.
d. Metal furring yang digunakan sebagai rangka plafond harus rata pada sisi yang akan dipasang plapon gypsum board.
e. Pemasangan Langit-langit
1. Bahan penutup plafond ruangan yang digunakan adalah gypsum board.
2. Pemasangan plafond gypsum board dipasang pada tempat yang ditunjukkan pada gambar.
13.4. Pada serah terima pertama kontraktor menyediakan 5 (lima) lembar gypsum board sebagai reserve.
PASAL 14
PEKERJAAN LANTAI
13.1. Lingkup Pekerjaan
sesuai gambar.
b. Lantai KM/WC menggunakan Keramik (Rock Tile) ukuran 20 x 20 cm, sedang dinding KM/WC menggunakan keramik 20 x 25 cm Tinggi 1 m, polos atau motif sesuai gambar.
c. Keramik-keramik tersebut diatas sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Direksi.
d. Warna akan ditentukan kemudian. Masing-masing warna harus seragam, warna tidak
seragam akan ditolak. 14.3. Cara pemasangan :
a. Sebelum pekerjaan lantai dikerjakan, Kontraktor harus mengadakan persiapan yang baik, terutama pemadatan pasir urug ( dibawah lantai ).
b. Sebelum memasang keramik permukaan beton harus dibersihkan dari segala kotoran,
khususnya bahan bangunan.
c. Celah antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-siar) harus sama ukurannya dengan ukuran lebar serat maksimum 3 mm, kedalaman 2 mm atau sesuai detail gambar/ sesuai petunjuk dari Konsultan Pengawas dan Direksi.
d. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar sesuai ketentuan dalam persyaratan bahan dengan warna, bahan pengisi sesuai dengan warna bahan yang terpasang.
e. Keramik yang dipasang harus dalam keadaaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak bernoda.
f. Pemotongan unit-unit keramik baru menggunakan alat pemotong khusus (mesin elektrik) sesuai persyaratan dari pabrik bersangkutan.
g. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam kotoran yang terdapat pada permukaan hingga betul-betul bersih.
PASAL 15
PEKERJAAN KACA
15.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, biaya, peralatan, dan alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
15.2. Bahan :
a. Kaca polos / bening 8 mm. b. Kaca polos / bening 5 mm. 15.3. Macam pekerjaan :
a. Kaca polos / bening 8 mm dipasang pada kusen pintu atau sesuai gambar. b. Kaca polos / bening 5 mm dipasang pada kusen jendela.
c. Pemasangan kaca pada kerangka kusen alumunium dilengkapi dengan karet sponeng
dan tube silent.
d. Semua bahan yang akan didatangkan, Kontraktor terlebih dahulu mengajukan contoh
Adendum Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi
PEKERJAAN CAT
16.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, biaya, peralatan, dan alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
16.2. Pekerjaan Cat meliputi :
a. Pekerjaan Mengecat dengan cat tembok pada dinding bagian luar dan dalam gedung,
menggunakan cat tembok DECOLITH ICI atau sekualitas serta mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas dan warna ditentukan kemudian
b. Pekerjaan cat besi dilaksanakan pada seluruh permukaan besi hollow yang tampak,menggunakan produksi lokal merk EMCO atau Setara.
c. Pekerjaan cat kayu dilaksanakan pada seluruh permukaan kayu-kayu yang tampak, menggunakan produksi lokal merk EMCO atau Setara.
d. Permukaan besi hollow yang akan dicat terlebih dahulu diratakan bidang
permukaannya dengan menggunakan ampelas sampai halus dan rata kemudian dicat dengan cat meni,selanjutnya dicat dengan pengulangan sampai 3 ( tiga ) kali.
e. Permukaan kayu baru yang akan dicat terlebih dahulu dicat dengan cat meni, kemudian diplamir dan diratakan bidang permukaannya dengan menggunakan ampelas sampai halus dan rata, selanjutnya dicat dengan perlakuan sampai 3 (tiga) kali.sedangkan untuk pekerjaan cat kayu (kusen pintu dan kusen jendela lama)yang akan dipasang kembali di cat ulang dengan terlebih dahulu pada bidang permukaannya dilapis meni serta dihaluskan dan selanjutnya dicat dengan perlakuan yang sama seperti kayu baru.
f. Warna semua jenis cat dan bahan huruf atau nomor pengenal, akan ditentukan kemudian oleh Pemberi Tugas/ Pihak Direksi.
16.3. Bila hasil pengecatan tidak baik kualitasnya maka Pemberi Tugas/Pengawas berhak meminta pekerjaan cat diulang sampai mendapatkan kualitas yang baik.
PASAL 17
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
17.1. Umum :
a. Seluruh pekerjaan instalasi listrik dikerjakan menurut peraturan umum instalasi listrik tahun 1977 / peraturan PLN edisi terakhir dan standart- standart / kode lain yang telah diakui.
b. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh sub Kontraktor instalatir yang dapat dipercaya, mempunyai referensi yang baik, telah terdaftar sebagai instalatir resmi PLN dengan mempunyai Klas C.
c. Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat didalam kegiatan proyek ini. Akibat yang menyangkut didalam proyek ini dikoordinir terlebih dahulu agar konflik satu sama lain dapat dihindarkan.
Kontraktor harus menyerahkan terlebih dahulu contoh-contoh dari bahan yang akan diterapkan disertai dengan daftar perinciaan bahan termasuk didalamnya mengenai penjelasan brosur / katalog, diajukan lengkap, tidak boleh sebagian-sebagian.
17.2. Lingkup yang dikerjakan :
Pekerjaan yang harus dikerjakan oleh Kontraktor meliputi menyelesaikan pekerjaan sampai menyala sebagai berikut :
1. Pengadaan material, peralatan dan pemeliharaan, testing, pengawasan untuk konstruksi, pemasangan sistim listrik yang lengkap sesuai dengan gambar perencanaan dan Rencana Kerja dan Syarat berikut ini.
2. Pengadaan dan pemasangan kabel distribusi daya tegangan rendah (TR) dari panel utama ke panel-panel penerangan, peralatan.
3. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan, kotak kontak daya secara lengkap
di dalam bangunan dan taman.
4. Pengadaan dan pemasangan fixture penerangan dan outlet dinding/lantai lengkap dengan plug dan accesoriesnya.
5. Pengadaan dan pemasangan panel penerangan dalam bangunan serta panel-panel peralatan guna menunjang sistem dari bangunan.
6. Memberikan keer listrik dari instalasi yang bersangkutan dengan disahkan oleh PLN lengkap dengan lampiran gambarnya.
7. Sudah melalui test dengan memakai generator set, kemudian titik lampunya dinyalakan semuanya.
8. Melaksanakan masa pemeliharaan dan masa pertanggung jawaban (guarantee)
sesuai Rencana Kerja dan Syarat ini. 17.3. Prinsip design.
a. Proteksi.
1. Untuk proteksi, sistem listrik dilengkapi dengan proteksi terhadap hubung singkat di panel penerangan, proteksi terhadap overload dan hubung singkat untuk panel utama dan panel-panel daya, kecuali ditunjukkan lain oleh gambar. 2. Semua bagian metal dari peralatan listrik harus dihubungkan ke kabel tanah
(grounded) dan semua panel harus dibumikan dengan elektrode terpisah.
3. Untuk sistem pembumian, kabel pembumian harus berhubungan secara tertutup
(loop).
b. Saluran penghantar dalam bangunan.
1. Setiap pencabangan atau pengambilan saluran keluar harus menggunakan
junction box yang sesuai dan sambungan lebih dari satu memakai terminal strip didalam Junction Box. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa
conduit minimum 5/8”, atau ditentukan lain oleh direksi karena dengan alasan
tertentu.
2. Ujung pipa kabel yang masuk ke dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan socket/lock nut sehingga kabel tidak mudah tercabut dari panel.
3. Instalasi skakelar dan stop kontak / out let.
a. Skakelar dari merk vimar atau broco bentuk persegi, bahan ebonit. Rating 6
Adendum Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi
(grounding) dengan ketinggian 30 cm dari atas lantai, kecuali ditentukan lain oleh direksi.
c. Kotak-kotak out let harus memenuhi persyaratan dan sesuai ketentuan PUIL. Tahun 1977, ave, dan kotak dalam berbentuk segi empat.
4. Instalasi fixtures penerangan.
a. Fixture penerangan harus dilihat dari bahan yang sesuai dan bentuknya harus menarik dan pekerjaannya harus rapi dan baik, tebal plat yang dipakai untuk fixture minimum 0.4 mm. Pemborong harus menyediakan contoh-contoh dari semua fixtures yang akan dipasang kepada direksi untuk disetujui.
b. Semua kabel-kabel harus disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali
dimana diperlukan penggantungan rantai atau pemasangan/perencanaan fixture menunjuk lain.
c. Semua lampu fluorescent atau lainnya yang memerlukan perbaikan faktor daya harus dilengkapi dengan capasitor. Lampu Fluorecent harus dari jenis daylight. Untuk lampu pijar memakai lampu holder dan base type Edison Screw. Semua komponen lampu merk Phillips atau sekualitas.
17.4. Tiang lampu untuk penerangan luar/taman dari jenis pipa galvanis, diameter dan panjang pipa disesuaikan atau menurut persetujuan direksi.
17.5. Pengetesan :
a. Bila akan diserahkan diperlukan pengetesan lokasi yang tidak ada daya listriknya, diadakan dengan dinyalakan semua lampu memakai generator, yang masa waktunya minimal 1 jam. Penyiapan generator oleh kontraktor yang bersangkutan.
b. Menyerahkan jaminan instalasi listrik dari instalateur yang telah mempunyai sertifikat dari PLN dengan dilampiri sketsa yang diketahui oleh PLN setempat. Gambar instalateur harus disahkan / diketahui oleh pihak direksi.
c. Hasil pengetesan dibuatkan berita acara yang ditanda tangani oleh pihak-pihak yang berkompeten dan merupakan lampiran berita acara penyerahan pekerjaan.
d. Selama masa pemeliharaan dan masa pengetesan sampai dengan masuk kedalam lokasi, maka pihak Kontraktor masih bertanggung jawab terhadap kelancaran ataupun keberhasilan dari pada pekerjaan yang dimaksud.
17.6. Produk peralatan yang digunakan :
No Produk peralatan yang digunakan Merk
1. Kabel : NYY, NYM Supreme, Kabelindo atau
sekualitas
2. Fixture, armateur Artolite, Indolite, atau sekulitas
3. Ballast, starter, lamp holder Phillips atau sekulitas
4. Tube, bola lampu Phillips atau sekulitas
akan mempertimbangkan dengan suatu penggantian merk / type lain dengan melalui berita acara rapat perubahan dimana dalam pertemuan tersebut dibahas pula mengenai penambahan sangsi tertentu terhadap Kontraktor yang bersangkutan.
a. Prinsip teknis instalasi penerangan adalah memakai kabel NYM ukuran minimum 3
x 2,50 mm dan NYY 2,5 mm masuk dalam pipa PVC untuk kabel distribusi (ukuran sesuai gambar).
b. Tidak diperkenankan adanya “ Splite “ / sambungan-sambungan pada out let atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai ( accessible ). Dalam membuat “ Splite “ kenektor harus dihubungkan pada konektor yang baik, sehingga tidak ada kabel telanjang yang kelihatan konektor yang dibuat dari tembaga yang diisolasi oleh porselint atau vakilite atau pipa PVC yang diameternya disesuaikan diameter kabel.
PASAL 18
INSTALASI HUBUNGAN PEMBUMIAN
A. Cara penyelesaian instalasi hubungan pembumian harus disesuaikan dengan peraturan PLN
yang ada dan disesuaikan dengan spesifikasi dan gambar kerja.
B. Bagian-bagian yang wajib dibumikan harus disesuaikan sebagai berikut:
1. Semua badan/rangka instalasi listrik yang dalam keadaan normal tidak bertegangan. 2. Semua motor-motor, kotak kontak, panel listrik dan sebagainya.
3. Semua peralatan elektronik.
4. Konstruksi bangunan yang dari bahan logam
5. Kawat grounding yang dipergunakan adalah hantaran berisolasi
6. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang sama dengan
penampang kabel masuk (incoming feeder)
7. Nilai tahanan grounding sistem untuk panel-panel harus lebih kecil dari 1 ohm, diukur setelah tidak terjadi hujan selama 3 hari
8. Elektroda pembumian untuk grounding digunakan pipa tembaga sepanjang 6-12 m. Elektroda pembumian yang dipantek dalam tanah minimal mencapai air tanah.
PASAL 19
PEKERJAAN SANITAIR dan INSTALASI AIR BERSIH
19.1. Lingkup Pekerjaan :
Di dalam pelaksanaan ini meliputi sistem jaringan air bersih, air bekas pakai, air kotor / buangan.
Pelaksanaannya meliputi pengadaan baik material, juga alat pembantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan ini, yang mana tenaga ahli, pengujian , pengetesan, dan perijinan dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat yang telah ditentukan.
19.2. Persyaratan Umum.
Adendum Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi
instalasi ini lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan pelaksanaan yang wajar.
c. Kontraktor harus membuat gambar instalasi secara mendetail (shop drawing) untuk disetujui oleh Direksi. Pelaksanaan pemasangan harus memenuhi syarat-syarat umum yang berlaku dan mengikuti Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979.
d. Kontraktor wajib mengirimkan contoh-contoh (brosur) bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan, kepada direksi dan menunggu persetujuan dari direksi lapangan sebelum alat-alat tersebut dipasang.
e. Dalam Pelaksanaan pekerjaan ini pelaksana plumbing diwajibkan mengadakan
koordinasi dengan pelaksana yang mengerjakan pekerjaan struktur, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pemasangan dalam pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan.
19.3. Persyaratan Teknis.
a. Bahan
Bahan yang dipakai harus berkualitas memenuhi syarat yang telah ditentukan.
Untuk pipa jaringan air bersih menggunakan pipa PVC AW Ø 1½’’, ¾.’’
Untuk Pipa air kotor menggunakan PVC Ø 4’’, pipa buangan PVC Ø 3”. produksi Maspion atau yang sekualitas type AW.
b. Pelaksanaan :
1. Penggantung/penumpu pipa :
Semua pipa diikat/ditetapkan kuat dengan penggantung atau angker yang kokoh (rigid) agar inklinasinya tetap untuk mencegah timbulnya getaran.
Pipa horisontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan jarak penggantung antara tidak lebih dari 1,00 meter.
Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan klem-klem dari besi plat 3x30 mm dibuat dengan jarak antara tidak lebih dari 1,00 meter.
2. Pipa dalam Tanah.
Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang tepat. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga pipa terletak/tertumpu dengan baik dengan kemiringan terendah 2 %.
c. Pengetesan instalasi pipa.
Sebelum perlengkapan sanitair/kran dipasang, maka terlebih dahulu pipa instalasi dibersihkan / flushing dan ditest dulu mengenai kebocorannya. Dengan mengisi air ke instalasi dan dipompa dengan pompa mekanik diharuskan minimal 8,0 kg/cm2 dan tidak ada penurunan selama 24 jam.
19.4. Sistem Distribusi
a. Sumber Air :
Sumber Air disupaly dari sumur setempat / sumur yang ada.
b. Sistem distribusi air bersih :
1. Air dari sumur setempat ditampung di Tandon Air dengan menggunakan pompa yang dilengkapi dengan sistem otomatis untuk didistribusikan ke tempat-tempat yang membutuhkan dengan sistem gravitasi
2. Pipa distribusi ini menggunakan pipa PVC type AW Ø 11/2’’, dan out letnya
memakai kran Ø 3/4.
2. Pada air buangan melayani KM dan wastafel dipakai pipa PVC Ø 2” dan 3” dialirkan dengan kemiringan 1,5-2 % ke saluran Instalasi IPAL.
19.5. Pekerjaan fixture untuk sanitasi :
1. Pemasangan Closed Duduk produk Merk KIA/INA atau yang sekualitas
2. Pemasangan Kran air standart Ø ¾” terbuat dari pernekel putih.
3. Pemasangan Floor drain KM/WC digunakan type mangkok dari kuningan.
4. Pemasangan Wasthafel merk KIA/INA atau yang sekwalitas.
5. Pemasangan Saluran Air kotor PVC 3” dan 4”.
19.6. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan Plumbing dan sanitair sebagai berikut : 1. Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan peralatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai dengan gambar. 2. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada pengawas.
3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan / perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
4. Selama pelaksanaan harus selalu diadakannya pengujian / pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
5. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
PASAL 20
SERAH TERIMA PEKERJAAN DAN PEMELIHARAAN
20.1. Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan waktu sesuai dengan Addendum Kontrak telah berakhir, pemborong harus segera menyerahkan hasil pekerjaannya dengan baik dan benar sesuai dengan kontrak kepada Pemimpin Proyek secara tertulis dengan terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan bersama pekerjaan pelaksanaan antara pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu :
1. Pihak Proyek diwakili pemimpin Proyek
2. Kontraktor Pelaksana 3. Konsultan Pengawas
20.2. Pemimpin Proyek akan mengadakan rapat proyek mengenai penyerahan pekerjaan tersebut diatas berdasarkan :
1. Kontrak Pemborongan.
2. Surat Penyerahanan pekerjaan dari Kontraktor.
3. Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat diterima penyerahan pekerjaan tersebut.
20.3. Pemborong harus menyisihkan (mengadakan) penyediaan bahan-bahan (reserve) antara lain :
1. Genteng pelentong/vlampress sebanyak 11 bh.
2. Keramik sebanyak 1 m2.
Adendum Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi
serah terima yang kedua, adalah merupakan masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, antara lain :
1. Keamanan dan penjagaan.
2. Penyempurnaan dan pemeliharaan.
3. Pembersihan.
20.5.Apabila Kontraktor telah melaksanakan pekerjaan tersebut diatas sesuai dengan kontrak, maka penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur) pada penyerahan pekerjaan yang pertama.
PASAL 21
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
21.1. Segala penyimpangan dan / atau perubahan yang merupakan penambahan atau pengurangan pekerjaan, hanya dianggap sah sesudah mendapat perintah tertulis dari DIREKSI/PEMILIK PEKERJAAN dengan menyebutkan jenis dan rincian pekerjaan secara jelas.
21.2. Perhitungan biaya untuk pekerjaan tambah kurang diperhitungkan menurut harga satuan pekerjaan yang dimasukkan oleh KONTRAKTOR kepada DIREKSI/PEMILIK pada waktu pemasukan penawaran untuk pelelangan pekerjaan ini. Untuk pekerjaan tambah kurang yang belum ada harga satuannya ditetapkan bersama oleh kedua belah pihak dengan harga bahan dan upah, sama dengan saat pemasukan penawaran.
21.3.Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk merubah waktu penyelesaian pekerjaan kecuali atas persetujuan tertulis DIREKSI /PEMILIK Pekerjaan.
21.4. Pekerjaan tambah kurang hanya berlaku apabila nyata-nyata ada permintaan tertulis dari Kontraktor yang menyebut jenis dan rincian serta biaya pekerjaan dan harus disetujui oleh pihak DIREKSI.
PASAL 22
P E N U T U P
1. Segala sesuatu pekerjaan apabila terdapat perbedaan antara Gambar dan RKS maka RKS sebagai pedoman atau dikonsultasikan kepada direksi/pengawas.
Demikian Adendum Dokumen Pengadaan ini dibuat dan ditetapkan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Pada Tanggal
: Balung-Jember : 26 Agustus 2013
PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA RSD BALUNG KABUPATEN JEMBER
APBD TAHUN ANGGARAN 2013 Ketua,
Ttd
SUPRAPTO, SH