• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Remaja Kristen Dalam Pembangunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peranan Remaja Kristen Dalam Pembangunan"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Peranan Remaja Kristen Dalam

Pembangunan Nasional

BAB I PENDAHULUAN

Negara kita sudah merdeka selama 64 tahun, mulai dari tahun 1945 – sekarang. Tetapi yang menjadi pertanyaan bagi kita semua adalah apakah kita sudah mengisi kemerdekaan bangsa kita? Apakah tindakan, tugas, dan peranan kita dalam mengisi kemerdekaan bangsa kita ini?

Pertanyaan-pertanyaan diatas sering muncul di benak kita, apabila kita merayakan hari kemerdekaan bangsa kita. Kita mulai mengingat setiap perjuangan yang telah dilakukan oleh pahlawan bangsa kita.

Tetapi yang menjadi pokok penulisan karya tulis adalah “Apakah peranan setiap remaja dalam pembangunan nasional bangsa kita khusus remaja Kristen?

Remaja adalah generasi bangsa kita, tanpa kehadiran setiap remaja, maka bangsa kita akan kehilangan pemimpin selanjutnya untuk menggantikan setiap pemimpin yang lama. Oleh karena itu, maka sangat besar sebenarnya peranan, tugas, dan tanggung jawab setiap remaja Kristen dalam membangun bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan lebih baik lagi.

Hanya saja, sebagian besar remaja pada saat ini tidak memahami seberapa pentingnya mereka di dalam pembangunan bangsa ini, makanya mereka banyak menyia-nyiakan masa depan mereka dengan berbagai kegiatan yang tidak berguna sama sekali.

Jadi, tujuan penulis adalah ingin memaparkan kepada setiap remaja yang ada di Indonesia bahwa diri Anda sangat dibutuhkan oleh bangsa ini, terutama remaja Kristen. Remaja yang mengikut keteladanan dari Yesus Kristus.

BAB II PEMBAHASAN Pengertian Istilah

Judul dari karya tulis ini adalah ‘Peranan Remaja Kristen dalam Pembangunan Nasional”. Jadi penulis ingin mengartikan setiap istilah yang sering digunakan. Peranan artinya : (1) bagian yang dimainkan oleh seorang pemain (di dalam film, sandiwara) – yang dibebankan kepadanya (2) tindakan yang dilakukan oleh seseorang di dalam suatu peristiwa

Remaja artinya : (1) mulai dewasa; sudah sampai umur untuk nikah; ia sekarang bukan lagi anak-anak (2) muda; pengantin perempuannya masih – benar (3) pemuda Kristen artinya : agama yang disampaikan oleh Kristus (Nabi Isa)

Pembangunan artinya : proses, cara, perbuatan membangun.

Nasional artinya : bersifat kebangsaan; berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri; meliputi suatu bangsa

(2)

tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh pemuda-pemuda yang mengikut ajaran Kristus khususnya dalam proses untuk membangun bangsanya sendiri.

Remaja Kristen adalah semua pemuda yang berpegang teguh pada ajaran-ajaran yang disampaikan oleh Yesus Kristus, jadi apabila seorang yang tidak berpegang teguh pada ajaran-ajaran Kristus berarti dia bukan Remaja Kristen. Jadi syarat dikatakan seorang pemuda dianggap Remaja Kristen yaitu apabila dia percaya kepada Yesus Kristus.

Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja a) Tawuran

Sering sekali kita mendengar kasus tawuran antar pelajar, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, dan Surabaya. Hal itu seakan sudah menjadi

kebiasaan di kalangan remaja kita. Bahkan ironisnya persoalan yang memicu terjadinya kontak fisik itu adalah hal-hal yang sangat remeh. Misalnya, karena minta rokok dan tidak diberi, atau karena ketersinggungan yang hanya bersifat dugaan semata. Hal-hal semacam itu berpotensi sekali untuk menyulut api bentrokan antar pelajar. Kontak fisik seolah menjadi solusi satu-satunya untuk menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapi. Mereka tidak lagi memikirkan akibat yang akan diderita oleh berbagai pihak. Bahkan mereka tidak menghiraukan lagi kalau tindakan mereka itu akan menimbulkan kerugian yang sangat besar; baik bagi diri sendiri,keluarga, ataupun sosial.

b) Miras Dan Narkoba

Dari dua juta pecandu narkoba dan obat-obat berbahaya (narkoba), 90 persen adalah generasi muda, termasuk 25.000 Remaja Kristen. Karena itu, narkoba menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup bangsa. Alwi Nurdin, Kepala Kanwil Depdiknas DKI mengatakan, ‘Sebanyak 1.015 siswa di 166 SMU di

Yogyakarta selama tahun 1999/2000 terlibat tindak penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan narkoba. Sedangkan 700 siswa sisanya ditindak dengan pembinaan agar jera, dan tidak mempengaruhi teman lain yang belum terkena sebagai

pengguna narkoba. Para siswa penyalahgunaan narkoba tersebar di Jakarta-Utara (Jakut) sebanyak 248 orang dari 26 SMU, Jakarta-Pusat atau Jakpus (109) di 12 SMU, Jakarta-Barat atau Jakbar (167) di 32 SMU, Jakarta-Timur atau Jaktim (305) di 43 SMU dan Jakarta-Selatan atau Jaksel (186) di 40 SMU, (kompas, 05 Februari 2001).

(3)

namun sudah merebah kepada anak-anak yang dikategorikan masih di bawah umur. Ada beberapa dampak negatif atau kerugian bagi pecandu miras dan narkoba; c) Pergaulan Bebas (pornografi dan pornoaksi)

Seiring dengan derasnya arus globalisasi, yang menjadikan dunia ini semakin sempit, maka di waktu yang sama hal itu akan membawa sebuah konsekwensi; baik positif atapun negatif. Kita tidak akan membicarakan mengenai konsekwensi positif dari globalisasi saat ini. Karena hal itu tidak akan membahayakan rusaknya moral generasi muda. Namun yang menjadi perhatian kita adalah efek atau dampak negatif yang dibawa oleh arus globalisasi itu sendiri yang mengakibatkan merosotnya moral para remaja saat ini.

Diantara sekian banyak indikator akan rusaknya moral generasi suatu bangsa adalah semakin legalnya tempat-tempat hiburan malam yang menjerumuskan anak bangsa ke jurang hitam. Bahkan bukan merupakan hal yang tabu lagi di era

sekarang ini, hubungan antar muda-mudi yang selalu diakhiri dengan hubungan layaknya suami-isteri atas landasan cinta dan suka sama suka. Sebuah fenomena yang sangat menyedihkan tentunya ketika prilaku semacam itu juga ikut

disemarakkan oleh para muda-mudi yang terdidik di sebuah istansi berbasis agama. Namun itulah fenomena sosial yang harus kita hadapi di era yang semakin bebas dan arus yang semakin global ini.

Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, akan semakin

memudahkan para remaja untuk mengakses hal-hal yang mendukung terciptanya suasana yang serba bebas. Hal-hal yang dahulu di anggap tabu dan masih terbatas pada kalangan tertentu, kini seakan sudah menjadi konsumsi publik yang dapat diakses di mana saja. Sebagai contoh konkrit adalah merebaknya situs-situs berbau pornografi dapat dengan mudah dikonsumsi oleh para pengguna internet. Memang di satu sisi tidak bisa dinafikan, bahwa internet memberikan kontribusi besar dalam perkembangan moral dan intelektual. Akan tetapi dalam waktu yang sama, internet juga dapat menghancurkan moral, intelektual dan mental generasi sebuah negara. berdasarkan penelitian tim KPJ (Klinik Pasutri Jakarta) saja, hampir 100 persen remaja anak SMA, sudah melihat media-media porno, baik itu dari situs internet, VCD, atau buku-buku porno lainnya, (Harian Pikiran Rakyat, minggu 06 juni 2004).

Alasan Remaja Kristen Tidak Melaksanakan Setiap Tugasnya

Tetapi kadang-kadang Remaja Kristen, bukanlah seorang yang kita harapkan, malahan mereka menjadi orang-orang memuakkan bagi kita. Kita jengkel melihat apabila ada Remaja Kristen yang tidak melakukan ajaran-ajaran Kristus di dalam hidupnya. Tetapi jangan terlalu membenci mereka karena kita semua berdosa dan tidak akan luput dari dosa, malah tugas kita sebenarnya yaitu memberitakan setiap kebenaran yang menjadi ajaran-ajaran Yesus Kristus.

Dibawah ini alasan-alasan mengapa Remaja Kristen tidak melaksanakan setiap tugasnya adalah sebagai berikut:

(4)

Psikologi Pribadi

Karena mental remaja yang masih tergolong labil dengan didukung keingintahuan yang kuat, maka biasanya mereka cenderung melakukan apa saja tanpa

mempertimbangkan akibat yang akan ditimbulkan. Keluarga

Kerusakan moral pada remaja juga tidak terlepas dari kondisi dan suasana

keluarga. Keadaan keluarga yang carut-marut dapat memberikan pengaruh yang sangat negatif bagi anak yang sedang/sudah menginjak masa remaja. Karena, ketika mereka tidak merasakan ketenangan dan kedamaian dalam lingkungan keluarganya sendiri, mereka akan mencarinya ditempat lain. Sebagai contoh; pertengkaran antara ayah dan ibu yang terjadi, secara otomatis akan memberikan pelajaran kekerasan kepada seorang anak. Bukan hanya itu, kesibukan orang tua yang sangat padat sehingga tidak ada waktu untuk mendidik anak adalah juga merupakan faktor penyebab moral anaknya bejat.

Faktor Eksternal

Lingkungan Masyarakat

Kondisi lingkungan masyarakat juga sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter moral generasi muda. Pertumbuhan remaja tidak akan jauh dari warna lingkungan tempat dia hidup dan berkembang. Lingkungan yang sudah penuh dengan tindakan-tindakan amoral, secara otomatis akan melahirkan generasi yang rusak.

Teman Pergaulan

Perilaku seseorang tidak akan jauh dari teman pergaulannya. Pepatah arab mengatakan, yang artinya: ” dekat penjual minyak wangi, akan ikut bau wangi, sedangkan dekat pandai besi akan ikut bau asap”. Menurut beberapa psikolog, remaja itu cenderung hidup berkelompok (geng) dan selalu ingin diakui identitas kelompoknya di mata orang lain. Oleh sebab itu, sikap perilaku yang muncul diantara mereka itu sulit untuk dilihat perbedaannya. Tidak sedikit para remaja yang terjerumus ke dunia hitam, karena pengaruh teman pergaulannya. Karena takut dikucilkan dari kelompok/gengnya, maka seorang remaja cenderung menurut saja dengan segala tindak-tanduk yang sudah menjadi konsensus anggota geng tanpa berfikir lagi plus-minusnya.

Pengaruh Media Masa

Kita tidak dapat menutup mata akan pengaruh media masa; cetak maupun

elektronik, dalam membentuk moralitas generasi bangsa ini. Media-media yang ada sekarang ini tidak lagi membatasi diri dengan hanya menyajikan berita dan

(5)

Di Indonesia, realitasnya justru lebih bebas. Di negara Paman Sam, film-film diberi rate apakah bebas untuk semua umur atau termasuk jenis film triple x atau film biru (blue film). Di Indonesia, tidak ada aturan yang tegas semacam itu. KUHP memang melarang tindakan yang sama, tapi buktinya pornografi tetap marak. Kaset-kaset dan VCD porno malah dijual bebas dan anak-anak pun malah bisa menikmatinya secara leluasa, termasuk anak-anak di bawah umur. Film perkosaan dan adegan berciuman di televisi ditayangkan di saat anak-anak masih menonton televisi, yakni pada saat prime time, (harian republika, 29 mei 2006).

Solusi Menghadapi Kenakalan Remaja

Ada beberapa solusi yang dapat ditempuh guna membentengi generasi muda dari rongrongan dampak negatif arus globalisasi.

a) Peran Penting Keluarga

Demi mewujudkan cita-cita bersama dalam membentuk moralitas generasi bangsa yang mulia, maka hal yang paling penting untuk dilakukan adalah pendekatan individu. Peran ini sangat mungkin untuk dilakukan oleh pihak keluarga, khususnya kedua orang tua. Karena mereka adalah orang yang paling dekat dengan karakter anak-anaknya. Hendaknya orang tua selalu peka dengan perkembangan buah hatinya. Sehingga anak akan selalu terkontrol dari hal-hal yang tidak diinginkan. Karena sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, bahwa sumber kenakalan remaja adalah juga bermuara pada kondisi keluarga yang carut-marut. Oleh sebab itu sebagai benteng pertama, orang tua harus mampu memerankan peran aktifnya dalam mendidik moral anaknya.

b) Optimalisasi Peran Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan harus menjalankan perannya dengan baik, sebagai wadah pengelolahan sumber daya manusia (SDM) yang kuat baik dalam intelektual dan moral. Dalam tataran peningkatan intelektual, lembaga pendidikan yang ada di negara kita sedikit- banyak sudah terealisasikan. Akan tetapi satu peran lagi yang seakan luntur seiring pemkembangan zaman, yaitu peran untuk menanamkan nilai moral. Khususnya lembaga pendidikan yang berlebel umum. Ironisnya, terkadang guru pengajar itu sendiri kurang begitu memberi tauladan yang baik bagi para muridnya; baik dalam cara berpakaian (khususnya guru wanita), ataupun berprilaku.

Tentunya yang penulis paparkan ini masih sangat subyektif, karena belum adanya penelitian secara menyeluruh di kawasan nusantara. Akan tetapi penilaian yang subyektif ini bisa jadi ada benarnya. Karena hal itu berdasarkan pengamatan pribadai penulis selama menimbah ilmu di salah satu sekolah menengah umum negeri (SMUN). Demikian juga asumsi itu didukung kuat oleh beberapa tulisan di media masa.

Peran moral inilah yang harus digalakkan kembali di seluruh lembaga pendidikan di indonesia, demi terlahirnya insan yang berkualitas baik dalam bidang IPTEK

(6)

c) Legitiminasi Hukum Negara

Peran keluarga dan pendidikan dirasa kurang begitu kuat tanpa adanya undang-undang yang memberi sanksi hukum bagi para pelaku amoral. Jumlah pelanggaran norma sosial seperti tawuran antar pelajar, peredaran miras dan narkoba, serta pergaulan bebas di kalagan muda-mudi, tidak akan berkurang kalau tidak ditekan dari undang-undang yang berlaku.

Disinilah, pemerintah mempunyai andil sangat besar untuk menentukan kebijakan-kebijakan undang-undang yang berkaitan dengan moralitas bangsa. Sekalipun sudah kita ketahui bersama bahwa hal itu sudah dilakukan oleh pemerintah, namun dalam kenyataannya di lapangan, tindakan kriminal dan perbuatan asusila tidak kunjung berkurang, bahkan kian bertambah. Ketika dirasa sanksi yang diberikan oleh pemerintah tidak kunjung meredahkan laju pertumbuhan

pelanggaran-pelanggaran itu, maka pemerintah harus berani mengevaluasi kembali kinerja yang selama ini dilakukan. Karena pekerjaan tidak akan mengalami kegagalan kalau tidak ada sebuah kesalahan.

Peranan Remaja Kristen dalam Pembangunan Nasional

Pepatah mengatakan, bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal sejarahnya. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang selama tiga setengah abad hidup dalam cengkeraman Belanda di tambah lagi hidup dalam penjajahan Jepang selama tiga setengah tahun. Kemudian, kemerdekaan yang kita raih adalah bukti nyata dari sebuah pengorbanan yang sangat besar dari semua komponen bangsa.

Pembangunan Nasional dalam rangka mewujudkan bangsa yang adil, makmur serta berdaulat dengan berlandaskan azas pancasila serta UUD 1945 tidak akan pernah tercapai jika tidak di dukung oleh semua rakyat Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut asas demokrasi yang bersumber kepada nilai- nilai kehidupan yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Perwujudan dari asas demokrasi itu diartikan sebagai paham kedaulatan rakyat, yang bersumber kepada nilai kebersamaan, kekeluargaan dan kegotongroyongan.

Demokrasi ini juga memberikan penghargaan yang tinggi terhadap nilai- nilai musyawarah yang mencerminkan kesungguhan dan tekad dari bangsa Indonesia untuk berdiri diatas kebenaran dan keadilan.

Nilai- nilai kesanggupan dan kerelaan untuk berkorban dengan penuh keikhlasan dan kejujuran dalam mengisi kemerdekaan demi kepentingan bangsa dan negara telah digantikan oleh kerelaan berkorban hanya untuk mengisi kesenangan dan kemakmuran pribadi pihak- pihak tertentu.

Terjadinya Kolusi Korupsi Nepotisme pada masa pemerintahan Orde Baru merupakan bukti nyata pengingkaran terhadap sikap keikhlasan dan kejujuran. Tidak hanya itu Indonesia mengalami krisis multi dimensi yang demikian pelik, mulai dari krisis moral, krisis ekonomi, krisis kepercayaan, hingga krisis

kepemimpinan.

(7)

ingatan kita bahwa pemerintahan yang tidak bersih dan mengabaikan rasa keadilan tidak akan mendapat dukungan dan kepercayaan dari rakyat. Benarlah apa yang dikatakan pujangga Mesir Syauqy Beyq : Suatu bangsa yang kokoh bertahan. Selama akhlak mewarnai kehidupan.

Setiap orang pasti merindukan pemerintah yang bersih, jujur, kuat, berani dan berwibawa. Harapan itu merupakan amanat dari Pancasila dan UUD 1945 yang selalu mendambakan pemerintahan yang memiliki moral kemanusiaan dengan semangat kebangsaan. Disamping itu, peran pemuda dalam mengisi kemerdekaan serta pembangunan nasional telah memberikan dampak positif bagi pertumbuhan bangsa.

Kepeloporan pemuda dalam pembangunan bangsa dan negara harus dipertahankan sebagai generasi penerus yang memiliki jiwa pejuang, perintis dan kepekaan terhadap social, politik dan lingkungan. Hal ini dibarengi pula oleh sikap mandiri, disiplin, dan memiliki sifat yang bertanggungjawab, inovatif, ulet, tangguh, jujur, berani dan rela berkorban dengan dilandasi oleh semangat cinta tanah air.

Maka hasil dari sebuah refleksi dari kepemimpinan pemerintah selama ini

mengatakan generasi terdahulu belum bisa menunjukan dirinya sebagai pemimpin. Dalam berbagai kebijakan-kebijakannya pemerintah tidak pro rakyat. Kenaikan harga BBM, kenaikan harga bahan-bahan pokok, serta bahan-bahan baku lainnya adalah bukti dari dampak kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Mereka masih berpegang teguh pada aturan lama yang selalu memihak kelompok berduit. Kenyataan ini telah disadari oleh kaum muda Indonesia. Kesadaran yang

diharapkan mendorong segenap kaum muda untuk segera mempersiapkan dan merancang prosesi pergantian generasi. Karena pada hakikatnya kita

membutuhkan wajah-wajah baru. Sehingga muka lama yang hampir usang itu bisa tergantikan dengan muka baru yang lebih muda serta juga memiliki cita-cita dan semangat baru.

Indonesia membutuhkan pemimpin dari kaum muda yang mampu

merepresentasikan wajah baru kepemimpinan bangsa. Ini bukan tanpa alasan, karena kaum muda dapat dipastikan hanya memiliki masa depan dan nyaris tidak memiliki masa lalu. Dan ini sesuai dengan kebutuhan Indonesia kini dan ke

(8)

Dalam perjalanan zaman, sejarah baru selalu ditandai dengan lahirnya generasi baru. Dalam kancah sejarah, generasi baru yang mengukir sejarah baru itu adalah dari kalangan kaum muda. Perputaran sejarah juga telah membuktikan bahwa setiap generasi itu ada umurnya. Dengan demikian, nama-nama yang muncul sekarang sebagai calon pemimpin yang sebenarnya adalah satu generasi, juga ada umurnya.

Inilah peluang yang mesti dijemput oleh kaum muda saat ini. Sebuah peluang untuk mempertemukan berakhirnya umur generasi itu dengan muara dari gerakan kaum muda untuk menyambut pergantian generasi dan menjaga perputaran sejarah dengan ukiran-ukiran prestasi baru. Maka, harapannya adalah bagaimana kaum muda tidak membiarkan begitu saja sejarah melakukan pergantian generasi itu tanpa kaum muda menjadi subjek di dalamnya.

Pemuda dalam tiap masa selalu menjadi tulang punggung sebuah perubahan. Apakah itu perubahan menuju lebih baik atau sebaliknya. Pemuda dalam definisi sosial adalah generasi antara umur 20 – 40 tahun ( atau 18- 35 tahun dalam

referensi lain). Dalam kajian ilmu sosial, puncak kematangan peran publik seorang manusia ialah antara umur 40 -60 tahun. Dari perbandingan di atas, kita dapat menyimpulkan, bahwa pemuda adalah penerus generasi sebelumnya untuk masa yang akan datang.

Akan tetapi peran pemuda dalam keberjalanan roda Negara tetaplah krusial. Banyak contoh di berbagai Negara, dimana titik tolak perubahan justru berawal dari perjuangan pemuda. Sangatlah wajar. Setidaknya ada dua rahasia besar kekuatan pemuda, yaitu kekuatan personal dan keunggulan mengorganisasi kekuatan.

Rahasia berikutnya adalah keunggulan mengorganisasi kekuatan. Ada setidaknya lima faktor prinsip yang dipegang pemuda, dalam mengorganisasi kekuatan mereka, yaitu :

1. Kekuatan asas perjuangan

2. Kekuatan konsep dan metode perjuangan 3. Kekuatan persatuan

4. Kekuatan sikap dan posisi perjuangan

5. Kekuatan aksi dan opini : memiliki isu sentral, konsistensi misi, imun dalam perjuangan, kesinambungan aksi dan opini.

Pembangunan Hari Ini

Lihatlah keadaan hari ini, dimana pembangunan fisik dan mental negeri bergerak sangat lambat. Banyak bangunan sekolah yang sudah tidak layak pakai, masih juga belum diperbaiki, padahal keadaan itu sudah berlangsung lama. Atau proyek jalan tol yang terbengkalai bertahun-tahun. Belum lagi masalah kualitas pendidikan kita, yang hampir semuanya berorientasi membentuk kuli. Ini hanya secuil bagian dari besarnya masalah dalam pembangunan negeri ini.

(9)

adalah kelompok usia produktif yang memiliki potensi yang sama untuk

mendapatkan status sosial ekonomi yang relatif mapan dan akan masuk ke dalam kelas menengah. Padahal, peran elit ( the rulling class ) dan kelas menengah ( middle class) sangat siginifikan dalam menggerakkan dan mengarahkan

perubahan sosial, sebagai salah satu pilar pembangunan. Dan, The Rulling Class ini dibentuk dari kelas menengah, yang terdiri dari kelompok-kelompok strategis dari kalangan intelektual, pengusaha, birokrat dan militer. Nah, untuk melakukan mobilitas vertikal dan masuk ke dalam kelas menengah haruslah berbasis kompetensi, bukan patronase politik.

Dengan kenyataan di atas, maka ada agenda strategis, dalam rangka memelopori akselerasi pembangunan ini. Yaitu dengan mengelola dengan baik dan profesional seluruh insitusi kepemudaan, sebagai sarana perekrutan pemuda-pemuda potensial Indonesia dalam usia produktif. Selanjutnya, penguatan kelas menengah pemuda sebagai kandidat elit (the rulling class) dalam konteks sirkulasi kepemimpinan lokal dan nasional.

Dalam tataran aplikasinya, untuk saat ini, aktivis pelajar dan Remaja Kristen bisa bergabung dalam organisasi massa. Lebih mengkerucut lagi, bisa ormas politik. Dimulai dari aktivitas-aktivitas politik organisasi di kampus. Untuk pemuda yang sudah tidak lagi Remaja Kristen, mereka bisa berkecimpung lebih dalam di organisasi-organisasi keprofesian yang independen. Ini semua tidak lain adalah untuk mempertajam kompetensi dan profesionalisme, agar ketika mereka sudah menjadi bagian dalam the rulling class, mereka sudah siap.

Dengan kesiapan para pemuda menjalani the rulling class, akselerasi pembangunan dapat dimaksimalkan. Harapan ini tentulah bukan sebuah khayalan. Sejarah

Indonesia sendiri telah menghasilkan individu seperti ini, contohnya, M. Natsir. Percepatan pembangunan harus dimulai dengan perubahan mental dan cara berfikir. Walaupun pemerintahan saat ini sudah on the track, tapi jalannya masih lambat. Dengan kematangan mental dan perbedaan cara berfikir yang segar, the next rulling class siap membantu dan mempercepat pembangunan negeri.

Dalam hubungannya dengan sosialisasi geenerasi muda khususnya Remaja Kristen telah melaksanakan proses sosialisasi dengan baik dan dapat dijadikan contoh untuk generasi muda, Remaja Kristen pada khususnya pada saat ini.

Proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945 ternyata perlu ditebus dengan

pengorbanan yang tinggi. Oleh karena segera setelah proklamasi pemuda Indonesia membentuk organisasi yang bersifat politik maupun militer, diantaranya

KAMI(Kesatuan Aksi Remaja Kristen Indonesia) yang didirikan oleh Remaja Kristen dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

KAMI menjadi pelopor pemdobrak kearah kehidupan baru yang kemudian dikenal dengan nama orde baru (ORBA). Barang siapa menguasai generasi muda, berarti menguasai masa depan suatu bangsa, demikian bunyi suatu pepatah. Berarti masa depan suatu bangsa itu terletak ditangan generasi mudas.

(10)

peranan sebagai : a.agent of change b.agent of development c.agent of modernization

Sebagai agent of change, Remaja Kristen bertugas untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam masyarakat kearah perubahan-perubahan yang lebih baik. Sedangkan agent of development, Remaja Kristen bertugas untuk melancarkan pembangunan di segala bidang, baik yang bersifat fisik maupun non fisik.Sebagai agent of modernization, Remaja Kristen bertugas dan bertindak sebagai pelopor dalam pembahruan.

Sejarah mencatat sejak lahirnya bangsa ini pada tanggal 17 agustus 1945 sampai sekarang Indonesia telah banyak mengalami sebuah perjalanan panjang dan sebuah keniscayaan dalam setiap perjalanan pasti terjadi perubahan.Dalam konteks

keIndonesiaan kita pun mengalami perubahan yang cukup berarti baik ditingkat lokal maupun global.Namun di sisi lain jelas negeri ini tidak dapat melupakan efek negatif dari perubahan tersebut. Sebut saja seperti terjadinya konflik-konflik yang terjadi baik konflik yang bersifat SARA maupun konflik yang dilatarbelakangi oleh kepentingan politik, maupun ekonomi.

Konflik yang terjadi di negeri kita ini bagaikan sebuah pembukaan dalam sejarah kelam bangsa Indonesia.Masalah bangsa datang silih berganti belum selesai duka negeri Aceh kita kemudian di kejutkan oleh tragedi sunami di jawa belum selesai rehabilitasi secara fisik dan mental muncul masalah lumpur Sidoarjo.pada bidang kesehatan masih berbekas dalam ingatan kita permasalahan kekurangan gizi di beberapa daerah menambah daftar masalah yang harus diselesaikan itu hanya sekelumit masalah yang harus dipecahkan bangsa ini.

Akan tetapi ini adalah hal yang harus kita hadapi bersama tanggung jawab ini bukan hanya milik pemerintah tapi ini merupakan sebuah pertanggunjawaban secara kolektif kita yang mengatasnamakan bangsa Indonesia.kita berfikir dan bergerak sekarang atau kita diam sama sekali…

Dari ratusan juta rakyat, sebenarnya Indonesia menyimpan SDM yang potensial yang dibutuhkan untuk dijadikan modal untuk berjuang. Pertanyaan selanjutnya adalah siapa dari SDM yang mempunyai energi besar, mumpuni dan mempunyai daya gedor luar biasa dan telah terbukti dalam sejarah akan sepak terjangnya dalam membangun bangsa kita ini?

Kalau dilihat dari sederet sejarah panjang bangsa ini rasanya tidak salah apabila kita menyatakan bahwa para pemudalah yang mempunyai andil besar dalam rangka membangun bangsa ini menuju bangsa yang lebih maju.

Lihat saja sejarah yang dimulai digerakkan Budi utomo tahun 1908 yang

(11)

sangat berarti bagi bangsa Indonesia yang melandasi lahirnya teks Proklamasi. Tragedi 1965 yang berhasil melengserkan orde lama juga tak lepas dari kekuatan dan peran pemuda pada waktu itu dengan ditandainya banyak demonstrasi yang menuntut segera dilakukan perbaikan–perbaikan negeri. Lahirnya peristiwa 1998 yang pada waktu itu dipelopori oleh Remaja Kristen sebagai elemen dari pemuda yang akhirnya sekali lagi membuktikan kekuatannya yaitu berhasil melengserkan pemerintahan orde baru. Para pemuda dan Remaja Kristen menuntut adanya reformasi di berbagai bidang guna mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan segera keluar dari krisis ekonomi yang menghantam negeri ini. Pemuda adalah tulang punggung negara, karenanya masa depan suatu negara sangat tergantung dari peran pemuda itu sendiri. Ditangan pemuda jualah mau kemana negara ini akan dibawa. Mau di beri warna apa bangsa ini, pemudalah yang mempunyai prioritas utama untuk memikul tanggung jawabnya.Tidak dapat

dipungkiri, peran pemuda sangat besar bagi kemajuan suatu bangsa karena merekalah tumpuan harapan bagi kelangsungan hidup suatu bangsa.

Dalam sebuah tulisan seorang aktivis kepemudaan mengatakan bahwa generasi muda tidak bisa tidak bisa dilepaskan dari pembangunan negara kita ini karena memiliki empat hal yang ada pada dirinya yaitu semangat mudanya,sifat kritisnya dan kematangan logikanya serta kearifan untuk melihat problem yang sesuai dengan tempatnya.

Maka tak salah kemudian dalam setiap momen bersejerah bangsa ini kita akan menjumpai para pemuda yang melakukan sebuah ”revolusi” peradaban

mengatasnamakan Nasionalisme.Dalam sejarah bangsa kita yang mulia ini para pemuda menorehkan tinta emas sebagai garda terdepan perubahan.

Nasionalisme Gelombang Pertama: Kebangkitan Nasional 1908

Berdasarkan sejarah, gerakan kebangkitan nasionalisme Indonesia diawali oleh Boedi Oetomo di tahun 1908, dengan dimotori oleh para Remaja Kristen kedokteran Stovia, sekolahan anak para priyayi Jawa, di sekolah yang disediakan Belanda di Djakarta. Jadi patut dipertanyakan sebagai tonggak kebangkitan

nasional Indonesia.Para Remaja Kristen kedokteran di Stovia, merasa muak dengan para penjajah, –walaupun mereka sekolah di sekolah penjajah—dengan membuat organisasi yang memberi pelayanan kesehatan kepada rakyat yang menderita. Nasionalisme Gelombang Kedua: Soempah Pemoeda 1928

Setelah Perang Dunia I, filsafat nasionalisme abad pertengahan, mulai merambat ke negara-negara jajahan melalui para Remaja Kristen negara jajahan yang belajar ke negara penjajah.

(12)

Di dalam negeri sendiri, Soekarno sejak remaja, masa Remaja Kristennya bahkan setelah lulus kuliahnya, terus aktif menyuarakan tuntutan kemerdekaan bagi negerinya, 20 tahun setelah kebangkitan nasional, kesadaran untuk menyatukan negara, bangsa dan bahasa ke dalam 1 negara, bangsa dan bahasa Indonesia, telah disadari oleh para pemoeda yang sudah mulai terkotak-kotak dengan organisasi kedaerahan seperti Jong Java, Jong Celebes, Jong Sumatera dan sebagainya, kemudian diwujudkan secara nyata dengan menggelorakan Sumpah Pemoeda di tahun 1928.

Nasionalisme Gelombang Ketiga: Kemerdekaan 1945

Pada nasionalisme gelombang ketiga ini, peran nyata para pemoeda yang

menyandra Soekarno-Hatta ke Rengas-Dengklok agar segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, dapat kita baca dari buku-buku sejarah. Kurang dari 20 tahun (hanya 17 tahun), sejak Soempah Pemoeda dikumandangkan.

Nasionalisme Gelombang Keempat: Lahirnya Orde Baru 1966

Tepat 20 tahun setelah kemerdekaan, terjadi huru-hara pemberontakan G30S/PKI dan eksesnya. Disini kembali pemuda memperlihatkan kembali aksinya dengan melakukan tuntutan untuk membubarkan PKI

Nasionalisme Gelombang Kelima: Lahirnya Orde Reformasi 1998

Gelombang krismon yang melanda Asia Tenggara, dimanfaatkan dengan baik oleh para Remaja Kristen dan pemuda kaum muda sekali lagi memperlihatkan ke nasionalismean dengan menurunkan Soeharto sekaligus mengakhiri 32 tahun jaman kejayaannya.

Sebuah keironian bila kita melihat kondisi para pemuda sekarang. Tingkat

permisivitas gaya hidup dan derasnya arus globalisasi, termasuk globalisasi budaya asing, menyebabkan pemuda kerap lengah dan akhirnya tergoda untuk melakukan tindakan-tindakan yang fatal, baik bagi masa depan dirinya maupun

keluarga,masyarakat bangsa.

Persoalan-persoalan tersebut, lebih bersifat non-ideologis, tapi justeru ini bisa direfleksikan lebih lanjut ke persoalan ideologis, yakni penumbuhan kesadaran akan peran-peran pemuda secara ideal dalam bingkai hubungan masyarakat, bangsa dan negara.

Kondisi ini tidak berbeda jauh dengan para pemuda yang ada didaerah – daerah.Serbuan budaya barat yang di klaim sebagai sebuah kebudayaan yang berkeadaban menjadi sebuah tren masa kini.Apalah jadinya bangsa kita ini ketika bangsa ini memerlukan tenaga para pemudanya untuk lebih berkarya dengan kondisi bangsa yang semrawut kita tidak bisa menjadi garda terdepan perubahan yang berkeadaban.

(13)

pemberdayaan pemuda secara internal dan eksternal. Ketiga, peran pemuda senantiasa mengedepankan daya kritis dan inisiatif-nya, yang perlu

direaktualisasikan secara konkret. Keempat, Pemuda Indonesia memiliki peran penting dalam proses pencerahan guna pencerdasan masyarakat. Kelima, Pemuda Indonesia harus meningkatkan dirinya atau merevitalisasi perannya sebagai anggota masyarakat global.

Karenanya di samping peningkatan kualitas komunikasi dengan publik internasional, juga mengerti akan problematika-problematika global dan

dampaknya bagi kepentingan nasional dan lokal (dalam konteks otonomi daerah). Saatnya kita semua pemuda Indonesia, harus melakukan reaktualisasi peran, tidak saja mampu memahami persoalan, namun juga bisa mengimplementasikan dengan baik.

Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia Raya….

Penggalan syair lagu Indonesia raya di atas haruslah menjadi pemicu bagi negeri ini untuk sadar diri. Sadar bahwasanya apapun yang terjadi negeri ini rakyat harus bangun dan bangkit. Maka dari itu Indonesia harus menatap ke depan,

menganalisis situasi dan bahu-membahu siapapun dia.

Pemuda merupakan suatu potensi bagi negara sebagai armada dalam kemajuan bangsa. Peran pemuda sangatlah penting dalam mengisi pembangunan dan

mempertahankan kemerdekaan bangsa, mengingat catatan sejarah peran pemuda senantiasa menjadi pilar dan motor untuk mencapai kemerdekaan bangsa.

Di mulai dari Budi Utomo tahun 1908, Sumpah pemuda tahun 1928, Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945, hingga saat ini, pada masa reformasi, pemuda yang merupakan tokoh intelektual bangsa senantiasa memberikan pemikiran dan pergerakan demi kedaulatan bangsa.

Dalam situasi yang senantiasa tumbuh dan berkembang di era globalisasi ini, menuntut peran aktif pemuda sebagai kekuatan moral, kontrol sosial dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Selain itu, dalam

Pembangunan Nasional, pemuda diharapkan mampu bertanggung jawab dalam menjaga Pancasila, keutuhan NKRI, dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan demikian kesadaran pemuda akan kecintaan terhadap tanah air dan bangsanya semakin meningkat.

Pemuda diharapkan tetap terus menempa dirinya menjadi pribadi-pribadi yang memiliki kematangan intelektual, kreatif, percaya diri, inovatif, dan memiliki

kesetiakawanan sosial dan semangat pengabdian terhadap masyarakat, bangsa dan negara yang tinggi. Pemuda sebagai garda terdepan dalam proses perjuangan, pembaruan dan pembangunan bangsa, diharapkan mampu mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang telah di raih negara ini selama kurang lebih 64 tahun silam dengan berbagai hal.

(14)

Masyarakat. Pendidikan dalam konteks menerima dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diterima selama menjadi Remaja Kristen. Penelitian meliputi kajian-kajian strategis baik perbaikan maupun penemuan baru demi kemajuan bangsa. Pengabdian terhadap masyarakat yaitu pengamalan potensi, ilmu dan pengetahuan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat.

Situasi negara yang saat ini kurang stabil, dengan banyak terjadinya bencana, konflik kepentingan, degradasi moral dan terorisme, menuntut pemuda khususnya Remaja Kristen untuk menjadi stabilisator, dinamisator, kreator dan inovator perubahan ke arah yang lebih baik. Melalui tulisan ini, penulis berharap dapat mengingatkan diri pribadi dan mengajak pembaca untuk tetap memiliki semangat kejuangan, sifat kritis, idealis, inovatif, progresif, dinamis dan futuristik tanpa meninggalkan akar budaya bangsa Indonesia yang tercermin dalam

kebhinnekatunggalikaan. Semoga negara Indonesia ini tetap jaya dengan para pemuda yang senantiasa berkarya.

Generasi Muda sebagai pewaris, penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sebagai sumber insani bagi pembangunan nasional, ibarat mata rantai yang tergerai panjang, posisi generasi muda dalam masyarakat menempati mata rantai yang paling sentral dalam artian bahwa, pemuda berperan sebagai pelestari nilai budaya, kejuangan, pelopor dan perintis pembaruan melalui karsa, karya dan dedikasI. Selain itu pemuda juga mempunyai peran dalam menggerakkan pembangunan sekaligus menjadi pelaku aktif dalam proses pembangunan nasional serta berperan dalam memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa.

Demikian dikatakan Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Departemen Pertahanan (Dirjen Pothan Dephan) Bambang Murgiyanto, MSc, Rabu (17/9) pada pembukaan Penataran Tenaga Inti Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (Targati PPBN) bagi Organisasai Kepemudaan Tk. Pusat Tahun 2003. Penataran akan berlangsung selama lima hari di Aula Ditjen Pothan Dephan Jl. Tanah Abang Timur No. 8 Jakpus, diikuti 30 peserta yang berasal dari UI, UKI, Guna Dharma, Resimen Remaja

Kristen dan KNPI.

Bambang Murgiyanto, MSc, mengatakan, pemuda sebagai bagian integral dari Warga Negara sangat berperan dalam berbagai aspek kehidupan kebangsaan, sehingga sudah seharusnya generasi muda memiliki semangat Bela Negara yang tinggi, karena generasi muda sebagai motor penggerak pembangunan harus mampu menciptakan inovasi dan kreatifitas yang kondusif dalam masyarakat agar Pembangunan Nasional dapat tercapai.

(15)

“Sebagaimana telah diamanatkan dalam Pasal 27 dan 3O UUD 1945 serta Pasal 9 Undang-Undang No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, menyatakan dengan tegas bahwa, upaya Pembelaan Negara merupakan Hak dan Kewajiban setiap Warga Negara Indonesia” Ujarnya.

Dirjen Pothan Dephan Bambang Murgiyanto, MSc, menjelaskan, upaya pembelaan Negara sebagaimana dimaksud dalam perundang-Undang tersebut merupakan pengejawantahan dari cita-cita luhur Bangsa Indonesia untuk menjaga,

mengamankan dan memelihara Kesatuan dan Persatuan serta Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Dengan demikian kita selaku elemen bangsa yang memiliki Hak dan Kewajiban dalam Pembelaan Negara, perlu untuk menanamkan dalam sanubari, faham, rasa dan semangat Bela Negara serta dapat mengaplikasikannya dalam berkehidupan kebangsaan sehari-hari. “Perlu disadari bahwa kesadaran warga negara akan hak dan kewajibannya itu tidak dibawa sejak lahir, untuk itu harus ditanamkan dan ditumbuh kembangkan secara terus menerus melalui sisialisasi”.

INJIL DALAM MASYARAKAT MAJEMUK

INJIL DALAM MASYARAKAT MAJEMUK

(16)

1. Dogma dan keraguan di dalam kebudayaan yang majemuk.

Dogma berasal dari kata Yunani “Dokein” yang berarti ‘Mengira”. Kata ini dipergunakan untuk menunjukkan hal yang tampaknya baik bagi penguasa yang sah dan diumumkan kepada masyarakat. Kata seperti itu dipergunakan dalam keputusan rasul-rasul dalam persidangan di Yerusalem (Kis 16:4), dalam sejarah gereja kata itu dikluarkan oleh pihak yang berwenang dan harus diterima dalam Iman.

Ada tiga pokok pendahuluan tentang dogma yaitu:

a. Dogma bukanlah kekhususan yang unik dari gereja. Setiap pemikiran yang sistematis harus dimulai dari titik berangkat tertentu, dia harus mulai dengan menerima susuatu yang diangggap benar tanpa harus dipersoalkan lagi. Pemikiran Kristen harus sah dan logis, yaitu bahwa Allah sudah berbuat sesuatu untuk menyatakan dan dan memberlakukan maksud-Nya terhadap dunia dengan cara yang dapat diketahui dari Alkitab.

b. Kita perlu memperhatikan apa yang sudah diajarkan kepada kita. Setiap masyarakat menggantungkan keutuhannya atas suatu perangkat yang disebut kemasuk-akalan, yaitu pola-pola kepercayaan, dan tingkah laku yang diterima didalam masyarakat tertentu, yang menentukan kepercayaan-kepercayaan mana yang masuk akal dan tidak masuk akal. Injil memberikan kebangkita kepada suatu struktur kemasuk-akalan yang baru, suatu cara melihat perkara-perkara yang secara radikal berbeda dari visi-visi yang membentuk semua kebudayaan manusia yang terpisah dai Injil.

c. Ada suasana kerendahan hati yang patut dihargai tentang pernyataan kebenaran itu jauh lebih besar daripada yang dapat ditangkap oleh satu orang atau oleh satu tradisi keagamaan.

Dogma sudah lama dikaitkan dengan pemaksaan, kekuasaan politis, penolakan atas kebebasan berpikir dan suara hati. Sebetulnya hanya dogma hanya dogma yang dimengerti secara benar yaitu Anugerah Allah yang Cuma-Cuma dalam Yesus Kristus yang dapat memberikan dan menyokong kebebasan pikiran dan suara hati. Dogma sesuatu yang diberikan kepada kita untuk diterima dalam Iman, bukan auatu perangkat rumusan yang tidak dibatasi waktu.

2. Akar-akar kemajemukan

Ada 5 hal yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Perlu adanya kritik atas keraguan. Ketika kita berusaha meragukan suatu pernyataan, kita melakukannya di atas dasar kepercayaan-kepercayaan tang tidak kita ragukan. Ada 2 bentuk asumsi keraguan yaitu pernyataan anda tidak terbukti dan pernyataan anda tidak pernah dapat dibuktikan atau tidak ada kirteria yang seperti itu. Hanya dapat meragukan karena ada hal-hal yang dipercayai tanpa meragukannya.

(17)

c. Karya para Filsuf dan ahli sejarah ilmu pengetahuan dalam abad ini sudah memperlihatkan dengan jelas bahwa keseluruhan karya ilmu pengetahuan modern adalah berdasarkan komitmen-komitmen iman, yang mana komitmen-komitmen ini pada dirinya sendiri tidak dapat diperlihatkan oleh metode-metode ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan sudah tidak akan mungkin tanpa adanya dua kepercayaan, yaitu bahwa alam semesta adalah rasional dan bahwa dia adalah bergantung pada sesuatu.

d. Fakta bahwa semua pengetahuan kita adalah terbatas seharusnya tidak diperhunakan untuk menolak pernyataan-pernyataan tentang apa yang dapat kita ketahui sebagaimana kita mampu membuatnya. Setiap orang bebas untuk memahami sesuka hatinya, Ilah yang tidak diketahui adalah obyek kepercayaan yang menyenangkan, karena sifat-sifatnya ditentukan oleh diri sendiri.

e. Penurunan nilai pernyataan-pernyataan kepercayaan sebagai pernyataan yang subyektif, menyebabkan timbulnya kekaburan logis. Hal ini adanya pengetahuan yang obyektif terlepas dari pengetahuan sebagaimana dipercayai kebenarannya oleh seseorang. Keobyektifan palsu adalah kebenaran sebagai persesuaian antara kepercayaan-kepercayaan pribadi dengan fakta-fakta yang actual.

3. Tahu dan percaya

Ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu:

a. mengamanti fakta-fakta yang penting. Bagi para ahli ilmu pengetahuan yang tertarik dalam memecahkan persoalan, maka yang penting adalah fakta-fakta tujuan itu. Kalau ia hanya memeriksa fakta-fakta secara acak, maka ia tidak akan mendapatkan apa-apa dan menghabiskan waktunya dengan sia-sia. Ahli ilmu pengetahuan harus mengidentifikasikan permasalahannya dan kemudian menilai fakta-fakta mana yang penting dalam hubungannya dengan persoalna itu. Itu adalah masalah penilaian dan tidak ada peraturan untuk menentukan hal itu, dan masalah itu haruslah masalah yang baik, banyak waktu telah dibuang dalam usaha untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak bermakna.

b. Penyusunan suatu hipotesa. Tidak ada peraturan-peraturan untuk menyusun hipotesa itu lwbih banyak merupakan masalah intuisi dan imajinasi. Beberapa teori baru yang paling penting sudah datang dari suatu penglihatan atau angan-angan.

(18)

4. Otoritas, otonomi, dan tradisi.

Kemenangan ilmu pengetahuan adalah sesuai sesuai untuk menggantikan akan pengamatan dan penyimpulan sebagai kewibawaan. Setiap usaha untuk menghidupkan kembali kewibawaan dalam hal-hal intelektual adalah suatu langkah mundur. Salah satu dari manfaat yang besar yang diberikan oleh ilmu pengetahuan untuk mereka yang mengerti semangatnya adalah bahwa dia memampukan mereka untuk hidup tanpa dukungan yang khayal dari kewibawaan yang subyektif. Iman dipegang tidak sebagai pendapat pribadi tetapi sebagai kebenaran yang adalah benar bagi semua, karena itu dia harus secara umum ditegaskan, dan terbuka bagi penyelidikan umum dan perdebatan. Secara khusus, seperti yang diperintahkan Yesus kepada kita, iman itu harus diberitakan kepada semua bangsa, semua kelompok manusia apapun, kepercayaan, dan kebudayaan. Integritas dan kemanfaatan pengajaran dan komunikasi yang terus-menerus ini akan menuntut pengakuan dan penghargaan dari kewibawaan tradisi. Ada kesejajaran yang erat antara cara-cara yang dalamnya kewibawaan tradisi berlaku didalam masyarakan ilmu pengetahuan dan didalam persekutuan Kristen. Namun kesejajaran itu sama sekali tidak berarti lengkap, tanpa adanya pelajaran, tulisan, dan ucapan manusia. Dalam persekutuan Kristen tradisi adalah kesaksian tentang perbuatan Allah dalam sejarah, perbuatan yang menyatakan dan memberlakukan tujuan dari sang Pencipta. Pemahaman Kristen tentang dunia bukanlah hanya masalah suatau tradisii peringatan, pemahaman itu adalah masalah tinggal didalam riwayat kegiatan Allah, kegiatan yang tetap terus sedang berlangsung. Pengetahuan yang dicari oleh Iman Kristen adalah pengetahuan tentang Allah yang sudah bertindak dan sedang bertindak.

5. Akal budi, penyataan, dan pengalaman

(19)

secara terus-menerus dibentuk kembali dan disesuaikan dalam perjuangan untuk menguasai pengalaman yang berjalan terus.

6. Penyataan didalam sejarah

Ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Sekelompok kesulitan pertama timbul dari kekuasaan yang disebut dunia ilmiah modern. Ilmu pengetahuan dan kemanusiaan sudah berhasil dalam menyingkapkan mata rantai sebab-akibat yang terletak dibelakang semua peristiwa sehingga kelihatannya tidak ada celah atau sela-sela yang melaluinya tindakan ilahi dapat masuk kedalam peristiwa-peristiwa itu dan mempengaruhi.

2. Garis penalaran berlaku sepanjang salama ini dan juga membawa kepada kesulitan-kesulitan yang lebih lanjut, tradisi Kristen menegaskan bahwa beberapa hal yang sudah terjadi menyatakan pikiran Allah, tetapi tidak semua. Allah menyatakan diriNya dalam sejarah, kita akan mengatakan demikian, tetapi tidak semua sejarah menyatakan Allah. Tradisi Kriaten menegaskan bahwa Allah telah membuat pikiran-pikiran dan tujuanNya diketahui oleh beberapa orang melalui peristiwa-peristiwa dalam sejarah yang dipeliharan dalam tradisi Kristen.

3. Analogi pengkomunikasian diri pribadi manusia melalui tindakan-tindakan dan kata-kata dari organism fisiknya adalah, bagaimanapun, hanya analogi yang tidak lengkap. Dunia ciptaan sudah diberikan derajat otonomi, dan independen dari kehendak Allah yang secara jelas adalah lain daripada hubungan yang ada antara pikiran manusia dan tubuhnya ketika keseluruhan tubuh manusia itu dalam keadaan yang benar-benar sehat.

7. Logika pemilihan

Ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Pemilihan adalah pemilihan untuk status dengan hak yang istimewa dihadapan Allah. Menjadi umat pilihan Allah tidak berarti mempunyai hak yang istimewa, tetapi berarti penderitaan, celaan, kerendah-hatian. Israel dipanggil untuk mewujud nyatakan dalam kehidupannya penderitaan yang mendalam dari Allah karena ketidak-taatan dari d. unia milik-Nya. Dan dalam Perjanjian Baru hal ini sampai pada perwujudannya yang final, bahwa seorang yang pilihan Allah dipanggil untuk menanggung penderitaan yang paling mendalam dan menentukan dari kematian yang merupakan kutukan Allah atas nama semua bangsa.

(20)

c. mengambil titik berangkat dan sebagai kenyataan bahwa yang mengendalikan semua pikiran manusia dan sudah benar-benar dilakukan adalah Yesus Kristus. Hal yang terjadi ketika Ia mengambil hakikat manusiawi kita dan datang di antara kita sebagai seorang manusia membuat jelas arti pemilihan Allah itu, bahwa Allah sudah menyerahkan semua kepada ketidak-taatan sehingga Ia dapat mencurahkan kemurahanNya atas semua.

8. Alkitab sebagai sejarah universal

Ada 6 hal yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Hidup mendiami suatu struktur kemasuk-akalan alternative daripada struktur yang dalamnya masyarakat hidup, suatu struktur kemasuk-akalan bukanlah hanya merupakan sekumpulan ide, tetapi harus diwujud-nyatakan dalam satu komunitas yang nyata.

b. Suatu sejarah yang nyata terbentuk dalam waktu-waktu dan tempat-tempat tertentu yang membentuk latar belakang Alkitab, memberikan petunjuk untuk memaahami sejarah masa kini. Menghidupi Alkitab berarti hidup dengan suatu jawaban untuk untuk pertanyaan-pertanyaan mengetahui siapakah saya dan siapakah yang Esa yang kepadaNya saya akhirnya dapat bertanggung jawab.

c. Sifat yang dibawakan dalam cerita Alkitab adalah sifat dari Yang Esa yang sebagai Pencipta dan Tuhan dari semuanya memanggil umatNya kedalam hubungan yang bertanggung jawab dalam kasih dan kestiaan. Sifat-sifat yang dinyatakan dalam Alkitab bukanlah sifat-sifat yang lebih sempurna daripada yang kita miliki.

d. Struktur kemasuk-akalan adalah kerangka sesorang untuk mengambil keputusan, orang itu tidak mengambil keputusan mengenia sesuatu diatas dasar suatu kerangka kepercayaan yang lebih denitif.

e. Didalam masyarakat yang struktur kemasuk-akalannya dibentuk oleh cerita Alkitab ada visi yang jelas tentang tujuan dari sejarah dan keyakinan bahwa tujuan ini akan tercapai.

f. Tindakan yang berpengharapan berarti mempunyai sesuatu yang kepadanya seseorang dapat dengan yakin untuk memandang kedepan.

9. Kristus, petunjuk bagi sejarah

Ada 5 hal yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Pemerintahan Allah sekarang sedang menghadapi sebagai kenyataan yang hadir, (Lukas 17:21, Matius 12:28). Kerajaan Allah memang demikian karena dalam kenyataannya pemerintahan Allah, kekuasaanNya sebagai raja, hadir dalam manusia Yesus.

(21)

c. Kristus sudah bangkit dan sekarang memerintah disebelah Bapa sampai semua musuhNya menyerah

d. Kristus akan datang lagi, dan kemuliaan pemerintahanNya akan menjadi nyata kepada semua.

e. Iman memampukan kita pada saat yang sama menjadi realistis dan berpengharapan

10. Logika Misi

Logika misi adalah makna yang benar dari riwayat manusia yang disingkapkan. Karena ini adalah kebenaran maka harus dibagikan secara universal dan tidak dapat berupa pendapat pribadi. Ketika kita membagikannya secara bersama dengan semua orang, kita memberikan kepada mereka kesempatan untuk mengetahui kebenaran tentang diri mereka sendiri, mengetahui siapakah mereka karena mereka dapat mengethui cerita yang benar yang darinya kehidupan mereka hanya sebagian. Kebenaran tentang riwayat manusia sudah disingkapkan dalam peristiwa-peristiwa yang membentuk substansi Injil. Misi adalah pengungkapan dari pengharapan manusia, mengungkapkan kepercayaan kita bahwa ada suatu masa depan yang riil untuk manusia dan untuk dunia, dasar yang kuat dari pengungkapan misi adalah pengungkapkan dari kasih. Misi hanyalah keinginan untuk berada bersama dengan Tuhan dan mempersembahkan kehidupan kita kepada-Nya. Inti pokok dari misi adalah rasa syukur dan pujian. Kita menyelewengkan permasalahan kalau kita membuat misi menjadi usaha dari kita sendiri dengan pekerjaan-pekerjaan kita. Tujuan misi yang sebenatnya adalah bahwa Allah dapat dipermuliakan.

11. Misi: perkataan, perbuatan, dan keberadaan baru

Ada 6 hal yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Jelas bahwa menempatkan perkataan dan perbuataan, pemberitaan dan tindakan, berlawanan satu dengan lain tidak dapat dibenarkan. Perkataan menerangkan perbuatan, dan perbuatan mensahkan perkataan.

b. Perbuatan untuk keadilan dan perdamaian dunia adalah inti dari perkabaran Injil, bukan sesuatu yang sekunder dan bagian dari pinggiran dari tugas pokok perkabaran Injil.

c. Kegiatan untuk keadilan dan perdamaian tidak dapat pernah mempunyai arti komitmen yang total kepada suatu proyek yang khusus yang diidentifikasikan tanpa keragu-raguan sebagai kehendak Allah.

d. Kebenaran yang fundamental dapat menjadi sumber kesalahan yang dapat membawa bencana bila dipergunakan untuk menarik mundur orang-orang yang percaya kepada Injil dari keterikatan tanggung jawabnya dalam kesegeraan, relativitas dari kehidupan politis dan kultur.

(22)

dukungan yang terus menerus kepada orang-orang yang bertindak secara bertanggung jawab sebagai orang percaya dalam melakukan tugas mererka sebagai warga Negara.

f. Pemberitaan Injil tidak pernah dapat tidak menjadi relevan, Gereja harus menjalani secara nyata kehidupan bersama yang sesuai dengan injil dan hidup dalam kehidupan bersama dengan penguasa, menyatakan dalam kehidupannya kuasa dari Tuhan yang hidup karena tidak ada batasnya bagi kekuatan Firman Tuhan.

12. Kontekstualisai yang benar dan yang salah

Konstektualisasi adalah pertanyaan tentang bagaimana Injil itu didalam konteks yang khusus. Injil itu dialamatkan untuk manusia sebagi pribadi manusia dalam semua keadaanya yang sulit yang tak dapat dihitung macamnya yang didalamnya manusia itu menemukan dirinya. Injil itu mempunyai kedaulatannya sendiri dan tidak pernah menjadi satu alat dalam tangan perkabaran Injil. Isi dari Injil adalah Yesus Kristus dalam kepenuhan pelayananNya, kematiaanNya, dan kebangkitanNya. Kontekstualisasi yang benar terjadi kalau ada persekutuan yang hidup dengan setia pada Injil dan dalam identifikasi yang sama mahalnya dengan orang-orang dalam situasi mereka yang nyata dalam pelayanan Yesus didunia. Ketika syarat-syarat atau kondisi-kondisi ini dipenuhi, Roh Allah yang berdaulat melakukan pekerjaanNya sendiri

13. Tidak ada nama lain

Orang Kristen adalah orang yang mencari, dan percaya bahwa petunjuk yang menentukan jalan yang benar dan hidup sudah diberikan didalam Yesus Kristus, suatu pencarian bersama. Menunjuk kepada Yesus sebagai petujuk utama dalam pencarian bersama dalam umat manusia akan keselamatan dan mengundang orang-orang yang lain untuk mengikutinya. Inti yang sebenarnya dari berita Kristen seperti yang dinyatakan dalam Injil Yohanes adalah bahwa riwayat hidup yang khusus yang diceritakan adalah manifestasi yang menentukan didalam sejarah tentang seseorang yang menjadi sumber dan tujuan bagi orang Kristen. Hubungan yang benar dengan Allah tidak dapat lepas dari hubungan kita dengan orang-orang lain, dan kesetiaan kepada Kristus harus dinyatakan dalam hubungan dengan orang-orang yang mengambil bagian bersama dalam kesetiaan itu. Kriteria Yesus Kristus ditemukan dalam nilai permanen yang kekal seperti keadilan, kesetiakawanan, kasih dan kemurahan. Kebenaran bukanlah suatu doktrin, kebenaran tidak ditemukan dengan mengulang kata-kata benda abstrak, kebenaran adalah manusia Yesus Kristus yang dalamnya Allah sedang memperdamaikan dunia. Kebenaran itu adalah pribadi, konkrit, dan historis. Dengan menerima iman bahwa Kristus dalah sungguh-sungguh Tuhan dan Juruselamat yang unik, kita akan mengambil pengakuan bahwa tidak ada nama lain didunia ini selain nama Yesus Kristus.

(23)

a. Mengharap, mencari, dan menyambut semua tanda anugerah Allah yang ada, didalam kehidupan orang yang tidak mengenal Yesus sebagai Tuhan. Perbuatan yang kita lakukan dengan orang-orang yang tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan adalah mencari dan menerima dengan senang semua refleksi tentang terang yang benar didalam kehidupan orang-orang yang kita temui.

b. Orang Kristen akan bersemangat untuk bekerja sama dengan orang-orang dari semua iman dan ideologi dalam semua proyek yang sejalan dengan pemahaman Kristen tentang tujuan Allah di dalam sejarah. Pengendalian adalah dibawah Allah dan Bapa dari Tuhan kita Yesus Kristus yang kesabaranNya tidak terbatas dalam setiap hari dari kehidupan kita.

c. Komitemen bersama untuk pekerjaan dunia memberikan konteks untuk dialog bersama yang menimbulkan kerjasama dari berbagai jenis agama mengenai isu-isu yang nyata, dialog tersebut akan menjadi dialog tentang arti dan riwayat manusia.

15. Injil dan kebudayaan-kebudayaan

Kebudayaan manusia adalah hanya merupakan cara yang didalamnya masyarakat-masyarakat manusia mengatur kehidupan bersama, dan hal seperti itu dirusak oleh dosa. Orang Kristen memahami penyataan Allah didalam Kristus dan dalam keseluruhan cerita Alkitab akan dibentuk oleh kebudayaan yang melaluinya individu itu dibentuk. Kebutuhan Injil dengan kebudayaan manusia harus menjadi sesuatu yang praktis dan tidak hanya sesuatu yang teoritis. Hanya dengan menjadi partisipan yang setia didalam keluarga gereja uang supranasional dan suprakultural, kita dapat menemukan sumber-sumber, untuk pada saat yang sama menjadi pemelihara dan pendukung yang setia kepada kebudayaan kita masing-masing dan juga member kritik yang membangun keatas kebudayaan-kebudayaan kita. Injil mensahkan keaneka ragaman yang sangat luas diantara kebudayaan-kebudayaan manusia tetapi tidak mensahkan relativisme yag total. Ada hal yang baik dan hal yang buruk dalam setiap kebudayaan dan ada perkembangan yang secara terus-menerus berlangsung dalam setiap kebudayaan yang kreatif dan destruktif, atau sejalan dengan tujuan Allah seperti yang dinyatakan dalam Kristus untuk semua umat manusia atau sebaliknya.

16. Pemerintahan, kekuasaan, dan rakyat.

(24)

17. Mitos masyarakat sekuler

Ciri-ciri masyarakat sekuler:

a. Tidak mempunyai komitemen kepada pandangan tertentu apapun tentang alam semesta dan tempat manusia didalamnya.

b. Suatu masyarakat majemuk, tidak hanya majemuk dalam kenyataan, tetapi majemuk juga dalam prinsipnya.

c. Suatu masyarakat toleran, yang toleransinya dibatasi hanya oleh kebutuhan menentang kegiatan-kegiatan yang diarahkan melawan kebijaksanaan dari masyarakat.

d. mempunyai tujuan bersama yang untuknya warga masyarakat dapat bekerja bersama.

e. Memecahkan masalah dengan menyisihkan emosi dan dorongan yang irrasional, akan bekerja memastikan fakta dari situasi sehingga masyarakat dapat diatur untuk memampukan warganya mencapai tujuan yang actual.

f. Ada tanpa gambaran yang resmi, tipe ideal, atau model yang diperlihatkan supaya ditiru.

Gereja adalah suatu kesatuan yang sudah hidup lebih lama daripada banyak Negara, bangsa, dan kerajaan dan akan hidup lebih lama daripada yang sekarang ada. Gereja adalah kenyataan yang besar dinyatakan dengan kenyataan bahwa bangsa-bangsa, kerajaaan-kerajaan, dan peradaban-peradaban dunia femomena yang akan berlalu. Gereja tidak pernah dapat tenang untuk menjadi perkumpulan sukarela yang hanya memperhatikan masalah pribadi dan masyarakat. Masalah yang menentang nama Tuhan yang esa, ideology, mitos, asumsi, dan pandangan dunia yang tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan. Kalau itu melibatkan konflik, kesulitan, dan penolakan, maka kita mempunyai contoh Yesus Kristus didepan kita dan peringatanNya bahwa seorang hamba tidaklah lebih besar dari tuannya.

18. Jemaat sebagai Hermeneutik Injil

Persekutuan jemaat mempunyai 6 karakter, yaitu:

a. Menjadi suatu persekutuan yang memuji, itu adalah mungkin, karakternya yang paling yang menonjol. Memuji adalah suatu kegiatan yang hampir sama sekali tidak ada didalam kehidupan masyarakat modern.

b. Jemaat Kristen akan menjadi suau persekutuan kebenaran.

c. Jemaat Kristen adalah suatu persekutuan yang tidak hidup untuk dirinya sendiri tetapi yang secara mendalam terlibat dalam keprihatinan-keprihatinan dari sesamanya.

d. Jemmat Kristen adalah persekutuan dimana orang-orang laki-laki dan perempuan dipersiapkan dan didukung dalam melaksanakan keimamannya di dalam dunia.

(25)

f. Jemaat Kristen adalah persekutuan pengharapan.

19. Kepemimpinan pelayanan untuk jemaat missioner

Tugas kepemimpinan secara tepat adalah untuk memampukan, mendorong, dan mendukung kegiatan dari semua anggota. Injil adalah kabar baik tentang pemerintahan Allah atas seluruh kehidupan, baik kehidupan umum maupun pribadi, Gereja dipanggil untuk menyapa seluruh kehidupan umum dari masyarakat. Kepemimpinan pelayanan bagi jemaat missioner akan menuntut bahwa pendeta secara langsung terikat dalam peperangan kerajaan itu melawan kekuasaan diluar kerajaan. Pendeta tidak dapat secara langsung terlibat dalam setiap bidang khusus dari kehidupan sekuler yang didalamnya anggota-anggota jemaat yang memerangi pertempuran mereka. Akan ada situasi dimana pendeta harus mewakili keseluruhan gereja dalam menentang penyalah gunaan kekuasaan, korupsi, dan keserakahan didalam kehidupan umum dan menerima pukulan-pukulan yang mengikutinya. Pendeta akan memberikan semangat kepada seluruh persekutuan dengan keberanian, dengan menghadapi musuhnya. Kepemimpinan pendeta jemaat dalam misinya kepada dunia akan menjadi pertama dan paling utama dalam bidang kemuridannya sendiri, dalam kehidupan doa dan pengabdian sehari-hari yang tetap tersembunyi dari dunia tetapi yang adalah tempat dimana pertempuran yang sangat penting untuk dimenangkan. Pribadi pelayanan missioner tercermin melalui pribadi Petrus, Petrus dihadirkan sebagai seorang pekabar Injill, semua dia adalah seorang nelayan yang tidak ada apa-apanya dan tidak menangkap apa-apa sampai ia tunduk pada perintah tuanNya. Ketika ia melakukan perintahNya ada tangkapan yang luar biasa banyaknya yang dibawanya, dengan jala yang utuh dan sebagai buah hasil pekerjaan, satu panenan yang utuh bagi Yesus. Kemudian, Petrus menjadi seorang gembala yang kepadanya Yesus mempercayakan domba-dombaNya. Yesus mempercayai Petrus karena Ia mengasihiNya lebih daripada semua, tetapi kemudian akhirnya, gambaran Petrus berubah lagi dia seorang murid yang harus pergi mengikuti jalan yang ditempuh tuanNya, memandang hanya hanya ke satu jalan, kepada Tuan yang berjalan didepannya. Kepemimpinan pelayanan adalah pertama dan terakhir dan kemuridan.

(26)

Kepercayaan Injil adalah kepercayaan yang paling mendalam dan menentukan maka tidak dapat disahkan oleh sesuatu yang lebih mendalam dan menentukan kehidupan orang Kristen. Orang Kristen menyambut baik pluralitas dan menyambut baik suatu masyarakat yang majemuk karena memberikan suatu jangkauan pengalaman dan keberagaman yang lebih luas dari tanggapan manusia terhadap pengalaman dan kesempatan yang lebih kaya untuk untuk menguji kecukupan iman. Gereja bertumbuh melalui kedatangan orang yang datang dari banyak tradisi kebudayaan serta keagamaan yang berbeda-beda untuk beriman kepada Kristus, kita dimampukan untuk lebih mempelajari betapa panjang dan lebarnya dan tingginya, dan dalamnya kasih Allah (Efesus 3:14-19). Di dalam masyarakat majemuk selalu ada godaan untuk menilai kepentingan dari suatu pernyataan tentang kebenaran untuk tujuan praktis, yang dipercayai banyak orang dan membuat orang Kristen jatuh kedalam jebakan tersebut. Sebagai orang Kristen kita harus yakin akan janji Yesus Kristus yang menjamin kita, membuat komitmen yang baru, tidak membuat kita kuatir, karena Dia adalah yang setia, Ia akan menyempurnakan apa yang sudah dimulaiNya.

PEMUDA DALAM KEMAJEMUKAN SOSIAL DAN AGAMA DI MALUKU

Maluku : Dunia Kita

(27)

Dunia yang menggebu-gebu dengan kesetiakawanan sosial namun telah lelah dengan

belas kasihan. Dunia yang maju dengan sains dan teknologi namun kosong dengan

moral yang humanis. Inilah dunia kita yang pantas menyandang pertanyaan, apakah

validitas kekuasaan tetap berlaku untuk selamanya?

Arus globalisasi sedang melanda dunia kita, dan Maluku tidak terkecuali. Maluku

menghadapi bukan saja liberalisasi ekonomi, tetapi juga politik. Lebih dari itu, Maluku

akan menghadapi transformasi budaya secara besar-besaran yang tidak mustahil akan

mempengaruhi kehidupan budaya orang Maluku. Kehidupan sosial orang Maluku akan

bergeser dengan cepat dan niscaya tidak terkendali. Moral kehidupan kita sebagai

orang Maluku yang bersumber pada nasionalis Pancasila dan UUD 45 akan mengalami

pukulan yang hebat. Dari hal ini maka, tentu saja kehidupan sosial dan kehidupan

beragama kita mesti diperkuat selaku orang Maluku. Sebab, kejujuran untuk

mempertahankan moralitas persaudaraan selaku orang Maluku paling tidak sangat

bertumpuh pada kedua aspek tersebut, yakni agama dan kehidupan sosial yang

tentunya bercorak majemuk.

Dalam pergerakan dunia yang semakin meningkat ini maka, penyakit-penyakit sosial di

Maluku seperti, kemiskinan, korupsi, kolusi, nepotisme, seks bebas, pencurian,

narkotika dan obat-obat terlarang, pengangguran, pemulung, fenomena anak jalanan,

dan lain-lain, benar-benar mengejala dan selalu membuat pusing kepala. Tidak dapat

dipungkiri bahwa, inilah kenyataan sosial yang sedang terjadi di bumi Maluku. Namun

demikian, barangkali penyakit-penyakit sosial seperti di atas ini bukanlah suatu hal yang

sama sekali baru, namun penyakit-penyakit sosial ini telah ada sejak kita tahu dengan

sendirinya bahwa diri kita telah mengada dalam dunia ini. Tetapi lebih parah daripada

itu, penyakit-penyakit sosial tersebut bukannya membaik namun lebih terpuruk sehingga

Maluku telah mengalami krisis sosial yang memprihatinkan. Salah satu di antara sekian

banyaknya krisis sosial yang selalu menggejala di Maluku ialah, kemiskinan yang makin

hari semakin meningkat angkanya. Hal ini terbukti dengan adanya berbagai macam

pemulung dan fenomena anak jalanan yang bertaburan liar di jalan-jalan dari pagi hari

hingga petang, bahkan sampai malam hari. Fenomena tersebut menampakkan,

masyarakat Maluku belum mapan dalam kestabilan ekonomi. Kalau secara menyeluruh

ekonomi masyarakat Maluku belum stabil, itu berarti indikasinya ialah, masyarakat

Maluku masih ada dalam garis kemiskinan dan belum sejahterah. Memang benar tidak

ada data satatistik yang digunakan di sini untuk membuktikan secara jelas keberadaan

angka kemiskinan yang terjadi di Maluku. Tetapi perlu ditegaskan bahwa, esai ini tidak

mengulas tentang data tersebut, namun esai ini secara prinsip ingin menuangkan

secara riil kenyataan sosial yang sememntara terjadi di Maluku, terkhususnya di ibu kota

Provinsinya, Ambon.

(28)

yang tidak akan pernah berubah? Apakah realitas sosial di bumi Maluku seperti ini akan

terus dan menerus berkelanjutan hingga mengalami stagnasi total? Suatu hal yang pasti

dalam kepastian bahwa, kenyataan realitas sosial di bumi Maluku seperti ini bukanlah

merupakan suatu keharusan. Jika suatu kenyataan menyimpang dari apa yang

seharusnya, maka yang mesti dilakukan ialah perubahan terhadap kenyataan itu. Jika

kenyataannya Maluku ini miskin, jika kenyataannya Maluku ini penuh dengan ratus

bahkan ribuan pemulung, Maluku ini penuh dengan koruptor, Maluku ini sarat dengan

narkotika dan obat-obat terlarang, Maluku ini ramai dengan anak jalanan, Maluku ini

selalu diwarnai dengan pencurian, itu bukanlah suatu keharusan yang mesti terjadi di

bumi ini (Maluku).

Lebih lanjut, corak kehidupan antarumat beragama di Maluku pasca konflik masih

menyisakan perdebatan dan perlawanan yang begitu fundamental. Secara prinsipiil,

orang-orang beragama di Maluku tidak lagi menganut sebuah kepercayaan yang utuh

tentang cinta kasih terhadap yang satu dengan yang lainnya. Tetapi telah menganut

kebencian dan kedendaman yang begitu tajam. Mengapa? Karena agama telah dipakai

sebagai alat pemecah-belah yang berpotensi untuk menghancurkan. Agama telah

dipakai sebagai alat sebuah proyek untuk memusnahkan solidaritas antara orang-orang

di Maluku. Hal ini tidak begitu terasa pada tataran para elit-elit rohaniawan di Maluku.

Sebab, pada tataran itu agama disadari sebagai sebuah jalan untuk saling

memberdayakan. Upaya-upaya untuk membangun dialog yang terbuka antarumat

beragama di Maluku selalu di lakukan. Tetapi dialog tersebut hanya diikuti dan diketahui

oleh para akademisi dan para elit rohaniawan. Namun, upaya untuk saling merusak

dalam lingkup agama begitu terasa pada tataran masyarakat bawah di Maluku, dan

pada tataran ini (masyarakat bawah di Maluku) sama sekali tidak ada yang namanya

dialog. Kalaupun ada, itu hanya bersifat kamuflase belaka.

Kerukunan hidup umat beragama dalam realitas sosial bukanlah suatu hal yang baru

sekali. Namun demikian, merupakan karakter khas yang didambakan oleh setiap

manusia yang menginginkan akan terwujudnya kerukunan itu sendiri, tetapi sekaligus

juga membutuhkan perjuangan berat untuk mewujudkannya. Kemajemukan kehidupan

sosial sekaligus beragama di Maluku mesti justru menekankan bahwa berteologi

terutama harus mulai dari pengalaman kemanusiaan (humanis) bersama, yang sejatinya

terbukti bercorak lintas agama. Dari sinilah, maka segala perjumpaan manusia

beragama di Maluku mesti menuaikan perjumpaan yang berkarakter humanis, yang

didasarkan atas prinsip-prinsip ideologi bersama, yakni pancasila. Tetapi dalam

pergerakan zaman global yang semakin menerawang, perjumpaan itu begitu

ber-“warna” permusuhan, pencacian, konflik, kecurigaan, kebencian, kedendaman,

bahkan kamuflase belaka yang terlalu fundamental.

(29)

beragama itu selalu bertepuk dada, menerawang ke sana ke mari, dan bisa jadi konflik

yang telah kondusif dapat meletus kembali. Bahkan lebih daripada itu, fanatik mencintai

dan fanatik membenci antara setiap pemeluk agama masih begitu terasa di dalam setiap

kepribadian. Keterbukaan yang makin berkembang terhadap kebaikan dan kebenaran

yang terdapat dalam tradisi agama-agama dan tradisi manusia sebagai makhluk sosial

semakin memburuk, padahal keterbukaan itu mesti memberi harapan bagi terbentuknya

masyarakat Maluku yang cerdas, pro-aktif, produktif serta berpotensi untuk memerangi

era baru saat ini. Belum lagi jika tiap agama mengklaim bahwa agamanya yang paling

benar serta agamanya yang begitu utama dalam memajukan bangsa (Maluku) ini.

Maju,

Apa iya?

Dengan demikian hal ini dirasa begitu menarik untuk dikaji lebih mendalam.

Jalan-jalan ke bumi Maluku

Di Maluku, negeri karunia Tuhan ini, begitu krisis. Hal ini bukannya makin diatasi,

melainkan semakin diperparah. Krisis ekonomi terus membuat banyak orang tidak

memiliki pekerjaan tetap, dan dari hal inilah maka semakin sulit orang di Maluku

mencukupi kebutuhan pokoknya. Adanya kemiskinan, pencurian, fenomena anak

jalanan dan berbagai penyakit sosial yang telah dikatakan di atas itu, menampakkan

bahwa Maluku benar-benar krisis. Konflik berdarah yang pernah terjadi beberapa tahun

yang silam antarumat beragama di Maluku, berimplikasi buruk bagi tatanan sosialnya.

Dari berbagai fakta dan pemberitaan yang ditemui selama konflik Maluku, memberikan

indikasi yang mendominasi pemikiran masyarakat bahwa agama-agamalah (Kristen dan

Islam) sebagai penyebab konflik sehingga anggapan masyarakat bahwa konflik Maluku

adalah konflik antarumat beragama.

[1]

Dengan merujuk pada fenomena konflik ini

maka, agama telah dipakai entah oleh siapa untuk menghancurkan Maluku, dan kini

Maluku memprihatinkan.

(30)

Maluku masih ada dalam dunia minuman keras. Narkotika dan obat-obat terlarang

masih merupakan permainannya. Pemuda di Maluku masih bertahan dalam

pengangguran yang hebat, pencurian dan sebagainya. Untuk menangani kepribadian

pemuda saja begitu sulit, apalagi mesti menangani totalitas masalah di bumi Maluku ini.

Kemajuan dunia dan kemunduran pemuda di Maluku membuat upaya untuk merubah

keyataan yang tidak mesti merupakan suatu keharusan semakin sulit. Untuk itu, pada

tahap ini kunci bagi pemahaman yang benar agar orang Maluku dapat menuntaskan

kenyataan di negerinya ialah, harus melakukan penetrasi pada setiap moral. Penetrasi

pada moralitas orang Maluku bermuara pada pemberian pemahaman yang benar

tentang pentingnya humanisasi. Namun, Maluku menderita karena perselisihan yang

jelas, yang bisa disebut universal. Oleh karenanya, penetrasi pada setiap moral tidak

cukup untuk memberikan kestabilan di bumi Maluku.

Di samping itu, keinginan-keinginan dan kecendrungan-kecendrungan alami dalam

kesadaran mereka megalami ketidakpastian karena paradigma mereka telah berbeda,

khususnya pemuda. Karenanya, memberikan paradigma bagi makhluk moral sebaiknya

dimulai dari rohaninya. Kerohanian makhluk moral di Maluku tegasnya pemuda mesti

diawali dari segi kepercayaannya pada Tuhan. Oleh sebab itu, berbicara mengenai

pembenahan moral dari tingkat rohani harus memasuki lini agama atau teologinya.

Sebagai manusia-manusia yang berketuhanan dan di dalamnya terdapat insan-insan

yang berjiwa intelek, lagi bermoral, maka hal utama yang mesti direfleksi ialah

memperdalam dan memperluas pengertian mengenai iman, kasih, hikmat, dan

kemajemukan sebagai masyarakat Maluku, bagi tiap-tiap pemeluk agama yang begitu

fundamental. Memaparkan secara baik hubungan antar agama-agama dan kekerasan

bagi setiap manusia beragama, lagi melakukan upaya konservatif namun progresif

sebagai ciri khas kehidupan sosial di bumi Maluku.

Dengan demikian kalau inilah yang merupakan penawarannya maka, secara spesifik

masyarakat Maluku, terkhususnya pemuda Maluku mesti mengetahui watak mendasar

dari penawaran tersebut.

Menata ulang masyarakat Maluku melalui iman, kasih, serta hikmat

Referensi

Dokumen terkait

Peran mahasiswa dan generasi muda bagi bangsa dan negeri ini bukan hanya duduk di depan meja dan dengarkan dosen berbicara, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai berbagai

Menjadi Insiprasi dan contoh teladan bagi remaja adalah peran yang berpengaruh dan membawa konsekuensi positif yang signifikan dalam membentuk masa depan generasi muda, oleh karena itu