• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT (1)"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yng di hadapi oleh masyarakat kita saat ini. Semakin maju teknologi di bidang kedokteran, semakin pula banyak macam penyakit yang mendera masyarakat. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh faktor tingkah laku manusia itu sendiri. Tapi apakah benar hanya faktor tingkah laku saja yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat? sebelum membahas tentang masalah kesehatan masyarakat tentunya lebih baik jika kita memahai konsep dari kesehatan masyarakat itu terlebih dahulu.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana sejarah kesehatan masyarakat ?

2. Apa periode-periode Ilmu kesehatan masyarakat ?

3. Bagaimana perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia ? 4. Apa definisi kesehatan masyarakat ?

5. Apa tujuan kesehatan masyarakat?

6. Apa prinsip-prinsip kesehatan masyarakat? 7. Bagaimana ruang lingkup kesehatan masyarakat?

8. Apa faktor-faktor yang memepengaruhi derajat kesehatan masyarakat ? 9. Siapa saja sasaran kesehaan masyarakat ?

C. Tujuan

1. Mengetahui sejarah kesehatan masyarakat 2. Mengetahui periode perkembangan masyarakat

3. Mengetahui perkembangan masyarakat kesehatan masyarakat di indonesia 4. Mengetahui dan memahai definisi kesehatan masyarakat

5. Mengetahui tujuan kesehatan masyarakat

(2)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. SEJARAH KESEHATAN MASYARAKAT

Kesehatan masyarakat tidak terlepas dari dua tokoh metologi Yunani, yakni Asclepius dan Higeia. Berdasarkan mitos Yunani Asclepius di sebutkan sebagai seorang dokter pertama yang tampan dan pandai meskipun tidak disebutkan sekolah atau pendidikan apa yang telah ia tempuhnya, tetapi diceritakan bahwa ia telah dapat mengobati penyakit dan bahkan melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tersebut (surgical procedur) dengan baik. Higeia seorang asistennya, yang diceritakan sebagai istrinya juga telah melakukan upaya-upaya kesehatan. Beda antara Asclepius dengan Higeia pendekatan/penanganan masalah kesehatan adalah Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit), setelah penyakit tersebut terjadi pada seseorang. Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam pendekatan masalah kesehatan melalui “Hidup Seimbang” menghindari makanan atau minuman beracun, makan makanan yang bergizi (baik), cukup istirahat dan melakukan olahraga.

Dari cerita mitos Yunani, Asclepius dan Higeia tersebut akhirnya muncul dua aliran atau pendekatan mengenai masalah-masalah kesehatan. Kelompok atau aliran pertama cenderung menunggu terjadinya penyakit (setelah sakit) di sebut pendekatan Kuratif (pengobatan), umumnya terdiri dari dokter, dokter gigi, psikiater dan praktisi lainnya. Sedangkan kelompok kedua cenderung melakukan upaya pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan (promosi) sebelum terjadinya penyakit. Dalam perkembangan selanjutnya seolah-olah timbul garis pemisah antara kedua kelompok profesi, yakni pelayanan kesehatan kuratif (Curative Health Care) dan pencegahatan preventif (Preventive Health Care). Kedua kelompok ini dapat dilihat perbedaan pendekatan yang dilakukan, antara lain sebagai berikut:

(3)

masalah-masalah yang menjadi masalah masyarakat, bukan masalah individu. Hubungan antara petugas kesehatan dengan masyarakat (sasaran)lebih bersifat kemitraan tidak seperti antara dokter-pasien,

Kedua, pendekatan kuratif cenderung bersifat reaktif artinya kelompok ini hanya menunggu masalah datang. Seperti misalnya dokter hanya menunggu pasien datang ke puskesmas atau klinik. Kalau tidak ada pasien datang, berarti tidak ada masalah, maka selesailah tugas mereka, bahwa masalah kesehatan adalah adanya penyakit. Sedangkan kelompok preventif lebih mengutamakan pendekatan proaktif, artinya tidak menunggu adanya masalah tetapi mencari masalah. Petugas kesehatan masyarakat tidak hanya menunggu pasein datang di kantor atau tempat praktik mereka, tetapi harus turun ke masyarakat mencari dan mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat dan melakukan tindakan.

Ketiga, pendekatan kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien lebih kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial, padahal manusia terdiri dari kesehatan, bio-psikologis dan sosial, yang terlihat antara aspek satu dan lainnya. Sedangkan pedekatan preventif melihat klien sebagai mahluk yang utuh dengan pendekatan holistik. Terjadinya penyakit tidak semata-mata karena terganggunya sistem biologi individual tetapi dalam konteks yang luas, aspek biologis, psikologis, dan sosial. Dengan demikian pendekatannya pun tidak individual dan parsial tetapi harus secara menyeluruh atau holistic.

B. PERIODE-PERIODE PERKEMBANGAN MASYARAKAT A. Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan (Pre Scientific Period)

Greene (1984)

(4)

peraturan-peraturan tertulis yang mengatur tentang pembuangan air limbah (drainase), pemukiman pembangunan kota, pengaturan air minum dan sebagainya. Pada zaman ini juga diperoleh catatan bahwa telah dibangun tempat pembuangan kotoran (latrin) umum, meskipun alasan dibuatnya latrine tersebut bukan karena kesehatan. Dibangunnya latrine umum pada saat itu bukan karena tinja atau kotoran manusia dapat menularkan penyakit tetapi tinja menimbulkan bau tak sedap dan pandangan yang tidak enak. Demikian juga masyarakat membuat sumur pada waktu itu. Alasan meraka minum air kali yang mengalir dan sudah kotor terasa tidak enak, bukan karena minum air kali dapat menyebabkan penyakit.

Hanlon (1974)

Pada zaman Romawi kuno telah dikeluarkan suatu peraturan yang mengharuskan masyarakat mencatat pembangunan rumah, melaporkan adanya binatang-binatang yang berbahaya dan binatang-binatang piaraan yang menimbulkan bau dan sebagainya. Bahkan pada waktu itu telah ada keharusan pemerintah kerajaan untuk melakukan supervisi atau peninjauan kepada tempat-tempat minuman, warung makan, tempat-tempat prostitusi dan sebagainya.

1. Abad pertama sampai abad ke-7 a) Hanlon (1964)

Pada masa ini berbagai penyakit menyerang penduduk. Di berbagai tempat terjadi endemik atau wabah penyakit. Bahkan begitu banyaknya penyakit menular dan, oleh karena itu kesehatan masyarakat mulai dirasakan pentingnya.

b) Notoatmodjo (2005)

(5)

2. Abad ke-13 sampai abad ke-17

Pada masa ini kejadian endemic Pes yang paling dahsyat terjadi di China dan India, diperkirakan 13 juta orang meninggal. Catatan lain di India, Mesir dan Gaza 13.000 orang meninggal setiap harinya, atau selama wabah tersebut jumlah kematian mencapai 60 juta orang. Peristiwa tersebut dikenal dengan “The Black Death”. Pada abad tersebut kolera juga menjadi masalah di beberapa tempat. Tahun 1603 terjadi kematian 1 diantara 6 orang karena penyakit menular. Tahun 1965 meningkat menjadi 1 diantara 5 orang. Tahun 1759 tercatat penyakit-penyakit lain yang mewabah diantaranya Dipteri, Tifus dan Disentri.

B. Periode Ilmu Pengetahuan (Scientific Period)

1. Abad ke-18 sampai permulaan abad ke-19 (Kebangkitan Ilmu Pengetahuan) Pada abad ilmu pengetahuan, mulai ditemukan berbagai macam penyebab penyakit dan vaksin sebagai pencegah penyakit. Louis Pasteur telah berhasil menemukan vaksin untuk mencegah penyakit cacar. Joseph Lister menemukan asam carbol (carbolic acid) untuk sterilisasi ruang operasi. William Marton menemukan ether sebagai anestesi pada waktu operasi.

Penyelidikan dan upaya-upaya kesehatan masyarakat secara ilmiah mulai dilakukan pada tahun 1832 di Inggris. Pada waktu itu sebagian besar rakyat Inggris terserang epidemi (wabah) kolera, terutama terjadi pada masyarakat yang tinggal di perkotaan yang miskin. Kemudian parlemen Inggris membentuk komisi untuk penyelidikan dan penanganan masalah wabah kolera ini.

(6)

Laporan Chadwich ini dilengkapi dengan analisis data statistik yang bagus dan sahih. Berdasarkan laporan hasil penyelidikan Chadwich ini, akhirnya parlemen mengeluarkan undang-undang yang isinya mengatur upaya-upaya peningkatan kesehatan penduduk, termasuk sanitasi lingkungan, sanitasi tempat-tempat kerja, pabrik dan sebagainya. Pada tahun 1848, John Simon diangkat oleh pemerintah Inggris untuk menangani masalah kesehatan penduduk (masyarakat).

2. Akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20

Mulai dikembangkan pendidikan untuk tenaga kesehatan yang professional. Pada tahun 1893 John Hopkins, seorang pedagang wiski dari Baltimore Amerika mempelopori berdirinya universitas dan di dalamnya terdapat sekolah (Fakultas) Kedokteran. Mulai tahun 1908 sekolah kedokteran mulai menyebar ke Eropa, Canada dan sebagainya. Dari kurikulum sekolah-sekolah kedokteran tersebut, terlihat bahwa kesehatan masyarakat sudah diperhatikan. Mulai tahun kedua para mahasiswa sudah mulai melakukan kegiatan penerapan ilmu di masyarakat.

Pengembangan kurikulum sekolah kedokteran sudah didasarkan kepada suatu asumsi bahwa penyakit dan kesehatan itu merupakan hasil interaksi yang dinamis antara factor genetik, lingkungan fisik, lingkungan sosial, kebiasaan perorangan dan pelayanan kedokteran/kesehatan.

Dari segi pelayanan kesehatan masyarakat, pada tahun 1855 pemerintah Amerika telah membentuk Departemen Kesehatan yang pertama kali. Fungsi departemen ini adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi penduduk, termasuk perbaikan dan pengawasan sanitasi lingkungan.

Departemen kesehatan ini sebenarnya merupakan peningkatan departemen kesehatan kota yang telah dibentuk di masing-masing kota seperti Baltimor telah terbentuk pada tahun 1798, South Carolina tahun 1813, Philadelphia tahun 1818 dan sebagainya.

(7)

di kota New York. Pertemuan tersebut menghasilkan Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika (Notoatmodjo, 2005).

3. Pada awal periode rekonstruksi

Disebut sebagai jaman kontradiksi dan peluang. Waktu untuk meningkatkan kemakmuran di negara maju, dalam upaya penuntasan kemiskinan dari mereka yang kurang mampu di seluruh dunia. Disebut jaman peluang, karena dalam melihat kemajuan ilmiah dan teknologi luar biasa sehingga mampu membuka pemandangan dan kemungkinan tak terbatas untuk memecahkan permasalahan kuno tentang kemiskinan dan penyakit (Gunaratne 1977). Berbagai penemuan dan inovasi selama dan sesudah perang dunia kedua memberikan dorongan luar biasa untuk aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Penemuan dan produksi massal seperti kina, dichloro diphenyl trichloroethane (DDT), penisilin dan sulfonamide, pengembangan vaksin dan obat baru yang efektif untuk mencegah dan mengendalikan penyakit menular, pengenalan pil KB dan suntikan, pengenalan dan penggunaan komputer dan perbaikan dalam pencitraan teknologi (X-ray dan CT Scan) memfasilitasi aplikasi canggih dalam praktek kesehatan masyarakat. Kemajuan dalam mikrobiologi dan imunologi memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan vaksin dan teknologi diagnostic.

C. Perkembangan Kesehatan Masyarakat Pada Masa Liberalisme Dan Sesudahnya Dekade setelah perang dunia kedua membawa pergeseran nilai yang ditandai dengan fokus dibidang kesehatan masyarakat dan harapan masyarakat. Di negara maju, penyakit menular yang telah begitu lama manjadi fokus utama kesehatan masyarakat telah surut. Dengan polio menjadi yang terakhir dari epidemi yang mengejutkan, mampu menurunkan korban dengan pemberian imunisasi, antibiotic, atau pengendalian epidemiologi atau lingkungan.(Rogers 1990)

(8)

Dengan penaklukan fasisme dan diikuti dengan runtuhnya komunisme, liberalisme muncul kembali. Ini dilambangkan dalam pernyataan Badan Kesehatan Dunia (WHO), bahwa kesehatan dan kesejahteraan adalah hak asasi bagi semua manusia (WHO, 1968). Hal ini adalah kewajiban bagi Negara untuk memberikan hak tersebut kepada penduduk mereka. Dalam beberapa kondisi, konflik antara kesehatan masyarakat sebagai suatu keharusan dan hak-hak sipil kembali muncul. Ini tetap menjadi isu yang paling tangguh yang harus dihadapi oleh kesehatan masyarakat. Bangkitnya ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 mempunyai dampak yang sangat luas terhadap segala aspek kehidupan manuasia, termasuk kesehatan.

D. Sejarah Dan Perkembangan Kesehatan Masyarakat Di Negara Berkembang

Untuk melindungi kesehatan rakyat dan pekerjanya, penguasa kolonial menegakkan hukum serupa dengan yang berlaku di negaranya. Undang-undang kesehatan masyarakat yang spesifik bervariasi disetiap penguasa kolonial.

Namun, jejak yang masih ada seperti undang-undang kesehatan masyarakat, undang-undang kepemerintahan, undang-undang sipil, undang-undang pabrik, undang-undang vaksinasi dan undang-undang tentang penyakit menular masih berlaku selama beberapa dekade. Para kolonial telah mencanangkan inisiatif penting dalam pencegahan dan pengendalian kesehatan masyarakat internasioanl melalui vaksinasi cacar yang awalnya diberikan pada para pekerja administrasi kolonial dan kemudian pada pekerja kasarnya.

Misionaris agama dari Eropa dan Amerika juga melakukan ekspedisi ke seluruh dunia bersama dengan kekuasaan kolonial. Banyak dari mereka, memiliki latar belakang medis allopathic, sehingga kemudian mendirikan lembaga-lembaga perawatan medis serta system pendidikan umum, termasuk sekolah keperawatan dari medis. Misionaris ini mendirikan klinik kesehatan atau apotik pada awalnya dan kemudian berkembang menjadi rumah sakit di Negara-negara kolonial.

(9)

Sekolah perintis kesehatan masyarakat didirikan di negara-negara kolonial diakhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, dengan maksud agar dapat berfungsi sebagai pusat untuk pengembangan kebijakan terkait kesehatan masyarakat, dan untuk melatih orang-orang yang akan melayani warga negaranya di wilayah kolonial atau pekerja di daerah tropis.

Keberhasilan terbesar dicapai oleh negara-negara berkembang pada abad ke-20 adalah pencegahan dan pengendalian serta pemberantasan tuntas penyakit cacar, yaitu suatu penyakit menular mengerikan yang telah ada sejak jaman dahulu.

Sebagai tindakan pencegahan kesehatan masyarakat, inokulasi nanah diambil dari kasus cacar ke orang sehat. Hal ini telah dipraktekkan di Asia sejak zaman kuno. Metode variolation menyebar ke Eropa dan bagian lain dunia pada abad ke-17. Saat itu telah disederhanakan dan banyak digunakan untuk pencegahan dan pengendalian cacar.

Pada 1796, Edward Jenner memperkenalkan teknik modifikasi dari variolation dengan menggunakan bahan cacar sapi. Masyarakat Eropa perlahan-lahan menerima hasil eksperimen ini. Kemudian masa inokulasi menggunakan bahan cacar sapi (vaksinasi) diperkenalkan secara luas. Bahan vaksin yang telah dikeringkan pada kaca, itu bisa dikirim ke seluruh bagian dunia. Penerimaan yang lebih luas dari vaksinasi massal ini telah menyebabkan penyakit cacar berhenti menjadi ancaman utama dikebanyakan negara Eropa dan Amerika pada awal abad ke-20 (Henderson, 1997).

(10)

C. PERKEMBANGAN KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA 1. Masa pra kemerdekaan

Pada tahun 1807 Gubernur Jendral Daendels melakukan pelatihan praktik persalinan pada para dukun bayi. Pada tahun1851 didirikan sekolah dokter Jawa di Batavia yaitu STOVIA. Tahun 1888 di Bandung didirikan Pusat Laboratorium Kedokteran yang selanjutnya menjadi Lembaga Eykman sekarang. Pada tahun 1913 didirikan Sekolah Dokter Belanda yaitu NIAS di Surabaya. Tahun 1922 terjadi wabah Pes, sehingga tahun 1933-1935 diadakan pemberantasan Pes dengan DDT dan vaksinasi massal.

Hasil penyelidikan Hydric, petugas kesehatan pemerintah waktu itu, penyebab kesakitan dan kematian yang terjadi di Banyumas adalah kondisi sanitasi, lingkungan dan perilaku penduduk yang sangat buruk. Hydric kemudian mengembangkan percontohan dan propaganda kesehatan.

2. Masa era kemerdekaan a) Pra reformasi

(1) Masa orde lama

Pada tahun 1951 konsep bandung plan diperkenalkan oleh dr Y. Leimena dan dr. Patah, yaitu konsep pelayanan yang menggabungkan antara pelayanan kuratif dan preventif. Tahun 1956 didirikanlah proyek Bekasi oleh dr Y. Sulianti di Lembah Abang, yaitu model pelayanan kesehatan pedesaan dan pusat pelatihan tenaga. Kemudian didirikan Health Centre (HC) di 8 lokasi yaitu di Indrapura (Sumatra Utara), Kesiman (Bali), Bojong Loa (Jawa Barat), Salaman (Jawa Tengah), Mojosari (Jawa Timur), Metro (Lampung), DIY dan Kalimantan Selatan. Pada tanggal 12 November 1962 Presiden Soekarno mencanangkan program pemberantasan malaria dan pada tanggal tersebut menjadi Hari Kesehatan Nasional.

(2) Masa orde baru

(11)

“Basic”. Ada basic 7, basic 13 Health Service yaitu: KIA, KB, Gizi Masyarakat, Kesling, P3M, PKM, BP, PHN, UKS, UHG, UKJ, Lab, Pencatatan dan Pelaporan. Pada tahun 1969, Tipe Puskesmas menjadi A & B. Pada tahun 1977 Indonesia ikut menandatangani kesepakatan Visi: “Health For All By The Year 2000”, di Alma Ata, Negara bekas Federasi Uni Soviet. Pengembangan dari konsep “Primary Health Care”. Tahun 1979 puskesmas tidak ada pentipean dan dikembangkan piranti manajerial perencanaan dan penilaian puskesmas yaitu „Micro Planning. dan Stratifikasi Puskesmas. Pada tahun 1984 dikembangkan posyandu, yaitu pengembangan dari pos penimbangan dan karang gizi. Posyandu dengan 5 programnya yaitu KIA, KB, Gizi, Penanggulangan Diare dan Imunisasi dengan 5 mejanya (Notoatmodjo, 2005).

Pada waktu-waktu selanjutnya posyandu bukan saja untuk pelayanan balita tetapi juga untuk pelayanan ibu hamil. Bahkan pada waktu-waktu tertentu untuk promosi dan distribusi Vit.A, Fe, Garam Yodium, dan Suplemen gizi lainnya. Posyandu saat ini juga menjadi andalan kegiatan penggerakan masyarakat seperti PIN, Campak, Vit.A dan sebagainya.

b) Post reformasi

Pada tahun 1997 indonesia mengalami krisis ekonomi, kemiskinan meningkat, kemampuan daya beli masyarakat rendah, menyebabkan akses ke pelayanan kesehatan rendah. Kemudian dikembangkan program kesehatan untuk masyarakat miskin yaitu JPS-BK. Tahun 1998 Indonesia mengalami reformasi berbagai bidang termasuk pemerintahan dan menjadi negara demokrasi. Tahun 2001 otonomi daerah mulai dilaksanakan, sehingga di lapangan program-program kesehatan bernuansa desentralisasi dan sebagai konsekuensi negara demokrasi, program-program kesehatan juga banyak yang bernuansa „politis.. Tahun 2003 JPS-BK kemudian menjadi PKPS-BBM bidang kesehatan, tahun 2005 berubah lagi menjadi Askeskin. Pada saat itu juga dikembangkan Visi Indonesia Sehat Tahun 2010 dengan Paradigma Sehat.

(12)

demokrasi, menuntut akutanbilitas dan kemitraan sehingga berkembang LSM-LSM baik bidang kesehatan maupun bukan untuk menuntut akuntabilitas tersebut dalam berbagai bentuk partisipasi. Sebagai „partnership. LSM-LSM tersebut, program kesehatan yang bertanggung jawab adalah promosi kesehatan.

Promosi kesehatan menjadi ujung tombak mewakili program kesehatan secara keseluruhan, baik sebagai pemasaran-sosial Visi Indonesia Sehat 2010 untuk merubah paradigm petugas kesehatan dan masyarakat. Tugas lain promosi kesehatan adalah melakukan advokasi, komunikasi kesehatan dan mobilisasi sosial.

Secara universal perkembangan kesehatan masyarakat dibagi menjadi 5 era dengan dasar pembagian 5 unsur yaitu unsur jangkauan dengan filosofi yang dianut dengan titik berat pelayanan, unsur penyelenggaraan pendidikan dan penelitian pengembangan. Seperti pada Tabel 1.1 berikut di bawah ini.

Tabel1.1: Era Perkembangan Kesehatan Masyarakat 3. Perkembangan promosi kesehatan di Indonesia

Perkembangan promosi kesehatan tidak terlepas dari perkembangan sejarah kesehatan masyarakat di Indonesia dan dipengaruhi juga oleh perkembangan promosi kesehatan international, yaitu secara seremonial di Indonesia dimulai program pembangunann kesehatan masyarakat desa pada tahun 1975, dan tingkat internasional deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang Primary Health Care (Departemen Kesehatan, 1994). Kegiatan PHC tersebut sebagai tonggak sejarah cikal-bakal promosi kesehatan.

1. Sebelum tahun 1965 (sebelum sampai awal kemerdekaan)

Pada saat itu istilahnya adalah pendidikan kesehatan. Dalam program-program kesehatan, pendidikan kesehatan hanya sebagai pelengkap pelayanan kesehatan terutama pada saat terjadi keadaan kritis seperti wabah penyakit, bencana, dsb. Sasarannya perseorangan, dengan sasaran program lebih kepada perubahan pengetahuan seseorang.

(13)

Pada periode ini mulai perhatiannya kepada masyarakat. Saat itu juga dimulainya peningkatan professional tenaga melalui program Health Educational Servise (HES). Tetapi intervensi program masih banyak yang bersifat individual walau sudah mulai aktif ke masyarakat. Sasaran program adalah perubahan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.

3. Periode 1975-1985

Istilahnya mulai berubah menjadi penyuluh kesehatan. Saat itu program UKS di SD diperkenalkannya dokter kecil. Saat itu juga posyandu lahir sebagai pusat pemberdayaan dan mobilisasi masyarakat. Sasaran program adalah perubahan perilaku masyarakat tentang kesehatan.

4. Periode 1985-1995

Dibentuklah direktoral peran serta masyarakat, yang diberi tugas memberdayakan masyarakat. Direktoral PMK berubah menjadi pusat PKM, yang tugasnya penyebaran informasi, komunikasi, kampanye dan pemasaran sosial bidang kesehatan. Saat itu pula PKMD menjadi posyandu.

5. Periode 1995 sampai sekarang

Istilah PKM menjadi promosi kesehatan. Promosi kesehatan bukan saja perubahan perilaku, tetapi perubahan kebijakan atau perubahan menuju perubahan system atau faktor lingkungan kesehatan. Pada tahun 1997 diadakan konvensi internasional promosi kesehatan dengan tema “Health Promotion Towards The ‘st Century, Indonesian Policy for The Future” dengan melahirkan „The Jakarta Declaration..

D. DEFINISI KESEHATAN MASYARAKAT

(14)

bakter-bakteri penyebab penyakitdan beberapa jenis imunisasi, kegiatan kesehatan masyarakat adalah pencegahan penyakit yang terjadi di dalam masyarakat melalui perbaikan sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit melalui imunisasi.

Pada awal abad ke-19, kesehatan masyarakat sudah berkembang dengan baik, kesehatan masyarakat di artikan suatu upaya integrasi antara ilmu sanitasi dengan ilmu kedokteran. Sedangkan ilmu kedokteran itu sendiri merupakan integrasi antara ilmu biologi dan ilmu sosial. Karena masyarakat sebagai objek penerapan ilmu kedokteran dan sanitasi mempunyai aspek sosial ekonomi dan budaya yang sangat kompleks.

Pada abad ke-20, Winslow (1920) akhirnya membuat batasan kesehatan masyarakat yang samapai sekarang masih relevan, sebagai berikut : kesehatan masyarakat (Pulbic Health) adalah ilmu dan seni : mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan, melalui “usaha-usaha pengorganisasian masyarakat” untuk :

a. Memperbaiki sanitasi lingkungan b. Pemberantasan penyakit menular

c. Pendidikan untuk kebersihan perorangan

d. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan

e. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup layak dalam memelihara kesehatan.

Maka dari itu, Kesehatan Masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu) dan praktek (seni) yang bertujuan mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat). Untuk mencapai ketiga tujuan pokok tersebut, Winslow mengusulkan cara atau pendekatan yang paling efektif adalah melalui “upaya-upaya pengorganisasian masyarakat”.

(15)

masyarakat di bidang pembangunan kesehatan. Maka dari itu diperlukan pendidikan kesehatan masyarakat melalui pengorganisasian dan pengembangan masyarakat. Pendekatan utama Winslow adalah salah satu strategi atau pendekatan pendidikan kesehatan.

Winslow secara implisit mengatakan bahwa kesehatan masyarakat itu mencangkup : sanitasi lingkungan, pemberantasaan penyakit, pendidikan kesehatan (hygiene), manajemen (pengorganisasian) pelayanan kesehatan mayarakat. Kegiatan bidang sanitasi pemberantasan penyakit dan pelayanan kesehatan tidak sekedar penyedian sarana fisik, fasilitas kesehatan dan pengobatan tapi perlu juga upaya pemberian pengertian dan kesadaran kepada masyarakat tentang manfaat serta pentingnya upaya atau fasilitas fisik tersebut dalam rangka pemeliharaan, peningkatan dan pemulihan mereka.

Batasaan lain disampaikan oleh Ikatan Dokter Amerika (1948), kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha pengorganisasian masyarakat, mencakup pula usaha-usaha masyarakat dalam pengadaan pelayanan kesehatan pencegahan dan pemberantasan penyakit. Maka dapat disimpulkan bahwa cakupan ilmu kesehatan masyarakat yaitu sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu sosial.

E. TUJUAN KESEHATAN MASYARAKAT Tujuan Umum :

Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan secara mandiri.

Tujuan Khusus :

 Meningkatkan individu, keluarga, kelompok, masyarakat dalam pemahaman tentang pengertian sehat dan sakit.

(16)

 Tertangani/terlayani kelompok keluarga rwan, kelompok khusus dan kasus yang memerlukan penanganan tindak lanjut dan pelayanan kesehatan

Tujuan kesehatan masyarakat adalah baik dalam bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif adalah agar setiap warga masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya baik fisik, mental, sosial serta diharapkan berumur panjang.

F. PRINSIP-PRINSIP KESEHATAN MASYARAKAT

Agar usaha kesehatan masyarakat dapat terlaksana dengan baik maka ada beberapa prinsip pokok yang harus terpenuhi, yaitu:

1. Usaha Kesehatan Masyarakat lebih mengutamakan tindakan pencegahan (preventif) daripada pengobatan (kuratif).

2. Dalam melaksanakan tindakan pencegahan selalu menggunakan cara-cara yang ringan biaya dan berhasil guna.

3. Dalam melaksanakan kegiatannya lebih menitikberatkan pada masyarakat, baik sebagai pelaku (subyek) dan sasaran (obyek) atau dengan kata lain suatu usaha dari, oleh dan untuk masyarakat.

4. Dalam melibatkan masyarakat sebagai pelaku maka sasaran yang diutamakan adalah masyarakat yang terorganisir.

5. Ruang lingkup usaha lebih mengutamakan masalah-masalah kesehatan kemasyarakatan daripada kesehatan perorangan karena bila tidak ditanggulangi dengan segera dapat mengancam kesehatan dan keselamatan masyarakat luas.

G. RUANG LINGKUP KESEHATAN MASYARAKAT

Kesehatan masyarakat adala imu dan seni, sebagi ilmu kesehatan masyarakat mencakup dua disiplin pokok keilmuan yakni ilmu BIO-medis dan ilmu sosial, sejalan dan perkembangan ilmu kesehatan masyarakat yang mencakup Ilmu Biologi, kedokteran, kimia, fisika, lingkungan, sosial, antropologi, psikologi, pendidikan dan sebagainya. Sehingga kesehatan masyarakat sebagai ilmu yang multi disiplin. Secara garis besar, pilar utama ilmu kesehatan masyarakat sebagai berikut:

(17)

2. Biostatistik/statistic kesehatan 3. Kesehatan lingkungan

4. Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku 5. Gizi masyarakat

6. Kesehatan kerja

Dan masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal pemecahannya secaramulti disiplin, sedangkan kesehatan masyarakat sebagai seni mempunyai bentangansemua kegiatan yang langsung atau tidak untuk mecegah penyakit (Preventif), meningkatkan kesehatan (Promotif), terapi (terapi fisik, mental, sosial) atau kuratif, maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan masyarakat, misalnya pembersihan lingkungan, penyediaan air bersih, pengawasan makanan dan lain-lain. Dan penerapannya sebagai berikut:

1. Pemberantasan penyakit yang menular dan tidak 2. Perbaikan sanitasi lingkungan

3. Perbaikan vektor 4. Pemberantasan vektor 5. Penyuluhan

6. Pelayanan kesehatan ibu dan anak 7. Pembinaan gizi

8. Pengawasan sanitasi tempat umum 9. Pengawasan obat dan minuman 10. Pembinaan peran serta masyarakat

(18)

1. Meningkatkan fungsi kehidupan, tercapai kehidupan kesehatan yang optimal dan mandiri.

2. Sasaran meliputi: individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai satu kesatuan yang utuh

3. Pelayanan terutama ditujukan pada upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitasi.

4. Pendekatan bersifat menyeluruh menggunakan metode asuhan secara konsisten dan berkesinambungan.

5. Pelaksanaan kegiatan melibatkan peran serta aktif masyarakat baik sebagai obyek atau subyek.

6. Kesehatan masyarakat membina perilaku sehat masyarakat.

7. Pelaksanaan kesehatan harus mengacu pada perkembangan dalam pembangunan bidang kesehatan.

8. Kesehatan masyarakat merupakan realisasi fungsi pelayanan dari yang bersigat umum sampai yang bersifat khusus

9. Pelaksanaan asuhan kesehatan masyarakat dilakukan institusi, pelayanankesehatan dan institusi lainnya (panti, sekolah dan lain-lain) dan di rumah penduduk dimana keluarga sebagai unit pelayanan.

Ruang lingkup kegiatan kesehatan masyarakat meliputi usaha-usaha : 1. PROMOTIF (Peningkatan Kesehatan)

Usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan yang meliputi usaha-usaha, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perseorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur, istirahat yang cukup dan rekreasi sehingga seseorang dapat mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

2. PREVENTIF (Pencegahan Penyakit)

Usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit melalui usaha-usaha pemberian imunisasi pada bayi dan anak, ibu hamil, pemeriksaan kesehatansecara berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini.

3. KURATIF (Pengobatan)

(19)

4. REHABILITATIF (Pemeliharaan Kesehatan)

Usaha yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari penyakit yang dideritanya.

H. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT Menurut Hendrick L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yaitu:

1. Perilaku

Faktor ini terutama di negara berkembang paling besar pengaruhnya terhadap munculnya gangguan kesehatan atau masalah kesehatan i masyarakat .Tersedianya jasa pelayanan kesehatan (health service) tanpa disertai perubahan tingkah laku (peran serta) masyarakat akan mengakibatkan masalah kesehatan tetap potensial berkembang di masyarakat.Misalnya: Penyediaan fasilitas dan imunisasi tidak akan banyak manfaatnya apabila ibu ibu tidak datang ke pos-pos imunisasi.Perilaku ibu ibu yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan yang sudah tersedia adalah akibat kurangnya pengetahuan ibu ibu tentang manfaat imunisasi dan efeksampingnya.Pengetahuan ibu ibu akan meningkat karena adanya penyuluhan kesehatan tentang imunisasi yang di berikan oleh petugas kesehatan .Perilaku individu atau kelompok masyarakat yang kurang sehat juga akan berpengaruh pada faktor lingkungan yang memudahkan timbulnya suatu penyakit. Perilaku yang sehat akan menunjang meningkatnya derajat kesehatan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya penyakit berbasis perilaku dan gaya hidup. Kebiasaan pola makan yang sehat dapat menghindarkan diri kita dari banyak penyakit, diantaranya penyakit jantung, darah tinggi, stroke, kegemukan, diabetes mellitus dan lain-lain. Perilaku/kebiasaan memcuci tangan sebelum makan juga dapat menghindarkan kita dari penyakit saluran cerna seperti mencret-mencret lainnya.

(20)

Lingkungan yang mendukung gaya hidup bersih juga berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan. Dalam kehidupan di sekitar kita dapat kita rasakan, daerah yang kumuh dan tidak dirawat biasanya banyak penduduknya yang mengidap penyakit seperti: gatal-gatal, infeksi saluran pernafasan, dan infeksi saluran pencernaan. Penyakit demam berdarah juga dipengaruhi oleh factor lingkungan. Lingkungan yang tidak bersih, banyaknya tempat penampungan air yang tidak pernah dibersihkan memyebabkan perkembangan nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah meningkat. Hal ini menyebabkan penduduk si sekitar memiliki resiko tergigit nyamuk dan tertular demam berdarah. Untuk menganalisis program kesehatan dilapangan ,paradigma H.L.Blum dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan masalah sesuai dengan faktor faktor yang berpengaruh pada status kesehatan masyarakat .Analisis ke – 4 fator tersebut perlu dilakukan secara cermat sehingga masalah kesmas dan masalah program dapat di rumuskan dengan jelas. Analisis ke -4 faktor ini adalah bagian dari analisis situasi (bagian dari fungsi perencnaan)untuk pengembangan program kesehatan di suatu wilayah tertentu. 3. Keturunan

Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan perorangan atau masyarakat dibandingkan dengan faktor yang lain.Pengaruhnya pada status kesehatan perorangan terjadisecara evolutif dan paling sukar di deteksi .Untuk itu ,perlu dilakukan konseling genetik .Untuk kepentingan kesehatan masyarakat atau keluarga ,faktor genetikperlu mendapat perhatian dibidang pencegahan penyakit. Misalnya :seorang anakyang lahir dari orangtua penderita diabetas melitus akan mempunyai resiko lebih tinggi dibandingkan anak yang lahir dari orang tua bukan penderita DM.Untuk upaya pencegahan ,anak yang lahir dari penderita DM harus diberi tahu dan selalu mewaspadaif aktor genetik yang diwariskan orangtuanya .

(21)

lingkungan /prilaku manusia adalah pelatuknya (trigger). Semakin besar penduduk yang memiliki resiko penyakit bawaan akan semakin sulit upaya meningkatkan derajat kesehatan. Oleh karena itu perlu adanya konseling perkawinan yang baik untuk menghindari penyakit bawaan yang sebenarnya dapat dicegah munculnya. Akhir-akhir ini teknologi kesehatan dan kedokteran semakin maju. Teknologi dan kemampuan tenaga ahli harus diarahkan untuk meningkatkan upaya mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. 4. Pelayanan Kesehatan

Ketersediaan pelayanan kesehatan ,dan pelayanan kesehatan yang berkualitas akan berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat .Pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan yang diimbangi dengan kelengkapan sarana /prasarana ,dan dana akan menjamin kualitas pelayanan kesehatan .Pelayanan seperti ini akan mampu mengurangi atau mengatasi masalah kesehatan yang berkembang di suatu wilayah atau kelompok masyarakat.Misalnya ,jadwal imunisasi yang teratur da penyediaan vaksin yang cukup sesuai dengan kebutuhan ,serta informasitentang pelayanan imunisasi yang memadai kepada masyarakat akan meningkatkan cakupan imunisasi.Cakupan imunisasiyang tinggi akan menekan angka kesakitan akibat penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi .Saat ini pemerintah telah berusaha memenuhi 3 aspek yang sangat terkait dengan upaya pelayanan kesehatan, yaitu upaya memenuhi ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dengan membangun Puskesmas, Pustu, Bidan Desa, Pos Obat Desa, dan jejaring lainnya. Pelayanan rujukan juga ditingkatkan dengan munculnya rumah sakit-rumah sakit baru di setiap kab/kota.

(22)

dan lainnya. Saat ini pemerintah telah berusaha memenuhi 3 aspek yang sangat terkait dengan upaya pelayanan kesehatan, yaitu upaya memenuhi ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dengan membangun Puskesmas, Pustu, Bidan Desa, Pos Obat Desa, dan jejaring lainnya. Pelayanan rujukan juga ditingkatkan dengan munculnya rumah sakit rumah sakit baru di setiap kabupaten / kota. Upaya meningkatkan akses ke fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat secara langsung juga dipermudah dengan adanya program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) bagi masyarakat kurang mampu. Program ini berjalan secara sinergi dengan program pemerintah lainnya seperti Program bantuan langsung tunai (BLT), Wajib Belajar dan lain lain. Untuk menjamin agar fasilitas pelayanan kesehatan dapat memberi pelayanan yang efektif bagi masyarakat, maka pemerintah melaksanakan program jaga mutu. Untuk pelayanan di rumah sakit program jaga mutu dilakukan dengan melaksanakan akreditasi rumah sakit. Ke 4 faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat di atas tidak berdiri sendiri sendiri, namun saling berpengaruh. Oleh karena itu upaya pembangunan harus dilaksanakan secara simultan dan saling mendukung. Upaya kesehatan yang dilaksanakan harus bersifat komprehensif, hal ini berarti bahwa upaya kesehatan harus mencakup upaya preventif / promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Dengan berbagai upaya di atas, diharapkan peran pemerintah sebagai pembuat regulasi, dan pelaksana pembangunan dapat dilaksanakan untuk meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat.

Ada 3 faktor yang mempengaruhi kessehtan seseorang yaitu: a. Penyebab penyakit

Penyebab penyakit dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu : 1) Golongan exsogen

Yaitu penyebab penyakit yang tetrdapat diluar tubuh manusia yang dapat menyerang perorangan dan masyarakat. Golongan exsogen dibagi dalam:

a) Yang nyata dan hidup

Penyebab penyakit ini sering disebut bibit penyakit, berupa bakteri, virus rickketsia, jamur, protozoa, cacing dan sebagainya.

b) Yang nyata tak hidup

(23)

(2) Trauma (ruda paksa)

(a) Trauma elektrik :kena arus listrik (b) Trauma mekanik :terpukul, tertabrak (c) Trauma thermic :terbakar

(3) Makanan : kekurangan beberapa zat makanan seperti protein, vitamin atau kekurangan makanan secara keseluruhan (kelaparan)

c) Yang abstrak

(1) Bidang ekonomi :kemiskinan

(2) Bidang social : sifat asocial, anti social

(3) Bidang mental (kejiwaan): kesusahan, rasa cemas, rasa takut. 2) Golongan endogen

Yaitu penyebab penyakit yang terdapat didalam tubuh manusia yang dapat menyerang perorangan dan masyarakat. Penyebab penyakit golongan endogen terdiri atas kompleks sifat seseorang yang dasarnya sudah ditentukan sejak lahir, yang memudahkan timbulnya penyakit-penyakit tertentu. Antara lain :

a) Habitus (perawakan) misalnya habitus asthenicus yaitu peerawakan yang tinggi, kurus, dan bebrdada sempit dikatakan mudah terserang penyakit tuberculossa.

b) Penyakit-penyakit turunan misalnya : asma. Buta warna, dan hemofili.

c) Faktor usia: daya tahan tubuh pada bayi, anak-anak, orang dewasa dan pada lanjut usia berbeda-beda.

b. Manusia sebagai tuan rumah

Berbicara tentang kesehatan, maka jelaslah manusia sebagai tuan rumah yaitu manusia yang dihinggapi penyakit merupakan faktor yang sangat penting. Bila seseorang dikenai sesuatu penyebab penyakit atau ditulari bibit penyakit belum tenntu akan menjadi sakit karena masih tergantung pada beberpa hal.

Salah satu diantaranya yaitu daya tahan tubuh orang tersebut. Daya tahan tubuh yang tinggi baik jasmani. Rohani, maupun sosialnya dapat menghindarkan manusia dari berbagai jenis penyakit. Daya tahan ubuh ini dapat dipertinggi dengan :

(24)

3) Pemeliharaan, pembinaan kesemaptaan jasmani dengan olah raga secara teratur

4) Cara hidup yang teratur: bekerja, beristirahat, berekreasi dan menikmati hiburan pada waktunya.

5) Menambah pengetahuan baik dengan menuntut ilmu di bangku sekolah, membaca buku-buku ilmu pengetahuan ataupun dari pengalaman-pengalaman hidup dalam masyarakat.

6) Patuh pada ajaran agama.

Daya tahan masyarakat tergantung pula pada daya tahan perorangan yang membentuk masyarakat tersebut. Makin tinggi daya tahan perorangannya, serta makin banyak perorangan yang meningkatkan daya tahan tubuhnya, maka akan makin tinggi daya tahan masyarakat sehingga kesehatan masyarakatnya akan lebih terjamin.

c. Lingkungan hidup

Lingkungan hidup adalah segala sesuatu baik benda maupun keadaan yang berada di sekitar manusia, yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan masyarakat. Lingkungan hidup ini dapat dibagi dalam 4 golongan yaitu :

1) Lingkungan biologic

Terdiri atas organisme-organisme hidup yang berada di sekitar manusia. a) Yang merugikan

(1) Bibit-bibit penyakit seperti : bakteri, virus, jamur, rickettsia, protozoa, cacing dan sebagainya.

(2) Binatang penyebar penyakit seperti : lalat, nyamuk, kutu-kutu dan sebagainya.

(3) Organisme-organisme sebagai hama tanaman atau pembunuh ternak. b) Yang berguna

(1) Tumbuh-tumbuhan dan hewan sebagai sumber bahan makanan.

(2) Organisme yang berguna untuk industry misalnya untuk pembuatan antibiotika atau sebagai bahan obat.

(25)

Terdiri atas benda-benda yang tak hidup yang berada di sekitar manusia. Termasuk kedalam golongan ini: udara, sinar matahari, tanah, air, perumahan, sampah dan sebagainya.

a) Yang merugikan

(1) Udara yang berdebu, mengandungg gas-gas yang merugikan yang berasal dari kendaraan bermotor maupun pabrik-pabrik.

(2) Iklim yang buruk (3) Tanah yang tandus

(4) Air rumah tangga yang buruk

(5) Perumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan. (6) Pembuangan sampah dan kotoran yang tidak teratur. b) Yang berguna

(1) Udara yang bersih

(2) Tanah yang subur dengan ilim yang baik (3) Makanan, pakaian dan perumahan yang sehat. 3) Lingkungan ekonomi

Lingkungan ekonomi merupakan lingkungan hidup yang abstrak a) Yang merugikan

Kemiskinan merupakan lingkungan hidup yang sangat membahayakan kesehatan manusia (jasmani, rohani dan social). Karena miskin orang tidak dapat memenuhi kebutuhan akan makanan yang sehat, yang akan melemahkan daya tahan tubuh, sehingga mudah terserang sesuatu penyakit. Bahkan karena kekurangan makanan itu sendiri dapat menyebabkan orang menjadi sakit seperti:

i. Busung lapar pada orang dewasa

ii. Kwashiorkor (protein-calori malnutrition) pada anak-anak

iii. Penyakit-penyakit karena kekurangan vitamin misalnya : xer-ophthalmi, scorbut, beri-beri.

(26)

Menumbuhkan sifat-sifat egoistis (mementingkan diri sendiri) dan munculnya berbagai jenis kejahatan baik yang dilakukan anak-anak, remaja maupun yang dilakukan orang dewasa. Karena itu perkembangan dalam bidang kesehatan harus pula sejalan dengan perkembangan dalam bidang sosio-ekonomi. Usaha-usaha kesehtan harus diselenggarakan agar keadaan sosio-ekonomi mendapat kemajuan, sebaliknya pula hanya dalam keadaan sosio-ekonomi yang baiklah usaha-usaha kesehatan dapat berkembang dengan sebaik baiknya.

b) Yang berguna

Kemakmuran yang merata pada setiap warga masyarakat 4) Lingkungan metal sosial

Lingkungan metal sosial merupakan lingkungan hidup yang abstrak a) Yang merugikan

Sifat-sifat a-sosial, anti social kebiadaban, sifat mementingkan diri sendiri. b) Yang menguntungkan

Sifat gotong royong, patuh dan menghormati hukum-hukum yang berlaku dalam masyarakat, berperi kemanusiaan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Keempat macam lingkungan hidup ini masing-masing ada yang berguna dan ada yang merugikan serta yang satu mempengaruhi yang lainnya secara timbal balik.

Gangguan keseimbangan antara ketiga faktor tersebut menyebabkan timbulnya penyakit. Usaha- usaha kesehatan masyarakat ditujukan untuk mengendaalikan keseimbangan dari ketiganya sehingga setiap warga masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

I. SASARAN KESEHATAN MASYARAKAT

(27)

memberikan fokus pada penyusunan program operasional dan kegiatan pokok organisasi yang bersifat spesifik, terinci, dan dapat diukur dan dapat dicapai.

Sasaran organisasi yang ditetapkan pada dasarnya merupakan bagian dari proses perencanaan strategis dengan fokus utama berupa tindakan pengalokasian sumber daya organisasi kedalam strategi organisasi. Oleh karenanya penetapan sasaran harus memenuhi criteria specific, measurable, agresif but attainable, result oriented dan time bond. Guna memenuhi kriteria tersebut maka penetapan sasaran harus disertai dengan penetapan indikator sasaran, yakni keterangan gejala atau penanda yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan upaya pencapaian sasaran atau dengan kata lain disebut sebagai tolak ukur keberhasilan pencapaian sasaran.

Berdasarkan makna penetapan sasaran tersebut maka menetapkan sasaran yang digunakan dapat sebagai berikut :

1) Meningkatnya pelayanan kesehatan ibu dan bayi dengan indikator sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya kunjungan ibu hamil K4.

b. Meningkatnya pertolongan persalinan oleh bidan/tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan.

c. Meningkatnya ibu hamil resiko tinggi dirujuk. d. Meningkatnya kunjungan neonatus / KN2. e. Meningkatnya kunjungan bayi dan balita.

f. Meningkatnya bayi berat badan lahir rendah yang ditangani

2) Meningkatnya pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan usia sekolah, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah. b. Meningkatnya pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga

kesehatan atau tenaga terlatih/guru UKS / dokter kecil.

c. Meningkatnya pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat kelas 1 oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih/guru UKS / dokter kecil.

d. Meningkatnya pelayanan kesehatan remaja.

(28)

4) Meningkatnya pelayanan imunisasi, dengan indikator sasaran sebagai berikut : a. Meningkatnya desa atau kelurahan Universal Child Immunization hingga

100%.

5) Meningkatnya pelayanan pengobatan dan perawatan, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya pelayanan kesehatan rawat jalan. b. Meningkatnya pelayanan kesehatan rawat inap.

6) Meningkatnya pelayanan kesehatan jiwa, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya pelayanan kesehatan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum.

7) Meningkatnya pelayanan kesehatan kerja, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya pelayanan kesehatan kerja pada pekerja formal.

8) Meningkatnya pelayanan kesehatan usia lanjut, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut.

9) Meningkatnya pemantauan pertumbuhan balita, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya balita yang naik berat badannya ( N/D ). b. Menurunnya balita bawah garis merah ( BGM ).

10) Meningkatnya pelayanan gizi masyarakat, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya ibu hamil mendapat 90 tablet Fe.

b. Meningkatnya balita mendapat kapsul Vitamin A 2 (dua) kali per tahun. c. Seluruh bayi BGM dari keluarga miskin diberi makanan pendamping ASI. d. Seluruh balita gizi buruk mendapat perawatan kesehatan.

e. Meningkatnya wanita usia subur yang mendapatkan kapsul yodium.

(29)

a. Meningkatnya akses terhadap ketersediaan darah dan komponen yang aman untuk menangani rujukan ibu hamil dan neonatus.

b. Meningkatnya ibu hamil resiko tinggi / komplikasi yang ditangani. c. Meningkatnya neonatal resiko tinggi / komplikasi yang ditangani.

12) Meningkatnya pelayanan gawat darurat, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan kegawatdaruratan yang dapat diakses masyarakat.

13) Meningkatnya penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB dan Gizi Buruk, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya desa/kelurahan yang mengalami KLB ditangani < dari 24 jam. b. Meningkatnya kecamatan bebas rawan gizi.

14) Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

a. Tercapainya penemuan seluruh penderita Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk usia < 15 tahun.

15) Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit TB Paru, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya angka kesembuhan penderita TB Paru BTA positif.

16) Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit ISPA, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

a. Seluruh balita penderita pneumonia mendapat penanganan pelayanan kesehatan.

17) Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit HIV/AIDS, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

a. Seluruh darah donor disekrening terhadap HIV/AIDS.

b. Seluruh penderita HIV/AIDS mendapat penanganan pelayanan kesehatan. c. Seluruh penderita Infeksi Menular Seksual ( IMS ) diobati.

d. Seluruh lokalisasi mewajibkan penggunaan kondom.

(30)

a. Seluruh penderita DBD mendapat penanganan pelayanan kesehatan.

19) Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit Diare, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

a. Seluruh balita penderita Diare mendapat penanganan pelayanan kesehatan. 20) Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit Malaria , dengan

indikator sasaran sebagai berikut :

a. Seluruh penderita Malaria mendapat penanganan pelayanan kesehatan. 21) Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit Kusta , dengan indikator

sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya penderita Kusta yang selesai berobat ( RFT Rate ).

22) Meningkatnya pencegahan dan pemberantasan penyakit Filaria , dengan indikator sasaran sebagai berikut :

a. Seluruh penderita Filaria mendapat penanganan pelayanan kesehatan.

23) Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Lingkungan, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya institusi yang dibina kesehatan lingkungannya.

24) Meningkatnya pelayanan pengendalian vektor, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk aedes.

25) Meningkatnya pelayanan hygiene sanitasi tempat- tempat umum dengan indikator sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan. 26) Meningkatnya penyuluhan perilaku sehat, dengan indikator sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatnya rumah tangga sehat.

b. Meningkatnya bayi yang mendapat ASI Eksklusif. c. Meningkatnya desa dengan garam beryodium baik.

Individu-Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan ,yang dapat dilakukan di Rumah Sakit, klinik, puskesmas, rumah bersalin, posyandu, kelurga binaan dan masyarakat binaan.

(31)

Keluarga binaan yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan yang tergolong dalam keluarga resiko resiko tinggi ,diantaranya adalah:

b) Anggota keluarga yang menderita penyakit menular

c) Keluarga keluarga denga kondisi sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah d) Keluarga keluarga dengan masalah sanitasi lingkungan yang buruk

e) Keluarga keluarga dengan keadaan gizi buruk

f) Keluarga keluarga dengan jumlah keluarga yang banyak di luar kemampuan kapasitas keluarga

2. Kelompok

Kelompok kelompok khusus yang menjadi sasaran dalam penyuluhan kesehatan Masyarakat adalah :

a) Kelompok Ibu Hamil

b) Kelompok ibu-ibu yang memiliki anak balita c) Kelompok PUS dengan resiko tinggi kebidanan

d) Kelompok masyarakat yang rawan terhadap maslah kesehatan diantaranya adalah :

 Kelompok usia lanjut

 Kelompok wanita tunasusila

 Kelompok anak usia remaja yang terlibat dalam penyalahgunaan narkotik.  Kelompok masyarakat yang ada diberbagai institusi pelayanan kesehatan

seperti :

- Masyrakat sekolah

- Perkerja-perkerja dalam perusahaan masyarakat

- Masyarakat yang menjadi sasaran dalam penyuluhan kesehatan adalah :

1) Masyarakat binaan Puskesmas 2) Masyarakat Nelayan

3) Masyarakat Pedesaan

(32)

5) Masyarakat yang luas yang terkena masalah kesehatan seperti wabah DHF, muntah berak,dsb.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

 Asclepius: dokter pertama yang dapat mengobati penyakit dan melakukan pembedahan dengan cara tertentu. Higiena, asisten/isri Asclepius, mengajarkan pada pengikutnya melalui pendekatan Hidup seimbang, menghindari makanan/minuman beracun, makan makan yang bergizi, cukup istirahat dan olah raga. Dari cerita mitos Yunani tersebut, muncul dua pendekatan dalam penangan kesehatan, aliran pertama lebih menekankan pengobatan (kuratif), aliran kedua lebih menekankan pencegahan (preventif) dan peningkatan (promosi) kesehatan.  Periode ilmu kesehatan masyarakat terbagiatas 2 yatu sebelum ilmu pengetahuan

dan sesudahnya.

 Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah suatu ilmu dan seni yang bertujuan untuk : (1)Mencegah timbulnya penyakit, (2)Memperpanjang umur, (3)Meningkatkan nilai kesehatan fisik dan mental melalui usaha usaha kesehatan masyarakat yang terorganisasi.

 Secara garis besar, pilar utama ilmu kesehatan masyarakat sebagai berikut: Epidemiologi, Biostatistik/Statistik kesehatan, Kesehatan lingkungan, Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku,Administrasi kesehatan masyarakat, Gizi masyarakat, Kesehatan kerja,

 Menurut Hendrik L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yaitu: faktor perilaku, lingkungan, keturunan dan pelayanan kesehatan.

(33)

B. Saran

 Hendaknya para mahasiswa giat belajar agar bisa menenggulangi permasalahan kesehatan masyarakat yang sangat banyak saat ini.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk tujuan tersebut telah dilakukan penelitian untuk mengetahui nilai kepadatan maksimum untuk indeks plastisitas tertentu, menentukan nilai koefisien permeabilitas

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebanyak dua kali ulangan, jagung manis yang terkontaminasi A.flavus pada suhu ruang dan suhu rendah selama penyimpanan

Sompok Rt/Rw 009/003 Desa Sumberwaras Kecamatan Malingping Kabupaten Lebak-Banten telah berdiri dari tahun 2012 namun secara fisik sarana dan prasarana masih belum memadai

dakwah dalam masyarakat maka dakwah sebagai pembentuk manusia perlu mawas diri kedalam dengan memperkuat diri melalui penelitian terus menerus akan kekurangan dirinya

JRS hadir hampir sepanjang minggu di dua Rudenim dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang mendukung terwujudnya kesejahteraan lahir-batin dan perlindungan yang lebih

Adalah suatu metoda yang digunakan untuk pengguna agar dapat memanggil suatu fungsi yang ada pada suatu aplikasi biasanya secara visual. Melalui menu biasanya pengguna dapat

Melalui pembelajaran Project Based learning berbasis pemanfaatan teknologi media digital dengan pendekatan computational thinking , diharapkan Murid dapat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang pengaruh penerapan model pembelajaran learning cycle 7E berbantuan website pada materi kinematika