• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh risiko usaha terhadap kecukupan modal inti tier 1 pada bank pembangunan daerah - Perbanas Institutional Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh risiko usaha terhadap kecukupan modal inti tier 1 pada bank pembangunan daerah - Perbanas Institutional Repository"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

98 BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil analisis data dan pembahasan yang sudah dijelaskan pada bab empat, maka dapat ditarik kesimpulan yakni sebagai berikut : 1. Variabel LDR, IPR, NPL, IRR, FBIR, BOPO, dan ROA secara bersama-sama

mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Pembangunanan Daerah pada periode triwulan satu tahun 2013 hingga periode triwulan empat tahun 2017. Yang berarti bahwa risiko likuiditas, risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Pembangunan Daerah yang telah terpilih menjadi

sampel penelitian. Sedangkan besarnya pengaruh LDR, IPR, NPL, IRR, FBIR, BOPO, dan ROA terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank-Bank Pembangunan Daerah sebesar 20,5 persen. Sedangkan sisanya 79,5 persen dipengaruhi oleh variabel selain variabel penelitian. Maka dari itu dapat disimpulkan hipotesis pertama bahwa LDR, IPR, NPL, IRR, FBIR, BOPO, dan ROA terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank Pembangunan Daerah diterima.

(2)

triwulan satu tahun 2013 sampai dengan triwulan empat tahun 2017. Maka dapat ditarik disimpulkan bahwa risiko likuiditas secara parsial mempunyai pengaruh positif terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1). Kontribusi dari variabel LDR adalah sebesar 0,03 persen terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank Pembangunan Daerah. Maka dari itu hipotesis kedua yang menyatakan bahwa LDR secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank Pembangunan Daerah ditolak.

3. Variabel IPR secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank Pembangunan Daerah yang menjadi sempel penelitian dari periode triwulan satu tahun 2013 sampai dengan triwulan empat tahun 2017. Dapat ditarik kesimpulan bahwa risiko likuiditas secara parsial mempunyai pengaruh negatif terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1). Besarnya kontribusi variabel IPR adalah sebesar 1.82 persen terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank pembangunan daerah. Maka hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa IPR secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank Pembangunan Daerah ditolak.

(3)

disimpulkan bahwa risiko kredit secara parsial mempunyai pengaruh positif terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1). Besarnya kontribusi variabel NPL adalah sebesar 6,45 persen terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank Pembangunan Daerah. Dengan demikian hipotesis keempat

yang menyatakan bahwa NPL secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank Pembangunan Daerah ditolak.

5. Variabel IRR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank Pembangunan Daerah yang terpilih menjadi sempel penelitian dari periode triwulan satu tahun 2013 sampai dengan triwulan empat tahun 2017. Maka dapat disimpulkan bahwa risiko pasar secara parsial mempunyai pengaruh negatif terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1). Besarnya kontribusi variabel IRR adalah sebesar 0,40 persen terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank Pembangunan Daerah. Dengan demikian hipotesis keenam yang

menyatakan bahwa IRR secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank Pembangunan Daerah ditolak.

(4)

negatif terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1). Besarnya kontribusi variabel FBIR adalah sebesar 0.50 persen terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank Pembangunan Daerah. Dengan demikian hipotesis kesembilan yang menyatakan bahwa FBIR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank Pembangunan daerah ditolak.

7. Variabel BOPO secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank Pembangunan Daerah yang terpilih menjadi sempel penelitian dari periode triwulan satu tahun 2013 sampai dengan triwulan empat tahun 2017. Dapat disimpulkan bahwa risiko operasional secara parsial mempunyai pengaruh negatif terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1). Besarnya kontribusi variabel BOPO adalah sebesar 0.07 persen terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank Pembangunan Daerah. Dengan demikian hipotesis kedelapan yang menyatakan bahwa BOPO secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank Pembangunan Daerah ditolak.

(5)

ROA adalah sebesar 0.06 persen terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank Pembangunan daerah. Dengan demikian hipotesis kesembilan

yang menyatakan bahwa ROA secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) pada Bank Pembangunan Daerah ditolak.

9. Diantara kedelapan variabel bebas LDR, IPR, NPL, IRR, FBIR, BOPO, dan ROA yang mempunyai pengaruh paling dominan Rasio Kecukupan Modal Inti (TIER 1) adalah NPL, dikarnakan Variabel NPL mempunyai nilai koefisien determinasi parsial palimng tinggi yakni sebesar 6,45 persen bila dibandingkan dengan nilai koefisien determinasi parsial pada variabel bebas lainnya. Dapat disimpulkan bahwa risiko Kredit mempunyai pengaruh paling dominan pada bank sampel penelitian dibandingkan risiko lainnya.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari bahwa penelitian yang dilakukan masih banyakmemiliki keterbatasan. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Subyek penelitian ini hanya terbatas pada Bank-Bank Pembangunan daerah dimana hanya PT BPD Jawa Timur, PT BPD Jawa Tenggah & Jawa Barat , dan PT BPD Sulawesi Utara yang diteliti sebagai sampel.

2. Variabel yang diteliti hanya terbatas, yaitu LDR, IPR, NPL, IRR, FBIR, BOPO, dan ROA sebagai rasio-rasio pengukur risiko usaha.

(6)

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian, maka saran yang dapat

diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Bank yang diteliti

a. Kepada Bank Pembangunan Daerah Khususnya yang terpilih menjadi sempel dalam penelitian yang rata-rata Kecukupan Modal Inti (Tier1) rendah yaitu BPD Sulawesi Utara yaitu sebesar 13,78 persen. Diharapkan untuk tahun – tahun berikutnya dapat meningkatkan modal inti dengan cara menjaga pengolahan kredit yang meningkat sehingga laba akan meningkat modal inti juga akan meningkat

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti judul yang sama, disarankan untuk menambah jumlah bank yang akan dijadikan sampel tidak harus bertren negatif semua penelitian agar hasil dari perhitungan dapat lebih menggambarkan hasil populasi secara lebih menyeluruh.

(7)

DAFTAR RUJUKAN

Anwar Sanusi, 2013. Metedologi Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat. Bank Indonesia. (2003) . peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009

Tentang perubahan perubahan peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Jakarta : Author

Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia Dewa Ayu Anjani, Ni Ketut Purnawati. 2014.” Pengaruh NPL, Likuiditas, dan

Rentabilitas Terhadap Rasio Kecukupan Modal”. Skripsi Sarjana Tak Diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya.

Gustaf Naufan Febrianto, Aggraenni. 2016.” Pengaruh Bussines Risk Terhadap CAR Pada Bank Umum Swasta Nasional Go Publik ”. Skripsi Sarjana Tak Diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-rentabilitas/14853/2, Diakses pada (23 Maret 2018).

https://finance.detik.com/moneter/d-2107610/bi-bank-pembangunan-daerah-masih-banyak-kelemahan, Diakses Pada (2 Oktober 2017).

Kasmir. 2010. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta : Rajawali Pers. . 2014. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta : Rajawali Pers.

Laporan Keuangan Publikasi Bank Pembangunan Daerah. www.ojk.go.id

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/ 23/ DPNP/ tanggal 25 Oktober 2011, Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Scara Umum.

Memahami Bisnis Bank, 2013. Memahami Bisnis Bank . Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 18/POJK/03/2016 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Jakarta : (www.ojk.go.id, Diakses Pada 02 Oktober 2017).

(8)

Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/23/dpnp- tanggal 25 Oktober tahun 2011, Tentang Manajemen Risiko Bank Umum.

Taswan. 2010. Manajemen Perbankan : Konsep, teknik, dan aplikasi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Fukushima site, which then entered into the Pacific Ocean (Hawaii) via the Kuroshio Current and subsequently reached the Indonesian seas (South Java and West Sumatra). Based

Permasalahan yang ditemukan terkait dengan perekonomian di Desa Karanggondang, Kecamatan Pabelan adalah kurang terciptanya ekonomi kreatif dengan memperhatikan potensi alam,

thermometer imfrared, pengukuran menggunakan thermografy infrared lebih banyak memberikan informasi data yang bisa dikembangkan, diantaranya: tampilan gambar dan

Pengujian tipe data word dilakukan dengan cara menghitung selisih waktu setiap data melakukan pembaruan, lalu hasil selisih waktu tersebut ditambah dengan waktu

telah di dapat bahwa pada saat ketinggian mobil 1 cm mobil belum terbaca oleh sensor, pengujian selanjutnya dengan ketinggian mobil 1,5 cm mobil yang masuk kedalam slot parkir masih

Clearly, this book is for programmers who want to create web applications (traditional websites, RESTful APIs, or anything in between) using JavaScript, Node, and Express.. One of

Berdasarkan persamaan (4) dan data pada Tabel 1 serta Gambar 2 dapat diprediksi besarnya berkas arus emisi elektron yang dapat diektraksi (keluaran berkas elektron) dari SE

Percetakan Karimata Semarang lebih memperhatikan tingkat efectivitas dan efisiensi mesin produksi agar tidak menimbulkan kerugian yang semakin besar, yaitu dengan cara melakukan