• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ISOFLAVON KEDELAI TERHADAP PERBAIKAN DERAJAT KEPARAHAN AKNE VULGARIS AKIBAT PENURUNAN INTERLEUKIN-8

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH ISOFLAVON KEDELAI TERHADAP PERBAIKAN DERAJAT KEPARAHAN AKNE VULGARIS AKIBAT PENURUNAN INTERLEUKIN-8"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

171

PENGARUH ISOFLAVON KEDELAI TERHADAP PERBAIKAN

DERAJAT KEPARAHAN AKNE VULGARIS AKIBAT PENURUNAN

INTERLEUKIN-8

Puguh Riyanto*, Prasetyowati Subchan*, Hariojono Kariosentono**, Darmono***

*Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK UNDIP/RSUP dr. Kariadi Semarang

**Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK UNS/RS dr. Moewardi Solo,

***Sub. Endokrinologi, Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK UNDIP/RSUP dr. Kariadi

ABSTRAK

Akne vulgaris (AV) merupakan kelainan kulit yang paling sering ditemukan. Isoflavon kedelai berfungsi sebagai antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh isoflavon kedelai terhadap jumlah lesi total AV akibat penurunan interleukin-8 (IL-8) pada pasien AV perempuan.

Metode penelitian ini berupa uji klinis dengan randomized controlled group pretest-posttestdesign.

Subjek penelitian 40 orang, dirandomisasi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan isoflavon kedelai 160 mg. Lama penelitian adalah 12 minggu. Variabel bebas adalah isoflavon kedelai dosis 160 mg/hari, variabel terikat adalah jumlah lesi total AV, dan variabel antara adalah kadar IL-8 yang diperiksa dengan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).

Hasil penelitian ini membuktikan perbaikan derajat keparahan AV, dan delta IL-8 kelompok isoflavon 160 mg/hari berbeda bermakna (p;0,007) dibandingkan dengan kelompok plasebo. Delta IL-8 berkorelasi bermakna (p=0,008, r 0,65) terhadap derajat keparahan AV. Nilai relative risk reduction (RRR) = 0,45, absolut risk reduction (ARR) = 0,45, dan number needed to treat (NNT) =2

Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian suplementasi isoflavon kedelai 160 mg/hari selama 12 minggu dapat mengurangi jumlah lesi total AV akibat penurunan kadar IL-8.

Kata kunci : akne vulgaris, isoflavon kedelai, IL-8

ABSTRACT

Acne vulgaris (AV) is the commonest skin disorder, whereas soybean isoflavone has anti-inflammatory function. The purpose of this study was to prove the influence of soybean isoflavone on total number of AV lesions as a result of decreased in interleukin-8 (IL-8) in female patients with AV.

The method of this study was a clinical study with randomized controlled group pretest-posttest design. Fourty samples were eligible in this study, randomized into 2 groups, namely control and treatment group. The duration of this study was 12 weeks. The independent variable was soybean isoflavone 160 mg/day, the dependent variable was total number of AV lesions, and the intermediate variable was IL-8 level that was examined using enzyme-linked immunosorbent assay(ELISA).

The results of the study showed improvements in the severity of AV, and there was significant difference (P=0,007) of delta IL-8 between soybean isoflavon 160 mg/day group compared to placebo group. The correlation of IL- 8 on the severity of the AV test results obtained significant effect (r=0.65, p=: 0.008 ). The value of relative risk reduction (RRR) = 0,45, absolut risk reduction (ARR) = 0.45 and number needed to treat (NNT) =2.

As a conclusion supplementation of soybean isoflavone 160 mg/day for 12 weeks can reduce the total number of AV lesions as a result of IL-8 level decrease.

Keywords: acne vulgaris, soybean isoflavone, IL-8

Korespondensi :

(2)

PENDAHULUAN

Akne vulgaris (AV) adalah penyakit peradangan menahun unit pilosebaseus dan merupakan kelainan kulit yang paling sering ditemukan. Akne vulgaris mengenai usia remaja dan dewasa muda antara 11 sampai 30 tahun.1-4 Ras

Oriental, yaitu Jepang, Cina, dan Korea lebih jarang menderita AV dibandingkan dengan ras Kaukasia dan lebih sering terjadi akne nodulokistik pada orang kulit putih daripada orang kulit hitam.1,2,5,6 Di Indonesia, diperkirakan

lebih kurang 15 juta penduduk menderita AV pada rentang usia antara 13-40 tahun.7 Akne vulgaris merupakan proses

yang dinamis dan multifaktor, meliputi empat faktor utama, yaitu peningkatan produksi sebum, hiperkornifikasi duktus pilosebaseus, inflamasi berkaitan dengan kolonisasi

Propionibacterium acnes (P. acnes), dan mikrokomedo akibat hiperkeratosis infundibulum duktus pilosebaseus, kohesi korneosit, dan sekresi sebum. Interleukin-8 (IL-8) telah diketahui merupakan mediator inflamasi sentral yang berperan sebagai faktor kemotatik neutrofil pada patogenesis AV.1,4, 8,9

Isoflavon merupakan flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan dan dapat menghambat inflamasi.10,11

Isoflavon melalui inhibisi jalur nuclear factor-kappa B (NF-kB), mitogen-activating protein (MAP) kinase dan beberapa sinyal selular menyebabkan penurunan ekspresi sitokin pro-inflamasi IL-1, IL-8, dan tumour necrosis factor- (TNF-). Penelitian pada hewan percobaan, menunjukkan isoflavon bermanfaat menghambat respons inflamasi.10 Penelitian lain

secara in vitro menunjukkan bahwa isoflavon akan menurunkan ekspresi IL-8.11

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pemberian suplemen isoflavon kedelai 160 mg per oral selama 12 minggu memengaruhi penurunan derajat keparahan AV dan kadar IL-8. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, serta sumbangan ilmu pengetahuan untuk kepentingan masyarakat.

BAHAN DAN CARA

Rancangan penelitian adalah uji klinis dengan

randomized pretest-posttest controlled group design. Penelitian ini menggunakan isoflavon kedelai dengan dosis 160 mg untuk kelompok perlakuan dan plasebo untuk kelompok kontrol selama 12 minggu. Sebanyak 40 orang subjek penelitian (SP) dengan rentang usia 17-30 tahun, dirandomisasi ke dalam 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan perlakuan, serta untuk mengatasi drop out dilakukan pemantauan denganschedule of assessment visite guidelines.

Sampel penelitian ini adalah perempuan pasien AV perempuan yang berobat di Rumah Sakit (RS). Kensaras dan klinik dokter spesialis kulit dan kelamin Ungaran Cosmetic Medic (UCM) Semarang. Pemilihan SP dilakukan dengan cara consecutive sampling dan perlakuan dengan double blind. Obat standar yang digunakan adalah krim tretinoin

0,025% pada malam hari dan tabir surya SPF 15 untuk pagi hari. Isoflavon kedelai yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak isoflavon kedelai yang diproduksi dan distandarisasi oleh industri farmasi Nu-Health, California, Amerika Serikat. Kelompok perlakuan diberikan 2 kapsul, setiap sediaan kapsul berisi 400 mg ekstrak isoflavon kedelai yang mengandung isoflavon murni sebanyak 80 mg.

Kriteria inklusi adalah perempuan pasien AV, selama 3 bulan terakhir, tidak sedang dalam pengobatan dan bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani

informed consent. Kriteria eksklusi adalah alergi isoflavon kedelai. Variabel bebas adalah isoflavon kedelai dosis 160 mg/hari, sedangkan variabel terikat adalah derajat keparahan AV menurut Lehmann. Derajat keparahan AV diperiksa oleh dua orang dokter spesialis kulit dan kelamin, kemudian dihitung kesesuaiannya dengan interclass correlation coefficient dan koefisien alfa. Variabel antara pada penelitian ini adalah IL-8 serum darah pasien AV yang diperiksa dengan ELISA sebelum perlakuan dan setelah perlakuan selama 12 minggu. Variabel perancu terkendali adalah usia, indeks masa tubuh (IMT), rata-rata konsumsi isoflavon dari makanan berbahan kedelai diperiksa dengan food recall, status stres diukur dengan skor beck depression inventory

(BDI),12 sedangkan variabel perancu tidak terkendali adalah

genetik, ras, polutan lingkungan, dan bahan kimia.

Analisis data dilakukan uji normalitas dan homogenitas terhadap data usia, jenis pekerjaan, status menstruasi, IMT, skor BDI, rerata konsumsi isoflavon kedelai, jumlah lesi AV dan kadar IL-8. Faktor perancu dikendalikan pada proses randomisasi. Hasil penelitian disajikan juga nilai kepentingan klinis, yaitu experimental event rate (EER), control event rate (CER), relative risk reduction (RRR)= CER-EER/CER, absolut risk reduction

(ARR)= CER-EER, dan number needed to treat (NNT) = 1/ARR. Perhitungan EER adalah jumlah kegagalan kelompok perlakuan atau jumlah SP kelompok perlakuan, sedangkan CER adalah jumlah kegagalan kelompok kontrol atau jumlah SP kelompok kontrol. Nilai RRR dan ARR adalah perbedaan kegagalan antara kelompok perlakuan dan kontrol. Nilai NNT pada penelitian ini adalah pasien AV yang diobati dengan suplementasi isoflavon kedelai 160 mg/hari selama 12 minggu diperoleh tambahan perbaikan klinis atau berapa besar terhindar dari kegagalan pengobatan. Batas derajat kemaknaan ditetapkan adalah p<0,05 dengan 95% interval kepercayaan. Penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi, Semarang.

HASIL PENELITIAN

(3)

173

Pada semua SP tidak ditemukan dengan skor BDI sedang dan berat, tetapi didapatkan skor BDI normal 31 (77,7%) dan skor BDI ringan 9 (22,5%) orang.

Rerata jumlah isoflavon per hari dari makanan berbahan kedelai, yaitu tempe, tahu, dan susu kedelai yang dikonsumsi hasil food recall pada kelompok kontrol

Secara statistik tidak ditemukan perbedaan bermakna (p>0,05) skor BDI antara kelompok kontrol dan perlakuan.

(Tabel 2)

sebanyak 33,5±6,15 mg, dan kelompok isoflavon 160 mg/hari sebanyak 31,0±6,30 mg. Hasil uji beda t test tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0.05). (Gambar 1)

Tabel 1. Karakteristik SP berdasarkan usia, pendidikan, pekerjaan, dan IMT antara kelompok kontrol dan kelompok isoflavon kedelai 160 mg/hari pada pasien AV perempuan di RS Kensaras dan Klinik UCM Semarang, Juli – September 2013 (N=40)

Variabel

Kelompok

p

Kontrol Isoflavon 160 mg

N (20) % N (20) %

Usia rerata  simpangan baku (tahun) 24,65  4,977 24,05  5,155

0.710a

Pendidikan

SMP 1 5,0 2 10,0 0.513

b

SMA 18 90,0 18 90,0

S1 1 5,0 0 0,0

Pekerjaan

Pelajar/Mahasiswi 7 35,0 10 50,0 0.588

b

Buruh 11 55,0 9 45,0

PNS/TNI/Polri 2 10,0 1 5,0

IMT

(rerata  simpangan baku) 20,5± 2,60 19,7±1,70 0.074c

a t test, b Chi square, cMann whitney

Tabel 2. Skor BDI SP antara kelompok kontrol dan kelompok isoflavon kedelai 160 mg/hari pada pasien AV perempuan di RS KenSaras dan Klinik UCM Semarang, Juli – September 2013 (N=40)

Derajat keparahan AV Kelompok kontrol N(20) %

Kelompok perlakuan N(20) %

p

Ringan Sedang Berat

5 25

15 75

0 0

5 25

15 75

0 0

0.500*

*uji Chi Square

(4)

Derajat keparahan AV sebelum perlakuan diklasifikasikan dalam derajat keparahan menurut Lehmann, secara keseluruhan tidak ada yang menderita AV derajat ringan. Pada 40 SP ditemukan AV derajat sedang sebanyak 26 (65,5%) orang dan derajat berat 14 (35,0%) orang, terdistribusi sama pada kedua kelompok yang secara statistik tidak bermakna (p.0,05). Setelah perlakuan selama 12

Kadar IL-8 sebelum perlakuan pada kelompok kontrol didapatkan rerata 400,3±60,54 pg/ml dan kelompok perlakuan 422,3±73,03 pg/ml. Hasil uji Mann Whitney

menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0.05) kadar IL-8 pada kedua kelompok sebelum perlakuan. Setelah perlakuan selama 12 minggu terjadi penurunan

Delta rerata kadar IL8 pada kelompok kontrol sebesar 65,9±115,47 pg/ml dan kelompok perlakuan sebesar -134,6±96,53 pg/ml, distribusi delta kadar IL-8 kedua

minggu, pada kelompok perlakuan terjadi perubahan derajat keparahan, sedangkan pada kelompok kontrol tidak ditemukan perubahan. Akne vulgaris derajat berat tidak ditemukan lagi pada kelompok perlakuan. Secara statistik derajat keparahan AV setelah perlakuan kedua kelompok berbeda bermakna (p<0.05). (Tabel 2)

kadar IL-8 pada kelompok kontrol menjadi 334,5±122,74 pg/ml, kelompok perlakuan juga terjadi penurunan menjadi 287,7±77,15 pg/ml, hasil uji Mann Whitney menunjukkan perbedaan bermakna (p<0.05) kadar IL-8 pada kedua kelompok setelah perlakuan. (Tabel 3)

kelompok tidak normal dan hasil uji Mann Whitney terdapat perbedaan bermakna (p: 0,05). (Tabel 4)

Kensaras dan Klinik UCM Ungaran-Semarang, Juli – September 2013 (N=40)

Derajat keparahan AV Kelompok kontrol Kelompok perlakuan p

N(20) % N(20) %

Sebelum perlakuan : Ringan

Sedang Berat

0 13 7

0 65 35

0 13 7

0 65 35

1.000*

Setelah perlakuan : Ringan Sedang Berat

0 13 7

0 65 35

9 11 0

45 55 0

0.001*

Keterangan : Uji Chi Square

Experimental event rate (EER) = 11 = 0,55 20 Control event rate (CER) = 20 = 1 20

Relative risk reduction (RRR) = (1-0,55) = 0,45 1

Absolute risk reduction (ARR) = 1,0 – 0,55 = 0,45 Number needed to treat (NNT) = 1 = 2 0,45

Tabel 3. Kadar IL-8 sebelum dan sesudah perlakuan menurut kelompok kontrol dan isoflavon 160 mg pada pasien AV perempuan di RS Kensaras dan klinik UCM Semarang, Juli – September 2013, (N=40).

Kadar IL-8

Rerata  simpangan baku

p Kelompok kontrol

pg/ml (n=20)

Kelompok isoflavon 160 mg pg/ml (n=20)

Sebelum perlakuan 400,3 ±60,54 422,3±73,03 0.213*

Sesudah Perlakuan 334,5±122,74 287,7±77,15 0.001*

* Mann Whitney, perbedaan bermakna (p<0.05)

Tabel 4. Delta Kadar IL-8 kelompok kontrol dan isoflavon 160 mg pada pasien AV perempuan di RS Kensaras dan klinik UCM Ungaran-Semarang, Juli – September 2013, (N=40).

Kelompok n delta kadar IL-8  simpangan baku

pg/ml p

Kontrol 20 -65,9±115,47

0.007*

(5)

175

Hubungan derajat keparahan dan delta IL-8 dilakukan uji korelasi Spearman terdapat korelasi yang bermakna (p=0,008) dan hubungan keduanya adalah kuat (r=0,650).

DISKUSI PENELITIAN

Karakteristik penelitian kedua kelompok kontrol dan isoflavon 160 mg/hari meliputi usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, status stres, IMT, dan rerata konsumsi makanan berbahan kedelai tidak terdapat perbedaan bermakna.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa isoflavon kedelai berpengaruh terhadap androgen,13,14 hormon

androgen berperan pada AV terutama pada perempuan, terbukti terdapat korelasi antara dihidrotesteron (DHT) dengan jumlah lesi AV pada perempuan.15 Isoflavon

mempunyai efek antiinflamasi, beberapa penelitian pada perempuan menopause membuktikan bahwa terdapat pengaruh isoflavon terhadap penurunan sitokin pro-inflamasi.10,11 Penelitian yang mengunakan isoflavon kedelai

untuk menurunkan lesi AV belum pernah dilakukan, namun beberapa penelitian telah membuktikan manfaat isoflavon dosis 160 mg, contohnya penelitian dengan pemberian isoflavon dosis 160 mg selama 12 minggu pada perempuan menopause, terjadi penurunan ekspresi TNF-α.16 Penelitian

dengan pemberian isoflavon 160 mg/hari selama 12 minggu akan mempengaruhi quality of life pada perempuan pascamenopause.17

Pengaruh isoflavon kedelai terhadap kadar IL-8 pada pasien AV perempuan yang dilakukan pada penelitian ini, memperlihatkan delta rerata kadar IL-8 pada kelompok isoflavon kedelai 160 mg/hari sebesar -134,6±96,53 pg/ml, sedangkan kelompok kontrol sebesar -65,9±115,47 pg/ml, delta kelompok perlakuan lebih besar dibandingkan kelompok kontrol (p<0.05). Pemberian suplemen isoflavon kedelai per oral dengan dosis 160 mg/hari selama 12 minggu pada pasien AV perempuan yang mendapat terapi topikal krim tretinoin 0,025% pada malam hari dan tabir surya SPF 15 untuk pagi hari menyebabkan penurunan selisih (delta) rerata kadar IL-8 berbeda antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Penurunan kadar IL-8 setelah pemberian isoflavon 160 mg/hari pada kelompok kontrol dan perlakuan berbeda bermakna. Isoflavon kedelai dan tretinoin topikal 0,025% menyebabkan penurunan IL-8 yang bermakna, sedangkan kelompok kontrol penurunan IL-8 hanya disebabkan oleh krim tretinoin 0,025%, hal ini sesuai dengan hasil penelitian in vitro bahwa tretinoin dan adapalen dapat menurunkan kadar IL-8.1 Tretinoin

merupakan salah satu retinoid topikal derivat vitamin A, yang berfungsi untuk menormalkan proses proliferasi dan bersifat komedolitik, sudah digunakan untuk pengobatan AV sejak 30 tahun yang lalu. Tretinoin merupakan retinoid topikal yang efektif sebagai monoterapi dan menjadi pilihan pertama pada AV ringan atau sedang.2 Penelitian lain

tentang pengaruh isoflavon kedelai yang berkaitan dengan IL-8 belum pernah dilakukan. Sebuah penelitian tentang

pengaruh isoflavon kedelai in vitro pada kultur kanker prostat manusia, membuktikan bahwa isoflavon akan menurunkan ekspresi IL-811 dan sebuah penelitian pada

hewan coba membuktikan bahwa isoflavon bermanfaat menghambat respons inflamasi, melalui inhibisi jalur NF-kB, MAP kinase dan beberapa sinyal seluler yang menyebabkan penurunan ekspresi sitokin pro-inflamasi IL-1, IL-8, dan TNF-.10

KESIMPULAN

Pemberian suplemen isoflavon kedelai peroral dosis 160 mg/hari selama 12 minggu pada pasien AV perempuan yang mendapat terapi krim tretinoin 0,025% dan tabir surya SPF 15 akan menyebabkan perbaikan derajat keparahan AV akibat penurunan IL-8.

DAFTAR PUSTAKA

1. Zanglein AL, Graber AM, Thiboutot DM, Strauss JS. Acne vulgaris and acneiform eruptions. Dalam: Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, penyunting. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. Edisi ke-8. New York: McGraw Hill Inc; 2012.h.897-917.

2. Collier CN, Harper JC, Cantrell WC, Wang W, Foster KW. The prevalence of acne in adults 20 years and older. J Am Acad Dermatol. 2008;58:56-9. 3. Layton AM. Disorders on the sebaceous glands. Dalam: Burns T, Breathnach

S, Cox N, Griffiths C, penyunting. Rook’s textbook of dermatology. Edisi ke -8. Italia: Blackwell Publishing; 2010.h.17-51.

4. Leyden JJ. New understandings of the pathogenesis of acne. J Am Acad Dermatol. 1995; 32: S15-25.

5. Lehmann HP, Robinson KA, Andrews JS, Holloway V, Goodman SN. Acne therapy: a methodologic review. J Am Acad Dermatol. 2002; 47: 231-40. 6. Baumann L, Keri J. Acne (Type 1 sensitive skin). Dalam: Baumann L, Saghari

S, Weisberg E, penyunting. Cosmetic dermatology principles and practice. Edisi ke-2. New York: Mc Graw Hill; 2009. h.121-7.

7. Statistics by country for acne. Dalam: US Census Bureau. International Data Base; 2004.

8. Tahir CM. Pathogenesis of acne vulgaris: simplified. J Pakistan Assoc Dermatol. 2010; 20: 93-97.

9. Azimi H, Fallah, Khakshur AA, Abdollahi M. A review of phytotheraphy of acne vulgaris: perspective of new pharmacological treatments. Fitoterapia. 2012; 1-5.

10. Rahman,I, Biswas SK, Kirkhan PA. Regulation of inflammation and redox signaling by dietary polyphenols. Biochemical Pharmacology. 2006; 72:1439-52.

11. Handayani RL, Rice, Yuehua C, Medrano TA, Samedi VG, Baker HV. Soy isoflavones after expression of genes associated with cancer progression, including interleukin-8, in androgen-independent C-3 human prostat cancer cells. J Nutrition. 2006; 136:75-8. Functional Food of the East. USA: CRC Press; 2012.h. 280-91.

14. Barbara DA, McCauley. Breast cancer, estrogen, soy genistein, and other dietary factors: Towards an understanding of their mechanistic interactions Nutri Food Sci. 2011; 35 – 42.

15. Cappel M, Mauger D, Thiboutot D. Correlation between serum levels of insulin-like growth factor I, dehydroepiandrosterone sulfate, and dihydrotestosterone and acne lesion counts in adult women. Arch Dermatol. 2005; 141: 333-8.

16. Charles C, Yuskavage J, Carlson O, John M, Tagalicud AS, Maggio. Effects of high-dose isoflavones on methabolic and inflammatory marker in healthy postmenopausal women. Menopause. 2009; 16: 395-400.

Gambar

Gambar 1.  Nilai rerata konsumsi isoflavon dari makanan berbahan kedelai pada kelompok kontrol dan perlakuan
Tabel 3. Kadar IL-8 sebelum dan sesudah perlakuan menurut kelompok kontrol dan isoflavon 160 mg pada pasien AV perempuan

Referensi

Dokumen terkait

Metode simak menggunakan teknik dasar teknik sadap dijabarkan dalam teknik lanjutan, yaitu simak bebas libat cakap (SBLC), rekam, dan catat. Tahapan penyediaan

[r]

Pelatihan analisis tes menggunakan software ITEMAN bagi guru Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah dalam lingkup Cabang Muhammadiyah Karanglewas Banyumas berjalan dengan

(h) Data tabel 8 ditemukan satu peristiwa campur kode, yaitu “Globalwarning.” Campur kode globalwarning masuk dalam jenis campur kode ke luar karena diambil dari

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa meningkatkan keterampilan proses sains siswa dapat dilakukan dengan cara melakukan pembelajaran di luar kelas atau

Isoterm adsorbsi Freundlich terjadi pada beberapa lapis dan ikatannya tidak kuat. Persamaan Freundlich berlaku dengan hasil yang memuaskan apabila diterapkan pada larutan

Strategi untuk meningkatkan pendaftaran bagi calon mahasiswa baru yang tepat sasaran untuk setiap wilayah berdasarkan cluster yang terbentuk adalah dengan mengirim tim

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri