PERJANJIAN INTERNASIONAL DI BIDANG LINGKUNGAN LAUT YANG TELAH DIRATIFIKASI OLEH INDONESIA
Belardo Prasetya Mega Jaya
1 (1212011066)A. Pejanjian Internasional
Perjanjian Internasional adalah suatu perjanjian yang membentuk hukum, yang diadakan oleh sejumlah negara-negara dalam bentuk tertulis dan diatur menurut ketentuan hukum internasional.2 Menurut Mochtar Kusumaatmadja Perjanjian Internasional adalah perjanjian
yang diadakan oleh anggota masyarakat bangsa-bangsa (internasional) dan bertujuan untuk mengakibatkan hukum.3 Perjanjian Internasional di bidang kelautan yang sejak dulu telah
dirundingkan, kini berkembang dengan pesat. Pemerintah Indonesia sudah sejak lama turut aktif dalam berbagai perundingan mengenai terbentuknya berbagai perjanjian internasional di bidang kelautan khususnya lingkungan laut (environmental of the sea). Dengan menandatangani hasil berbagai konperensi hukum laut, maka diperlukan suatu langkah untuk menindaklanjuti kesepakatan tersebut. Salah satu cara adalah meratifikasi perjanjian internasional tersebut agar berlaku menjadi hukum nasional. Telah cukup banyak perjanjian internasional (baik yang bersifat publik maupun perdata) yang telah diratifikasi Pemerintah Indonesia dan alasan Pemerintah Indonesia untuk meratifikasinya.4
B. Ratifikasi
Ratifikasi merupakan persetujuan kepala negara atau pemerintah atas penandatanganan perjanjian internasional yang dilakukan dengan kuasa penuhnya yang di tunjuk sebagaimana mestinya. tetapi dalam praktik modern, ratifikasi mempunyai arti lebih daripada sekadar tindakan konfirmasi. Ratifikasi dianggap sebagai penyampaian pernyataan formal oleh suatu negara mengenai persetujuan untuk terikat pada suatu perjanjian internasional. Selanjutnya apabila negara setuju untuk terikat pada suatu perjanjian internasional, maka negara itu akan
1 Mahasiswa Hukum Universitas Lampung
2 Abdul Muthalib, Hukum Perjanjian internasional dan perkembangannya, Lampung; Universitas Lampung, 2008, Hlm, 1.
3Ibid.
turut menandatangani naskah perjanjian internasional lalu mengesahkannya. pada suatu perjanjian internasional, dinyatakan dengan ratifikasi apabila 5:
1. Perjanjian internasional menentukan demikian secara tegas;
2. Kecuali apabila ditentukan sebaliknya, negara yang mengadakan negosiasi menyetujui bahwa ratifikasi perlu;
3. Perjanjian Internasional yang telah ditandatangani akan berlaku jika sudah di ratifikasi;
4. Kemampuan negara untuk menandatangani perjanjian internasional dengan syarat akan berlaku bila telah diratifikasi, tampak dalam instrumen full powersnya”, atau dinyatakan demikian selama ratifikasi
C. Proses Ratifikasi
Dalam prakteknya ratifikasi untuk pengesahan perjanjian internasional di indonesia ada 2 macam, yaitu dengan Undang- Undang (UU) dan Keputusan Presiden (KEPPRES). Dalam penentuannya ( akan diratifikasi dengan undang undang atau dengan keppres), dilihat dari substansi atau materi perjanjian bukan berdasarkan bentuk dan nama (nonmenclature) perjanjian, dan dilakukan oleh departement luar negeri. klasifikasi menurut materi perjanjian dimaksud agar terciptanya kepastian hukum dan keseragaman atas bentuk pengesahan perjanjian internasional dengan undang- undang.6
Pengesahan perjanjian internasional yang dilakukan dengan undang-undang apabila berkenaan dengan masalah politik, perdamaian, dan keamanan negara; perubahan wilayah dan penetapan batas wilayah negara republik indonesia; kedaulatan atau hak berdaulat negara; hak asasi manusia dan lingkungan hidup; pembentukan kaidah hukum baru; dan pinjaman dan atau hibah luar negeri. Sedangkan pengesahan perjanjian melalui keputusan presiden dilakukan bagi perjanjian yang memasyarakatkan adanya pengesahan sebelum mulai berlakunya perjanjian tetapi memiliki materi yang bersifat prosedural dan memerlukan penerapan dalam waktu singkat tanpa mempengaruhi peraturan perundang-undangan nasional. Jenis- Jenis perjanjian yang termasuk dalam kategori ini, diantaranya adalah perjanjian induk yang menyangkut kerjasama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, teknik, perdagangan, kebudayaan, pelayaran, niaga, penghindaran pajak berganda,dan kerjasama perlindungan penanaman modal, serta perjanjian-perjanjian yang bersifat teknis.
D. Perjanjian Internasional Dibidang Lingkungan Laut yang Diratifikasi Dengan Undang-Undang 7
Perjanjian Ratifikasi Undang-Undang
5
\Academia.edu https://www.academia.edu/8450276/Perjanjian_Internasional_yang_telah_Diratifikasi_ oleh_Pemerintah_Indonesia_di_Bidang_Maritim
6
Internasional
Convention on the Continental Shelf 1958, Convention on Fishing and Conservation of the Living Resources of the High Seas 1958,
Convention on the High Seas 1958
Undang-undang (UU) No. 19 /1961 6 September 1961
Undang-undang No. 19 Tahun 1961
Perjanjian Antara RI Dan Malaysia Tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah Kedua Negara Di Selat Malaka Tahun 1970
Undang-Undang RI No 2 Tahun 1971 Tentang Perjanjian Antara RI Dan Malaysia Tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah Kedua Negara Diselat Malaka
Undang-Undang RI No 2 Tahun 1971 Tentang Perjanjian Antara RI Dan Malaysia Tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah Kedua Negara Diselat Malaka
Treaty Between The Republic Of Indonesia And The Republic Of Singapore Relating To The Delimitation Of The Territorial Seas Of The Two Countries In The Western Part Of The Strait Of Singapore, 2009
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Pengesahan Perjanjian Antara Republik Indonesia Dan Republik Singapura Tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah Kedua Negara Di Bagian Barat Selat Singapura, 2009
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010
United Nations
Convention On The Law Of The Sea (Konvensi Tentang Hukum Laut) 1982
Undang Undang No. 17 Tahun 1985 Tentang : Pengesahan United Nations Convention On The Law Of The Sea (Konvensi
Perserikatan Bangsa Bangsa Tentang Hukum Laut)
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1964 Tentang Bagi Hasil Perikanan
2. Undang-Undang RI No 1 Tahun 1973 Tentang Landas Kontinen Indonesia 3. Undang-Undang RI
No 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan 4. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1983 Tentang Zona
Ekonomi Ekslusif Indonesia
5. Undang-Undang RI
7
No 6 Tahun 1996 Tentang Perairan Indonesia
6. Undang-Undang RI No 16 Tahun 1992 Tentang Karantina Hewan Ikan Dan Tumbuhan Undang-Undang RI No 16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan Dan Kehutanan 7. Undang-Undang RI
No 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil 8. Undang-Undang RI
No 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran 9. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 10. 2009 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan 11. Undang-Undang No.
21 Tahun 2009 Tentang Persetujuan Pelaksanaan
Ketentuan-Ketentuan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Tentang Hukum Laut Tanggal 10 Desember 1982 Yang Berkaitan Dengan Konservasi Dan Pengelolaan Sediaan Ikan Yang Beruaya Jauh 12. Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 32 Tahun 2014 tentang kelautan
Perjanjian Antara RI Dan Malaysia Tentang Rejim
Undang-Undang RI No 1 Tahun 1983 Ttg Pengesahan
Hukum Negara
Nusantara Dan Hak-Hak Malaysia Di Laut
Teritorial Dan Perairan Nusantara Serta Ruang Udara Diatas Laut Teritorial, Perairan Nusantara Dan Wilayah RI Yang Terletak Di Antara Malaysia Timur Dan Malaysia Barat
Perjanjian Antara RI Dan Malaysia Tentang Rejim Hukum Negara Nusantara Dan Hak-Hak Malaysia Di Laut Teritorial Dan Perairan Nusantara Serta Ruang Udara Diatas Laut Teritorial,
Perairan Nusantara Dan Wilayah RI Yang Terlatak Di Antara Malaysia Timur Dan Malaysia Barat
Perjanjian Antara RI Dan Malaysia Tentang Rejim Hukum Negara Nusantara Dan Hak-Hak Malaysia Di Laut Teritorial Dan Perairan Nusantara Serta Ruang Udara Diatas Laut Teritorial,
Perairan Nusantara Dan Wilayah RI Yang Terlatak Di Antara Malaysia Timur Dan Malaysia Barat
International Convention
on Load Lines 1966 Keputusan Presiden (KEPPRES) No.47/1976 2 November 1976
Amandements of 1993 of Convention on the establishment of the international maritime consultative
organization/ IMO convention
(IMO amandements ’93)
Keputusan Presiden (KEPPRES) No.6/1997
International Convention for the Safety of Life at Sea, 1974 (SOLAS Convention)
Keputusan Presiden (KEPPRES) Nomor 47 tahun 1980
International Convention on Tonnage
Measurement of Ships, 1969 (TONNAGE Convention )
Keputusan Presiden (KEPPRES) No. 5 Tahun 1987
Convention on the International Regulations for Preventing Collisions at Sea, 1972 (COLREG Convention)
Keputusan Presiden (KEPPRES) No. 50, 11 Oktober 1979
International Convention for Safe Containers, 1972 (CSC Convention )
Keputusan Presiden (KEPPRES) No. 33 Tahun 1989 17 Juli 1989
International Convention on Standards of Training, Certification and
Watchkeeping for
Seafarers, 1978 (STCW Convention )
International Convention for the Prevention of Pollution From Ships, 1973 and Protocol of 1978 relating thereto (MARPOL Convention)
Keputusan Presiden (KEPPRES) No. 46 Tahun 1986 (Ratifikasi terhadap Annex I & II) 9 September 1986
International Convention on Civil Liability for Oil Pollution Damage, 1969 (CLC Convention)
Keputusan Presiden (KEPPRES) No. 18 Tahun 1978,
1 Juli 1978
International Convention on Esta-bilishement of an International Fund for Compensation for Oil Pollution Damage 1971
Keputusan Presiden (KEPPRES) No. 19 Tahun 1978,
1 Juli 1978
Special Trade Passenger Ships Agreement,
1971(STP Convention 71
Keputusan Presiden (KEPPRES) No. 72 Tahun 1972
Protocol of 1973 relating to the Special Trade Passenger Ships Agreement, 1971(STP Prot. 73)
Keputusan Presiden (KEPPRES) No. 43 Tahun 1979
International Convention on the Establishment of an International Fund for Compensation for Oil Pollution Damage
Keppres No.41 Tahun 1998)
Protocol of 1992 relating to the CLC Convention 69 (CLC Protocol 92
Keputusan Presiden (KEPPRES) No. 55 Tahun 1999
Basel Convention on the Control of
Transboundary
Movements of Wastes and their Disposal, 1991
Keputusan Presiden (KEPPRES) No. 61 Tahun 1993 tanggal 21 Juli 1993 (BAPEDAL)
United Nations
Convention on a Code of Conduct of Liner
Conferences, 1972
International Convention for the Safety of Life at Sea 1974
Keputusan Presiden (KEPPRES) No. 65 Tahun 1980, 9 Desember 1980
Protocol of 1978 Relating to the
International Convention for the Safety of Life at Sea 1974
Keputusan Presiden (KEPPRES) No. 21 Tahun 1988, 29 Juni 1988
Agreement on the Organization for Indian Ocean Marine Affair Cooperation (IOMAC)
Keputusan Presiden No. 86 Tahun 1993 tertanggal 16 September 1993
International Convention on Load Lines, 1966 (LOAD LINES Convention 66
Keputusan Presiden (KEPPRES) No. 7/1976 2 November 1976
Agreement on the Organization for Indian Ocean Marine Affairs Cooperation (IOMAC)
Keputusan Presiden (KEPPRES) No. 86Tahun 1993,
16 September 1993
International Code of Safety for High Speed Craft (HSC Code)
Keputusan Menteri
(KEPMEN) Perhubungan 29 tahun 1999
International and Port Security Code (ISPS Code
Keputusan Menteri
(KEPMEN) Perhubungan 33 tahun 2003
Convention on the consevation anda Management of Highly Mignatory Fish Stocks In the Western and Central Pacific Ocean 2000
Peraturan Presiden (PERPRES) No. 61 Tahun 2014,
2 September 2013