• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP MASYARAKAT DALAM FILSAFAT PENDIDI (3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP MASYARAKAT DALAM FILSAFAT PENDIDI (3)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Fatimah Ahmad Rambe

Nim : 0301161042

Jurusan/semester : PAI-1/III

Mata kuliah : Filsafat Pendidikan Islam

KONSEP MASYARAKAT DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian Al-Umma

Didalam buku karangan Syafaruddin,M.Pd penggunaan istilah untuk masyarakat Islam dalam Al-qur’an adalah Al-Ummah. Dan pengertian ini mengacu kepada ayar Al-qur’an dalam surat Al-Imran ayat 104 yang artinya:“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari

yang munkar,merekalah orang orang yang beruntung. Menurut Shihab, kata ummat diambil

dari kata “amma”,”yaummu” yang berarti menuju atau menumpu dan meneladani. Dari akat kata yang sama lahir antara lain kata “um”yang berarti íbu” dan imam yang maknanya “pemimpin” ,karena keduanya menjadi teladan, tumpuan pandangan dan harapan anggota masyarakat.

Dalam konteks ini,Al-qu’an juga memilih kata ummat untuk menunjukkan pengikut Nabi Muhammad SAW. Disini di jelaskan bahwa kaum muslimin diperintahkan untuk membentuk karakter dan jati dirinya menjadi Al-ummah,yaitu suatu bangunan kehidupan sosial yang diorganisir secara khusus. Hanya dengan adanya masyarakat Islam (Al-ummah), menyuruh kepada kebajikan dan melarang kepada kejahatan dapat dijalankan secara efektif.1

Dalam buku karangan Al rasyidin kata masyarakat selalu diartikan sebagai induvidu-induvidu manusia yang memiliki kesamaan, baik dalam karakteristik maupun tujuan. Boleh saja pengertian ini diambil dari kosa kata bahasa arab yaitu Syaraka yang dapat diartikan sebagai persekutuan, Syirkah atau Syarika yang bermakna persekutuan, perserikatan, perkumpulan, atau perhimpunan.

Di dalam buku karangan Al rasyiddin, Ali syariati mendefinisikan konteks ummah atau masyarakat, sebagai kumpulan orang yang semua induvidunya sepakat dalam tujuan yang sama dan masing-masing membantu agar bergerak kearah tujuan yang diharapkan atas dasar kepemimpinan yang sama. Berdasarkan definisi ini, maka ada empat unsur dasar dalam tema masyarakat (ummah),yaitu:(1) berhimpunnya sejumlah induvidu, (2) semua induvidu tersebut sepakat adanya tujuan yang sama, (3) setiap induvidu dalam kumpulan tersebut saling membantu dalam pencapaian tujuan yang sama, dan (4) adanya kepemimpinan yang sama, yang disepakati secara bersama.2

Dan didalam buku karangan Haris Hermawan dijelaskan bahwa masyarakat dalam Islam sering diistilahkan dengan sebutan ummat atau umma. Istilah umma ini berasal dari

1

Syafaruddin, Sosiologi Pendidikan Islam,(Medan:Perdana Publishing,2016)h.26-26.

2

(2)

kata amma, yang berarti bermaksud (qashada) dan berniat keras (azima). Dan pengertian ini

Menurut Ali syariati ada empat unsur yang membentuk masyarakat tersebut yaitu: 1. Berhimpunnya sejumlah induvidu atau adanya induvidu yang bergabung.

2. Seluruh induvidu tersebut sepakat akan adanya tujuan yang sama dan bekerja sama dalam menjalankan tujuan tersebut.

3. Setiap induvidu dalam kumpulan (adanya interaksi timbal balik) untuk saling membantu dalam pencapaian tujuan yang sama.

4. Dan adanya kesimpulan yang sama disepakati secara bersama.4

Inilah ke empat unsur untuk pembentukan masyarakat, dan ini adalah hal-hal, tahap-tahap, dan komponen-komponen yang menjadi syarat untuk terbentuknya sekelompok golongan atau masyarakat.

C. Karakteristik Masyarakat Muslim

Karakteristik Masyarakat Muslim dapat diartikan sebagai ciri khas yang ada dan harus dimiliki pada masyarakat muslim yang sesuai dengan aturan yang diajarkan oleh Islam.

Di dalam buku karangan Al rasyidin karakteristik adalah kesamaan, kebiasaan,tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diperlihatkan dalam tata cara dikehidupan sehari-hari seperti intraksi, komunikasi, kerja sama, dan berbagai aktivitas kehidupan lainya, yang merujuk pada ketentuan dan nilai-nilai yang terdapat pada Al-qur’an dan hadits.

Didalam buku karangan Al rasyidin karakteristik masyarakat muslim itu ada enam yaitu:

1. Masyarakat yang sepenuhnya dilandasi oleh keimanan yang kokoh. Keimanan itu berfungsi sebagai pendorong sekaligus penyeimbang dalam segala proses kemajuan yang terjadi dalam masyarakat. Di samping itu, dengan keimanannya, masyarakat tersebut akan mencapai kemulian dan ketinggian. 2. Masyarakat dimana masing-masing anggotanya bekerjasama untuk saling

memerintahkan kepada yang ma’ruf atau segala bentuk kebaikan yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama.

3. Masyarakat dimana para anggotanya senantiasa berikhtiar untuk mencegah

setiap kemungkaran, yaitu segala bentuk pelanggaran terhadap yang ma’ruf

3

Haris Hermawan,filsafat pendidikan Islam,(Jakarta:Dirktorat Jendral Pendidikan Islam Depertemen Agama Republik Indonesia,2009)h.50.

4

(3)

4. Masyarakat dimana setiap anggotanya menjadikan musyawarah sebagai salah satu pilar penyangga kehidupan masyarakat.

5. Masyarakat yang menegakkan nilai-nilai keadilan, sebagai bagian dari yang

ma’ruf.

6. Masyarakat dimana didalamnya tercipta persaudaraan sesama warga. Persaudaraan tersebut bukan hanya sebatas sesama muslim, tetapi mencangkup ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah ubudiyah (persaudaraan dalam ketundukan kepada Allah), ukhuwah wathaniyah wa al-nasab (persaudaraan sebangsa dan seketurunan), ukhuwah fi din al-Islam persaudaraan antar sesama muslim).5

D. Peran Masyarakat Muslim Terhadap Pendidikan Islam

Dalam Filsafat pendidikan Islam masyarakat dituntuk untuk berfikir dan bertindak secara bijak. Dalam perpektif Islam, manusia harus merealisasikan tujuan kemanusiaannya dialam semesta, baik sebagai syahid Allah, abd Allah, maupun khalifah Allah.

Pendidikan juga dapat diartikan sebagi aktivitas khas masyarakat atau manusia. Ia hanya ada dan berlangsung dalam lingkungan masyarakat manusia saja, dan pendidikan ini merupakan suatu aktivitas yang secara inheren telah melekat dalam tugas kemanusiaan manusia. Dari sisi lain pendidikan juga merupakan sarana atau instrumen bagi upaya membentuk dan mewujudkan tatanan masyarakat ideal yang dicitakan dalam Islam karenanya, masyarakat tidak bisa dipisahkan dari pendidikan, dan sebaliknya, pendidikan juga tidak bisa dipisahkan dari masyarakat. Keduanya bagaikan dua sisi mata uang, sisi yang satu memperkuat , melengkapi, dan memberi nilai bagi sisi lainnya.

Maka dari itu setiap masyarakat (Al-ummah) memiliki tanggung jawab edukatif untuk mengigatkan, mengajar, mendidik, melatih, mengarahkan, dan membimbing sesamanya agar tetap berpegang teguh (istiqomah) pada perjanjian syahadah primordialnya dengan Allah Swt. Ketika masyarakat mengabaikan, apa lagi melupakan kewajibannya atau tanggung jawab edukatif tersebut, maka sesungguhnya mereka telah inggkar atau kufr terhadap perjanjian yang telah mereka buat dengan Allah. Dalm perspektif Islam, tiada perjanjian yang mulia dan paling layak untuk dipatuhi, kecuali perjanjian dengan Allah Swt. Kemudian, bagi orang-orang yang mengingkari perjanjian dengan tuhan, maka tiada balasan yang setimbang kecuali neraka atau azab yang sangat pedih.

Tugas-tugas edukatif yang harus dilaksanakan masyarakat secara umum yaitu:

a. Mengarahkan diri dan semua anggota masyarakat (ummah) untuk bertauhid dan bertaqwa kepada Allah.

b. Masyarakat berkewajiban men-ta’lim, menta’dib, dan mentarbiyahkan syariat Allah Swt,sebagaimana dilakukan para nabi dan rasul, diantara muatan yang harus dididikkan tersebut adalah membaca ayat-ayat Allah dan lain sebagainya.

5

(4)

c. Masyarakat berkewajiban saling menyeru ke jalan Allah, menganjurkan kepada

yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran.

d. Masyarakat harus mendidik sesamanya untuk selalu berlomba-lomba dalam melakukan kebajikan, sebab diantara rahasia mengapa Allah Swt menjadikan manusia ini berkelompok-kelompok tidak satu ummah saja adalah untuk menguji dan melihat bagaimana manusia berkompetisi dalam melakukan kebajikan.

e. Masyarakat (ummah) berkewajiban membagi rahmat tuhan atau berkorban untuk sesamanya, karena sesungguhnya Allah Swt telah mensyari’atkan hal-hal yang demikian.

f. Masyarakat (ummah) harus menegakkan sikap adil agar mereka bisa menjadi saksi terhadap perbuatan sesamanya.

g. Masyarakat berkewajiban mendidikkan tanggung jawab pada setiap warganya, sebab mereka hidup dalam suatu rentang waktu. Suatu saat ajal akan menjemput tanpa dapat diundur atau dimajukan. Akan ada masa dimana masyarakat (ummah) akan di panggil untuk melihat buku catatan amalnya dan menerima balasanya terhadap segala sesuatu yang telah dikerjakannya.6

Berikut adalah beberapa peran masyarakat terhadap pendidikan baik melalui jalur sekolah maupun jalur non sekolah antara lain:

1. Masyarakat berperan serta dalam mendirikan dan membiayi sekolah atau tempat peserta didik tersebut.

2. Masyarakat berperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap membantu dan mendukung cita-cita dan kebutuhan masyarakat.

3. Masyarakat yang ikut menyediakan tempat pendidikan.

4. Masyarakatlah yang menyediakan berbagai sumber untuk sekolah.7

Dan dalam buku ilmu pendidikan karangan Rosdiana Abu Bakar peran masyarakat yaitu sekolah melakukan kerja sama dengan masyarakat dalam beberapa bidang antara lain yaitu:

1. Kerjasama dalam pendidikan moral dan pancasila. 2. Kerjasama dalam bidang pendidikan ketrampilan. 3. Kerjasama dalam pendidikan kesenian.

4. Kerjasama dalam pendidikan olah raga.

Adapun fungsi masyarakat dalam pendidikan antara lain yaitu: 1. Membantu dan meningkatkan kualitas keluarga.

2. Menyalurkan aspirasi masyarakat.

3. Mengawasi jalannya nilai-nilai susio budaya bangsa.8

6

Ibit,h.37-39.

7

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta:Rajawali Pers,2012),h.101.

8

(5)

DAFTAR PUSTAKA Abu Bakar Rosdiana,2012,Ilmu pendidikan,Medan:Gema Insani.

Al rasyidin,2008, filsafat Pendidikan Islam,Bandung:Citapustaka Media Printis.

Hars Hermawan,2009,filsafat Pendidikan Islam,Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Dapartemen Agama Republik Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Layanan perawatan dan perbaikan ban kendaraan melalui service ban bocor baik secara manual maupun tubeless. Kehadiran ban tubeless pada sepeda motor akhirnya berefek pada

Besarnya pengaruh adat istiadat dan budaya dapat bersinggungan dengan konsep keimanan atas suatu hal ghaib dalam agama. Sehingga pengaruh adat istiadat dan budaya

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka salah satu solusi untuk dapat meningkatkan belanja modal pelayanan publik pada pemerintah daerah Kabupaten/Kota se-Sumatera dalam

tersebut juga didukung oleh Chaer (2010, hal. 44) menyatakan bahwa kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar yang biasanya berupa klausa, dilengkapi

Pada gambar 6 ini menggambarkan Use Case Diagram Package Etri yang terdiri dari entri data divisi, entri data jabatan, entri data pegawai, entri data kriteria,

Berdasarkan penilaian tersebut maka dinyatakan bahwa pengembangan model pembelajaran berbasis alam layak digunakan dengan revisi sebagai model pembelajaran

Dalam penelitian akan dibatasi oleh demokrasi Indonesi dan Islam terhadap smusyawarah yang diperankan oleh MPR dalam mengatur Undang- undang pemerintahan. Adapun

Hasil pengamatan terhadap jenis kupu- kupu pemakan buah busuk di habitat penelitian menunjukkan bahwa jenis kupu-kupu pemakan buah busuk yang ditemukan (11 jenis)