• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN dan SISWAMENULIS TEKS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN dan SISWAMENULIS TEKS"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas

Pencapaian penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa, partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, dan kemampuan siswa menyusun teks berbentuk procedure. Subjek penelitian berjumlah 36 siswa dengan metode pengumpulan datanya menggunakan angket, pengamatan, dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran melalui model pembelajaran make a match dapat meningkatkan minat belajar siswa, partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dan kemampuan siswa menyusun teks berbentuk procedure.

© 2015 Didaktikum

Kata Kunci: Model Make a Match, Minat, Partisipasi Aktif, Teks Berbentuk Procedure

PENDAHULUAN

Penguasaan kemampuan bahasa Inggris (language skill) merupakan sebuah syarat yang harus dimiliki di era komunikasi saat ini. Penguasaan materi bahasa Inggris dalam jenjang SMP meliputi empat ketrampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Semua itu didukung oleh unsur-unsur bahasa lainnya yaitu kosa kata, tata bahasa dan pronouncation sesuai dengan tema sebagai alat pencapaian tujuan. Dari empat keterampilan berbahasa di atas, menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang dirasa sering menjadi masalah bagi siswa dalam proses pembelajaran bahasa Inggris.

Dalam belajar bahasa orang mengenal empat keterampilan meliputi keterampilan menyimak (listening), keterampilan membaca (reading), keterampilan berbicara (speaking), dan keterampilan menulis (writing).

Menurut Wawan dan Junaidi (2011) pengertian menulis “merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan atau menghafal”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan dan perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis.

Procedure/procedural text, teks procedure adalah teks yang berisi prosedur, proses, cara, atau langkah-langkah dalam membuat/melakukan (mengoperasikan) sesuatu. Ciri-ciri procedure text meliputi: (1) struktur umum (generic structure) terdiri dari coal/aim (tujuan dan maksud isi teks), material/tool (bahan atau alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat atau melakukan sesuatu), steps/procedure (langkah-langkah atau prosedur dalam melakukan/ membuat sesuatu); (2) grammatical features umumnya tenses “simple present”; sering memakai kalimat perintah (imperative/orders), kata-kata urutan (sequences).

(2)

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS PROCEDURE

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

Ratna Hikmawati responnya menurun”. Dalam belajar ditemukan adanya: kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons siswa, respons siswa, dan konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut.

Piaget dalam Dimyati dan Mudjiono (1999) berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu, sebab individu melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin bertambah.

Berdasarkan berbagai definisi belajar tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang dilakukan individu untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik menjadi lebih baik.

Menurut Gage and Berliner dalam Dimyati dan Mudjiono (1999) pengembangan minat merupakan salah satu yang mempengaruhi motivasi. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Minat belajar yang dimaksud adalah minat siswa dalam mempelajari procudere teks untuk meningkatkan kemampuan menulis (writing).

Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey dalam Dimyati dan Mudjiono (1999) dengan “learning by doing”. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara memecahkan masalah (problem solving). Partisipasi yang dimaksud adalah peran aktif siswa dalam pembelajaran procedure text yang berkaitan untuk meningkatkan kemampuan menulis (writing).

Model pembelajaran make a match adalah sistem pembelajaran yang mengutamakan penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan bekerja sama melalui permainan mencari pasangan dibantu kartu.. Make and match melatih siswa untuk memiliki sikap sosial yang baik dan melatih keterampilan siswa dengan bekerja sama disamping melatih kecepatan berpikir siswa. Siswa dilatih berpikir cepat dan menghafal cepat sambil menganalisis dan berinteraksi sosial.

Dalam pembelajaran model make and match guru harus mempertimbangkan: indikator yang ingin dicapai, kondisi kelas yang meliputi jumlah siswa dan efektifitas ruangan, dan alokasi waktu yang akan digunakan dan waktu persiapan.

Langkah-langkah penerapan model make a match adalah: (1) guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review. Sebaliknya satu bagian/kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban; (2) setiap siswa mendapat satu buah kartu, (3) tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang; (4) setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kertas yang cocok dengan kartunya (soal jawaban); (5) setiap siawa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin; (6) setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya; (7) demikian seterusnya; dan (8) kesimpulan.

METODE PENELITIAN

Prosedur penelitian yang digunakan terdiri dari 2 (dua) siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Suharsimi Arikunto, 2006: 6). Subjek penelitian adalah siswa kelas IX E SMP Negeri 2 Ulujami semester 1 tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru mitra/pengamat untuk mendukung kelancaran penelitian dan pengambilan data secara objektif. Penelitian berjalan sesuai dengan kurikulum sekolah.

(3)

Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas

Aspek yang akan diteliti meliputi minat belajar, partisipasi aktif dalam pembelajaran, dan kemampuan menulis teks procedure dengan instrumen pengambilan data berupa angket, lembar pengamatan, dan tes formatif.

Penelitian dikatakan berhasil apabila dalam menulis tek procedure melalui model make a match menunjukkan:

1. Sekurang-kurangnya 75% siswa menyatakan berminat terhadap pembelajaran menulis teks procedure.

2. Sekurang-kurangnya skor berpartisipasi aktif siswa dalam diskusi kelompok adalah 85% 3. Sekurang-kurangnya80% siswa mampu menulis teks procedure dengan KKM 75.

Pada siklus 1, perencanaan disusun bersama dengan guru mitra secara cermat. Pada tahap pelaksanaan, guru mitra mengamati secara detail segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa. Pengamatan dimaksudkan untuk mengetahui hal-hal yang masih dirasa kurang dan digunakan sebagai bahan perbaikan pada tahap refleksi. Akhir dari pembelajaran dilakukan tes formatif untuk mengetahui kemampuan siswa memahami materi mampu menulis teks procedure disampaikan melalui model pembelajaran make a match. Semua data yang diperoleh pada siklus 1, dikonfrontasikan dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan. Apabila belum mencapai indikator yang ditetapkan, penelitian dilanjutkan pada siklus 2 dengan beberapa perbaikan yang direkomendasikan pada tahap refleksi.

Pada siklus 2, perencanaan disusun dengan memperhatikan beberapa perbaikan yang direkomendasikan dan dilaksanakan secara cermat. Guru mitra melakukan pengawasan secara detail terutama untuk mengetahui apakah perbaikan-perbaikan yang direkomendasikan dilaksanakan. Akhir siklus 2 diberi tes formatif, dan semua data yang diperoleh dikonfronta-sikan dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan. Apabila belum mencapai indikator yang ditetapkan, penelitian dilanjutkan pada siklus 3. Namun apabila indikator keberhasilan yang ditetapkan telah terlampaui, maka penelitian dianggap cukup.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Hasil rekap pengamatan peneliti dan guru mitra terhadap minat belajar siswa melalui model pembelajaran make a match dapat dilihat pada Tabel 1.

(4)

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS PROCEDURE

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

Ratna Hikmawati Pada Tabel 1 terlihat bahwa terdapat 12 siswa (33,33%) yang menyatakan berminat dan 14 siswa (38,39%) menyatakan sangat berminat terhadap model pembelajaran make a match. Dalam penelitian ini, indikator berminat meliputi kategori berminat dan sangat berminat, sehingga pada siklus 1 yang menyatakan berminat 26 siswa (71,72%) dan belum mencapai indikator yang ditetapkan. Pada siklus 2 terdapat 31 siswa (86,11%) dan telah melampaui indikator yang ditetapkan.

Hasil rekap pengamatan peneliti dan guru mitra terhadap partisipasi aktif siswa dalam diskusi kelompok dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Rekap Partisipasi Aktif Siswa dalam Diskusi Kelompok

No. Aspek yang Diamati Siklus 1 Siklus 2

1. Perhatian peserta didik terhadap penjelasan guru 100,0% 100,0% 2. Aktivitas peserta didik dalam diskusi kelompok 81,94% 86,11% 3. Aktivitas peserta didik dalam mengerjakan LKS 83,33% 86,11% 4. Aktivitas peserta didik dalam mengecek pekerjaan 76,39% 83,33% 5. Aktivitas peserta didik mengeluarkan pendapat 76,39% 84,72% 6. Aktivitas peserta didik dalam mengerjakan kuis 83,33% 84,03% 7. Kemampuan peserta didik memanfaatkan waktu 77,08% 83,33%

Rata-rata Prosentase 82,63% 86,80%

Pada Tabel 2 terlihat bahwa skor partisipasi aktif siswa dalam diskusi kelompok siklus 1 mencapai 82,63% dan belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu sekurang-kurangnya skor partisipasi aktif siswa dalam diskusi kelompok adalah 85%. Pada siklus 2 mencapai 86,80% dan telah melampaui indikator keberhasilan yang ditetapkan.

Rekap hasil dua kali tes formatif untuk mengetahui hasil belajar materi perubahan sosial budayadapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Rekap Hasil Tes Formatif

Dari tabel 3 terlihat bahwa pencapaian KKM siklus 1 sebesar 77,78% dan siklus 2 sebesar 86,11% (mengalami kenaikan 8,33%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran make a match dapat meningkat-kan hasil belajar materi menulis teks procedure.

Pembahasan

Minat belajar mengalami kenaikan setelah diterapkannya model make a match. Adanya kenaikan tersebut karena:

1. Peneliti memberi pengertian kepada siswa bahwa dalam proses pembelajaran dapat dipergunkan berbagai strategi, pendekatan, metode, dan model pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran

(5)

Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas

sudah diperhitungkan dengan matang dengan tujuan utama agar materi lebih mudah dipahami siswa. Untuk itu siswa tidak perlu ragu-ragu apalagi gagap dan gugup dengan yang dipilih. 2. Peneliti mengingatkan kembali langkah-langkah model cooperative learning type make a match.

Kenaikan minat belajar siswa terhadap model pembelajaran cooperative learning type make a match dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut:

Grafik 1. Kenaikan Minat Belajar

Partisipasi aktif dalam diskusi kelompok mengalami kenaikan karena diadakan perbaikan pada:

1. Pembentukan kelompok diskusi yang lebih mencerminkan kemampuan siswa dan kesetaraan gender.

2. Aspek-aspek yang masih lemah seperti aspek mengambil tanggung jawab kelompok, aspek mengeluarkan pendapat, dan memanfaatkan waktu diperbaiki dengan menjelaskan kembali langkah-langkah model pembelajaran cooperative learning type make a match dan siswa dibekali kembali tentang kemampuan yang harus dimiliki dalam diskusi kelompok, diantaranya keterampilan bertanya, keterampilan menyampaikan ide/gagasan, dan kemampuan mengambil tanggung jawab kelompok.

Perbandingan skor partisipasi aktif siswa dapat dilihat pada Grafik 1.

Grafik 1. Perbandingan Partisipasi Aktif Siswa dalam Pembelajaran

(6)

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS PROCEDURE

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

Ratna Hikmawati lebih banyak, sehingga proses dan hasil belajar menjadi lebih cepat (faster), lebih baik (better), dan lebih mudah (easier).

Ketercapaian KKM mengalami kenaikan karena: (1) iswa antusias dalam memperhatikan penjelasan guru; (2) siswa bersemangat dalam mengerjakan LKS, mengerjakan kuis, dan mengerjakan tes formatif; (3) siswa segera bertanya baik kepada teman sekelompok maupun kepada guru manakala dirinya mengalami kesulitan mengerjakan LKS.

SIMPULAN

Simpulan pembelajaran teks procedure pada materi menulis teks procedure model cooperative learning tipe Make A Match adalah dapat meningkatkan minat belajar siswa, partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, dan kemampuan menulis teks procedure.

DAFTAR PUSTAKA

Dasim Budimansyah, Suparlan, Danny Meirawan. 2010. PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Genesindo: Bandung.

Dimyati, Mudjiono, 1999. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta.

Panitia Sertifikasi Guru Rayon XII, 2012. Materi PLPG. Bahasa Inggris. UNNES Semarang.

Ratna Hikmawati, 2015. Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Teks Procedure Melalui Model Pembelajaran Make A Match Kelas IX B SMP Negeri 2 Ulujami Tahun Pelajaran 2014/2015. Laporan PTK SMP Negeri 2 Ulujami: Pemalang (Tidak Dipublikasikan).

Shirley Burridge, 1990. Oxford Basic English Dictionary. of Ford University Press:Walton Street. Wawan, Junaidi, 2011. Pengertian Menulis. http://pengertianmenulis.blogspot.com

Gambar

Tabel 1. Rekap Minat Belajar
Tabel 3. Rekap Hasil Tes Formatif
Grafik 1. Kenaikan Minat Belajar

Referensi

Dokumen terkait

mau dikatakan sebagai tren, sepertinya kecenderungan penggunaan kekerasan dalam menata PKL ini merupakan jalan yang paling mudah dan dianggap berhasil menangani masalah dalam

Gambar 14. Laman Artikel Berhasil dikirim.. 18 Proses persetujuan artikel yang telah berhasil di upload atau ditambahkan dapat dilihat diemail yang telah didaftarkan

Untuk melakukan proses konfigurasi router , hal pertama yang harus dilakukan adalah merubah mode privileged menjadi mode global configuration , pada mode ini kita

Penentuan zonasi risiko rawan bencana tanah longsor di Kabupaten Tulungagung dilakukan berdasarkan Permen PU Nomor 22 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Ruang

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Penggunaan Pendapatan Badan Layanan Umum Pusat

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda, serta Penyediaan Prasarana dan Sarana Kepemudaan (Lembaran Negara Republik

[r]

Alat ini berfungsi untuk mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus (amperemeter) dengan akurasi yang sangat tinggi serta bisa menggunakan metode