• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA dengan Metode Mind Mapping dan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada Siswa Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar IPA dengan Metode Mind Mapping dan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada Siswa Sekolah Dasar"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

5 2.1.1 Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan rasional dan objektif mengenai dunia dan segala isinya (Samatowa, 2010: 2). Selain itu, Nash dalam Samatowa (2010: 3) menyatakan bahwa IPA merupakan langkah atau metode dalam melihat kejadian dilingkungan alam. Nash juga mengemukakan cara IPA dalam melihat kejadian di dunia ini berupa menganalisis, lengkap, cermat, serta saling menghubungkannya suatu kejadian dengan kejadian yang lain, oleh sebab itu seluruhnya membentuk suatu pendapat yang baru dari objek yang diamati.

Gejala alam yang akan dipahami berupa hal-hal yang benar-benar ada di alam. Gejala-gejala alam dipelajari dengan cara melakukan penyelidikan dan penelitian yang berhubungan dengan alam semesta. Selain itu, memahami dan mempelajari gejala-gejala alam ini berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam semesta beserta isinya.

Menurut Donosepoetro dalam Trianto (2014: 137) pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk meyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu yang lazim disebut metode ilmiah.

(2)

Dari beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa yang terjadi di alam dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Selain itu, penelitian IPA akan memberikan pengetahuan dan informasi tentang gejala alam yang ada di alam semesta. Penelitian dalam IPA menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu yang besar, berfikir kritis serta memiliki sikap yang jujur dan bertanggung jawab. 2.1.2 Pembelajaran IPA SD

(3)

mencakup kesesuaian antara situasi nyata dan belajar anak dengan situasi kehidupan nyata di masyarakat. Aspek pokok dalam pembelajaran IPA adalah anak dapat menyadari keterbatasan pengetahuan mereka, memiliki rasa ingin tahu untuk menggali berbagai pengetahuan baru dan akhirnya dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka Samatowa (2011:10).

Dari penjelasan tersebut, mata pelajaran IPA di SD memiliki tujuan seperti yakin terhadap kebesaran Tuhan YME karena setelah mempelajari gejala alam siswa dapat melihat kekhasan dan keindahan yang terdapat di alam. Dapat mengembangkan pemahamannya mengenai alam sekitar yang berguna bagi kehidupan sehingga secara tidak langsung dapat melatih siswa untuk berfikir kritis dan bersikap positif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Selain itu, juga memiliki kesadaran untuk menjaga dan menghargai alam sekitar sehingga dapat memperoleh bekal pengetahuan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.

Menurut Samatowa (2011:4) ada empat alasan yang menyebabkan IPA dimasukkan ke dalam kurikulum satuan sekolah:

1. Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan panjang lebar.

2. Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis. 3. Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan

sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hapalan belaka.

4. Mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan yang mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

(4)

akan sukses apabila memiliki pengetahuan tentang teknologi yang bagus. Misalnya, seorang dokter tidak akan memiliki kemampuan yang baik tanpa memiliki pengetahuan yang luas mengenai teknologi dan berbagai gejala alam. Kedua, apabila diajarkan dengan cara yang tepat IPA akan melatih siswa untuk berfikir kritis. Dalam pembelajarannya guru dituntut untuk mampu menerapkan pembelajaran IPA dengan metode pembelajaran yang tepat. Misalnya dengan menggunakan metode pembelajaran penemuan. Dengan metode pembelajaran penemuan siswa diminta untuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapi sehingga siswa akan dilatih untuk berfikir kritis dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Ketiga, apabila IPA di ajarkan melalui percobaan maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka. Melalui percobaan, pembelajaran akan lebih bermakna karena siswa tidak hanya mendengarkan dan menghafal materi saja melainkan mereka dituntut untuk melakukan aktivitas. Selain itu, siswa juga tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran karena mereka tidak hanya duduk mendengarkan dan mencatat materi melainkan mereka juga melakukan percobaan yang dilakukan secara langsung. Keempat, mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Dengan mempelajari IPA siswa akan dilatih untuk memiliki kepribadian yang baik seperti dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Selain bersosialisasi dengan temannya, siswa juga bersosialisasi dengan alam sekitar.

2.1.3 Model Pembelajaran

(5)

terserap secara maksimal oleh siswa. Sedangkan, menurut Kurniasih dan Sani (2015:18) model pembelajaran merupakan sebuah prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dalam mengembangkan pembelajaran, maka guru harus pandai dalam menentukan model pembelajaran yang disesuai dengan kondisi yang ada di dalam kelas. Pemilihan model pembelajaran tidak hanya memperhatikan kondisi kelas tetapi juga berdasarkan penyesuaian pada bahan pelajaran yang akan dipelajari agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif.

Sedangkan menurut Joyce dalam Wigar (2012:5), model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai acuan dalam merencanakan suatu pembelajaran di kelas atau dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Selanjutnya Joyce juga menyatakan bahwa setiap model pembelajaran menunjukkan kita dalam mendesain pembelajaran untuk membantu siswa sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran

(6)

Metode pembelajaran Mind Mapping

Metode Mind Mapping dipelopori oleh Tony Buzana. Metode ini merupakan kegiatan mencatat yang efektif untuk memudahkan mengingat berbagai informasi. Setelah, catatan yang dibuat membentuk sebuah pola ide yang berkaitan, dengan topik utama berada di tengah, sedangkan subtopik menjadi cabangnya. Cabang tersebut juga dapat diuraikan kembali sampai ke materi yang lebih khusus. Sebagaimana struktur keturunan manusia yang berkembang terus sampai hari akhir tiba, sehingga terbentuklah sebuah sistem keturunan manusia hidup sampai hari akhir. Dalam pendidikan, peta konsep dapat diterapkan untuk berbagai tujuan, antara lain;

a) Mengidentifikasi pengetahuan siswa.

Guru dapat melakukan perlakuan sesuai apa yang dijelaskan diatas sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal. Siswa diminta untuk membuat peta konsep sesuai dengan pikiran mereka masing-masing dikaitkan dengan gagasan pokok serta sub atau cabang dari gagasan pokok tersebut.

b) Menemukan cara belajar.

Dari Peta konsep ini diharapkan siswa dapat merumuskan inti dari materi yang disampaikan. Siswa diharuskan mengikuti pembelajaran dengan membuat peta pikiran masing-masing sesuai dengan kreatifitas siswa sehingga materi dapat diserap berdasarkan bayangan siswa.

c) Menjawab miskonsepsi.

Peta konsep yang disusun terkadang ditemukan kesalahan paham mengenai hubungan anta ide sehingga menimbulkan pendapat yang menyimpang dari materi.

d) Sebagai evaluasi.

(7)

Karakteristik Metode Mind Mapping

Peta konsep dapat berguna secara maksimal apabila diberi warna dan menggunakan banyak gambar serta simbol sehingga tampak seperti karya seni sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Hal ini bertujuan agar metode mencatat ini dapat membantu individu mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu mengorganisasikan materi dan memberikan wawasan baru. Peta pikiran menirukan proses berfikir ini, memungkinkan individu berpindah-pindah topik. Individu merekam informasi melalui simbol, gambar, arti emosional, dan warna. Mekanisme ini sama persis dengan cara otak memperoses berbagai informasi yang masuk. Peta pikiran melibatkan kedua belah otak untuk mengingat informasi dengan lebih mudah. Langkah-langkah Metode Mind Mapping (Peta Konsep)

Dalam menyusun peta pikiran, ada baiknya memakai bolpoint bewarna dan dimulai dari bagian tengah kertas. Kalau bisa, guru menggunakan kertas secara melebar untuk mendapatkan lebih banyak tempat. Lalu ikuti langkah-langkah berikut:

a) Menuliskan ide pokok di tengah kertas serta buatlah batas dalam bentuk sesuai kreatifitas.

b) Hubungkan dengan cabang keluar dari inti dalam setiap sub atau gagasan utama. Banyak cabang menyesuaikan dengan banyaknya sub topik. Pakailah warna yang berbeda untuk setiap sub topik.

c) Menuliskan kata kunci dari setiap sub topik. Pemilihan kata kunci yang tepat untuk mewakili inti dari keseluruhan isi. Kata kunci tersebut dapat memicu ingatan penulis.

d) Berikan simbol atau gambar untuk menguatkan ingatan dari materi yang di buat kedalam peta konsep.

Beberapa yang perlu ditekankan guru kepada siswa agar peta konsep lebih mudah diingat :

a) Gunakan huruf kapital dengan rapi.

(8)

c) Buatlah gambar sesuai pikiran agar lebih mudah untuk mengingatnya. d) Beri garis bawah dan tebali kata tersebut

e) Buatlah semenarik mungkin sesuai dengan apa yang kita pikirkan berhubungan dengan materi.

f) Buat peta konsep secara horisontol untuk memperlebar tempat penulisan yang kita lakukan

Cara Membuat Peta Konsep

Peta konsep memgang peranan penting dalam belajar bermakna. Oleh karena itu, setiap siswa hendaknya pandai menyusun peta konsep untuk meyakinkan bahwa pada siswa itu telah berlangsung. Untuk membuat peta konsep, siswa dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola logis. Kadang-kadang peta konsep merupakan diagram hierarki, kadang-kadang peta konsep itu menfokus pada hubungan sebab-akibat, Arends (1997: 258), memberikan langkah-langkah dalam membuat peta konsep sebagai berikut :

Tabel 1

Langkah-Langkah Membuat Peta Konsep

Langkah 1 Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah

konsep.

Langkah 2 Mengidentifikasi ide-ide atau konsep sekunder yang menunjang ide

utama.

Langkah 3 Tempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut.

Langkah 4 Kelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara

visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.

Kelebihan pembelajaran Mind Mapping

Menurut Buzana ada beberapa kelebihan dari metode Mind Mapping : 1. Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna, dan diingat. 2. Merencana sebuah pembelajaran dengan seksama

3. Dapat menghemat waktu dalam pencatatan

(9)

5. Belajar lelbih cepat dan efisien dengan melihat gambar keseluruhan materi.

Dalam redaksi yang berbeda, menurut Inichaer Inichalko mengemukakan bahwa Mind Mapping akan mengaktifkan seluruh otak, membereskan akal dan kekusutan mental, memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan, membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informamsi yang saling terpisah, memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian dan mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dan ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.

Kelemahan metode Mind Mapping

Manfaat yang diperoleh dari pembelajaran Mind Mapping membantu pemahaman materi, namun metde Mind Mapping memiliki kelemahan sebagai berikut :

1. Waktu terbuang untuk menulis kata-kata yang tidak memiliki hubungan dengan ingatan.

2. Waktu digunakan untuk membaca kembali kata-kata yang tidak perlu. 3. Waktu terbuang untuk mencari kata kunci pengingat.

4. Hubungan kata kunci pengingat terputus oleh kata-kata yang memisahkan

5. Kata kunci pengingat terpisah oleh jarak.

Dampak pengiring yang secara khusus akan didapatkan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model Mind Mapping adalah siswa lebih mudah memahami dan mengingat materi yang disampaikan secara menyeluruh dari tema pokok ke subtemanya. Dampak pengiring hanya mungkin terbentuk jika kesempatan untuk mencapai/menghayati berbagai kemampuan tersebut memang benar-benar disediakan secara memadai.

Metode Cooperative Integrative Reading and Composition (CIRC)

(10)

keberhasilan belajar siswa. Apabila model pembelajaran tidak disesuaikan dengan kondisi siswa dan materi pelajaran maka pembelajaran di kelas akan cenderung pasif dan tidak kondusif. Pencapaian tujuan pembelajaran tidak akan terlaksana dan bahkan siswa tidak akan mampu memahami materi yang dijelaskan oleh guru. Pembelajaran CIRC dipelopri pertama kali oleh Stevens. Pembelajaran CIRC, menjelaskan bahwa setiap kelompok untuk ikut berperan aktif dengan tugas yang diberikan. Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide pikirannya untuk mengkaji sebuah pokok bahasan dan dapat menyelesaikan tugas yang diberikan sehingga siswa memahami dan mendapatkan pengalaman belajar (Miftahul Huda 2015 : 221). Para peserta didik yang bekerja dalam kelompok-kelompok ini dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang lain seperti pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan. Diharapkan para peserta didik termotivasi untuk saling bekerja sama dengan temannya dalam kegiatan membaca didasarkan pada pembelajaran seluruh anggota kelompok

Karakteristik Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

(11)

Langkah-langkah Cooperative Integrated Reading and Compositian (CIRC) Model pembelajaran CIRC memiliki langkah-langkah penerapan sebagai berikut (Stevans, dkk 1991)

a) Membuat kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa.

b) Membagikan sebuah bacaan sesuai dengan topik pembelajaran.

c) Siswa membacakan dan menemukan gagasan pokok setelah itu memberi pendapat terhadap bacaan yang ditulis pada kertas.

d) Siswa memaparkan hasil diskusi kelompok yang telah dikerjakan. e) Guru memberikan penguatan kepada siswa dari pembelajaran yang

telah dilakukan (reinforcemen).

f) Guru bersama siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari.

Dari uraian diatas dapat dijabarkan menjadi beberapa tahap sebagai berikut: a) Pengenalan konsep

Guru mengenalkan sebuah konsep atau istilah baru yang mengacu pada kegiatan yang akan dilakukan. Pengenalan materi ini dapat dari keterangan guru, buku paket dan media lainnya.

b) Eksplorasi dan aplikasi

Tahapan selanjutnya adalah memberi kesempatan siswa untuk menggali informasi untuk mendapatkan pengetahuan mengenai materi yang akan dipelajari. Hal ini akan berakibat siswa berusaha menemukan dan berdiskusi untuk mendapatkan informasi yang bertujuan membangkitkan minat dan rasa ingi tahu siswa terhadap pembelajaran dengan hal yang konkret.

c) Publikasi

(12)

Kelebihan pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Menurut saifulloh dalam Miftahul Huda (2015:221) tentang model-model pembelajaran, mengungkapkan beberapa kelebihan dari metode CIRC sebagai berikut.

a) Pengetahuan siswa menjadi lebih sesuai dengan tingkat perkembangan anak

b) Tindakan yang dikerjakan sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa c) Keseluruhan pembelajaran menjadi lebih efektif bagi siswa sehingga

hasil belajar lebih bertahan lama dalam ingatan siswa

d) Pembelajaran terpadu dapat menumbuh kembangkan keterampilan berpikir siswa

e) Pembelajaran terpadu dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa ke arah belajar yang dinamis, optimal, dan tepat guna.

f) Pembelajaran terpadu dapat menumbuhkan interaksi sosial, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain.

g) Meningkatkan motivasi dalam belajar serta memperbanyak pengetahuan guru dalam melakukan pembelajaran.

Kelemahan pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Dari kelebihan-kelebihan yang sudah disebutkan tentunya ada kelemahan dari metode CIRC sebagai berikut :

a) Pada saat presentasi terjadi kecenderungan hanya siswa yang pintar yang secara aktif tampil menyampaikan gagasan

(13)

2.1.5 Hasil Belajar

Indikator untuk mengetahui tercapainya suatu tujuan pembelajaran salah satunya adalah dengan melakukan pengukuran terhadap hasil belajar. Pengukuran adalah penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan individu (Allen dan yen,1979). Skor yang diperoleh siswa dalam bentuk angka merupakan hasil belajar yang dicapai. Untuk menetapkan angka dalam pengukuran tersebut diperlukan alat ukur berupa instrumen tes. Semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja siswa tersebut dinamakan penilaian. Penilaian adalah proses pengambilan dan pengahan informasi untuk pencapaian hasil belajar siswa. Pengukuran yang telah dilakukan digunakan sebagai pembanding dari proses dari hasil pembelajaran tersebut dengan kriteria tertentu (evaluasi). Tyler seperti dikutip oleh Mardapi, D. (2004) menyatakan bahwa evaluasi merupakan proses penentuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai. Sedangkan menurut Siregar dan Nara (2010:144) Evaluasi atau penilaian hasil belajar merupakan segala macam prosedur yang digunakan dalam mendapatkan informasi siswa atau seberapa jauh siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Pencapaian tidak hanya terbatas pada aspek kognitif tetapi dapat juga dalam aspek afektif dan psikomotorik. Hasil belajar diawali dari input yang berupa pengajaran dan berakhir pada out put berupa evaluasi. Dengan demikian, evaluasi dijadikan kebutuhan oleh siswa, sebab dengan evaluasi, peserta didik dapat mengetahui hasil yang dicapai dalam pembelajaran yang dilakukannya. Sanjaya (2011:242). Kegiatan tersebut dilakukan secara berurutan dimulai dari melaksanakan instrumen (tes), mengadakan pengukuran, kemudian melakukan penilaian, dan terakhir evaluasi.

(14)

Pengukuran Hasil Belajar

Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan pengumpul data untuk melaksanakan dalam pengumpulan data. Arikunto, S. (2007) menyatakan bahwa instrumen adalah alat yang berfungsi untuk memudahkan pelaksanaan sesuatu tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Terdapat dua teknik penilaian yang digunakan yaitu teknik tes dan non tes. Tes adalah prsedur pengukuran yang sengaja dirancang secara sistematis, untuk mengukur indikator, dilakukan dengan prosedur administrasi dan pemberian angka yang jelas dan spesifik.

Pada penelitian ini, peneliti mengukur dan membandingkan hasil belajar pada siswa kelas 5 SD Negeri polobogo 02 dan 01 dengan menggunakan teknik tes. Hasil belajar di dalam penelitian ini adalah perolehan skor siswa dari skor tes. 2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini tidak terlepas dari penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dilaksanakan saat ini. Selain tinjauan teoritik di atas peneliti juga melakukan tinjauan dari hasil penelitian faktual yang dilakukan peneliti sebelumnya mengenai hubungan Mind Mapping dengan pemahaman konsep.

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad chomsi 2012 dengan tujuan mengetahui efektifitas metode Mind Mapping untuk meningkatkan hasil belajar fisika. Penelitiannya dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dengan rancangan Pretest dan Postest Control Group Design. Hasil Uji t kelompok eksperimen diperoleh (t = -11,006 : p = 0,000) sedangkan untuk kelompok kontrol diperoleh hasil (t = -1,941 : p = 0,070). Hasil analisis uji t kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (t = 2,144 : p = 0,020). Hasil penelitian menunjukkan metode Mind Mapping sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar fisika.

(15)

Ftabel (3,106) dengan (df=2,83) yaitu sebesar 3,106 maka Ho ditolak yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiga kelompok pembelajaran

Tetapi disisi lain menyebutkan penelitian menerapkan metode CIRC seperti yang dilakukan Ani Puji Lestari (2015) dalam jurnal Scholaria , dengan judul “Keefektifan Strategi Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Ngaglik Sleman Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang mendapat perlakuan menggunakan metode CIRC dan tidak menggunakan metode CIRC di tunjukkan dengan hasil uji t (t hitung = 3,317 > t tabel = 1,990) pada taraf signifikan 5% (0,05) dan db 62.

Penelitian yang dilakukan Ni.L.P Yuni Suantini dkk (2013) dalam jurnal Scholaria , dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Terhadap pemahaman Konsep IPA Kelas IV di Gugus II Kecamatan Gerokgak””. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di Gugus V Kecamatan Gerokgak. Sampel penelitian di SD berjumlah 42 orang sebagai kelompok eksperimen dan berjumlah 31 orang sebagai kelompok kontrol yang dipilih dengan sistem Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menerapkan metode CIRC dan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode konvensional. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dari rata-rata-rata-rata kelompok kontrol yaitu 36 > 28,90. Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa penerapan CIRC berpengaruh terhadap hasil belajar.

(16)

2.3 Kerangka Berfikir

Proses pembelajaran yang berlangsung di kelas V SD Negeri Polobogo 02 dan Polobogo 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang adalah pembelajaran yang masih didominasi guru kelas. Tidak diragukan lagi bahwa pengalaman mengajar guru yang tinggi telah menyampaikan materi dengan sangat baik akan tetapi masih kurang dalam menggunakan variasi model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Pada permasalahan seperti ini diperlukan model yang bervariatif agar mampu menumbuhkan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran.

Pembelajaran dengan siswa terlibat aktif didalamnya akan menimbulkan dampak yang baik, karena antusias dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelaaran dapat meningkat dan hal ini berperngaruh terhadap pemahaman dan hasil belajar yang dicapai siswa. Jadi guru hanya berperan sebagai pembimbing dan fasilitator untuk mengarahkan kegiatan dalam pembelajaran di sekolah. Pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping dan CIRC merupakan pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk ikut aktif berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kedua metode ini dirasa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan menguatkan pemahaman mengenai mateeri yang disampaikan lebih tahan lama. Mind Mapping menekakan pada belajar mencatat kreati menggunakan peta pikiran sedangkan CIRC menekankan pada membaca dan menulis untuk meningkatkan pemahaman.

(17)

Gagasan dari penulis dapat disajikan dalam bagan yaitu sebagai berikut.

Pembelajaran IPA

Membagi kelompok 4 orang Mengidentifikasi ide pokok

Mind Mapping CIRC

Mengidentifikasi ide sekunder

Memberikan materi

Tes Tes

Membacakan dan menemukan gagasan serta

memberikan pendapat Kelompokkan ide sekunder

di sekitar ide pokok

Diskusi kelompok Tempatkan ide utama di

tengah

(18)

2.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

Ho : tidak ada perbedaan hasil belajar IPA antara metode Mind Mapping dan Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) siswa kelas V SD Negeri Polobogo tahun ajaran 2016/2017.

Referensi

Dokumen terkait

Kerapatan photoresist meningkat dengan semakin banyaknya komposisi toluena dan viskositas cairan photoresist berkurang dengan meningkatnya komposisi toluena.. Kata kunci:

1 Tuntutan Pemerintah bagi perguruan tinggi di jajarannya untuk meningkatkan daya saing bangsa melalui increased workplace productivity berpeluang untuk bersaing

Based on previous results that dietary algae meal can improve the physiological condition of fish, the effects of dietary Ascophy llum meal supplementation (0,

Penerapan strategi pembelajaran poster session dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan kubus dan balok dapat meningkatkan pemahaman konsep dan komunikasi

Hasil analisis ragam terhadap sintasan pada pemeliharaan ikan nila dengan perlakuan perbedaan padat penebaran menunjukkan bahwa pemeliharaan ikan nila pada kolam kontrol

Metode Internal Rate of Return, diperoleh tingkat bunga sebesar 10.1% yang menyamakan nilai sekarang investasi rumah makan dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih rumah makan

Dapatan kajian mendapati bahawa guru Pendidikan Islam sentiasa mengamalkan akhlak mulia dalam proses pengajaran dan pembelajaran di bilik darjah seperti kasih sayang, ikhlas,

Dengan demikian upaya untuk memberdayakan UMKM harus terencana, sistematis dan menyeluruh baik pada tataran makro, meso dan mikro yang meliputi (1) penciptaan iklim