• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PENDIDIK SESUAI DENGAN STANDAR (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN PENDIDIK SESUAI DENGAN STANDAR (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PENDIDIK SESUAI DENGAN

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Disusun Oleh:

Muhamad Ade Dwi Cahya (171011500149)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN

KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAMULANG

(2)

1 I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berhubungan dengan tuntutan zaman tenaga pendidik begitu semakin berperan

dalam mencerdaskan anak bangsa dilihat dari tugasnya sangatlah dibutuhakan tidak

hanya seorang yang dapat memberikan materi namun dibutuhkan pendidik yang

profesional dalam profesinya. Selain itu, tenaga pendidik pun harus memiliki

persyaratan sebelum nya dinyatakan sebagai pendidik yang sah sesuai Standar Nasional

Pendidikan. Maka untuk menciptakan tenaga pendidik yang sesuai Standar Nasional

Pendidikan ini begitu jelas bahwa pendidik bukanlah suatu profesi yang sembarangan

baik dalam tugasnya maupun persyaratan sebelumnya dinyatakan sebagai pendidik.

Pendidik haruslah mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan karean selain

dibutuhkannya pendidik yang baik dan jelas di profesinya bahkan setelahnya pun akan

berdampak dalam setiap tingkatannya baik itu tunjanga pokok, dan tunjangan

fungsionalnya.

B. Ruang Lingkup Kajian

Dalam penyusunan makalah ini ruang lingkup permasalahan berkaitan tentang

Manajemen Pendidik yang harus mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan yang

didalamnya ada beberapa aspek seperti Pengertian Manajemen dan Pendidik,

Manajemen Pendidik, Hakikat Manajemen Pendidik, Standar Nasional Pendidikan

tentang Pendidik serta Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen

Pendidik.

C. Tujuan

Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah, makalah

ini saya susun untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa, tenaga pendidik,

maupun masyarakat berkaitan dengan Manajemen Pendidik yang harus mengacu

kepada Standar Nasional Pendidikan yang didalamnya ada beberapa aspek seperti

Pengertian Manajemen dan Pendidik, Manajemen Pendidik, Hakikat Manajemen

Pendidik, Standar Nasional Pendidikan tentang Pendidik serta Implikasi Standar

(3)

2 II. PEMBAHASAN

A. Hakikat Manajemen Pendidik sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan

1. Pengertian Manajemen Pendidik

Manajemen termasuk bagian yang tak kalah pentingnya dalam

pengelolahan dan perencanaan khususnya pendidik. Maka tak heran dalam

pendidik memiliki suatu manajemen yang mengacu kepada Standar Nasional

Pendidikan. Karena sangat dibutuhkan tenaga pendidik yang bermutu dan

professional dalam bidang yang di embannya sehingga semuanya tak luput

dengan manajemen itu sendiri.

Secara etimologi (etimos = asal usul kata, logos = ilmu atau kajian), ensiklopedia bebas Wikipedia menjelaskan bahwa istilah manajemen berasal

dari kata dalam Bahasa Perancis kuno “menajement” , yang berarti “seni melaksanakan dan mengatur “. Oleh karena itu , Mary Parker Follet, telah mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pakerjaan melalui orang lain. Definisi ini bermakna bahwa seorang menejer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk secara sinergi mencapai tujuan organisasi.

Dalam makna opersionalnya, Ricky W. Griffin menjelaskan bahwa manajemen

tidak lain adalah “ satu proses perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), pelaksanaan (actuating), pengoordinasian (coordinating), dan pengontrolan (controlling) sumber daya untuk mencapai sarana (goal’s) secara

efektif dan efisien”. Efektif berarti tujuan dapat dicapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sedangkan efisien berarti tugas yang ada dilaksanakan

secara benar, terorganisasi dengan baik, serta sesuai dengan jadwal yang telah

ditentukan”.1

Dengan kalimat yang sama , James A.F Stoner juga menjelaskan bahwa

manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan

1Suparlan. Manajemen Berbasis Sekolah dari Teori sampai dengan Praktik. (Jakarta: PT Bumi Aksara,

(4)

3

dan pengendalian semua anggota organisasi, serta penggunaan sumber daya

yang ada untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.2

Sedangkan pendidik dalam pembahasan ini disandingkan dengan tenaga

pendidik atau guru dengan salah satu tugasnya mendidik. Secara sederhana guru

adalah seorang yang harus digugu dan ditiru walaupun sejatinya pendidik dan

guru hal yang berbeda dalam maknanya.

Menurut Ngalim Purwanto (1995) menjelaskan bahwa guru adalah orang

yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian tertentu seseorang atau

kelompok orang, sedangkan guru sebagai pendidik adalah seorang yang berjasa

terhadap masyarakat dan Negara.3Pendidik merupakan tenaga profesional yang

bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada

perguruan tinggi. (UU No.20 THN 2003, PSL 39 (2)). Guru adalah tenaga

kependidikan yang berasal dari anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan

diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dalam mendefinisikan

kata guru ataupun pendidik, setiap orang pasti memiliki perspektifnya

masing-masing.

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus

sebagai guru, pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang tanpa

memiliki keahlian sebagai guru. Dalam Pasal aturan Pemerintah (PP) No. 74

tahun 2008 tentang guru. Sebutan guru mencakup: (1) guru itu sendiri, baik gur

kelas, gur bidang studi, maupun guru bimbingan dan konseling atau guru

bimbingan kariri, (2) guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah; dan

(3) guru dalam jabatan pengawas.4

Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Pasal 39 ayat (2) : Pendidik merupakan tenaga profesional yang

2Ibid.

3Latifah Husein. Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional. (Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRESS,

2017), h. 21.

(5)

4

bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukakan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada

perguruan tinggi.5

Dalam UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah.

Dalam ajaran agama islam guru adalah orang yang bertanggungjawab

terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya,

baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik. Guru berarti

orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan pada anak didik

dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan,

serta mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah.

Selain itu guru mampu sebagai makhluk sosial dan makhluk individu yang

mandiri.6

Manajemen Pendidik adalah aktivitas yang harus dilakukan mulai dari

tenaga pendidik masuk ke dalam organisasi pendidikan sampai akhirnya

berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan,

pemberian, kompensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan/ pengembangan

dan pemberhentian. Bisa kita simpulkan manajemen pendidik adalah

pengelolahan baik itu perencanaan yang di atur dalam standar nasional

pendidikan untuk lebih mengarahkan bagi seorang pendidik dalam setiap

tingkatan dimana pendidik itu mengajar.

2. Tujuan Manajemen Pendidik

Tujuan Manajemen Pendidik secara umm adalah:

5Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional

(6)

5

 Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga

kerja yang cakap, dapat dipercaya, dan memiliki motivasi tinggi.

 Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang dimiliki oleh karyawan.

 Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi

prosedur perekrutan dan seleksi yang ketat, sistem kompensasi dan intensif

yang disesuaikan dengan kinerja, pengembangan manajemen serta

aktivitas pelatihan yang terkait dengan kebutuhan organisasi dan individu.

 Mengembangkan praktik manajemen dengan komitmen tinggi yang

menyadari bahwa tenaga pendidik merupakan stakeholder internal yang

berharga serta membantu mengembangkan iklim kerjasama dan

kepercayaan bersama.

 Menciptakan iklim kerja yang harmonis.

 Menentukan Standar Mutu Pendidikan.

 Menjadikan tenaga pendidik yang profesional.7

Tujuan umum ini tak lepas untuk menciptakan atau menghasilkan calon

guru yang memiliki kemampuan mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan

bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab

dan menurut Permendiknas No.8 tahun 2009 bahwa tujuan nya menghasilkan

calon guru yang memiliki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan

menilai pembelajaran, menindaklanjutihasil penilaian, melakukan pembimbingan,

pelatihan peserta didik, serta melakukan penelitian dan mampu mengembangkan

profesionalitas secara berkelanjutan.

(7)

6 3. Tugas dan Fungsi Pendidik

Berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Pasal 39 (2): Pendidik

merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan

proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan

pelatihan, serta melakukakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,

terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Secara khusus tugas dan fungsi pendidik (guru dan dosen) didasarkan pada

Undang-Undang No.14 Tahun 2005, yaitu sebagai agen pembelajaran untuk ,

meningkatkan mutu pendidikan Nasional, pengembang ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni, serta pengabdian kepada masyarakat. Jelas sekali fungsi

tenaga pendidik ialah meningkatkan mutu pendidikan nasional. Seperti halnya

dikatakan Edward Sallis : Mutu bagi setiap institusi , mutu adalah agenda utama

meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling penting.8

4. Standar Manajemen Pendidik

Dalam bidang khusus nya pendidik, satuan pendidikan sekolah melakukan

program dengan standar manajemen pendidik sebagai berikut.

1. Sekolah/madrasah menyusun program pendayagunaan pendidik.

2. Program pendayagunaan pendidik;

 Disusun dengan memperhatikan standar pendidik dan tenaga pendidikan;

 Dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah/madrasah termasuk

pembagian tugas, mengatasi bila terjadi kekurangan tenag, menentukan

sistem penghargaan, dan pengembangan profesi bagi setiap pendidik

serta menerapkannya secara profesional, adil, dan terbuka.

3. Pengangkatan pendidik tambahan dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang

ditetapkan oleh penyelenggara sekolah/madrasah.

(8)

7

4. Sekolah/madrasah perlu mendukung upaya:

 Promosikan pendidik berdasarkan asas kemanfaata, kepatutan, dan

profesionalisme;

 Pengembangan pendidik yang diidentifikasi secara sestematis sesuai dengan aspirasi individu, kebutuhan kurikulum, dan sekolah/madrasah.

5. Sekolah/madrasah mendayagunakan:

 Kepala sekolah/madrasah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

sebagai pemimpin pengelolahan sekolah/madrasah;

 Wakil kepala sekolah/madrasah melaksanakan tugas membantu kepala

sekolah/madrasah dalam mengelolah bidang kurikulum.

 Guru melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai agen

pembelajaran yang memotivai, mendidik, membimbing, dan melatih

peserta didik sehingga menjadi manusia yang berkualitas dan mampu

mengaktualisasi potensi kemanusiaannya secara optimal.

B. Standar Nasional Pendidikan tentang Pendidik

1. Kualifikasi Akademik Pendidik Melalui Pendidikan Formal

Kualifikasi guru tertera dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2003 yaitu

Guru wajib memiliki kualfikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Dalam Standar Nasional Pendidikan pendidik diatur dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Komptensi Guru.

a. Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA

 Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan

(9)

8

pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi

yang terakreditasi.

b. Kualifikasi Akademik Guru SD/MI

 Pada guru SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki

kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau

sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1/PGSD/PGMI)

atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

c. Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs

 Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki

kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau

sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang

diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

d. Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA

 Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki

kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau

sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang

diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

e. Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB

 Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat, harus

memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat

(D-IV) atau sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai

dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari

program studi yang terakreditasi.

(10)

9

 Guru pada SMK/MAK* atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki

kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau

sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang

diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

2. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaran

Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai

guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum

dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan

kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seorang yang memiliki keahlian

tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk

melaksanakannya.

3. Standar Kompetensi Guru

Menurut UU Nomor 14 tahun 2005 pasal 10 ayat (1) Kompetensi guru

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi dan (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai

kompetensi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan

Pemerintah. Isi dari peraturan pemerintah tersebut sebenarnya sama dengan UU

nomer 14 tahun 2005.

Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar pendidikan

pasal 28 ayat (3) Kompetensi sebagai agen pembelanajran pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:

 Kompetensi Pedagogik.  Kompetensi Kepribadian.  Kompetensi Profesional dan  Kompetensi Sosial.

a. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi Pedagogik merupakan kompetensi yang terdiri atas lima sub

kompetensi yaitu: memahami peserta didik secara mendalam; merancang

(11)

10

pembelajaran; melaksanakan pembelajaran; dan melaksanakan evaluasi

pembelajaran; dan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensinya.

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi ini terdiri dari lima subkompetensi, yaitu kepribadian yang

mantap dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan berakhlak mulia. Subkompetensi

kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai

dengan norma hukum, subkompetensi yang dewasa melalui indikator esensial:

menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos

kerja sebagai guru. Guru yang berwibawa memiliki indikator esensial yaitu:

memiliki prilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki

prilaku yang disegani.

c. Kompetensi Profesional

Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam

yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar

kompetensi yang ditetapkan dalam standar pendidikan.

d. Kompetensi Sosial

Dalam kompetensi ini guru mampu berkomunikasi dan begaul secara efektif

dengan peserta didik dan tenaga kependidikan. Mampu berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan lingkungan sekitar seperti halnya masyarakat dan

orang tua wali peserta didik. Interaksi guru ini ialah interaksi sosial yang

meniscayakan kompetensi sosial.

C. Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen Pendidik

Dalam implikasi terhadap Manajemen Pendidik adanya Standar Nasional

Pendidikan tehadap Manajemen Pendidik sangatlah banyak memberikan manfaat yang

baik kepada tenaga pendidik karena dalam prosesnya untuk menjadi seorang guru

profesional lebih terarah baik dalam capaian kualifikasinya untuk menjadi sebagai

tenaga pendidik dan dalam kompetensinya pun sudah tersusun dengan baik. Sehingga

menjadi tenaga pendidik yang profesional dalam profesiya dan sesuai dengan

(12)

11

Selain itu, adanya Standar Nasional Pendidikan memberikan dampak yang positif

kepada pendidik yakni dalam mengemban tugasnya dan menjadi pendidik yang

profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mewujudkan cita-cita pendidikan

nasional dan adanya Standar Nasional Pendidikan ini menjadikan pendidik semakin giat

dalam mengejar target pendidikannya seperti pengejaran sertifikasi pendidik karena

semakin tinggi riwayat pendidikannya begitu banyak keuntungan yang didapatkan oleh

seorang pendidik dan semakin besar pula tanggungjawab yang diembannya.

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam makalah ini kesimpulan yang didapatkan dari Manajemen Pendidik bahwa

dalam mewujudkan cita-cita Pendidikan Nasional haruslah merujuk kepada Standar

Nasional Pendidikan. Selain itu Manajemen Pendidik ialah aktivitas yang harus

dilakukan mulai dari tenaga pendidik masuk ke dalam organisasi pendidikan sampai

akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan,

pemberian, kompensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan/ pengembangan dan

pemberhentian.

Selain itu Standar Nasional Pendidikan tentang Manajemen Pendidik juga

mengatur kualifikasi standar pendidik seperti yang telah tertera di Undang-Undang No.

14 tahun 2003 yaitu Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi

pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan

tujuan Pendidikan Nasional. Dalam Standar Nasional Pendidikan pendidik diatur dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Komptensi Guru.

Selanjutnya Standar Nasional Pendidikan juga menjelaskan kompetensi khusus

tenaga pendidik Menurut UU Nomor 14 tahun 2005 pasal 10 ayat (1) Kompetensi guru

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui

(13)

12 B. Saran

Untuk menjadikan pendidik yang bermutu sebagai seorang pendidik haruslah

mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan. Masih banyak realita dilingkungan kita

pendidik yang tidak sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan maka baik itu pendidik

haruslah berusaha membenahi apa yang belum terpenuhi sebagai tenaga pendidik dan

bagi calon pedidik harus berusaha untuk mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan

agar lebih teratur dan terarah lebih jelas dalam mengemban profesi yang mewujudkan

cita-cita Pendidikan di Indonesia.

Walaupun adanya Standar Nasional Pendidikan ini terhadap Manajemen Pendidik

tidak dipungkiri masih ada saja tenaga pendidik yang mengajar tidak sesuai dengan

Standar Nasional Pendidik karena substansinya pendidik masih tidak memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan Standar Nasional Pendidikan maka setiap

(14)

13 IV. DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. (2009). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Husien, Latifah. (2017). Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional.

Yogyakarta: PUSTAKA.

Kosasi, Raflis dan Soetjibto. (2007). Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta. Sallis, Edward. (2010). Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan.

Jogjakarta:IRCiSoD.

Suparlan. (2015). Manajemen Berbasis Sekolah: dari Teori dampai dengan Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Undang-Undang RI No.20. (2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

A’yun, Qurrota. (2010). Manajemen Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan,

https://elfalasy88.wordpress.com/2010/11/30/manajemen-tenaga-pendidik-dan-tenaga-kependidikan/ , di akses pada tanggal 27

juni 2018.

Rismadi, Puguh. (2015). 4 Kompetensi yang harus dimiliki Guru Profesional,

http://www.pojokguru.com/empat-kompetensi-guru-pedagogik-kepribadian-sosial-dan-profesional/, diakses pada tanggal 29 juni 2018

Wakhinuddin. (2010). Pengertian Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Referensi

Dokumen terkait

Berat badan yang rendah pada perlakuan 2 juga dapat disebabkan kadar serat yang terkandung pada tepung Cannalina lebih tinggi dibandingkan dengan kebutuhan nutrisi

Partisipasi dalam pengambilan manfaat adalah salah satu jenis partisipasi yang lebih pasif. Satu-satunya bahaya serius yang bisa muncul dalam pengamatan pada

Untuk dapat melihat struktur mikro pada raw material tersebut harus dilakukan preparasi sample, yaitu memotong sample dengan cutting wheel, kemudian dimounting dengan compact

Tindakan medis hanya dapat dilakukan apabila telah dilakukan informed consent, yaitu persetujuan atau penolakan pasien yang bersangkutan terhadap tindakan medis yang

Kaligangsa Asri Timur I, II, IX, VI dan VII Bagian Selatan pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Tegal akan melaksanakan Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi untuk paket

suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada4.  Pengembangan sistem dilakukan

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran umum kualitas layanan akademik, kepuasan mahasiswa, dan hasil belajar mahasiswa FPEB UPI angkatan 2013 serta

Kesimpulan penelitian yaitu pembelajaran discovery berbasis mind map dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematik dan meningkatkan keberhasilan akademik