“
“
Formulir Rekam Medis
Formulir Rekam Medis
””DR. RATNA
FORMULIR REKAM MEDIS
FORMULIR REKAM MEDIS
1.
1.
PENGERTIAN
PENGERTIAN
2.
2.
TUJUAN DAN MANFAAT
TUJUAN DAN MANFAAT
3.
3.
PEDOMAN PEMBUATAN
PEDOMAN PEMBUATAN
4.
4.
PEMBUATAN FORMULIR
PEMBUATAN FORMULIR
5.
5.
PENGENDALIAN FORMULIR
PENGENDALIAN FORMULIR
6.
FORMULIR REKAM MEDIS
FORMULIR REKAM MEDIS
1.
1.
PENGERTIAN
PENGERTIAN
2.
2.
TUJUAN DAN MANFAAT
TUJUAN DAN MANFAAT
3.
3.
PEDOMAN PEMBUATAN
PEDOMAN PEMBUATAN
4.
4.
PEMBUATAN FORMULIR
PEMBUATAN FORMULIR
5.
5.
PENGENDALIAN FORMULIR
PENGENDALIAN FORMULIR
6.
PENGERTIAN FORMULIR
PENGERTIAN FORMULIR
Sebagai suatu bentuk lembaran catatan
Sebagai suatu bentuk lembaran catatan
dengan kolom-kolom di dalamnya yang harus
dengan kolom-kolom di dalamnya yang harus
diisi dengan angka-angka, jawaban-jawaban
diisi dengan angka-angka, jawaban-jawaban
ataupun keterangan-keterangan yang sesuai
ataupun keterangan-keterangan yang sesuai
dengan pertanyaan-pertanyaan atau
dengan pertanyaan-pertanyaan atau
intruksi-intruksi yang ada.
TUJUAN DAN MANFAAT
TUJUAN DAN MANFAAT
1.
1.
Untuk mengurangi kesibukan mengutip atau
Untuk mengurangi kesibukan mengutip atau
menyalin kembali keterangan yang sama
menyalin kembali keterangan yang sama
berulang-ulang
berulang-ulang
2.
2.
Untuk keseragaman atau pembakuan kerja
Untuk keseragaman atau pembakuan kerja
3.
3.
Untuk mempermudah dalam pengklasifikasian
Untuk mempermudah dalam pengklasifikasian
data
data
4.
4.
Untuk mempermudah prosedur kerja
Untuk mempermudah prosedur kerja
5.
5.
Sebagai alat perencanaan
Sebagai alat perencanaan
6.
PEDOMAN PEMBUATAN
Hal-hal yang harus diperhatikan :
a. Mengetahui tugas pokok administrasi
b. Mengetahui pekerjaan & keterangan yang dibutuhkan
c. Mengetahui ttg proses kerja secara menyeluruh shg dapat
dibuat pengklasifikasian kerja
d. Mengetahui oleh siapa, unit mana, & kapan pekerjaan harus
dilakukan
e. Mengetahui bagaimana frekuensi pekerjaan2 tsb dilakukan &
bagaimana hubungan kerja antar unit dlm rangka
pelaksanaan tugas (terkait dgn: jam kerja rata2; nilai produktivitas pegawai; arah & arus formulir; jlh kolom & pertanyaan, serta instruksi; tembusan yg hrs dibuat)
f. Dalam hal teknis: kertas kuat; hurup cetak; lembaran luas;
menunjukan gambaran sistematik; ukuran disesuaikan nomor/kode tertentu ttg lembar & pembuat
PENGENDALIAN FORMULIR
Pengendalian form adalah kegiatan secara teratur
dan terus menerus untuk:
Mencegah jangan sampai ada form yang digunakan tidak
sebagaimana mestinya
Mencegah jangan sampai ada form yang dirubah tanpa
persetujuan sebelumnya
Mencegah jangan sampai ada form yang beredar tanpa
persetujuan yang berwenang
Agar pekerjaan rutin tidak dirubah tanpa rencana, shg
PEMBUATAN FORMULIR
Proses pembuatan formulir dapat dilakukan dengan
cara sbb:
Pembuat formulir mengadakan diskusi dgn yg
meminta formulir
Pembuat formulir mencari/menggali informasi
dari pihak terkait sehubungan dgn form yg akan
dirancang
Pembuat formulir membuat konsep &
didiskusikan kembali
PERANCANGAN FORMULIR
1. Aturan Dasar
a. Dirancang untuk pengguna mencapai tujuan scr efektif b. Form hrs sesederhana mungkin
c. Terminologi utk semua elemen data, definisi,& label hrs
baku
d. Ada petunjuk pengisian atau pengumpulan data dan
konsistensi interpretasi data, jika diperlukan
e. Item data diurutkan secara logis, mengacu pada
dokumen/urutan pengumpulan data, presentasi informasi hrs menarik perhatian pembaca
2. Agar form dapat mengurangi beban kerja & tidak
menambah keruwetan kerja
a. Mudah digunakan
b. Membantu pengumpulan data yang dibutuhkan c. Terbatas dari item data yang tidak penting
d. Menyajikan data yang mudah dipahami atau ditindak
BAGIAN-BAGIAN FORMULIR
a. KEPALA ( HEADING )
b. PENGANTAR ( INTRODUCTION )
c. INSTRUKSI ( INSTRUCTION )
d. BATANG TUBUH ( BODY )
e. PENUTUP ( CLOSE )
Kepala ( heading )
Berperan sebagai tempat pemberian judul dan
mengandung informasi ttg form ybs
Letak judul formulir (kiri atas, tengah atas, kanan
atas, bawah
Nama dan alamat institusi perlu ditulis dalam
judul
Identifikasi & tanggal edisi form pd umumnya
ditempatkan di tepi kanan bawah
Pengantar ( introduction )
Menjelaskan tujuan form,
kadang-kadang penjelasan
melalui judul form yang cukup
memadai
Pengantar yang menyatakan
secara eksplisit tujuan
pengisian form mungkin perlu
dicantumkan
Instruksi ( instruction )
Menjelaskan cara pengisian form
Instruksi umum sebaiknya cukup pendek dan
ditempatkan pada bagian atas form
Instruksi tidak boleh dimasukan dlm ruang yg
harus diisi tetapi harus ditempatkan secara
terpisah di bagian depan/atas form jika masih
tersedia ruang, atau di balik form jika perlu
instruksi yang rinci
Pengisi form harus sudah tahu berapa kopiform
yang harus diisi, siapa yg hrs menandatangani,
kepada siapa form dikirim dsb
Batang Tubuh ( body )
Merupakan bagian inti form
Penataan data perlu mempertimbangkan :
•
Pengelompokan yg sesuai
•Pengurutan
•
Kerapihan
•
Tepi, spasi, jenis huruf
•Cara pengisian
Tepi diperlukan untuk pencetakan,
pemotongan dan pembendelan form
Spasi yg memadai memberikan keleluasaan
pemasukan data
Penutup ( close )
Adalah bagian untuk tanda
tangan
FORMULIR REKAM MEDIS
DASAR
Formulir yang dapat digunakan untuk semua pasien
a. Lembaran Umum, diantaranya:
1. Indeks Ringkasan Diagnosa
2. Ringkasan Masuk & Keluar
3. Riwayat & Pemeriksaan Fisik
4. Instruksi Dokter
5. Catatan Perawat/Bidan
6. Hasil Pemeriksaan Laboratorium/Radiologi
7. Resume/Ikhtisar waktu pulang
b. Lembaran Khusus, diantaranya:
1. Laporan Operasi
2. Laporan Anesthesi
3. Lembaran Kontrol Istimewa
4. Riwayat Kehamilan
5. Catatan/Laporan Persalinan
6. Identifikasi Bayi
7. Lembaran Persetujuan Operasi
Indeks Ringkasan Diagnosa
Lembaran ringkasan yang berisi catatan
kronologis ttg kunjungan/masuk untuk dirawat
di rumah sakit
Data yang dicantumkan dalam indeks ini a.l.:
― Tanggal kunjungan/tanggal masuk dan
tanggal keluar
― Diagnosa atau operasi (jika ada)
― Alergi terhadap obat dan kemungkinan
pendarahan
Pengisian data dilakukan oleh petugas rekam
medis
Ringkasan Masuk & Keluar
Sering disebut ringkasan atau lembaran muka, sebagai sumber informasi untuk mengindeks rekam medis dan berisi data sosial.
Data sosial, yaitu data yang menjelaskan
tentang sosial, ekonomi dan budaya dari pasien, seperti : - Agama
- Pendidikan - Pekerjaan
- Identitas orang tua
- Identitas penanggung jawab pembayaran
Lembaran ini berisi informasi ttg identitas pasien, cara penerimaan melalui (RJ,RI,RD)
Riwayat & Pemeriksaan Fisik
Tujuan pokok riwayat & pemeriksaan fisik adalah untuk
memberikan bahan pelengkap bagi dokter untuk
menetapkan diagnosa yg menjadi dasar tindakan
pertolongan & perawatan/pengobatan terhadap pasien
Riwayat merupakan catatan ttg informasi yg diberikan
oleh pasien
Lembaran Pemerikasaan Fisik mencatat semua hasil
pemeriksaan terhadap seluruh bagian tubuh yang
dilakukan oleh dokter
Ada 2 macam formulir yg digunakan:
–
Formulir Kosong (blank sheet)
ANAMNESA
Anamnesa adalah suatu kegiatan
wawancara antara pasien/keluarga pasien
dan dokter atau tenaga kesehatan
lainnya yang berwenang untuk
memperoleh keterangan-keterangan
tentang keluhan dan penyakit yang
diderita pasien
Anamnesa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a) Auto-anamnesa yaitu kegiatan wawancara
langsung kepada pasien karena pasien dianggap mampu tanya jawab
b)
Allo-anamnesa yaitu kegiatan wawancara secara
tidak langsung atau dilakukan wawancara/tanya jawab pada keluarga
pasien atau yang mengetahui tentang pasien.
Allo-anamnesa dilakukan karena ;
-
Pasien belum dewasa (anak-anak yang belum
dapat mengemukakan pendapat terhadap apa
yang dirasakan)
-
Pasien dalam keadaan tidak sadar karena sesuatu
-
Pasien tidak dapat berkomunikasi
3. Pemeriksaan fisik, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan kondisi fisik dari pasien.
Pemeriksaan fisik meliputi :
a. Inspeksi, yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara
melihat/memperhatikan keseluruhan tubuh pasien secara rinci dan sistematis
b. Palpasi, yaitu pemeriksaan fisik dengan cara meraba pada bagian tubuh
yang terlihat tidak normal
c. Perkusi, yaitu pemeriksaan fisik dengan mengetuk daerah tertentu dari
bagian tubuh dengan jari atau alat, guna kemudian mendengar suara resonansinya dan meneliti resistensinya
d. Auskultasi, yaitu pemeriksaan fisik dengan mendengarkan bunyi-bunyi
yang terjadi karena proses fisiologi atau patoligis di dalam tubuh, biasanya menggunakan alat bantu stetoskop
4.
Pemeriksaan Penunjang, yaitu
suatu pemeriksaan medis yang dilakuan atas indikasi
tertentu guna memperoleh ketarangan yang lebih
lengkap. Tujuan pemeriksaan ini dapat bertujuan :
a.
Terapeutik , yaitu untuk pengobatan tertentu
b.
Diagnostik , yaitu untuk membantu menegakan
diagnosis tertentu
5. Diagnosis, yaitu penetapan jenis penyakit tertentu berdasarkan
analisis hasil anamnesa dan pemeriksaan yang teliti. Penetapan
ini penting sekali artinya untuk menentukan pengobatan atau
tindakan berikutnya. Diagnosis ditinjau dari segi prosesnya,
yaitu :
a. Diagnosis awal atau diagnosis kerja, yaitu penetapan diagnosis awal yang belum diikuti dengan pemeriksaan yang lebih mendalam
b. Diagnosis banding (deferensial diagnosis), yaitu sejumlah diagnosis (lebih dari
1
) yang ditetapkan karena adanya kemungkinan-kemungkinan tertentu guna pertimbangan medis untuk ditetapkan diagnosisnya lebih lanjutc. Diagnosis akhir, yaitu diagnosis yang menjadi sebab mengapa pasien dirawat dan didasarkan pada hasil-hasil pemeriksaan yang mendalam
a. Diagnosis utama, yaitu jenis penyakit utama yang diderita pasien
setelah dilakukan pemeriksaan yang lebih mendalam
b. Diagnosis komplikasi, yaitu penyakit komplikasi karena berasal dari
penyakit utamanya
c. Diagnosis kedua, ketiga dst atau Diagnosis Co-Morbid, yaitu penyakit
penyerta diagnosis utama yang bukan berasal dari penyakit utamanya atau sudah ada sebelum diagnosis utama ditemukan
6. Prognosis, yaitu ramalan medis dan hasil pemeriksaan dan diagnosis berdasarkan teori-teori atau hasil penelitian pada penyakit yang bersangkutan. Kemungkinannya yaitu:
a) Cenderung baik (dubia ad bonam)
b) Cenderung memburuk (dubia ad malam)
7. Terapi, yaitu pengobatan yang diberikan kepada pasien atas dasar indikasi medis atau diagnosis yang ditemukan dokter. Terapi dapat berupa :
a) Terapi medikamentosa, yaitu pengobatan yang diberikan dalam bentuk obat/bahan kimia
b) Terapi suportif, yaitu pengobatan yang diberikan dalam bentuk dukungan moral utuk proses penyembuhan pasien
c) Terapi invasif, yaitu pengobatan dengan melakukan tindakan yang menyebabkan disintegrasi (tidak utuhnya) jaringan atau organ
8. Tindakan medis, yaitu suatu intervensi medis yang dilakukan
pada seseorang
berdasar atas indikasi medis tertentu yang
dapat mengakibatkan integritas jaringan atau organ
terganggu. Tindakan tersebut dapat berupa :
1. Tindakan terapetik yang bertujuan untuk pengobatan
2. Tindakan diagnostik yang bertujuan untuk menegakanatau menetapkan diagnosis.
3. Tindakan medis hanya dapat dilakukan apabila telah dilakukan informed consent, yaitu persetujuan atau penolakan pasien yang bersangkutan terhadap tindakan medis yang akan diterimanya setelah memperoleh informasi lengkap tentang tindakan tersebut.
Instruksi / Perintah Dokter
Adalah petunjuk dokter kepada perawat & para medis non perawatan
mengenai semua tindakan & pengobatan yg harus diberikan kepada
pasien
Petugas Rekam Medis dalam meneliti pengisian lembaran instruksi
dokter harus mengamati:
•
Semua perintah harus telah ditandatangani oleh si pemberi
perintah
•
Perintah scr lisan/telepon, hrs ditandangani pemberi perintah
pada kunjungan berikutnya
•
Perintah pasien pulang harus ditulis sebelum pasien
meninggalkan Rumah Sakit
•
Hasil pemriksaan penunjang hrs ada dlm rekam medis, jika tidak
Catatan Perawat / Bidan
Digunakan oleh petugas perawatan untuk mencatat pengamatan thd pasien dan pertolongan perawatan yang telah mereka berikan kepada pasien
Catatan ini memberikan gambaan kronologis pertolongan pearwatan, pengobatan yg diberikan dan reaksi pasien thd
tindakan yg dilakukan. Berfungsi sebagai alat komunikasi antara sesama perawat, antara perawat dgn dokter.
Kegunaan:
Mencatat keadaan pasien selama tidak dilihat oleh dokter
Menghemat waktu bagi dokter & mencegah timbulnya kekeliruan
Sebagai bukti pelaksanaan pekerjaan
Lembaran Permintaan &
Jawaban Konsul
Seorang konsulen adalah dokter kedua yang dipanggil oleh dokter yang merawat seorang pasien untuk memeriksa dan mendiskusikan keadaan pasiennya
Pada umumnya RS membuat form permintaan konsul & jawaban konsul dlm satu formulir. Dokter yg merawat menggariskan semua hal yg diminta (pendapat) kepada dokter konsulen. Konsulen
memeriksa pasien, membaca rekam medis, berdiskusi dengan dokter yg merawat dan menetapkan kesimpulan, diagnosa dan rekomendasinya.
Petugas Rekam Medis meneliti lembaran konsul untk mencek benar atau tidaknya nama pasien, tanggal,& nomor RM. Apakah semua catatan konsultasi telah ditandatangani, jika belum harusa segera dimintakan untuk dilengkapi oleh konsulen yang menanganinya
Riwayat Selingan (Interval History)
Adalah catatan yang dibuat jika seorang pasien masuk kembali utk dirawat dalam jangka waktu hanya satu bulan dgn
kondisi/penyakit yg sama dgn sebelumnya
Riwayat selingan hanya berisi hal-hal yg terjadi selama satu bulan (interval mode) dan hrs menjelaskan
• Keluhan saat ini & semua perubahan2 penting • Keadaan umum pasien
• Riwayat keluarga
• Hasil pemeriksaan fisik
Sama dgn catatan2 lainnya lembaran ini hrs dicek kebenaran identitasnya, ditandatangani oleh dokter yg memeriksa &
Catatan Medik Singkat
(Short Form Medical Record )
Adalah formulir yang dapat digunakan utk kasus pengobatan atau diagnosa sederhana dimana pasien dirawat kurang dari 48 jam
Formulir ini mencatat :
• Identitas pasien • Keadaan pasien
• Penemuan-penemuan keadaan fisik yg penting • Pertolongan pengobatan yg diberikan
• Catatan lain yg memberikan dasar diagnosa pengobatan
Formulir ini harus ditandatangani oleh dokter yg bertanggung jawb
Lembaran Grafik
Memberikan gambaran ttg suhu, nadi, dan pernafasan seseorang pasien yang pengisiannya dilakukan oleh petugas perawatan dimulai sejak pasien mulai dirawat
Dalam lembaran grafik ini juga dicatat pemasukan dan pengeluaran cairan, dan tekanan darah, dapat juga dimasukan ttg diet, spesimen utk laboratorium infeksi nosokomial dsb
Lembaran Hasil Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan Lab diperintahkan oleh dokter yg merawat. Hasil
pemeriksaan lab hrs dibuat oleh masing2 petugas yg melakukan tes tersebut. Lapoan hasil pemeriksaan yg aslinya menjadi bagian dr Rekam Medis pasien yg bersangkutan
Lembaran hasil pemeriksaan biasanya direkatkan pd satu lembaran secara berurutan, shg masing2 lembar tampak. Setiap lembaran hrs diteliti kebenaran nama pasien, nomor RM, tanggal & tandatangan pembuat laporan hasil pemeriksaan
Laporan Patologi
Laporan Jaringan• Laporan ini diperlukan terhadap semua jaringan yang diambil
dengan operasi, biosi, atau dikeluarkan. Semua jaringan hrs jelas identitasnya dan dikirim ke lab patologi utk diperiksa
• Permintaan pemeriksaan jaringan hrs menyebutkan diagnosa
klinis. Pemeriksaan semua jaringan oleh patolog scr mikroskopik & hrs membuat laporan tertulis ttg diagnosa klinis, diagnosa
patologis & hasil pemeriksaan mikroskopik
• Lembaran laporan asli yg ditandatangani oleh patolog diterima
oleh unit perawatan & menjadi bagian lembaran RM
• Petugas RM harus meneliti nama psien, nomor RM, dan semua
Laporan Hasil Radiologi
Sinar Ro untuk menegakkan diagnosa dalahpemeriksaan dengan menggunakan sinar Rontgen untuk membantu dokter dalam menagakan diagnosa seorang pasien. Seorang ahli radiologi akan
menuliskan interpretasinya terhadap gambar2 yang dibuat (film) dan menandatangani laporan tersebut. Laporan yang asli dikirim ke unit perawatan untuk diinformasikan kepada dokter yang merawat dan disatukan dengan RM yang bersangkutan
Petugas RM harus meneliti kebenaran nama pasien, nomor RM dan tandatangan ahli radiologinya
Laporan Operasi
Setiap pasien yang mendapatkan tindakan operasi, harus ada
laporan operasinya di dalam RM. Laporan operasi harus dibuat dan ditandatangani oleh dokter yang melakukan operasi.
Diagnosa pre operative harus sudah dicantumkan sebelum operasi dilakukan, hal ini penting agar dapat dilakukan perbandingan
diagnosa post operative.
Dalam laporan operasi harus dicatat selengkapnya penemuan yang normal dan abnormal semua organ yang diperiksa, prosedur operasi, penjahitan dan benang pengikat yang dipakai.
Petugas RM meniti kelengkapan laporan operasi tentang : Nama ahli bedah dan asisten
Diagnosis pre operative Diagnosis post operative Nama/jenis operasi
Laporan lengkap jalannya (teknik)operasi Ada/tidaknya jaringan yang dibuang
Laporan Anestesi
Sebelum dilaksanakan tindakan operasi biasanya
dilakukan tindakan anestesi dan dokter anestesi harus membuat laporan anestesi.
Dalam laporan anestesi dicatat hal-hal sbb: Dosis, jam, efek medikasi pre operative
Nama dan jumlah obat bius Cara pemberian obat bius
Lamanya pemberian obat bius
Cairan yang diberikan intravena dikamar operasi Suhu, nadi, pernafasan, tekanan darah dan kondisi pasien selama berlangsung operasi
Catatan Ruang Recovery
Untuk perawatan post operative atau post anestesi, pasien dibawa ke recovery room. Data yang penting tentang keadaan pasien dan pengobatan, pada saat tiba, selama dan pada saat dipindahkan dari recovery room harus dicatat.Data ini harus ditulis pada halaman belakang laporan anestesi untuk memudahkan mendapatkan informasi, atau dibuat formulir tersendiri.
Laporan Autopsi
Laporan autopsi meliputi ringkasan riwayat dan
pengobatan yang tertulis pada RM, laporan tentang penemuan pada pelaksanaan autopsi, penemuan microscopis dan diagnosis anatomis.
Isi yang perlu dimengerti oleh petugas RM:
Autopsi lengkap (Complete Autopsy) yaitu pemeriksaa secara lengkap terhadap semua isi dada, isi perut, isi tengkorak kepala, spinal cord yang mungkin dicapai dengan insisi di punggung
Hanya kepala (Head Only) yaitu pemeriksaan lengkap terhadap isi kepala
Hanya badan (Trunk Only) yaitu pemeriksaan lengkap terhadap isi torak dan perut, spinal cord dengan hanya insisi anterior
PETUNJUK PEMBUATAN DESAIN FORM RM
1.Nilailah setiap bentuk formulir secara khusus untuk : a. menjamin keperluan pentingnya informasi
b. menghindari dua kali pencatatan
c. menjamin secara keseluruhan &keterkaitan dari sistem pencatatan yg ada
2.Tentukan tujuan bentuk/desin formulir tsb. Dgn memperkirakan, mempertimbangkan informasi yg akan masuk kedalam formulir tersebut
3.Kenali keuntungan2 yg akan diterima dari bentuk formulir yg akan dirancang
4. Rancanglah bentuk formulir sesederhana mungkin, dan usahakan jangan sampai adanya kekeliruan yg berhubungan dgn : judul
judul, bagian bagian, perintah2
5. Pertimbangkan penggunaan dari sesuatu yg tdk berpola dgn
penggunaanya. Hal ini akan mengurangi kebutuhan utk beberapa formulir yg khusus guna memonitor faktor faktor perawatan
khusus dan utk pebgurangan timbunan formulir dalam jumlah yg besar
6. Rencanakan semua bentuk formulir formulir yg digunakan utk mencatat, agar dibuat ukuran2 yg seragam dgn formulir lainnya 7. Tempatkan judul formulir dan identifikasi pasien secara tetap(tdk
berubah rubah pada setiap formulir
8. Buatlah ruangan pencatatan yg cukup untuk nama lengkap dan tanda tangan
9. Pertimbangkan pencatatan judul2 dan caption-caption serta penggunaan huruf tebal
10.Garis judul judul agar tidak membuat kacau dan usahakanlah adanya kemudahan mengisi informasi/data ke dlm formulir 11.Pertimbangkan pencatatan urutan urutan yg logis dari judul
judul pokok ( utama )
12.Gunakanlah kertas putih dgn kode warna pd tepinya, agar dapat mengenal dgn cepat perbedaan2 formulir yg satu dgn lainya, dgn menggunakan kertas berwarna mungkin menjadi sulit utk dibaca jika difotocopy
13. Pilihlah caption caption yg menyatakan secara jelas menganai informasi apakah yg akan dimasukan
15. Rencanakanlah ruangan sesuai dgn cara pendokumentasian yang spesifik
a. Pemasukan data dgn pengetikan2 , susunan baris sesuai dgn jumlah baris per inch pd pengetikan dan menyediakan
ruangan vertikal ( kolom kolom )
b. Pemasukan data dgn tulisan tangan, susunan baris yg cukup jauh terpisah agar dapat mudah dibaca
c. Ukuran pencetakan dgn menggunakan komputer, susunan margin, ruangan dan tanda-tanda yg jelas
d. Pertimbangkanlah jangka waktu penyimpanan setiap formulir yg digunakan
16. Kenali bagian2 tertentu yg dibatasi penggunaanya oleh staf yg ditunjuk atau kelompok kelompok
17. Pertimbangkanlah pencetakan pd kedua permukaan kertas ( cetakan bolak balik ) utk menghemat penggunaan
18. Bilamana mungkin, hilangkan keperluan akan formulir yg bersifat khusus dgn memanfaatkan stempel karet utk formulir yg ada
19. Sediakan lahan yg cukup utk tanda tangan orang yg memasukan data.
20. Apabila formulir yg baru dirancang dan memerlukan perbaikan perbaikan , memfotocopy dlm jumlah sedikit dpt dilakukan
sebagai percobaan
21. Gunakanlah persediaan kertas yg bermutu utk pencetakan akhir hal ini utk menghindari kerusakan yg cepat dan menjamin ada nya kepastian hasil cetakan yg bermutu
22. Hindarkan persedian kartu dlm jumlah yg berlebihan, karena hal tersebut akan menciptakan timbunan timbunan kartu yang akan menyulitkan
23. Sedikan formulir utk selama 6 bulan saja,hal ini utk menghinda ri pemborosan selama perbaikan atau perubahan prosedur
pendokumentasian
24. Buatlah suatu pertimbangan/keputusan dan persetujuan akhir dari konsep formulir sebelum diterapkan.hal ini dapat dicapai dgn adanya panitia disain formulir yg “ multidisplinary “
25. Jika formulir akan dipergunakan oleh beberapa bagian, berikan intruksi /petunjuuk singkat. Hal ini untuk menjamin
26. Perkenalkanlah suatu usulan baru formulir yg akan dibuat, sebelum penerapanya dan juga selama tahap perencanaanya cara ini akan mendapatkan masukan dari /oleh orang yg akan mengunakan / mengisi data tersebut
27. Jika ada intruksi yg bersifat mendetail, maka persiapkanlah petunjuk yg terpisah yg berkaitan dgn :
a. Maksud
b. Penggunaan
c. Intruksi utk mengisi d. Tanggung jawab e. Referensi bila ada
28. Cantumkanlah nama, alamat dan kota yg mungkin dapat diisi pd formulir yg akan dikirim keberbagai tempat / kota lain
29. Nyatakanlah semua formulir dengan : a. Judul yg sederhana dan jelas
b. Angka pengontrolan persedian/ nomor formulir
c. Bulan dan tahun dari percetakan awal, percetakn perbaikan dan npercetakan akhir.