• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Sosialisasi Hukum tentang Informed Consent dalam Praktik Medis

N/A
N/A
dr. Thariq muslim

Academic year: 2025

Membagikan "Proposal Sosialisasi Hukum tentang Informed Consent dalam Praktik Medis"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PERMOHONAN IJIN SOSIALISASI HUKUM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM)

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM KONSENTRASI HUKUM KESEHATAN

PASCASARJANA UNIVERSITAS LANGLANGBUANA BANDUNG

2024

(2)

A. LATAR BELAKANG

Istilah informed consent (persetujuan tindakan) merupakan salah satu istilah yang paling sering disebut atau paling sering digunakan dalam praktek kedokteran, karena setiap kali dokter akan melakukan suatu tindakan medik tertentu kepada pasien akan selalu berhubungan dengan istilah ini. Meskipun istilah ini sudah sering disebutkan dan digunakan dalam praktek kedokteran, namun esensi dari informed consent belum semua dipahami dengan baik dan benar oleh dokter maupun pasien, sehingga dalam penerapannya terkadang masih dijumpai permintaan persetujuan tindakan medis tanpa melalui proses atau mekanisme yang benar sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Praktek Kedokteran. Dari sudut pandang hukum, persetujuan tindakan medis tanpa mendapatkan penjelasan yang cukup dari dokter yang akan melakukan tindakan tersebut dapat dianggap cacat prosedur sehingga tidak memiliki kekuatan hukum mengikat dan berpotensi untuk menimbulkan sengketa medis.

 Informed consent dapat diartikan sebagai persetujuan yang diberikan oleh pasien kepada dokter untuk melakukan tindakan kedokteran tertentu setelah mendapatkan penjelasan dari dokter yang bersangkutan. Setiap tindakan kedokteran yang akan dilakukan oleh dokter harus mendapatkan persetujuan dari pasien Persetujan tersebut diberikan oleh pasien setelah mendapatkan penjelasan yang cukup dari dokter yang akan melakukan tindakan medis tersebut. Pengaturan mengenai persetujuan tindakan medis dalam praktek kedokteran merupakan suatu perintah hukum, sehingga berkas  persetujuan tindakan medis (Informed consent)  yang telah ditanda tangani oleh pasien bukan hanya sekedar kelengkapan adminstratif belaka, melainkan  telah menjadi sebuah alat bukti hukum yang sah yang dapat diajukan oleh dokter atau pihak rumah sakit ketika  menghadapi gugatan atau tuntutan hukum dari  pasien atau keluarganya.

Persetujuan tindakan medis (Informed consent) dalam hubungan hukum perjanjian terapeutik tanpa melalui suatu proses atau tata cara yang benar menurut hukum, dipandang sebagai  suatu perjanjian yang tidak sah dan batal demi hukum atau dianggap bahwa perjanjian tersebut tidak pernah lahir. Sebagai konsekwensi hukumnya adalah segala kerugian, cacat atau kematian yang dialami oleh pasien menjadi tanggung jawab hukum dokter atau pihak rumah sakit. Demikian halnya dengan persetujuan tindakan medis antara dokter dan pasien, seharusnya melalui suatu proses dialog atau negosiasi yang seimbang antara yang dikehendaki oleh dokter untuk dilakukan pasien dan yang

(3)

dikehendaki  oleh pasien untuk dilakukan dokter.  Timbulnya kata sepakat diantara diantara mereka menjadi dasar hukum bagi dokter dalam melakukan suatu tindakan medis kepada pasien dan sebaliknya menjadi dasar hukum bagi pasien untuk membayar segala biaya dan jasa pelayanan atas tindakan medis yang diterimanya.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat dipahami bahwa esensi dari persetujuan tindakan medis terletak pada proses atau tatacara dalam mencapai persetujuan yang akan diberikan oleh pasien atau keluarganya kepada dokter. Sedangkan berkas Persetujuan tindakan medis merupakan pengukuhan atas persetujuan yang telah dibuat oleh pasien atau keluarganya untuk memberi izin kepada dokter dalam melaksanakan tindakan medis.

Dengan masih minimnya pengetahuan mengenai informed consent dilingkungan masyarakat dalam hal ini pasien, maka kami kelompok mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Langlangbuana Bandung bidang konsentrasi Hukum Kesehatan bermaksud untuk mengadakan sosialisasi hukum atau penyuluhan hukum dengan tema “Memahami Pentingnya Informed Consent Dalam Pelayanan Medik”.

B. TUJUAN KEGIATAN

Adapun tujuan dari diadakannya kegiatan ini sebagai berikut:

1. Memberikan pemahaman yang lengkap dan utuh terhadap masyarakat, tenaga medis, tenaga kesehatan mengenai pentingnya proses dan tata cara yang benar dalam pengisian informed consent;

2. Membangun kesadaran masyarakat, tenaga medis, dan tenaga kesehatan terhadap pentingnya pemahaman hukum kesehatan yang berlaku untuk mencegah kerugian dikemudian hari;

3. Memberikan pemeriksaan kesehatan gratis kepada masyarakat.

C. TARGET KEGIATAN

Adapun target dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Terciptanya masyarakat yang sehat dan lingkungan yang sadar pentingnya kesehatan;

2. Terciptanya masyarakat, tenaga medis, dan tenaga kesehatan yang kritis dalam

(4)

menyikapi berbagai persoalan yang berkaitan dengan hukum kesehatan;

3. Terwujudnya kondisi masyarakat, tenaga medis, dan tenaga kesehatan yang sadar hukum, dan terhindar dari segala tindakan yang berlawanan dengan hukum-hukum formal dan informal.

4. Meminimalisir terjadinya segala kerugian yang terjadi selama proses pengobatan baik terhadap pasien, tenaga medis, tenaga kesehatan, maupun Rumah Sakit.

D. MANFAAT KEGIATAN

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak terkait sebagai berikut:

1. Bagi peserta kegiatan

Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang tata cara dan proses informed consent menurut hukum dan dampak apabila informed consent tidak dilakukan sesuai prosedur.

2. Bagi dosen dan mahasiswa pengabdi

a. Menjadi ajang kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)

b. Menjadi ajang berbagi (sharing) ilmu dan pengalaman tentang materi terkait

E. NAMA DAN BENTUK KEGIATAN

Nama kegiatan ini yaitu penyuluhan hukum terkait proses dan tata cara informed consent menurut hukum. Dengan tujuan agar masyarakat semakin sadar terhadap hukum yang berlaku di Indonesia. Sosialisasi hukum kali ini mengusung tema

“Memahami Proses Dan Tata Cara Informed Consent Menurut Hukum Sehingga Terciptanya Hubungan Hukum Perjanjian Sebagai Suatu Perlindungan Hukum Bagi Pasien dan Tenaga Kesehatan”, pemeriksaan kesehatan gratis oleh dokter kepada masyarakat, serta pembagian sembako.

F. NARASUMBER

1. Prof. Dr. Hj. Imas Rosidawati Wiradirja, SH, MH. yang akan menjelaskan terkait

(5)

informed consent sebagai bentuk hukum perjanjian dan perlindungan hukum bagi para pihak yang membuatnya.

2. dr. Tri Agus Haryono yang akan menjelaskan tata cara dan proses informed consent yang baik dan benar menurut hukum.

G. WAKTU KEGIATAN

Kegiatan akan dilaksanakan dengan bertempat di Rumah Sakit Tiara Bekasi yang beralamat di Jl. Malabar, Kec. Karawang Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Berikut adalah rundown acaranya:

HARI/

TANGGAL WAKTU (WIB) ACARA

Rabu, 11 Desember 2024

08.00. s.d. 08.30 Registrasi Peserta

08.40 s.d 09.10

Note : Sambutan diberi waktu 5

menit

Pembukaan

- Lagu Indonesia Raya - Pembacaan Doa - Laporan Panitia

- Sambutan Lurah Karangpawitan

- Sambutan Direktur Pascasarjana Unla sekaligus membuka acara

09.15 s.d. 09.45

Sesi Paparan Narasumber I

Prof. Dr. Hj. Imas Rosidawati Wiradirja, SH, MH. (Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Langlangbuana)

Materi :

Menjelaskan terkait informed consent sebagai bentuk hukum perjanjian dan perlindungan hukum bagi para pihak yang membuatnya

09.50 s.d. 10.25 Sesi Paparan Narasumber II dr. Tri Agus Haryono

(Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Langlangbuana)

Materi :

Menjelaskan terkait tata cara dan proses informed consent yang baik dan benar menurut hukum

(6)

10.25 s.d.10.45 Sesi Tanya Jawab – 2 Sesi

10.45 s.d 11.15

- Penyerahan Sertifikat Narasumber - Penyerahan Lurah Karangpawitan - Foto Bersama

- Penutupan

H. ANGGARAN KEGIATAN

Anggaran kegiatan ini bersumber dari Mahasiswa/Mahasiswi yang tergabung dalam Magister Ilmu Hukum Universitas Langlangbuana TA 2023 Konsentrasi Hukum Kesehatan. Adapun kami selaku mahasiswa membuka luas untuk para donatur yang akan berpartisipasi dalam acara ini.

I. PESERTA KEGIATAN

Peserta kegiatan ini yaitu Lurah Karawngpawitan, Sekretaris Lurah Karangpawitan, Masyarakat, Pekerja Sosial Masyarakat, RW, RT serta dosen dan staff pascasarjana Universitas Langlangbuana.

J. SUSUNAN PANITIA

Adapun susunan panitia dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:

Ketua panitia Doni Hanafi, SH

Sekretaris Dhea Alfie, SH

Bendahara dr. Ery Firsanti

Seksi Acara dr. Thariq Muslim

dr. Haikal Mubarak

Seksi Materi dr. Tri Agus Haryono

(7)

dr. Eka Priyanto

Seksi Konsumsi dr. Hodijah

Rosidah, Amd. Keb Seksi Peralatan dr. Diki Permana

dr. Miliyandra

Humas dr. Piet Y Bustami

Gilang Respati, S.Farm

Dokumentasi dr. Bubun Bunyamin

K. PENUTUP

Demikian proposal ini kami susun sebagai bahan pertimbangan yang jujur dan sederhana atas kegiatan ini. Partisipasi dari semua pihak sagat kami harapkan demi kesuksesan kegiatan tersebut.

Bandung, 8 Desember 2024 Hormat kami,

Panitia Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)

Doni Hanafi S.H. Dhea Alfie, S.H

Ketua Pelaksana Sekretaris Pelaksana

Referensi

Dokumen terkait

Informed consent adalah persetujuan yang diberikan pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau

Identifikasi masalah yang dilakukan adalah bagaimana pentingnya informed consent berkaitan dengan tindakan medis berisiko tinggi dihubungkan dengan UU no

mempertengahkan tesis dengan judul : “ ANALISIS YURIDIS PENTINGNYA INFORMED CONSENT PADA TINDAKAN MEDIS BERISIKO TINGGI YANG DILAKUKAN OLEH DOKTER DI RUMAH SAKIT

Soeratno Gemolong sudah menerapkan prosedur tindakan operasi dengan Informed Consent (Persetujuan Tindakan Kedokteran), hal ini sudah sesuai dengan pasal 3 ayat 1

Informed Consent adalah Persetujuan Tindakan Kedokteran / medis yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara

Untuk itu penulis perlu untuk mengangkat hal tersebut ke dalam penelitian yang berjudul Rancangan Desain Lembar Persetujuan Tindakan Medis (informed consent) Di

Bentuk perlindungan hukum terhadap pasien atas kesalahan rekam medis akibat tidak adanya informed consent dalam pelayanan kesehatan diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

ABSTRAKSI SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP INFORMED CONSENT DALAM PERJANJIAN TERAUPETlK MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM PIRNGADI MEDAN O L EH Ali Syahrin Batubara NPM: 94 840 0032 BIDANG