• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Laporan Praktikum Beton Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh Laporan Praktikum Beton Indonesia"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

laporan praktikum beton

BAB I PENDAHULUAN

Beton adalah suatu campuran yang bahan dasarnya terdiri dari agregat ( pasir dan kerikil ),semen dan air.Beton juga dapat didefenisikan sebagai bahan yang dibentuk dari gabungan beberapa material pilihan yang tidak sejenis.

Dilihat dari kegunaannya Beton mempunyai daya tahan yang sangat baik terhadap air,terbukti pada bangunan beton untuk konstruksi bangunan air seperti pelimpah pada bendungan,saluran,talang dan pilar pada jembatan.Beton segar (fresh concrete)

merupakan bahan plastis yang dapat mengalir dalam cetakan dan setelah beberapa jam atau hari beton segar tersebut telah berubah menjadi bahan yang padat dan keras.

Berdasarkan berat satuan dan kuat tekan beton pada umur 28 hari,beton dapat diklasifikasikan kedalam tiga kategori.Pertama,beton ringan,yaitu beton yang dibuat dari

agregat alam dengan berat kurang dari 1800 kg/ dan kuat tekan kurang dari 20 N/

.Kedua,beton normal,yaitu beton dengan berat sekitar 2400 kg/ dengan kuat tekan 20 –

40 N/ ,banyak digunakan untuk keperluan konstruksi.Dan yang terakhir,beton dengan

berat lebih besar dari 3200 kg/ denan kuat tekan lebih besar dari 40 N/ .

Untuk konstruksi beton normal dengan kuat tekan beton 20 – 30 N/ pada umur

28 hari dengan factor air semen (FAS) 0.5 – 0.7 telah digunakan dengan sangat memuaskan.Namun demikian,struktur mengalami perlemahan ketika beton tersebut digunakan pada lingkungan yang agresif ( mengandung larutan sulfat dan

chlorida).Perlemahan ini terjadi karena porositas dari beton normal yang memungkinkan larutan sulfat dan chlorida dapat menembus bagian dalam beton yang pada akhirnya menyebabkan ekspansi,retak dan karat pada tulangan beton.

Faktor-faktor tersebut telah meningkatkan intensitas penelitian dan pengembangan

untuk mempertinggi sifat-sifat beton yang dikenal dengan beton mutu tinggi/High Strength

Concrete ( HSC) dan kinerja tinggi / High Performance Concrete ( HPC ).Peningkatan kekuatan dan kinerja dapat dicapai dengan penggunaan material yang baik.

Seiring perkembangan untuk meningkatkan mutu beton,metode pemadatan beton tanpa menggunakan alat pemadat ( Vibrator ) juga terus dikembangkan.Hal ini

dimungkinkan dengan tersedianya bahan tambahan kimia untuk meningkatkan Workabilitas

beton seperti Superplasticizer atau Hyperplasticizer.Bahan kimia tersebut dapat

menghasilkan Workabilitas 250 mm slump ( flow concrete ) tanpa terjadi segregasi dan

(2)

Concrete (SCC) merupakan beton yang mempunyai kemampuan untuk memadat sendiri tanpa menggunakan alat penggetar (Vibrator).

Beton sangatlah bagus untuk menahan gaya tekan tetapi tidak mampu menahan gaya tarik. Oleh karena itu dipasang tulangan untuk menahan gaya tarik beberapa jenis beton yang didasarkan pada :

1. Berat Volome

Beton berat : berat volume beton ini > 2,4 ton / m³ dan dipakai untuk konstruksi yang

memiliki massa yang berat, beton ini tahan terhadap sinar gamma agregat yang dipakai adalah butir besi, baritu, magnetic dan lain sebagainya.

Beton normal : berat volume beton ini antara 1,8 – 2,4 ton/m3 dan dipakai untuk konstruksi

tempat tinggal. Agregat yang dipakai yaitu pasir, kerkil, koral, batu pecah dan lain sebagainya.

Beton ringan : berat volume beton ini antara 0,6 – 1,8 ton/m3 dan dipakai untuk pembuatan

lapis penyekat suara. Agregat yang dipakai adalah expended clay, batu apung, vermi culete dan lain sebagainya

2. Teknik Pembuatan

Beton biasa : beton ini dibuat dalam keadaan plastis. Misalnya beton siap pakai (ready mix

concrete) dan beton yang dibuat dilapangan

Beton free cast : beton ini dibuat dalam bentuk elemen-elemen yang merupakan rangka dari

konstruksi yang akan dibuat

Beton presstres : beton yang telah diberi tegangan dalam beton sebelum beton mendapat

tegangan dari luar

Beton segar : beton yang masih atau belum memiliki bentuk masih fleksibel

Beton tumbuk : beton tanpa tulangan

Beton bertulang : beton yang bahannya sama tetapi diberi tulangan

Beton deking : beton untuk memberi jarak selimut beton

Beton siklop : beton yang digunakan untuk pengisi pondasi

1.2 JENIS-JENIS BETON

Beton terdiri dari beberapa jenis, untuk membedakan jenisnya dapat dilihat berdasarkan :

1. Berdasarkan Berat (Volume)

a) Beton berat

Beton yang memiliki volume yang lebih besar dari 2,8 ton/m3. Beton ini biasanya digunakan pada bangunan rektor nuklir, karena beton ini mampu manahan sinar magma.

Agregatnya yang dipakai: butir besi, barito, magnetik dll

(3)

Beton yang memiliki volume antara 1,8 – 2,8 ton/m3. Beton ini digunakan padakonstruksi bangunan tempat tinggal atau konstruksi yang umum dipakai.

Jenis agregatnya antara lain : pasir, kerikil, batu pecah dll

c) Beton ringan

Beton yang memiliki volume antara 0,6 – 1,8 ton/m3. Beton ringan ini digunakan untuk lapisan penyekat suara atau bangunan yang memikul beban ringan.Jenis agregat yang dipakai antara lain : expended clay, batu apung vermikulite dll.

2. Berdasakan Teknik Pembuatan

a) Beton Biasa

Beton ini langsung dibuat dalam plastis yang terdiri atas beton siap pakai dan beton yang dibuat di lapangan.

Cara pembuatan beton ini berdasarkan atas : Beton siap pakai (ready mix concrete),dan Beton in situ (beton dibuat di lapangan).

b) Beton Precast

Beton ini dibuat dalam bentuk elemen – elemen yang merupakan rangka dari konstruksi yang akan dibuat. Beton ini dipakai keadaan mengeras.

c) Beton Prestress

Beton yang dibuat dengan memberi tegangan dalam beton, sebelum beton tersebut mendapat beban luar kecuali beban sendiri.

1.3 KLASIFIKASI MUTU BETON

Mutu dan Kelas Beton

(4)

2) Konstruksi struktural, adalah konstruksi yang memikul beban sendiri dan beban luar ( secara langsung memikul beban bangunan).

Pengawasan Pembuatan Beton :  Beton Kelas I

Beton untuk pekerjaan non-struktural. Pelaksanaannya tidak diperlukan keahlian yang khusus. Pengawasan mutu hanya dibatasi pada mutu bahan, sedangkan pada kekuatan tidak diisyaratkan pemeriksaan. Mutu beton I dinyatakan dengan Bo.

 Beton kelas II

Beton untuk pekerjaan struktural secara umum. Memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan pengawasan dibawah pimpinan tenaga ahli. Terbagai dalam mutu standar B1, K25, K175, dan K225.

 Beton Kelas III

Beton untuk pekerjaan struktural yang memakai mutu beton dengan kekuatan tekan karakteristik yang lebih tinggi dari 225 kg/cm. Untuk pelaksanaannya dibutuhkan keahlian khusus dibawah pengawasan para ahli. Diisyaratkan paenggunaan laboratorium beton dengan tenaga ahli yang dapat melakukan pengawasan mutu beton secara kontinue.

BAB II

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN

2.1 ALAT

Untuk menghasilkan produk yang tinggi dalam bekerja maka harus memerlukan alat yang lengkap, sebab disamping rendahnya produktivitas kerja juga dapat mengurangi mutu hasil pekerjaan yang dilaksanakan. Penggunaan fungsi ganda yang bukan kegunaannya dapat menyebabkan alat jadi cepat rusak. Dengan memperhatikan kegunaannya masing-masing diharapkan mampu menggunakan peralatan dengan benar.

Peralatan penakar bahan

1. Ember

Terbuat dari plastik ataupun plat dengan berbagai ukuran yang berbeda. Ember ini digunakan untuk mengetahui perbadingan campuran dan sekaligus untuk mengangkut campuran ketempat pengecoran.

(5)

2. Gerobak

Berfungsi sebagai alat transportasi dalam pelaksanaan pekerjaan. Gerobak ini ada dua macam yaitu yang beroda satu dan yang beroda dua.

Peralatan pengaduk beton

1. Sekop

Terbuat dari plat baja yang diberi tangkai kayu dan daun sekopnya agak dilengkungkan agar mudah dalam bentuk mengangkut pasir atau bahan lainnya.

2. Mesin Pengaduk atau Molen

Alat ini terbuat dari besi yang fungsinya untuk mengaduk campuran agregat halus dan kasar menjadi satu kesatuan.

Peralatan Pekerjaan Tulangan

1. Besi Penekuk (Bending)

Besi terbuat dari baja tempa digunakan untuk membengkokkan baja tulangan dari mulai baja yang berdiameter 1 mm sampai 14 mm

Kakatua

Alat ini dibuat dari baja, gunanya untuk menguatkan ikat pada tulangan dan memotong kawat lemas.

2. Landasan Bending

Alat ini digunakan pada saat kita membengkokkan tulangan ,landasan ini dibuat sendiri dengan menggunakan pemakuan tulangan pada sebuah kotak.

Peralatan lainnya ;

1. Sendok Spesi

Alat ini terbuat dari baja tipis dengan tangkai dari kayu daun sendok berbentuk segitiga tetapi ada juga yang berbentuk daun. Alat ini dipergunakan untuk meratakan permukaan beton yang telah selesai dikerjakan.

2. Meteran

Digunakan untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang, dan tinggi suatu benda kerja.

(6)

Terbuat dari kayu/besi tipis yang diberi tangkai pada belakangnya. Gunanya adalah untuk meratakan permukaan beton yang telah dicor.

4. Ayakan pasir.

Ayakan pasir ini terbuat dari kayu mesh yang diberi kerangka kayu dan berbentuk empat persegi panjang. Gunanya untuk menyaring pasir, semen, kapur, dan lain – lain.

5. Pensil

Pensil tukang batu berbeda dari pensil yang digunakan untuk menggambar. Pensil ini berbentuk bulat lonjong dengan isi yang lebih besar. Gunanya adalah untuk

menggambarkan lokasi pemasangan, dan juga untuk menandai suatu tempat yang diperlukan dalam pengukuran.

6. Palu

Palu berfungsi sebagai pemukul paku.

7. Linggis

Linggis berfungsi sebagai alat pembongkaran pada bekisting.

8. Siku-siku

BAB III BETON DECKING

3.1 DASAR TEORI

Beton tahu atau beton decking berfungsi untuk membuat sela atau jarak antara

(7)

bahan ;

3.3 KESELAMATAN KERJA

(8)

= 16848

x

0,7

= 11793 /1000 = 11,7 liter

3.5 LANGKAH-LANGKAH KERJA

1. Mempersiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan.

2. Membuat bekisting beton deking dengan ukuran 50 x 50 cm dan tebal 1 cm dan

pasang skor untuk mengokohkan cetakan.

3. Tandai bekisting sesuai dengan ukuran beton deking yaitu 5 x 5 cm.

(9)

5. Menyiapkan kawat pengikat tulangan , bentuk kawat tersebut dengan memuntir kedua

ujung kawat.

6. Aduk bahan hingga merata campurannya.

7. Tuangkan adukan ke dalam bekisting dan padatkan, meratakan permukaanbeton.

8. Biarkan selama 1 menit hingga genangan ait di permukaan adukan sedikit

Setelah air di atas permukaan beton mulai mengering bagi beton tersebut dengan ukuran beton deking yaitu 5 x 5 cm

9. Memasukkan kawat ke dalam adukan beton dalam bekisting sedalam  ¾ dari tebal

beton deking.

10. biarkan adukan mengeras (  1 hari ) setelah itu, buka bekisting dan pisahkan

beton deking tersebut.

BAB IV PLAT KEBON

(10)

Alat ;

4.2 keselamatan kerja

(11)

Kadar pasir = x V. cetakan / 1000

=

x

50544 cm

= 33696 / 1000 = 33,6 kg

Kadar kerikil = x V. cetakan / 1000

=

x

50544 cm

= 25272 / 1000 = 33,6 kg

Kadar air = Hasil kadar air x factor air semen ( fas = 0.7 ) / 1000

= 16848

x

0,7

= 11793 / 1000 = 11,7 liter

4.4 Langkah-langkah kerja

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan.

2. Membuat bekisting ukuran 60 x 78 x 6cm. Pasang skor pada cetakan untuk

(12)

3. Letakkan bekisting diatas kertas semen/palstik.

4. Memotong tulangan yang diperlukan sesuai dengan ukuran, kemudian bentuk tulangan

tersebut.

(13)

Mengaduk beton hingga rata dengan perbandingan campuran 1 : 2 : 3

6. Memasukkan tulangan ke dalam cetakan. Sebelumnya tulangan sudah di beri beton

deking.

7. Memasukkan beton ke dalam cetakan lalu dipadatkan.

8. Meratakan permukaan beton dengan menggunakan jidar, kemudian baru diratakan

dengan ruskam.

9. Menyapu permukaan beton menggunakan sapu lidi dengan membanting- banting sapu

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, bata ringan dapat dijadikan pengganti agregat kasar pada beton ringan bila dipecah menjadi bagian yang lebih kecil yang dapat menambah kekuatan beton

Menurut SK SNI 03-3449-2002 beton yang memakai agregat ringan atau campuran agregat kasar ringan dan pasir alami sebagai pengganti agregat halus ringan dengan ketentuan beton

Beton ringan pada umumnya memiliki campuran yang sama dengan beton normal, hanya saja agregat kasar pada beton ringan perlu dikurangi berat jenisnya Penelitian

harus mempunyai kuat desak lebih besar dari 170 kg/cm2 pada umur 28 hari dengan berat jenis 1400 - 1800 kg/m3 dan beton ringan untuk bahan isolasi atau dinding penyekat mempunyai

Beton tanpa pasir (No Fines Concrete), merupakan suatu bentuk sederhana dari beton ringan yang dalam pembuatannya tidak mengunakan agregat halus.Tidak adanya agregat halus dalam

[ SNI 03-6821-2002 ] Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Batu Cetak Beton Pasangan Dinding. Spesifikasi ini mencakup ketentuan mengenai agregat ringan yang digunakan

Pengujian berat jenis penyeraspan agregat halus ini penting dilakukan sebelum agregat dipakai sebagai campuran bahan pekerasan jalan kerena jika agregat halus yang kita pakai

Dalam penelitian, penulis ingin mengetahui perbandingan kuat tekan dan kuat tarik belah antara beton normal dan beton ringan yang menggunakan agregat berbahan dasar abu terbang