• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI INDUSTRI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI INDUSTRI INDONESIA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI INDUSTRI

PERALATAN EVALUASI MUTU

Oleh Kelompok B2:

Ida Bagus Alit Arcana (1311205038) Riza Ibnu Fajar (1311205039) Andi Suryanto (1311205041) Hanoch Daniel (1311205042) Sasha Patrisia (1311205043)

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

(2)

BAB I PENDAHULUAN

Landasan Teori

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer, dan spektrofotometer. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph (Firebiology, 2007).

Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu kita harus mengenal atau mengetahui tentang alat-alat yang digunakan dalam melakukan praktikum tersebut. Hal ini berguna untuk mempermudah kita dalam melaksanakan percobaan, sehingga resiko kecelakaan di laboratorium dapat ditanggulangi. Kebersihan dan kesempurnaan alat sangat penting untuk bekerja di laboratorium. Alat yang kelihatan secara kasat mata, belum tentu bersih, tergantung pada pemahaman seorang analis mengenai apa artinya bersih. Alat kaca seperti gelas piala atau erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau deterjen sintetik. Pipet, buret, dan labu volumetrik mungkin memerlukan larutan deterjen panas untuk bisa bersih benar (Day & Underwood, 1998).

Ketetapan hasil analisa kimia sangat tergantung pada mutu bahan kimia dan peralatan yang dipergunakan, disamping pengertian pelaksanaan tentang dasar analisa yang sedang dikerjakan serta kecermatan dan ketelitian kerjanya sendiri. Ketelitian dan kecermatan kerja, selain merupakan sifat pribadi seseorang akan dapat pula diperoleh karena bertambahnya pengamatan kerja seseorang sehingga menjadi kebiasaan yang berguna bagi kelancaran kerjanya. Penanganan bahan kimia dan peralatan pokok yang banyak dipergunakan merupakan persyaratan penting demi keselamatan dan hasilnya pekerjaan analisa kimia (Day & Underwood, 1998).

(3)

Dalam mengukur suatu zat atau benda hendaknya menggunakan suatu alat, alat yang digunakan mengukur suatu zat dalam kimia adalah gelas ukur, akan tetapi hasil pengukuran dari gelas ukur sangat kurang tepat, sehingga dalam penggunaannya tidaklah terlalu teliti. Salah satu contoh alat pengukuran lain yang mempunyai tingkat ketelitian lebih baik dari pipet isap, namun pengukuran dengan pipet sendiri tidak terlepas dari kesalahan (Rohman, 1998).

Tujuan

(4)

BAB II

ALAT DAN PROSEDUR KERJA

- Alat

1. pH meter 2. Evaporator 3. Spektrofotometer 4. Oven

5. Tanur Pengabuan 6. Refraktometer 7. AAS

- Prosedur

1. Melakukan kunjungan ke laboratorium Analisis Hasil Industri

2. Mengamati semua peralatan yang digunakan untuk evaluasi mutu produk hasil pertanian

3. Pengamatan yang dilakukan meliputi : a. Fungsi alat

b. Spesifikasi alat

c. Cara kerja/operasional alat

(5)

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Alat untuk mengukur pH

Pada praktikum ini terdapat 3 alat untuk mengukur Ph yaitu :

- pH meter : sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk mengukur pH (derajat keasaman atau kebasaan) suatu cairan (ada elektroda khusus yang berfungsi untuk mengukur pH bahan-bahan semi-padat). Sebuah pH meter terdiri dari sebuah elektroda (probe pengukur) yang terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai pH. Lebih akurat dibandingkan alat pengukur pH lainnya. a. Spesifikasi Alat :

Merk dari alat pH meter yang terdapat pada laboratorium yaitu SCOTT

Instruments. Nomor seri pH meter yang terdapat pada laboratorium yaitu handylab pH 11.Terdapat beberapa bagian alat lain yang saling berhubungan yaitu :

Body pH meter

Body elektroda

Layar

Kabel elektroda

Kabel sensor suhu

Tombol M untuk pemilihan mode pengukuran

2 tombol naik dan turun untuk setting pengukuran

Tombol CAL untuk proses kalibrasi dan review data kalibrasi yang telah dilakukan

Tombol ON/OFF

Tombol AR

Tombol RUN/ENTER

Elektroda gelas

Elektroda pembanding (reference)

b. Cara penggunaan alat :

(6)

4. Jika sudah terdapat 3 blok disamping layar, maka sudah bisa digunakan. Apabila dari awal sudah ada, maka tidak perlu dikalibrasi lagi.

5. Bersihkan elektroda dengan aquades, kemudian keringkan 6. Masukkan elektroda ke dalam sampel yang akan dibaca

7. Tekan tombol AR sampai terdapat tanda atau tulisan AR di layar

8. Tekan tombol Run atau Enter dan tunggu sampai tanda AR yang tadi berkedip menjadi berhenti

9. Catat hasil pembacaan pH pada alat.

Cara kalibrasi pH meter : 1. On / hidupkan alat 2. Tekan tombol CAL 3. Muncul tulisan Ct 1

4. Masukkan ke buffer pertama

5. Tekan run / enter sampai muncul Ct 2

6. Kemudian pindahkan elektroda ke larutan buffer kedua dan tekan run / enter 7. Tunggu sampai AR berhenti berkedip kemudian muncul angka dalam mv/Ph

(59,4), tekan run / enter, muncul angka dalam mv (11/2 mv) 8. Kemudian tekan M sampai muncul tanda Ph dan suhu 9. Kemudian masukkan elektroda ke sampel

10. Tekan AR, kemudian run / enter

11. Tunggu sampai baca pHnya selesai (AR tidak berkedip lagi)

c. Hasil pengukuran :

(7)

- pH stik : mudah dibawa kemana – mana. a. Cara penggunaan :

1. Buka penutup alat 2. Hidupkan alat

3. Masukkan ujung alat kedalam sampel b. Hasil pengukuran :

- Sampel jus buah : Ph 3,4

- Kertas pH

B. Refraktometer

Refraktometer atau refractometer adalah sebuah alat yang biasa digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan atau zat terlarut. Misalnya gula (“Brix”), garam

(“Baume”), protein, dsb. Metode kerja dari refraktometer ini dengan memanfaatkan teori refraksi cahaya. Alat Refraktometer ini ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe, yaitu seorang ilmuan asal German pada awal abad 20 (Sekitar tahun, 2010 an).

(8)

a. Nama alat : Hand Refraktometer b. Cara penggunaan :

1. Teteskan sampel ± 3 tetes

2. Tutupkan penutup prisma dengan baik

3. Contoh harus menyebar ke seluruh permukaan prisma, bila tidak maka pembacaan akan terganggu

4. Baca persentase brix. Untuk memperjelas pembacaan putarlah pengatur lensa ke kiri atau ke kanan sehingga batas biru dan putih terlihat tajam

5. Setelah terbaca, lap kembali prisma dengan hati hati agar tidak tergores. Cara mengkalibrasi alat ini adalah :

1. Ukurlah persentase brix aquadest yang suhunya 20oC

2. Bila pembacaan instrumen tidak menunjukkan angka 0, aturlah skrup pengatur skala menggunakan obeng kecil sehingga instrumen menunjukkan pembacaan 0 3. Selanjutnya alat siap digunakan untuk mengukur

c. Hasil pengukuran :

Sampel aquades : 0 Brix % 20o C

Sampel larutan gula : 6 Brix % 20o C

Sampel jus buah : 3,9 Brix % 20o C

C. Evaporator

a. Nama alat : Rotary evaporator b. Perangkat alat :

Pemanas, pendingin balik, pompa, labu penampung, hasil uapan, labu penampung filtrat, pompa pendingin balik.

c. Spesifikasi alat :

(9)

Pompa : CVC 3000

d. Fungsi alat : alat yang berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap dan memisahkan pelarut dengan ekstraknya dengan suhu mencapai 180o C. Hasil dari evaporator (produk yang

diinginkan) biasanya dapat berupa padatan atau larutan berkonsentrasi. e. Cara penggunaan :

1. Hidupkan alat rotary evaporator

2. Pasang labu filtrat dan kunci dengan pengunci

3. Atur rpm 20 hinga 280 rpm (rata-rata penggunaan 100-150 rpm) 4. Labu filtrat diturunkan, dimasukkan kedalam air bersuhu ± 30C

5. Atur tekanan vakum pompa (kalau tidak tercapai sesuai dengan yang diinginkan, maka kemungkinan terjadi kebocoran)

6. Labu filtrat diputar untuk mempercepat penguapan dan tidak terjadi pengendapan 7. Heksa menguap dan kemudian didapatkan ekstrak

8. Turunkan tekanan hingga 1 atm agar labu filtrat dapat dilepas f. Sampel yang digunakan : daun

g. Sebelum sampel dimasukkan kelabu filtrat, terlebih dahulu dilakukan proses : Sampel dikeringkan  dihancurkan  dimaserasi dengan alkohol atau heksan 

disaring  didapatkan cairan untuk diekstrak dialat evaporator.

D. Oven

(10)

berkisar antara 105ºC. Tidak semua alat gelas dapat dikeringkan didalam oven, hanya alat gelas dengan spesifikasi tertentu saja yang dapat dikeringkan, yaitu alat gelas dengan ketelitian rendah. Sedangkan untuk alat gelas dengan ketelitian tinggi tidak dapat dikeringkan dengan oven. Apabila alat gelas dengan ketelitian tinggi tersebut dimasukkan ke dalam oven, maka alat gelas tersebut akan memuai dan berakibat ketelitiannya tidak lagi teliti.

b. Suhu : 36 - 200C. Untuk pengukuran kadar air umumnya digunakan 104C karena

suhu diatas 100C terjadi penguapan. Dilakukan selama 4 – 6 jam.

Bahan yang digunakan harus hancur atau terpotong kecil – kecil agar cepat terjadi pengeringan.

c. Cara penggunaan :

1. Hidupkan alat

2. Masukkan bahan yang ingin dikeringkan

3. Tekan tombol set dan tanda panah atas atau bawah secara bersamaan untuk mendapatkan suhu yang diinginkan

4. Tunggu hingga waktu yang diinginkan

5. Jika sudah keluarkan bahan. Lakukan secara hati – hati karena panas.

6. Matikan alat

E. Tanur

a. Spesifikasi alat : seri 47900 merk Furnace, 220 V

b. Perangkat alat : cawan porselen sebagai tempat bahan, kawat sebagai penghantar panas.

c. Fungsi tanur : Pemanasan dalam menggunakan suhu tinggi sampai dengan 1000C untuk analisasi kadar abu

d. Cara penggunaan : 1. Hidupkan alat

2. Setting suhu 36 – 1000C (rata – rata 600C) 3. Tunggu hingga 6 jam setiap 1 kali proses pengabuan 4. Tanur dimatikan, tunggu suhu < 250C, ambil cawan.

(11)

F. AAS (Spektrofotometer Serapan Atom atau Atomic Adsorption Spectrofotometer) a. Fungsi alat : alat untuk mengukur semua elemen dan menganalisa unsur-unsur logam

dan semi logam dalam jumlah renik (trace). Prinsip kerja dari AAS adalah adanya interaksi antara energi (sinar) dan materi (atom). Jumlah radiasi yang terserap tergantung pada jumlah atom-atom bebas yang terlibat dan kemampuannya untuk menyerap radiasi

b. Bagian-bagian AAS 1. Sumber sinar

2. Sistem pengatoman (Atomizer) 3. Monokromator

4. Detektor

5. Sistem pembacaan

(12)

d. Cara Kerja AAS

1. Hidupkan komputer yang tersambung atau yang berhubungan dengan AAS. 2. Pasang lampu katoda yang sesuai dengan kadar logam yang ingin di analisis. 3. Kalibrasi kurva dengan mengulang 3 kali dan membaca 1 nilai

4. Alirkan gas yang dari tabung gas ke AAS.

5. Tekan dua tombol dengan sekaligus untuk menyalakan api (bunsen) pada AAS. 6. Siapkan bahan atau sampel dan standar (pembanding untuk sampel yang belum

diketahui berapa konsentrasinya) pada labu yang akan di ukur kadar logamnya 7. Sterilkan selang yang akan digunakan dengan menggunakan akuades.

8. Masukkan selang pada labu yang berisi larutan mineral.

9. Amati pada komputer dan klik blank dan start sehingga muncul tulisan READY dan catat angka yang keluar.

e. Hasil perhitungan:

f. Kelebihan dan Kekurangan AAS Kelebihan

- Kepekaan lebih tinggi - Sistemnya relatif mudah

- Dapat memilih temperatur yang dikehendaki Kekurangan

- Hanya dapat digunakan untuk larutan dengan konsentrasi rendah - Memerlukan jumlah larutan yang cukup relatif besar (10-15 ml)

(13)

G. Spektrofotometer

a. Spesifikasi alat : merk Thermo scientific seri genesys 10s uv-vis

b. Asesoris alat : kuvet plastik (lebih murah dan tidak mudah rusak) atau kuvet kaca (mahal dan mudah pecah)

c. Fungsi alat :

alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut

kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilserap sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam

kuvet

d. Cara penggunaan : 1. Siapkan alat

2. Tentukan panjang gelombang dengan menekan tombol set nanometer (190-1100nm)

3. Siapkan blangko

4. Tuang larutan kedalam kuvet

5. Pegang kuvet pada sisi bagian kasar agar pembacaan nilai absorbansi tidak terganggu

6. Taruh kuvet didalam alat pada posisi sisi bening mengarah ke lubang agar sinar dapat masuk dan membaca angka

7. Tutup penutup alat

8. Tekan angka sesuai nomor kuvet berada

9. Angka absorbansi akan muncul pada layar alat. 10. Ambil kuvet

(14)

12. Matikan alat

(15)

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan :

- pH meter merupakan sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk mengukur pH

(derajat keasaman atau kebasaan) suatu cairan (ada elektroda khusus yang berfungsi untuk mengukur pH bahan-bahan semi-padat).

- Refraktometer adalah sebuah alat yang biasa digunakan untuk mengukur kadar/ konsentrasi bahan atau zat terlarut.

- Evaporator adalah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap dan memisahkan pelarut dengan ekstraknya dengan suhu mencapai 180o C.

- Oven adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan ataupun mengeringkan.

- Fungsi tanur : Pemanasan dalam menggunakan suhu tinggi sampai dengan 1000C untuk analisasi kadar abu

- Spektrofotmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau

kuarsa yang disebut kuvet.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Dicky. 2013. Laporan Praktikum Kimia Pengenalan alat-alat Laboratorium

http://dsikreatif.blogspot.com/2013/05/percobaani-pengenalanalat-alat.html

Referensi

Dokumen terkait