• Tidak ada hasil yang ditemukan

contoh proposal kualitatif di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "contoh proposal kualitatif di Indonesia"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Demonstrasi di negara demokrasi seperti Indonesia bukanlah hal yang baru. Aksi tersebut sudah sangat lazim digunakan sebagai instrumen untuk mengomunikasikan sesuatu atau menyampaikan aspirasi. Di berbagai belahan dunia pun, demonstrasi seakan menjadi cara yang paling ampuh bagi masyarakat bawah yang terbungkam untuk menyuarakan aspirasi kepada penguasa. Khusus di Indonesia, semenjak demonstrasi besar-besaran yang digelar mahasiswa saat menggulingkan pemerintahan Orde Baru, semenjak itu pula demonstrasi selalu menjadi peristiwa rutin yang menghiasi halaman pemberitaan di Indonesia.

Beberapa hari terakhir ini, tampaknya demonstrasi menjadi opsi yang dianggap paling tepat dalam menyampaikan aspirasi dan kritik bagi sebagian masyarakat Indonesia. seperti, mencuatnya isu rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang memicu gejolak sosial dan menyita perhatian hampir seluruh rakyat Indonesia, khusunya para aktivis pergerakan mahasiswa yang memprotes keras kebijakan pemerintah tersebut yang dianggap merugikan rakyat

(2)

Dalam upaya mengawasi jalanya pemerintahan, mahasiswa selalu melakukan aksi demo dalam menanggapi kebijakan pemerintah, Demonstrasi ("demo") adalah se buah gerakan protesyang di lakukan sekumpulan orang di hadapan umum. Unjuk rasa b iasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yangdilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upayapenekanan secarapolitik olehkepentingan kelompok. Unjuk rasa atau demonstrasi umumnya dilakukan oleh kelompok mahasiswa yang menentang kebijakan

pemerintah,atau paraburuhyangtidak puas dengan perlakuanmajikannya.Namun unjuk rasa jugadilakukan oleh kelompok-kelompok lainnya dengan tujuan lainnya.Unjuk rasa atau demonstrasi yang dianjurkan adalah bentuk demonstrasi yang damai, yaitu bentuk demontrasi tanpa adanya tingkahanarkisme dari pelaku demonstrasi. Seperti halnya menyampaikan pedapataspirasi ataupun pendapat, dalam demontrasi biasa dilakukan denganmelakukan teatrikal maupun orasi. Selain itu dalam demonstrasi biasa parademonstran membawa ikon-ikon mereka, baik dalam bentuk benderamaupun simbol yang lain seperti patung yang dimaksudkan kepada objek yang mereka demo. Demonstrasi yang seharusnya tetap pada tujuan mereka berdemonstrasi. Tetapi, sering kali demonstrasi yang dilakukan baik olehaliansi mahasiswa, buruh atau yang lainnya di tunggangi oleh kepentinganpolitik tertentu.Hal inilah yang biasanya membuat suatu demonstrasi sering kali tidak sesuai dengan hakikat demontrasi sesungguhnya. Sebagai bentuk menyampaikan aspirasi seharusnya demonstrasi berjalan aman dan damai tanpa adanya aksi anarkisme ataupun perusakan fasilitas publik. Inilahyang menjadikan demonstrasi adalah aksi yang dipandang jelek oleh sebagian orang awam, karena sebuah aksi demonstrasi seringkali identik dengan anarkisme.

(3)

jalan dan demonstrasi yang dilakukan mahasiswa jauh dari merepresentasikan sebagai kaum intelektual. Masyarakat justru disuguhi aksi-aksi yang menjurus pada tindakan anarkis disertai kekerasan. Kericuhan dan kerusuhan dalam demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa justru malah mengundang cemoohan dan menjauhkan simpati rakyat yang mereka wakili. kenyataan ini sesungguhnya sangat menarik, disatu sisi mereka mengikrarkan diri demonstrasi mereka merupakan wujud dari pembelaan dan aspirasi terhadap rakyat dan kaum lemah, namun disisi lain masyarakat justru merasa risih dan terhadap tindakan mereka, bahkan tak jarang demonstrasi justru merugikan mereka.

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka peneliti tertarik mengangkat judul yang hendak di teliti yaitu “demonstrasi mahasiswa dan problematikanya” studi pada mahasiswa universetas halu oleo kendari Sulawesi tenggara

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yaitu a. Bagaimana problematika demonstrasi mahasiswa..?

b. Apa yang menyebapkan anarkisme yang terjadi di setiap demonstrasi beelangsung..?

c. Apa motif-motif mahasiswa melakukan gerakan demonstrasi dalam menentang kebijakan yang di anggap merugikan masyarakat..?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

a. Untuk mengetahui apa problematika yang di hadapi ole demonstran

b. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor penyebap terjadinya anarkisme dalam setiap aksi demo.

(4)

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut a. Manfaat praktis.

Yaitu hasil dari penelitian ini di harapkan mampu member pemahaman kepada masyarakat mengenai aksi demonstrasi yang di lakukan oleh mahasiswa. b. Manfaat Teoritis

(5)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Defenisi dan Konsep

a. Peran Mahasiswa

mahasiswa memiliki beberapa peran yaitu sebagai berikut :  Peran mahasiswa sebagai Agent of Change :

Sebagai agen perubahan, mahasiswa bertindak bukan ibarat pahlawan yang datang ke sebuah negeri lalu dengan gagahnya mengusir penjahat-penjahat dan dengan gagah pula sang pahlawan pergi dari daerah tersebut diiringi tepuk tangan penduduk setempat. Dalam artian kita tidak hanya menjadi penggagas perubahan, melainkan menjadi objek atau pelaku dari perubahan tersebut. Sikap kritis mahasiswa sering membuat sebuah perubahan besar dan membuat para pemimpin yang tidak berkompeten menjadi gerah dan cemas.

Sadar atau tidak, telah banyak pembodohan dan ketidakadilan yang dilakukan oleh pemimpin bangsa ini. Kita sebagai mahasiswa seharusnya berpikir untuk mengembalikan dan mengubah semua ini. Perubahan yang dimaksud tentu perubahan kearah yang positif dan tidak menghilangkan jati diri kita sebagai mahasiswa dan Bangsa Indonesia. Namun untuk mengubah sebuah negara, hal utama yang harus dirubah terlebih dahulu adalah diri sendiri.

Peran mahasiswa sebagai Social Control :

(6)

dirasakan bagi mereka yang berkantong tebal, akan tetapi golongan menengah kebawah sangat merasaknnya. Inilah mengapa kita sebagai mahasiswa harus bertindak serta berperan aktif dengan ilmu dan kemampuan yang kita miliki.

Peran mahasiswa sebagai social control terjadi ketika ada hal yang tidak beres atau ganjil dalam masyrakat. Mahasiswa sudah selayaknya memberontak terhadap kebusukan-kebusukan dalam birokrasi yang selama ini dianggap lasim. Lalu jika mahasiswa acuh dan tidak peduli dengan lingkungan, maka harapan seperti apa yang pantas disematkan pada pundak mahasiswa?

Kita sebagai mahasiswa seharusnya menumbuhkan jiwa kepedulian social yang peduli terhadap masyrakat karena kita adalah bagian dari mereka. Kepedulian tersebut tidak hanya diwujudkan dengan demo atau turun kejalan saja. Melainkan dari pemikiran-pemikiran cemerlang mahasiswa, diskusi-diskusi, atau memberikan bantuan moril dan materil kepada masyarakat dan bangsa kita.

Peran mahasiswa sebagai Iron Stock :

Para Pemimpin republic ini hanya berhasil membangun kekesalan rakyatnya dan menanam bibit pesimisme. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa diharapkan memiliki kemampuan, ketrampilan, dan akhlak mulia untuk menjadi calon pemimpin siap pakai. Intinya mahasiswa itu merupakan asset, cadangan, dan harapan bangsa untuk masa depan.

(7)

ini didambakan, akan lahir dari kampus. Cuma sistem demokrasi Indonesia saat ini lebih banyak menciptakan elit yang ingin tampil dan membanggakan diri. Mereka mendapatkan tempat karena politick uang, sehingga memunculkan para politisi instant. Lantas sekarang apa yang bisa kita lakukan dalam memenuhi peran iron stock tersebut? Mahasiswa tidak cukup jika hanya sebagai akademisi intelektual yg hanya duduk mendengarkan dosen dalam ruangan perkuliahan. Kita harus memperkaya diri kita dengan pengetahuan baik itu dari segi keprofesian maupun kemasyarakatan.

Mahasiswa sebagai iron stock berarti mahasiswa seoarang calon pemimpin bangsa masa depan yang akan menggantikan generasi yang telah ada, sehingga tidak cukup hanya dengan memupuk ilmu spesifik saja. Perlu adanya soft skill seperti leadership, kemampuan memposisikan diri, dan sensitivitas yang tinggi. Pertanyaannya, sebagai seorang mahasiswa, Apakah kita sudah memiliki itu semua??

Maka lengkaplah peran mahasiwwa itu sebagai pembelajar sekaligus pemberdaya yang didukung dalam tiga peran: agent of change, social control, dan iron stock. Hingga suatu saat nanti, bangsa ini akan menyadari bahwa mahasiswa adalah generasi yang di tunggu-tunggu bangsa ini..

b. Konsep demonstrasi

(8)

kebijakan pemerintah, atau para buruh yang tidak puas dengan perlakuan majikannya. Namun unjuk rasa juga dilakukan oleh kelompok-kelompok lainnya dengan tujuan lainnya.

Unjuk rasa kadang dapat menyebabkan pengrusakan terhadap benda-benda. Hal ini dapat terjadi akibat keinginan menunjukkan pendapat para pengunjuk rasa yang berlebihan

Demonstrasi merupakan suatu cara yang diambil oleh para pendemo untuk menyampaikan aspirasi mereka, entah itu aspirasi tentang penolakan, kritik, saran, ketidaksetujuan atau usulan kepada pemimpin tentang sesuatu hal kebijakan. Demonstrasi ini dilakukan oleh massa dalam jumlah yang cukup banyak. Massa ini merupakan perwakilan dari aspirasi yang disatukan oleh rakyat, kemudian disampaikan oleh para pendemo, atas dasar kepentingan bersama dan bukan atas kepentingan suatu golongan tertentu maupun kepentingan pribadi. Kegiatan demonstrasi ini harus dilaporkan pada Polri sebelum dilakukan. Tujuannya untuk melaporkan apa yang akan dilakukan ketika demo, apa tujuannya, dan apa manfaatnya. Kegiatan demo juga harus sesuai dengan aturan yang ada, tidak boleh melanggar dan semaunya sendiri. Artinya, demo memang disahkan sebagai salah satu cara bagi rakyat untuk menyampaikan aspirasi asalkan dengan tata cara yang benar dan sesuai hukum.

(9)

2.2. Kerangka Pikir

Demonstrasi Mahasiswa

Problematikanya

1. Demo sering anarkis

2. Bukan suara rakyan yang di perjuangkan melainkan kepentingan kelompok 3. Rakyat dan meahasiswa lain merasa

enggan mendukung karna tidak sehat dan jauh dari idealnya demonstrasi sebagai aksi protes

Aksi protes

Menyampaikan aspirasi

(10)

BAB III

METODE PENELITAN

3.1. Jenis Dan Pendekatan Penelitian

jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan atau fiel reseach di mana di lapangan di lakukan pengumpulan data-data. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan di kendari sulawesi tenggara dengan pertimbangan bahwa mahasiswa universitas halu oleo setiap kali melakukan aksi demonstrasi seringkali terjadi aksi anarkisme dan perusakan instrumen-instrumen jalan raya dan sarana prasarana publik.

3.3. Sumber Data

Menurut Lofland (dalam Moleong, 2006:47), sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam penelitian ini yang akan dijadikan sumber data salah satunya adalah manusia yang dijadikan informan. Dikarenakan penelitian ini akan di lakukan di universutas halu oleo kendari kareana mahasiswanya sering melakukan aksi demonstrasi.

3.3. Informan Penelitian

Informan pada penelitian ini yaitu mahasiswa yang sering melakukan aksi demonstrasi dan di pili secara acak namun tetap memperhatikan apakan informan yang di pilih paham atau tidak tentang topik penelitian.

(11)

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta, wawancara mendalam, dan dokumentasi, (Sugiyono, 2008: 225). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dari dokumentasi dalam rangka mengumpulkan data-data untuk keperluan penelitian. Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengamati kegiatan informan dalam berdemontrasi. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data informasi dari informan yang telah ditentukan melalui proses tanya jawab seputar masalah yang dijadikan fokus penelitian, dalam hal ini peneliti akan membuat panduan pertanyaan sederhana yang akan diajukan kepada informan. Kemudian langkah lainnya yang digunakan adalah mencari data dari data tertulis, berupa: arsip, buku-buku, surat kabar, majalah dll. Hal ini dilakukan untuk menunjang data yang diperoleh di lapangan.

3.5. Tehnik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesia, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan. selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2008: 245), analisis telah mulai sejak merumuskan dan mejelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.

(12)

langkah selanjunya adalah mendisplay data. Di dalam kegiatan ini, penulis menyusun kembali data berdasarkan klasifikasi dan masing-masing topik kemudian dipisahkan, kemduian topik yang sama disimpan dalam satu tempat, masing-masing tempat dan diberi tanda, hal ini untuk memudahkan dalam penggunaan data agar tidak terjadi kekeliruan. Ketiga, data yang dikelompokan pada kegiatan kedua kemduian diteliti kembali dengan cermat, dilihat mana data yang telah lengkap dan data yang belum lengkap yang masih memerlukan data tambahan, dan kegiatan ini dilakuakan pada saat kegiatan berlangsung. Keempat, setelah data dianggap cukup dan telah sampai pada titik jenuh atau telah memperoleh kesesuaian, maka kegiatan yang selanjutnya yaitu menyusun laporan hingga pada akhir pembuatan simpulan.

3.6. Tehnik Pengabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaaan data didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Menurut Bachri (2010:55) ada 4 (empat), yaitu:

1. Derajat kepercayaan (credibility)

Pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari non kualitatif. Fungsinya untuk melaksanakan inkuiri sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai dan mempertunujukan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.

2. Keteralihan (transferability) 3. Kebergantungan (dependabiliy)

Merupakan substitusi istilah realibilitas dalam penelitian non kualitatif, yaitu bila ditiadakan dua atau bebrapa kali pengulangan dalam kondisi yang sama dan hasilnya secara esensial sama. Sedangkan dalam penelitian kualitatif sangat sulit mencari kondisi yang benar-benar sama. Selain itu karena faktor manusia sebagai instrumen, faktor kelelahan dan kejenuhan akan berpengaruh.

(13)

Pada penelitian kualitatif kriteria kepastian atau objektivitas hendaknya harus menekankan pada datanya bukan pada orang atau banyak orang.

Selain itu, dalam keabsahan data ini juga dilakukan proses triangulasi. Menurut William Wiersma dalam Sugiyono (2007:372):

“Triangulation is qualitative cross-validation. It assesses to a sufficiency of the data according to the convergence of multiple data collection procedurs”. Diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu, sehingga triangulasi dapat kelompokkan dalam 3 jenis yakni; triangulasi sumber, triangulasi pengumpulan data dan triangulasi waktu.

Dari tiga jenis triangulasi tersebut, penulis memilih keabsahan data dengan pendekatan triangulasi sumber untuk mengungkap dan menganalisis masalah-masalah yang dijadikan obyek penelitian. Dengan demikian analisis data menggunakan metode triangulation observers. Selanjutnya pendekatan triangulasi dilakukan menurut :

1. Sudut pandang Pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor sebagai pihak pengarah dan pengawasan pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah;

2. Menurut sudut pandang Kepala Sekolah dan Guru SD/SMP sebagai pihak pengelola Bantuan Operasional Sekolah;

3. Sudut pandang Komite Sekolah sebagai pihak yang mewakili kepentingan peserta didik dalam pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah; dan.

(14)

DAFTAR PUSTAKA Koran:

“Demo di Yogyakarta kembali rusuh”, Solopos, 4 April 1998. Hal 1.

“Aparat diminta hindari bentrokan”, Solopos, 4 April 1998. Hal 1.

“Komnas HAM usut insiden UGM”, solopos, 4 April 1998. Hal 1.

“Ada indikasi langgar HAM kasus Yogyakarta”, Solopos, 4 April 1998. Hal 1.

Internet:

http://ww.oocities.org/capitolhill/3925/sd8/mundurnya_8.html diakses pada 23 april 2016 Pukul 15.00 WIB

http://www.semanggipeduli.com/Sejarah/frame/yogya.html diakses pada 23 april 2016 Pukul 15.00 WIB

http://sebelasipadualabsky.blogspot.com/2011/05/saya-dan-saksi-sejarah-kerusuhan-mei.html diakses pada 23 april 2016 Pukul 15.00 WIB

http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1998/04/08/0035.html diakses pada 23 april 2016 Pukul 15.00 WIB

http://pipmi.tripod.com/berita_geliat_baru_pers_mahasiswa.htm diakses pada 23 april 2016 Pukul 15.00 WIBhttp://www.library.ohio u.edu/indopubs/1998/04/21/0019.html

diakses pada 23 april 2016 Pukul 15.00 WIB

febasfi.blogspot.com/2012/11/gerakan-mahasiswa-1998-dan

runtuhnya_14.html diakses pada 01 Desember 2014 Pukul 19.00 WIB

AECT. 1977. ” Media Pembelajaran”. Internet.

(15)

Sugiyono. 2008. MetodePenelitianKuantitatifKualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Surakhmad, Winarno. 1985. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik. Jakarta: Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Upaya dan langkah yang telah dilakukan melalui peran Camat Ciledug yang dilaksanakan melalui pendekatan peran sebagai kebijakan, alat komunikasi dan strategi dapat

Demonstrasi atau unjuk rasa seperti yang dilakukan oleh Warga Kalawi tentu sudah tidak dapat dikatakan sebagai demonstrasi, tetapi termasuk kepada tindakan kekerasan

Idealita dasar audit yang dilaksanakan terhadap laporan keuangan suatu entitas, auditor menyatakan suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar,

Adapun pendapat dari M Cherief Bassiouni tentang ekstradisi yaitu 21 : “proses hukum berdasarkan perjanjian, hubungan timbal balik, rasa hormat, atau hukum nasional,

Berdasarkan pendapat di atas pula, bahwa e-Government tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan secara bottom- up, melainkan harus dikuatkan dari atas, mengingat

Upacara pelet kandhungan ini biasanya dilakukan dari pihak keluarga perempuan atau wanita yang sedang hamil, akan tetapi ada pula yang dilaksanakan oleh pihak mertua, orang

Begitu pula ketika menghadapi fakta empiris bahwa program yang diunggulkan tidak berguna atau kontra-produktif, pihak tersebut menyatakan : (1) efek program

Upaya-upaya Yang Dapat Dilakukan Untuk Mengurangi Dampak Negatif Kebijakan Agraria Pada Masyarakat Indonesia Kompensasi yang adil: Untuk mengurangi dampak negatif dari pengambilalihan