Elektronika Tak Linier
Elektronika Tak Linier
Yuliman Purwanto
2017
Silabi
Silabi
1. Pendahuluan : komponen tak linier.
2. Teorema Dioda : dioda penyearah, dioda zener,
dioda terobos (
tunnel dioda
), varactor, LED.
3. Teorema transistor : pra-tegangan, titik kerja,
penguat tak linier
4. Rangkaian tak linier : RL, RC, RLC, tanggapan
frekuensi, untai resonansi.
5. Rangkaian operasional : penunda, pemotong,
pembatas, pembanding.
6. Multivibrator : monostabil, bistabil, astabil,
penyulut Schmitt (Schmitt
trigger
)
Rangkaian Peka Frekuensi
Rangkaian Peka Frekuensi
•
Merupakan rangkaian elektronika (baik pasif maupun
aktif) yang bereaksi terhadap perubahan frekuensi.
•
Termasuk di dalamnya :
Rangkaian Tapis (
filter
) : LPF, HPF, BPF, BSF yang
tersusun dari RC, RL, RLC, LC.
Tapis Lolos Bawah (Low Pass Filter)
Tapis Lolos Bawah (Low Pass Filter)
Rangkaian R-L:
Rangkaian L-C:
LPF
Tapis Lolos Atas (High Pass Filter)
Tapis Lolos Atas (High Pass Filter)
Rangkaian R-L:
Rangkaian L-C:
HPF
Tapis Lolos Pita (Band Pass Filter)
Tapis Lolos Pita (Band Pass Filter)
Tanggapan frekuensi (Bode plot): Rangkaian R-C:
Rangkaian R-L:
Rangkaian L-C:
BPF
BPF
Tapis Stop Pita (Band Stop Filter/Band Reject Filter)
Tapis Stop Pita (Band Stop Filter/Band Reject Filter)
Contoh :
Jika pitanya sempit
tapis takik (notch filter)
BSF
BSF
• Saat resonansi impedansi rendah sinyal dibuang melewatkan
sinyal lainnya.
• Saat resonansi impedansi
tinggi sinyal ditahan
Contoh : Twin “T” BSF
Rangkaian Tertala (Tuned Circuit)
Rangkaian Tertala (Tuned Circuit)
•
Disebut juga
resonant circuit
atau
tank circuit
: tersusun
atas komponen induktor (L) dan kapasitor (C).
•
Penggunaan :
Pembangkitan sinyal (osilator)
Tapis BPF atau BSF
•
Merupakan komponen kunci dari peralatan elektronik
khususnya di bidang komunikasi elektronik : perangkat radio,
osilator, tapis, penala, dan pencampur frekuensi.
•
Jenis :
LC seri
Rangkaian Tertala LC paralel
Rangkaian Tertala LC paralel
Rangkaian Tertala LC seri
Rangkaian Operasional
Rangkaian Operasional
Rangkaian Penunda Waktu
• Berfungsi menunda waktu keluar/masuknya sinyal pada suatu proses. • Prinsip dasar : memanfaatkan sifat konstanta waktu RC atau L/R
•
Kegunaan :
Menyerempakkan 2 buah sinyal atau lebih untuk diproses
Menghapus sinyal yang tidak diinginkan
Pengaman pada rangkaian berdaya tinggi
•
Contoh : penunda waktu analog menggunakan rangkaian RC
•
Aplikasi penunda waktu : pengaman speaker pada penguat daya
audio.
Contoh : Rangkaian Non-Linear Delay Line
Penunda waktu digital
Rangkaian Pemotong
•
Prinsip : memanfaatkan sifat satu arah dari bahan
semikonduktor (dioda, transistor)
•
Jenis :
a. Pemotong positif seri
b. Pemotong negatif seri
c. Pemotong positif paralel
d. Pemotong negatif paralel
e. Pemotong kombinasi
•
Pemotong positif seri dengan pra-tegangan :
•
Pemotong negatif seri dengan pra-tegangan :
•
Pemotong positif paralel dengan pra-tegangan :
•
Pemotong positif paralel dengan pra-tegangan :
Penjepit (
clamper
)
• Penjepit sinyal menggeser seluruh sinyal AC naik atau turun dengan
menggunakan tegangan DC dan sebuah dioda tidak mengubah nilai
sinyal, hanya “menggeser” sumbu nolnya saja berbeda dengan
pemotong (clipper) yang mengubah nilai sinyal.
• Penjepit positif : menggeser seluruh sinyal di atas sumbu nol sehingga nilainya selalu positif. Contoh penjepit positif :
• Penjepit positif dengan pra-tegangan :
Pengganda tegangan (
voltage doubler
)
•
Prinsip dasar :
• Cara kerja : saat puncak setengah perioda negatif, D1 terbias maju
dan D2 terbias balik C1 dimuati setinggi tegangan puncak Vin
dengan polaritas positif di sebelah kanan.
• Saat puncak setengah perioda positif, D1 terbias balik dan D2
terbias maju Karena Vin dan C1 terpasang seri, maka C2 akan diisi
hingga 2xVin C2 diisi tegangan sebesar Vin+VC1.
Pelipat tegangan (
voltage multiplier
)
•
Contoh praktis :
• Terdiri dari beberapa tingkat pengganda tegangan yang tersusun
DC-DC
voltage doubler
•
Prinsip : membangkitkan tegangan AC dengan berbagai metoda,
kemudian dilakukan penggandaan tegangan dengan dioda.
Pembatas
•
Ada 2 jenis : pembatas
tegangan
dan pembatas
arus
.
•
Pembatas tegangan
: membatasi tegangan yang secara umum
memanfaatkan sifat komponen dioda zener.
Pencatu daya terregulasi (
regulated power supply
)
• Prinsip dasar :
• Cara kerja : dioda DZ membatasi tegangan patokan pada basis Tr1
sebesar VZ. Tegangan VBE adalah 0.7V sehingga tegangan keluaran adalah sebesar VOUT = VZ - VBE.
• Jika tegangan VOUT naik (karena efek pembebanan), tegangan
VBE akan naik arus IB naik arus kolektor-emitter naik. Maka ada
tambahan arus ke beban yang akan mengembalikan tegangan VOUT ke besaran semula stabil.
• Jika VOUT cenderung turun (karena efek pembebanan) maka akan
tegangan VBE turun arus IB turun arus kolektor-emitter turun
tegangan VOUT naik ke besaran semula stabil.
• Jika tegangan masukan VIN naik/turun, maka dioda DZakan membatasi
Pencatu daya terregulasi seri dengan umpan balik :
• Cara kerja : tegangan patokan VZ dibandingkan dengan tegangan
umpan-balik VF menghasilkan tegangan kesalahan digunakan untuk
mengendalikan elemen kendali mengoreksi kesalahan pada VOUT.
• Tegangan keluaran VOUT = (VZ + VBE2) + (VOUT - VF). Jika VF diubah dengan
mengubah VR1 VF dan VZ berubah VOUT berubah VR1
menghasilkan tegangan VOUT yang berubah stabil di tegangan itu.
• Jika VOUT cenderung naik VF - VZ naik arus kolektor TR2 naik
teg. VBE1 turun arus IB1 turun arus kolektor TR1 turun teg. VOUT
Pembatas arus
• Pembatas arus dengan dioda :
• Cara kerja : saat arus ke beban normal
atau kurang kedua dioda tidak aktif
pasokan arus tidak dibatasi.
• Saat arus ke beban melebihi normal
(terlalu besar) kedua dioda aktif
arus IB turun arus kolektor ke beban
juga turun.
• Pembatas arus dengan transistor : • Cara kerja : saat arus ke beban normal
atau kurang transistor peraba tidak
aktif pasokan arus tidak dibatasi. • Saat arus ke beban melebihi normal
(terlalu besar) transistor peraba aktif arus IB turun arus kolektor ke beban
Operational Amplifier (Op-Amp)
• Merupakan rangkaian terintegrasi yang berfungsi sebagai penguat yang
memiliki 2 terminal masukan dan 1 terminal keluaran.
• Masukan 1 : masukan tak membalik V+
(non-inverting) menghasilkan
keluaran yang sefasa. (0o)
• Masukan 2 : masukan membalik V
-(inverting) menghasilkan keluaran
yang berbalikan fasa (180o).
• Secara umum bati (gain) op-amp adalah :
• Op-amp bisa difungsikan untuk berbagai keperluan dengan cara
merangkai komponen yang sesuai dengan tujuan sangat luas
aplikasinya.
• Contoh aplikasi : penguat tegangan, penjumlah, pengurang, pengintegrasi,
Penguatan Tak-Membalik (
Non-Inverting Amplification
)
•
Rangkaian dasar dan bati :
•
Jika masukan R
2= 0 dan R
1= ~ maka :
Penguatan Membalik (
Inverting Amplification
)
•
Rangkaian dasar dan bati :
•
Jika masukan R
f= ~ dan Ri = 0 maka :
v
o/v
s= ~
Penguat Penjumlah
• Rangkaian dasar :
dari rumus penguatan membalik diperoleh :
• Maka untuk
n
masukan vs diperoleh :Contoh perhitungan
• Hitung berapa besar tegangan keluaran dari rangkaian penjumlah di
Contoh aplikasi rangkaian penjumlah
• Rangkaian kontrol nada (
tone control
) pada sistem penguat audio :• Mengatur nada frekuensi
rendah (bass), frekuensi menengah (mid-range), dan frekuensi tinggi audio (treeble).
• Keluaran penguat
Penguat Pengurang (Penguat Diferensial)
• Rangkaian dasar :
•
Jika kita memasang R
3= R
3’ dan R
4= R
4’ maka :
Penguat Integrasi (Integrator)
• Rangkaian dasar :
Maka :
Contoh aplikasi :
Penguat Pengendali Proporsional Integral (PI) Analog
• Keluaran dari penguat ini
merupakan hasil integrasi sinyal masukan dengan bati yang proporsional.
• Sinyal keluaran merupakan
Contoh aplikasi :
Penguat Pengendali Proporsional Integral
Diferensial (PID) Analog
• Keluaran dari penguat ini
merupakan hasil integrasi sinyal masukan yang sudah dibandingkan (selisih)
dengan suatu sinyal acuan.
• Sinyal keluaran merupakan
Pembanding (
comparator
)
• Pada dasarnya, sebuah op-amp tanpa komponen tambahan sduah
membentuk rangkaian pembanding sederhana.
• Jika salah satu masukannya diberikan tegangan patokan maka
keluaran akan menyesuaikan dengan tegangan patokan tersebut
Contoh aplikasi : pengendali suhu
• Masukan tak membalik merupakan hasil keluaran pembagi tegangan R1
dan R2 R2 merupakan sensor suhu (misalnya thermistor).
• Saat nilai R2 = R1 maka
keluaran tidak menghasilkan tegangan karena masukan pembalik diberi tegangan 0V dan selisih antara terminal 2 dan 3 = 0V.
• Saat R2 berubah nilainya maka
keluaran akan menghasilkan
sebuah tegangan (+6V atau -6V) yang bisa digunakan untuk
mengendalikan peralatan