Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan program dan pembiayaan dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100 yang terbagi menjadi 4 Sektor, yaitu:
7.1 Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan program dan pembiayaan dalam pengembangan kawasan permukiman, khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100. 7.1.1 Kondisi Eksisting, berisikan:
1. Data kondisi eksisting kawasan kumuh, sebagai baseline perencanaan pembangunan menuju 100-0-100, dilengkapi dengan SK bupati/walikota.
Tabel 7.1
Data Eksisting Kawasan Kumuh di Kabupaten Majalengka
No Kecamatan Kelurahan/
Desa Kawasan
Luas Kawasan
(Ha)
Kategori Kumuh Rekomendasi Pola Penanganan Kumuh
Ringan
Kumuh Sedang
Kumuh
Berat Pemugaran Peremajaan
Pemukiman Kembali 1 Cikijing Banjaransari Sintasari &
Kondangsari 5,15 √
√
2 Cikijing Cidulang Babakan 5,49 √ √
3 Cikijing Cikijing Ahad 5,17 √ √
4 Cikijing Kasturi Palemsari &
Pinangsari 3,51 √ √
5 Cigasong Baribis Sukalayu 4,49 √ √
6
Dawuan Bojong RW 03 7,15 √ √
7 cideres
8 Dawuan Dawuan Pesantren &
Dusun II 3,98 √ √
9 Rajagaluh Cisetu Jum’at 1,42 √ √
10 Rajagaluh Rajagaluh
Lor Blok A & B 2,9 √ √
11 Kadipaten Kadipaten Cangkring 2,5 √ √
No Kecamatan Kelurahan/
Desa Kawasan
Luas Kawasan
(Ha)
Kategori Kumuh Rekomendasi Pola Penanganan Kumuh
Ringan
Kumuh Sedang
Kumuh
Berat Pemugaran Peremajaan
Pemukiman Kembali
13 Jatiwangi Ciborelang Jum’at 10,58 √ √
14 Jatiwangi Cicadas Cangkuang 3,5 √ √
15 Jatiwangi Mekarsari Pon 2,1 √ √
16 Jatiwangi Burujul
Kulon Rw. 04 3,2 √ √
17 Jatiwangi Burujul
Wetan Ahad & Sabtu 6,2 √ √
18 Sumberjaya Prapatan Lebe 1,64 √ √
19 Sumberjaya Panjalin
Kidul Jum’at 3,9 √ √
20 Majalengka Babakanjawa Pancurendang
Landeuh 1,96 √ √
21 Majalengka Majalengka
Kulon Rw. 04 1,37 √ √
Berdasarkan hasil pemutakhiran data kawasan permukiman kumuh yang dilakukan di Kabupaten Majalengka pada bulan Oktober - November 2014 tergambar bahwa kawasan permukiman kumuh berada di 8 Kecamatan Kabupaten Majalengka dengan jumlah 21 kawasan kumuh. Secara keseluruhan, dari 21 kawasan permukiman kumuh yang disurvai, karakteristik kawasannya adalah Kawasan Pertanian dan Kawasan Jasa Perdagangan. Hasil pengolahan data terhadap 21 kawasan permukiman kumuh yang disurvei, menunjukan hasil yaitu Kawasan dengan kategori Kumuh Tinggi sebanyak 21 kawasan dengan Luas 83,91 Ha.
Rekomendasi PenangananPemukiman kembali 0,7 Ha
Peremajaan 77,01 Ha
Pemugaran 0 Ha
Rekomendasi Prioritas PenangananTinggi 21,23 Ha
Sedang 48,41 Ha
2. Kondisi eksisting permukiman di kabupaten Majalengka terdiri dari Kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan, kawasan rawan bencana dan kawasan perbatasan.
A.Kawasan Permukiman dan Perkotaan Kondisi Eksisting Perumahan
Jumlah rumah di Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 adalah sebanyak 318.648 unit. Penjabaran mengenai kondisi rumah bisa dilihat dari beberapa aspek antara lain berdasarkan fungsi, tipe rumah, jenis bangunan rumah, jenis fisik bangunan rumah, jumlah lantai bangunan rumah, dan jumlah kepala keluarga per bangunan rumah.
1. Jumlah Rumah Berdasarkan Fungsi Rumah, Jika dilihat berdasarkan fungsi rumah di Kabupaten Majalengka terdapat 2 (dua) jenis yaitu rumah tinggal dan rumah campuran. Untuk rumah tinggal terdapat 305.902 unit dan rumah campuran sebanyak 12.746 unit.
2. Jumlah Rumah Berdasarkan Tipe Rumah, Klasifikasi tipe rumah yang ada di Kabupaten Majalengka dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yakni rumah sederhana, rumah menengah dan rumah mewah. Sebagian besar (44,99%) rumah yang ada di Kabupaten Majalengka adalah rumah sederhana yakni sebanyak 143.390 unit. Sementara yang lainnya termasuk dalam kategori rumah menengah (117.840 unit) dan rumah mewah (57.418 unit).
3. Jumlah Rumah Berdasarkan Jenis Bangunan Rumah, Klasifikasi jenis bangunan rumah yang ada di Kabupaten Majalengka dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yakni rumah permanen, rumah semi permanen dan rumah tidak permanen. Sebagian besar (80%) rumah yang ada di Kabupaten Majalengka adalah rumah permanen yakni sebanyak 254.920 unit. Sementara yang lainnya termasuk dalam kategori rumah semi permanen (38.238 unit) dan rumah tidak permanen (25.490 unit).
rumah panggung sebanyak 9.560 unit. Sementara untuk kategori rumah susun/apartemen saat ini di Kabupaten Majalengka belum ada.
5. Jumlah Rumah Berdasarkan Jenis Lantai Bangunan Rumah, Jika dilihat berdasarkan jumlah lantai bangunan rumah, di Kabupaten Majalengka sebagian besar (96,5%) bangunan rumah memiliki satu lantai yakni sebesar 307.495 unit. Sementara bangunan rumah yang lainnya sebanyak 6.373 unit memiliki dua lantai dan sebanyak 4.780 unit rumah memiliki lebih dari dua lantai.
6. Jumlah Berdasarkan Jenis Bangunan Rumah, Klasifikasi jenis bangunan rumah yang ada di Kabupaten Majalengka dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yakni rumah permanen, rumah semi permanen dan rumah tidak permanen. Sebagian besar (80%) rumah yang ada di Kabupaten Majalengka adalah rumah permanen yakni sebanyak 254.920 unit. Sementara yang lainnya termasuk dalam kategori rumah semi permanen (38.238 unit) dan rumah tidak permanen (25.490 unit).
7. Jumlah Berdasarkan Jenis Bangunan Rumah, Klasifikasi jenis bangunan rumah yang ada di Kabupaten Majalengka dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yakni rumah permanen, rumah semi permanen dan rumah tidak permanen. Sebagian besar (80%) rumah yang ada di Kabupaten Majalengka adalah rumah permanen yakni sebanyak 254.920 unit. Sementara yang lainnya termasuk dalam kategori rumah semi permanen (38.238 unit) dan rumah tidak permanen (25.490 unit).
8. Jumlah Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga per Bangunan Rumah, Di Kabupaten Majalengka sebagian besar (80,79%) bangunan rumah didiami oleh 1 (satu) kepala keluarga dan sebagian lainnya didiami oleh lebih dari 1 (satu) kepala keluarga. Jumlah rumah yang didiami oleh 1 (satu) KK sebanyak 257.442 unit dan jumlah rumah yang didiami oleh lebih dari 1 (satu) KK sebanyak 61.206 unit.
52.618 unit termasuk kategori sedang, sebanyak 6.012 unit termasuk kategori rusak dan sebanyak 5.098 unit termasuk kategori rusak berat.
Saat ini total unit rumah yang sudah dibangun oleh pengembang dari 13 (tiga belas) lokasi perumahan yang ada di Kabupaten Majalengka adalah sebesar 1.963 unit rumah dan untuk Perumahan Gunungsari Indah dan Perumahan Giri Jaya Asri yang berada di Kecamatan Dawuan masih akan merencanakan untuk mengembangkan unit rumahnya sebesar 1.689 unit. Sementara saat ini juga sudah ada 1 (satu) lokasi perumahan baru yaitu Perumahan Kadipaten Permai yang merencanakan membangun sebanyak 1.000 unit, sehingga total unit rumah dari 3 lokasi yang masih direncanakan pengembangannya sebanyak 2.689 unit.
B.Kawasan Wilayah Rawan Bencana
Secara umum dilihat dari kondisi geografis, wilayah Kabupaten Majalengka dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu bagian selatan terdiri dari pegunungan dan perbukitan terjal dengan ketinggian 400-500 m diatas permukaan laut dan berhawa relatif panas.
Berdasarkanposisitersebutdiatas,makahampirseluruhwilayahKabupaten Majalengkamempunyaipotensibencanayangmungkindapatterjadisetiapsaat
dansangatsukardiperkirakankapandandimanapersisnyabencanatersebutakanterjad i.KabupatenMajelengkatermasukdaerahrawanterjadinyabencanaseperti
halnyadaerahlaindiIndonesia,karenadiwilayahiniselainkondisigeologisnya
menunjang terjadinya sejumlahbencana,juga banyakterdapatperbukitandanaliran sungaiyangcukupbesar.
WilayahSelatanKabupatenMajalengkayangkondisigeologisnyaterdiridari pegunungandanperbukitansangatberpotensiterjadinyalongsor,sebagaimana hasilpemetaanBadanVulkanologidanMitigasiJawa Barat.
beberapa aliransungaiyangcukupbesarserta banyaknya sungai– sungaikecilyang bermuaradisungai–sungaibesar.Curahhujanyangcukuptinggimenjadi
penyebabutamatimbulnya bencana abrasidanbanjir. Tabel 7.2
Data Potensi Bencana di Wilayah Kabupaten Majalengka
No KECAMATAN DESA
BENCANA
LONGSOR TEKTONIK VULKANIK 1. Argapura Cikaracak Longsorbahanromba
kan
Potensiterlanda Hujanabudanlont aranbatuKRBI
Cibunut Longsorbahanromba kan
Gunungwangi Longsorbahanromba kan
Argamukti Longsorbahanromba kan
Potensialiranawan panas,lava,lahar (KRBIIdanpoten siterlandahujana budanlontaranba tuKRB1)
Argalingga Longsorbahanromba kan
Potensialiranawan panas,lava,lahar( KRBIIdanpotensit erlandahujanabud anlontaranbatuKR B1)
Haurseah Longsorbahanromba kan
Mekarwangi Longsorbahanromba kan
No KECAMATAN DESA
BENCANA
LONGSOR TEKTONIK VULKANIK Tejamulya Longsorbahanromba
kan
Gunungwangi Nendatan Potensialiranawan
panas,lava,lahar (KRBIIdanpoten siterlandahujana budanlontaranba tuKRB1)
SukasariKidul Longsorbahanromba kan
Sukamanah Potensiterlanda
Hujanabudanlont aranbatuKRBI
Sukadana Longsorbahanromba kan
2. Bantarujeg Sukamenak Longsorbahanromba kan
3. Banjaran Sangiang Longsorbahanromba kan
Cimeong Longsorbahanromba kan
4. Cingambul Sedaraja Longsorbahanromba kan
Potensiterlanda Hujanabudanlont aranbatuKRBI
Cikondang Longsorbahanromba kan
NagaraKemban g
Longsorbahanromba kan
Wangkelang Longsorbahanromba kan
Cintaasih Longsorbahanromba kan
No KECAMATAN DESA
BENCANA
LONGSOR TEKTONIK VULKANIK Sukamukti Longsorbahanromba
kan
5. Cikijing Cipulus Longsorbahanromba kan
6. Lemahsugih Kalapadua Longsorbahanromba kan
Sukajadi Longsorbahanromba kan
Lemahputih Longsorbahanromba kan
Sadawangi Longsorbahanromba kan
7. Maja Anggrawati Longsorbahanromba kan
Cengal Longsorbahanromba kan
Retakan
8. Majalengka Cibodas Longsorbahanromba kan
Retakan
Sidamukti Longsorbahanromba kan
Retakan
9. Malausma Ciranca NendatandanRetaka n
Buninagara Longsorbahanromba kan
Cimuncang Longsorbahan rombakan,n endatan,ret akan
Lebakwangi NendatandanRetaka n
10. Panyingkiran Panyingkiran Retakan
No KECAMATAN DESA
BENCANA
LONGSOR TEKTONIK VULKANIK 12. Sindangwangi Ujungberung Longsorbahanromba
kan
Bantaragung Longsorbahanromba kan
LengkongKulon Longsoran
13. Sindang Pasirayu Potensiterlanda
Hujanabudanlont aranbatuKRBI)
14. Talaga Gunungmanik Potensiterlanda
Hujanabudanlont aranbatuKRBI)
Sumber: BPBDKabupatenMajalengka,Tahun2014
C.Kawasan Perbatasan
Berdasarkan laporan Penyusunan Masterplan Penataan Ruang Kawasan Perbatasan Kabupaten Majalengka Tahun 2008, dalam kajian tersebut dijelaskan bahwa sebagian besar wilayah perbatasan Kabupaten Majalengka memiliki permasalahan yang terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang terbatas. Kondisi jaringan jalan antar pusat kota kecamatan dengan desa-desa di wilayah perbatasan sangat kurang memadai, khususnya di wilayah perbatasan Kabupaten Majalengka Wilayah Selatan. Kawasan perbatasan Kabupaten Majalengka bagian selatan yang berada pada WP Selatan umumnya memiliki morfologi alam yang berbukit hingga terjal, sehingga untuk pengembangan jaringan jalan lebih sukar dibandingkan dengan jaringan jalan pada daerah datar. Secara makro kawasan perbatasan di Kabupaten Majalengka direncanakan sebagai pusat ekonomi kerakyatan berbasis sumber daya alam yang bersinergi dengan kabupaten lain yang bertetangga.
1. Sektor pertanian (dengan sub-sektor : tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan) akan merupakan sektor yang menjanjikan bagi ekonomi kerakyatan, yang akan didukung oleh kegiatan sektor/sub-sektor : perdagangan, angkutan, industri kecil dan rumah tangga, dan jasa-jasa lainnya.
2. Sub-sektor pertambangan masih memegang porsi yang cukup besar dalam ekonomi produksi Kabupaten Majalengka, dan merupakan forward linkage-nya adalah kegiatan sub-sektor industri. Kedua sub-sektor ini merupakan kegiatan ekonomi bukan kegiatan ekonomi kerakyatan.
Untuk data/kondisi eksisting kawasan permukiman di sekitar kawasan perbatasan masih belum teridentifikasi, tetapi pada tahanpan selanjutnya akan direncanakanya pendataan terkait pengembangan kawasan permukiman di kawasan perbatasan akan berpotensi terhadap sektor pertanian dan sub sektor pertambangan yang mendukung pertumbuhan ekonomi di kawasan perbatasan. 3. Potensi dan tantangan pengembangan kawasan permukiman
Potensi terhadap pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Majalengka, diantaranya :
1. Jumlah penduduk; 2. Tata Ruang dan Lahan; 3. Infrastruktur.
Beberapa permasalahan mengenai pengembangan kawasan permukiman disebabkan karena kebutuhan Perumahan Belum Jadi Isu Sentral di beberapa kabupaten/kota yang masih memiliki luas lahan yang cukup.Koordinasi dan komitmen Kurang Kuat antara stakeholder terkait pengembangan perumahan, Data Perumahan Minim/keterbatasan data terkait kebutuhan perumahan dan Anggaran/alokasi dana yang masih kurang/rendah.
Permasalahan pengembangan kawasan permukiman, diantaranya meliputi : Backlog, Tata Ruang Dan Lahan,Kawasan Kumuh,Perijinan,Penegakan Hukum, Infrastruktur, Pendataan, Pembiayaan, Regulasi, Rutilahu, Kelembagaan, Sosialisasi.
A. Program Bidang Rumkim ( Seksi Permukiman )
• PROGRAM PENGEMBANGAN KINERJA PENGELOLAAN AIR MINUM
DAN AIR LIMBAH
1. Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Limbah (MCK)
• Data Penanganan MCK (Kap. 20 KK)Tahun Anggaran 2014 : - Sumber Dana APBD = 27 unit
- JUMLAH = 27 unit • Data Penanganan MCK ++ (Kap. 200 KK)
Tahun Anggaran 2013 :
- Sumber Dana APBN / DAK = 4 unit - JUMLAH = 4 unit Tahun Anggaran 2014 :
- Sumber Dana APBN / DAK = 4 unit - Sumber Dana APBD = 4 unit - JUMLAH = 8 unit • Data Rencana Penanganan MCK
Tahun Anggaran 2015 :
- Sumber Dana APBD = 9 unit - JUMLAH = 9 unit
• Data Rencana Penanganan MCK KomunalTahun Anggaran 2015 : - Sumber Dana BAN.PROV = 4 unit
- JUMLAH = 4 unit
2. Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Bersih Pembangunan Sarana Dan Prasarana Air Bersih Perdesaan
Data Penanganan Sumur Bor Tahun Anggaran 2013 - 2014 : - Sumber Dana APBN / DAK
- Tahun Anggaran 2013 = 5 unit
- Tahun Anggaran 2014 = 4 unit
- JUMLAH = 9 unit
Data Penanganan Bantuan PipaTahun Anggaran 2013 - 2014 : - Sumber Dana APBD = 42.012 M sebanyak 7.002 Batang Data Penanganan IKK Air Minum Tahun Anggaran 2013 - 2014 :
- IKK Kertajati dan IKK Ligung TA. 2013 (APBN / DAK) = 28.362 M - IKK Kertajati dan IKK Ligung TA. 2014 PKPAM JABAR (APBN) = 6.840 M
- IKK Jatiwangi TA. 2014 PKPAM JABAR (APBN) = 7.626 M - IKK Kertajati TA. 2014 (APBD-KAB) = 6.180 M - IKK Ligung TA. 2014 (APBD- KAB) = 8.264 M
- JUMLAH = 57.272 M
Rencana Penanganan Sumur Bor Tahun Anggaran 2015: * Sumber Dana APBN / DAK
- Desa Bongas Kulon Kec. Sumberjaya = 2 Unit - Desa Jatiraga Kec. Jatitujuh = 1 Unit - Desa Kertawinangun Kec. Kertajati = 1Unit
JUMLAH = 4Unit
Data Penanganan Air Bersih PerdesaanTahun Anggaran 2015 * Sumber Dana DAK
- Desa Sadomas Kec. Rajagaluh = 5.796 M - Desa Argamukti Kec. Argapura = 4.860 M - Desa Garawastu Kec. Sindang = 4.764 M - Desa Bantaragung Kec. Sindangwangi = 3.780 M - Desa Lebakwangi Kec. Malausma = 2.916 M
• PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Limbah
• Data Penanganan Drainase
7.1.2 Sasaran Program Pengembangan Kawasan Permukiman
Sasaran programmerupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.Sasaran program mengaitkan kondisi eksisting dengan target yang harus dicapai khususnya sektor pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Majalengka
Tabel 7.3
Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
7.1.3 Usulan Kebutuhan Program
Usulan kebutuhan program, berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk pencapaian sasaran program sektor pengembangan kawasan permukiman yang dijabarkan setiap tahunnya.
NO URAIAN SASARAN PROGRAM
TOTAL LUAS KAWASAN
SASARAN PROGRAM
TAHUN I TAHUNII TAHUNIII TAHUN IV TAHUN V KET
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Kawasan Kumuh
Perkotaan 83,91 Ha 10 Ha 15 Ha 15 Ha 20 Ha 23.91 Ha
RPJMN 2014-2019
2 Kawasan Permukiman
Tabel 7.4
Matriks Usulan Kebutuhan
Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
NO KAWASAN
PERMUKIMAN
LUAS KAWASAN
RENCANA PROGRAM/KEGIATAN
TAHUN I TAHUNII TAHUNIII TAHUN IV TAHUN V KET
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
I Kawasan Kumuh
Perkotaan …….. Ha
1. Kawasan …. …….. Ha
2. Kawasan …. dst …….. Ha
II
Kawasan Permukiman Perdesaan
…….. Ha
1. Kawasan …. …….. Ha
2. Kawasan …. dst …….. Ha
III
Kawasan
Permukiman Khusus (Permukiman
Nelayan, Perbatasan, Pulau Kecil, Rawan Bencana dsb)
…….. Ha
1. Kawasan …. …….. Ha
Tabel 7.5
Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
NO
OUTPUT
LOKASI TAHUN VOL SATUAN
SUMBER DANA READINESS CRITERIA INDIKATOR
UKL/UPL LAHAN PENGELOLA RINCIAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
1 Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya untuk sector PengembanganPermukiman
(5) Lokasi kegiatan (6) Tahun Kegiatan (7) Volume Kegiatan (8) Satuan
(9), (10), (11), (12), (13)Sumber pembiaayaan kegiatan yangbersumber dari matriks usulan program
7.2 Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan program dan pembiayaan dalam penataan bangunan dan lingkungan, khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100.
7.2.1 Kondisi Eksisting, berisikan:
1. Data kondisi Perda Bangunan Gedung dan NSPK lainnya di Kabupaten Majalengka (IMB, SLF, TA-BG, dan Pendataan BG)
Tabel 7.6
Peraturan Daerah terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan
2. Kondisi kota pusaka, kota hijau (RTH, Kebun Raya, Bangunan Gedung Hijau) dan kawasan strategis lainnya. Di Kabupaten Majalengka belum terdapat pengelompokkan jenis Kota Pusaka dan Kota Hijau tetapi ada beberapa kawasan yang dianggap sebagai kawasan strategis yaitu kawasan tradisional/bersejarah.
Tabel 7.7
Penataan Lingkungan Permukiman
No Kabupaten
RTH Pemenuhan SPM Penanganan Kebakaran
Luas Lokasi 1 Majalengka Kawasan
Talaga 2 Majalengka Kawasan
Pemakaman
3 Majalengka Kawasan Pemakaman Siti
4 Majalengka Kawasan Pemakaman
Ruang Wilayah
Kabupaten Majalengka Tahun 2011 -2031
Perda
2 3 2011 Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Perda
3. Potensi dan tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Tabel 7.8
Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan danLingkungan di Kabupaten Majalengka
No
Pengembangan Alternatif Solusi I. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
1 Aspek Teknis - Belum
terdapatnya Perda tentang Penyerahan PSU dari pihak ketiga perda tersebut dapat
menstimulasi capaian penataan bangunan lingkungan yang lebih tertata
- SOP tersebut harus disusun sebagai acuan dalam penataan lingkungan permukiman
- Akselarasi penyusunan dan legislasi Perda dan SOP tersebut.
2 Aspek Kelembagaan - Kurangnya program yang terintergrasi antar stakeholder yang terkait
- Beberapa stakeholder terkait penataan lingkungan terkait diantaranya BPLH, DINKES dan Dinas BMCK
- Adanya pebinaan dan integrasi program/kegiat an yang terkait difasilitasi oleh Bappeda 3 Aspek Pembiayaan - Aspek penataaan
lingkungan permukiman belum menjadi prioritas dalam penyusunan anggaran
- Belum termasuk salah isu strategis dalam RKPD Majalengka terkait dalam capaian SPM, RPJMD
- Adanya koordinasi dan integrasi berkaitan aspek penataan terkait penataan bangunan dan
5 Aspek Lingkungan Permukiman
- Belum terkoneksinya antar jaringan infrasruktur pendukung dalam penataan lingkungan permukiman.
- Diperlukan konektivitas antar jaringan agar lingkungan lebih tertata II. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
No
Pengembangan Alternatif Solusi Gedung dan Rumah
Negara secara baik belum terinventarisasi.
asset secara baik oleh stakeholder terbaik
banguann gedung dan rumah negara
2 Aspek Kelembagaan - - -
3 Aspek Pembiayaan - - -
4 Aspek Peran Serta Masyarakat/Swasta
- - -
5 Aspek Lingkungan Permukiman
- - -
III. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan 1 Aspek Teknis SOP yang sudah ada
belum sepenuhnya berjalan dengan optimal.
Diperlukan adanya SOP lain yang mendukung program tersebut sehingga tepat sasaran dan efektif.
Penyusunan SOP Pendukung program tersebut dalam membantu pendanaan
Penyusunan aturan atau MOU denbngan pihak swasta dalam mendukung program tersebut
Adanya
kesepakatan/MOU dengan pihak swasta terkait program tersebut
5 Aspek Lingkungan Permukiman
- - -
Tabel 7.9
Isu Strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Majalengka
No Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis Sektor PBL
1. Penataan Lingkungan Permukiman a. Kondisi permukiman yang terkonsentrasi pada sebagian wilayah menyebabkan infrastruktur yang ada belum merata dengan baik.
b. Kondisi utilitas perkotaan belum sepenuhnya sesuai dengan kriteria teknis yang ada. 2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan
Rumah Negara
a. Pemilihan bahan material yang belum sepenuhnya sesuai dengan kondisi lokasi pembangunan
b. Kurangnya pemahaman dalam penyelenggaraan bangunan gedung sehingga belum sepenuhnya mengajukan IMB.
c. Kurangnya pemahaman pemasangan instalasi dalam pembangunan yang belum sesuai SNI dan tidak menyesuaikan dengan kondisi angin pada lokasi tersebut
3. Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
a. Kurangnya koordinasi antar stakeholder terkait dalam melaksanakan penanggungan kemiskinan sehingga pemecahan permasalahannya bersifat parsial.
4. Data lain yang terkait dengan penataan bangunan dan lingkungan Untuk kondisi eksisting penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara akan ditinjau mengenai status kepemilikan, kondisi bangunan daan ketersediaan utilitas bangunan gedung.
Tabel 7.10
Penyelenggaran Bangunan Gedung dan Rumah Negara di Kabupaten Majalengka
No Kawasan
7.2.2 Sasaran Program
Sasaran program, merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.Sasaran program mengaitkan kondisi eksisting dengan target yang harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor penataan bangunan dan lingkungan baik di tingkat Pusat maupun di tingkat kabupaten/kota.
Tabel 7.12
Matriks Sasaran Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
NO URAIAN SASARAN PROGRAM
SASARAN PENANGANAN
SASARAN PROGRAM
KET TAHUNI TAHUNII TAHUNIII TAHUNIV TAHU V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
I Penyelenggaraan
Bangunan Gedung …. m
2
II Penataan Bangunan dan
Lingkungan Strategis …. m
2
III Revitalisasi Kawasan
Tematik Perkotaan …. Kawasan
IV Pengembangan RTH …. m2
V
Fasilitasi Ruang terbuka Publik/ Edukasi dan Partisipasi Masy.
…. Kecamatan
Keterangan pengisian :
(1) Nomor, (2) Jenis kegiatan PBL (3) Sasaran penangan 2015-2019, (4),(5),(6),(7),(8) Sasaran Program selama 5 tahun, (9) Keterangan
7.2.3 Usulan Kebutuhan Program
Usulan kebutuhan program, berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk pencapaian sasaran program sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan yang dijabarkan setiap tahunnya.
Tabel 7.13
Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
NO
KEGIATAN PENATAAN BANGUNAN DAN
LINGKUNGAN
SATUAN
RENCANA PROGRAM
KET TAHUNI TAHUNII TAHUNIII TAHUNIV TAHUNV
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
I Penyelenggaraan Bangunan Gedung
1. Bangunan …. m2
2. Bangunan …. m2
II Penataan Bangunan dan Lingkungan Strategis
1. Kawasan …. m2
2. Kawasan …. m2
III Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan
1. Kawasan ….. Kawasan
2. Kawasan ….. Kawasan IV Pengembangan RTH
1. RTH …. m2
2. RTH …. m2
V Fasilitasi Ruang terbuka Publik/ Edukasi dan Partisipasi Masy.
1. Kecamatan …. 2. Kecamatan ….
Keterangan pengisian :
(1) Nomor, (2) Jenis keg. PBL (3) Satuan, (4),(5),(6),(7),(8) Usulan rencana program selama 5
Tabel 7.14
Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
NO
OUTPUT
LOKASI TAHUN VOL SATUAN
SUMBER DANA READINESS CRITERIA INDIKATOR
PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PELAKSANAAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
1 Strategis Ditjen Cipta Karya untuk sector PengembanganPermukiman
(5) Lokasi kegiatan (6) Tahun Kegiatan (7) Volume Kegiatan (8) Satuan
(9), (10), (11), (12), (13)Sumber pembiaayaan kegiatan yangbersumber dari matriks usulan program
(14), (15), (16), (17) Kesiapan Readiness Criteria
7.3 Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
7.3.1 Kondisi Eksisting, berisikan:
1. Data pelayanan air minum, baik perpipaan maupun non perpipaan A. Sistem Perpipaan
Tabel 7.15
RekapitulasiJumlahSambungandanCakupanPelayanan SPAM KabupatenMajalengkaTahun 2015
No Uraian Keterangan
1 JumlahSambunganLangsung (unit) 21.598
2 JumlahSambunganHidranUmum (unit) 0
3 JumlahSambunganKomersial non domestik (unit) 1.184
4 JumlahPenduduk Terlayani (jiwa) 128.808
5 Jumlah Penduduk AdministrasiTahun 2015 (jiwa) 1.201.425
6 CakupanPelayanan (%) 19,07
7 Q design (L/det) 400
8 Q Produksi (L/det) 268,8
9 Idle capacity (L/det) 131
10 Kehilangan Air (%) 38.19
JumlahKaryawan (orang) 167
Sumber : Data PDAM KabupatenMajalengkaTahun 2016
Wilayah pelayanansystempenyediaan air minum PDAM Majalengka (perpipaan) meliputi 13 kecamatan.Sistempelayanan air minum PDAM Majalengkaterbagimenjadi 4 (Empat) Cabangdan 9 (sembilan) Unit,
yaituCabangMajalengka, CabangKadipaten,
CabangSukahajidanCabangTalagasedangkan unit Cabang, yaitu unit Cigasong, Unit Jatiwangi, Unit Salagedang, Unit Rajagaluh, Unit Panyingkiran, Unit Cikijing, Unit Jatitujuh, Unit Dawuan, Unit KertajatidanLigung.Sumber air baku yang dipergunakan PDAM Majalengkauntukmelayanimasyarakat di wilayahpelayanannyaadalah :
a. Mata Air, yaitu Mata Air Cilongkrang, Mata Air Cisurian, Mata Air Cipadung, Mata Air Cihaneut, Mata Air Cibulakantarik, Mata Air Cigowong, Mata Air Citamba dan Mata Air Sangiang Meri.
b. Air Permukaan, yaitu Sungai Cilutung dan Sungai Cimanuk.
B. SISTEM NON PERPIPAAN
Pelayanan Air Minum Sistem Non Perpipaan di Kabupaten Majalengka berasal dari air permukaan (air baku) yang terdiri dari; sungai, mata air, danau, waduk/ rawa.
A. Sungai
Terdapat 2 (dua) sungai besar yang menjadi jantung kebutuhan air untuk masyarakat Kabupaten Majalengka yaitu Sungai Cimanuk dan Sungai Cilutung.Kedua sungai tersebut saat ini dimanfaatkan oleh masyarakat terutama bagi pengairan/ pertanian.
Tabel 7.16
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Majalengka
No Nama
Sungai Bendungan
Area Layanan (Ha)
Debit (m3/dt) Maksimal Minimal
1 Cilutung Kamun 9.289 50,73 0,41
2 Cideres Tirtanegara, cigasong 2.741 3,94 0,65
3 Cikeruh Cikeuruh, Cibutul 3.354 10,68 0,99
4 Ciherang Ciherang 1.009 1,76 0,30
5 Cikadongdong Cikeumangi, Cikondang 2.411 1,47 0,40
6 Ciwaringin Ciwaringin 3.387 6,36 0,44
7 Cilongkrang Ciminggiri Suplay ke BdCiawi 0,79 0,29
8 Ciawi Ciawi 151 1,02 0,28
9 Cimanuk Rentang 571 900,00 500,00
10 Cihikeu Citeureup 348 1.252,00 0,26
11 Cihieum Cihieum 556 4.512,00 0,25
12 Cisampora Cimingking 383 1.439,00 0,18
Jumlah 24.230 8.179.75 504.45
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kab. Majalengka 2012
B. Mata Air
Tabel 7.17
Data Mata Air di Kabupaten Majalengka
NO. NAMA MATA (DALAM SATU BULAN)
IRIGASI Sumber : Masterplan SPAM Kabupaten Majalengka, Tahun 2013
C. Air Baku dari Waduk Jatigede
Megaproyek Waduk Jatigede yang terletak di kampung Jatigede Kulon Desa Cijeungjing Kecamatan Jati Gede Kabupaten Sumedang-Jawa Barat merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, rencana kerja pemerintah 2012 dan terkait erat dengan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Waduk Jatigede memiliki fungsi strategis bagi masyarakat antara lain:
Akan mengairi areal persawahan di pantura seluas 90 ribu ha, sehingga akanmeningkatkan produktivitas pangan para petani.
Mencegah meluasnya lahan kritis di sepanjang daerah aliran sungai cimanuk-cisanggarung seluas 7.711 km2.
Menghindari risiko banjir di saat musim hujan.
Mengatasi krisis air untuk menjamin ketersediaan air baku untuk wilayah pantura.
Sumber pembangkit listrik tenaga air (PLTA)
Obyek pariwisata.
permasalahan keterbatasan air baku yang sering dialami PDAM. Berdasarkan perencanaan tahap awal,WadukJatigede tersebut akan mensupply air baku sebesar 3.500 liter/det yang akan dialokasikan ke beberapa kabupaten antara lain:
Kabupaten Sumedang : 350 liter/det
Kabupaten Majalengka : 950 liter/det
Kabupaten Indramayu : 750 liter/det
Kabupaten Cirebon : 750 liter/det
Kota Cirebon : 500 liter/det
Total : 3.500 liter/det
Adanya rencana supply air baku dari bendungan Jatigede sebesar 950 liter/det merupakan angin segar ditengah adanya kendala keterbatasan sumber air baku di Kabupaten Majalenka. Karena dengan debit sebesar itu paling tidak bisa untuk melayani rencana Kawasan Aerocity dan penunjangnya.
D. Air Tanah
Untuk kondisi Air Bawah Tanah (ABT), berdasarkan kondisi yang ada, secara umum Wilayah Utara dan Tengah Kabupaten Majalengka mempunyai potensi ketersediaan ABT cukup baik, kecuali untuk Kecamatan Kertajati, Dawuan, dan Ligung kurang baik. Berdasarkan data Inventarisasi dan Pemetaan Zona Konservasi Air Bawah Tanah, 2003, kondisi ABT di Kabupaten Majalengka dapat diklasifikasikan ke dalam 4 klasifikasi sangat berpotensi dengan nilai indeks 4 sampai kurang berpotensidengan nilai indeks 1.
Tabel 7.18
Klasifikasi Potensi ABT di Kabupaten Majalengka
No
Kisaran Indeks Rata-Rata
Kecamatan Kelas Keterangan
1 1.64 – 2.01 Kertajati – Ligung – Dawuan dan Kasokandel – Jatiwangi
D Kurang Berpotensi
2 2.01 – 2.31 Palasah – Leuwimunding - Panyingkiran – Majalengka – Cigasong
– Sukahaji dan Sindang – Bantarujeg dan Malausma– Talaga – Cingambul
C Potensi Sedang
3 2.31 – 2.61 Sumberjaya – Rajagaluh – Maja – Lemahsugih – Banjaran
B Berpotensi
No
Kisaran Indeks Rata-Rata
Kecamatan Kelas Keterangan
– Jatitujuh – Cikijing
Sumber : Inventarisasi dan Pemetaan Zona Konservasi Air Bawah Tanah, 2003
Tabel 7.19
Klasifikasi Potensi Recharge Area Rata Rata di Kabupaten Majalengka
NO
KISARAN INDEKS RATA-RATA
KECAMATAN KELAS KETERANGAN
1 2.47 – 2.69 Sumberjaya – Majalengka - Argapura D Kurang Baik dan Malausma – Lemahsugih - Talaga
B Baik
4 3.15 – 3.37 Jatitujuh – Kadipaten – Dawuan dan Kasokandel – Panyingkiran - Banjaran
A Sangat Baik
Sumber : Inventarisasi dan Pemetaan Zona Konservasi Air Bawah Tanah, 2003
2. Luas cakupan pelayanan per kecamatan Tabel 7.20
JumlahPendudukTerlayanidanCakupanPelayanan Masing-masingcabang/unit pelayanan SPAM
PDAM KabupatenMajalengkaTahun 2016
No Cabang/unit Desa/ Σ
Tabel 7.21
PresentaseCakupanPelayanan
Masing-masingcabang/unit pelayanan SPAM PDAM KabupatenMajalengkaTahun 2016
N
Sumber : SIMSPAM PDAM KabupatenMajalengka,Tahun 2016
3. Lokasi dan kapasitas air baku
Berdasarkan data sumber air baku diatas, alternatif sumber air baku yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pelayanan air minum (khususnya air minum perpipaan PDAM) di Kabupaten Majalengka adalah:
1) Air Baku dari Waduk Jatigede
Berdasarkan data perencanaan awal, Kabupaten Majalengka akan disupply air baku dari Waduk Jatigede sebesar 950 liter/detik.
2) Mata Air
Mata air yang dapat dijadikan alternatif sumber air baku adalah:
MA Citalahab di Desa Pajajar Kecamatan Rajagaluh dengan debit 229 liter/detik, baru dimanfaatkan 120 liter/detik, sehingga sisasnya 109 liter/detik.
MA Cimulah di Desa Cikeusik Kecamatan Sukahaji dengan debit 80 liter/detik, belum dimanfaatkan, sehingga sisasnya 80 liter/detik.
MA Cirumput bisa dimanfaatkan sampai dengan 100 liter/detik.
MA Leuwigeni di Desa Jagasari Kecamatan Cikijing dengan debit air sebesar 45 liter/detik.
Pemanfaatan sisa kapasitas dari MA Cipadung di Desa Pajajar.
Pemanfaatan sisa kapasitas dari MA Cilongkrang di Desa Argalingga.
MA Citamiang, Cibulak Tarik, Cigowong di Desa Sunia Baru Kecamatan Talaga.
3) Air Tanah
Pemanfatan air tanah dapat dilakukan di daerah-daerah yang potensi air tanahnya mempunyai klasifikasi potensial sangat potensial untuk dimanfaatkan, sedangkan sumber lain selain air tanah tersebut tidak diperoleh. Dengan demikian pemanfaatan air tanah hanya dilakukan untuk daerah-daerah yang sama sekali sulit untuk mendapatkan sumber air baku. 4) Air Sungai
Sungai yang potensial masih bisa dimanfaatkan adalah Sungai Cimanuk, akan tetapi mengingat Sungai Cimanuk ini Neraca Airnya berkaitan dengan Waduk Jatigede, maka untuk sementara pengambilan air baku dari Sungai Cimanuk tidak direkomendasikan.
Dari hasil analisisterhadap alternatif sumber air bakudiatas dapat direkomendasikanbeberapa pemanfaatan sumber air baku antara lain:
a. Air Baku dari Waduk Jatigede
Rencana suplly air baku dari Waduk Jatigede sebesar 950 liter/detik direncanakan untuk pengembangan pelayanan air minum Kawasan Aero City & Penunjangnya serta Bandara Internasinal Jawa barat (BIJB). Adapun daerah-daerah yang akan akan dilayani yaitu:
Kecamatan Kertajati.
Kecamatan Jatitujuh.
Kecamatan Jatiwangi.
Kecamatan Dawuan.
Kecamatan Kadipaten.
Kecamatan Palasah.
Kecamatan Ligung.
Kecamatan Sumberjaya.
Bandara Internasinal Jawa barat (BIJB). b. Mata air
Mata air yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku untuk kebutuhan air minum adalah:
MA Citalahab dan MA Ciherang direncanakan untuk pengembangan SPAM IKK Rajagaluh dan Sindangwangi.
MA Cimulah dan pemanfaatan sisa kapasitas MA
Cipadungdirencanakanuntuk pengembanganSPAM IKK Sukahaji dan Salagedang.
MA Cirumput direncanakan untuk pengembangan SPAM IKK Leuwimunding.
MA Citamiang, pemanfaatan sisa kapasitasCibulak Tarik dan MA Cigowong direncanakan untuk pengembangan SPAM IKK Talaga.
MA Leuwigeni dan pemanfaatan sisa kapasitas MA Colom direncanakan untuk pengembangan SPAM IKK Cikijing dan Cingambul.
Pemanfatan sisa kapastas MA Cilongkrang direncanakan untuk pengembangan SPAM Kota Majalengka, Cigasong dan Panyingkiran. c. Air Tanah
Pemanfatan air tanah dapat dilakukan untuk pengembangan air minum Non PDAM di wilayah-wilayah potensial air bawa tanahnya sedang-tinggi antara lain:
Kecamatan Sumberjaya,
Kecamatan Rajagaluh,
Kecamatan Maja,
Kecamatan Lemahsugih,
Kecamatan Banjaran,
Kecamatan Kadipaten,
Kecamatan Sindangwangi,
Kecamatan Cikijing. 4. Kinerja PDAM
Kinerja pelayanan PDAM bisa dilihat dari lamanya jam operasi. Berdasarkan data Busines Plan PDAM Kabupaten Majalengkajam operasi produksi maupun distribusi pada masing-masing wilayah pelayanan/cabang dan unit sebagai berikut:
Cabang Majalengka jam produksi 24 jam/hari sedangkan distribuysi 24 jam/hari
Cabang Kadipaten jam produksi 24 jam/hari sedangkan distribusi 24 jam/hari
Cabang Talaga jam produksi 24 jam/hari sedangkan distribusi 24 jam/hari
Cabang Sukahaji distribusi 24 jam/hari
Unit Cigasong distribusi 24 jam/hari
Unit Rajagaluh jam produksi 24 jam/hari sedangkan distribusi 24 jam/hari
Unit Cikijing jam produksi 24 jam/hari sedangkan distribusi 24 jam/hari
Unit Panyingkiran distribusi 24 jam/hari
Unit Sukaraja distribusi 24 jam/hari
Unit Jatitijuh jam produksi 9,8 jam/hari sedangkan distribusi 24 jam/hari
Tabel 7.22 Kinerja PDAM Kabupaten Majalengka
No. Indikator Rumus Perhitungan Tahun 2010 Perhitungan Tahun 2011
Hasil Bobot Nilai Nilai Hasil Bobot Nilai Nilai
I. ASPEK KEUANGAN
a. Rentabilitas
a.1
ROE (Return On Equity)
Laba(Rugi) bersih setelah pajak X
100% 15.26% 0.055 5 0.275 5,04 % 0.055 3 0.165
Jumlah Equitas
a2. Ratio Operasi Biaya Operasi X 100%
91.74% 0.055 5 0.275 99 % 0.055 2 0,110
Pendapatan Operasi
b. Liquiditas
b.1 Cash Ratio Kas + setara Kas X 100%
87.02% 0.055 4 0.22 32,40 % 0.055 1 0,055
Hutang Lancar
b.2 Efektifitas Penagihan
Jumlah Penerimaan Rekening Air X
100% 86.12% 0.055 3 0.165 86.12% 0.055 3 0.275
Jumlah Rekening
b.3 Solvabilitas Total Asset X 100%
517.68% 0.030 5 0.150 425,46 % 0.030 5 0.150
Total Hutang
Total Aspek Keuangan 1.085 0.755
No. Indikator Rumus Perhitungan Tahun 2010 Perhitungan Tahun 2011 Hasil Bobot Nilai Nilai Hasil Bobot Nilai Nilai
II. ASPEK PELAYANAN
1. Cakupan Pelayanan Teknis Jumlah Penduduk terlayani
13.52% 0.050 2 0.100 53,39 % 0.050 3 0.150
Jumlah Penduduk wilayah pelayanan
2. Pertumbuhan Pelanggan
Jml Plg Thn ini - Jml Plg Thn lalu X
100% 5.83% 0.050 2 0.100 9,83 % 0.050 2 0.200
Jml Plg Thn Lalu
3. Tingkat Penyelesaian aduan Jumlah Keluhan selesai
80.39% 0.025 5 0.125 100 % 0.025 5 0.125
Jumlah Keluhan
4. Kualitas air pelanggan
Jumlah uji kualitas yang memenuhi
syarat 0.00% 0.075 5 0.375 =% 0.075 4 0.300
Jumlah yang diuji
5. Konsumsi air domestik Jml air yang terjual domestik
14.58 0.050 2 0.100 15.09 0.050 2 0.100
Jml pelanggan domestik
Total Aspek Pelayanan 0.800 0.675
Sumber : Laporan Audit Kinerja BPKP 2010 - 2011
No. Indikator Rumus Perhitungan Tahun 2010 Perhitungan Tahun 2011
Hasil Bobot Nilai Nilai Hasil Bobot Nilai Nilai
III. ASPEK OPERASI
1. Efisiensi produksi Kapasitas yang dimanfaatkan (m3)
65.30% 0.070 2 0.140 47.44 % 0.070 1 0.070
Kapasitas terpasang (m3)
2. Tingkat kehilangan air Distribusi air-air Terjual
22.39% 0.070 5 0.350 20.32 % 0.070 5 0.350
Distribusi Air
3. Jam Operasi Layanan Waktu Distribusi Air ke pelanggan 1 tahun
15.7 0.080 3 0.240 21.64 0.080 5 0.400
365 Hari
4. Tekanan air sambungan pelanggan Jmlh Plgn yang dilayani dgn tekanan > 0,7 Bar
66.78% 0.065 4 0.260 52.20 % 0.065 3 0.195
Jumlah Pelanggan
5. Penggantian meter air Jumlah meter yang diganti tahun Ybs
0.00% 0.065 1 0.065 1.85 % 0.065 1 0.650
Jumlah pelanggan
Sumber : Laporan Audit Kinerja BPKP 2010 - 2011
NO. INDIKATOR RUMUS
Perhitungan Tahun 2010 Perhitungan Tahun 2011
Hasil Bobot Nilai Nilai Hasil Bobot Nilai Nilai
IV. ASPEK SDM
1. Rasio Pegawai terhadap Pelanggan Jumlah Pegawai
14.47 0.070 5 0.350 7.32 0.070 5 0.350
Jumlah Pelanggan X 1000
2. Rasio Pegawai (peningkatan kompetensi) Jumlah pegawai yang ikut Diklat
0.93% 0.040 1 0.040 9.17 % 0.040 1 0.040
Jumlah pegawai
3. Ratio Biaya Diklat Biaya Diklat
0.28% 0.040 1 0.04 0.79 % 0.040 1 0.040
Biaya Pegawai
Total Aspek SDM 0.430 0.430
JUMLAH NILAI YANG DIPEROLEH 3.370 2.920
Dari data diatas dapat dilihat bahwa jam operasi (distribusi) PDAM Kabupaten Majalengka rata-rata telah mencapai 24 jam/hari.
5. Potensi dan tantangan Pengembangan SPAM
Permasalahan, penyebab masalah dan rencana tindak menurut masing-masing aspek adalah sebagai berikut :
1. Aspek Teknik
Unit Air baku : Permasalahan :
Terdapat sisa Kapasitas pada sumber air dari Mata air Cilongkrang dan Mata Air Cipadung
Pasokan pendistribusian Air sering terganggu di Cabang Talaga, Unit Cikijing, Unit Salagedang dan Unit Rajagaluh
Penyebab Masalah :
Pada awal musim kemarau sampai dengan berakhirnya musim kemarau MA Cisurian ditutup oleh masyarakat petani .
MA cipadung design terpasang saat ini disesuaikan dengan hasil musyawarah dengan masyarkat.
Jalur pipa transmisi terletak di daerah eawan longsor
Umur teknis bangunan brocaptering sudah menurun sehingga mengakibatkan kebocoran.
Rencana Tindak :
Membuat Jaringan transmisi baru dari MA Cilongkrang melalui Desa Sukasari Modifikasi Jaringan Pipa Transmisi di MA Cipadung
Renovasi Broncapteng
Pemasangan Pipa Trasmisi dari BPT Kumbung
Pembuatan BPT di Desa Darmalarang Cabang Talaga Pembuatan DED rencana pembuatan Pompa Sumur Dalam
2. Unit Produksi Permasalahan :
- Produksi Air dari Instalasi Pengolahan Lengkap Kadipaten kurang optimal dan sudah Full Capacity;
- Produksi Air pada IPA Unit Jatitujuh sering terhenti;
- Belum meiliki Cadangan Power supply (Genset).
Penyebab Masalah :
- Umur teknis Paket pengolahan IPA Kadipaten sudah Menurun; - Tingkat kekeruhan sungai Cilutung cukup tinggi;
- Sering rusaknya Pompa Intake di IPA Kadipaten dan IPA Jatitujuh;
- Dalam 1 Tahun sekali terjadi pengeringan Bendungan Rentang selama 1 ( satu ) Bulan.
Rencana Tindak :
- Perlu adanya pasokan air yang optimal untuk menambah distribusi air dari MA Air Cipadung, MA Cilongkrang dan MA Cisurian ke Cabang Kadipaten melalui Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi Kota Majalengka;
- Penyempurnaan Paket Pengolahan IPA Cabang Kadipaten;
- Penambahan pipa supply utama pada intake IPA Jatitujuh kearah tengah Bendungan Rentang;
- Perlu adanya penyempurnaan panel pompa dan penambhan power supply genset;
- Pembuatan Depp Weel untuk penanggulangan pengengeringan
3. Transmisi dan Distribusi Permasalahan :
- Pasokan distribusi air ke wilayah pelayanan sering terganggu;
- Tingkat kehilangan air cukup tinggi;
- Tingkat kehilangan air tidak terdeteksi dengan akurat. Penyebab Masalah :
- Terdapat jaringan pipa terletak didaerah rawan lonsor;
- Kondisi umur teknis jaringan pipa sudah menurun;
- Tekanan air tidak merata;
- Kodisi jaringan pipa retrikulasi sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan
sambungan baru;
- Konsumsi Pelanggan masih terendah;
- Umur teknis dan akurasi meter air pelanggan sudah menurun;
- Sebagian meter induk baik produksi maupun distribusi tidak berfungsi;
- Sebagian meter air pelanggan berusia lebih dari 5 tahun. Rencana Tindak :
- Modifikasi dan penggantian jaringan pipa distribusi dan retrikulasi;
- Penggantian katup – katup pengatur tekanan;
- Pengantian sebagian air ventil dan pemasangan air ventil pada daerah dengan elevasi cukup tinggi;
- Penggantian meter air pelanggan dan tera meter secara priodik;
- Pengadaan dan penggantian meter induk.
4. Aspek Manajemen
Permasalahan :
- Cakupan Pelayanan Masih Rendah ( ……… % );
- Gambar Nyata Laksana (as built drawing ), belum dilakukan penyesuaian dengan sistem air bersih kondisi saat ini.
Penyebab Masalah :
- Terdapat area pelayanan yang potensial yang belum terjangkau oleh jaringan;
- Banyak sumber air alternatif di linggkungan pelayanan;
- Peralatan dan dana yang belum memadai. Rencana Tindak :
- Pengembangan dan Peningkatan pelayanan;
- Sosialisasi tentang Kebutuhan Air Minum yang Sehat;
- Target Pemasangan Sambungan Rumah pada Eksisting.
- Dilaksanakan pemuktahiran data.
5. Aspek Keuangan
Permasalahan :
- Efesiensi penagihan kurang maksimal;
- Masih tingginya biaya operasional terutama untuk IPA Kadipaten, IPA
Dawuan dan IPA Jatitujuh dan IPA Kertajati;
- Masih terdap tunggakan pinjaman pada Pemerintah Pusat.
Penyebab Masalah :
- Kesadaran pelanggan untuk membayar rekening air tepat pada waktunya masih rendah;
- Lemahnya manajemen pengelolaan penagihan;
- Adanya pengelolaan air bersih menggunakan sistem Pengolahan Lengkap;
- Kondisi keuangan belum mampu untuk membayar secara keseluruhan atas cicilan pokok dan bunga.
Rencana Tindak :
- Peningkatan sosialisasi hak dan kewajiban pelanggan;
- Diberlakukannya sanksi yang tegas pada pelanggan yang menunggak;
- Penerapan teknologi Informasi (On Line Pembayaran Rekening);
- Menambah Pasokan Distriusi air dari Mata Air ke IPA Kadipaten dan IPA Dawuan
- Mengajukan Pengahapusan Utang Non Pokok
6. Serta data-data lain, baik kuantitatif maupun kualitatif
Tabel 7.23
Data Unit ProduksidanDistribusi
PDAM KabupatenMajalengkaTahun 2013–2015
No Nama
Sumber: Profil SPAM Kab. Majalengka 2016
Tabel 7.24
Data KeuanganPelayanan SPAM
PDAM KabupatenMajalengkaTahun 2013 – 2015
No. Uraian Satuan 2013 2014 2015 ualan (Full Cost Recovery)
Rp/m3 3.557 3.582
5 JumlahUtang
(bilaada) Rp/m3 3.628.375.162,50 4.808.664.775,08 5.842.832.816 6 Program
Rp. Juta 12.814.454.405,35 15.974.491.436,35 17.226.995.966
Sumber : PDAM Tirta Dharma KabupatenMajalengka, 2015
Tabel 7.25
Data
Sistem Pengolahan Air Bersih (IPA)
Kabupaten Majalengka
No. N a m a
Tahun Pembuatan
Kapasitas Terpasang (Liter/Detik)
1. IPA Cab. Kadipaten 1991/1992 20
2. IPA Cab. Jatitujuh 2009 20
3. IPA Cab. Dawuan 2011 20
4 IPA Unit Kertjati 50
5 IPA Unit Ligung 50
Total 160
Sumber : Laporan PDAM tahun 2014
PDAM Kabupaten Majalengka memiliki beberapa reservoir dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7.26
Resevoir PDAM
Kabupaten Majalengka
No. N a m a
Tahun Pembuatan
Kapasitas Terpasang
(M3)
1. Upper Cigasong 1987/1988 300
2. Reservoir Kawung hilir 2000 900
3. Sumur ugul/Salagedang 1999/2000 500
4. Perum BCA Sikalong 1996/1997 100
5. Talaga/Darmalarang 1995/1996 500
6. Kadipaten 1991/1992 300
7. Panyingkiran/Jatitujuh 2009 300
8. RSS sindangkasih 2012 150
9. IKK Dawuan 2011 500
10. IKK Kertjati 500
11. IKK Ligung 500
Total 4.550
7.3.2 Sasaran Program
Sasaran program, merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.Sasaran program mengaitkan kondisi eksisting dengan target yang harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan SPAM baik di tingkat Pusat maupun di tingkat kabupaten/kota.
Tabel 7.27
Matriks Sasaran Program
Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
NO. URAIAN SASARAN PROGRAM KONDISI EKSISTING
SASARAN PROGRAM
TAHUN
I TAHUNII TAHUNIII TAHUNIV TAHUNV
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Sistem Perpipaan
Kebocoran (%) 38.19 %
Cakupan PelayananPenduduk
(%) 19.07 %
Kapasitas Terpasang 268.8 Lt/Detik
Idle Capacity 131 Lt/detik
2. Sistem Bukan Perpipaan
Cakupan PelayananPenduduk
(%) … %
Kapasitas Terpasang ….. Lt/Detik
3. Kinerja PDAM
Aspek Keuangan (Skor
penilaian BPPSPAM) Skor: 0.755
Aspek Pelayanan (Skor
penilaian BPPSPAM) Skor: 0.675
Aspek Operasional(Skor
penilaian BPPSPAM) Skor: 1.665
Aspek SDM (Skor penilaian
7.3.3 Usulan Kebutuhan Program
Usulan kebutuhan program, berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk pencapaian sasaran program sektor pengembangan SPAM yang dijabarkan setiap tahunnya.
Tabel 7.28
Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan SPAM
NO KEGIATAN PENGEMBANGAN
SPAM SATUAN
1. Wilayah …. Lt/detik
II SPAM Perkotaan
1. Kecamatan Jatiwangi Lt/detik
Pemban
2. Kecamatan Kadipaten 50 Lt/detik
Pembangun an SPAM IKK
3. Kecamatan Sukahaji
Pemanfaa atan idle SPAM
4. Kecamatan Sumberjaya
Pemanfaaat
5. Kecamatan Palasah
NO KEGIATAN PENGEMBANGAN
6. Kecamatan Panyingkiran 100Lt/det ik
Pemanfaaat an idle SPAM
7. Kecamatan Maja
Pemanfaa atan idle SPAM
8. Kecamatan Leuwimunding 100 Lt/detik
Pemanfaa atan idle SPAM III SPAM Perdesaan
1. Desa Beusi Lt/detik
Pembangun an SPAM di Kawasan Rawan Air
2. Desa panjalin kidul Lt/detik
Pembangun
6. Desa Teja Lt/detik Pembangunan
NO KEGIATAN PENGEMBANGAN
7. Desa Lengkongkulon
Lt/detik Pemban
8. Desa Balagedog
Lt/detik Pemban
9. Desa Cipulus
Lt/detik Pemban
10. Desa Singawada
Lt/detik Pemban
11. Desa Kancana
Lt/detik Pemban
12. Desa Cieurih
NO KEGIATAN PENGEMBANGAN
25. Desa Mekarwangi
Lt/detik Pembangun
an SPAM di Kawasan Rawan Air
26. Desa Kertabasuki
Lt/detik Pembangun
an SPAM di Kawasan Rawan Air
27. Desa Cengal
Lt/detik Pembangun
an SPAM di Kawasan Rawan Air
28. Desa Cimuncang
Lt/detik Pembangun
an SPAM di Kawasan Rawan Air
29. Desa Kedungkancana
Lt/detik Pembangu
nan SPAM di
Kawasan Rawan Air
30. Desa Rancaputat
Lt/detik Pembangu
nan SPAM di
Kawasan Rawan Air IV SPAM Kawasan Khusus
1. Kawasan Kumuh …. Lt/detik
Keterangan pengisian :
(1) Nomor, (2) Kegiatan SPAM, (3) satuan liter/detik, (4),(5),(6),(7),(8) Usulan rencana program pengembangan SPAM selama 5 tahun, (9) Keterangan
Tabel 7.29
Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan SPAM
NO
OUTPUT
LOKASI TAHUN VOL SATUAN
SUMBER DANA READINESS CRITERIA INDIKATOR
UKL/UPL LAHAN PENGELOLA RINCIAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN SPAM
1 Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya untuk sector PengembanganSPAM
(5) Lokasi kegiatan (6) Tahun Kegiatan (7) Volume Kegiatan (8) Satuan
(9), (10), (11), (12), (13)Sumber pembiaayaan kegiatan yangbersumber dari matriks usulan program
7.4 Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan program dan pembiayaan dalam pengembangan PLP, khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100.
7.4.1 Kondisi Eksisting, berisikan:
1. Data terkait pengelolaan air limbah eksisting (terpusat maupun setempat).
a) Air Limbah terpusat :
Sudah ada IPLT namun belum berfungsi optimal (pengelolaan belum optimal) dan masih bersatu dengan TPA. Dari EHRA Tempat pembuangan lumpur tinja saat tangki septi dikosongkan berdasarkan grafik sebagian besar yaitu 79.7% tidak tahu dan pada layanan sedot tinja6,97%
b) Air Limbah Setempat :
Berdasarkan data sekunder dari Dinkes di kabupaten Majalengka Kepemilikan jamban sehat dan aman masih 42 % KK dan jamban cubluk tidak aman adalah 18 % KK.Pembuangan akhir sebagai pemrosesan akhir limbah domestik mayoritas di tanah dan ada yang di Sungai.
2. Kondisi eksisting pengelolaan persampahan di kabupaten/kota (TPA dan 3R)
Peningkatan jumlah penduduk dan laju pertumbuhan ekonomi serta pembangunan di Kabupaten Majalengka akan berdampak kepada sanitasi lingkungan terutama masalah sampah. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mengganggu estetika lingkungan, menimbulkan bau sertamengakibatkan berkembangnya penyakit.
dikelola oleh kelompok swadaya masyarakat maka akan tersisa sampah sebesar 89.873 ton yang bisa di angkut oleh kendaraan sebanyak 20 unit ke TPA.
Timbulan sampah rumah tangga jumlahsampah yang dihasilkan di kabupaten Majalengka adalah 2.977m3/hari. akan tetapi dari data analisis manajemen Pengelolaan Persampahan tahun 2015 jumlah sampah yang masuk penanganan/pengelolaan BPLH adalah 154 m3/hari. ini berarti tidak semua sampah masuk TPA. Meskipun ada beberapa pengurangan/reduksi di pengelolaan rumah tangga atau melalui sumbernya dan melalui TPS3Rsebesar m3.
Jumlah sarana kendaraan yang dapat di operasikan terdiri dari : 1. truck angkutan sampah jenis arm roll truck = 4 unit 2. truck angkutan sampah jenis dump truck = 5 unit 3. kendaraan roda 3 cator sampah = 4 unit
13 Daerah pelayanan meliputi :Kecamatan Majalengka, Cigasong, Panyingkiran, Kadipaten, Cikijing, Talaga, Maja, Rajagaluh, Leuwimunding, Sumber Jaya, Kasokandel, Dawuan, Sukahaji.
Tingkat pelayanan persampahan merupakan rasio antara jumlah timbulan sampah yang bisa dikelola (diangkut) / di layani dengan jumlah total timbulan sampah yang di hasilkan masyarakat.
Skenario Pengelolaan Persampahan, Suatu pendekatan atau paradigma baru harus dipahami dan diikuti yaitu bahwa sampah dapat dikurangi, digunakan kembali dan atau didaur ulang atau yang sering dikenal dengan istilah 3R ( Reduce, Reuce, Recycle ) dengan mengurangi sampah sejak dari sumbernya maka beban pengelolan kota dapat dikurangi serta beban umur TPA akan lebih panjang yang pada akhirnya anggaran serta fasilitas akan semakin efisien.
Ada tiga (3) bangunan TPS, yaitu : a) TPS Majalengka yang berlokasi di Jl. Letkol Abdul Gani ( belakang asrama bekas Polres Majalengka ) dengan kapasitas ± 12 m3; b) TPS pasar Sindangkasih Cigasong, lokasi dekat terminal Majalengka ± 24 m3; TPS pasar kadipaten, lokasi dekat
Pengelolaan TPA memakai system semi control landfill /open dumping kapasitas/daya tampung TPA 154m3/hari & Terdapat 1 unit hand traktor. Sarana dan prasarana penunjang TPA belum memadai.
3. Kondisi eksisting drainase permukiman
Tabel 7.30
Lokasi Genangan dan Perkiraan Luas Genangan
No Desa/Kecamatan Luas (ha)
4. Tantangan dan permasalahan pengembangan penyehatan
1. Air Limbah Permasalahan :
- Belum optimalnya alokasi pendanaan dari Pemerintah;
- Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi;
- Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat Belum adanya target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di kabupaten;
- Belum adanya peraturan pemda terkait dengan pengelolaan limbah cair (untuk limbah domestik);
- Masih terbatasnya SDM yang terkait pengelolaan air limbah domestik; - Rendahnya koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan air
limbah domestik;
- Kurangnya sosialisai pengelolaan air limbah dan dampak air limbah domestik bagi lingkungan dan masyarakat;
- Kurangnya promosi/kampanye tentang buang tinja yang benar bagi masyarakat.
2. Persampahan
Tantangan pengelola persampahan :
- Peningkatan cakupan pelayanan untuk mencapai total pelayanan secara nasional yang selaras dengan sasaran MDGs yaitu 75 %, memerulkan investasi sarana dan prasarana persampahan yang cukup besar, didukung oleh kesiapan manajemen dan diatur dalam peraturan perundangan-undangan yang jelas;
- Perlunya peningkatan kelembagaan secara lebih profesional dan didukung oleh SDM yang memadai;
- Kondisi TPA Heuluet yang masih open dumping memerlukan upaya rehabilitasi agar pencemaran lingkungan dan sumber-sumber air dapat diminimalkan serta penyiapan lokasi TPA baru sesuai dengan SNI 03-3241-1994 tata cara pemilihan lokasi TPA;
- Inovasi teknik untuk peningkatan kualitas TPA menjadi Sanitary Landfill;
- Lemahnya penengakan hukum atas pelanggaran pembuangan sampah sembarangan.
Hambatan :
- Jangkauan pelayananan masih terkendala sarana dan prasarana;
- Sarana pola 3R belum optimal karena dana operasional terbatas;
- Masyarakat belum melakukan pengelolaan sampah dari sumbernya.
3. Drainase Permukiman Permasalahan drainase :
Pada umumnyadrainase lingkungan masih menjadi satu antara pembuangan air hujan (pematusan air hujan) dan saluran limbah rumah tangga (grey water);
Belum banyak perencanaan dan pelaksanaan juga sosialisasi akan pentingnya biopori;
Belum adanya perencanaan sistem ecodrain;
Permasalahan genangan, genangan rutin yang dimaskudkan adalah genangan yang terjadi akibat kondisi wilayah yang lokasinya lebih rendah dan juga sungai di desa/kelurahan tersebut dimensinya tidak mencukupi volume air hujan. Dan genangan selama terjadi selama 2 jam. tinggi diatas 30 cm. Yang meliputi Desa Bongaswetan (Kec. Bongas), Desa Pasir (Kec. Palasah), Desa Dawuan (Kec. Dawuan dan Desa Pasir (Kec. Palasah).
7.4.2 Sasaran Program
Tabel 7.31
Matriks Kondisi Eksisting Program Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan
NO. URAIAN SASARAN PROGRAM
KONDISI EKSISTING
SASARAN PROGRAM
TAHUN I TAHUNII TAHUNIII TAHUNIV TAHUNV
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Sistem Pengolahan Air Limbah
Cakupan Pelayanan SPAL
Terpusat … %
Cakupan Pelayanan SPAL
Setempat … %
Kapasitas IPLT ….M3
2. Pengelolaan Persampahan Cakupan Pelayanan
Persampahan … %
Jumlah sampah diolah dari
sumber (3R) ….M3
Jumlah sampah diolah di akhir
(TPA) ….M3
3. Drainase Permukiman
Luas genangan di permukiman … Ha
7.4.3 Usulan Kebutuhan Program
Usulan kebutuhan program, berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk pencapaian sasaran program sektor pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang dijabarkan setiap tahunnya.
Tabel 7.32
Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan
NO. Kegiatan Pengembangan PLP Satuan
RENCANA PROGRAM
TAHUN I TAHUNII TAHUNIII TAHUNIV TAHUNV
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Sistem Pengolahan Air Limbah