• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan program dan pembiayaan dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100 yang terbagi menjadi 4 Sektor, yaitu: 7.1 Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Bagian ini memapark

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan program dan pembiayaan dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100 yang terbagi menjadi 4 Sektor, yaitu: 7.1 Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Bagian ini memapark"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan program dan pembiayaan dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100 yang terbagi menjadi 4 Sektor, yaitu:

7.1 Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan program dan pembiayaan dalam pengembangan kawasan permukiman, khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100. 7.1.1 Kondisi Eksisting, berisikan:

1. Data kondisi eksisting kawasan kumuh, sebagai baseline perencanaan pembangunan menuju 100-0-100, dilengkapi dengan SK bupati/walikota.

Tabel 7.1

Data Eksisting Kawasan Kumuh di Kabupaten Majalengka

No Kecamatan Kelurahan/

Desa Kawasan

Luas Kawasan

(Ha)

Kategori Kumuh Rekomendasi Pola Penanganan Kumuh

Ringan

Kumuh Sedang

Kumuh

Berat Pemugaran Peremajaan

Pemukiman Kembali 1 Cikijing Banjaransari Sintasari &

Kondangsari 5,15

2 Cikijing Cidulang Babakan 5,49

3 Cikijing Cikijing Ahad 5,17

4 Cikijing Kasturi Palemsari &

Pinangsari 3,51

5 Cigasong Baribis Sukalayu 4,49

6

Dawuan Bojong RW 03 7,15

7 cideres

8 Dawuan Dawuan Pesantren &

Dusun II 3,98

9 Rajagaluh Cisetu Jum’at 1,42

10 Rajagaluh Rajagaluh

Lor Blok A & B 2,9

11 Kadipaten Kadipaten Cangkring 2,5

(2)

No Kecamatan Kelurahan/

Desa Kawasan

Luas Kawasan

(Ha)

Kategori Kumuh Rekomendasi Pola Penanganan Kumuh

Ringan

Kumuh Sedang

Kumuh

Berat Pemugaran Peremajaan

Pemukiman Kembali

13 Jatiwangi Ciborelang Jum’at 10,58

14 Jatiwangi Cicadas Cangkuang 3,5

15 Jatiwangi Mekarsari Pon 2,1

16 Jatiwangi Burujul

Kulon Rw. 04 3,2

17 Jatiwangi Burujul

Wetan Ahad & Sabtu 6,2

18 Sumberjaya Prapatan Lebe 1,64

19 Sumberjaya Panjalin

Kidul Jum’at 3,9

20 Majalengka Babakanjawa Pancurendang

Landeuh 1,96

21 Majalengka Majalengka

Kulon Rw. 04 1,37

Berdasarkan hasil pemutakhiran data kawasan permukiman kumuh yang dilakukan di Kabupaten Majalengka pada bulan Oktober - November 2014 tergambar bahwa kawasan permukiman kumuh berada di 8 Kecamatan Kabupaten Majalengka dengan jumlah 21 kawasan kumuh. Secara keseluruhan, dari 21 kawasan permukiman kumuh yang disurvai, karakteristik kawasannya adalah Kawasan Pertanian dan Kawasan Jasa Perdagangan. Hasil pengolahan data terhadap 21 kawasan permukiman kumuh yang disurvei, menunjukan hasil yaitu Kawasan dengan kategori Kumuh Tinggi sebanyak 21 kawasan dengan Luas 83,91 Ha.

Rekomendasi Penanganan

Pemukiman kembali 0,7 Ha

Peremajaan 77,01 Ha

Pemugaran 0 Ha

Rekomendasi Prioritas Penanganan

Tinggi 21,23 Ha

Sedang 48,41 Ha

(3)

2. Kondisi eksisting permukiman di kabupaten Majalengka terdiri dari Kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan, kawasan rawan bencana dan kawasan perbatasan.

A.Kawasan Permukiman dan Perkotaan Kondisi Eksisting Perumahan

Jumlah rumah di Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 adalah sebanyak 318.648 unit. Penjabaran mengenai kondisi rumah bisa dilihat dari beberapa aspek antara lain berdasarkan fungsi, tipe rumah, jenis bangunan rumah, jenis fisik bangunan rumah, jumlah lantai bangunan rumah, dan jumlah kepala keluarga per bangunan rumah.

1. Jumlah Rumah Berdasarkan Fungsi Rumah, Jika dilihat berdasarkan fungsi rumah di Kabupaten Majalengka terdapat 2 (dua) jenis yaitu rumah tinggal dan rumah campuran. Untuk rumah tinggal terdapat 305.902 unit dan rumah campuran sebanyak 12.746 unit.

2. Jumlah Rumah Berdasarkan Tipe Rumah, Klasifikasi tipe rumah yang ada di Kabupaten Majalengka dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yakni rumah sederhana, rumah menengah dan rumah mewah. Sebagian besar (44,99%) rumah yang ada di Kabupaten Majalengka adalah rumah sederhana yakni sebanyak 143.390 unit. Sementara yang lainnya termasuk dalam kategori rumah menengah (117.840 unit) dan rumah mewah (57.418 unit).

3. Jumlah Rumah Berdasarkan Jenis Bangunan Rumah, Klasifikasi jenis bangunan rumah yang ada di Kabupaten Majalengka dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yakni rumah permanen, rumah semi permanen dan rumah tidak permanen. Sebagian besar (80%) rumah yang ada di Kabupaten Majalengka adalah rumah permanen yakni sebanyak 254.920 unit. Sementara yang lainnya termasuk dalam kategori rumah semi permanen (38.238 unit) dan rumah tidak permanen (25.490 unit).

(4)

rumah panggung sebanyak 9.560 unit. Sementara untuk kategori rumah susun/apartemen saat ini di Kabupaten Majalengka belum ada.

5. Jumlah Rumah Berdasarkan Jenis Lantai Bangunan Rumah, Jika dilihat berdasarkan jumlah lantai bangunan rumah, di Kabupaten Majalengka sebagian besar (96,5%) bangunan rumah memiliki satu lantai yakni sebesar 307.495 unit. Sementara bangunan rumah yang lainnya sebanyak 6.373 unit memiliki dua lantai dan sebanyak 4.780 unit rumah memiliki lebih dari dua lantai.

6. Jumlah Berdasarkan Jenis Bangunan Rumah, Klasifikasi jenis bangunan rumah yang ada di Kabupaten Majalengka dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yakni rumah permanen, rumah semi permanen dan rumah tidak permanen. Sebagian besar (80%) rumah yang ada di Kabupaten Majalengka adalah rumah permanen yakni sebanyak 254.920 unit. Sementara yang lainnya termasuk dalam kategori rumah semi permanen (38.238 unit) dan rumah tidak permanen (25.490 unit).

7. Jumlah Berdasarkan Jenis Bangunan Rumah, Klasifikasi jenis bangunan rumah yang ada di Kabupaten Majalengka dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yakni rumah permanen, rumah semi permanen dan rumah tidak permanen. Sebagian besar (80%) rumah yang ada di Kabupaten Majalengka adalah rumah permanen yakni sebanyak 254.920 unit. Sementara yang lainnya termasuk dalam kategori rumah semi permanen (38.238 unit) dan rumah tidak permanen (25.490 unit).

8. Jumlah Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga per Bangunan Rumah, Di Kabupaten Majalengka sebagian besar (80,79%) bangunan rumah didiami oleh 1 (satu) kepala keluarga dan sebagian lainnya didiami oleh lebih dari 1 (satu) kepala keluarga. Jumlah rumah yang didiami oleh 1 (satu) KK sebanyak 257.442 unit dan jumlah rumah yang didiami oleh lebih dari 1 (satu) KK sebanyak 61.206 unit.

(5)

52.618 unit termasuk kategori sedang, sebanyak 6.012 unit termasuk kategori rusak dan sebanyak 5.098 unit termasuk kategori rusak berat.

Saat ini total unit rumah yang sudah dibangun oleh pengembang dari 13 (tiga belas) lokasi perumahan yang ada di Kabupaten Majalengka adalah sebesar 1.963 unit rumah dan untuk Perumahan Gunungsari Indah dan Perumahan Giri Jaya Asri yang berada di Kecamatan Dawuan masih akan merencanakan untuk mengembangkan unit rumahnya sebesar 1.689 unit. Sementara saat ini juga sudah ada 1 (satu) lokasi perumahan baru yaitu Perumahan Kadipaten Permai yang merencanakan membangun sebanyak 1.000 unit, sehingga total unit rumah dari 3 lokasi yang masih direncanakan pengembangannya sebanyak 2.689 unit.

B.Kawasan Wilayah Rawan Bencana

Secara umum dilihat dari kondisi geografis, wilayah Kabupaten Majalengka dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu bagian selatan terdiri dari pegunungan dan perbukitan terjal dengan ketinggian 400-500 m diatas permukaan laut dan berhawa relatif panas.

Berdasarkanposisitersebutdiatas,makahampirseluruhwilayahKabupaten Majalengkamempunyaipotensibencanayangmungkindapatterjadisetiapsaat

dansangatsukardiperkirakankapandandimanapersisnyabencanatersebutakanterjad i.KabupatenMajelengkatermasukdaerahrawanterjadinyabencanaseperti

halnyadaerahlaindiIndonesia,karenadiwilayahiniselainkondisigeologisnya

menunjang terjadinya sejumlahbencana,juga banyakterdapatperbukitandanaliran sungaiyangcukupbesar.

WilayahSelatanKabupatenMajalengkayangkondisigeologisnyaterdiridari pegunungandanperbukitansangatberpotensiterjadinyalongsor,sebagaimana hasilpemetaanBadanVulkanologidanMitigasiJawa Barat.

(6)

beberapa aliransungaiyangcukupbesarserta banyaknya sungai– sungaikecilyang bermuaradisungai–sungaibesar.Curahhujanyangcukuptinggimenjadi

penyebabutamatimbulnya bencana abrasidanbanjir. Tabel 7.2

Data Potensi Bencana di Wilayah Kabupaten Majalengka

No KECAMATAN DESA

BENCANA

LONGSOR TEKTONIK VULKANIK 1. Argapura Cikaracak Longsorbahanromba

kan

Potensiterlanda Hujanabudanlont aranbatuKRBI

Cibunut Longsorbahanromba kan

Gunungwangi Longsorbahanromba kan

Argamukti Longsorbahanromba kan

Potensialiranawan panas,lava,lahar (KRBIIdanpoten siterlandahujana budanlontaranba tuKRB1)

Argalingga Longsorbahanromba kan

Potensialiranawan panas,lava,lahar( KRBIIdanpotensit erlandahujanabud anlontaranbatuKR B1)

Haurseah Longsorbahanromba kan

Mekarwangi Longsorbahanromba kan

(7)

No KECAMATAN DESA

BENCANA

LONGSOR TEKTONIK VULKANIK Tejamulya Longsorbahanromba

kan

Gunungwangi Nendatan Potensialiranawan

panas,lava,lahar (KRBIIdanpoten siterlandahujana budanlontaranba tuKRB1)

SukasariKidul Longsorbahanromba kan

Sukamanah Potensiterlanda

Hujanabudanlont aranbatuKRBI

Sukadana Longsorbahanromba kan

2. Bantarujeg Sukamenak Longsorbahanromba kan

3. Banjaran Sangiang Longsorbahanromba kan

Cimeong Longsorbahanromba kan

4. Cingambul Sedaraja Longsorbahanromba kan

Potensiterlanda Hujanabudanlont aranbatuKRBI

Cikondang Longsorbahanromba kan

NagaraKemban g

Longsorbahanromba kan

Wangkelang Longsorbahanromba kan

Cintaasih Longsorbahanromba kan

(8)

No KECAMATAN DESA

BENCANA

LONGSOR TEKTONIK VULKANIK Sukamukti Longsorbahanromba

kan

5. Cikijing Cipulus Longsorbahanromba kan

6. Lemahsugih Kalapadua Longsorbahanromba kan

Sukajadi Longsorbahanromba kan

Lemahputih Longsorbahanromba kan

Sadawangi Longsorbahanromba kan

7. Maja Anggrawati Longsorbahanromba kan

Cengal Longsorbahanromba kan

Retakan

8. Majalengka Cibodas Longsorbahanromba kan

Retakan

Sidamukti Longsorbahanromba kan

Retakan

9. Malausma Ciranca NendatandanRetaka n

Buninagara Longsorbahanromba kan

Cimuncang Longsorbahan rombakan,n endatan,ret akan

Lebakwangi NendatandanRetaka n

10. Panyingkiran Panyingkiran Retakan

(9)

No KECAMATAN DESA

BENCANA

LONGSOR TEKTONIK VULKANIK 12. Sindangwangi Ujungberung Longsorbahanromba

kan

Bantaragung Longsorbahanromba kan

LengkongKulon Longsoran

13. Sindang Pasirayu Potensiterlanda

Hujanabudanlont aranbatuKRBI)

14. Talaga Gunungmanik Potensiterlanda

Hujanabudanlont aranbatuKRBI)

Sumber: BPBDKabupatenMajalengka,Tahun2014

C.Kawasan Perbatasan

Berdasarkan laporan Penyusunan Masterplan Penataan Ruang Kawasan Perbatasan Kabupaten Majalengka Tahun 2008, dalam kajian tersebut dijelaskan bahwa sebagian besar wilayah perbatasan Kabupaten Majalengka memiliki permasalahan yang terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang terbatas. Kondisi jaringan jalan antar pusat kota kecamatan dengan desa-desa di wilayah perbatasan sangat kurang memadai, khususnya di wilayah perbatasan Kabupaten Majalengka Wilayah Selatan. Kawasan perbatasan Kabupaten Majalengka bagian selatan yang berada pada WP Selatan umumnya memiliki morfologi alam yang berbukit hingga terjal, sehingga untuk pengembangan jaringan jalan lebih sukar dibandingkan dengan jaringan jalan pada daerah datar. Secara makro kawasan perbatasan di Kabupaten Majalengka direncanakan sebagai pusat ekonomi kerakyatan berbasis sumber daya alam yang bersinergi dengan kabupaten lain yang bertetangga.

(10)

1. Sektor pertanian (dengan sub-sektor : tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan) akan merupakan sektor yang menjanjikan bagi ekonomi kerakyatan, yang akan didukung oleh kegiatan sektor/sub-sektor : perdagangan, angkutan, industri kecil dan rumah tangga, dan jasa-jasa lainnya.

2. Sub-sektor pertambangan masih memegang porsi yang cukup besar dalam ekonomi produksi Kabupaten Majalengka, dan merupakan forward linkage-nya adalah kegiatan sub-sektor industri. Kedua sub-sektor ini merupakan kegiatan ekonomi bukan kegiatan ekonomi kerakyatan.

Untuk data/kondisi eksisting kawasan permukiman di sekitar kawasan perbatasan masih belum teridentifikasi, tetapi pada tahanpan selanjutnya akan direncanakanya pendataan terkait pengembangan kawasan permukiman di kawasan perbatasan akan berpotensi terhadap sektor pertanian dan sub sektor pertambangan yang mendukung pertumbuhan ekonomi di kawasan perbatasan. 3. Potensi dan tantangan pengembangan kawasan permukiman

Potensi terhadap pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Majalengka, diantaranya :

1. Jumlah penduduk; 2. Tata Ruang dan Lahan; 3. Infrastruktur.

Beberapa permasalahan mengenai pengembangan kawasan permukiman disebabkan karena kebutuhan Perumahan Belum Jadi Isu Sentral di beberapa kabupaten/kota yang masih memiliki luas lahan yang cukup.Koordinasi dan komitmen Kurang Kuat antara stakeholder terkait pengembangan perumahan, Data Perumahan Minim/keterbatasan data terkait kebutuhan perumahan dan Anggaran/alokasi dana yang masih kurang/rendah.

Permasalahan pengembangan kawasan permukiman, diantaranya meliputi : Backlog, Tata Ruang Dan Lahan,Kawasan Kumuh,Perijinan,Penegakan Hukum, Infrastruktur, Pendataan, Pembiayaan, Regulasi, Rutilahu, Kelembagaan, Sosialisasi.

(11)

A. Program Bidang Rumkim ( Seksi Permukiman )

PROGRAM PENGEMBANGAN KINERJA PENGELOLAAN AIR MINUM

DAN AIR LIMBAH

1. Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Limbah (MCK)

• Data Penanganan MCK (Kap. 20 KK)Tahun Anggaran 2014 : - Sumber Dana APBD = 27 unit

- JUMLAH = 27 unit • Data Penanganan MCK ++ (Kap. 200 KK)

Tahun Anggaran 2013 :

- Sumber Dana APBN / DAK = 4 unit - JUMLAH = 4 unit Tahun Anggaran 2014 :

- Sumber Dana APBN / DAK = 4 unit - Sumber Dana APBD = 4 unit - JUMLAH = 8 unit • Data Rencana Penanganan MCK

Tahun Anggaran 2015 :

- Sumber Dana APBD = 9 unit - JUMLAH = 9 unit

• Data Rencana Penanganan MCK KomunalTahun Anggaran 2015 : - Sumber Dana BAN.PROV = 4 unit

- JUMLAH = 4 unit

2. Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Bersih Pembangunan Sarana Dan Prasarana Air Bersih Perdesaan

 Data Penanganan Sumur Bor Tahun Anggaran 2013 - 2014 : - Sumber Dana APBN / DAK

- Tahun Anggaran 2013 = 5 unit

- Tahun Anggaran 2014 = 4 unit

- JUMLAH = 9 unit

(12)

 Data Penanganan Bantuan PipaTahun Anggaran 2013 - 2014 : - Sumber Dana APBD = 42.012 M sebanyak 7.002 Batang  Data Penanganan IKK Air Minum Tahun Anggaran 2013 - 2014 :

- IKK Kertajati dan IKK Ligung TA. 2013 (APBN / DAK) = 28.362 M - IKK Kertajati dan IKK Ligung TA. 2014 PKPAM JABAR (APBN) = 6.840 M

- IKK Jatiwangi TA. 2014 PKPAM JABAR (APBN) = 7.626 M - IKK Kertajati TA. 2014 (APBD-KAB) = 6.180 M - IKK Ligung TA. 2014 (APBD- KAB) = 8.264 M

- JUMLAH = 57.272 M

 Rencana Penanganan Sumur Bor Tahun Anggaran 2015: * Sumber Dana APBN / DAK

- Desa Bongas Kulon Kec. Sumberjaya = 2 Unit - Desa Jatiraga Kec. Jatitujuh = 1 Unit - Desa Kertawinangun Kec. Kertajati = 1Unit

JUMLAH = 4Unit

 Data Penanganan Air Bersih PerdesaanTahun Anggaran 2015 * Sumber Dana DAK

- Desa Sadomas Kec. Rajagaluh = 5.796 M - Desa Argamukti Kec. Argapura = 4.860 M - Desa Garawastu Kec. Sindang = 4.764 M - Desa Bantaragung Kec. Sindangwangi = 3.780 M - Desa Lebakwangi Kec. Malausma = 2.916 M

PROGRAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN

Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Limbah

• Data Penanganan Drainase

(13)

7.1.2 Sasaran Program Pengembangan Kawasan Permukiman

Sasaran programmerupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.Sasaran program mengaitkan kondisi eksisting dengan target yang harus dicapai khususnya sektor pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Majalengka

Tabel 7.3

Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

7.1.3 Usulan Kebutuhan Program

Usulan kebutuhan program, berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk pencapaian sasaran program sektor pengembangan kawasan permukiman yang dijabarkan setiap tahunnya.

NO URAIAN SASARAN PROGRAM

TOTAL LUAS KAWASAN

SASARAN PROGRAM

TAHUN I TAHUNII TAHUNIII TAHUN IV TAHUN V KET

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Kawasan Kumuh

Perkotaan 83,91 Ha 10 Ha 15 Ha 15 Ha 20 Ha 23.91 Ha

RPJMN 2014-2019

2 Kawasan Permukiman

(14)

Tabel 7.4

Matriks Usulan Kebutuhan

Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

NO KAWASAN

PERMUKIMAN

LUAS KAWASAN

RENCANA PROGRAM/KEGIATAN

TAHUN I TAHUNII TAHUNIII TAHUN IV TAHUN V KET

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

I Kawasan Kumuh

Perkotaan …….. Ha

1. Kawasan …. …….. Ha

2. Kawasan …. dst …….. Ha

II

Kawasan Permukiman Perdesaan

…….. Ha

1. Kawasan …. …….. Ha

2. Kawasan …. dst …….. Ha

III

Kawasan

Permukiman Khusus (Permukiman

Nelayan, Perbatasan, Pulau Kecil, Rawan Bencana dsb)

…….. Ha

1. Kawasan …. …….. Ha

(15)

Tabel 7.5

Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

NO

OUTPUT

LOKASI TAHUN VOL SATUAN

SUMBER DANA READINESS CRITERIA INDIKATOR

UKL/UPL LAHAN PENGELOLA RINCIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

1 Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya untuk sector PengembanganPermukiman

(5) Lokasi kegiatan (6) Tahun Kegiatan (7) Volume Kegiatan (8) Satuan

(9), (10), (11), (12), (13)Sumber pembiaayaan kegiatan yangbersumber dari matriks usulan program

(16)

7.2 Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan program dan pembiayaan dalam penataan bangunan dan lingkungan, khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100.

7.2.1 Kondisi Eksisting, berisikan:

1. Data kondisi Perda Bangunan Gedung dan NSPK lainnya di Kabupaten Majalengka (IMB, SLF, TA-BG, dan Pendataan BG)

Tabel 7.6

Peraturan Daerah terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan

2. Kondisi kota pusaka, kota hijau (RTH, Kebun Raya, Bangunan Gedung Hijau) dan kawasan strategis lainnya. Di Kabupaten Majalengka belum terdapat pengelompokkan jenis Kota Pusaka dan Kota Hijau tetapi ada beberapa kawasan yang dianggap sebagai kawasan strategis yaitu kawasan tradisional/bersejarah.

Tabel 7.7

Penataan Lingkungan Permukiman

No Kabupaten

RTH Pemenuhan SPM Penanganan Kebakaran

Luas Lokasi 1 Majalengka Kawasan

Talaga 2 Majalengka Kawasan

Pemakaman

3 Majalengka Kawasan Pemakaman Siti

4 Majalengka Kawasan Pemakaman

Ruang Wilayah

Kabupaten Majalengka Tahun 2011 -2031

Perda

2 3 2011 Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Perda

(17)

3. Potensi dan tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Tabel 7.8

Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan danLingkungan di Kabupaten Majalengka

No

Pengembangan Alternatif Solusi I. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

1 Aspek Teknis - Belum

terdapatnya Perda tentang Penyerahan PSU dari pihak ketiga perda tersebut dapat

menstimulasi capaian penataan bangunan lingkungan yang lebih tertata

- SOP tersebut harus disusun sebagai acuan dalam penataan lingkungan permukiman

- Akselarasi penyusunan dan legislasi Perda dan SOP tersebut.

2 Aspek Kelembagaan - Kurangnya program yang terintergrasi antar stakeholder yang terkait

- Beberapa stakeholder terkait penataan lingkungan terkait diantaranya BPLH, DINKES dan Dinas BMCK

- Adanya pebinaan dan integrasi program/kegiat an yang terkait difasilitasi oleh Bappeda 3 Aspek Pembiayaan - Aspek penataaan

lingkungan permukiman belum menjadi prioritas dalam penyusunan anggaran

- Belum termasuk salah isu strategis dalam RKPD Majalengka terkait dalam capaian SPM, RPJMD

- Adanya koordinasi dan integrasi berkaitan aspek penataan terkait penataan bangunan dan

5 Aspek Lingkungan Permukiman

- Belum terkoneksinya antar jaringan infrasruktur pendukung dalam penataan lingkungan permukiman.

- Diperlukan konektivitas antar jaringan agar lingkungan lebih tertata II. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

(18)

No

Pengembangan Alternatif Solusi Gedung dan Rumah

Negara secara baik belum terinventarisasi.

asset secara baik oleh stakeholder terbaik

banguann gedung dan rumah negara

2 Aspek Kelembagaan - - -

3 Aspek Pembiayaan - - -

4 Aspek Peran Serta Masyarakat/Swasta

- - -

5 Aspek Lingkungan Permukiman

- - -

III. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan 1 Aspek Teknis SOP yang sudah ada

belum sepenuhnya berjalan dengan optimal.

Diperlukan adanya SOP lain yang mendukung program tersebut sehingga tepat sasaran dan efektif.

Penyusunan SOP Pendukung program tersebut dalam membantu pendanaan

Penyusunan aturan atau MOU denbngan pihak swasta dalam mendukung program tersebut

Adanya

kesepakatan/MOU dengan pihak swasta terkait program tersebut

5 Aspek Lingkungan Permukiman

- - -

Tabel 7.9

Isu Strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Majalengka

No Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis Sektor PBL

1. Penataan Lingkungan Permukiman a. Kondisi permukiman yang terkonsentrasi pada sebagian wilayah menyebabkan infrastruktur yang ada belum merata dengan baik.

b. Kondisi utilitas perkotaan belum sepenuhnya sesuai dengan kriteria teknis yang ada. 2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan

Rumah Negara

a. Pemilihan bahan material yang belum sepenuhnya sesuai dengan kondisi lokasi pembangunan

b. Kurangnya pemahaman dalam penyelenggaraan bangunan gedung sehingga belum sepenuhnya mengajukan IMB.

c. Kurangnya pemahaman pemasangan instalasi dalam pembangunan yang belum sesuai SNI dan tidak menyesuaikan dengan kondisi angin pada lokasi tersebut

3. Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

a. Kurangnya koordinasi antar stakeholder terkait dalam melaksanakan penanggungan kemiskinan sehingga pemecahan permasalahannya bersifat parsial.

(19)

4. Data lain yang terkait dengan penataan bangunan dan lingkungan Untuk kondisi eksisting penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara akan ditinjau mengenai status kepemilikan, kondisi bangunan daan ketersediaan utilitas bangunan gedung.

Tabel 7.10

Penyelenggaran Bangunan Gedung dan Rumah Negara di Kabupaten Majalengka

No Kawasan

7.2.2 Sasaran Program

Sasaran program, merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.Sasaran program mengaitkan kondisi eksisting dengan target yang harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor penataan bangunan dan lingkungan baik di tingkat Pusat maupun di tingkat kabupaten/kota.

Tabel 7.12

Matriks Sasaran Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

NO URAIAN SASARAN PROGRAM

SASARAN PENANGANAN

SASARAN PROGRAM

KET TAHUNI TAHUNII TAHUNIII TAHUNIV TAHU V

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

I Penyelenggaraan

Bangunan Gedung …. m

2

II Penataan Bangunan dan

Lingkungan Strategis …. m

2

III Revitalisasi Kawasan

Tematik Perkotaan …. Kawasan

IV Pengembangan RTH …. m2

V

Fasilitasi Ruang terbuka Publik/ Edukasi dan Partisipasi Masy.

…. Kecamatan

(20)

Keterangan pengisian :

(1) Nomor, (2) Jenis kegiatan PBL (3) Sasaran penangan 2015-2019, (4),(5),(6),(7),(8) Sasaran Program selama 5 tahun, (9) Keterangan

7.2.3 Usulan Kebutuhan Program

Usulan kebutuhan program, berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk pencapaian sasaran program sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan yang dijabarkan setiap tahunnya.

Tabel 7.13

Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

NO

KEGIATAN PENATAAN BANGUNAN DAN

LINGKUNGAN

SATUAN

RENCANA PROGRAM

KET TAHUNI TAHUNII TAHUNIII TAHUNIV TAHUNV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

I Penyelenggaraan Bangunan Gedung

1. Bangunan …. m2

2. Bangunan …. m2

II Penataan Bangunan dan Lingkungan Strategis

1. Kawasan …. m2

2. Kawasan …. m2

III Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan

1. Kawasan ….. Kawasan

2. Kawasan ….. Kawasan IV Pengembangan RTH

1. RTH …. m2

2. RTH …. m2

V Fasilitasi Ruang terbuka Publik/ Edukasi dan Partisipasi Masy.

1. Kecamatan …. 2. Kecamatan ….

Keterangan pengisian :

(1) Nomor, (2) Jenis keg. PBL (3) Satuan, (4),(5),(6),(7),(8) Usulan rencana program selama 5

(21)

Tabel 7.14

Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

NO

OUTPUT

LOKASI TAHUN VOL SATUAN

SUMBER DANA READINESS CRITERIA INDIKATOR

PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PELAKSANAAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

1 Strategis Ditjen Cipta Karya untuk sector PengembanganPermukiman

(5) Lokasi kegiatan (6) Tahun Kegiatan (7) Volume Kegiatan (8) Satuan

(9), (10), (11), (12), (13)Sumber pembiaayaan kegiatan yangbersumber dari matriks usulan program

(14), (15), (16), (17) Kesiapan Readiness Criteria

7.3 Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

(22)

7.3.1 Kondisi Eksisting, berisikan:

1. Data pelayanan air minum, baik perpipaan maupun non perpipaan A. Sistem Perpipaan

Tabel 7.15

RekapitulasiJumlahSambungandanCakupanPelayanan SPAM KabupatenMajalengkaTahun 2015

No Uraian Keterangan

1 JumlahSambunganLangsung (unit) 21.598

2 JumlahSambunganHidranUmum (unit) 0

3 JumlahSambunganKomersial non domestik (unit) 1.184

4 JumlahPenduduk Terlayani (jiwa) 128.808

5 Jumlah Penduduk AdministrasiTahun 2015 (jiwa) 1.201.425

6 CakupanPelayanan (%) 19,07

7 Q design (L/det) 400

8 Q Produksi (L/det) 268,8

9 Idle capacity (L/det) 131

10 Kehilangan Air (%) 38.19

JumlahKaryawan (orang) 167

Sumber : Data PDAM KabupatenMajalengkaTahun 2016

Wilayah pelayanansystempenyediaan air minum PDAM Majalengka (perpipaan) meliputi 13 kecamatan.Sistempelayanan air minum PDAM Majalengkaterbagimenjadi 4 (Empat) Cabangdan 9 (sembilan) Unit,

yaituCabangMajalengka, CabangKadipaten,

CabangSukahajidanCabangTalagasedangkan unit Cabang, yaitu unit Cigasong, Unit Jatiwangi, Unit Salagedang, Unit Rajagaluh, Unit Panyingkiran, Unit Cikijing, Unit Jatitujuh, Unit Dawuan, Unit KertajatidanLigung.Sumber air baku yang dipergunakan PDAM Majalengkauntukmelayanimasyarakat di wilayahpelayanannyaadalah :

a. Mata Air, yaitu Mata Air Cilongkrang, Mata Air Cisurian, Mata Air Cipadung, Mata Air Cihaneut, Mata Air Cibulakantarik, Mata Air Cigowong, Mata Air Citamba dan Mata Air Sangiang Meri.

b. Air Permukaan, yaitu Sungai Cilutung dan Sungai Cimanuk.

(23)

B. SISTEM NON PERPIPAAN

Pelayanan Air Minum Sistem Non Perpipaan di Kabupaten Majalengka berasal dari air permukaan (air baku) yang terdiri dari; sungai, mata air, danau, waduk/ rawa.

A. Sungai

Terdapat 2 (dua) sungai besar yang menjadi jantung kebutuhan air untuk masyarakat Kabupaten Majalengka yaitu Sungai Cimanuk dan Sungai Cilutung.Kedua sungai tersebut saat ini dimanfaatkan oleh masyarakat terutama bagi pengairan/ pertanian.

Tabel 7.16

Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Majalengka

No Nama

Sungai Bendungan

Area Layanan (Ha)

Debit (m3/dt) Maksimal Minimal

1 Cilutung Kamun 9.289 50,73 0,41

2 Cideres Tirtanegara, cigasong 2.741 3,94 0,65

3 Cikeruh Cikeuruh, Cibutul 3.354 10,68 0,99

4 Ciherang Ciherang 1.009 1,76 0,30

5 Cikadongdong Cikeumangi, Cikondang 2.411 1,47 0,40

6 Ciwaringin Ciwaringin 3.387 6,36 0,44

7 Cilongkrang Ciminggiri Suplay ke BdCiawi 0,79 0,29

8 Ciawi Ciawi 151 1,02 0,28

9 Cimanuk Rentang 571 900,00 500,00

10 Cihikeu Citeureup 348 1.252,00 0,26

11 Cihieum Cihieum 556 4.512,00 0,25

12 Cisampora Cimingking 383 1.439,00 0,18

Jumlah 24.230 8.179.75 504.45

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kab. Majalengka 2012

B. Mata Air

(24)

Tabel 7.17

Data Mata Air di Kabupaten Majalengka

NO. NAMA MATA (DALAM SATU BULAN)

IRIGASI Sumber : Masterplan SPAM Kabupaten Majalengka, Tahun 2013

C. Air Baku dari Waduk Jatigede

Megaproyek Waduk Jatigede yang terletak di kampung Jatigede Kulon Desa Cijeungjing Kecamatan Jati Gede Kabupaten Sumedang-Jawa Barat merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, rencana kerja pemerintah 2012 dan terkait erat dengan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Waduk Jatigede memiliki fungsi strategis bagi masyarakat antara lain:

 Akan mengairi areal persawahan di pantura seluas 90 ribu ha, sehingga akanmeningkatkan produktivitas pangan para petani.

 Mencegah meluasnya lahan kritis di sepanjang daerah aliran sungai cimanuk-cisanggarung seluas 7.711 km2.

 Menghindari risiko banjir di saat musim hujan.

 Mengatasi krisis air untuk menjamin ketersediaan air baku untuk wilayah pantura.

 Sumber pembangkit listrik tenaga air (PLTA)

 Obyek pariwisata.

(25)

permasalahan keterbatasan air baku yang sering dialami PDAM. Berdasarkan perencanaan tahap awal,WadukJatigede tersebut akan mensupply air baku sebesar 3.500 liter/det yang akan dialokasikan ke beberapa kabupaten antara lain:

 Kabupaten Sumedang : 350 liter/det

 Kabupaten Majalengka : 950 liter/det

 Kabupaten Indramayu : 750 liter/det

 Kabupaten Cirebon : 750 liter/det

 Kota Cirebon : 500 liter/det

Total : 3.500 liter/det

Adanya rencana supply air baku dari bendungan Jatigede sebesar 950 liter/det merupakan angin segar ditengah adanya kendala keterbatasan sumber air baku di Kabupaten Majalenka. Karena dengan debit sebesar itu paling tidak bisa untuk melayani rencana Kawasan Aerocity dan penunjangnya.

D. Air Tanah

Untuk kondisi Air Bawah Tanah (ABT), berdasarkan kondisi yang ada, secara umum Wilayah Utara dan Tengah Kabupaten Majalengka mempunyai potensi ketersediaan ABT cukup baik, kecuali untuk Kecamatan Kertajati, Dawuan, dan Ligung kurang baik. Berdasarkan data Inventarisasi dan Pemetaan Zona Konservasi Air Bawah Tanah, 2003, kondisi ABT di Kabupaten Majalengka dapat diklasifikasikan ke dalam 4 klasifikasi sangat berpotensi dengan nilai indeks 4 sampai kurang berpotensidengan nilai indeks 1.

Tabel 7.18

Klasifikasi Potensi ABT di Kabupaten Majalengka

No

Kisaran Indeks Rata-Rata

Kecamatan Kelas Keterangan

1 1.64 – 2.01 Kertajati – Ligung – Dawuan dan Kasokandel – Jatiwangi

D Kurang Berpotensi

2 2.01 – 2.31 Palasah – Leuwimunding - Panyingkiran – Majalengka – Cigasong

– Sukahaji dan Sindang – Bantarujeg dan Malausma– Talaga – Cingambul

C Potensi Sedang

3 2.31 – 2.61 Sumberjaya – Rajagaluh – Maja – Lemahsugih – Banjaran

B Berpotensi

(26)

No

Kisaran Indeks Rata-Rata

Kecamatan Kelas Keterangan

– Jatitujuh – Cikijing

Sumber : Inventarisasi dan Pemetaan Zona Konservasi Air Bawah Tanah, 2003

Tabel 7.19

Klasifikasi Potensi Recharge Area Rata Rata di Kabupaten Majalengka

NO

KISARAN INDEKS RATA-RATA

KECAMATAN KELAS KETERANGAN

1 2.47 – 2.69 Sumberjaya – Majalengka - Argapura D Kurang Baik dan Malausma – Lemahsugih - Talaga

B Baik

4 3.15 – 3.37 Jatitujuh – Kadipaten – Dawuan dan Kasokandel – Panyingkiran - Banjaran

A Sangat Baik

Sumber : Inventarisasi dan Pemetaan Zona Konservasi Air Bawah Tanah, 2003

2. Luas cakupan pelayanan per kecamatan Tabel 7.20

JumlahPendudukTerlayanidanCakupanPelayanan Masing-masingcabang/unit pelayanan SPAM

PDAM KabupatenMajalengkaTahun 2016

No Cabang/unit Desa/ Σ

(27)

Tabel 7.21

PresentaseCakupanPelayanan

Masing-masingcabang/unit pelayanan SPAM PDAM KabupatenMajalengkaTahun 2016

N

Sumber : SIMSPAM PDAM KabupatenMajalengka,Tahun 2016

3. Lokasi dan kapasitas air baku

Berdasarkan data sumber air baku diatas, alternatif sumber air baku yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pelayanan air minum (khususnya air minum perpipaan PDAM) di Kabupaten Majalengka adalah:

1) Air Baku dari Waduk Jatigede

Berdasarkan data perencanaan awal, Kabupaten Majalengka akan disupply air baku dari Waduk Jatigede sebesar 950 liter/detik.

2) Mata Air

Mata air yang dapat dijadikan alternatif sumber air baku adalah:

 MA Citalahab di Desa Pajajar Kecamatan Rajagaluh dengan debit 229 liter/detik, baru dimanfaatkan 120 liter/detik, sehingga sisasnya 109 liter/detik.

(28)

 MA Cimulah di Desa Cikeusik Kecamatan Sukahaji dengan debit 80 liter/detik, belum dimanfaatkan, sehingga sisasnya 80 liter/detik.

 MA Cirumput bisa dimanfaatkan sampai dengan 100 liter/detik.

 MA Leuwigeni di Desa Jagasari Kecamatan Cikijing dengan debit air sebesar 45 liter/detik.

 Pemanfaatan sisa kapasitas dari MA Cipadung di Desa Pajajar.

 Pemanfaatan sisa kapasitas dari MA Cilongkrang di Desa Argalingga.

 MA Citamiang, Cibulak Tarik, Cigowong di Desa Sunia Baru Kecamatan Talaga.

3) Air Tanah

Pemanfatan air tanah dapat dilakukan di daerah-daerah yang potensi air tanahnya mempunyai klasifikasi potensial sangat potensial untuk dimanfaatkan, sedangkan sumber lain selain air tanah tersebut tidak diperoleh. Dengan demikian pemanfaatan air tanah hanya dilakukan untuk daerah-daerah yang sama sekali sulit untuk mendapatkan sumber air baku. 4) Air Sungai

Sungai yang potensial masih bisa dimanfaatkan adalah Sungai Cimanuk, akan tetapi mengingat Sungai Cimanuk ini Neraca Airnya berkaitan dengan Waduk Jatigede, maka untuk sementara pengambilan air baku dari Sungai Cimanuk tidak direkomendasikan.

Dari hasil analisisterhadap alternatif sumber air bakudiatas dapat direkomendasikanbeberapa pemanfaatan sumber air baku antara lain:

a. Air Baku dari Waduk Jatigede

Rencana suplly air baku dari Waduk Jatigede sebesar 950 liter/detik direncanakan untuk pengembangan pelayanan air minum Kawasan Aero City & Penunjangnya serta Bandara Internasinal Jawa barat (BIJB). Adapun daerah-daerah yang akan akan dilayani yaitu:

 Kecamatan Kertajati.

 Kecamatan Jatitujuh.

 Kecamatan Jatiwangi.

 Kecamatan Dawuan.

(29)

 Kecamatan Kadipaten.

 Kecamatan Palasah.

 Kecamatan Ligung.

 Kecamatan Sumberjaya.

 Bandara Internasinal Jawa barat (BIJB). b. Mata air

Mata air yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku untuk kebutuhan air minum adalah:

 MA Citalahab dan MA Ciherang direncanakan untuk pengembangan SPAM IKK Rajagaluh dan Sindangwangi.

 MA Cimulah dan pemanfaatan sisa kapasitas MA

Cipadungdirencanakanuntuk pengembanganSPAM IKK Sukahaji dan Salagedang.

 MA Cirumput direncanakan untuk pengembangan SPAM IKK Leuwimunding.

 MA Citamiang, pemanfaatan sisa kapasitasCibulak Tarik dan MA Cigowong direncanakan untuk pengembangan SPAM IKK Talaga.

 MA Leuwigeni dan pemanfaatan sisa kapasitas MA Colom direncanakan untuk pengembangan SPAM IKK Cikijing dan Cingambul.

 Pemanfatan sisa kapastas MA Cilongkrang direncanakan untuk pengembangan SPAM Kota Majalengka, Cigasong dan Panyingkiran. c. Air Tanah

Pemanfatan air tanah dapat dilakukan untuk pengembangan air minum Non PDAM di wilayah-wilayah potensial air bawa tanahnya sedang-tinggi antara lain:

 Kecamatan Sumberjaya,

 Kecamatan Rajagaluh,

 Kecamatan Maja,

 Kecamatan Lemahsugih,

 Kecamatan Banjaran,

 Kecamatan Kadipaten,

 Kecamatan Sindangwangi,

(30)

 Kecamatan Cikijing. 4. Kinerja PDAM

Kinerja pelayanan PDAM bisa dilihat dari lamanya jam operasi. Berdasarkan data Busines Plan PDAM Kabupaten Majalengkajam operasi produksi maupun distribusi pada masing-masing wilayah pelayanan/cabang dan unit sebagai berikut:

 Cabang Majalengka jam produksi 24 jam/hari sedangkan distribuysi 24 jam/hari

 Cabang Kadipaten jam produksi 24 jam/hari sedangkan distribusi 24 jam/hari

 Cabang Talaga jam produksi 24 jam/hari sedangkan distribusi 24 jam/hari

 Cabang Sukahaji distribusi 24 jam/hari

 Unit Cigasong distribusi 24 jam/hari

 Unit Rajagaluh jam produksi 24 jam/hari sedangkan distribusi 24 jam/hari

 Unit Cikijing jam produksi 24 jam/hari sedangkan distribusi 24 jam/hari

 Unit Panyingkiran distribusi 24 jam/hari

 Unit Sukaraja distribusi 24 jam/hari

 Unit Jatitijuh jam produksi 9,8 jam/hari sedangkan distribusi 24 jam/hari

(31)

Tabel 7.22 Kinerja PDAM Kabupaten Majalengka

No. Indikator Rumus Perhitungan Tahun 2010 Perhitungan Tahun 2011

Hasil Bobot Nilai Nilai Hasil Bobot Nilai Nilai

I. ASPEK KEUANGAN

a. Rentabilitas

a.1

ROE (Return On Equity)

Laba(Rugi) bersih setelah pajak X

100% 15.26% 0.055 5 0.275 5,04 % 0.055 3 0.165

Jumlah Equitas

a2. Ratio Operasi Biaya Operasi X 100%

91.74% 0.055 5 0.275 99 % 0.055 2 0,110

Pendapatan Operasi

b. Liquiditas

b.1 Cash Ratio Kas + setara Kas X 100%

87.02% 0.055 4 0.22 32,40 % 0.055 1 0,055

Hutang Lancar

b.2 Efektifitas Penagihan

Jumlah Penerimaan Rekening Air X

100% 86.12% 0.055 3 0.165 86.12% 0.055 3 0.275

Jumlah Rekening

b.3 Solvabilitas Total Asset X 100%

517.68% 0.030 5 0.150 425,46 % 0.030 5 0.150

Total Hutang

Total Aspek Keuangan 1.085 0.755

(32)

No. Indikator Rumus Perhitungan Tahun 2010 Perhitungan Tahun 2011 Hasil Bobot Nilai Nilai Hasil Bobot Nilai Nilai

II. ASPEK PELAYANAN

1. Cakupan Pelayanan Teknis Jumlah Penduduk terlayani

13.52% 0.050 2 0.100 53,39 % 0.050 3 0.150

Jumlah Penduduk wilayah pelayanan

2. Pertumbuhan Pelanggan

Jml Plg Thn ini - Jml Plg Thn lalu X

100% 5.83% 0.050 2 0.100 9,83 % 0.050 2 0.200

Jml Plg Thn Lalu

3. Tingkat Penyelesaian aduan Jumlah Keluhan selesai

80.39% 0.025 5 0.125 100 % 0.025 5 0.125

Jumlah Keluhan

4. Kualitas air pelanggan

Jumlah uji kualitas yang memenuhi

syarat 0.00% 0.075 5 0.375 =% 0.075 4 0.300

Jumlah yang diuji

5. Konsumsi air domestik Jml air yang terjual domestik

14.58 0.050 2 0.100 15.09 0.050 2 0.100

Jml pelanggan domestik

Total Aspek Pelayanan 0.800 0.675

(33)

Sumber : Laporan Audit Kinerja BPKP 2010 - 2011

No. Indikator Rumus Perhitungan Tahun 2010 Perhitungan Tahun 2011

Hasil Bobot Nilai Nilai Hasil Bobot Nilai Nilai

III. ASPEK OPERASI

1. Efisiensi produksi Kapasitas yang dimanfaatkan (m3)

65.30% 0.070 2 0.140 47.44 % 0.070 1 0.070

Kapasitas terpasang (m3)

2. Tingkat kehilangan air Distribusi air-air Terjual

22.39% 0.070 5 0.350 20.32 % 0.070 5 0.350

Distribusi Air

3. Jam Operasi Layanan Waktu Distribusi Air ke pelanggan 1 tahun

15.7 0.080 3 0.240 21.64 0.080 5 0.400

365 Hari

4. Tekanan air sambungan pelanggan Jmlh Plgn yang dilayani dgn tekanan > 0,7 Bar

66.78% 0.065 4 0.260 52.20 % 0.065 3 0.195

Jumlah Pelanggan

5. Penggantian meter air Jumlah meter yang diganti tahun Ybs

0.00% 0.065 1 0.065 1.85 % 0.065 1 0.650

Jumlah pelanggan

(34)

Sumber : Laporan Audit Kinerja BPKP 2010 - 2011

NO. INDIKATOR RUMUS

Perhitungan Tahun 2010 Perhitungan Tahun 2011

Hasil Bobot Nilai Nilai Hasil Bobot Nilai Nilai

IV. ASPEK SDM

1. Rasio Pegawai terhadap Pelanggan Jumlah Pegawai

14.47 0.070 5 0.350 7.32 0.070 5 0.350

Jumlah Pelanggan X 1000

2. Rasio Pegawai (peningkatan kompetensi) Jumlah pegawai yang ikut Diklat

0.93% 0.040 1 0.040 9.17 % 0.040 1 0.040

Jumlah pegawai

3. Ratio Biaya Diklat Biaya Diklat

0.28% 0.040 1 0.04 0.79 % 0.040 1 0.040

Biaya Pegawai

Total Aspek SDM 0.430 0.430

JUMLAH NILAI YANG DIPEROLEH 3.370 2.920

(35)

Dari data diatas dapat dilihat bahwa jam operasi (distribusi) PDAM Kabupaten Majalengka rata-rata telah mencapai 24 jam/hari.

5. Potensi dan tantangan Pengembangan SPAM

Permasalahan, penyebab masalah dan rencana tindak menurut masing-masing aspek adalah sebagai berikut :

1. Aspek Teknik

Unit Air baku : Permasalahan :

 Terdapat sisa Kapasitas pada sumber air dari Mata air Cilongkrang dan Mata Air Cipadung

 Pasokan pendistribusian Air sering terganggu di Cabang Talaga, Unit Cikijing, Unit Salagedang dan Unit Rajagaluh

Penyebab Masalah :

 Pada awal musim kemarau sampai dengan berakhirnya musim kemarau MA Cisurian ditutup oleh masyarakat petani .

 MA cipadung design terpasang saat ini disesuaikan dengan hasil musyawarah dengan masyarkat.

 Jalur pipa transmisi terletak di daerah eawan longsor

 Umur teknis bangunan brocaptering sudah menurun sehingga mengakibatkan kebocoran.

(36)

Rencana Tindak :

 Membuat Jaringan transmisi baru dari MA Cilongkrang melalui Desa Sukasari  Modifikasi Jaringan Pipa Transmisi di MA Cipadung

 Renovasi Broncapteng

 Pemasangan Pipa Trasmisi dari BPT Kumbung

 Pembuatan BPT di Desa Darmalarang Cabang Talaga  Pembuatan DED rencana pembuatan Pompa Sumur Dalam

2. Unit Produksi Permasalahan :

- Produksi Air dari Instalasi Pengolahan Lengkap Kadipaten kurang optimal dan sudah Full Capacity;

- Produksi Air pada IPA Unit Jatitujuh sering terhenti;

- Belum meiliki Cadangan Power supply (Genset).

Penyebab Masalah :

- Umur teknis Paket pengolahan IPA Kadipaten sudah Menurun; - Tingkat kekeruhan sungai Cilutung cukup tinggi;

- Sering rusaknya Pompa Intake di IPA Kadipaten dan IPA Jatitujuh;

- Dalam 1 Tahun sekali terjadi pengeringan Bendungan Rentang selama 1 ( satu ) Bulan.

Rencana Tindak :

- Perlu adanya pasokan air yang optimal untuk menambah distribusi air dari MA Air Cipadung, MA Cilongkrang dan MA Cisurian ke Cabang Kadipaten melalui Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi Kota Majalengka;

- Penyempurnaan Paket Pengolahan IPA Cabang Kadipaten;

- Penambahan pipa supply utama pada intake IPA Jatitujuh kearah tengah Bendungan Rentang;

- Perlu adanya penyempurnaan panel pompa dan penambhan power supply genset;

- Pembuatan Depp Weel untuk penanggulangan pengengeringan

(37)

3. Transmisi dan Distribusi Permasalahan :

- Pasokan distribusi air ke wilayah pelayanan sering terganggu;

- Tingkat kehilangan air cukup tinggi;

- Tingkat kehilangan air tidak terdeteksi dengan akurat. Penyebab Masalah :

- Terdapat jaringan pipa terletak didaerah rawan lonsor;

- Kondisi umur teknis jaringan pipa sudah menurun;

- Tekanan air tidak merata;

- Kodisi jaringan pipa retrikulasi sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan

sambungan baru;

- Konsumsi Pelanggan masih terendah;

- Umur teknis dan akurasi meter air pelanggan sudah menurun;

- Sebagian meter induk baik produksi maupun distribusi tidak berfungsi;

- Sebagian meter air pelanggan berusia lebih dari 5 tahun. Rencana Tindak :

- Modifikasi dan penggantian jaringan pipa distribusi dan retrikulasi;

- Penggantian katup – katup pengatur tekanan;

- Pengantian sebagian air ventil dan pemasangan air ventil pada daerah dengan elevasi cukup tinggi;

- Penggantian meter air pelanggan dan tera meter secara priodik;

- Pengadaan dan penggantian meter induk.

4. Aspek Manajemen

Permasalahan :

- Cakupan Pelayanan Masih Rendah ( ……… % );

- Gambar Nyata Laksana (as built drawing ), belum dilakukan penyesuaian dengan sistem air bersih kondisi saat ini.

Penyebab Masalah :

- Terdapat area pelayanan yang potensial yang belum terjangkau oleh jaringan;

- Banyak sumber air alternatif di linggkungan pelayanan;

(38)

- Peralatan dan dana yang belum memadai. Rencana Tindak :

- Pengembangan dan Peningkatan pelayanan;

- Sosialisasi tentang Kebutuhan Air Minum yang Sehat;

- Target Pemasangan Sambungan Rumah pada Eksisting.

- Dilaksanakan pemuktahiran data.

5. Aspek Keuangan

Permasalahan :

- Efesiensi penagihan kurang maksimal;

- Masih tingginya biaya operasional terutama untuk IPA Kadipaten, IPA

Dawuan dan IPA Jatitujuh dan IPA Kertajati;

- Masih terdap tunggakan pinjaman pada Pemerintah Pusat.

Penyebab Masalah :

- Kesadaran pelanggan untuk membayar rekening air tepat pada waktunya masih rendah;

- Lemahnya manajemen pengelolaan penagihan;

- Adanya pengelolaan air bersih menggunakan sistem Pengolahan Lengkap;

- Kondisi keuangan belum mampu untuk membayar secara keseluruhan atas cicilan pokok dan bunga.

Rencana Tindak :

- Peningkatan sosialisasi hak dan kewajiban pelanggan;

- Diberlakukannya sanksi yang tegas pada pelanggan yang menunggak;

- Penerapan teknologi Informasi (On Line Pembayaran Rekening);

- Menambah Pasokan Distriusi air dari Mata Air ke IPA Kadipaten dan IPA Dawuan

- Mengajukan Pengahapusan Utang Non Pokok

6. Serta data-data lain, baik kuantitatif maupun kualitatif

(39)

Tabel 7.23

Data Unit ProduksidanDistribusi

PDAM KabupatenMajalengkaTahun 2013–2015

No Nama

Sumber: Profil SPAM Kab. Majalengka 2016

Tabel 7.24

Data KeuanganPelayanan SPAM

PDAM KabupatenMajalengkaTahun 2013 – 2015

No. Uraian Satuan 2013 2014 2015 ualan (Full Cost Recovery)

Rp/m3 3.557 3.582

5 JumlahUtang

(bilaada) Rp/m3 3.628.375.162,50 4.808.664.775,08 5.842.832.816 6 Program

Rp. Juta 12.814.454.405,35 15.974.491.436,35 17.226.995.966

Sumber : PDAM Tirta Dharma KabupatenMajalengka, 2015

(40)

Tabel 7.25

Data

Sistem Pengolahan Air Bersih (IPA)

Kabupaten Majalengka

No. N a m a

Tahun Pembuatan

Kapasitas Terpasang (Liter/Detik)

1. IPA Cab. Kadipaten 1991/1992 20

2. IPA Cab. Jatitujuh 2009 20

3. IPA Cab. Dawuan 2011 20

4 IPA Unit Kertjati 50

5 IPA Unit Ligung 50

Total 160

Sumber : Laporan PDAM tahun 2014

PDAM Kabupaten Majalengka memiliki beberapa reservoir dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7.26

Resevoir PDAM

Kabupaten Majalengka

No. N a m a

Tahun Pembuatan

Kapasitas Terpasang

(M3)

1. Upper Cigasong 1987/1988 300

2. Reservoir Kawung hilir 2000 900

3. Sumur ugul/Salagedang 1999/2000 500

4. Perum BCA Sikalong 1996/1997 100

5. Talaga/Darmalarang 1995/1996 500

6. Kadipaten 1991/1992 300

7. Panyingkiran/Jatitujuh 2009 300

8. RSS sindangkasih 2012 150

9. IKK Dawuan 2011 500

10. IKK Kertjati 500

11. IKK Ligung 500

Total 4.550

(41)
(42)

7.3.2 Sasaran Program

Sasaran program, merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.Sasaran program mengaitkan kondisi eksisting dengan target yang harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan SPAM baik di tingkat Pusat maupun di tingkat kabupaten/kota.

Tabel 7.27

Matriks Sasaran Program

Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

NO. URAIAN SASARAN PROGRAM KONDISI EKSISTING

SASARAN PROGRAM

TAHUN

I TAHUNII TAHUNIII TAHUNIV TAHUNV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Sistem Perpipaan

Kebocoran (%) 38.19 %

Cakupan PelayananPenduduk

(%) 19.07 %

Kapasitas Terpasang 268.8 Lt/Detik

Idle Capacity 131 Lt/detik

2. Sistem Bukan Perpipaan

Cakupan PelayananPenduduk

(%) … %

Kapasitas Terpasang ….. Lt/Detik

3. Kinerja PDAM

Aspek Keuangan (Skor

penilaian BPPSPAM) Skor: 0.755

Aspek Pelayanan (Skor

penilaian BPPSPAM) Skor: 0.675

Aspek Operasional(Skor

penilaian BPPSPAM) Skor: 1.665

Aspek SDM (Skor penilaian

(43)

7.3.3 Usulan Kebutuhan Program

Usulan kebutuhan program, berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk pencapaian sasaran program sektor pengembangan SPAM yang dijabarkan setiap tahunnya.

Tabel 7.28

Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan SPAM

NO KEGIATAN PENGEMBANGAN

SPAM SATUAN

1. Wilayah …. Lt/detik

II SPAM Perkotaan

1. Kecamatan Jatiwangi Lt/detik

Pemban

2. Kecamatan Kadipaten 50 Lt/detik

Pembangun an SPAM IKK

3. Kecamatan Sukahaji

Pemanfaa atan idle SPAM

4. Kecamatan Sumberjaya

Pemanfaaat

5. Kecamatan Palasah

(44)

NO KEGIATAN PENGEMBANGAN

6. Kecamatan Panyingkiran 100Lt/det ik

Pemanfaaat an idle SPAM

7. Kecamatan Maja

Pemanfaa atan idle SPAM

8. Kecamatan Leuwimunding 100 Lt/detik

Pemanfaa atan idle SPAM III SPAM Perdesaan

1. Desa Beusi Lt/detik

Pembangun an SPAM di Kawasan Rawan Air

2. Desa panjalin kidul Lt/detik

Pembangun

6. Desa Teja Lt/detik Pembangunan

(45)

NO KEGIATAN PENGEMBANGAN

7. Desa Lengkongkulon

Lt/detik Pemban

8. Desa Balagedog

Lt/detik Pemban

9. Desa Cipulus

Lt/detik Pemban

10. Desa Singawada

Lt/detik Pemban

11. Desa Kancana

Lt/detik Pemban

12. Desa Cieurih

(46)

NO KEGIATAN PENGEMBANGAN

25. Desa Mekarwangi

Lt/detik Pembangun

an SPAM di Kawasan Rawan Air

26. Desa Kertabasuki

Lt/detik Pembangun

an SPAM di Kawasan Rawan Air

27. Desa Cengal

Lt/detik Pembangun

an SPAM di Kawasan Rawan Air

28. Desa Cimuncang

Lt/detik Pembangun

an SPAM di Kawasan Rawan Air

29. Desa Kedungkancana

Lt/detik Pembangu

nan SPAM di

Kawasan Rawan Air

30. Desa Rancaputat

Lt/detik Pembangu

nan SPAM di

Kawasan Rawan Air IV SPAM Kawasan Khusus

1. Kawasan Kumuh …. Lt/detik

(47)

Keterangan pengisian :

(1) Nomor, (2) Kegiatan SPAM, (3) satuan liter/detik, (4),(5),(6),(7),(8) Usulan rencana program pengembangan SPAM selama 5 tahun, (9) Keterangan

Tabel 7.29

Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan SPAM

NO

OUTPUT

LOKASI TAHUN VOL SATUAN

SUMBER DANA READINESS CRITERIA INDIKATOR

UKL/UPL LAHAN PENGELOLA RINCIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN SPAM

1 Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya untuk sector PengembanganSPAM

(5) Lokasi kegiatan (6) Tahun Kegiatan (7) Volume Kegiatan (8) Satuan

(9), (10), (11), (12), (13)Sumber pembiaayaan kegiatan yangbersumber dari matriks usulan program

(48)

7.4 Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan kebutuhan program dan pembiayaan dalam pengembangan PLP, khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100.

7.4.1 Kondisi Eksisting, berisikan:

1. Data terkait pengelolaan air limbah eksisting (terpusat maupun setempat).

a) Air Limbah terpusat :

Sudah ada IPLT namun belum berfungsi optimal (pengelolaan belum optimal) dan masih bersatu dengan TPA. Dari EHRA Tempat pembuangan lumpur tinja saat tangki septi dikosongkan berdasarkan grafik sebagian besar yaitu 79.7% tidak tahu dan pada layanan sedot tinja6,97%

b) Air Limbah Setempat :

Berdasarkan data sekunder dari Dinkes di kabupaten Majalengka Kepemilikan jamban sehat dan aman masih 42 % KK dan jamban cubluk tidak aman adalah 18 % KK.Pembuangan akhir sebagai pemrosesan akhir limbah domestik mayoritas di tanah dan ada yang di Sungai.

2. Kondisi eksisting pengelolaan persampahan di kabupaten/kota (TPA dan 3R)

Peningkatan jumlah penduduk dan laju pertumbuhan ekonomi serta pembangunan di Kabupaten Majalengka akan berdampak kepada sanitasi lingkungan terutama masalah sampah. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mengganggu estetika lingkungan, menimbulkan bau sertamengakibatkan berkembangnya penyakit.

(49)

dikelola oleh kelompok swadaya masyarakat maka akan tersisa sampah sebesar 89.873 ton yang bisa di angkut oleh kendaraan sebanyak 20 unit ke TPA.

Timbulan sampah rumah tangga jumlahsampah yang dihasilkan di kabupaten Majalengka adalah 2.977m3/hari. akan tetapi dari data analisis manajemen Pengelolaan Persampahan tahun 2015 jumlah sampah yang masuk penanganan/pengelolaan BPLH adalah 154 m3/hari. ini berarti tidak semua sampah masuk TPA. Meskipun ada beberapa pengurangan/reduksi di pengelolaan rumah tangga atau melalui sumbernya dan melalui TPS3Rsebesar m3.

Jumlah sarana kendaraan yang dapat di operasikan terdiri dari : 1. truck angkutan sampah jenis arm roll truck = 4 unit 2. truck angkutan sampah jenis dump truck = 5 unit 3. kendaraan roda 3 cator sampah = 4 unit

 13 Daerah pelayanan meliputi :Kecamatan Majalengka, Cigasong, Panyingkiran, Kadipaten, Cikijing, Talaga, Maja, Rajagaluh, Leuwimunding, Sumber Jaya, Kasokandel, Dawuan, Sukahaji.

 Tingkat pelayanan persampahan merupakan rasio antara jumlah timbulan sampah yang bisa dikelola (diangkut) / di layani dengan jumlah total timbulan sampah yang di hasilkan masyarakat.

 Skenario Pengelolaan Persampahan, Suatu pendekatan atau paradigma baru harus dipahami dan diikuti yaitu bahwa sampah dapat dikurangi, digunakan kembali dan atau didaur ulang atau yang sering dikenal dengan istilah 3R ( Reduce, Reuce, Recycle ) dengan mengurangi sampah sejak dari sumbernya maka beban pengelolan kota dapat dikurangi serta beban umur TPA akan lebih panjang yang pada akhirnya anggaran serta fasilitas akan semakin efisien.

 Ada tiga (3) bangunan TPS, yaitu : a) TPS Majalengka yang berlokasi di Jl. Letkol Abdul Gani ( belakang asrama bekas Polres Majalengka ) dengan kapasitas ± 12 m3; b) TPS pasar Sindangkasih Cigasong, lokasi dekat terminal Majalengka ± 24 m3; TPS pasar kadipaten, lokasi dekat

(50)

 Pengelolaan TPA memakai system semi control landfill /open dumping kapasitas/daya tampung TPA 154m3/hari & Terdapat 1 unit hand traktor. Sarana dan prasarana penunjang TPA belum memadai.

3. Kondisi eksisting drainase permukiman

Tabel 7.30

Lokasi Genangan dan Perkiraan Luas Genangan

No Desa/Kecamatan Luas (ha)

4. Tantangan dan permasalahan pengembangan penyehatan

(51)

1. Air Limbah Permasalahan :

- Belum optimalnya alokasi pendanaan dari Pemerintah;

- Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi;

- Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat Belum adanya target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di kabupaten;

- Belum adanya peraturan pemda terkait dengan pengelolaan limbah cair (untuk limbah domestik);

- Masih terbatasnya SDM yang terkait pengelolaan air limbah domestik; - Rendahnya koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan air

limbah domestik;

- Kurangnya sosialisai pengelolaan air limbah dan dampak air limbah domestik bagi lingkungan dan masyarakat;

- Kurangnya promosi/kampanye tentang buang tinja yang benar bagi masyarakat.

2. Persampahan

 Tantangan pengelola persampahan :

- Peningkatan cakupan pelayanan untuk mencapai total pelayanan secara nasional yang selaras dengan sasaran MDGs yaitu 75 %, memerulkan investasi sarana dan prasarana persampahan yang cukup besar, didukung oleh kesiapan manajemen dan diatur dalam peraturan perundangan-undangan yang jelas;

- Perlunya peningkatan kelembagaan secara lebih profesional dan didukung oleh SDM yang memadai;

- Kondisi TPA Heuluet yang masih open dumping memerlukan upaya rehabilitasi agar pencemaran lingkungan dan sumber-sumber air dapat diminimalkan serta penyiapan lokasi TPA baru sesuai dengan SNI 03-3241-1994 tata cara pemilihan lokasi TPA;

- Inovasi teknik untuk peningkatan kualitas TPA menjadi Sanitary Landfill;

(52)

- Lemahnya penengakan hukum atas pelanggaran pembuangan sampah sembarangan.

 Hambatan :

- Jangkauan pelayananan masih terkendala sarana dan prasarana;

- Sarana pola 3R belum optimal karena dana operasional terbatas;

- Masyarakat belum melakukan pengelolaan sampah dari sumbernya.

3. Drainase Permukiman Permasalahan drainase :

 Pada umumnyadrainase lingkungan masih menjadi satu antara pembuangan air hujan (pematusan air hujan) dan saluran limbah rumah tangga (grey water);

 Belum banyak perencanaan dan pelaksanaan juga sosialisasi akan pentingnya biopori;

 Belum adanya perencanaan sistem ecodrain;

 Permasalahan genangan, genangan rutin yang dimaskudkan adalah genangan yang terjadi akibat kondisi wilayah yang lokasinya lebih rendah dan juga sungai di desa/kelurahan tersebut dimensinya tidak mencukupi volume air hujan. Dan genangan selama terjadi selama 2 jam. tinggi diatas 30 cm. Yang meliputi Desa Bongaswetan (Kec. Bongas), Desa Pasir (Kec. Palasah), Desa Dawuan (Kec. Dawuan dan Desa Pasir (Kec. Palasah).

7.4.2 Sasaran Program

(53)

Tabel 7.31

Matriks Kondisi Eksisting Program Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan

NO. URAIAN SASARAN PROGRAM

KONDISI EKSISTING

SASARAN PROGRAM

TAHUN I TAHUNII TAHUNIII TAHUNIV TAHUNV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Sistem Pengolahan Air Limbah

Cakupan Pelayanan SPAL

Terpusat … %

Cakupan Pelayanan SPAL

Setempat … %

Kapasitas IPLT ….M3

2. Pengelolaan Persampahan Cakupan Pelayanan

Persampahan … %

Jumlah sampah diolah dari

sumber (3R) ….M3

Jumlah sampah diolah di akhir

(TPA) ….M3

3. Drainase Permukiman

Luas genangan di permukiman … Ha

7.4.3 Usulan Kebutuhan Program

Usulan kebutuhan program, berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk pencapaian sasaran program sektor pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang dijabarkan setiap tahunnya.

Tabel 7.32

Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan

NO. Kegiatan Pengembangan PLP Satuan

RENCANA PROGRAM

TAHUN I TAHUNII TAHUNIII TAHUNIV TAHUNV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Sistem Pengolahan Air Limbah

Gambar

Tabel 7.1 Data Eksisting Kawasan Kumuh di Kabupaten Majalengka
Tabel 7.4 Matriks Usulan Kebutuhan
Tabel 7.5 Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan
Tabel 7.6 Peraturan Daerah terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Informan ibu A menyatakan bahwa keterlibatan orangtua sangatlah penting karena dengan begitu orangtua bisa mengetahui perkembangan belajar anak, apakah mengalami

Tesis yang berjudul ”Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Pengeluaran Pemerintah Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur” merupakan salah

Tulislah sebuah pidato yang berisi paling sedikit lima macam nasehat yang akan dapat membantu para siswa untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di Indonesia.. OR

Setelah didapatkan bobot kepentingan untuk masing-masing subkriteria maka tahapan selanjutnya adalah meranking prioritas untuk alternatif supplier yang dianggap

TPAK tertinggi di Kalimantan Barat pada tahun 2013 dijumpai di Kabupaten Sintang (77,58 %) disusul kemudian Kabupaten Sekadau dan Melawi masing-masing 76,92 persen

Internet banking atau perbankan internet adalah salah satu fasilitas layanan perbankan yang ditujukan bagi nasabah untuk dapat melakukan transaksi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan asam sitrat dalam ransum itik jantan lokal berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap retensi kalsium dan retensi fosfor,

Spiritia tetap yakin bahwa ketersediaan informasi yang jelas dan benar tentang penyakit dan pengobatannya adalah unsur penting bagi Odha untuk mengatur kehidupan dan kesehatan