3-1
BAB 3
RENCANA
PEMBANGUNAN WILAYAH
KOTA PEMATANGSIANTAR
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional (Pasal 1 UU No. 27 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang). Perencanaan struktur ruang diarahkan untuk menentukan hierarki dan fungsi pusat-pusat permukiman serta sistem jaringan prasarana dan sarana, sehingga dapat menciptakan tingkat perkembangan fisik, ekonomi dan sosial yang diinginkan selama kurun waktu perencanaan.
Rencana struktur ruang Kota Pematangsiantar terdiri dari 2 bagian utama yaitu rencana sistem pusat permukiman dan rencana sistem jaringan prasarana dan sarana. Keduanya mencakup beberapa elemen yang masing-masing dijelaskan secara spasial.
3.1 Rencana Sistem Pusat Kegiatan
3.1.1 Kriteria Penentuan Pusat-Pusat Kegiatan
Suatu kota pada dasarnya terbentuk dari pusat-pusat kegiatan yang membentuk hierarki dan pola keterkaitan satu dengan lainnya. Karena itu rencana sistem pusat kegiatan dirumuskan dengan menentukan hierarki serta fungsi setiap pusat kegiatan berdasarkan pertimbangan tertentu. Sesuai Permen PU No. 17/PRT/M/2009, rencana sistem pusat kegiatan dirumuskan dengan kriteria: a. Memperhatikan rencana struktur ruang wilayah Kabupaten/Kota yang berbatasan;
3-2 c. Penentuan pusat-pusat pelayanan di dalam struktur ruang kota harus berhierarki dan tersebar
secara proporsional di dalam ruang kota serta saling terkait menjadi satu kesatuan sistem;
Gambar 3.1 Diagram Sistem Pusat-Pusat Kegiatan
Dengan mengacu pada kriteria di atas dan berdasarkan hasil analisis, maka berikut ini diuraikan pertimbangan dalam penentuan rencana sistem pusat kegiatan Kota Pematangsiantar, yaitu:
a. Potensi dan pergeseran perekonomian kota, yang dicirikan dengan bertambahnya sektor-sektor perekonomian yang mendominasi perekonomian kota;
b. Hasil identifikasi pada sistem pusat kegiatan Kota Pematangsiantar saat ini
(existing), yang menunjukkan bahwa:
1) Pusat primer adalah Kawasan Jl. Sutomo - Jl. Merdeka
2) Pusat sekunder antara lain adalah Parluasan, USI, sentra kegiatan Jl. Asahan 3) Pusat lingkungan antara lain adalah Lapangan Bola Atas.
c. Limitasi dan kendala pengembangan kota.
Gambar. 6.4. T he Concentric Zone T heory
of Metropolitan Growth
1. Central Business District (CBD) 2. Wholesale light manufacturing 3. Low-class residential 4. Medium-class residential 5. High-class residential 6. Heavy manufacturing 7. Outlying business district 8. Residential sub-urban 9. Industrial sub-urban 10. Commuters zone
3-3
3.1.2 Sistem Pusat Kegiatan
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka disusun rencana hirarki pusat pelayanan pada Kota Pematangsiantar sebagai berikut:
a. Pusat Pelayanan Kota, merupakan pusat kegiatan perkotaan yang melayani seluruh wilayah kota dan hinterland kota. Pusat pelayanan kota ditetapkan 1 buah, yaitu di Kawasan Jalan Sutomo - Jalan Merdeka.
b. Sub Pusat Pelayanan Kota, merupakan pusat kegiatan perkotaan yang melayani sub wilayah kota. Sub pusat pelayanan kota ditetapkan ada 5 buah yaitu di Kawasan Tanjung Pinggir, Kawasan Gurilla, Kawasan Tojai, Kawasan Simpang Dua, Kawasan Megaland Asahan.
c. Pusat Lingkungan, merupakan pusat kegiatan perkotaan yang melayani skala lingkungan. Pusat lingkungan ditetapkan sebanyak 9 buah yaitu di Kelurahan Tambun Nabolon, Kelurahan Nagapita, Kelurahan Tanjung Pinggir, Kelurahan Gurilla, USI, Kelurahan Setia Negara, Kelurahan Simarimbun, Kelurahan Marihat Jaya, Lapangan Bola Atas.
3-4
Tabel 3.1 Rencana Hierarki dan Fungsi Pusat-Pusat Pelayanan di Kota Pematangsiantar
No.
Hierarki Pusat Kegiatan
Lokasi Fungsi Arahan Kegiatan
1. Pusat
perdagangan dan jasa skala regional
pelayanan kesehatan skala regional
simpul transportasi regional perkantoran
perumahan kepadatan tinggi
Pusat perbelanjaan (pasar dan pertokoan) Pasar regional agro Jasa hotel dan wisata Bank, asuransi
pusat perdagangan skala
kota,
simpul transportasi regional pendidikan menengah
perdagangan dan jasa pendidikan menengah
dan tinggi
pelayanan kesehatan
perumahan kepadatan rendah - sedang
perkantoran
Kantor pemerintahan Gedung serba guna Stadion olahraga
SLTA/SMA
3-5
Pendidikan menengah dan tinggi
perdagangan
Pelayanan kesehatan skala kota
Perdagangan skala kota Perkantoran
Pendidikan menengah dan tinggi
Pelayanan kesehatan
Perumahan kepadatan rendah-sedang
perdagangan dan jasa pendidikan menengah
perdagangan dan jasa perkantoran
pendidikan menengah dan tinggi
pelayanan kesehatan
3-6
3-7
3.2 Rencana Sistem Prasarana Di Wilayah Kota
3.2.1 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Transportasi
Jaringan transportasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan suatu wilayah, yaitu memberi kemudahan atau meningkatkan interaksi antar wilayah/pusat pelayanan. Dengan demikian akan diperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan kewilayahan (membuka keterisolasian dengan wilayah lainnya), karena hubungan antar wilayah yang semakin mudah akan mendorong pergerakan penduduk. Dengan terbukanya wilayah yang terisolasi maka wilayah tersebut akan semakin berkembang, yang pada akhirnya akan meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi.
Tujuan pengembangan sistem transportasi di wilayah Kota Pematangsiantar adalah: 1. Menciptakan aksesibilitas dan mobilitas yang sesuai untuk pertumbuhan aktifitas. 2. Meningkatkan kemudahan pergerakan antar lokasi.
3. Menyediakan kegiatan transportasi yang murah, aman, nyaman dan cepat dengan menata sistem transportasi angkutan umum.
4. Meningkatkan fungsi sarana transportasi yang ada dengan memperbaiki dan melengkapi prasarana dan sarana pendukungnya.
5. Menyusun pengelolaan sistem pergerakan di wilayah perencanaan lalu lintas dengan mengintegrasikan tiap elemen transportasi.
A. Rencana Sistem Jaringan Jalan
Tinjauan Konsep Hierarki Jalan
3-8
Tabel 3.2 Konsep Hierarki Fungsi dan Status Jalan di Indonesia
Level Pemerintahan
Kewenangan Penyelenggaraan
Status Jalan
Fungsi Jalan yang Dilingkupi Status Jalan
(a) Jalan arteri primer dan kolektor primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, (b) jalan strategis nasional,
(c) jalan toll
(a) Jalan kolektor primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kab/kota, antar ibukota Kab/Kota,
(b) Jalan strategis provinsi
(ref: ps 9 (2) UU No 38 Th 2004 ttg Jalan)
Pemerintah Kabupaten
1. Jalan Kabupaten 2. Jalan desa
(ref: ps 16 (1) UU No 38 Tahun 2004 tentang Jalan)
1. (a) Jalan lokal primer yang menghubungkan: ibukota Kab dgn ibukota kecamatan dan PKL, antar ibukota kecamatan, antara PKL,
(b) Jalan sekunder dalam wilayah kabupaten (c) Jalan strategis kabupaten
2. (a) Jalan yang menghubungkan kawasan dan/atau antar permukiman di dalam desa,
(a) Jalan sekunder yang menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota, pusat pelayanan dengan persil, antar persil, antar pusat permukiman di dalam kota
(ref: ps 9 (5) UU No 38 Th 2004 ttg Jalan)
Sumber : RTRW Kota Pematangsiantar Tahun 2012-2032
Berdasarkan analisis terhadap kondisi existing dan tantangan pengembangan spasial di masa mendatang, maka dirumuskan konsep pengembangan jaringan jalan Kota Pematangsiantar sebagai berikut:
- Pengembangan jaringan jalan diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas di Pusat Kota dengan Pusat Kegiatan Wilayah yang lainnya di Provinsi Sumatera Utara; - Pengembangan jaringan jalan diarahkan untuk mengembangkan aksesibilitas jalur
3-9 - Pengembangan jalan lokal (feeder road) menuju Pusat Lingkungan dan
sentra-sentra pertanian, perdagangan dan jasa demi meningkatkan aksesibilitas internal dan memperlancar arus pergerakan komoditas.
Dalam menterjemahkan konsep tersebut, maka disusun rencana fungsi, status, kewenangan dan pengembangan jaringan jalan secara berurut berikut ini.
Rencana Jalan Menurut Sistem
Berdasarkan status jalan dilihat dari pelayanan distribusi barang, maka Kota Pematangsiantar direncanakan atas:
- Sistem jaringan jalan primer, merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.
- Sistem jaringan jalan sekunder, merupakan sistem jaringan jalan dengan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan lokal, dapat dilihat pada Peta 3.2.
Rencana Jalan Menurut Fungsi
Berdasarkan fungsi suatu jalan yang dilihat dari tingkat hubungan antar pusat pelayanan penduduk, prospek pengembangan dan tingkat kemudahannya terdapat tiga kategori jalan yang antara lain sebagai berikut:
- Jalan Arteri, yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna. Dimensi jaringan jalan arteri direncanakan sebagai berikut : Rumaja = 18 M, Rumija = 23 M, Ruwasja = 30 M (Gambar 3.2).
- Jalan Kolektor, yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan
3-10 - Jalan Lokal, yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan
ciri perjalanan jarak dekat. Dimensi jaringan jalan lokal direncanakan sbb: Rumaja = 5 M, Rumija = 10 M, Ruwasja = 14 M (Gambar 3.2).
Berdasarkan katagori fungsi jalan tersebut di atas, maka bagi wilayah perencanaan dapat ditentukan memiliki fungsi jalan sebagai berikut:
1.a. Jalan Arteri primer, meliputi:
ruas jalan Medan – Batas Kabupaten Simalungun
ruas jalan Parapat Simpang Dua – batas Kabupaten Simalungun 1.b. Jalan Kolektor primer, meliputi:
ruas jalan Saribudolok Simpang Dua - batas Kabupaten Simalungun sebagai kolektor 1
ruas jalan Melanton Siregar – batas Kabupaten Simalungun sebagai Kolektor 2
ruas jalan Bombongan – batas Kabupaten Simalungun sebagai Kolektor 2
ruas jalan Sidamanik – batas Kabupaten Simalungun sebagai Kolektor 3 2.a. Jalan arteri sekunder, meliputi:
ruas jalan Sisingamangaraja;
ruas jalan Merdeka;
ruas jalan Sutomo;
ruas jalan Sudirman;
ruas jalan Gereja;
ruas jalan DI Panjaitan
2.b. Jalan Kolektor sekunder, meliputi:
ruas jalan Seram
ruas jalan Rajimin Purba
ruas jalan Dahlia
ruas jalan Kartini
ruas jalan Sudirman
3-11
ruas jalan DR. Sutomo Lapangan Merdeka
ruas jalan Ade Irma Suryani
ruas jalan Pendidikan
ruas jalan Patuan Anggi
ruas jalan HOS Cokroaminoto,
ruas jalan Sibolga
ruas jalan Numuronda
ruas jalan Pendeta J Sihombing
ruas jalan Rakuta Sembiring
ruas jalan AMD 1981
ruas jalan Pendeta Wismar Saragih.
2.c. Jalan Lokal dan lingkungan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) huruf
f, meliputi jaringan jalan di luar jalan arteri dan kolektor sekunder yang ada.
Rencana Jalan Menurut Status
Berdasarkan Status jalan maka kota Pematangsiantar direncanakan atas:
i. Jalan Nasional yang menghubungkan ibukota kabupaten/kota dan jalan strategis yang menghubungkan Jalan Medan – Jalan Sisingamangaraja – Jalan Parapat.
ii. Jalan Propinsi yang menghubungkan ibukota kabupaten/kota dan jalan strategis yang menghubungkan:
- Jalur jalan Asahan
- Jalur jalan Melanton Siregar - Jalur jalan Menuju Sidamanik
3-12
Rencana Pengembangan Jalan
Rencana pengembangan jaringan jalan di Kota Pematangsiantar meliputi beberapa aspek sebagai berikut :
a. Perubahan fungsi dari jalan primer menjadi jalan primer, yang meliputi:
ruas jalan DI Panjaitan – Simpang Dua diusulkan diubah dari Kolektor Primer
ruas jalan Gereja diusulkan diubah dari Kolektor Primer
ruas jalan Sisingangamangaraja diusulkan diubah dari Arteri Primer
ruas Jalan Sudirman diusulkan diubah dari Kolektor Primer
ruas Jalan Merdeka diusulkan diubah dari Kolektor Primer
ruas Jalan Sutomo diusulkan diubah dari Kolektor Primer
ruas Jalan Medan ujung Jalan Sutomo – simpang Jalan Sisingamangaraja diusulkan diubah dari Kolektor Primer
ruas jalan Medan simpang Sisingamangaraja – simpang Jalan Bombongan diusulkan diubah dari Arteri Primer
ruas jalan Sangnaualuh diusulkan diubah dari Kolektor Primer
ruas jalan S. Parman diusulkan diubah dari Kolektor Primer
b. Rencana pembangunan jaringan jalan bebas hambatan ruas Tebing Tinggi -Pematangsiantar - Parapat - Sibolga
c. pembangunan jalan lingkar luar barat menghubungkan Jalan Parapat menuju Jalan Medan diusulkan memiliki fungsi arteri primer
d. Pembangunan ruas jalan lingkar luar timur dari Simpang Dua Jalan Parapat menuju Jalan Sangnawaluh diusulkan memiliki fungsi Kolektor 2
e. Pelebaran dimensi karena peningkatan fungsi jalan-jalan arteri sekunder dan kolektor penghubung PPK serta keseluruhan SPPK, juga jalan kolektor primer dan lokal primer ke arah luar kota
3-13 Adapun rencana pengembangan jaringan jalan di Kota Pematangsiantar, adalah :
a. Peningkatan ruas jalan, yang meliputi:
1. ruas Jalan DI Panjaitan – Simpang Dua
2. ruas Jalan Gereja
3. ruas Jalan Sisingangamangaraja
4. ruas Jalan Sudirman
5. ruas Jalan Merdeka
6. ruas Jalan Sutomo
7. ruas Jalan Medan ujung Jalan Sutomo – simpang Jalan Sisingamangaraja
8. ruas Jalan Medan simpang Sisingamangaraja – simpang Jalan Bombongan
9. ruas Jalan Sangnaualuh
10. ruas Jalan S. Parman
b. Pengembangan jalan bebas hambatan ruas Kota Tebing Tinggi - Kota Pematangsiantar - Parapat - Sibolga;
c. Pengembangan jalan lingkar luar barat yang menghubungkan Jalan Parapat menuju Jalan Medan menjadi jalan arteri primer;
d. Pengembangan jalan lingkar luar timur dari Simpang Dua Jalan Parapat menuju Jalan Sangnaualuh menjadi jalan Kolektor Primer 2;
e. Peningkatan ruas jalan arteri sekunder dan kolektor penghubung PPK serta keseluruhan SPPK meliputi: ruas jalan Sibolga, ruas jalan Melanton Siregar, ruas jalan Ade Irma Suryani, ruas Jalan Patuan Anggi, ruas Jalan Tuan Nagari, ruas jalan Rakuta Sembiring, ruas Jalan Wismar Saragih, ruas Jalan ABRI Masuk Desa, ruas Jalan Justin Sihombing, ruas Jalan Handayani, ruas Jalan Seram, ruas Jalan Kartini, ruas Jalan Rajamin Purba, ruas Jalan Sibatu-batu, ruas jalan Setia Negara;
f. Pengembangan ruas jalan yang menghubungkan Jalan Rakuta Sembiring menuju Jalan Justin Sihombing di Kelurahan Nagapita, dan jalan tembus ruas Jalan Handayani menuju ruas Jalan Rajamin Purba di Kelurahan Simarito
3-14
Gambar 3.2 Rencana Dimensi Jalan Arteri, Kolektor dan Lokal
RUWASJA 30 M
RUMIJA 23 M
JALAN ARTERI
JALAN KOLEKTOR
JALAN
LOKAL Rumaja 18 M
Rumija 23 M
Rumaja 9 M Rumija 14
M
3-15
Gambar 3.3 Rencana Dimensi Jalan Arteri / Outer Ringroad
Gambar 3.4 Rencana Pola Persimpangan Pada Jalan Outer Ringroad
a c
d e
a c
d e
a = Jalur Lalu Lintas = 7 m
c = Bahu Jalan 2 m
d = Saluran Tepi 2 m
e = Ambang Pengaman = 2,5 m
b
b = Median Jalan = 1 m
3-16
B. Rencana Sistem Jaringan Jalan Angkutan Umum
Untuk memberikan pelayanan pergerakan dan angkutan penumpang dan barang di dalam Kota Pematangsiantar yang lebih baik disusun rencana sistem jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, yang terdiri dari:
1. Terminal penumpang 2. Terminal barang 3. Jalur angkutan umum
Berdasarkan permasalahan yang ada dan antisipasi kebutuhan bagi perkembangan kota maka, maka rencana pengembangan sistem jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, terdiri dari:
1. Terminal Penumpang
Berdasarkan permasalahan tersebut serta dengan melihat rencana struktur ruang kota, maka rencana pengembangan terminal dan sub terminal meliputi:
a. Terminal penumpang tipe A Sarantama di Kelurahan Tanjung Tonga
b. Terminal penumpang tipe C di Kelurahan Dwikora Kecamatan Siantar Barat c. Terminal penumpang tipe C di Kelurahan Tojay Kecamatan Siantar Sitalasari d. Terminal penumpang tipe C di Kelurahan Sihopat Suhu Kecamatan Siantar
Timur
e. Terminal penumpang tipe C di Kelurahan Gurilla Kecamatan Siantar Sitalasari
f. Terminal penumpang tipe C di Kelurahan Simpang Dua Kecamatan Siantar Marimbun.
2. Terminal Barang
Terminal barang sebagaimana meliputi Terminal Regional Agribisnis Perluasan di Kelurahan Sukadame Kecamatan Siantar Barat.
3-17
3. Jaringan Angkutan Umum
Pengembangan sarana dan moda angkutan dalam rangka pengembangan Kota Pematangsiantar perlu dilakukan mengingat tingginya arus pergerakan komoditas dan orang terutama pada pusat-pusat pelayanan (kota). Permasalahan dalam sistem angkutan umum selama ini adalah:
Moda angkutan umum masih berorientasi pada angkutan skala kecil, sementara bangkitan pergerakan yang terjadi sudah dalam skala massal yang merupakan akumulasi dari pergerakan regional maupun lokal
Pemilihan rute yang melalui semua hirarki jalan (arteri, kolektor dan lokal) dimana semuanya melalui kawasan pusat kota. Hal ini menyebabkan tidak berkembangnya moda transportasi skala lokal (mis. becak motor) dan kemacetan di kawasan pusat kota.
Berdasarkan permasalahan tersebut serta dengan melihat rencana struktur ruang kota, maka rencana pengembangan sistem jaringan angkutan umum meliputi:
a. rute angkutan umum penumpang Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) melalui ruas Jalan Parapat - Jalan Lingkar Barat – Jalan ABRI Manunggal Desa – Jalan Medan
b. rute angkutan umum penumpang Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) melalui ruas jalan Jalan Parapat - Jalan Lingkar Barat – Jalan AMD – Jalan Medan, Jalan Sangnaualuh, Jalan Bongbongan
3-18
Stasiun Kereta Api
1. Terminal Sarantama – Jalan AMD – Jalan Rakuta Sembiring – Jalan Patuan Nagari – Jalan Mojopahit – Jalan Sutomo – Terminal C Dwikora – Jalan Merdeka – Jalan Diponegoro – Jalan Gereja – Jalan DI Panjaitan – Terminal C Simpang Dua
2. Terminal C Siopat Suhu - Jalan Sutomo - Terminal C Dwikora - Jalan Ade Irma Suryani - Jalan Patuan Nagari - Jalan Sisingamangaraja - Jalan Seram - Jalan Rajiman Purba - Jalan Batu-batu - Terminal C Gurila - jalan Lingkar Luar Barat - Terminal Sarantama
3. Terminal C Tojay - Jalan Handayani - Jalan Sisingamangaraja - Terminal C Simpang Dua - Jalan Sisingamangaraja - Jalan Rajiman Purba - Jalan Kartini -Jalan AD Irma Suryani - Jalan Patuan Nagari - Jalan Mohopahit - Jalan Sutomo - Terminal C Dwikora - Jalan Sudirman - kembali melalui Jalan Kartini
e. rute angkutan umum massal bus melalui - Jalan Parapat (Kelurahan Simarimbun) - Terminal C Simpang Dua - jalan DI Panjaitan - jalan Gereja - Jalan Diponegoro - Jalan Merdeka - Jalan Sutomo
f. rute angkutan umum massal bus Terminal C Siopat Suhu - Jalan Sutomo - Terminal C Dwikora - Jalan Sangnaualuh - Jalan Medan - Jalan AMD - Terminal Sarantama
C. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Perkeretaapian
3-19 Jaringan kereta api Kota Pematangsiantar merupakan bagian dari jalur keretaapi Kota Medan - Tebing Tinggi - Pematangsiantar. Keberadaannya bermanfaat untuk meningkatkan aksesibilitas dengan pusat pertumbuhan primer provinsi, yaitu Kota Medan. Sesuai dengan rencana pengembangan jaringan jalan kereta api pada RTRW Provinsi Sumater Utara untuk mendorong pengembangan kawasan agropolitan Dataran Tinggi diperluas jaringan kereta api dari pusat kawasan agropolitan Merek melalui Pematangsiantar menuju Kota Medan dan pusat pemasaran dan distribusi produk agropolitan lainnya.
Dengan pertimbangan tersebut maka rencana pengembangan sistem jaringan prasarana perkeretaapian meliputi:
a. Peningkatan kualitas pelayanan Stasiun Kereta Api Kota Pematangsiantar ahan di Kelurahan Proklamasi Kecamatan Siantar Barat.
b. Pengembangan sistem jaringan pelayanan kereta api yang terkoneksi dengan sistem angkutan umum penumpang dan barang,
c. Pengembangan jaringan kereta api ruas Merek – Pematangsiantar – Tebingtinggi d. Pengembangan stasiun kereta api khusus barang regional di Kecamatan Siantar
Martoba.
3.2.2 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Energi
3-20 Rencana sistem jaringan prasarana energi Kota Pematangsiantar tersusun oleh:
a. Bangunan pembangkit energi listrik
Pembangkit listrik yang melayani rencana kebutuhan listrik Kota sebesar lebih kurang 65,92 Mwatt berasal dari PLTU Sicanang Belawan
b. Instalasi gardu listrik
Gardu induk yang melayani Kota adalah Gardu Induk yang berada di jalan Asahan Kabupaten
Simalungun
c. Jaringan distribusi listrik
Jaringan distribusi listrik membawa daya dalam jumlah terbatas pada tegangan lebih rendah dengan jarak yang pendek dari Gardu Induk melalui jaringan jalan arteri dan kolektor yang melalui kelurahan Siopat Suhu, Kelurahan Pahlawan, Kelurahan Dwikora, Kelurahan Proklamasi, Kelurahan Merdeka, Kelurahan Asuhan, Kelurahan Nagapitu, Kelurahan Sumber Jaya dan Kelurahan Tambun Nabolon.
d. Depo Bahan Bakar Minyak
Depo bahan bakar minyak penyimpanan bakar minyak untuk kebutuhan Kota Pematangsiantar dan sekitarnya berada pada Depo Bahan Bakar Pertamina di Kelurahan Banjar Kecamatan Siantar Barat
Rencana pengembangan prasarana energi Kota Pematangsiantar hingga tahun 2031, meliputi:
Penambahan kapasitas daya listrik Kota Pematangsiantar pada akhir tahun perencanaan adalah 5.866,27 KVA, dengan standar kebutuhan listrik sebesar 450 VA/kepala keluarga. Kebutuhan listrik untuk fasilitas sosial dan penerangan jalan diasumsikan masing-masing menyerap 10% dari kebutuhan rumah tangga, sehingga kebutuhan listrik total untuk penduduk dan fasilitas sosial adalah sebesar 65,926 KVA (Tabel 3.3).
Pengembangan jaringan distribusi listrik pada pada Jalan Lingkar Luar Barat dan Jalan Lingkar Luar Timur dan kawasan perumahan baru
3 - 21
3-21
Tabel 3.3 Rencana Kebutuhan Penerangan Listrik Kota Pematangsiantar Hingga Tahun 2032
Kecamatan Jenis Penggunaan
Jumlah Penduduk Standard KEBUTUHAN
3 - 22
3-22
10,468,196 10,468 11,932,590 11,933 12,007,398 12,007
Siantar Utara
Domestik 49,305 56,505 55,886 90.00 4,437,492 4,437 5,085,474 5,085 5,029,762 5,030
Sarana
Umum/Sosial 49,305 56,505 55,886 22.50 1,109,373 1,109 1,271,369 1,271 1,257,440 1,257
Komersial/lain-lain 49,305 56,505 55,886 112.50 5,546,865 5,547 6,356,843 6,357 6,287,202 6,287
11,093,729 11,094 12,713,686 12,714 12,574,404 12,574
Siantar Timur
Domestik 42,254 48,046 48,731 90.00 3,802,899 3,803 4,324,172 4,324 4,385,754 4,386
Sarana
Umum/Sosial 42,254 48,046 48,731 22.50 950,725 951 1,081,043 1,081 1,096,439 1,096
Komersial/lain-lain 42,254 48,046 48,731 112.50 4,753,623 4,754 5,405,215 5,405 5,482,193 5,482
9,507,247 9,507 10,810,430 10,810 10,964,385 10,964
Siantar Martoba
Domestik 26,948 28,472 35,877 90.00 2,425,344 2,425 2,562,498 2,562 3,228,949 3,229
Sarana
Umum/Sosial 26,948 28,472 35,877 22.50 606,336 606 640,624 641 807,237 807
Komersial/lain-lain 26,948 28,472 35,877 112.50 3,031,681 3,032 3,203,122 3,203 4,036,186 4,036
6,063,361 6,063 6,406,245 6,406 8,072,373 8,072
Siantar Sitalasari
Domestik 22,127 23,141 29,983 90.00 1,991,440 1,991 2,082,723 2,083 2,698,454 2,698
Sarana
Umum/Sosial 22,127 23,141 29,983 22.50 497,860 498 520,681 521 674,613 675
Komersial/lain-lain 22,127 23,141 29,983 112.50 2,489,300 2,489 2,603,403 2,603 3,373,067 3,373
4,978,600 4,979 5,206,806 5,207 6,746,134 6,746
TOTAL KEBUTUHAN LISTRIK 53,922 59,623 65,926
3 - 23
3-23
3.2.3 Rencana Jaringan Prasarana Telekomunikasi
Kebutuhan sambungan telepon menggunakan standard proporsi kapasitas sambungan per 50 penduduk yaitu minimal 1 SST. Kebutuhan sambungan telepon untuk kegiatan lain adalah sebagai berikut:
Kebutuhan sambungan telepon untuk sarana umum/sosial adalah 1 SST untuk 250 jiwa;
Kebutuhan sambungan telepon untuk kegiatan komersial adalah 1 SST setiap 150 jiwa;
Kebutuhan untuk telepon umum adalah 1 SST setiap 1000 jiwa.
Rencana sistem jaringan prasarana telekomunikasi di Kota Pematangsiantar terdiri dari: a. Jaringan kabel
Jaringan kabel berupa rencana kebutuhan jaringan tetap lokal, sambungan langsung jarak jauh, sambungan internasional dan tertutup
b. Jaringan nirkabel (seluler)
Jaringan nirkabel sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b meliputi : jaringan bergerak, terestrial, seluler dan satelit
c. Stasiun Telepon Otomatis
Stasion Telepon Otomatis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c meliputi STO di Jalan Diponegoro Kelurahan Melayu
d. Kantor Pos, berupa Kantor Pos Cabang di Jalan Sutomo Kelurahan Timbang Galung Rencana pengembangan sistem jaringan telekomunikasi di Kota Pematangsiantar meliputi: (1) Jaringan kabel mencakup:
a. Pengembangan jaringan telekomunikasi kabel secara merata di seluruh kecamatan. b. Stasion Telepon Otomatis (STO) meliputi STO di Kelurahan Proklamasi
(2) Jaringan nirkabel mencakup:
a. Penyediaan dan pemanfaatan menara BTS (base transceiver station) yang digunakan secara bersama menjangkau seluruh wilayah kota; dan
b. Penyebaran jaringan internet hotspot pada pusat-pusat kegiatan dan kawasan strategis. c. Pengaturan zona/kawasan dan lokasi sebaran dan peletakan menara bersama
3 - 24
3 - 25
3-25
Tabel 3.4 Rencana Kebutuhan Telepon di kota Pematangsiantar sampai dengan Hingga Tahun 2032
Jenis Penggunaan
Jumlah Penduduk Standard KEBUTUHAN
2012 2017 2022 2027 2032
(SST/Org) 2012 2017 2022 2027 2032
(jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) SST SST SST SST SST
Sambungan
Langsung 18,797 19,135 20,121 23,248 24,446 1/50 org 375.93 382.71 402.43 464.96 488.92
Sarana Umum/Sosial 18,797 19,135 20,121 23,248 24,446 1/250 org 75.19 76.54 80.49 92.99 97.78
Komersial/lain-lain 18,797 19,135 20,121 23,248 24,446 1/150 0rg 125.31 127.57 134.14 154.99 162.97
Telepon Umum 18,797 19,135 20,121 23,248 24,446 1/1000 org 18.80 19.14 20.12 23.25 24.45
JUMLAH 576.43 586.82 617.05 712.94 749.68
Sambungan
Langsung 12,745 12,267 12,899 17,326 18,219 1/50 org 254.89 245.35 257.99 346.52 364.37
Sarana Umum/Sosial 12,745 12,267 12,899 17,326 18,219 1/250 org 50.98 49.07 51.60 69.30 72.87
Komersial/lain-lain 12,745 12,267 12,899 17,326 18,219 1/150 0rg 84.96 81.78 86.00 115.51 121.46
Telepon Umum 12,745 12,267 12,899 17,326 18,219 1/1000 org 12.74 12.27 12.90 17.33 18.22
JUMLAH 390.83 376.20 395.58 531.33 558.71
Sambungan
Langsung 20,952 21,653 22,769 25,196 26,495 1/50 org 419.04 433.07 455.38 503.93 529.90
Sarana Umum/Sosial 20,952 21,653 22,769 25,196 26,495 1/250 org 83.81 86.61 91.08 100.79 105.98
Komersial/lain-lain 20,952 21,653 22,769 25,196 26,495 1/150 0rg 139.68 144.36 151.79 167.98 176.63
Telepon Umum 20,952 21,653 22,769 25,196 26,495 1/1000 org 20.95 21.65 22.77 25.20 26.49
JUMLAH 642.52 664.04 698.26 772.69 812.51
Sambungan
Langsung 46,525 50,435 53,034 50,751 53,366 1/50 org 930.51 1,008.70 1,060.67 1,015.02 1,067.32
Sarana Umum/Sosial 46,525 50,435 53,034 50,751 53,366 1/250 org 186.10 201.74 212.13 203.00 213.46
Komersial/lain-lain 46,525 50,435 53,034 50,751 53,366 1/150 0rg 310.17 336.23 353.56 338.34 355.77
Telepon Umum 46,525 50,435 53,034 50,751 53,366 1/1000 org 46.53 50.43 53.03 50.75 53.37
3 - 26
3-26
Langsung
Sarana Umum/Sosial 49,305 53,736 56,505 53,148 55,886 1/250 org 197.22 214.94 226.02 212.59 223.54
Komersial/lain-lain 49,305 53,736 56,505 53,148 55,886 1/150 0rg 328.70 358.24 376.70 354.32 372.57
Telepon Umum 49,305 53,736 56,505 53,148 55,886 1/1000 org 49.31 53.74 56.51 53.15 55.89
JUMLAH 1,512.03 1,647.91 1,732.83 1,629.86 1,713.84 Sambungan
Langsung 42,254 45,692 48,046 46,343 48,731 1/50 org 845.09 913.84 960.93 926.85 974.61
Sarana Umum/Sosial 42,254 45,692 48,046 46,343 48,731 1/250 org 169.02 182.77 192.19 185.37 194.92
Komersial/lain-lain 42,254 45,692 48,046 46,343 48,731 1/150 0rg 281.70 304.61 320.31 308.95 324.87
Telepon Umum 42,254 45,692 48,046 46,343 48,731 1/1000 org 42.25 45.69 48.05 46.34 48.73
JUMLAH 1,295.80 1,401.22 1,473.42 1,421.17 1,494.41 Sambungan
Langsung 26,948 27,077 28,472 34,119 35,877 1/50 org 538.97 541.54 569.44 682.38 717.54
Sarana Umum/Sosial 26,948 27,077 28,472 34,119 35,877 1/250 org 107.79 108.31 113.89 136.48 143.51
Komersial/lain-lain 26,948 27,077 28,472 34,119 35,877 1/150 0rg 179.66 180.51 189.81 227.46 239.18
Telepon Umum 26,948 27,077 28,472 34,119 35,877 1/1000 org 26.95 27.08 28.47 34.12 35.88
JUMLAH 826.41 830.36 873.15 1,046.32 1,100.23 Sambungan
Langsung 22,127 22,007 23,141 28,514 29,983 1/50 org 442.54 440.15 462.83 570.27 599.66
Sarana Umum/Sosial 22,127 22,007 23,141 28,514 29,983 1/250 org 88.51 88.03 92.57 114.05 119.93
Komersial/lain-lain 22,127 22,007 23,141 28,514 29,983 1/150 0rg 147.51 146.72 154.28 190.09 199.89
Telepon Umum 22,127 22,007 23,141 28,514 29,983 1/1000 org 22.13 22.01 23.14 28.51 29.98
JUMLAH 678.56 674.89 709.67 874.41 919.47
7,349 7,728 8,126 8,545 8,985
3 - 27
3-27
3.2.4 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air
Untuk memenuhi kebutuhan pengembangan kota diperlukan sistem jaringan sumber daya air wilayah Kota Pematangsiantar dibangun oleh i:
a. Wilayah sungai
b. Jaringan prasarana air baku untuk air baku c. Jaringan irigasi
d. Jaringan pengendalian banjir
Jaringan sumber daya air baku bagi Kota Pematangsiantar terdiri dari air permukaan bersumber pada Wilayah Sungai Bah Bolon dan air tanah yang bersumber pada Cekungan Air Tanah Medan yang meliputi:
a. Daerah Aliran Sungai Bah Bolon, yaitu : Sungai Bah Bolon, Sungai Bah Biak dan Sungai Bah Sibarambang
b. Daerah Aliran Sungai Bah Kapul, yaitu : Sungai Bah Kapul dan Sigulang-gulang Pengembangan jaringan prasarana air baku untuk air bersih terdiri atas:
a. jaringan perpipaan Mual Goit melalui Jalan Sidamanik - Jalan Parapat - Jalan DI Panjaitan, Jalan Farel Pasaribu - Jalan Kolonel Simanjuntak - Jalan Gereja - Jalan Kapten Sitorus - Jalan Merdeka - Jalan Sutomo - Jalan Diponegoro - Jalan Kartini - Jalan Ade Irma Suryani - Jalan Brawijaya - Jalan Patuan Anggi - Jalan Tuan Nagari - Jalan Sisingamangaraja - Jalan Sangnaualuh - dan rencana pembangunan pada Jalan Lingkar Luar Kota Timur;
b. jaringan perpipaan Habonaran melalui Jalan Saribudolok, Sisingamangaraja - Jalan Rambung Merah - Jalan Dahlia - Jalan Jawa - Jalan Seram - dan Jalan Singosari - Jalan Pdt Wismark Saragih - Jalan Tuan Nagari - Jalan Rakuta Sembiring - Jalan Sisingamangaraja - Jalan Bombongan - Jalan Tambun Barat - dan Jalan Tambun Timur; dan
3 - 28
3-28 yang juga melayani kawasan pertanian lainnya di sekitar Kota. Prasarana irigasi teknis terdapat pada kelurahan-kelurahan berikut :
a. Kelurahan Nagahuta b. Kelurahan Simarimbun c. Kelurahan Tong Marimbun d. Kelurahan Marihat Jaya e. Kelurahan Pematang Marihat f. Kelurahan Bp. Nauli
g. Kelurahan Sukaraja
h. Kelurahan Tambun Nabolon i. Kelurahan Tanjung Tonga j. Kelurahan Sumber Jaya.
Sistem jaringan irigasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c meliputi:
a. jaringan prasarana irigasi primer meliputi Kelurahan Simarimbun, Tong Marimbun, Nagahuta, Kelurahan Nagahuta Timur, Kelurahan Marihat Jaya, Kelurahan Pematang Marihat; dan
b. jaringan prasarana irigasi sekunder meliputi Kelurahan Marihat, Kelurahan Suka Maju, Kelurahan Sukaraja, Kelurahan Tomuan, Kelurahan Mekar Marihat, Kelurahan Bah Sorma, Kelurahan Tanjung Pinggir, Kelurahan Pondok Sayur.
3 - 29
3-29 Beberapa bagian sungai-sungai tersebut memiliki resiko banjir dan longsor. Untuk mengatasi kemungkinan resiko bencana banjir terhadap wilayah sekitarnya maka dibangun prasarana pengendalian banjir berupa pengembangan tanggul pada Sungai Bah Bolon di Kelurahan Simalungun, Kelurahan Banjar, Kelurahan Bantan dan Kelurahan Teladan, dan Sungai Sigulang-gulang di Kelurahan Martoba, Kelurahan Sigulang-gulang, Kelurahan Proklamasi dan Kelurahan Tomuan.
3.2.5 Rencana Sistem Jaringan Prasarana Perkotaan
A. Sistem Jaringan Penyediaan Air Minum
Tujuan rencana pengembangan air bersih Kota Pematangsiantar adalah:
1. Menyediakan air minum bagi seluruh penduduk dan semua kegiatan sosial-ekonomi di Kota Pematangsiantar.
2. Menjamin standar kualitas air minum demi tercapainya kesehatan penduduk.
Pertimbangan-pertimbangan dalam rencana pengembangan sistem air minum Kota Pematangsiantar adalah:
1. Kota Pematangsiantar mengalami laju pertumbuhan yang rendah dalam periode 20 tahun mendatang (2012-2032). Pertambahan penduduk selama periode tersebut diproyeksikan sebesar 43.018 jiwa, sehingga jumlah penduduk kota pada Tahun 2032 adalah sebesar 293.003 jiwa.
2. Kebutuhan air bersih pada Tahun 2032 diproyeksikan sebesar 666,58 liter/detik.
3. Arah perkembangan kegiatan perkotaan yang tercermin dari rencana sistem pusat kegiatan, dimana pusat kota/sub pusat kota direncanakan berada pada kawasan Jl. Sutomo-Merdeka, Tanjung Pinggir, Tojay, Marihat, wilayah Asahan. 4. Ketersediaan sumber air baku air minum bagi Kota Pematangsiantar, yang
3 - 30
3-30
No Lokasi/Nama Sumber Jenis Sumber Kapasitas (l/detik) Terpasang Produksi
I Sumber Mata Air
1 Nagahuta I – II *) Mata Air 45 35
2 Pancur Lima Mata Air 21 18
3 Nagahuta III – IV *) Mata Air 53 41
4 Mual Goit I, II, dan III Mata Air 255 249
5 Habonaran *) Mata Air 300 256
6 Silumangi Mata Air 45 10
Jumlah 719 640
II Sumur Dalam
1 Simarito Mata Air 37 37
2 Sumur Dalam 10 10
3 Sumur Bor, Jln. Patuan Anggi Sumur Dalam 10 10
4 Sumur Bor, jln. Raya 17 17
5 Sumur Bor, Jln. Asahan KM.5,5 *) 10 10
6 Sumur Bor, Jln. Kertas Sumur Dalam 10 10
7 Sumur Pompa Air S. Dolok, Simarimbun Mata Air 5 5
8 Sumur Bor, Jln Bambu Sumur Dalam 1,5 1,5
9 Pompa Air Bah Rahu Mata Air 3 3
10 Sumur Bor, Jln Asahan Komp. Nomensen Sumur Dalam 5 5
11 Sumur Bor, Jln Bakung Sumur Dalam 3 3
12 Naga Huta/ Batu Tiga Mata Air 3 3
Jumlah 114,5 114,5
Total 833,78 762,87
3 - 31
3-31
Tabel 3.6 Kebutuhan Air Bersih Menurut Kecamatan di Kota Pematangsiantar 2032
No Kecamatan
Kebutuhan Kebutuhan Non Domestik
8 Siantar Sitalasari 29,983 23,986 5,997 3,597,938 179,897 3,777,835 755,567 4,533,402 1,360,021 68.21
Jumlah 293,003 234,402 58,601 35,160,310 1,758,015 36,918,325 7,383,665 44,301,990 13,290,597 666.58
3 - 32
3-32 Untuk mencapai tujuan pengembangan dan dengan mempertimbangkan faktor-faktor pengembangan tersebut di atas, maka rencana penyediaan air minum dikembangkan dalam bentuk jaringan perpipaan dan non perpipaan, yang terdiri:
1. Penyediaan air minimum, yaitu:
a. Mata air yang berada di wlayah Kota Pematangsiantar, yaitu:
Mata air Mual Goit di Kelurahan Simarimbun
Mata air Sibulak-bulak di Kelurahan Simarimbun
Mata air Pancur Lima di Kelurahan Setia Negara
Mata air Silumangi di Jalan Marihat Kelurahan Kekar Marihat
Rencana produksi dari mata air Bah Sikam di Jalan Bah Korah Kelurahan Pematang Marihat
Rencana produksi dari mata air Aek Nauli
b. Sumur pompa air tanah yang berada di wlayah Kota Pematangsiantar, yaitu:
Pompa Mata Air Simarito di Kelurahan Martimbang;
Pompa Jalan Sabang Merauke di Kelurahan Simalungun;
Pompa Jalan Patuan Anggi di Kelurahan Nagapitu;
Pompa Jalan Raya dengan di Kelurahan Simarito;
Pompa Jalan Kertas di Kelurahan Siopat Suhu;
Pompa Simarimbun Dolok di Kelurahan Simarimbun;
Pompa Nomensen di Kelurahan Siopat Suhu;
Pompa Timbang Galung di Kelurahan Simarito;
Pompa Jalan Jambu;
Pompa Jalan Bah Rahu;
Pompa Jalan Bakung;
Pompa Batu III;
Pompa Kompleks SMP Negeri I.
3 - 33
3-33 d. Instansi penyedia air minum terdapat di Kelurahan Teladan dengan kapasitas
sebesar 762,87 liter per detik.
2. Reservoir penampung air minum yang berada di wilayah Kota Pematangsiantar dengan kapasitas simpan total lebih kurang 10.500 meter kubik, terdii dari:
a. Reservoir di Kelurahan Simarimbun dengan kapasitas tampung 1.500 meter kubik, b. pembangunan reservoir Kelurahan Bukit Sofa
c. pembangunan reservoir Kelurahan Pondok Sayur d. pembangunan reservoir Kelurahan Tanjung Tonga; e. pembangunan reservoir Kelurahan Naga Huta; dan f. pembangunan reservoir Kelurahan Merdeka.
3. Jaringan transmisi dan distribusi untuk melayani masyarakat menggunakan sistem jaringan perpipaan dengan metoda gravitasi dengan pembagian 3 wilayah pelayanan sebagai berikut:
a. jaringan perpipaan Mual Goit melalui Jalan Sidamanik, Jalan Parapat, Jalan DI Panjaitan, Jalan Farel Pasaribu, Jalan Kolonel Simanjuntak, Jalan Gereja, Jalan Kapten Sitorus, Jalan Merdeka, Jalan Sutomo, Jalan Diponegoro, Jalan Kartini, Jalan Ade Irma Suryani, Jalan Brawijaya, Jalan Patuan Anggi, Jalan Tuan Nagari, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Sangnaualuh, dan rencana pembangunan pada Jalan Lingkar Luar Kota Timur,
b. jaringan perpipaan Habonaran melalui Jalan Saribudolok, Sisingamangaraja, Jalan Rambung Merah, Jalan Dahlia, Jalan Jawa, Jalan Seram, dan Jalan Singosari, Jalan Pdt Wismark Saragih, Jalan Tuan Nagari, Jalan Rakuta Sembiring, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Bombongan, Jalan Tambun Barat, dan Jalan Tambun Timur,
3 - 34
3-34 Rencana pengembangan sistem penyediaan air minum meliputi:
a. Kerjasama perlindungan dan pemeliharaan sumber mata air dengan Kabupaten Simalungun yang meliputi:
Kawasan sekitar mata air Naga Huta di Kota, mata air Naga Huta I – II, Mata air Naga Huta III - IV, dan mata air Habonaran di Kabupaten Simalungun; dan kawasan bangunan reservoir Simpang Pane di Kabupaten Simalungun dengan kapasitas tampung sebesar lebih kurang 2.250 meter kubik.
b. Rehabilitasi prasarana-sarana pengaliran untuk mengurangi tingkat kehilangan air hingga 20% meliputi: jaringan pipa transmisi dan distribusi di Kelurahan Martoba, Kelurahan Pahlawan, Kelurahan Tomuan, Kelurahan Merdeka, Kelurahan Setia Negara.
c. Penambahan sumber air baku meliputi mata air dan air tanah dalam di luar kawasan permukiman di Kelurahan Simarimbun, Kelurahan Tong Simarimbun, Kelurahan Mekar Marihat, Kelurahan BP Nauli, Kelurahan Sukaraja, Kelurahan Gurila, Kelurahan Tanjung Pinggir, Kelurahan Tambun Nabolon, Kelurahan Siopat Suhu; dan d. Pembatasan dan pengawasan pengambilan air tanah dalam oleh masyarakat di kawasan
pusat kota di Kecamatan Siantar Utara, Kecamatan Siantar Barat, Kecamatan Siantar Selatan dan Kecamatan Siantar Timur.
B. Sistem Jaringan Drainase
Hirarki saluran drainase dan saluran pembuangan limbah cair di kota Pematangsiantar dikelompokan menjadi:
1) Jaringan drainase primer, yaitu saluran yang langsung bermuara ke Sungai Bah Bolon, Bah Kapul, Bah Sigulang-gulang, Bah Biak dan Bah Sibarang-barang.
2) Jaringan drainase sekunder ditetapkan pada saluran-saluran yang bermuara ke saluran primer, meliputi:
3 - 35
3-35 b. Jaringan drainase spoeleiding yang berfungsi sebagai penggelontor saluran
drainase yang memperoleh sumber air penggelontor dari Sungai Bah Bolon menggunakan bendungan Bah Kadang di Kelurahan Simarito, jaringan drainase ini meliputi:
Saluran dari jalan Padangsidimpuan, Jalan Menambin, Jalan Suprapto, Jalan Sakti Lubis, Jala Kartini, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Adam Malik, Jalan Bambu Runcing, Jalan WR Supratman, Jalan Sutomo, Jalan Merdeka, Jalan Wahidi menuju Sungai Bah Bolon di Kelurahan Simalungun,
Saluran dari Jalan WR Suprataman, jalan Lokomotif menuju anak Sungai Bah Sigulang-gulang di Kelurahan Baru,
Saluran dari jalan Ade Irma Suryani, Jalan Mataram, Jalan Wahidi, Jalan Patuan Nagari, Jalan Sisingamangaraja menuju Sungai Bah Sigulang-gulang di Kelurahan Bane,
Saluran dari Jalan Ade Irma Suryani, Jalan Patuan Anggi, Jalan Gotong Royong, Jalan Sisingamangaraja, dan Jalan Kabu-Kabu menuju anak Sungai Bah Sigulang-gulang di Kelurahan Sukadame.
3) Jaringan drainase tersier merupakan saluran-saluran yang berskala pelayanan lokal dan bermuara ke saluran sekunder. Saluran ini menyebar ke seluruh wilayah yakni jalan kecil/gang yang mengikuti jalur yang ada.
3 - 36
3-36 perkotaan/permukiman sehingga dapat menyebabkan genangan, kondisinya adalah sebagai berikut:
Terjadinya penyempitan dimensi saluran karena sedimentasi lumpur dan sampah
Air hujan yang ada tidak memiliki ruang untuk dapat meresap ke tanah terlebih dulu karena semakin banyak lahan terbangun
Sempadan saluran dan sungai yang tertutup bangunan liar.
Banyaknya alih fungsi lahan di daerah hulu DAS sungai, yang tadinya merupakan daerah hutan/pertanian yang diharapkan dapat menyimpan dan menahan air telah berubah fungsi menjadi daerah perkebunan bahkan beberapa diantaranya menjadi daerah permukiman. Permasalahan sampah yang ada di saluran-saluran drainase tersier dan sekunder. Kondisi
street inlet jalan yang tidak terawat dan tertutup sampah dan tanah, sehingga air hujan
tidak menemukan jalan masuk menuju saluran drainasenya. Hal ini juga menyebabkan genangan air di jalan raya sehingga menyebabkan jalan sangat mudah mengalami kerusakan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka rencana pengembangan jaringan drainase Kota Pematangsiantar meliputi:
Peningkatan dimensi dan rehabilitasi saluran drainase sekunder;
Pemeliharaan saluran drainase tertutup di Kelurahan Teladan, Kelurahan Proklamasi, Kelurahan Dwikora, Kelurahan Melayu, Kelurahan Baru, Kelurahan Pahlawan, Kelurahan Siopat Suhu, Kelurahan Pardomuan;
Pemeliharaan saluran dari sedimentasi dan tertutup bangunan, termasuk perawatan saluran drainase spoeleiding; dan
3 - 37
3-37
Sistem Jaringan Air Limbah
Tujuan rencana pengembangan air limbah Kota Pematangsiantar adalah untuk meningkatkan kualitas sanitasi di Kota Pematangsiantar dalam rangka penanganan air limbah. Pertimbangan-pertimbangan dalam rencana pengembangan sistem air bersih Kota Pematangsiantar adalah:
1. Kota Pematangsiantar mengalami laju pertumbuhan yang rendah dalam periode 20 tahun mendatang (2012-2032). Pertambahan penduduk selama periode tersebut diproyeksikan sebesar 43.018 jiwa, sehingga jumlah penduduk kota pada Tahun 2032 adalah sebesar 293.003 jiwa.
2. Produksi air limbah pada Tahun 2032 diproyeksikan sebesar 22,181 m3/hari.
3. Arah perkembangan kegiatan perkotaan yang tercermin dari rencana sistem pusat kegiatan, dimana pusat kota/sub pusat kota direncanakan berada pada kawasan Jl. Sutomo-Merdeka, Tanjung Pinggir, Tojay, Marihat, wilayah Asahan.
4. Cakupan pelayanan air limbah saat ini mencakup hampir semua wilayah Kota Pematangsiantar.
Sistem pengelolaan air limbah Kota Pematangsiantar meliputi: 1. sistem pengelolaan air limbah domestik, yang meliputi:
sistem setempat komunal di perumahan kepadatan tinggi
sistem perpipaan terpusat di kawasan pusat kota dimana pembuangan air limbahnya dilakukan secara kolektif melalui jaringan pengumpul dan diolah, serta dibuang secara terpusat
sistem setempat individual melalui pengolahan dan pembuangan air limbah setempat dan dikembangkan pada kawasan-kawasan yang belum memiliki sistem terpusat
pengembangan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) di Kelurahan Siantar Martoba
3 - 38
3 - 39
3-39
Tabel 3.7 Jumlah Air Limbah Domestik Menurut Kecamatan di Kota Pematangsiantar Tahun 2032
No Kecamatan
Penduduk 2032 (Jiwa)
Kebutuhan Rumah Tangga Kebutuhan Air Jumlah Kebutuhan
Air bersih (m3/hari)
Jumlah Kebutuhan Air Buangan
(m3/hari) Target Pemenuhan Jumlah Penduduk Rumah Tangga Lain-lain
(%) Terlayani (m3/hari) (m3/hari)
1 Siantar Marihat 24,446 70 17,112 2,566.83 77.00 2,643.83 1,850.68
2 Siantar Marimbun 18,219 70 12,753 1,912.96 57.39 1,970.35 1,379.24
3 Siantar Selatan 26,495 70 18,546 2,781.96 83.46 2,865.42 2,005.79
4 Siantar Barat 53,366 70 37,356 5,603.45 168.10 5,771.56 4,040.09
5 Siantar Utara 55,886 70 39,120 5,868.06 176.04 6,044.10 4,230.87
6 Siantar Timur 48,731 70 34,111 5,116.71 153.50 5,270.21 3,689.15
7 Siantar Martoba 35,877 70 25,114 3,767.11 113.01 3,880.12 2,716.08
8 Siantar Sitalasari 29,983 70 20,988 3,148.20 94.45 3,242.64 2,269.85
Jumlah 31,688.23 22,181.76
3 - 40
3-40
C. Sistem Pengelolaan Persampahan
Tujuan rencana pengembangan Persampahan Kota Pematangsiantar adalah menjamin kebersihan lingkungan Kota Pematangsiantarstandar demi tercapainya kesehatan penduduk.
Pertimbangan-pertimbangan dalam rencana pengembangan sistem persampahan Kota Pematangsiantar adalah:
1. Kota Pematangsiantar mengalami laju pertumbuhan yang rendah dalam periode 20 tahun mendatang (2012-2032). Pertambahan penduduk selama periode tersebut diproyeksikan sebesar 43.018 jiwa, sehingga jumlah penduduk kota pada Tahun 2032 adalah sebesar 293.003 jiwa.
2. Kebutuhan sampah pada Tahun 2032 diproyeksikan sebesar 2.238.823,62 m³ /hari. 3. Arah perkembangan kegiatan perkotaan yang tercermin dari rencana sistem pusat
kegiatan, dimana pusat kota/sub pusat kota direncanakan berada pada kawasan Jl. Sutomo-Merdeka, Tanjung Pinggir, Tojay, Marihat, wilayah Asahan.
4. Untuk menampung kebutuhan sampah pada tahun akhir rencana tahun 2032, TPA saat ini yang berlokasi di Kecamatan Siantar Martoba tidak dapat menampung kebutuhan sampah pada akhir tahun rencana, oleh sebab itu direncanakan 2 TPA lagi di seluas 5 hektare yang berada di:
1) Kelurahan Gurilla Kecamatan Siantar Sitalasari, 2) Lahan eks PTPN III Kecamatan Siantar Martoba.
Adapun proyeksi kebutuhan sampah Kota Pematangsiantar ditunjukkan pada Tabel 3.8. Untuk mencapai tujuan pengembangan dan dengan mempertimbangkan faktor-faktor pengembangan tersebut di atas, maka rencana pengembangan pengelolaan persampahan di Kota Pematangsiantar dirumuskan sebagai berikut:
1) Cakupan pelayanan seluruh sumber sampah di wilayah Kota dengan produksi timbulan sampah sebesar 805.760 meter kubik per hari
3 - 41
3-41
3) Pada kawasan permukiman sampah dikumpulkan secara komunal dibawa ke depo transfer untuk diangkut ke TPA.
4) Tempat Penampungan Sementara dikembangkan di setiap unit lingkungan perumahan dan pusat-pusat kegiatan yang tersebar di seluruh kelurahan.
5) Pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), meliputi:
a. Kerjasama pengelolaan TPA Regional bersama Kabupaten Simalungun yang berada di Kabupaten Simalungun seluas lebih kurang 30 hektar;
b. Pengembangan TPA di Kelurahan Gurilla Kecamatan Siantar Sitalasari seluas lebih kurang 3,3 hektar;
c. Peningkatan TPA di Lahan eks PTPN III di Kelurahan Tanjung Pinggir Kecamatan Siantar Martoba seluas lebih kurang 5 hektar.
3 - 42
3-42
Tabel 3.8 Perkiraan Volume Sampah dan Peralatan yang Dibutuhkan di Kota Pematangsiantar Tahun 2032
Kecamatan Jenis Penggunaan
Jumlah Penduduk Standard
(L/Org/Hari)
KEBUTUHAN
2012 2017 2022 2027 2032 2012 2017 2022 2027 2032
(jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) m3/hari m3/hari m3/hari m3/hari m3/hari
Siantar Marihat
Domestik 18,797 19,135 20,121 23,248 24,446 2 37.59 38.27 40.24 46.50 48.89
Sarana Umum/Sosial 18,797 19,135 20,121 23,248 24,446 0.5 9.40 9.57 10.06 11.62 12.22
Komersial/lain-lain 18,797 19,135 20,121 23,248 24,446 0.25 4.70 4.78 5.03 5.81 6.11
TOTAL TIMBULAN SAMPAH 51.69 52.62 55.33 63.93 67.23
Unit Unit Unit Unit Unit
Keb. Bak/Tong Sampah 18,797 19,135 20,121 23,248 24,446 1 Unit/50l
Keb. Gerobak Sampah 18,797 19,135 20,121 23,248 24,446 1 Unit/2m3 25.85 26.31 27.67 31.97 33.61
Kebutuhan TPS 18,797 19,135 20,121 23,248 24,446 1 Unit/6m3 8.62 8.77 9.22 10.66 11.20
Kebutuhan Truk
Sampah 18,797 19,135 20,121 23,248 24,446 1 Unit/18m3 2.87 2.92 3.07 3.55 3.73
JUMLAH 37.33 38.00 39.96 46.17 48.55
Siantar Marimbun
Domestik 12,745 12,267 12,899 17,326 18,219 2 25.49 24.53 25.80 34.65 36.44
Sarana Umum/Sosial 12,745 12,267 12,899 17,326 18,219 0.5 6.37 6.13 6.45 8.66 9.11
Komersial/lain-lain 12,745 12,267 12,899 17,326 18,219 0.25 3.19 3.07 3.22 4.33 4.55
TOTAL TIMBULAN SAMPAH 35.05 33.74 35.47 47.65 50.10
Unit Unit Unit Unit Unit
3 - 43
3-43
Keb. Gerobak Sampah 12,745 12,267 12,899 17,326 18,219 1 Unit/2m3 17.52 16.87 17.74 23.82 25.05
Kebutuhan TPS 12,745 12,267 12,899 17,326 18,219 1 Unit/6m3 5.84 5.62 5.91 7.94 8.35
Kebutuhan Truk
Sampah 12,745 12,267 12,899 17,326 18,219 1 Unit/18m3 1.95 1.87 1.97 2.65 2.78
JUMLAH 25.31 24.36 25.62 34.41 36.18
Siantar Selatan
Domestik 20,952 21,653 22,769 25,196 26,495 2 41.90 43.31 45.54 50.39 52.99
Sarana Umum/Sosial 20,952 21,653 22,769 25,196 26,495 0.5 10.48 10.83 11.38 12.60 13.25
Komersial/lain-lain 20,952 21,653 22,769 25,196 26,495 0.25 5.24 5.41 5.69 6.30 6.62
TOTAL TIMBULAN SAMPAH 57.62 59.55 62.62 69.29 72.86
Unit Unit Unit Unit Unit
Keb. Bak/Tong Sampah 20,952 21,653 22,769 25,196 26,495 1 Unit/50l
Keb. Gerobak Sampah 20,952 21,653 22,769 25,196 26,495 1 Unit/2m3 28.81 29.77 31.31 34.65 36.43
Kebutuhan TPS 20,952 21,653 22,769 25,196 26,495 1 Unit/6m3 9.60 9.92 10.44 11.55 12.14
Kebutuhan Truk
Sampah 20,952 21,653 22,769 25,196 26,495 1 Unit/18m3 3.20 3.31 3.48 3.85 4.05
JUMLAH 41.61 43.01 45.22 50.04 52.62
Siantar Barat
Domestik 46,525 50,435 53,034 50,751 53,366 2 93.05 100.87 106.07 101.50 106.73
Sarana Umum/Sosial 46,525 50,435 53,034 50,751 53,366 0.5 23.26 25.22 26.52 25.38 26.68
Komersial/lain-lain 46,525 50,435 53,034 50,751 53,366 0.25 11.63 12.61 13.26 12.69 13.34
TOTAL TIMBULAN SAMPAH 127.94 138.70 145.84 139.57 146.76
Keb. Bak/Tong Sampah 46,525 50,435 53,034 50,751 53,366 1 Unit/50l Unit Unit Unit Unit Unit
Keb. Gerobak Sampah 46,525 50,435 53,034 50,751 53,366 1 Unit/2m3 63.97 69.35 72.92 69.78 73.38
Kebutuhan TPS 46,525 50,435 53,034 50,751 53,366 1 Unit/6m3 21.32 23.12 24.31 23.26 24.46
Kebutuhan Truk
3 - 44
3-44
Kecamatan Jenis Penggunaan
Jumlah Penduduk Standard
(L/Org/Hari)
TOTAL TIMBULAN SAMPAH 135.59 147.77 155.39 146.16 153.69
Unit Unit Unit Unit Unit
TOTAL TIMBULAN SAMPAH 116.20 125.65 132.13 127.44 134.01
3 - 45
3-45
Kebutuhan Truk Sampah 26,948 27,077 28,472 34,119 35,877 1 Unit/18m3 4.12 4.14 4.35 5.21 5.48
JUMLAH 53.52 53.78 56.55 67.76 71.26
Siantar Sitalasari
Domestik 22,127 22,007 23,141 28,514 29,983 2 44.25 44.01 46.28 57.03 59.97
Sarana Umum/Sosial 22,127 22,007 23,141 28,514 29,983 0.5 11.06 11.00 11.57 14.26 14.99
Komersial/lain-lain 22,127 22,007 23,141 28,514 29,983 0.25 5.53 5.50 5.79 7.13 7.50
TOTAL TIMBULAN SAMPAH 60.85 60.52 63.64 78.41 82.45
Unit Unit Unit Unit Unit
Keb. Bak/Tong Sampah 22,127 22,007 23,141 28,514 29,983 1 Unit/50l
Keb. Gerobak Sampah 22,127 22,007 23,141 28,514 29,983 1 Unit/2m3 30.42 30.26 31.82 39.21 41.23
Kebutuhan TPS 22,127 22,007 23,141 28,514 29,983 1 Unit/6m3 10.14 10.09 10.61 13.07 13.74
Kebutuhan Truk Sampah 22,127 22,007 23,141 28,514 29,983 1 Unit/18m3 3.38 3.36 3.54 4.36 4.58
JUMLAH 43.95 43.71 45.96 56.63 59.55
3 - 46
3-46
E. Sistem Jaringan Pejalan Kaki
Jalur atau jaringan pejalan kaki pada dasarnya merupakan jalur yang mutlak harus ada di dalam suatu perkotaan, mengingat tidak semua penduduk memiliki kendaraan pribadi dan banyak aktivitas penduduk yang sifatnya berjalan kaki, terutama di wilayah pusat kota. Jaringan pejalan kaki (pedestrian) umumnya berupa trotoar, bahu jalan dan sebagian menggunakan jaringan pejalan kaki tersendiri yang sudah terencana atau didesain dengan baik yang dapat menimbulkan kenyamanan bagi para pejalan kaki.
Kota Pematangsiantar juga memiliki jalur pejalan kaki, di jalan-jalan utama yaitu di Jalan Sutomo, Jalan Merdeka, Jalan Diponegoro, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Asahan, Jalan Siantar-Medan, Jalan Gereja, Jalan Jendral Sudirman, Jalan Ade Irma Suryani, Jalan Melanton Siregar (sebagian jalan) dan beberapa ruas jalan di wilayah perkotaan lainnya. Beberapa jaringan pejalan kaki memang sudah didesain khusus untuk pejalan kaki dan tidak mixed used atau bercampur dengan fungsi parkir, seperti di Jalan Diponegoro dan Jalan Sutomo.
Sistem jaringan jalur pejalan kaki meliputi:
1. Pemeliharaan dan perbaikan jaringan pedestrian yang sudah ada meliputi Jalan Sutomo,
Jalan Merdeka, Jalan Diponegoro, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Asahan, Jalan Medan, Jalan Gereja, Jalan Sudirman, Jalan Ade Irma Suryani, sebagian Jalan Melanton Siregar
2. Pembangunan jaringan jalur pejalan kaki baru yang meliputi:
Keterpaduan jaringan jalur pejalanan kaki yang ada dan yang dibangun di kawasan pusat kota
Kawasan Terminal Penumpang Sarantama di Tanjung Tonga dan Terminal Regional Agrobisnis Perluasan
Kelima Kawasan SPPK dan jalan penghubung dengan rencana pembangunan di setiap Terminal Tipe C
3 - 47
3-47
Kawasan pendidikan di Kampus STT Nomensen di Kelurahan Siopat Suhu dan Kampus USI di Kelurahan Bah Kapul
Kawasan pusat promosi di Jalan Parapat Kelurahan Simarimbun
Kawasan pusat olah raga di Stadiun Sangnaualuh Kelurahan Sukadame dan Lapangan Bola Atas Jalan Farel Pasaribu Kelurahan Sukamaju
3. Rencana penyediaan dan pemanfaatan sistem jaringan sarana dan prasarana pejalan kaki
meliputi:
Pembangunan penyeberangan pada kawasan pusat kegiatan perbelanjaan, perkantoran dan terminal regional
Pembangunan halte pada pusat-pusat kegiatan
Penyediaan jalur pejalan kaki bagi penyandang cacat
Penyediaan jalur bersepeda
Penyediaan sarana pejalan kaki (street furniture)
Pengaturan pemanfaatan ruang pejalan kaki oleh bukan pejalan kaki dan bukan bersepeda
F. Ruang atau Jalur Evakuasi Bencana
Ruang Evakuasi atau jalur penyelamatan (escape road) adalah jalan-jalan kota yang dikembangkan/direncanakan sebagai jalur pelarian ke bangunan/bukit penyelamatan dan wilayah yang aman apabila terjadi bencana alam (gempa atau tsunami ,Kebakaran dan Banjir).
Ruang atau lahan ataupun kawasan yang mungkin menjadi ruang evakuasi bencana, antara lain:
1. Wilayah Pusat kota meliputi: lapangan Adam Malik dan Taman Bunga di Kelurahan Proklamasi, pelataran parkir Terminal Regional Agribisnis, Lapangan Parkir Pariwisata, Stadiun Sangnaualuh
3 - 48
3-48 3. Wilayah Timur kota meliputi: Kampus STT Nomensen dan pelataran parkir di
Kawasan Megaland
4. Wilayah Tenggara kota meliputi: Lapangan Bola Atas Farel Pasaribu dan lapangan Sekolah Budi Mulia
5. Wilayah Barat kota meliputi: Pelataran Parkir Kawasan Pemerintahan di SPPK Gurila, RTH Lingkungan SPPK Perumahan Toya, Taman Wisata Rindam, dan Kampus USI
6. Pelataran kantor pemerintahan serta fasilitas yang berdekatan dengan pinggiran sungai-sungai yang bertebing tinggi.
Mengingat sifatnya yang benar-benar terbuka sehingga memudahkan orang untuk mencapai lokasi tanpa harus melalui pintu pengamanan. Untuk beberapa kejadian bencana, seperti gempa, memerlukan ruang terbuka yang tidak memiliki bangunan, karena dikhawatirkan adanya bangunan memiliki potensi akan runtuh atau roboh akibat dari gempa. Disamping lapangan tersebut, lokasi atau ruang yang mungkin menjadi melting
point ketika terjadi bencana adalah ruang-ruang terbuka lainnya, dengan kriteria memiliki
akses yang baik atau mudah dijangkau.
Untuk mendukung pelayanan ruang evakuasi bencana maka diperlukan jalur evakuasi
(escape route), untuk masing-masing ruang evakuasi bencana.
Untuk itu yang menjadi rute evakuasi di kota Pematangsiantar (Peta 3.12), adalah:
1. Jalur evakuasi bencana longsor, meliputi: jalan Jalan Pematang, Jalan Diponegoro, Jalan Seram, Jalan Jawa, jalan Ade Irma Suryani, Jalan kapt. MH Sitorus, Jalan Sudirman, Jalan gereja, Jalan Nagur, Jalan Singosari, Jalan Patuan Nagari, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Medan;
3 - 49
3-49 3. Jalur evakuasi bencana gempa, meliputi: Jalan DI Panjaitan, Jalan Gereja, Jalan
Parapat, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Medan, Jalan Sutomo, Jalan Merdeka, Jalan Sudirman, Jalan Ade Irma Suryani, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Medan, Jalan Sangnauwaluh, Jalan Ahmad Yani, Jalan Melanton Siregar;