ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR
PRINSIP UMUM
General Principles of
Industrial Ventilation
Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc
1
General Principles of Industrial Ventilation
1.
Defenisi Dasar
2.
Prinsip Kerja Aliran Udara/Air Flow
3.
Percepatan Udara dan Kehilangan pada
Tudung/Hood
4.
Kehilangan pada pipa/Duct Losses
Densitas/Rapat Massa
didefenisikan dalam satuan massa per satuan
volum
2.1.1. DENSITAS/RAPAT MASSA (
ρ
)
2.1.1. DENSITAS/RAPAT MASSA (
ρ
)
Rapat massa dilambangkan dalam huruf Yunani
ρ
(rho)
E
Untuk menghitung besarnya tekanan absulut
p = RT
ρ
... (2.2)dimana ;
p = tekanan absulut , lb/ft
= densitas/rapat massa, lbm/ft
ρ
Pada : t dan p, konstan, maka ρ = densitas dalam udara
untuk menghitung densitas ρ, dengan T= 250
0F
Aliran udara dihitung sebagai sistem luas penampang, dan
kecepatan udara. ini dinyatakan sbb :
Contoh
Luas penampang pipa sebesar 2.75 ft
2.
Kecepatan aliran udara dalam pipa sebesar
3600 fpm. Berapa besarnya aliran udara ?
V---f(x) VP. ---
diberi aliran udaraKecepatan dinyatakan sebagai fungsi dari kecepatan tekanan, yang selalu diberikan dalam arah aliran udara. Untuk sistem saluran
Kecepatan tekanan/Velocity pressure (VP),
adalah tekanan kinetik (akibat dari gerakan)
dalam arah aliran yang diperlukan untuk
menyebabkan aliran udara dengan kecepatan
tertentu, dengan satuan inches of water gage
(“wg) atau . dalam inci air
Takanan statik/Static pressure (SP)
3.1.3.Konsep Dasar Tekanan
Mengkonversi dari satu skala tekanan untuk tekanan yang lain
Aliran udara disebabkan oleh perbedaan tekanan antara dua titik. Arus akan berasal dari daerah energi tinggi, atau tekanan (P1), dan ke area (A) dari energi yang lebih rendah atau tekanan (Pn), gbr - 2.3. Saluran udara bergerak menurut, tiga hukum
dasar fisika yaitu ; konservasi massa, konservasi energi, dan konservasi momentum.
Gambar, 2.4- tabung prcobaan
Gambar, -2.4 semacan tabung-tabung prcobaan (U-Tube, alat untuk mengukur kelajuan gas dalam pipa dari tabung gas ), yaitu ujungnya terbuka
menghadap ke sebelah hulu aliran udara, dan diujung
Gambar, -2.5 semacan
tabung-tabung prcobaan
(U-Tube), yaitu yang
ujungnya terbuka
menghadap ke sebelah
hulu aliran udara, dan
diujung terbuka ini
terbentuk sebuah titik
stragnasi, dimana tekanan
positiv, yaitu tekanan lebih
besar dari atmosfir.
pada gambar, 2.6 , adalah mengukur tekanan kecepatan pada aliran udara/ducting atau stack.
Salah satu sensor pitot adalah menunjuk ke arah aliran gas (Point 1) sehingga
dapat mengukur tekanan statis dan tekanan gabungan kecepatan. Sensor lain dari tabung pitot (Point 2) mengukur tekanan statis dari aliran gas bergerak. Dengan menghubungkan dua sensor bersama-sama, tekanan kecepatan diukur seperti ditunjukkan pada
E pressure (VP), adalah tekanan kinetik (akibat dari gerakan) dalam arah aliran yang diperlukan untuk menyebabkan aliran udara dengan kecepatan tertentu, dengan satuan inches of water gage (“wg) atau . dalam inci air
E
Gambar, 2.8- Tekanan Statik (SP)
Tekanan potensial diberikan oleh udara diam. .
Dengan kata lain, itu adalah
perbedaan antara tekanan dalam pipa yang diberikan ke segala arah, dan tekanan dalam
E
Jumlah dari tekanan kecepatan dan tekanan statis
udara dalam sebuah saluran.
E
Gambar, -2.9, memperlihatkan proses aliran udara Tekanan Kecepatan(VP) Tekanan Statik (SP),. Tekanan Total (TP), yang mana telah dijelaskan pada gambar 2.6 sampai dengan gambar 2.8 .
TP = SP + VP ...2.6
dimana
TP = tekanan total sistem, dalam inci air (“wg) SP = tekanan statik sistem, dalam inci air (“wg) VP = kecepatan tekanan, dalam inci air (“wg)
E
Tekanan Statik / Static pressure (SP)
–
Tekanan potensial diberikan oleh udara
diam. . Dengan kata lain, itu adalah
perbedaan antara tekanan dalam pipa dan
tekakan dalam atmosfr
.
Tekanan Total/Total pressure (TP)
- Jumlah dari tekanan kecepatan dan tekanan
statis udara dalam sebuah saluran.
Tekanan Kecepatan/Velocity pressure
(VP)
- Tekanan kinetik (akibat dari gerakan) dalam
arah aliran yang diperlukan untuk menyebabkan
aliran udara dengan kecepatan tertentu.
Pada gambar 2.2, SP dan TP negative (diisap/suctioan side), dengan penambahan tekanan aliran fan, SP dan TP positif (ditekan/pressure side). Maka dapat diamsusikan bila ditekan SP dan TP positif, dan bila diisap SP dan TP negative .
diisap
ditekan
TEKANAN DIATAS ATMOSFIR
Ada dua prinsip dasar aliran udara dalam sistem ventilasi,
yaitu
1. Konservasi massa (persamaan kontinutas)
2. Konservasi energy (persamaan energi)
Energi kinetis atau energi gerak (juga disebut
energi kinetik) adalah
energi
yang dimiliki oleh
sebuah benda karena
gerakannya
.
Energi kinetis sebuah benda didefnisikan sebagai
usaha
yang dibutuhkan untuk menggerakkan
sebuah benda dengan
massa
tertentu dari
keadaan diam hingga mencapai
kecepatan
2.2.1. Konservasi
Massa
Tingkat massa dari aliran udara tetap konstant sepanjang jalur yang dialiri cairan (asumsi ; tidak ada kebocoran sepanjang pipa).
Gambar, 2.3 volumemetric flow rates in various situations (a) Flow through a hood (b) Flow
V - adalah kecepatan udara A adalah area cros sectional
2.2.2.Konservasi Energi
Konservasi energi dapat merujuk kepada,
i. Hukum kekekalan energi atau hukum
konservasi energi
ii. Penghematan energi
Hukum
Kekekalan
Energi
(Hukum
I
Termodinamika)
berbunyi:
"Energi
dapat
Dimana :
Titik -1 - upstream point Titik -2 - downstream point
2.3. PERCEPATAN UDARA
DAN KEHILANGAN PADA
TUDUNG
(ACCELERATION OF AIRAND HOOD ENTRY LOSSES)
E
Bila
tekanan kecepatan (VP) = 1,26 “wg ---- (standar udara),
Pada Gbr, 2.4 memperlihatkan aliran udara dalam ruang titik -1 ke titik 2 , yaitu dari hood --- duct , maka kecepatan pada duct velocity sebesar 4490 fpm
TP = SP + VP
SP
1+ VP
1= SP
2+ VP
2TP = tekanan total sistem, dalam inci air (“wg) SP = tekanan statik sistem, dalam inci air (“wg) VP = tekanan kecepatan, dalam inci air (“wg)
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR
Gambar, 2.4 Variation of SP, VP and TP through a Ventilation Siystem
Pada titik – 1---- SP1 = 0,
VP1 = 0
SP2 = - VP2
Entri losses (Hc), dan losses koefisien (Fh), maka tekanan kecepatan dalam pipa /Duct velocity pressure (VP), maka .
H
c= F
h.VP
H
c= F
h.VP
SP
2= - (VP
2+ H
c)... .
.2.8Prinsip hukum kekekalan energi atau hukum konservasi energy, dapat dihitung persamaan 2.8,
Untuk menghitung pada Hood Static Pressure (SPh)
--- SP2 = SPh
SP
h= - SP
2= VP
2+ h
cContoh pada gambar, -2.4
E
perbandingan antara duc velocity pressure dengan hood atatis suction, atau ;
C
e=
---
3.10C
e=
= = 0,845
hood entry koefisien (C
e), pada Hood Static Pressure ;
Q = V.A = 1096.A. = 1096 A C
e ...2.11
Q = 4005 A.C
e...
2.12Contoh,
gbr, 2.4, diameternya sebesar 3,5 inch (A = 0,0668 ft2),dan
Ce = 0,845
Hitungan :
Q = 4005 A.C
e= 4005 (0,0668)(0,845)
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR