• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Pencarian Rute Angkutan Umum Kota Malang Berbasis Android Berdasarkan Dua Titik Awal Terdekat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Aplikasi Pencarian Rute Angkutan Umum Kota Malang Berbasis Android Berdasarkan Dua Titik Awal Terdekat"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

3921

Aplikasi Pencarian Rute Angkutan Umum Kota Malang Berbasis Android

Berdasarkan Dua Titik Awal Terdekat

Almira Kalyana1, Ratih Kartika Dewi2, Issa Arwani3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1miralya.ak@gmail.com, 2ratihkartikad@ub.ac.id, 3issa.arwani@ub.ac.id

Abstrak

Kenaikan jumlah penduduk terjadi di berbagai wilayah Indonesia, salah satunya adalah Kota Malang. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan pendatang di Kota Malang, maka diperlukan transportasi umum demi kelancaran aktivitas penduduk dan pendatang. Berdasarkan fakta, informasi media untuk masyarakat Kota Malang tentang jalur angkutan umum sangat dibutuhkan. Saat ini, Pemerintah Kota Malang menyediakan menyediakan informasi rute angkutan umum di website MediaCenter. Namun informasi yang disediakan hanya berupa daftar rute angkutan umum saja. Sehingga berdasarkan fitur fungsionalnya, informasi tersebut tidak cukup baik untuk memudahkan permasalahan pengguna. Oleh karena itu, diperlukan sebuah aplikasi berbasis mobile yang dibangun untuk memudahkan penduduk maupun pendatang Kota Malang dalam memilih angkutan umum dari lokasi keberangkatan menuju lokasi tujuan. Sistem dibangun menggunakan formulahaversine dan algoritma best-path planning ( hub-based planning). Sistem ini memberikan 2 titik awal sebagai alternatif untuk memberi informasi kepada pengguna bahwa dari tempat keberangkatan yang sama terdapat 2 titik awal untuk menaiki angkutan umum. Sistem mendapatkan nilai 87% dari pengujian akurasi yang dilakukan terhadap hasil pencarian rute. Dalam pengujian usability, sistem mendapatkan nilai learnability sebesar 83%, efficiency 62%, memorability 91%, errors 90%, dan statisfaction 88,5%.

Kata kunci: pencarian rute, angkutan umum, formula haversine, algoritma best-path planning, android

Abstract

Population increase occured in various regions of Indonesia, one of them is Malang City.With the increasing number of residents and immigrants of Malang City, then the public transportation is needed for the smoothness of their activities. Based on facts, media information for the pople of Malang City about public transportation routes is very needed. Currently, municipal government of Malang City is provides public transportation routes information on MediaCenter website. However, the information which provided is just a list of public transportation routes. So based the functional features, that information is not good enough to ease the user problem. Therefore, we need a mobile based application which built to facilitate residents and visitors of Malang City in choosing public transportation from the depature location to destination location. System was bulit using the haversine formula and best-path planning algorithm (hub-based planning). This system provides 2 starting points as an alternative to informing users that from the same depature site there are 2 starting points to get public transportation. The system scored 87% of accuracy testing on route search results. In usability testing, system earns 83% learnability, 62% efficiency, 91% memorability, 90% errors, and 88,5% statisfaction.

Keywords: route search, public transportation, haversine formula, best-path planning algorithm, android

1. PENDAHULUAN

Menurut World Development Indicators, Indonesia mengalami kenaikan jumlah penduduk dengan sangat pesat. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia berjumlah 251.268.300 jiwa. Tahun 2014, peduduk Indonesia mengalami peningkatan hingga berjumlah

254.454.800 jiwa. Sedangkan pada tahun 2015, jumlah penduduk Indonesia adalah 257.563.800 jiwa. Hal tersebut membuktikan bahwa dalam kurun waktu 3 tahun, Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk dengan cepat.

(2)

Kota Malang dalam lima tahun terakhir bertambah 50.116 jiwa. Jumlah penduduk Kota Malang pada tahun 2012 adalah 845.271 jiwa dan pada tahun 2017 Kota Malang mempunyai 895.387 jiwa. Penambahan penduduk ini disebabkan oleh migrasi. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) memprakirakan bahwa sekitar 3.000 orang tinggal di Kota Malang dan 3.000 orang tersebut adalah para mahasiswa dan pekerja dari luar kota (Tribunjatim, 2017).

Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan pendatang Kota Malang, maka diperlukan transportasi umum demi kelancaran aktivitas penduduk dan pendatang. Kendaraan umum jenis minibus atau mikrolet adalah kendaraan yang mendominasi armada angkutan di Kota Malang. Jumlah mikrolet yang beroperasi adalah sebanyak 2192 armada. Mikrolet tersebut melayani 25 trayek dengan rute hampir seluruh wilayah Kota Malang dengan panjang trayek sepanjang 355 Km (Dinas Perhubungan, 2016).

Berdasarkan fakta, informasi media untuk masyarakat Kota Malang tentang jalur angkot sangat dibutuhkan. Pemerintah Kota Malang menyediakan situs MediaCenter sebagai pusat informasi yang menyediakan informasi rute angkutan umum. Akan tetapi, situs Mediacenter tersebut tidak cukup baik untuk memudahkan orang dalam mencari rute angkutan umum. Situs MediaCenter hanya menyediakan informasi rute Angkot secara umum. Untuk menambah efektivitas dan penyederhanaan dari pencarian informasi rute Angkot, aplikasi berbasis mobile merupakan sebuah kebutuhan (Nurizal, 2016).

Salah satu perangkat mobile yang umum digunakan adalah Android. Saat ini, Android mendominasi pangsa pasar piranti mobile. Selain itu, android mempunyai jumlah pengguna aktif yang terus tumbuh. (Juhara, Z. P., 2016). Dengan demikian, peniliti mengangkat topik pencarian rute angkutan umum Kota Malang berbasis android.

Jika pencarian rute angkutan umum dilakukan secara manual, maka terdapat kemungkinan bahwa tidak hanya satu jalan saja yang bisa dijadikan titik awal untuk menaiki angkutan umum. Dapat diilustrasikan lokasi keberangkatan adalah Jalan Cimanggis dan lokasi tujuan adalah Jalan Lapangan Rampal. Untuk menuju Jalan Lapangan Rampal, hal pertama yang dilakukan adalah mencari jalan terdekat yang dilalui oleh angkutan umum dari

lokasi keberangkatan dan lokasi tujuan. Dalam penelitian ini, titik terdekat dari lokasi keberangkatan disebut sebagai titik awal rute, sedangkan titik terdekat dari lokasi tujuan disebut sebagai titik akhir rute. Titik awal ke-satu berada di Jalan Mayjend Panjaitan, titik awal ke-dua berada di Jalan Veteran, dan titik akhir adalah Jalan Urip Sumoharjo. Sehingga didapatkan hasil bahwa terdapat dua rute angkutan umum untuk menuju Jalan Lapangan Rampal dari Jalan Cimanggis. Rute ke-satu dilakukan dari titik awal ke-satu menuju titik akhir, sedangkan rute ke-dua dilakukan dari titik awal ke-dua menuju titik akhir. Angkutan umum yang dinaiki pada rute ke-satu adalah ADL di Jalan Mayjend Panjaitan dan diteruskan dengan menaiki MM di Jalan Tugu. Sedangkan angkutan umum yang dinaiki pada rute ke-dua adalah AL di Jalan Veteran dan diteruskan dengan menaiki MM di Jalan Tugu. Kedua rute tersebut dapat memiliki jarak tempuh, waktu, jalur, dan biaya yang berbeda. Dengan perbedaan dari kedua rute, kita dapat mempertimbangkan rute mana yang harus kita pilih untuk menuju ke lokasi tujuan. Berdasarkan ilustrasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam pencarian rute angkutan umum tidak harus terpacu pada satu titik awal dan satu titik akhir, sehingga penulis memutuskan bahwa jumlah dari titik awal adalah dua dan jumlah titik akhir adalah satu.

(3)

CPlanning dan TPlanning. HPlanning mencakup konsep hub untuk memodelkan batasan rute secara implisit, sedangkan CPlanning dan TPlanning menggunakan matriks untuk menangkap rute transportasi publik secara eksplisit. Dalam penelitian ini, formula haversine digunakan untuk mencari dua titik terdekat dari lokasi keberangkatan dan mencari satu titik terdekat dari lokasi tujuan, sedangkan algoritma best-path planning (HPlanning) digunakan untuk mencari rute angkutan umum dari dua titik awal menuju satu titik akhir.

Peneliti sebelumnya telah menerapkan algortima best-path planning dan menggunakan formula haversine untuk mencari rute angkutan umum kota Malang. Dalam penelitian yang berjudul ‘Design and Implementation of Mobile -Based Application for Malang City Public

Transportation Route Search’, Nurizal Dwi

Priandani dkk. mendesain dan

mengimplementasikan sistem transportasi umum kota Malang menggunakan algoritma best-path planning dengan matriks dan formula haversine. Berdasarkan pengujian yang dilakukan terhadap 40 kasus uji, sistem ini mempunyai level akurasi sebesar 85%, yang identik dan valid jika dibandingkan dengan pencarian rute angkutan umum secara manual. (Nurizal, 2016). Selain itu, dalam penelitian tersebut titik awal yang dihasilkan hanya berjumlah satu. Padahal jika dibandingkan dengan pencarian rute angkutan umum secara manual, jumlah titik awal yang dihasilkan bisa saja lebih dari satu. Berdasarkan penelitian tersebut, penulis mengangkat judul Aplikasi Pencarian Rute Angkutan Umum Kota Malang Berbasis Android Berdasarkan Dua Titik Awal Terdekat dengan harapan sistem dapat memberikan dua titik awal rute angkutan umum dengan kemungkinan informasi angkutan umum, tempat menaiki angkutan umum, biaya, jarak, dan jalur perjalanan yang berbeda untuk menuju satu lokasi tujuan sebagai rekomendasi bagi pengguna.

Berdasarkan latar belakang tersebut, didapatkan permasalahan yakni bagaimana perancangan dan implementasi Aplikasi Pencarian Rute Angkutan Umum Kota Malang Berbasis Android Berdasarkan Dua Titik Awal Terdekat, serta bagaimana akurasi dari hasil pencarian rute angkutan umum Kota Malang.

Aplikasi ini bertujuan untuk merancang dan

mengimplementasikan Aplikasi Pencarian Rute Angkutan Umum Kota Malang Berbasis Android Berdasarkan Dua Titik Awal Terdekat, serta mengetahui nilai akurasi dari hasil pencarian rute. Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan peminat angkutan umum semakin bertambah dan mampu memudahkan pendatang maupun penduduk Kota Malang dalam memilih angkutan umum.

2. ANDROID

Android adalah sebuah sistem operasi berbasis Linux yang dimodifikasi untuk perangkat bergerak. Android pertama kali dikembangkan oleh Android Inc. Pada tahun 2005, Google membeli perusahaan Android Inc. Pada tahun 2007, Android diluncurkan bersamaan dengan dibentuknya organisasi Open Handset Alliance. Open Hanset Alliance beranggotakan sejumlah perusahaan besar seperti Google, Motrola, Samsung, LG, Sony Ericson, Tmobile, Vodafone, Toshiba, dan Intel (Juhara, Z. P., 2016).

3. GPS

GPS (Global Positioning System) merupakan salah satu fitur atau sensor terpopuler dikalangan piranti bergerak. Dengan adanya GPS, dapat memungkintan setiap piranti bergerak memberikan informasi lokasi setiap saat. Fitur ini berfungsi untuk pemetaan, pencarian lokasi, dan arah. Biasanya digunakan untuk menampilkan titik-titik kemacetan, merekomendasikan tempat-tempat menarik, dan lain-lain.

Dalam proses pemetaan, sistem koordinat 2D digunakan untuk pemetaan permukaan bumi dimana pada setiap titiknya diacu oleh dua besaran yang dinyatakan dalam satuan sudut derajat (o), yaitu latitude (garis lintang) dan

longitude (garis bujur). Latitude adalah jarak anguler arah Utara atau Selatan terhadap garis khatulistiwa, sedangkan longitude adalah jarak anguler arah Timur atau Barat terhadap Prime Meridian yang melintasi Greenwich, Inggris.

4. FORMULA HAVERSINE

(4)

dan sudut pada segitiga dalam bidang bola. Pada Persamaan (1) adalah rumus formula haversine.

Keterangan : d = jarak

R = radius bumi = 6371Km

Lat1 = garis lintang lokasi 1 x 0.0174532925 radian

Lat2 = garis lintang lokasi 2 x 0.0174532925 radian

Long1 = garis bujur lokasi 1 x 0.0174532925 radian

Long2 = garis bujur lokasi 2 x 0.0174532925 radian

5. ALGORITMA BEST-PATH PLANNING

Algoritma Best-Path Planning merupakan algoritma yang diusulkan oleh Chao Lin Liu untuk mengatasi masalah pencarian rute pada transportasi publik dengan meminimalkan jumlah transfer antar rute untuk efisiensi waktu dan biaya (Chao, 2002). Dalam penelitiannya, Chao menjelaskan 3 algoritma best-path planning, yaitu hub-based planning (HPlanning), matrices for path planning (CPlanning), dan planning with transitition matrices (TPlanning). Algoritma yang digunakan dalam penelitian ini adalah HPlanning, karena HPlanning mencakup konsep hub untuk memodelkan batasan rute secara implisit, sehingga HPlanning lebih sederhana dibandingkan dengan CPlanning dan TPlanning yang menggunakan matriks untuk menangkap rute transportasi publik secara eksplisit.

L9

L4 L7

L2 L5 L8

L1 L3 L6

Gambar 1. Jaringan Grid-Style Sederhana dengan Lima Rute Layanan

Sumber : Chao,2002

Untuk pemahaman yang lebih jelas, Chao memberikan ilustrasi dari definisi masalah dan notasinya. Chao menggunakan beberapa istilah untuk menggambarkan aspek rute yang dibatasi.

Pertama diasumsikan bahwa ada seperangkat lokasi yang akan dilayani oleh satu set rute layanan yang diarahkan. Setiap lokasi yang dilalui angkutan umum ditetapkan dengan nomor identifikasi unik, dan menunjukkan rangkaian angka ini dengan S. Sedangkan setiap rute yang melayani lokasi tersebut ditetapkan dengan identifikasi unik dalam kumpulan R. Untuk mengakomodasi adanya jalan raya dan jalur komunikasi simpleks, diasumsikan bahwa semua rute layanan diarahkan, sehingga menggunakan dua rute terpisah untuk memodelkan rute layanan dua arah. Untuk grid sederhana yang ditunjukkan pada Gambar 1, kita bisa memberikan 24 nomor unik ke persimpangan dan 5 nomor unik ke rute layanan (Chao, 2002).

Chao juga menetapkan nomor urut K (r, s), dimana s adalah setiap lokasi dan r adalah rute yang melayani s. Nilai K dari terminal keberangkatan masing-masing rute adalah 1. Jika r tidak melayani lokasi s, maka K (r, s) = 0. Oleh karena itu, K (r, s1)> K (r, s2)> 0 menyiratkan bahwa rute r melayani dari s2 ke s1. Berdasarkan fungsi K, didefinisikan beberapa fungsi yang berguna sebagai berikut (Chao, 2002):

1. Rangkaian rute layanan (Service Routes) yang melayani s didefinisikan pada persamaan 2.

𝑆𝑅(𝒔) = {𝑟 |𝐾(𝑟, 𝒔) > 0, 𝑟 𝜖 𝑅} (2) 2. Himpunan pemberhentian umum (Common

Stops) yang dilayani oleh dua rute r1 dan r2 didefinisikan pada persamaan 3.

𝐶𝑆(𝑟1, 𝑟2) = {𝒔 |𝐾(𝑟1, 𝒔) > 0 𝑎𝑛𝑑 𝐾(𝑟2, 𝑠) >

0, 𝑠 𝜖 𝑆} (3)

3. Fungsi pada persamaan 4 adalah rangkaian rute layanan langsung (Direct Service) yang dapat kita tempuh dari s ke t tanpa transfer. 𝐷𝑆𝑒𝑟𝑣𝑖𝑐𝑒(𝒔, 𝒕) = {𝑟 |𝐾(𝑟, 𝒕) > 𝐾(𝑟, 𝒔) >

0, 𝑟 𝜖 𝑅} (4)

Dalam algoritma best-path planning yang berbasis perencanaan hub (HPlanning), rute langsung dari titik asal ke tujuan dicari terlebih dahulu. Jika tidak berhasil, algoritma mencoba mencari solusi satu transfer untuk perjalanan yang diinginkan. Jika tidak berhasil lagi,

𝑑 = 2𝑅 . 𝑠𝑖𝑛−1{√(𝑠𝑖𝑛2(𝐿𝑎𝑡1−𝐿𝑎𝑡2 2 ))

2

+ cos(𝐿𝑎𝑡1) . cos(𝐿𝑎𝑡2) . (𝑠𝑖𝑛2(𝐿𝑜𝑛𝑔1−𝐿𝑜𝑛𝑔2 2)) 2

} (1)

R1 R3

R2

R4

(5)

algoritma tersebut menemukan rencana perjalanan dari titik asal ke hub terdekat H1 dan rencana perjalanan dari hub H2, yang berada di dekat tujuan, ke tempat tujuan. Hub adalah lokasi-lokasi dimana beberapa layanan terkonsentrasi sehingga memberikan kesempatan pada penumpang untuk melakukan transfer dari satu rute ke rute lain. Berikut ini adalah kerangka algoritma best-path planning dengan HPlanning (Chao, 2002):

Misalkan o dan d adalah lokasi asal (origin) dan tujuan (destination), maka :

1. Kasus sederhana : jika o=d, menampilkan pesan bahwa lokasi asal sama dengan lokasi tujuan, sehingga tidak perlu dilakukan pencarian rute.

2. Tanpa Transfer : jika Dservice(o,d) tidak kosong, makan tampilkan rute-rute yang berada pada himpunan Dservice(o,d).

3. Satu Transfer : jika ∃ i SR(O) , j SR(D) dan ∃ s CS(i, j) sehingga baik Dservice(O, s) dan Dservice(s, D) tidak kosong, maka terdapat solusi satu transfer angkutan umum.

4. Kasus Non-trivial : Temukan rencana perjalanan melalui hubs.

6. REKAYASA KEBUTUHAN

Sebelum merancang sistem, diperlukan rekayasa kebutuhan meliputi identifikasi aktor, analisis kebutuhan fungsional, dan analisis kebutuhan non-fungsional.

Penelitian ini hanya mempunyai satu aktor, yaitu pengguna. Deskripsi pengguna dapat dilihat pada 1.

Tabel 1. Identifikasi Aktor

Aktor Deskripsi

Pengguna Satu-satunya aktor yang mengoperasikan sistem. Pengguna dapat mencari rute angkutan umum dengan menginputkan lokasi keberangkatan dan lokasi tujuan, melihat hasil pencarian rute berdasarkan dua titil awal terdekat, dan mengatur ulang aplikasi. Selain itu, pengguna juga mampu mengetahui lokasi keberadaannya saat ini dengan menggunakan GPS.

Dalam penelitian ini, sistem mempunyai 7 kebutuhan fungsional dan 2 kebutuhan non-fungsional. Kebutuhan fungsional dapat dilihat pada Tabel 2. Sedangkan kebutuhan non-fungsional dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 2. Kebutuhan Fungsional Kod

e

Nama Fungsi Deskripsi

SRS -F-01

Mendapatkan lokasi pengguna

Pengguna menggunakan GPS untuk mendapatkan

lokasi keberadaan

pengguna.

Pengguna memasukkan lokasi keberangkatan ke dalam sistem.

Pengguna memasukkan lokasi tujuan ke dalam

Pengguna mencari rute angkutan umum dari lokasi keberangkatan menuju lokasi tujuan.

SRS -F-05

Melihat hasil pencarian rute berdasarkan titik awal terdekat 1

Pengguna melihat hasil pencarian rute angkutan umum dari titik awal terdekat 1 menuju titik akhir pada peta.

SRS -F-06

Melihat hasil pencarian rute berdasarkan titik awal terdekat 2

Pengguna melihat hasil pencarian rute angkutan umum titik awal terdekat 2 menuju titik akhir pada peta.

SRS -F-07

Mengatur ulang aplikasi

Pengguna dapat mengatur ulang aplikasi setelah

pengguna melakukan

pencarian rute.

Tabel 3. Kebutuhan Non-Fungsional Kode Paramete

r

Desripsi Kebutuhan

SRS-NF-01

Ussability Tingkat kualitas sistem yang diukur dari seberapa mudah pengguna menggunakan sistem untuk menyelesaikan masalah atau memperudah pekerajaan pengguna.

SRS-NF-02

Accuracy Tingkat kualitas sistem yang diuji dari kedekataan nilai terukur dengan nilai sebenarnya.

7. PERANCANGAN SISTEM

(6)

instruksi kepada perangkat bergerak. Kemudian perangkat bergerak melakukan request HTTP untuk mendapatkan data. Gambar 2 merupakan ilustrasi perancangan umum arsitektur sistem.

Google Maps digunakan untuk

menampilkan peta dalam aplikasi pencarian rute angkutan umum. Ketika pengguna membuka aplikasi, perangkat bergerak akan mengambil data dari Google Maps. Data tersebut berupa peta online. Kemudian, peta online akan dimuat ke dalam fragmentmap aplikasi.

Google Places mempunyai fitur autocomplete yang dapat dimanfaatkan oleh kotak input lokasi keberangkatan dan lokasi tujuan. Dengan autocomplete, pengguna dapat dengan mudah memilih alamat atau nama tempat. Ketika pengguna mengetikkan kata kunci, kata kunci akan dikirim ke Google Places. Feedback yang didapatkan dari Google Places adalah data berupa alamat dan nama tempat yang terdapat dalam Google Maps.

Setelah mengisi kotak input lokasi keberangkatan dan lokasi tujuan, pengguna dapat memberikan instruksi kepada sistem untuk melakukan pencarian rute angkutan umum. Sebelum dilakukan pencarian rute, sistem mencari dua titik terdekat dari lokasi keberangkatan (titik awal) dan mencari satu titik terdekat dari lokasi tujuan (titik akhir) menggunakan formula haversine. Pencarian rute dilakukan antara satu titik awal dan satu titik akhir menggunakan algoritma best-path planning. Pada Tabel 4 adalah contoh data titik awal dan titik akhir yang merupakan hasil dari formula haversine. Terdapat dua proses pencarian rute yaitu pencarian rute dari titik awal (a) menuju titik akhir (c) dan titik awal (b) menuju titik akhir (c). Masing-masing pencarian rute tersebut menghasilkan maksimal satu rute.

Tabel 4. Contoh Data Titik Awal dan Titik Akhir Titik Awal Titik Akhir

(a)

(c) (b)

Dalam penelitian ini, metode algoritma best-path planning yang digunakan adalah HPlaning. Berikut ini adalah ilustrasi pencarian rute dari penerapan algoritma best-path planning dengan HPlanning:

1. Jika lokasi keberangkatan dan lokasi tujuan adalah sama, maka sistem menampilkan pemberitahuan. Jika lokasi keberangkatan dan lokasi tujuan adalah tidak sama, maka sistem melanjutkan proses pencarian rute angkutan umum.

2. Sistem melakukan pencarian rute angkutan umum tanpa transfer. Jika rute ditemukan, maka sistem menampilkan hasil pencarian. Jika rute tidak ditemukan, maka sistem melanjutkan proses pencarian rute angkutan umum.

3. Sistem melakukan pencarian rute angkutan umum dengan 1 kali transfer. Jika rute ditemukan, maka sistem menampilkan hasil pencarian. Sistem akan memberikan pemberitahuan apabila kedua rute tidak mendapatkan hasil pencarian.

Hasil pencarian dalam sistem berupa rincian rute angkutan umum dari lokasi keberangkatan menuju lokasi tujuan. Rincian rute berisi informasi mengenai dimana pengguna harus menaiki angkutan umum, angkutan apa yang harus dinaiki, total jarak tempuh, biaya yang harus dikeluarkan pengguna untuk membayar jasa angkutan umum, dan jalur perjalanan.

8. HASIL IMPLEMENTASI

Halaman utama aplikasi ini terdiri dari peta, kotak input lokasi keberangkatan, kotak input lokasi tujuan, tombol cari rute, tombol GPS, dan

give instruction get information

request HTTP

get HTTP

request HTTP get HTTP

request HTTP get HTTP

smartphone user

Gambar 2. Perancangan Umum Arsitektur Sistem

(7)

kotak hasil pencarian. Ketika pengguna membuka sistem, secara otomatis sistem akan memuat peta Malang secara online. Hasil implementasi halaman utama aplikasi dapat dilihat pada Gambar 3.

Hasil pencarian akan muncul setelah pengguna melakukan pencarian rute. Hasil pencarian dibagi menjadi dua, yaitu hasil pencarian terhadap titik awal ke-1 dan titik awal ke-2. Masing-masing pencarian mempunyai maksimal satu hasil rute. Hasil rute terdiri dari informasi nama angkutan umum, nama jalan, ongkos yang harus disediakan, dan jarak tempuh perjalanan. Gambar 4 menunjukkan tampilan setelah sistem selesai melakukan proses pencarian rute.

Rute perjalanan pada peta akan muncul setelah pengguna mengklik salah satu hasil pencarian rute. Jika dalam satu rute terdapat proses transfer angkutan umum, warna rute perjalanan dibagi menjadi dua, yaitu hijau dan oranye. Warna hijau adalah rute angkutan umum

pertama dan warna oranye adalah rute angkutan umum kedua. Jika tidak ada transfer angkutan umum, maka rute hanya bewarna hijau. Kotak hasil pencarian yang telah dipilih pengguna akan berwarna biru muda. Pada Gambar 5, terdapat implementasi antarmuka rute perjalanan setelah pengguna mengklik hasil pencarian rute angkutan umum berdasarkan titik terdekat 1.

9. PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pengujian dilakukan terhadap kebutuhan fungsional dan kebutuhan non-fungsional. Setelah kebutuhan diuji, hasil pengujian tersebut akan dianalisis.

9.1 Pengujian Validasi

Pengujian validasi dilakukan dengan menggunakan kasus uji. Pengujian ini bertujuan untuk menguji validasi kebutuhan fungsional yang sudah ditetapkan. Hasil pengujian validasi dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Pengujian Validasi Nomor

Kasus Uji

Hasil yang Diperoleh

Hasil yang Diharapkan

Status

V-F-01 Aplikasi menampilkan lokasi pengguna.

Aplikasi menampilkan lokasi pengguna.

Valid

V-F-02 Aplikasi berhasil mencari lokasi keberangkatan dan

menampilkan pin lokasi keberangkatan.

Aplikasi berhasil mencari lokasi keberangkatan dan

menampilkan pin lokasi keberangkatan.

Valid

V-F-03 Aplikasi berhasil mencari lokasi tujuan dan menampilkan pin lokasi tujuan.

Aplikasi berhasil mencari lokasi tujuan dan menampilkan pin lokasi tujuan.

Valid

V-F-04 Aplikasi berhasil melakukan pencarian rute dan

menampilkan hasil pencarian.

Aplikasi berhasil melakukan pencarian rute dan

menampilkan hasil pencarian.

Valid

V-F-05 Aplikasi berhasil menampilkan hasil pencarian dan

menampilkan

Aplikasi berhasil menampilkan hasil pencarian dan

menampilkan

Valid Gambar 4. Tampilan Hasil Pencarian

(8)

rute perjalanan dari titik terdekat 1 menuju titik akhir pada peta.

rute perjalanan dari titik terdekat 1 menuju titik akhir pada peta.

V-F-06 Aplikasi berhasil menampilkan hasil pencarian dan

menampilkan rute perjalanan dari titik terdekat 1 menuju titik akhir pada peta.

Aplikasi berhasil menampilkan hasil pencarian dan

menampilkan rute perjalanan dari titik terdekat 1 menuju titik akhir pada peta.

Valid

V-F-07 Aplikasi berhasil menghapus data hasil pencarian rute untuk mengatur ulang aplikasi.

Aplikasi berhasil menghapus data hasil pencarian rute untuk mengatur ulang aplikasi.

Valid

9.2 Pengujian Usability

Pengujian usability dilakukan dengan memberika kuisioner kepada 20 responden. Populasi yang diambil sebagai responden adalah penduduk maupun pendatang Kota Malang yang aktif menggunakan angkutan umum. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran kualitas pengalaman pengguna ketika berinteraksi dengan sistem dan untuk menguji apakah sistem dapat memudahkan pengguna dalam mencari rute angkutan umum Kota Malang. Pernyataan dari pengujian ini terdapat pada Tabel 6. Hasil pengujian terdapat pada Tabel 7.

Tabel 6 Pengujian Usability

No. Pernyataan Parameter

1 Pengguna interface sistem mudah dipahami.

Learnability

2 Detail informasi hasil

pencarian rute angkutan umum mudah dipahami.

3 Proses pencarian rute

angkutan berjalan dengan cepat.

Efficiency

4 Cara penggunaan sistem

mudah diingat. Memorability

5 Informasi kesalahan atau error

yang muncul dalam sistem dapat saya pahami.

Errors

Tabel 7. Hasil Pengujian Usability Pernyata

Berdasarkan Tabel 7, didapatkan hasil pengujian usablity dengan parameter learnability, memorablity, errors, dan statisfaction berada pada skala 80%-100% dengan status ‘sangat mudah’. Sedangkan parameter efficiency masih berada pada tingkat ‘mudah’ karena berada pada skala 60%-79,99%.

9.3 Pengujian Accuracy

Pengujian akurasi hasil pencarian rute angkutan umum Kota Malang bertujuan untuk mengukur tingkat akurasi hasil pencarian rute dengan rute angkutan umum yang sebenarnya. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan hasil pencarian rute dari 2 lokasi keberangkatan dan 2 lokasi tujuan dengan rute angkutan umum di lapangan. Jika kedua jalur hasil rekomendasi sistem dan rute angkutan umum di lapangan adalah sama, maka bernilai true. Namun jika salah satu jalur atau kedua jalur hasil rekomendasi sistem tidak sesuai dengan rute angkutan umum di lapangan, maka bernilai false.2 dari 30 data pengujian accuracy terdapat pada Tabel 8.

Tabel 8 Pengujian Accuracy N

Jalan Cimanggis - Jalan Danau Toba

(9)

MM : Jl. Tugu – Jl. Kertanegara – Jl. Trunojoyo – Jl. Patimura – Jl. Panglima Sudirman – Jl. Urip Sumoharjo – Jl. Mayjen. M. Jl. Kertanegara – Jl. Trunojoyo – Jl. Patimura – Jl. Panglima Sudirman – Jl. Urip Sumoharjo – Jl. Mayjen. M. Wiyono – Jl. Ranugranti – Jl. Danau Toba Jl. Kertanegara – Jl. Trunojoyo – Jl. Patimura – Jl. Panglima Sudirman – Jl. Urip Sumoharjo – Jl. Mayjen. M. Wiyono – Jl. Ranugranti – Jl. Danau Toba Jl. Kertanegara – Jl. Trunojoyo – Jl. Patimura – Jl. Panglima Sudirman – Jl. Urip Sumoharjo – Jl. Mayjen. M. Wiyono – Jl. Ranugranti – Jl. Danau Toba

Jalan K.H. Hasyim Ashari - Jalan Mayjend Panjaitan

2 1 LDG / LDH: Jl. K.H. Hasyim Ashari – Jl. Kawi – Jl. Arjuno – Jl. Simpang Arjuno – Jl. Bromo – Jl. Simpang Arjuno – Jl. Bromo – Jl. Simpang Arjuno – Jl. Bromo – Jl. Simpang Arjuno – Jl. Bromo – Jl.

Berdasarkan hasil pengujian accuracy didapatkan persentase dari nilai rata-rata pengujian accuracy sebesar 87% yang dihitung sebagai berikut:

Berdasarkan hasil dari analisis perancangan, implementasi dan pengujian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perancangan Aplikasi Pencarian Rute Angkutan Umum Kota Malang Berbasis Android erdasarkan Dua Titik Awal Terdekat dilakukan melalui perancangan activity diagram, sequence diagram, class diagram, entity relationship diagram, dan perancangan antarmuka.

2. Rancangan Aplikasi Pencarian Rute Angkutan Umum Kota Malang Berbasis Android berdasarkan Dua Titik Awal Terdekat diimplementasikan menggunakan bahasa Java dengan Android Studio 2.3.3 sebagai editor tools.

3. Berdasarkan hasil pengujian, Aplikasi Pencarian Rute Angkutan Umum Kota Malang Berbasis Android berdasarkan Dua

Titik Awal Terdekat mampu

mengintegrasikan formula haversine dengan algoritma best-path planning sehingga dapat menghasilkan rute angkutan umum dari 2 titik awal menuju 1 titik akhir dengan akurasi sebesar 87%.

11. DAFTAR PUSTAKA

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang, 2016. Jalur Angkutan Kota Malang. [Online] Tersedia di : < https://mediacenter.malangkota.go.id/in fo-kota/transportasi/jalur-angkutan-kota-malang/ > [Diakses 07 April 2017].

(10)

World Bank, World Development Indicators – Google Public Data Explorer. [Online] Tersedia di : < https://www.google.com /publicdata/explore?ds=d5bncppjof8f9_ &met_y=sp_pop_totl&idim=country:I DN:PHL&hl=en&dl=en#!ctype=l&strai l=false&bcs=d&nselm=h&met_y=sp_p op_totl&scale_y=lin&ind_y=false&rdi m=region&idim=country:IDN&ifdim=r egion&tstart=-309078000000&tend= 1426525200000&hl=en_US&dl=en&in d=false> [Diakses 17 Maret 2017].

Irwansyah, C., Pinandito, A. & Mahmudy, W. F., 2014, 'Pencarian rute angkutan umum menggunakan algoritma ant colony optimization', DORO: Repository Jurnal Mahasiswa PTIIK Universitas Brawijaya, vol. 3, no. 10.

Juhara, Z. P., 2016. Panduan Lengkap Pemrograman Android. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Liu, Chao-Lin, 2002. ‘Best-Path Planning for Public Transportation Systems’.

Nurwiningtyas, Octavianti, 2015. ‘Aplikasi Pencarian Pos Pendakian Gunung Merbabu menggunakan Formula Haversine Dilengkapi dengan Prakiraan Cuaca dan Kompas Berbasis Android’. Priandani, N. D. , Tolle, Herman, Yunianto, D.

R. 2016, ‘Design and Implementation of

Mobile-Based Application for Malang City Public Transportation Route

Search’, Int. J. Advance Soft Compu.

Appl, Vol. 8, No. 3.

Gambar

Tabel 2. Kebutuhan Fungsional
Gambar 2. Perancangan Umum Arsitektur Sistem
Gambar  4. Tampilan Hasil Pencarian
Tabel 7,

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tax aggressive terhadap cost of debt dengan political connection sebagai variabel pemoderasi pada perusahaan

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak merupakan salah satu tujuan Pembangunan Milanium atau Millanium Devalopment Goals (MDGs), dengan sasaran program pembangunan kesehatan

Kendala yang dihadapi oleh seorang pegawai Sekretariat Daerah Provinsi Sulbar dalam peningkatan disiplin PNS Daerah adalah kurangnya profesionalisme dan tanggung jawab PNS

Pemberian probiotik pada pakan dengan 3 perlakuan yaitu R1 dengan probiotik tipe Gram positif, R2 probiotik tipe gram negatif, dan R3 campuran probiotik tipe Gram

Bahan etsa yang diaplikasikan pada email menghasilkan perbaikan anatara permukaan email dan resin, karean etsa sendiri menghasilkan permukaan email yang bersih, yang

Terpadu di SD (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2016), hal.. pembenaman, siswa memiliki peran untuk menggabungkan seluruh konsep yang telah dipelajarinya dan meleburkan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pemberian polisakarida yang diekstrak dari alga pada ikan nila memberi pengaruh yang nyata terhadap

Penelitian bertujuan untuk mengetahui strategi pelayanan prima KBIH Maqdis dalam membuat strategi serta langkah-langkah yang tepat untuk calon jamaah