• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Variasi Komoditas Terhadap Kapasitas Alat Pada Penggiling Multifucer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Uji Variasi Komoditas Terhadap Kapasitas Alat Pada Penggiling Multifucer"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Shorgum

Sorgum adalah salah satu tanaman yang kuat dan mampu bertahan pada

iklim yang ekstrim lebih dari tanaman serelia lain. Sorgum dapat bertahan pada

bermacam-macam temperatur dari 15,50 C - 40,50 C, dengan curah hujan sekitar

35-150 cm pertahunnya (Thakur, 1980). Menurut hasil penelitian, lahan yang

cocok untuk pertumbuhan yang optimum untuk pertanaman sorgum adalah: suhu

optimum 230-300 C, kelembaban relatif 20% - 40% dan suhu tanah ± 250 C

ketinggian ≤ 800 m dpl (Deptan , 2012).

Jagung dengan sorgum dibedakan pada bunga jantan dan betina berada

pada ujung tangkai. Malai dapat lepas dan terbuka, dan relatif tebal. Sekitar 95 %

bunga sorgum menyerbuk sendiri (Metcalfe and Elkins, 1980). Warna dari biji

sorgum bervariasi tergantung kultivar dan jenisnya ada yang berwarna putih

hingga berwarna kekuningan dari merah hingga berwarna coklat gelap. Warna

pigmen dari biji berasal dari pericarp atau testa bukan dari endosperm. Endosperm

pada sorgum berwarna putih sama seperti yang terdapat pada jagung putih.

Ukuran biji bervariasi tergantung varietas dan jenis dengan ukuran biji kira-kira

12.000-60.000 biji/pound (Metcalfe and Elkins, 1980).

Tanaman sorgum mirip dengan jagung. Di Indonesia, biji sorgum dikenal

dengan berbagai nama daerah, antara lain yaitu jagung pari, cantel, gandum, oncer

(Jawa), jagung cetrik, gandrung, gandrum, degem, kumpay (Sunda), wataru hamu

garai, gandum (Minangkabau) (Duljapar, 2000).

(2)

dikembangkan dilahan marginal. Seluruh bagian tanaman memiliki nilai

ekonomis. Selain budidaya yang mudah, sorghum juga mempunyai manfaat yang

sangat luas antara lain untuk pakan ternak, bahan baku industri makanan dan

minuman, bahan baku untuk media jamur merang, industri alkohol, bahan baku

etanol (Pustaka Deptan, 2012).

Tanaman sorghum dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)

Class : Monocotyledonae (berkeping satu)

Ordo : Poales

Family : Graminaceae

Genus : Sorghum

Species : Sorghum bicolor L.

(Duljapar, 2000).

Kandungan nutrisi sorgum juga sangat tinggi dibandingkan bahan pangan

lain sehingga dapat digunakan sebagai subtitusi beras. Kandungan gizi 100 gr

biji sorgum: Kalori 332 kal, Protein 11 gr, Lemak 3,30 gr, Karbohidrat

73 gr, Air 11,20 %, Serat 2,30 %, kalsium 28 mg, Posfor 287 mg, Besi

4,40 mg (Sirappa, 2003).

Tepung terigu diperoleh dari hasil penggilingan biji sorghum yang

mengalami beberapa tahap pengolahan. Beberapa tahap proses pengolahan

tersebut adalah tahap persiapan dan tahap penggilingan. Tahap persiapan meliputi

(3)

(pengondisian). Pada tahap cleaning, sorghum dibersihkan dari kotoran-kotoran

seperti debu, biji-biji lain selain sorghum (seperti biji jagung, kedelai), kulit

sorghum, batang sorghum, batu-batuan, kerikil

kontaminan tersebut harus dipisahkan dari sorghum sebelum proses penggilingan.

Penggunaa

substansi logam yang terdapat pada sorghum. Kontaminan kecil memerlukan

perlakuan khusus untuk memisahkannya dari sorghum.

Tahap selanjutnya adalah tahap penggilingan yang meliputi proses

breaking, reduction, sizing, dan tailing. Prinsip proses penggilingan adalah

memisahkan endosperma dari lapisan sel aleuron atau lapisan kulit. Diawali

dengan proses breaking, endosperma dihancurkan menjadi partikel-partikel dalam

ukuran yang seragam dalam bentuk bubuk seukuran tepung. Tahap penggilingan

selanjutnya adalah proses reduction, yaitu endosperma yang sudah dihancurkan

diperkecil lagi menjadi tepung terigu, untuk selanjutnya diayak untuk dipisahkan

dari bran dan pollard. Selama proses penggilingan dihasilkan produk-produk

samping seperpollard, pellet, dan tepung industri. Tujuan dari tahap

penggilingan ini untuk memperoleh hasil ekstraksi yang tinggi dengan kualitas

tepung yang baik.

Kedelai

Saat ini kedelai merupakan salah satu tanaman multiguna karena bisa

digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku berbagai industri

manufaktur dan olahan. Adanya upaya penghematan devisa oleh negara

(4)

memenuhi kebutuhan dalam negeri sangat besar, mencapai jutaan ton setiap

tahunnya (Adisarwanto, 2005).

Kedelai juga merupakan salah satu tanaman sumber protein yang penting

di Indonesia. Sedang rata-rata hasil per hektarnya di Indonesia masih rendah

dibanding beberapa negara penghasil kedelai lainnya. Untuk meningkatkan hasil

kedelai per satuan luas dan produksi kedelai di Indonesia diperlukan pemanfaatan

teknologi penanganan pasca panen tanaman kedelai (Suprapto, 1985).

Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan

oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan semakin berkembangnya

perdagangan antarnegara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan

tanaman kedelai juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan

tersebut, yaitu Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Kedelai

mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula penyebaran dan

pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa

Tenggara, dan pulau-pulau lainnya. Masuknya kedelai ke Indonesia diduga

dibawa oleh para imigran Cina yang mengenalkan beberapa jenis masakan yang

berbahan baku biji kedelai.

Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine

soja dan Soja Max. Namun demikian, pada tahun 1948 telah disepakati bahwa

nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.)

Merill. Secara botani kedelai memiliki sistimatika penamaan bionominal sebagai

(5)

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)

Classis : Dycotyledone (berkeping dua)

Ordo : Rosales

Familia : Leguminosinae

Genus : Glycine

Species : Glycine max (L.) Merill.

(Adisarwanto, 2005).

Beras

Beras adalah bagi

Sekam secara anatomi disebut(bagian yang ditutupi) dan

yang menutupi). Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah

ditumbuk denga

terlepas dari isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau

bahkan hitam, yang disebut beras. Beras sendiri secara biologi adalah bagian biji

padi yang terdiri dari :

-

kulit.

-

-

lagi, kecuali dengan bantuan tekni

(6)

endospermia. Beras biasa yang berwarna putih agak transparan karena hanya

memiliki sedikit aleuron, dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. Beras ini

mendominasi pasar beras. Beras merah, akibat aleuronnya mengandung gen yang

memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna merah atau ungu. Beras

hitam, sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi

antosianin dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati

hitam. Ketan (atau beras ketan), berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau

hampir seluruh patinya merupakan amilopektin. Ketan hitam, merupakan versi

ketan dari beras hitam. Beberapa jenis beras mengeluarkan aroma wangi bila

ditanak. Bau ini disebabkan beras melepaskan senyawa aromatik yang

memberikan efek wangi. Sifat ini diatur secara genetik dan menjadi objek

, 2012).

Beras dimanfaatkan terutama untuk diolah menjadi nasi, makanan pokok

terpenting warga dunia. Beras juga digunakan sebagai bahan pembuat berbagai

macam penganan dan kue-kue, utamanya dari ketan, termasuk pula untuk

dijadika

Dalam bidang industri pangan, beras diolah menjadi tepung beras. Sosohan

beras (lapis

tepungrice bran). Bagia

(7)

sebagai salah satu sumber pangan bebas

(Wikipedia, 2012).

Di antara berbagai jenis beras yang ada di Indonesia, beras yang berwarna

merah atau beras merah diyakini memiliki khasiat sebagai obat. Beras merah yang

telah dikenal sejak tahun

nilai nilai medis yang dapat memulihkan kembali rasa tenang dan damai. Meski,

dibandingkan dengan beras putih, kandungan karbohidrat beras merah lebih

rendah (78,9 gr : 75,7 gr), tetapi hasil analisis Nio (1992) menunjukkan nilai

energi yang dihasilkan beras merah justru di atas beras putih (349 kal : 353 kal).

Selain lebih kaya protein (6,8 gr : 8,2 gr), hal tersebut mungkin disebabkan

kandunga

Tepung beras adalah tepung yang diperoleh dengan cara menggiling biji

beras yang bersih dan baik. Pelepasan kulit luar biji yang cukup sulit dapat diatasi

dengan menggunakan mesin penyosoh padi.Proses pembuatan tepung beras

adalah biji beras disortasi kemudian disosoh. Proses sortasi untuk

menggolongkan bahan atas tingkat kebagusan dan keseragaman serta untuk

memisahkan bahan dari benda asing. Sedang penyosohan bertujuan untuk

melepaskan kulit, sehingga yang tersisa hanya endosperma saja. Kulit memiliki

kandungan serat yang tinggi sehingga harus dipisahkan karena dapat

menyebabkan tekstur tepung menjadi kasar dan tidak sesuai.

Beras sosoh lalu dibuat tepung dengan melakukan penggilingan.

Penggilingan merupakan proses pengecilan ukuran dengan gaya mekanis

menjadi beberapa fraksi ukuran yang lebih kecil. Alat penggilingan yang

(8)

(grinder dan ultra fine grinder). Hasil penggilingan kemudian diayak untuk

memisahkan bagian kulit dan serat-seratnya.

Pengayakan (Mesh)

Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik

berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan dipakai dalam skala industri,

sedangkan penyaringan dipakai untuk skala laboratorium (Idrial, 1987).

Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu

dan seragam. Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan

pengayakan. Pada proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke

permukaan pengayak (Idrial, 1987).

Partikel yang di bawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau halusan

(fines), lulus melewati bukaan ayak, sedangkan yang di atas ukuran atau yang

besar (oversize) atau buntut (tails) tidak lulus. Pengayakan lebih lazim dalam

keadaan kering. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), pada mesin penghalus

tipe Burr mill dipasang ayakan 200 mesh.

Ayakan dibuat dari logam, pelat logam yang berlubang-lubang, tenunan

kain dan sebagainya. Logam yang digunakan adalah besi, besi tahan karat,

tembaga, nikel dan perak. Ukuran lubang ayakan antara 4 inci sampai 400 mesh,

tapi ayakan yang sangat halus (100 – 150 mesh) jarang digunakan. Ukuran lubang

ayakan yang digunakan tergantung dari ukuran bahan yang akan diayak

(Idrial, 1987).

Sebuah ayakan dapat memisahkan bahan atas dua fraksi, tapi umumnya

ayakan terdiri dari dua macam ayakan, bahkan ada yang terdiri dari delapan

(9)

mengalir dari atas ke bawah. Pengayakan bahan yang kasar atau besar dapat

dilakukan dengan mengalirkan bahan di atas permukaan ayakan yang berdiri tetap

(statis), tapi pengayakan partikel yang halus, permukaan ayakan harus digerakkan

(bergetar) biasanya dilakukan dengan silinder ayakan yang berputar pada sumbu

horizontal atau dengan ayakan datar yang digoncang, diputar, atau digetarkan

dengan mekanik atau listrik (Idrial, 1987).

Mengayak berarti memisahkan suatu bahan dengan menuangkannya

melalui ayakan sehingga didapat butir-butir dengan berbagai daerah ukuran

(kelas-kelas butir) atau biasa disebut proses klarifikasi. Dalam proses pengayakan,

bahan dibagi menjadi dua bagian, yaitu bahan kasar yang tertinggal dan bahan

yang lebih halus yang lolos melalui ayakan. Nilai efisiensi mesin ini menunjukkan

nilai penyimpangan atau perbandingan antara jumlah bahan yang lolos dalam

kenyataan dan jumlah bahan yang lolos secara teoritik (Idrial, 1987).

Semakin halus bahan yang diayak, semakin cepat terjadinya penyumbatan

lubang ayakan. Oleh sebab itu pada ayakan umumnya dipakai alat perlengkapan

pembantu dalam bentuk sikat, rol, bola karet atau potongan- potongan karet.

Dilihat dari bahannya, proses penghancuran atau pengecilan ukuran bahan dapat

dibagi menjadi dua, yaitu proses pengecilan ukuran untuk bahan padat dan proses

pengecilan ukuran untuk bahan cair. Pada proses pengecilan ukuran untuk bahan

padat dikenal berbagai macam istilah, misalnya pemotongan, penggilingan,

penggerusan, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk bahan cair dikenal proses

emulsifikasi atau atomisasi (Idrial, 1987).

Penggunaan sistem penghancuran pada industri pengolahan hasil pertanian

(10)

pada kopi, penggilingan cokelat, perajangan bahan yang akan disuling (minyak

atsiri), pemotongan pada pengolahan karet remah dan lain sebagainya.

Penghancuran bahan padat dilakukan secara mekanis yaitu membaginya atau

memecahnya menjadi komponen-komponen yang lebih kecil. Di dalam proses

penggilingan, ukuran bahan diperkecil dengan cara diretak atau diremuk.

Mekanismenya adalah bahan ditekan oleh gaya mekanis dari mesin penghancur,

penekanan awal masuk ke tengah sebagai energi desakan

(Wirakartakusumah, 1992).

Apabila suatu bahan yang seragam dipecahkan, setelah penggilingan

pertama ukuran bahan yang dihasilkan akan sangat bervariasi, yaitu dari yang

berukuran kasar sampai halus. Dalam penerapannya, waktu juga berpengaruh

dalam proses penghancuran bahan, dan terlihat bahwa bahan akan retak pada

tingkat tekanan yang rendah apabila tekanan itu berlangsung cukup lama. Bentuk,

ukuran, kerapatan, gravitasi spesifik, kekerasan merupakan beberapa sifat fisik

hasil pertanian yang penting diperhatikan dalam proses penghancuran

untuk mendesain suatu mesin penghancur (Wirakartakusumah, 1992).

Motor Listrik

Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi

mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi

energi listrik disebut

peralatan rumah tangga seperti

(11)

Motor asinkron IEC berbasis metrik

NEMA berbasis imperial horse

power (HP) maupun kiloWatt (kW). Pada motor listrik tenaga listrik dirubah

menjadi tenaga mekanik. Perubahan ini dilakukan dengan merubah tenaga listrik

menjadi

bahwa kutub dari magnet yang senama akan tolak-menolak dan

kutub-kutub tidak senama, tarik-menarik. Maka kita dapat memperoleh gerakan jika kita

menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar, dan magnet

yang lain pada suatu kedudukan yang tetap. Motor listrik kemudian akan

menggerakkan piringan penggiling untuk menggiling.

Motor listrik dapat digolongkan menjadi dua golongan sesuai dengan

sumber arus listrik, yaitu motor listrik arus searah atau DC dan motor listrik arus

bolak-balik atau AC. Motor listrik AC yang kecil banyak dipakai pada peralatan

rumah tangga misalnya alat cukur, alat kecantikan, alat dapur, dan sebagainya.

Sedangkan motor listrik yang besar banyak digunakan pada kompresor,

penggiling jagung, dan alat-alat bengkel atau pabrik. Dasar utama yang

menyebabkan motor berputar ialah reaksi antar kutub magnet. Kutub yang senama

tolak - menolak dan kutub yang tak senama tarik - menarik. Reaksi medan magnet

listrik pada stator dan medan magnet penghantar yang dialiri arus listrik

(Hartanto, 1997).

Motor listrik mempunyai keuntungan yakni dapat dihidupkan dengan

hanya memutar saklar, suara dan getaran tidak menjadi gangguan, udara tidak ada

yang dihisap juga tidak ada gas buang dan pada motor DC mempunyai daya besar

(12)

tidak mudah mengubah putarannya. Namun motor listrik memiliki kekurangan

yakni, motor listrik ini membutuhkan sumber daya, kabel harus dapat

dihubungkan dengan stop kontak, dengan demikian tempat penggunannya sangat

terbatas oleh panjang kabel, kalau dipergunakan baterai sebagai sumber daya

maka beratnya akan menjadi besar, secara umum biaya listrik motor listrik ini

lebih tinggi daripada harga bahan bakar minyak dan untuk menghasilkan daya

yang sama dihasilkan oleh sebuah motor pembakaran, maka motor listrik akan

lebih berat (Soenarta, 2002).

Motor listrik sering digunakan sebagai tenaga penggerak dibandingkan

dengan jenis tenaga-tenaga yang lain karena :

1. Dapat disesuaikan, motor listrik dapat digunakan dihampir setiap lokasi

termasuk di dalam air.

2. Otomatis, motor listrik dengan mudah dikontrol dengan alat otomatis.

3. Rapi, sebuah unit kecil memperkembangkan sejumlah kekuatan besar secara

bersama-sama.

4. Dapat dipercaya, motor listrik secara khusus untuk pekerjaan jarang mengalami

gangguan.

5. Ekonomis dan efisien, motor listrik memiliki efisiensi hingga 95 %.

6. Perawatan mudah, jika melindungi dari debu dan kotoran, motor listrik hanya

membutuhkan sedikit perawatan.

7. Tenang, motor listrik secara umum lebih tenang dari pada mesin yang

dijalankan.

8. Aman, apabila dipasang dengan tepat, dipelihara, dan digunakan, motor listrik

(13)

9. Mudah dioperasikan, tidak membutuhkan banyak pelatihan untuk

mengoperasikan motor listrik.

(Cooper, 1992).

Puli (Pulley)

Menurut Stolk dan Kros (1981), pulley dibuat dari besi-cor atau dari baja.

Pulley kayu tidak banyak lagi dijumpai. Untuk konstruksi ringan diterapkan

pulley dari paduan aluminium. Pulley sabuk baja terutama cocok untuk kecepatan

sabuk yang tinggi (di atas 35 m/det). Menurut Smith dan Wilkes (1990) dalam

menghitung kecepatan atau ukuran roda transmisi, putaran transmisi penggerak

dikalikan diameternya adalah sama dengan putaran roda transmisi yang

digerakkan dikalikan dengan diameternya.

Jarak yang jauh antara dua poros sering tidak memungkinkan transmisi

langsung dengan pasangan roda gigi. Dalam demikian, cara transmisi putaran dan

daya lain yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan sebuah sabuk atau

rantai yang dibelitkan di sekeliling puli (pulley) atau sproket pada poros. Jika pada

suatu konstruksi mesin putaran puli penggerak dinyatakan N1 dengan diameter Dp

dan puli yang digerakkan n2 dan diameternya dp, maka perbandingan putaran

dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

p

S = adalah kecepatan putar pulley (rpm)

D= adalah diameter pulley (mm)

Dalam buku Mabie and Ocvirk (1967), pemasangan puli antara lain dapat

(14)

- Horizontal, pemasangan puli dapat dilakukan dengan cara mendatar di mana

pasangan puli terletak pada sumbu mendatar.

- Vertikal, pemasangan puli dilakukan secara tegak di mana letak pasangan puli

adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan terjadi getaran pada

bagian mekanisme serta penurunan umur sabuk.

Sabuk-V

Sabuk/belt berfungsi untuk memindahkan putaran dari satu poros ke poros

lainnya, baik putaran tersebut pada kecepatan putar yang sama maupun

putarannya dinaikkan maupun diperlambat, searah dan kebalikannya. Sabuk V

terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Sabuk V dibelitkan di

sekitar alur pulley yang berbentuk V pula. Menurut Daryanto (1984), transmisi

sabuk yang bekerja atas dasar gesekan belitan mempunyai beberapa keuntungan

karena murah harganya, sederhana konstruksinya dan mudah untuk mendapatkan

perbandingan putaran yang diinginkan.

Transmisi tersebut telah digunakan dalam semua bidang industri, misalnya

mesin-mesin pabrik, otomotif, mesin pertanian, alat kedokteran, mesin kantor, dan

alat-alat listrik. Kekurangan yang ada pada sabuk ini adalah terjadinya selip antara

sabuk dan pulley sehingga tidak dapat dipakai untuk putaran tetap atau

perbandingan transmisi yang tetap. Sabuk bentuk trapesium atau V dinamakan

demikian karena sisi sabuk dibuat serong, agar cocok dengan alur roda transmisi

yang berbentuk V.

Sabuk-V mempunyai penampang trapesium yang terbuat dari karet, tenunan

atau semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang

(15)

koefisien gesek dan kekuatannya, harganya yang relatif murah membuat sabuk-V

lebih sering dipakai (Sularso dan Suga, 2004).

Adapun faktor yang menentukan kemampuan sabuk untuk menyalurkan

tenaga tergantung dari :

1. Regangan sabuk pada pulley.

2. Gesekan antara sabuk dan pulley.

3. Lengkung persinggungan antara sabuk dan pulley.

4. Kecepatan sabuk

(Pratomo dan Irwanto, 1983).

Menurut Daywin et al (2008), kelemahan dari sabuk-V adalah tidak dapat

digunakan pada jarak yang panjang dan tidak cocok untuk beban yang berat pada

kecepatan rendah. Sedangkan kelebihan sabuk-V adalah sebagai berikut:

- Rasio kecepatan yang tepat tidak pernah dipertahankan.

- Selip yang terjadi tidak lebih dari 1-2 %.

- Efisiensi penyaluran daya (dengan mengabaikan kehilangan daya pada

bantalan shaft) berkisar 97-99 %.

- Mampu meredam beban mendadak, tidak memerlukan pelumasan

- Tidak berisik

- Dapat dioperasikan pada kecepatan linear lebih dari 5000 rpm

Model Alat Penggiling yang Sama

Penggiling Fuller

Dalam penggiling pusingan (Fuller) ini sebuah peluru atau lebih yang

bergerak bebas dalam rumah-rumah atau lintasan giling akan bergerak berkeliling

(16)

suatu sumbu. Bila tangan-tangan ini berputar semakin cepat, maka semakin besar

pula gaya sentrifugal yang terjadi pada peluru terhadap lintasan gilingnya.

Menurut Pratiwi (2011), biasanya hasil giling dari penggiling semacam ini sangat

halus, sehingga pengeluaran hasil gilingnya ditiup oleh udara dari lintasan giling

dan ditangkap oleh sebuah penampung. Penggiling ini sering dipakai untuk

membuat arang bubuk dan semen.

Gambar

Gambar Alat Penggiling Pusingan (Fuller)

Referensi

Dokumen terkait

Promoting writing experiences mean that each students in learning community share their writing experiences so that each of them can learn each other relating to

Namun begitu, apabila sumber daya dimiliki secara nasional, masyarakat yang tinggal di dekat lokasi ekstraksi lazimnya tidak memiliki klaim yang melekat terhadap bagian

Input data dengan cara import melalui Excel lebih dianjurkan untuk data yang tidak lengkap atau nama taraf faktor yang jumlah karakternya tidak sama untuk

Penelitian ini masih merupakan penelitian sitotoksisitas awal terhadap material non dental glass fiber menggunakan sel fibroblas sehingga masih perlu dilakukan penelitian

[r]

Ini bisa disebabkan oleh invasi langsung (misalnya, emboli septik) atau oleh perubahan dalam endotelium vaskular yang disebabkan oleh substrat yang dilepaskan selama

Mekanisme enzim dalam suatu reaksi adlah melalui pembentukan kompleks enzim substrat (ES), oleh karna itu hambatan atau inhibitor pada suatu reaksi yang menggunakan enzim

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta di bagian perawatan Lantai VA, Lantai VC, Lantai IVA, Lantai IVC dan Emergency dilakukan pada bulan