• Tidak ada hasil yang ditemukan

ETIKA PERGAULAN DAN BERBUSANA DALAM ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ETIKA PERGAULAN DAN BERBUSANA DALAM ISLAM"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

ETIKA PERGAULAN DAN BERBUSANA

DALAM ISLAM

(2)

Etika Pergaulan

(3)

Membatasi Pergaulan Bebas

Qs. al-isra:32

ً ةَشِحاَف َناَك ُهَّنِإِ ا َنِّزلا اوُبَرْقَت لا َو } لايِب َس َءا َس َو

:ءارسلإا[ 32

]

(4)

Pergaulan Laki-laki & Perempuan

(5)

Artinya

Dari Ibnu Abbas r.a ia berkata:"Saya mendengar

(6)

Bergaul dengan Baik dg menebar kedamaian

(7)

Lanjutan

Saling menasehati

Menjenguk saudara atau teman yang sakitMenjawab salam

Menjawab bersin

(8)

Dasarnya

(9)

Bersifat Tawadhu’ pada setiap Orang

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah

(10)

Tidak memulai Salam kpd Non Muslim

Dari Ali Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu

(11)

AURAT

Menurut pengertian bahasa (literal), aurat adalah nuqshaan wa syai’

al-mustaqabbih (kekurangan dan sesuatu yang mendatangkan celaan). Diantara bentuk

pecahan katanya adalah ‘awara`, yang bermakna qabiih (tercela); yakni aurat

(12)

aurat

Imam Raziy, dalam kamus Mukhtaar al-Shihaah hal 461, menyatakan, “‘al-aurat: sau`atu al-insaan wa kullu maa yustahyaa minhu (aurat adalah aurat manusia dan semua hal yang menyebabkan malu.”

Dalam Syarah Sunan Ibnu Majah juz 1/276, disebutkan, bahwa aurat adalah kullu maa

(13)

aurat

Mohammad bin Ahmad al-Syasyiy,

dalam kitab Haliyat al-’Ulama

(14)

aurat

Al-Haitsamiy, dalam kitab Manhaj al-Qawiim juz 1/232, berkata;

“..Sedangkan aurat wanita merdeka, masih kecil maupun dewasa, baik ketika sholat,

berhadapan dengan laki-laki asing (non

mahram) walaupun di luarnya, adalah seluruh badan kecuali muka dan kedua telapak

(15)

aurat

Al-Haitsamiy, dalam kitab Manhaj al-Qawiim juz 1/232, berkata;

“..Sedangkan aurat wanita merdeka, masih

kecil maupun dewasa, baik ketika sholat, berhadapan dengan laki-laki asing (non

mahram) walaupun di luarnya, adalah seluruh badan kecuali muka dan kedua telapak

(16)

Syarat menutup aurat

Menutup aurat harus dilakukan hingga warna

kulitnya tertutup. Seseorang tidak bisa dikatakan melakukan “satru al-’aurat” (menutup aurat) jika auratnya sekedar ditutup dengan kain atau sesuatu yang tipis hingga warna kulitnya masih tampak

kelihatan. Dalilnya hadits dari ‘Aisyah ra, ra bahwasa Asma’ binti Abubakar telah masuk ke ruangan Nabi saw dengan berpakaian tipis/transparan, lalu

Rasulullah saw. berpaling seraya bersabda, “Wahai Asma sesungguhnya seorang wanita itu apabila

(17)
(18)

QS. al-A’raf: 26

26. Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk

menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah

(19)

QS. al-A’raf: 27

27. Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu

dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya

melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu

(20)
(21)

artinya

Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah

mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan

perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke

(22)

lanjutan

mereka, atau wanita-wanita Islam, atau

budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan

(terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan

bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu

(23)

surat al-Ahzab ayat 59. Allah swt berfirman :

َّنِهْيَلَع َنيِنْدُي َنيِنِم ْؤُْمْلا ِءاَسِن َو َكِتاَنَب َو َكِجا َو ْزَ ِلِأَ ْلُق ُّيِبَّنلا اَهُّيَأَاَي ا ً#روُفَغ ُ َّاللَّه َناَك َو َنْيَذ ْؤُْي َلَاَف َنْف َرْعُي ْنَأَ ىَنْدَأَ َكِلَذ َّنِهِبيِب َلَاَج ْنِم

اًميِح َر

“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak

(24)

Berpakaian Yang Benar

(25)

Artinya:

(26)

Maksud berpakaian tapi telanjang

1. Pakaian Tipis

2. Berpakaian tetapi masih terlihat kulit / tubuhnya

3. Pakaian tebal tetapi tidka menutup aurat

4. Pakaian ketat yang memperlihatkan bagian tubuh sehingga seperti tidak berpakaian

Makna hakikinya yaitu pakaian yang memelihara kesucian diri dan rasa malu. Spt telanjang

(27)

Menjaga Pergaulan

Pergaulan yang baik akan memberikan pengaruh agar terpeliharanya kehormatan manusia dan kemuliaannya

(28)

Hikmah Berbusana Muslimah

Melaksanakan perintah agama

Terhindar dari tipu daya syaitan

Dapat menjadi benteng perilaku yg tdk

baik

(29)

Referensi

Dokumen terkait

Jika suami mengajak isterinya untuk melakukan perbuatan haram dan maksiat kepada Allah Swt., maka isteri dapat menentang ajakan suami dengan cara yang bijaksana

dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami

Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka;maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman Maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami

Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya,dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka,atau ayah mereka,atau ayah suami mereka,

Katakanlah kepada wani- ta yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menam- pakkan perhiasan

Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka,

Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami

Katakanlah kepada wanita-wanita mukmin: Hendaklah mereka tidak menampakkan perhiasan yang tersembunyi ini, kecuali kepada suami mereka, karena sesungguhnya para suamilah