• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KONSEP PENDIDIKAN SEKS DALAM ISL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH KONSEP PENDIDIKAN SEKS DALAM ISL"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP PENDIDIKAN SEKSUAL (TARBIYAH JINSIYAH)

DALAM PERSPEKTIF Al-QUR’AN DAN SUNNAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Tafsir Hadits Pendidikan Islam

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, MS

Disusun oleh:

Retno Lelyani Dewi 152107171492

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM UNIVERSITAS IBNU KHALDUN BOGOR

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kasus kekerasan seksual terhadap anak kian marak di Tanah Air. Seakan tak pernah habis, saban hari kasus serupa hadir di media, baik di media cetak, elektronik maupun media sosial. Tak pelak, kondisi itu memantik keresahan dan kecemasan bagi banyak pihak, terutama di kalangan orang tua. Darurat kekerasan seksual di Indonesia pun didengungkan.

Pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Yy, 14 tahun, warga Rejang Lebong, Bengkulu, oleh 14 pelaku yang sebagian masih di bawah umur, merupakan salah satu kasus yang membetot perhatian. Begitu besarnya perhatian publik, kasus itu sampai memunculkan meme: Saya Bersama Yuyun #NyalaUntukYuyun. Nahas yang menimpa Yy terjadi pada awal April, dan menjadi topik hangat hingga beberapa pekan kemudian. Tak hanya dari kalangan orang biasa, kasus tersebut memicu reaksi keras dari Presiden Jokowi. Presiden menanggapi serius kejahatan seksual terhadap anak, seperti kasus pembunuhan Yuyun di Bengkulu. Tempo.co menulis dengan judul: Presiden Jokowi: Hukuman Kejahatan Seksual Harus Luar Biasa¹

Menurut penulis, kasus kekerasan seksual dengan pelaku banyak orang dan berujung pada kematian korban merupakan hal yang sangat memprihatinkan. Ada dua hal yang membuat miris, pertama jumlah dan usia pelaku. Jumlah pelaku 14 orang dengan usia beberapa diantaranya masih di bawah 18 tahun. Yang kedua, akhir bagi korban berupa kematian, merupakan hal membuat setiap orang merasa marah dan tersulut.

Air mata dan kepedihan untuk Yy belum lagi kering, kabar yang membuat hati orang tua teriris bertiup dari Surabaya, Jawa Timur. Headline Radar Bogor, Sabtu, 14 Mei 2016 “Geng Bocah SD Cabuli Siswi SMP.” Kasus kekerasan seksual seksual yang terjadi di Kota Pahlawan ini membuat miris karena semua pelaku dan korban masih di bawah umur. Tercatat, tiga orang pelaku duduk di bangku SD, dan lima pelaku lainnya masih duduk di bangku SMP. Sedangkan korban berusia 13 tahun dan masih duduk di kelas 7.²

(3)

https://m.tempo.co/read/news/2016, 10 Mei 2016 ² Radar Bogor, hal 1, 16 Mei 2016

Kasus ini menurut penulis perlu ditelusuri lebih lanjut dan dicarikan alternatif treatmen yang tepat untuk korban. Bisa bayangkan bagaimana nantinya masa depan korban, seorang remaja putri yang baru berusia 13 tahun dan sudah yang dicabuli oleh sekelompok anak-anak. Diantara pelaku tersebut 3 orang masih berusia SD. Bahkan laporan bahwa korban kemudian menjadi kecanduan, menimbulkan rasa prihatin yang mendalam untuk kasus ini.

Hanya berselang tiga hari, pada 17 Mei 2016, kasus kekerasan seksual yang melibatkan pelaku di bawah umur kembali terjadi. Perkosaan melibatkan seorang pelajar SMP dengan korban bocah perempuan berumur 5 tahun, Kasus ini terjadi di Desa Purwasari, Kecamatan Leuwiliang. Topik ini terdapat dalam tulisan berjudul “Terjadi Lagi, Kecamatan Leuwiliang Geger! Gadis Lima Tahun Digagahi Siswa SMP”. ³

Menurut penulis, kekerasan seksual dengan korban anak usia 5 tahun memberi catatan merah untuk raport kekerasan seksual di Indonesia. Kasus lain mungkin tidak tercover oleh media dan hilang begitu saja. Namun hal ini menjadi perhatian penting mengingat usia korban masih sangat belia.

Data kekerasan seksual pada tahun 2015, seperti dilansir Komnas Perempuan Indonesia dalam Catatan Tahunan Tahun 2016, menunjukkan kekerasan seksual menempati peringkat ketiga. Data tahun 2015, kekerasan seksual naik di peringkat kedua. Bentuk kekerasan seksual tertinggi adalah perkosaan 72% atau 2.399 kasus, pencabulan 18% atau 601 kasus, dan pelecehan seksual 5% atau 166 kasus. Sebanyak 5.002 kasus (31%) terjadi di ranah komunitas. Pada tahun 2015 sama seperti tahun 2014, kekerasan tertinggi adalah kekerasan seksual (61%). Jenis kekerasan seksual di komunitas tertinggi adalah: perkosaan (1.657 kasus), lalu pencabulan (1.064 kasus), pelecehan seksual (268 kasus), kekerasan seksual lain (130 kasus), melarikan anak perempuan (49 kasus), dan percobaan perkosaan (6 kasus). 4

(4)

___________________________________

³ http://bogordaily.net/2016/05/17, 17 Juni 2016 4. www.komnasperempuan.go.id, 22 Mei 2016

pornografi, baik tulisan, foto dan gambar, maupun film/video. Pada tahun 2000, Mark B. Kastleman melalui bukunya The Drug of the Millenium, sudah menuliskan masalah ini. Dia menyatakan bahwa pornografi di Internet menjadi pemicu meningkatnya angka perzinahan, seks remaja dan kejahatan seksual. Pornografi memicu pelecehan seksual, incest dan perkosaan. 5

Untuk mencegah dan meredam kasus kekerasan seksual yang kian meningkat, selain memperberat hukuman bagi pelaku, pentingnya pendidikan seksual bagi anak kembali nyaring disuarakan. Pendidikan seksual di negara-negara sekuler lebih menitik beratkan pada perilaku seks yang aman dan sehat, tidak melarang anak-anak menghindari seks bebas atau perzinahan. Salah satu organisasi pendidikan seks komprehensif di Amerika -Sex Information and Education Council of the United States (SIECUS) misalnya, memberi panduan pada orang tua untuk anak kategori 5-8 tahun antara lain:

 Kebanyakan pria dan wanita adalah heteroseksual, yang berarti mereka akan tertarik dan jatuh cinta dengan seorang dari jenis kelamin yang berbeda.

 Sebagian pria dan wanita adalah homoseksual yang berarti mereka akan tertarik dan jatiuh cinta dengan seseorang dari gender yang sama

 Homoseksual dikenal sebagai pria homo dan wanita lesbian.

Bayangkan, untuk anak usia 5-8 tahun sudah dikenalkan konsep hubungan gay dan lesbi. 6

Pendidikan seksual di Barat didasarkan filosofis/worldview-nya yang mendidik manusia untuk melepaskan diri dari berbagai ikatan dengan tujuan ‘menghormati’ kemauan diri sebagai bentuk kebebasan atau asasi manusia. Maka konsep pendidikan seksual Barat seperti tersebut di atas tentu tidak pas menurut Islam. Islam sudah memberikan rambu-rambu yang jelas berkaitan dengan masalah itu. Dalam Islam, pendidikan seksual merupakan bagian dari pendidikan akhlak, buah dari aqidah yang kuat.

(5)

tepat. Islam memiliki konsep pendidikan seksual yang paripurna bahkan sejak masa kanak-kanak.

___________________________________

5. Mark B. Kastleman, The Drug of the New Millenium, Yayasan Kita dan Buah hati 2015, hal XX 6. David L. Scherrer & Linda M. Klepacki, Bicara Tentang Seks dengan Anak Anda, BIP 2006, hal 70

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pendidikan seksual dalam Al Qur’an ?

2. Bagaimanakah pengembangan pendidikan seksual dalam proses pendidikan Islam ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk menjelaskan bagaimana pendidikan seksual yang sesuai al Qur’an yang tepat, sehingga dapat menjawab tantangan zaman

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI PENDIDIKAN SEKSUAL 1. Menurut Etimologi

Pendidikan menurut KBBI adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik. Seks menurut KBBI adalah jenis kelamin; hal yang berhubungan dengan alat kelamin, seperti sanggama; berahi. Pendidikan seks menurut KBBI adalah pendidikan yang bertujuan memberi pengetahuan tentang seks, fungsi biologis kelamin, kehamilan, dan sebagainya. 7

Menurut Syed Muhammad Naquib al-Attas dalam bukunya "The Concept of Education Islam" mengatakan bahwa pendidikan adalah "Education is a process of instilling something into human beings". Artinya pendidikan menurut al-Attas adalah proses mengajarkan sesuatu dengan sungguh-sungguh kepada peserta didik. 8

Menurut penulis mengajarkan dengan sungguh-sungguh di sini sangat penting. Ada niat dan keterikatan hati antara materi/ilmu yang ingin disampaikan atau diajarkan dan juga keterikatan hati dengan mad’u atau anak didik yang akan diajarkan.

Sedangkan dalam bahasa Arab, seks sering disebut al-jins, atau al-ittis’a, al-jinsi. Pendidikan seksual berarti al-tarbiyyah al-jinsiyyah. 9

2. Menurut Terminologi

(7)

diharamkan dan dihalalkan. Bahkan mampu menerapkan tingkah laku islami sebagai akhlak, kebiasaan, dan tidak

____________________________________ 7 Kamus Besar Bahasa Indonesia online

8. www.mef-ca.org/files/attas-text-final.pdf,

9. Adib Bisri dan Munawwir A. Fattah, Kamus Indonesia-Arab Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka Progressif,

Cetakan I, 1999), hal. 316.

akan mengikuti syahwat dan cara-cara hedonism. 10

Dari definisi Nashih Ulawan tersebut, dapat diketahui bahwa esensi pendidikan seksual adalah upaya pengajaran (transfer pengetahuan dan nilai) pada anak tentang fisiologi dan fungsi fisik terkait dengan jenis kelamin (sex) laki-laki dan perempuan. Pengetahuan yang dimiliki tersebut diharapkan dapat membuat anak tumbuh menjadi remaja yang mengetahui mana yang halal mana yang haram terkait dengan masalah seksualnya. Pada akhirnya, diharapkan dirinya mampu menerapkan perilaku islami sebagai akhlaq kesehariannya dan menutup segala hal yang berkait dengan hubungan seksual yang abnormal /terlarang.

Profesor Gawshi ( dalam Yousef Madani) menyebutkan pendidikan seksual adalah untuk memberikan pengetahuan yang benar kepada anak yang menyiapkannya untuk beradaptasi secara baik dengan sikap-sikap seksual di masa depan kehidupannya; dan pemberian pengetahuan ini menyebabkan anak memperoleh kecenderungan logis yang benar terhadap masalah-masalah seksual dan reproduksi. 11

Berkaitan dengan penggunaan istilah seks dan seksual, tarbiyah jinsiyah diterjemahkan penulis lebih merujuk pada istilah pendidikan seksual, menurut pendapat Profesor Gawshi. Hal ini disebabkan istilah seks lebih dimaknai sebagai dorongan/perilaku hubungan seks. Sementara seksual lebih luas, berhubungan dengan masalah seksual dan reproduksi.

3. Pendidikan seksual dalam Perspektif Islam

Omar Mohammad Al Toumy Al Syabany dalam bukunya tentang falsafah pendidikan Islam, manusia memiliki dorongan untuk mencari minuman, makan, pakaian, perlindungan, seks, keibuan, kebapakan, dan kecenderungan untuk menguasai demi kelangsungan hidup, kecedenderungan untuk istirahat, tidur dan berpindah. 12

(8)

______________________________________

10.. Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad, Jakarta: Penerbit Asy Syifa, Cetakan kedua 1990, hal. 572

11. Prof.Yousef Madani, Pendidikan Seks Usia Dini Bagi Nak Muslim, Zahra Publishing House, Cetakan 1 2014, halaman 122

12. Omar Mohammad Al Toumy Al Syabany, Falsafah Pendidikan Islam, Bulan Bintang, hal. 142

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.

Pakar pendidikan Islam Abdullah Nashih Ulwan, membagi tahapan pendidikan seksual menjadi:

1. Masa tamyiz atau masa pra pubertas (usia 7-10 tahun). Pada masa ini anak diberi pelajaran etika meminta izin dan memandang sesuatu.

2. Masa murohaqoh atau masa peralihan atau pubertas ( usia 10-14 tahun) pada masa ini anak dijauhkan dari berbagai rangsang seksual.

3. Masa baligh atau masa adolescence ( 14-16 tahun). Jika anak sudah siap untuk menikah, maka pada masa ini anak akan diberi pelajaran etika (adab) mengadakan hubungan seksual. 12

Sedangkan tahap pendidikan Islam berkait dengan pendidikan seksual, disampaikan Abdullah Nashih Ulawan dan Hassan Hathout, sebagai berikut: 13

1. Adab meminta ijin

(9)

_____________________________________________

13. Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad, Penerbit Asy Syifa, Cetakan kedua 1990, hal. 573

14. Abdullah Nashih Ulwan dan Hassan Hathaout, Pendidikan Anak Menurut Islam Pendidikan Seks, Remaja Rosdakarya Bandung, etakan

pertama 1992, hal. 2

QS An Nur (24): 58-59:

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum shalat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar) mu di tengah hari dan sesudah shalat Isya. (Itulah) tiga `aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

(10)

Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini mencakup masalah permintaan izin kepada karib kerabat, sebagian mereka atas sebagian yang lainnya. Pada awal surah telah disebutkan tata cara meminta izin kepada ajaanih [bukan karib kerabat], sebagian mereka atas sebagian yang lainnya. Allah memerintahkan kepada kaum Mukminin agar para pelayan yang mereka miliki dan anak-anak yang belum baligh meminta izin kepada mereka pada tiga waktu:

1. Pertama, sebelum shalat shubuh, karena biasanya orang-orang pada waktu itu sedang nyenyak tidur di pembaringan mereka.

2. Kedua, wa hiina tadla’uuna tsiyaabakum minadh-dhaHiirati (“ketika kamu menanggalkan pakaian [luar]mu di tengah hari.”) yaitu pada waktu siang hari, karena pada waktu itu orang-orang melepas pakaian mereka untuk bersantai bersama keluarga. 3. Ketiga, wa mim ba’di shalaatil ‘isyaa-i (“sesudah shalat ‘isya’”) karena pada waktu itu

adalah waktunya tidur, pelayan dan anak-anak diperintahkan agar tidak masuk menemui ahli bait pada waktu-waktu tersebut, karena dikhawatirkan seseorang sedang bersama istrinya atau sedang melakukan hal-hal yang bersifat pribadi.

Oleh sebab itu Allah berfirman: tsalaastu ‘auraatil lakum laisa ‘alaikum wa laa ‘alaihHim junaahum ba’daHunn (“[Itulah] tiga aurat bagimu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak [pula] atas mereka selain dari [tiga waktu] itu.”) yakni jika mereka masuk pada waktu di luar tiga waktu tersebut, dan tidak ada dosa atas kamu bila membuka kesempatan untuk mereka [masuk] dan tiada dosa atas mereka bila melihat sesuatu di luar tiga waktu tersebut. 15

Demikian pula dikatakan oleh Sa’id bin Jubair, berkaitan dengan firman Allah: kamas ta’dzanal ladzinna min qabliHim (“Seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin”) yakni seperti halnya orang-orang dewasa dari putera seseorang atau dari kalangan karib kerabatnya wajib meminta izin. 16

Selain itu orang tuanya diwajibkan mendidik anaknya menjunjung tinggi kehormatan orang tuanya. Jika anak diberikan aturan seperti di atas, anak akan menghargai waktu yang berhubungan dengan aurat orang tuanya. Lebih jauh, anak juga akan menghargai aurat orang lain. Implikasinya, anak akan belajar bahwa waktu tersebut, kurang layak bertamu atau berkunjung ke rumah orang lain.

2. Adab memandang

(11)

Ada muhrim karena pertalian keturunan (7 orang), pertalian perkawinan (4 orang) dan karena persusuan. sebagaimana firman Allah dalam Qs An Nisa (4) : 23

_______________________________

15. https://alquranmulia.wordpress.com/2014/04/04/tafsir-ibnu-katsir-surah-an-nuur-28

16. https://alquranmulia.wordpress.com/2014/04/04/tafsir-ibnu-katsir-surah-an-nuur-58-59, 23 Mei 2016

(12)

ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,

Tafsir Ibnu Katsir menerangkan ayat ini berkait haramnya mahram berdasarkan nasab (keturunan) dan hal-hal yang mengikutinya berupa persusuan dan kemertuaan. hurrimat ‘alaikum ummaHaatukum wa banaatukum wa akhawaatukum (“Diharamkan atasmu [mengawini] ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan.”) Abu Sa’id bin Yahya bin Sa’id telah mengabarkan kepada kami dari Ibnu `Abbas, ia berkata: “Yang diharamkan karena nasab ada tujuh dan karena kemertuaan ada tujuh, kemudian ia membaca: hurrimat ‘alaikum ummaHaatukum wa banaatukum wa akhawaatukum wa ‘ammaatukum wa khaalaatukum wa banaatul akhi wa banaatul ukhti (“Di-haramkan atasmu [mengawini] ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudaramuyang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudaramu yang perempuan,”) merekalah [mahram dari] nasab. 17

2. Adab memandang wanita yang dilamar

Syariat Islam membolehkan laki-laki pelamar untuk memandang wanita yang sedang dilamarnya. Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Muslim bersabda:

َة َرْي َرُه يِبَأ ْنَع

ّيِبّنلَا ّنَأ

:

. :

:

اَهْيَلِإ ْرُظْناَف ْبَهْذِا َلاَق ل َلاَق ؟ اَهْيَلِإ َت ْرَظَنَأ ًةَأَرْمِا َج ّوَزَت ٍلُجَرِل َلاَق

Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu bahwa Nabi SAW bertanya kepada seseorang yang hendak menikahi wanita,"Apakah kamu sudah pernah melihatnya?". "Belum", jawabnya.

Nabi SAW bersabda,"Pergilah melihatnya dahulu". (HR. Muslim).18

Hadits tersebut dinilai shahih oleh Al-Hakim yang bersumber dari hadits Jabir Radhiyallahu ‘anhu, Imam Ahmad, At-Turmudzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah telah meriwayatkan dari sumber Al-Mughirah bin Syu’bah Radhiyallahu ‘anhu. 19.

_______________________________

(13)

19. https://almanhaj.or.id/462-melihat-perempuan-yang-dilamar.html, 27 Mei 2016

3. Adab memandang istri: QS An Nur (24) :31

Artinya:

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

(14)

hadapan anak suami (anak tiri). Karena itu batas aurat yang boleh terbuka di hadapan masing-masing mahram berbeda-beda pula.”Ada yang berpendapat bahwa mahram boleh melihat anggota-anggota tubuh wanita yang biasa tampak seperti anggota tubuh yang dibasuh ketika berwudhu’.Madzhab Maliki berpendapat bahwa aurat wanita di hadapan laki-laki mahram adalah sekujur tubuhnya kecuali muka dan ujung-ujung anggota tubuh seperti kepala, kuduk, dua tangan dan dua kaki. Adapun madzhab Hanbali, mereka berpendapat bahwa aurat wanita di hadapan laki-laki mahram adalah sekujur tubuhnya kecuali muka, kuduk, kepala, dua tangan, kaki dan betis. 20

4. Adab memandang lawan jenis

Dalam Al Quran surat An Nur (24) : 30 Allah ‘Azza wa Jalla menjelaskan bagaimana adab laki-laki muslim kepada lawan jenisnya:

Artinya

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".

Selain ayat tersebut, ayat berikutnya, yaitu QS An Nur (24) : 31 memberikan gambaran untuk para wanita muslimah bagaimana memandang lawan jenis:

(15)

Artinya:

(16)

Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini merupakan perintah Allah kepada hamba-hambaNya yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan agar menahan pandangan dari perkara-perkara yang haram dilihat. 21

Muslim dalam shahihnya dari Abu Zur’ah bin Amr bin Jarir dari kakeknya, yakni Jarir bin ‘Abdillah Al bajali ra, ia berkata,” Aku bertanya kepada Rasulullah SAW tentang pandangan spontan. Beliau memerintahkanku agar segera memalingkan pandangan.” 22

5. Adab memandang sesama jenis

Sesama laki-laki, tidak dibolehkan memandang lelaki lainnya antara pusar sampai lutut. Wanita dilarang memandang bagian tubuh wanita lainnya antara pusar sampai lutut. 23

6. Adab memandang aurat anak kecil

Para fuqaha’ mengatakan bahwa anak kecil, baik laki-laki maupun perempuan tidak mempunyai aurat jika masih berusia 4 tahun ke bawah. Jika lebih dari 4 tahun, auratnya adalah kemaluan, dubur dan sekitarnya. Tapi jika telah mencapai batas syahwat, maka auratnya adalah seperti orang dewasa. Jika membiasakan anak kecil untuk menutup aurat, maka itu lebih utama. 24

7. Kondisi Terpaksa sehingga boleh memandang

Abdullah Nashih Ulwan menyebutkan beberapa kondisi yang memungkinkan dibolehkan memandang lawan jenis:

1. Dengan tujuan melamar

2. Mengajar dengan tujuan pengajaran dan pendidikan 3. Dengan tujuan pengobatan

4. Untuk tujuan mengadili dan meminta persaksian 25

Selain pendapat tersebut di atas, Akhmad Alim berpandangan bahwa prinsip dasar pendidikan seks sesuai Qs An Nur : 30-31, mencakup 3 program, yaitu :

1. Menahan pandangan (ghaddul bashar) 2. Menjaga kemaluan (hifdzul furuj)

3. Meninggalkan gaya bersolek gaya jahiliyah (tarku tabarruj al jahiliyyah) 26 ________________________________________

21. http://www.ibnukatsironline.com/2015/07/tafsir-surat-nur-ayat-31.html

22. https://pacaranislamikenapa.wordpress.com/2007/09/23/terjemahan-tafsir-ibnu-katsir-al-quran-juz-18-surat-an-nuur-30/ 23 Mei, 2016 23. http://www.ibnukatsironline.com/2015/07/tafsir-surat-nur-ayat-31.html

(17)

26 Akhmad Alim, Jurnal Ta’dib, Volume 9, no 2, Desember 2016

B. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN SEKSUAL DALAM PROSES PENDIDIKAN ISLAM Pendidikan seksual dalam Islam memperhatikan berbagai kelompok umur. Masa kanak-kanak adalah masa penting dalam pemberian materi dasar tentang pendidikan seksual. Sebagai gambaran, data di P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak) Kabupaten Bogor, cukup banyak laporan masuk yang berkaitan dengan korban kekerasan seksual anak, termasuk yang usianya di bawah 7 tahun. Data selama tahun 2015 tercatat ada 13 kasus anak di bawah 7 tahun dari total 61 kasus (21,3%). Kekerasan yang dialami di antaranya sodomi, perkosaan dan pelecehan seksual. Tingkat pendidikan anak mulai dari belum sekolah, PAUD, TK hingga SD. 27

Bahkan data P2TP2A Kabupaten Bogor per Mei 2016 ini sudah ada 17 kasus anak di bawah usia 7 tahun. Sementara untuk kasus kekerasan seksual anak per Mei tahun 2015 hanya ada 8 kasus. Artinya meningkat 215%, meningkat lebih dari 2 kali dari tahun sebelumnya. 28 Itu

hanya di kabupaten Bogor, bisa dibayangkan bagaimana kondisi yang ada se Indonesia sekarang.

Becermin pada kasus-kasus yang berkembang saat ini, pentahapan yang disebutkan Abdullah Nashih Ulwan di awal pembahasan bab ini perlu dikembangkan. Sebab, merujuk fakta dan data yang ada, saat ini banyak korban –dan, sebagian kecil pelaku—yang usianya di bawah 7 tahun. Itu berarti, pendidikan seksual yang salah satu tujuannya adalah mengenalkan anak pada masalah seksual harus diberikan lebih dini. Misalnya, mengenalkan apa organ tubuh yang dimiliki dan bagian tubuh mana yang harus dilindungi dan tak boleh disentuh oleh orang lain.

Pendidikan seksual harus dilakukan secara integral, di rumah sebagai sekolah utama dan pertama dan di sekolah atau masjid sebagai tempat sekolah formal dan informal. Artinya, tugas pengajaran utama dan pertama adalah di rumah. Orang tua seharusnya memahami kerangka utama pendidikan seksual terutama di usia dini sebelum anak masuk ke jenjang pendidikan formal.

(18)

Jika anak mulai bertanya tentang seksual, orang tua sebaiknya memberikan informasi yang jelas, bagaimana Islam memandang masalah seksual. Orang tua dapat memberikan penjelasan

______________________________________

27. Data Kasus P2TP2A Kabupaten Bogor Periode Tahun 2015 28. Data Kasus P2TP2A Kabupaten Bogor Periode Tahun 2014

dengan santun, sebagaimana orang tua membahas fungsi panca indra, akal, apa gunanya dan bagaimana tanggung jawab kita dengan amanah indra atau anggota tubuh yang diberikan Allah pada kita. Jelaskan bagaimana kita harus menjaga mata dari melihat yang kurang pantas, dan bagaimana Allah Yang Maha Melihat, Maha Mengetahui akan mencatat semuanya.

Dalam mengembangkan model metodologi pendidikan seksual yang tepat untuk anak, Akhmad Alim memberikan beberapa alternatif metode yang menurut penulis dapat diimplementasikan untuk pengajaran pendidikan seksual pada anak. Metode tersebut adalah: 29

1. Metode hikmah

Metode hikmah dapat dikembangkan menjadi metode: a. Keteladanan

Metode keteladanan dapat digunakan untuk mengajarkan pendidikan seksual. Orang tua dapat memberi contoh langsung bagaimana seharusnya menjaga aurat, bagaimana etika/ adab berhubungan dengan orang lain yang bukan muhrim, bagaimana seharusnya bersikap terhadap tayangan atau gambar yang seronok atau bermuatan pornografi dan pornoaksi, dan sebagainya.

Anak juga menyukai kisah, jadi orang tua juga dapat membacakan kisah-kisah keteladanan Rasulullah SAW dan para sahabat dalam menjaga kehormatan, menjaga izzah dan menjaga auratnya dari berbagai ujian yang ada pada masa itu.

b. Metode praktik

Metode ini juga dapat digunakan untuk mengajarkan pada anak bagaimana menjaga aurat secara langsung, bagaimana menjaga diri dari godaan dan ajakan yang berkonotasi seksual.

(19)

mencuci pakaian dalam yang terkena najis. Medote ini juga dapat memberikan praktik langsung bagaimana tata cara mandi hadats besar.

______________________________________

29. Akhmad Alim, Tafsir Pendidikan Islam, Jakarta: Penerbit AMP Press, 2014, hal 102-112

c. Metode perumpamaan

Metode ini dapat digunakan untuk memberikan kemudahan anak menggambarkan secara konkret. Berkait dengan pendidikan seksual, metode ini dapat memberikan gambaran bagaimana orang-orang yang terjaga bersih hatinya, berakhlaq baik, mampu menghindar dari berbagai tarikan atau ajakan yang negatif sebagaimana perumpamaan dalam QS Ibrahim 24:25.

2. Metode mau’izhah hasanah

Metode ini, terutama metode qaulan hasana dan kaulan karima dapat digunakan untuk memberikan penguatan agar anak memahami bagaimana amanah Allah untuk menjaga bagian tubuh agar terhindar dari zina.

3. Metode mujadalah

Metode diskusi, dialog dapat digunakan untuk mengajarkan masalah pendidikan seksual terutama pada anak-anak yang masuk pada masa tamyiz.

(20)

______________________________________________________________

(21)

Pada pembahasan awal, penulis sepakat dengan pendapat Nashih Ulwan menyebutkan tujuan pendidikan seksual agar anak mengetahui mana yang halal mana yang haram terkait dengan masalah seksualnya. Pada akhirnya, diharapkan dirinya mampu menerapkan perilaku islami sebagai akhlaq kesehariannya dan menutup segala hal yang berkait dengan hubungan seksual yang abnormal /terlarang. Implementasi tujuan pendidikan seksual di rumah dan di sekolah adalah:

1. Memahamkan pengetahuan berkait masalah seksual dan fiqh pada anak-anak mumayiz. Anak diberi pemahaman sesuai hukum fiqh . Misal saat anak melihat ibunya mencuci bekas pakaian dalam yang terkena harah haid.

2. Menekankan anak untuk meminta izin (isti’dzan).

Dalam Al Qur’an surat an Nur 58-59, penegasan tiga waktu yang anak diharuskan meminta ijin. Adab ini akan terbentuk jika anak dibiasakan dan dipahamkan sebagai bagian dari memuliakan orang tua.

3. Menahan pandangan

Membiasakan anak menonton tayangan yang jauh dari bentuk-bentuk yang mengandung pornoaksi dan pornografi, baik lewat televisi, handphone, majalah dan sebagainya. Orang tua tentunya memberi contoh dengan menonton tayangan yang berhikmah.

4. Menutup aurat.

Membiasakan anak untuk memilih dan menggunakan pakaian yang menutup aurat. Termasuk orang tua memberi contoh dan memahamkan konsep berhias yang islami. 5. Selain itu, memisahkan tempat tidur anak laki-laki dengan perempuan merupakan

salah satu hal penting yang harus dilakukan orang tua. Pemisahan ini membantu anak untuk mandiri, matang secara emosi dan menumbuhkan kesadaran tentang jenis kelaminnya. Terkait pemisahan tempat tidur, Rasulullah SAW bersabda:

(22)

___________________________________

31..http://www.parentingnabawiyah.com/index.php/konsultasi-parenting-nabawiyah/134-memisahkan-tempat-tidur-anak, 27 Mei 2016

6. Mengkondisikan, memfasilitasi agar anak mengikuti kegiatan yang islami, jauh dari percampuran lawan jenis. Hal ini mendorong setiap anak untuk paham tugas dan tanggung jawabnya sesuai jenis kelaminnya masing-masing.

Konsekuensinya dalam pengaturan kelas adalah memisahkan siswa laki-laki dengan siswa perempuan. Pemisahan dilakukan sejak PAUD hingga perguruan tinggi.

7. Memfasilitasi anak pada kegiatan yang menantang elaborasi psikomotoriknya sesuai usia, minat dan bakatnya. Sehingga dorongan dari dalam diri anak terkait masalah seks, dapat teralirkan pada kegiatan yang positif, sesuai dengan syariat Islam 32.

8. Membiasakan anak untuk malu. Allah Azza Wa Jalla cinta pada orang-orang yang malu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ( dalam shahîh: HR.Abû Dawud (no. 4012), an-Nasâ-i (I/200), dan Ahmad (IV/224) dari Ya’la) bersabda, 33

ْرِتَت ْسَيْلَف ْمُكُدَحَأ َلَسَت ْغا اَذِإَف ، َرْتّسلا َو َءاَيَحـْلا ّبِحـُي ٌرْيّت ِس ّيِيَح ّلَج َو ّزَع َا ّنِإ.

“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla Maha Pemalu, Maha Menutupi, Dia mencintai rasa malu dan ketertutupan. Apabila salah seorang dari kalian mandi, maka hendaklah dia

menutup diri.”

9. Memahamkan bahaya kejahatan seksual, dampak buruk pergaulan bebas ala Barat. Anak diberikan pemahaman dan berbagai contoh kasus yang terjadi mulai aborsi, penyakit menular kelamin, HIV/AIDS hingga dampak secara psikologis : depresi, gangguan jiwa dan sebagainya.

10. Menerapkan aturan agar tidak terjadi khalwat/ berpacaran, dan menetapkan hukumannya.

Anak masuk usia tamyiz dapat diberikan pengertian dan konsekuensi hukuman. Beberapa hukuman yang diberikan bisa berupa pengasingan, pengucilan dari keluarga, termasuk pembatasan secara finansial.

11. Mempersiapkan anak untuk menikah dini

Jika kondisi remaja yang sudah baligh namun memiliki hasrat seksual yang besar, dan ditengarai akan merusak dirinya, maka pernikahan dini dapat menjadi salah satu alternatif.

(23)

32. Retno Lelyani Dewi, Makalah Mencegah Kejahatan Seksual Pada Anak, disampaikan di SDIT Harapan Umat, 2 Desember 2015 33. https://almanhaj.or.id/3441-malu-adalah-akhlak-islam.html, 2 Juni 2016

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Islam mengajarkan dengan detail bagaimana pendidikan seksual pada anak. Pendidikan seksual diberikan dengan metodologi dan tujuan agar terhindar dari perilaku seksual yang abnormal. Al Quran membahas metodologi dan rambu-rambu bagaimana seharusnya manusia perilaku yang tepat. Misalnya bagaimana antar lawan jenis, bagaimana dengan sejenis, bagaimana melihat aurat anak-anak, bagaimana adab anak meminta izin masuk ke kamar orag tua dan kapan waktunya, dan sebagainya.

2. Pendidikan seksual dalam al Quran merupakan pendidikan integral, menyeluruh karena terkait masalah fiqih, aqidah dan akhlaq juga dalam konsteks muamalah, antar manusia.

3. Implementasi pendidikan seksual dapat dilakukan di rumah sebagai sekolah utama dan pertama serta di sekolah atau di masjid sebagai sekolah formal dan informal.

B. Saran

1. Untuk Pemerintah.

a. Memasukkan materi pendidikan seksual yang sesuai al Qur’an dalam kurikulum sekolah mulai tingkat PAUD, sekolah dasar hingga perguruan tingg.

b. Pemisahan kelas laki-laki dan perempuan dapat dilakukan tidak hanya di pesantren namun juga di sekolah umum.

(24)

b. Pembahasan dengan santun menggunakan metodologi dan bahasa yang sesuai usia anak dperlukan agar anak nyaman.

c. Membangun komunikasi dengan anak sehingga anak merasa tarbiyah jinsiyah dapat ditanyakan pada orang tua bukan pada teman.

3. Untuk sekolah/guru

a. Memahami materi dan metodologi penting berkait masalah pendidikan seksual pada anak.

b. Memahami kondisi fisik dan psikologis mad’u atau murid saat akan menyampaikan materi pendidikan seksual

c. Menyiapkan diri untuk mendiskusikan masalah seksual jika murid terlihat ada indikasi melakukan atau tertarik dengan masalah seksual

4. Masyarakat umum,

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad, Bandung: Penerbit Asy Syifa, Cetakan kedua 1990, Abdullah Nashih Ulwan dan Hassan Hathaout, Pendidikan Anak Menurut Islam Pendidikan

Seks, Remaja Rosdakarya Bandung, Cetakan pertama 1992

Adib Bisri dan Munawwir A. Fattah, Kamus Indonesia-Arab Arab-Indonesia , Surabaya: Pustaka Progressif, Cetakan I, 1999

Akhmad Alim, Jurnal Ta’dib, Gontor, Volume 9, nomor 2, Desember 2016

Akhmad Alim, Tafsir Pendidikan Islam, Jakarta: AMP Press, Cetakan pertama, 2014 Al Quran digital versi 3, 2004.

David L. Scherrer & Linda M. Klepacki, Bicara Tentang Seks dengan Anak Anda, Jakarta: BIP 2006

Data Kasus P2TP2A Kabupaten Bogor Periode Tahun 2014

https://almanhaj.or.id/462-melihat-perempuan-yang-dilamar.html, 27 Mei 2016

https://almanhaj.or.id/3441-malu-adalah-akhlak-islam.html, 2 Juni 2016

(26)

Omar Mohammad Al Toumy Al Syabany, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta ; Bulan Bintang Radar Bogor, hal 1, 16 Mei 2016

Retno Lelyani Dewi, Makalah Mencegah Kejahatan Seksual Pada Anak, disampaikan di SDIT Harapan Umat, 2 Desember 2015

www.komnasperempuan.go.id, 22 Mei 2016

www.mef-ca.org/files/attas-text-final.pdf, 23 Mei 2016

Yousef Madani, Pendidikan Seks Usia Dini Bagi Anak Muslim, Jakarta : Zahra Publishing House, Cetakan 1 2014

(27)

Referensi

Dokumen terkait

Faktor ancaman dari faktor strategik eksternal yang mempengaruhi peningkatan ketahanan pangan di Kabupaten Situbondo memiliki total skor sebesar 1,293 dengan faktor

tambah, gedung-gedung dan kebutuhan bangunan di lingkungan kampus bukit besar ikut mengalami penambahan fasilitas.Dan dengan peresmian universitas sriwijaya men- jadi

Pekerjaan pembesian dalam proyek konstruksi yang menggunakan beton bertulang berawal dari kebutuhan akan baja tulangan yang dibutuhkan dalam struktur beton bertulang

Keragaman kupu-kupu paling tinggi ditemukan di Cagar Alam Pattunuang yang diikuti dengan Taman Wisata Bantimurung dan Cagar Alam Leang-leang.. Kupu-kupu Catopsilia

Berdasarkan wawancara dengan 10 petugas pemadam kebakaran bagian operasional, terdapat beberapa perilaku dalam OCB yang dapat membantu tercapainya visi misi serta

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional perawat Rumah Sakit Umum Daerah H.Abdul Moeloek Bandar Lampung yang paling tinggi terlihat

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan kemudahan yang diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan

Berdasarkan rumusan masalah tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan mengkaji; (1) tingkat kelayakan isi Buku Sekolah Elektronik (BSE) Penjasorkes SD Kelas 4 yang