• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK BUDIDAYA CABAI Capsicum annum L.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TEKNIK BUDIDAYA CABAI Capsicum annum L."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

TEKNIK BUDIDAYA CABAI (

Capsicum annum

L.)

VARIETAS TARUNA DI LAHAN KAMPUS II

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Praktikum Dasar-Dasar Agronomi dengan dosen pengampu Dr. H. Cecep Hidayat, Ir, MP. dan Frieska Mega Wahyuni, SP

Oleh : Kelompok 1

Depi Ipadoh 1157060015

Dewi Winianingsih 1157060016 Fedora Gusti D. 1157060023 Fhandan Bhagaskara 1157060025

Hana Fitriani 1157060032

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.) adalah tumbuh-tumbuhan perdu yang berkayu, dan buahnya berasa pedas yang disebabkan oleh kandungan kapsaisin. Saat ini cabai menjadi salah satu komoditas sayuran yang banyak di butuhkan masyarakat, baik masyarakat lokal maupun internasional. Setiap harinya permintaan akan cabai, semakin bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di berbagai negara.

Budidaya ini menjadi peluang usaha yang masih sangat menjanjikan, bukan hanya untuk pasar lokal saja namun juga berpeluang untuk memenuhi pasar ekspor (Santika, 2008). Jenis cabai juga cukup bervariasi, beberapa jenis di bedakan berdasarkan ukuran, bentuk, rasa pedasnya dan warna buahnya. Di Indonesia jenis cabai yang banyak dibudidayakan antara lain cabai keriting, cabai besar, cabai rawit, dan cabai paprika.

Dalam budidaya cabai salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan produksi adalah pemilihan jenis cabai. Cabai mempunyai kelebihan tahan terhadap kelembapan udara. Cabai memiliki beberapa manfaat selain dijadikan sebagai bahan penyedap makanan, cabai juga bisa dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan seperti saos cabai, sambel cabai, pasta cabai, bubuk cabai, cabai kering, dan bumbu instan. Bahkan produk-produk tersebut sudah berhasil diekspor ke Singapura, Hongkong, Saudi Arabia, Brunei Darussalam dan India.

(3)

II, keadaan umum tempat budidaya, teknik budidaya dan kendala apa saja yang terjadi disana saat budidaya tanaman cabai.

1.2Rumusan Masalah

1. Bagaimana keadaan umum tempat budidaya ? 2. Bagaimana teknik pembudidayaan tanaman cabai ?

1.3Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana keadaan umum tempat budidaya.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Cabai merupakan tanaman semusim (annual) yang tumbuhnya tegak dengan batang berkayu dan bercabang serta tergolong tumbuhan yang menghasilkan biji (spermatophyta) dalam dunia tumbuhan Plantanum. Menurut (Rahman, 2010), tanaman cabai dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Tracheobionta Sub Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Asteridae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum annuum L.

1. Akar

(5)

2. Batang

Batang utama cabai menurut (Hewindati, 2006) tegak dan pangkalnya kayu dengan panjang 20-28 cm dengan diameter 1,5-2,5 cm. Batang percabangan berwarna hijau dengan panjang mencapai 5-7 cm, diameter batang percabangan mencapai 0,5-1 cm. Percabangan bersifat dikotomi atau menggarpu, tumbuhnya cabang beraturan secara berkesinambungan. Sedangkan menurut (Anonim, 2009), batang cabai memiliki batang berkayu, berbuku-buku, percabangan lebar, penampang bersegi, batang muda berambut halus berwarna hijau. Menurut (Tjahjadi, 1991) tanaman cabai berbatang tegak yang bentuknya bulat. Tanaman cabai dapat tumbuh setinggi 50-150 cm, merupakan tanaman perdu yang warna batangnya hijau dan beruas-ruas yang dibatasi dengan buku-buku yang panjang tiap ruas 5-10 cm dengan diameter data 5-2 cm.

3. Daun

Daun cabai menurut (Dermawan, 2010) berbentuk hati, oval, matau agak bulat telur dengan posisi berselang-seling. Sedangkan menurut (Hewindati, 2006), daun cabai berbentuk memanjang oval dengan ujung meruncing atau diistilahkan dengan oblongus acutus, tulang daun berbentuk menyirip dilengkapi urat daun. Bagian permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua, sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda atau hijau terang. Panjang daun berkisar 9-15 cm dengan lebar 3,5-5 cm. Selain itu daun cabai merupakan daun tunggal, bertangkai (panjangnya 0,5-2,5 cm), letak tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, petulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau.

4. Bunga

(6)

daun. Tjahjadi (2010) menyebutkan bahwa posisi bunga cabai menggantung. Warna mahkota putih, memiliki kuping 5-6 helai, panjang 1 - 1,5 cm, lebar 0,5 cm, warna kepala putik kuning.

5. Buah dan Biji

Buah cabai menurut (Anonim, 2010), buahnya buah buni berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok, meruncing pada bagian ujungnya, menggantung, permukaan licin mengkilap, diameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm, bertangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, setelah masak menjadi merah cerah. Sedangkan untuk bijinya biji yang masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi cokelat, berbentuk pipih, berdiameter sekitar 4 mm. Rasa buahnya yang pedas dapat mengeluarkan air mata orang yang menciumnya, tetapi orang tetap membutuhkannya untuk menambah nafsu makan.

Tanaman cabai sangat cocok ditanam pada ketinggian 0-500 m dpl dengan suhu antara 190-300 C dan curah hujan 1.000-3.000 mm/tahun. Tanaman cabai

(7)

BAB III

METODE PELAKSANAAN

2.1 Tempat dan Waktu

Pembudidayaan tanaman cabai ini dilakukan di Kampus II UIN Sunan Gunung Djati Bandung tepatnya di jalan Cimencrang, Cimenerang, Bandung, Jawa Barat. Dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2017.

2.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu benih cabai varietas taruna, pupuk kandang, kompos, pupuk Urea, pupuk TSP, pupuk KCL, dan Air.

Adapun alat yang digunakan adalah cangkul untuk mengolah lahan, meteran untuk membuat bedengan, ember, tray semai, sekop, cerulit, garpu tanah, tali rafia dan ajir.

2.3 Metode

(8)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Keadaan Umum Tempat Budidaya

Budidaya Tanaman Cabai yang kami lakukan di Kampus II UIN Sunan Gunung Djati Bandung, lahan yang terletak di Jl. Soekarno-Hatta, Cimencrang, Bandung. Disana terdapat lahan seluas 29 hektar terhampar sawah, ladang pertanian, dan sebagian telah dibangun gedung-gedung perkuliahan dan baru memiliki 3 gedung kuliah yang berada di Utara dan Timur. Tempatnya terletak pada ketinggian 775 MDPL dan iklim disana rata-rata diatas 20oC. Tidak jauh di depan kampus ada kantor Polisi Daerah (Polda) yang berdampingan dengan salah satu gedung. Sama halnya seperti disekitar kampus terdapat lahan-lahan budidaya dan jalur rel kereta api di sebelah Selatan serta adanya sungai yang mengalir di arah Barat.

Sebelumnya lahan ini masih di dominasi oleh ladang pertanian yang dikelola oleh warga sekitar kampus. Tanah yang ada terlihat berwarna hitam yang menandakan bahwa tanah mengandung bahan organik yang tinggi dan memiliki sifat-sifat tanah yang sesuai. Petani disini memanfaatkan sungai dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Cinambo, sistem irigisai dan drainase dibuat dengan sangat baik guna memanfaatkan air yang ada untuk keperluan pertanian. Namun, kami memanfaatkan sebagian lahan yang tidak digunakan, yang dipenuhi oleh gulma dan tumbuhan liar.

3.2 Teknik Budidaya 3.2.1 Pembibitan

(9)

pelan. Karena bibit yang baik biasanya ditandai dengan pertumbuhan akar yang sehat dan penuh (Tjahjadi, 1991).

Bibit cabai yang telah dilepas selanjutnya dilakukan penanaman dengan perlahan dimasukan dalam lubang tanam karena, bibit itu seperti bayi yang harus diperlakukan dengan sangat hati-hati. Tujuannya agar tidak merusak bagian tanaman terutama akar. Setelah semua bibit ditanam lalu turun hujan, maka kemungkinan bibit tersebut ada yang mati karena pemilihan waktu penanaman yang kurang tepat. Sebelumnya dua hari akan pindah tanam, bedengan ditambahkan sedikit pupuk kandang dan ditutup dengan tanah.

3.2.2 Penyiapan Lahan

Pada proses penyiapan lahan perlu dilakukakannya pengolahan lahan yang bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah ditujukan untuk memperbaiki daerah perakaran tanaman, sifat-sifat tanah, serta mengendalikan tumbuhan pengganggu. Pada lahan yang kami olah, sebelumnya terdapat banyak gulma atau tumbuhan yang tumbuh, semua permukaan tanah hampir tertutupi oleh tanaman liar itu. Maka dilakukan pembersihan terlebih dahulu lahan tersebut sebelum dilakukkannya pembuatan bedengan. Luas Lahan yang kami olah 4x4 m dengan membuat 4 bedengan yang panjang 4 m dan lebarnya masing-masing 1 m. Pengolahan tanah dilakukan dengan alat konvensioal yakni cangkul, arit, dan sekop. Seiring dengan berjalannya waktu, dalam menunggu proses penanaman atau pindah tanam, lahan yang telah siap ditanami sudah dipenuhi tumbuhan liar yang mengganggu di lahan kami, sehingga pembersihan lahan kami lakukan guna menjaga keadaan tanah hingga pindah tanam.

3.2.3 Penanaman

(10)

3.2.4 Pengairan dan penyiraman

Tidak pernah dilakukan penyiraman dikarenakan susahnya fasilitas yang ada sehingga kita harus membawa air sendiri untuk menyiram. Kami menggunakan pengairan alami yaitu dengan air hujan dan oleh sebab itu tanamn yang tumbuh hanya beberapa pohon dari 56 yang telah ditanam. Jumlah benih yang tahan sampai panen yaitu hanya 23, setiap bedeng hanya ada 4-5 tanaman cabai yang tumbuh, lihat dokumentasi tiap tanaman di lampiran.

Karena pada penanaman dilakukan adalah bulan Maret dan pada saat itu adalah bulan hujan terakhir menuju kemarau. Maka, dalam satu minggu masih ada hujan yang mengguyur daerah Cimencrang dan sekitarnya. Sehingga kami tidak begitu sering kesana untuk menyiram. Iklim yang terdapat di Kota Bandung rata-rata setiap bulan yaitu 22,5-23,7oC dan bulan terkering adalah Agustus dengan 68 mm sedangkan untuk bulan basah mencapai 291 mm pada bulan Desember. Oleh sebab itu, pada bulan Maret saat pindah tanam ke kampus II tersebut memiliki suhu dan presipitasi sedang (lembab) yaitu 23,5oC dan curah hujan sebesar 257

mm (Merkel, A. 2017) 3.2.5 Pemupukan

Untuk pemupukan kami menggunakan pupuk awal dan pupuk susulan. Jenis pupuk tersebut seperti Urea, KCL, TSP dan ZA. Pemupukan awal dilakukan sebelum 2 hari pindah tanam yaitu untuk menggeburkan tanah saat akan ditanami benih cabai tersebut. Selain itu saat memberikan pupuk kandang pada awal penanaman bermanfaat untuk menjaga kesuburan tanah agar mampu menopang kebutuhan hara tanaman, memperbaiki struktur tanah dan mencegah terserang hama dan penyakit. Selanjutnya awal bulan April diberikan pupuk I dengan kebutuhan untuk 4 bedeng adalah sebanyak Urea 0,28 Kg, TSP 0,56 Kg dan KCL 0,28 Kg. Serta alat yang digunakan yaitu sekop kecil dan ember.

(11)

membuat batang cabai kokoh sehingga tidak roboh, buah tidak mudah rontok dan hama penyakit tidak mudah rontok (Tjahjadi, 1991).

Pemupukan ke II diberikan pada awal bulan Mei yaitu sebulan setelah pemupukan I, lihat pada tabel di lampiran. Untuk pemupukan II ini kami membutuhkan pupuk Urea sebanyak 0,28 Kg dan ZA sebanyak 0,64 Kg untuk 4 bedeng. Pada saat dilakukan pemupukan I kendala yang terjadi adalah banyaknya gulma-gulma yang belum dibersihkan sehingga pupuk yang diberikan kandungan haranya akan bersaing dengan gulma tersebut dan tanaman cabai akan mengalami penurunan kualitas lalu pohon terlihat kecil-kecil (kerdil).

Kendala pemupukan II, pada saat proses pemupukan di setiap bedengnya tumbuh gulma yang mendominasi. Sehingga pada saat pemupukan perlu di bersihkan terlebih dahulu guna mengurangi kompetisi antar tumbuhan yang dapat membuat tanaman cabai sulit untuk memenuhi kebutuhan unsur hara. Selain itu setelah dipupuk terjadinya hujan yang menyebabkan pupuk mengalami pencucian, sehingga dosis yang telah diberikan menjadi berkurang. Oleh karena itu, kualitas cabai sendiri akan berkurang dan pertumbuhnnya pun akan lambat.

3.2.6 Teknik Pemangkasan

Berdasarkan hasil pengamatan satu minggu yang lalu terdapat hasil di lampiran bahwa tanaman cabai tersebut berukuran kerdil sehingga tidak ada yang harus di pangkas. Kendala yang terjadi yaitu sulit membedakan tanaman cabai yang masih tumbuh karena, bersaing dengan gulma yang sudah tumbuh lagi dengan cepat. Sehingga kita harus hati-hati melihat mana tanaman cabai yang masih tumbuh karena dikeliling oleh banyak gulma.

3.2.7 Pengendalian OPT

(12)

robek dan berubah warnanya menjadi kekuningan lalu akan gugur, hal ini guna mempertahankan proses pertumbuhan yang terus berlangsung.

3.2.8 Panen dan Pascapanen

(13)

BAB V PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tempat penanaman yaitu di Kampus II UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang berada di Jl. Soekarno-Hatta, Cimencrang, Bandung. Letak ketinggian tempatnya 500 m diatas permukaan laut dan iklim disana rata-rata diatas 20oC. Tidak jauh di depan kampus ada kantor Polisi Daerah (Polda).

Teknik budidaya pada tanaman cabai kami belum maksimal dan belum bisa menyamakan dengan sop yang telah dibuat. Maka hasil tanaman yang tumbuh hanya 32 dari 56 bibit yang ditanam. Hal tersebut dikarenakan kurang pemeliharaan dan tidak dilakukan penyulaman pada bibit yang hilang dan mati. 4.2 Saran

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Dermawan. 2010. Budidaya Cabai. Gramedia : Jakarta.

Harpenas, Asep & R. Dermawan. 2010. Budidaya Cabai Unggul. Penebar Swadaya : Jakarta

Hewindati, Yuni Tri dkk. 2006. Hortikultura. UT Press : Jakarta

Merkel, A. 2017. Climate Data Asia Indonesia West Java Bandung. Dikases melalui https://id.climate-data.org pada 10 Juni 2107

Rahman, S. 2010. Meraup Untung Bertanam Cabai Rawit dengan Polybag. Lily Publisher : Yogyakarta.

Rukmana, R, 2002. Usaha Tani Cabai Keriting. Kanisius : Yogyakarta: Jakarta. Tim Redaksi. 2015. Cara Menanam Cabai yang Baik dan Benar. Dikases melalui

http://bibitbunga.com pada 10 Juni 2017

Tim Redaksi. 2016. UIN SGD Mulai Bangun Gedung Perkuliahan Kampus II. Dikases melalui http.uinsgd.ac.id pada 10 Juni 2017

(15)

Lampiran

SOP BUDIDAYA TANAMAN CABAI RAWIT Kelompok 1 : Depi, Dewi, Fedora, Fhanadan, Hana

No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni

 Alat : Cangkul, arit, meteran, tali rafa, patok, garpu tanah

 Bahan : Pupuk Kandang 24 Kg dan dolomit 2. Penyemaian

 Alat : Tray semai, ember, skop kecil

(16)

Gambar 1. Tanaman yang sehat

Gambar 2. Tanaman yang terkena penyakit

Gambar

Gambar 1. Tanaman yang sehat

Referensi

Dokumen terkait

TAHAPAN PROSES

hitam adalah path untuk mendapatkan kesempatan Shoping Time atau kesempatan belanja item item bertahan dan menyerang, dan Path warna team adalah path yang digunakan

Atas ketidakkonsistenan hasil penelitian mengenai manajemen laba maka penelitian ini perlu dilakukan untuk menguji kembali pengaruh beban pajak tangguhan dan beban

Selanjutnya melakllkan tes diagnosa yang dilalmkan untuk mengetahui atau memastikan apakah pemeriksanaan yang dilakukan sesuai dengan tes diagnosa Dan yang terakhir

Gilbert (2003:89) menyatakan bahwa “Promosi dapat saja merangsang konsumen mengunjungi toko, tetapi tampilan atau penatan produk oleh pengecer akan membuat perbedaan pada

digambarkan oleh kurva AR dan MC, maka tingkat harga yang diterima oleh petani tebu adalah p2 Tingkat harga ini lebih rendah dari harga pada keuntungan maksimum yang

„Abd Allāh, setelah meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah menuruti permintaan „ Ᾱ ‟ ishah, memberi kesaksian bahwa beliau adalah seorang yang lemah-lembut ( rajul

TUJUAN: Untuk mengetahui hubungan antara sensibilitas kornea dengan kadar HbA1c pada pasien diabetes melitus di RSUP Dr. METODE: Penelitian ini merupakan penelitian analitik