• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran SAVI pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sanggang 02, Bulu, Sukoharjo Tahun 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran SAVI pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sanggang 02, Bulu, Sukoharjo Tahun 2015/2016."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap

manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri.

Selain itu, pendidikan sangat penting dalam pembangunan maka tidak salah jika

pemerintah senantiasa mengusahakan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Menurut Mu’arif (2009: 17), menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana dengan maksud mengubah

tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan sebagai suatu usaha yang dilakukan

dengan sengaja, teratur, dan berencana”. Mutu pendidikan dapat meningkat dilihat dari keberhasilan dalam pendidikan. Keberhasilan tersebut salah satunya

tergantung dari kreativitas dan meningkatnya hasil belajar siswa.

Kreativitas merupakan suatu kemampuan menemukan hal yang baru. Hal

yang baru ini, misalnya dengan mengemukakan ide atau gagasan dan

mengembangkan materi yang telah diberikan. Tujuan pendidikan pada umumnya

adalah proses untuk merubah dan mengantarkan para siswa menuju perubahan

tingkah laku baik intelektual, moral, maupun sosial dan lingkungan agar dapat

hidup mandiri sebagai makhluk individu tanggap dengan kehidupan sekitar.

Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar

yang diatur guru melalui proses pengajaran dan pembelajaran yang berlangsung.

Menurut Sulistiorini (2007: 4), menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis, mereduksi

gejala, dan perubahan alam pada suatu lingkungan yang ditinjau dari berbagai

aspek hubungan keterbutuhan dengan pemenuhan kehidupan secara terpadu.

Prinsip utama pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam yaitu membantu siswa untuk

(2)

bercakrawala dan luas terhadap lingkungan sekitarnya serta menyenangkan, dan

memberikan kegunaan dalam hidupnya. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam diperlukan kreativitas yang harus dimiliki oleh pendidik yaitu mengajarkan

siswa bagaimana berfikir kritis, kreatif, dan inovatif sebagai salah satu tujuan

diajarkannya Ilmu Pengetahuan Alam disekolah. Hakikat pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam merupakan reduksi dari Ilmu Pengetahuan Alam sebagai

produk, proses, dan pemupukan sikap. Menurut Bruner (2008: 26), menjelaskan

bahwa “Cara memilih dan mempertahankan informasi serta penguasaan dan mengembangkan kemampuan intelektual dengan serapan daya ingat untuk dapat

meningkatkan kreativitas serta mampu menghayati ilmu terapan dari IPA”.

Teknik penerapan tidak lepas dari kemampuan dan kreativitas dari seorang

guru. Ketidaknyamanan siswa juga didukung dari guru terhadap pembelajaran itu

sendiri. Sehingga jika guru tidak menguasai dan mampu berkreasi maka

pembelajaran yang dilaksanakan cenderung monoton dan kurang bervariatif

karena tidak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran

yang seperti ini sudah seharusnya diubah sebagaimana mestinya. Kreativitas

dalam pembelajaran IPA berdampak pada hasil belajar siswa. Hasil belajar dapat

dikatakan sebagai proses penilaian yang dapat digunakan untuk melihat kemajuan

siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan peneliti di SD Negeri

Sanggang 02 siswa yang berjumlah 19 orang yang terdiri atas 10 laki-laki dan 9

perempuan ditemukan permasalahan yaitu kreativitas dan hasil belajar IPA siswa

masih rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Hal ini

disebabkan karena proses belajar mengajar yang konvensional dan cenderung

hanya menggunakan metode ceramah juga menjadi salah satu penyebab daya

kreativitas siswa rendah. Rendahnya kreativitas siswa yang mencapai 55% dalam

proses belajar mengajar. Kreativitas siswa yang masih rendah, dapat dilihat dari 6

aspek indikator yaitu: rasa percaya diri yang tinggi, berani mengeluarkan

pendapat, melaksanakan pekerjaan tepat waktu, lincah, ulet, dan tidak berputus

asa, tidak tergantung pada orang lain (mandiri), dan senang dalam kegiatan

(3)

belajar IPA. Hasil belajar siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) 70 hanya 25,3%. Hasil belajar sangat penting digunakan sebagai

indikator keberhasilan dalam penyampaian materi pada siswa. Penyebab dari

rendahnya kreativitas dan hasil belajar siswa di SD Negeri Sanggang 02,

diantaranya berasal dari guru dan siswa itu sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara awal yang saya himpun pada guru pengampu

di SD Negeri Sanggang 02 khususnya berkaitan dengan mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam beliau menyatakan hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar

siswa masih rendah karena siswa mengantuk bahkan ramai sendiri. Guru juga

belum memberikan kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan pendapat atau

ide kreatif, sehingga berdampak pada hasil belajar. Selain itu siswa cenderung

pasif dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru kemudian mencatat apa yang

telah dicatat maupun dijelaskan oleh guru di papan tulis. Guru belum

menggunakan strategi inovatif yang dapat meningkatkan kreativitas siswa,

sehingga pembelajaran yang diberikan guru kurang menarik dan monoton. Hal

itu juga menyebabkan kreativitas siswa menjadi rendah. Untuk mengantisipasi

kondisi tersebut, maka perlu solusi penerapan strategi pembelajaran yang tepat,

sehingga dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA.

Faktor kurangnya kreativitas belajar yang muncul dari siswa berasal dari rasa

bosan siswa pada mata pelajaran IPA. Kebosanan siswa tersebut akan

berpengaruh pada kegiatan belajar mengajar untuk menguasai pelajaran IPA

sehingga tujuan pembelajaran tidak akan berhasil dengan maksimal. Kreativitas

yang rendah terjadi karena guru belum memberikan pembelajaran dengan

strategi. Dengan kreativitas belajar maka siswa akan meningkatkan hasil belajar

dalam proses pembelajaran didalam kelas. Alternatif tindakan yang dapat

diterapkan untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA siswa yaitu

dengan menggunakan strategi pembelajaran SAVI. Penggunaan strategi

pembelajaran SAVI mempunyai peranan yang sangat penting untuk menciptakan

(4)

mengikuti kegiatan pembelajaran yang berlangsung sehingga tujuan yang

diharapkan dapat tercapai dengan baik dan sesuai.

Dengan menggunakan penerapan strategi pembelajaran SAVI diharapkan

kemampuan kreativitas dan hasil belajar IPA siswa dapat meningkat. Strategi

pembelajaran SAVI merupakan strategi pembelajaran yang mengedepankan

dalam hal menyelesaikan suatu masalah yang diberikan dengan menggunakan

solusi yang terbaik. Kurangnya kreativitas akan sangat berdampak pada proses

pembelajaran yang dapat menyebabkan siswa malas dan tidak banyak melakukan

aktivitas dalam belajar IPA. Dari permasalahan tersebut di atas, hendaknya guru

IPA mampu memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang mampu

merangsang siswa untuk lebih aktif dalam belajar IPA dan meningkatkan

kemampuan siswa dalam memahami pelajaran IPA. Dari strategi pembelajaran

yang ada, strategi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan seperti strategi

pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, and Intellectualy (SAVI) dapat

dijadikan alternatif yang tepat. Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang

menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indera yang

dimiliki siswa.

Menurut Porter,dkk (2005: 167), menyatakan bahwa istilah SAVI sendiri

adalah kependekan dari Somatic, yang bermakna gerakan tubuh (hands-on,

aktivitas fisik) dimana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory, yang

bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak,

berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi;

Visualization, yang bermakna belajar haruslah menggunakan indera mata melalui

mengamati, menggambar, membaca, menggunakan media dan alat peraga; dan

Intellectualy, yang bermakna belajar haruslah menggunakan kemampuan berfikir

(minds-on), belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih

menggunakan melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan,

mencipta, mengkontruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan. Kebaikkan

pembelajaran SAVI yaitu : a) menimbulkan suasana pembelajaran yang gembira

(5)

sehingga dapat menimbulkan rasa kebersamaan siswa. Jadi pembelajaran dapat

lebih mudah dipahami; b) dalam pembelajaran SAVI, siswa tidak hanya

tergantung pada guru. Dengan memanfaatkan seluruh indera maka akan dapat

meningkatkan aktivitas siswa; c) pembelajaran SAVI lebih fleksibel bila

modifikasi dengan metode pembelajaran yang ada, selain itu strategi ini bersifat

mengasuh, bukan mengontrol siswa.

Dengan strategi SAVI diharapkan bisa membuat pembelajaran lebih kreatif

dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Berdasarkan latar belakang diatas

maka peneliti melakukan penelitian dengan judul : “Peningkatan Kreativitas Dan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran SAVI

Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sanggang 02, Bulu, Sukoharjo Tahun 2015/2016”.

B.Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang timbul dalam penelitian ini, yaitu :

1. Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru masih kurang meningkatkan

kreativitas siswa.

2. Hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Sanggang 02, Bulu, Sukoharjo pada

pembelajaran IPA masih rendah.

C.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan

diatas, maka rumusan permasalahan yang diangkat peneliti adalah :

1. Apakah strategi pembelajaran SAVI dapat meningkatkan kreativitas belajar

IPA siswa kelas IV SD Negeri Sanggang 02, Bulu, Sukoharjo tahun

2015/2016?

2. Apakah strategi pembelajaran SAVI dapat meningkatkan hasil belajar IPA

(6)

D.Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan kreativitas belajar IPA melalui strategi pembelajaran SAVI

pada siswa kelas IV SD Negeri Sanggang 02, Bulu, Sukoharjo tahun

2015/2016.

2. Meningkatkan hasil belajar IPA melalui strategi pembelajaran SAVI pada

siswa kelas IV SD Negeri Sanggang 02, Bulu, Sukoharjo tahun 2015/2016.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada

pembelajaran IPA, disamping itu juga terdapat peningkatan mutu, proses, dan

hasil pembelajaran.

1. Manfaat Teoritis

Secara umum, hasil peneliti ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan kepada pembelajaran IPA, terutama pada peningkatan kreativitas

dan hasil belajar siswa menggunakan strategi pembelajaran SAVI.

Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

terhadap strategi pembelajaran di sekolah serta mampu mengoptimalkan

kreativitas dan hasil belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan masukan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di kelas IV dan hasil

pembelajaran.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk

menggunakan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam

mengajar IPA.

c. Bagi siswa, hasil penelitian ini akan memberikan pengaruh untuk

meningkatkan kreativitas dan hasil belajarnya melalui penggunaan strategi

(7)

d. Bagi peneliti, merupakan uji kemampuan terhadap bekal teori yang diperoleh di bangku kuliah sebagai upaya mengembangkan ilmu

pengetahuan dan sebagai bahan perbandingan atau referensi terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga skripsi dengan judul: “ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA

Hal ini menunjukkan bahwa enzim β -galaktosidase dari Enterobacter cloacae aktif pada suhu yang lebih rendah jika dibandingkan dengan bakteri lain penghasil enzim

Hubungan antara Interaksi Anak dan Orang Tua dengan Penyesuaian Sosial pada Kelas II di SMA Muhammadiyah 4 Surakarta.. Skripsi

Metode fuzzy AHP digunakan untuk pemberian bobot kriteria dan subkriteria sedangkan metode metode fuzzy TOPSIS untuk penentuan alternatif yang terbaik. Hasil yang

Drs.H.Sofyan Anif, M.Si, selaku Dekan Program Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberi

Membuat Mobile Charger dengan menggunakan sumber energi dari baterai sebagai energi alternatif untuk mengatasi masalah komunikasi karena

Data yang digunakan dalam penelitian berupa citra daun yang berpenyakit yang terdiri atas 700 citra berformat JPEG dan berukuran 200 x 150 piksel yang dikelompokkan ke dalam 7

mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari kepada apa yang telah diketahui orang itu Karena untuk mempelajari suatu materi matematika yang baru,?. pengalaman belajar yang lalu