• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK KELUARG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK KELUARG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK KELUARGA DOSEN WANITA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN AMBON

Nova Dwi Lestari

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Ambon

Email: dwinovalestari128@gmail.com

A. Latar Belakang

Pendidikan islam merupakan suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan pemindahan pengetahuan dan nilai-nilai islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal didunia dan memetik hasilnya di akhirat.1 Pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003, dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, sikap sosial, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masayarakat, bangsa dan Negara.2

Anak merupakan anugerah, karunia, dan amanat Allah SWT, amanah yang wajib dipertanggungjawabkan sebagai hasil pernikahan yang dijaga, dibina dan dibimbing. Anak adalah buah hati, belahan jiwa, tempat bergantung dan generasi penerus dan cita-cita orang tua. Oleh karena itu, tugas dan tanggung jawab orang tua pada anaknya adalah membimbing anak agar menjadi hamba yang taat menjalankan ajaran

1

Muhammad Hambal Shafwan, Intisari Sejarah Pendidikan Islam, (Cet I ; Solo: Pustaka Arafah, 2014), hlm. 18.

2

(2)

agama.3 Pendidikan merupakan hal yang wajib dalam kehidupan manusia, lingkungan pendidikan mencakup 3 aspek, yaitu pendidikan formal, informal dan nonformal. Pendidikan yang paling awal didapat oleh anak yaitu pendidikan informal (keluarga), dimana sejak anak dilahirkan. Keluarga merupakan unit terkecil yang ada di dalam masyarakat yang terdiri dari seorang kepala keluarga dan beberapa orang lainnya serta tinggal di satu rumah dalam keadaan saling ketergantungan.

Ibu merupakan madrasah pertama untuk anak menerima pendidikan, di zaman

sekarang ini banyak wanita yang mempermasalahkan mengenai kesetaraan gender, wanita yang seharusnya hanya menghabiskan waktunya dirumah untuk mengurus anak dan suami, sekarang malah sebaliknya. Di zaman yang modern ini banyak wanita yang berprofesi, salah satunya yaitu sebagai dosen. Dosen bekerja dari pagi hingga sore hari, maka harus pintar membagi waktu antara rumah dan tempat bekerja krena waktu mereka tidak lagi sepenuhnya berada dirumah melainkan di luar atau di tempat mereka kerja juga. Ditengah kesibukan mereka, seorang wanita karir harus pintar-pintar dalam membagi waktu mereka, mereka tidak boleh melupakan tugas dan kewajiban mereka sebagai seorang ibu dalam mendidik anaknya karena ibu merupakan madrasah pertama bagi seorang anak.

Pastinya seorang ibu mengharapkan memiliki seorang anak yang berkepribadian baik, untuk itu seorang ibu harus meluangkan waktunya yang banyak untuk anak-anaknya, karena ibu membentuk kepribadian anak sejak dalam kandungan dan akhlak seorang anak sebagian besar terbentuk dari pendidikan yang diajarkan oleh seorang ibu. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan merupakan salah satu fakultas yang ada di IAIN Ambon, terdiri dari 3 jurusan yakni Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Biologi, Pendidikan Matematika. Didalam Fakultas Ilmu Tarbiyah terdapat dosen wanita berjumlah 18 orang yang termasuk dosen tetap. Alasan memilih dosen wanita Fakultas Ilmu Tarbiyah karena dosen merupakan seorang pengajar yang bekerja

3

(3)

dalam lembaga pendidikan islam dan lebih mengetahui pendidikan islam. Dosen wanita Fakultas Ilmu Tarbiyah mempunyai tanggung jawab sebagai pendidik di Perguruan Tinggi dan pendidik untuk anaknya di rumah. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan dosen wanita di Fakultas Ilmu Tarbiyah

dalam mendidik anak, penelitian ini berjudul “Pendidikan Agama Islam bagi anak

keluarga dosen wanita Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, berikut adalah rumusan masalah dalam penelitian :

1. Bagaimana proses Pendidikan Agama Islam pada keluarga Dosen Wanita FITK IAIN Ambon ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian diatas, maka ujuan penelitian ini yaitu:

(4)

D. Kajian Pustaka

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah :

1. Skripsi oleh Riyanti dengan judul “Problematika Agama Islam Bagi Anak dalam keluarga Buruh di PTPN XIII (persero) Unit Afd VI kebun Inti Rimba Belian,

Semerangkai, Sanggan, Kalimantan Barat”. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan problem-problem apa saja yang dialami orang tua dalam melaksanakan Pendidikan Agama Islam bagi anak, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa problem yang dialami oleh para orang tua dalam mendidik anaknya yaitu yang

pertama, latar belakang pendidikan orang tua sendiri, kedua anak-anaknya yang masih ingin bermain dan masih susah untuk diatur, ketiga lingkungan sekitar baik itu lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat sekitar.4 Ada persamaan antara penelitian Riyanti dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu meneliti tentang pendidikan islam bagi anak, namun penelitian ini fokus terhadap proses pendidikan agama islamnya saja buka pada masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan.

2. Skripsi oleh Ngaripin dengan judul “ Pendidikan Agama Islam bagi Anak para TKW Usia 8-15 tahun di Desa Krangkeng, kecamatan Krangkeng Kabu[paten

Indramayu, Jawa Barat”.5 Terdapat persamaan dalam penelitian yang akan dilakukan, yaitu membahas tentang Pendidikan Agama Islam dalam keluarga. Perebedaannya terletak pada subjek penelitian yaitu bapak yang memiliki anak 8-15 tahun, sedangkan penelitian ini fokus pada dosen wanita yang mempunyai anak usia 5-15 tahun.

4Riyanti, “Problematika Pendidikan Agama Islam Bagi Anak dalam Keluarga Buruh di PTPN XIII (persero) Unit Afd VI Kebun Inti Rimba Belian, Semerangkai, Kalimantan Barat”, Skripsi Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013, hlm. 91.

5Ngaripin, “Pendidikan Agama Islam bagi Anak para TKW Usia 8-15 tahun di Desa Krangkeng, kecamatan Krangkeng Kabu[paten Indramayu, Jawa Barat”. Skripsi, jurusan

(5)

E. Landasan Teori

1. Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga

Pendidikan Agama Islam itu lebih banyak ditunjukkan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan iman dan amal saleh, karena ajaran islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat, menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama, maka

Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan individual dan pendidikan masyarakat.6

2. Materi Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga 1. Iman dan Takwa

Takwa sangat penting dan dibutuhkan dalam setiap kehidupan seseorang muslim, dengan ketakwaan seseorang dapat menjaga dan mengontrol etika dan budi pekertinya dalam setiap saat kehidupannya, karena ketakwaan pada hakekatnya mendekatkan diri dan berusaha keras mencapai keridhaan Allah serta takut dari AzabNya.7 Pendidikan iman dan takwa kepada anak sudah dimulai sejak dalam kandungan, ketika orang tua memberikan pembinaan iman dan takwa kepada anak, tidak langsung menggunakan kata-kata akan tetapi diperlukan contoh, teladan, pembiasaan dan latihan yang diajarkan di dalam keluarga sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.

2. Akhlak

Jujur adalah kesesuaian sikap antara perkataan dan perbuatan yang sebenarnya, jujur itu penting dan berani jujur itu hebat. Sebagai makhluk sosial, kita memerlukan kehidupan yang harmonis, baik, dan seimbang, agar tidak ada yang dirugikan, dizalimi dan dicurangi kita harus jujur. Amanah artinya terpercaya atau dapat dipercaya, amanah berkaitan erat dengan tanggung jawab. Orang yang menjaga

6

Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 28.

7

(6)

amanah biasanya disebut orang yang bertanggung jawab.8Pendidikan akhlak sangat penting bagi seorang anak, kepribadian mereka ditentukan dari akhlak yang dimiliki mereka. Pendidikan akhlak yang harus diberikan oleh orang tua kepada anaknya, salah satunya sikap jujur dan amanah. Jika seorang ibu membiasakan anak bersifat jujur dan amanah, maka anak itu akan memiliki akhlak yang baik.

3. Ibadah

Pendidikan Ibadah yang lebih menarik bagi anak adalah yang mengandung gerak, sedangkan pengertian tentang agama belum dapat dipahaminya. Seperti halnya

dalam melakukan shalat, anak-anak biasanya suka meniru orang tuanya dalam melaksanakan shalat meskipun mereka belum bisa melafalkan bacaan-bacaan shalat, tetapi mereka meniru gerakan yang orang tua contohkan.

3. Metode Pendidikan Agama Islam bagi Anak a. Pendidikan dengan Motivasi dan Nasehat

Metode motivasi dan nasehat mendorong anak untuk berperilaku baik, berakhlak mulia. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.9 Mendidik anak dengan menggunakan metode motivasi dan nasehat akan mempermudah proses pendidikan yang ibu lakukan kepada anak, dan akan selalu membantu anak dalam melakukan hal-hal yang baik sebagaimana yang telah ibu ajarkan.

b. Pendidikan dengan Memberikan Perhatian

Para orang tua dalam mendidik anaknya dengan cara memberikan perhatian. Orang tua harus senantiasa mengikuti perkembangan anak dalam aspek apapun dan para orang tua hendaknya memperhatikan dan mengontrol anak dalam

(7)

F. Metode Penelitian

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.10

1. Tipe Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian lapangan yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisi fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.11 Penelitian ini mencoba untuk mendeskripsikan dan menganalisis pendidikan agama islam bagi anak dalam keluarga dosen wanita Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pernyataan tertulis maupun lisan. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi.12 Penelitian ini mengambil informan yaitu wanita karir yang bekerja sebagai dosen, subjek tersebut adalah 6 dosen wanita dan juga 6 anak dari Dosen Wanita yang berumur 5-15 tahun di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon, yang mempunyai latar belakang yang berbeda terhadap pendidikan agama islam bagi anak.

10

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), (Bandung: Alfabeta,2012), hlm. 6.

11

Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 60.

12

(8)

3. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Wawancara yaitu pertemuan dua orang untuk informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik. Wawancara digunakan dalam sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.13 Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara dengan para dosen wanita

yang memiliki anak berumur 5-15 tahun. b. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.14

4. Analisis Data a. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

b. Penyajian Data

Setelah direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data, dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.

13

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), hlm. 317.

14

(9)

c. Menarik kesimpulan/ verifikasi

Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.15

15

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Daradjat Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

Erni Riyanti, Buku LKS Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP/MTs, Surakarta: CV Teguh Karya.

Fatah Ysin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, Malang: UIN Malang Pres, 2008. Muhammad Hambal Shafwan, Intisari Sejarah Pendidikan Islam, Solo: Pustaka

Arafah, 2014.

Ngaripin, “Pendidikan Agama Islam bagi Anak para TKW Usia 8-15 tahun di Desa

Krangkeng, kecamatan Krangkeng Kabu[paten Indramayu, Jawa Barat”.

Skripsi, jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Malang, 2014.

Riyanti, “Problematika Pendidikan Agama Islam Bagi Anak dalam Keluarga Buruh di PTPN XIII (persero) Unit Afd VI Kebun Inti Rimba Belian, Semerangkai, Kalimantan Barat, Skripsi Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.

Rustina, Materi Hadis 1, Yogyakarta: Aynat Publishing, 2015.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Bandung: Alfabeta,2012.

Sukmadinata Syaodih Nana, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.

Tim Dosen, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Jika murid laki-laki yang hadir 1152 orang, jumlah murid disekolah tersebut

Sementara chanoyu baru diperkenalkan di Jepang pada periode Kamakura (1192-1333) oleh seorang pendeta Buddha Zen bernama Eisai sekembalinya dari Cina untuk

persaingan yang sudah semakin ketat dan di lain pihak kredit bermasalah tetap muncul, pemanfaatan informasi bank jelas menjadi semakin diperlukan sehingga petani

Hadji Kalla dalam proses perencanaan rekrutmen tenaga kerja lebih mengutamakan nilai-nilai moral (Sikap/ Attitude) dan kejujuran dari tenaga kerja

Jenis unit penangkapan pilihan untuk pemanfaatan komoditi unggulan di perairan Provinsi Riau berdasarkan pendekatan aspek teknis dan sosial adalah jaring atom

p ikan, hal ini dikarenakan n akan keamanan mereka Nelayan di Desa Lopana anti alat tangkap yang an alat tangkap yang lebih at tangkap yang dapat seperti soma dampar dan nelayan

Pendekatan keadilan restoratif dalam penanganan kasus pidana pada ABH bertujuan untuk mengalihkan (diversi) dari sistem penegakan hukum secara formal melalui proses

Prema defini- ciji, za skup simbola B, entropija je negativna suma umnoˇzaka vjerojatnosti pojavljivanja simbola b i ∈ B i logaritamske vrijednosti te vjerojatnosti, dok