TEKNOLOGI PRODUKSI BUDIDAYA PADI LAPORAN PRAKTIKUM
Diajukan Guna Memenuhi Laporan Praktikum Mata Praktikum Produksi Tanaman 1
Oleh Kelompok G 2
Bagas Yanuar Kafabi (131510601089) Ryan Sakti Pribadi (131510601081) Deasy Tri Puspitasari (131510601016) Alamsyah Agil Agasi (131510601061) Febti Aulia Fitri (131510601073) Indah Nurfitasari (131510601074)
Mistojo (131510601075)
Jerni Citra Situmorang (131510601084) Nesya Tantri R N (131510601097) Novia Fajarwati (131510601095) Nihliatun Ni’mah (131510601096) Bela Lestari Dwireja (131510601104)
LABORATORIUM PRODUKSI TANAMAN PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian merupakan kegiatan yang di dalamnya terdapat berbagai aktivitas-aktivitas mengenai sumberdaya alam baik bersifat ekologis maupun sosial. Kondisi terhadap kebutuhan bahan pangan terutama beras akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi perkapita akibat peningkatan pendapatan. Sistem produksi padi saat ini juga sangat rentan terhadap penyimpangan iklim. Penanganan masalah secara parsial yang telah ditempuh selama ini ternyata tidak mampu mengatasi masalah yang kompleks dan juga tidak efisien.
Usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha, memenuhi kebutuhan primer yaitu makanan. Dalam sejarah hidup manusia dari tahun ketahun mengalami perubahan yang diikuti pula oleh perubahan kebutuhan bahan makanan pokok. Hal ini dibuktikan dibeberapa daerah yang semula makanan pokoknya ketela, sagu, jagung akhimya beralih makan nasi.Nasi merupakan salah satu bahan makanan pokok yang mudah diolah, mudah disajikan, enak dan nilai energi yang terkandung di dalamnya cukup tinggi sehingga berpengaruh besar terhadap kesehatan. Makanan pokok ini akan memberi pengaruh baik apabila sumber yang ada di dalamnya juga baik. Nasi bersumber dari beras yang dihasilkan oleh suatu tanaman pangan yang menjadi komoditas terbesar yaitu padi.
Upaya terus ditingkatkan dalam pencarian terobosan teknologi budidaya yang memberikan nilai tambah dan meningkatkan efisiensi suatu usaha. Optimasi produktivitas padi di lahan sawah merupakan salah satu peluang peningkatan produksi gabah nasional. Hal ini berdampak dengan hasil padi pada agroekosistem ini yang masih beragam dan belum baik.Menanam adalah suatu kegiatan menempatkan bahan tanam (benih atau bibit) pada media tanam. Menanam padi di sawah dilaksanakan dengan cara menempatkan bibit pada lahan sawah dengan jarak tertentu. Terdapat beberapa tahapan pekerjaan sebelum kegagalan panen masih sering terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia, apalagi ketika tanaman padi terserang hama tikus, sudah bisa dipastikan hasil panen menurun sangat signifikan bahkan seringkali menyebabkan puso. Sekalipun mudah, jika kita menguasai teknik menanam padi dengan baik niscaya akan meningkatkan produktivitas pertanaman. Proses penanaman padi di sini relatif lama, tetapi dengan adanya teknologi yang sekarang telah maju proses tersebut menjadi mudah. Terdapat beberapa pola jarak tanam dalam rangkaian pekerjaan penanaman padi. Penerapan jenis pola jarak tanam padi mempengaruhi hasil akhir baik secara ekonomi, sosial, maupun ekologi. Laporan ini membahas mengenai bagaimana sistematika proses penanaman padi dan hal-hal lain yang berhubungan dengan penanamannya baik secara langsung maupun tidak langsung.
1.2 Tujuan
1. Memahami dan menerapkan prinsip teknik produksi padi dengan sistem tanam jajar legowo (komponen SRI).
2. Melatih keterampilan dalam menganalisa komponen teknologi produksi padi.
Jarak tanam yang diajurkan adalah 25 cm x 25 cm, atau 30cm x 15 cm, atau jarak tanam jejer legowo 40 cm x 20 cm x 12,5 cm cm (2 : 1). Penanaman sebaiknya dilakukan dalam keadaan lahan tidak tergenang (macak-macak), bibit yang ditanam berkisar 1-3 batang per lubang. Tetapi pada sawah tadah hujan perlu hati-hati membuang air untuk melakukan penanaman dalam keadaan macak-macak, untuk menghindari terjadinya kekeringan (Basorun, 2012). Menurut Prasetyo (2001), Setelah alang-alang rebah, selanjutnya dibuatkan lubang tanam. Untuk mengukur jarak tanam serta meluruskan barisan dapat digunakan tali direntangkan. Jarak tanam sesuaikan dengan kondisi tanah setempat sebagai patokan untuk tanah yang cukup subur jarak tanamnya bisa 20x20 cm. Umumnya pada varietas unggul dapat dipergunakan jarak 20 x 20 cm pada musim kemarau dan 25 x 25 cm pada musim hujan, dengan pola tanam bujur sangkar. Dalam satu lobang dapat ditanam 1-2 batang bibit, dan ditanam sedalam ± 3 cm. Penanaman yang terlalu dalam menyebabkan pertumbuhan akar terlambat dan anakan berkurang, sehingga produksi berkurang. Sedapat-dapatnya bisa ditanam tegak, jangan sampai miring (Tabi, 2012).
dipindahtanamkan pada umur 15 hari setelah semai. Jumlah bibit adalah satu bibit per lubang dengan tanam dangkal 1 cm, dengan posisi perakaran seperti huruf L. Pada saat tanam, air dalam keadaan macak-macak (Hatta, 2012).
Menurut Anggraini (2013), Istilah legowo diambil dari Bahasa Jawa, Banyumas, terdiri atas kata lego dan dowo; lego berarti luas dan dowo berarti memanjang. Prinsip dari sistem tanam jajar legowo adalah pemberian kondisi pada setiap barisan tanam padi untuk mengalami pengaruh sebagai tanaman pinggir. Secara umum, tanaman pinggir menunjukkan hasil lebih tinggi daripada tanaman yang ada di bagian dalam barisan. Tanaman pinggir juga menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik karena persaingan tanaman antar barisan dapat dikurangi. Penerapan cara tanam sistem legowo memiliki beberapa kelebihan yaitu, sinar matahari dapat dimanfaatkan lebih banyak untuk proses fotosintesis, pemupukan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman menjadi lebih mudah dilakukan di dalam lorong-lorong. Selain itu, cara tanam padi sistem legowo juga meningkatkan populasi tanaman (Skaria, 2011).
Menurut Saihani (2012), Kelayakan rata-rata pada usahatani padi Ciherang pada sistem tanam jajar legowo dan non jajar legowo di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Pada sistem tanam jajar legowo. Kelayakan rata-rata pada usahatani padi Ciherang yang diterima petani adalah sebesar 1,12/usahatani, jadi usahatani pada sistem tanam jajar legowo layak diusahakan. Pada sistem tanam non nejar legowo. Kelayakan rata-rata pada usahatani padi Ciherang yang diterima petani adalah sebesar petani adalah, 0,97 artinya usahatani tersebut tidak layak untuk diusahakan.Praktek budidaya padi yang diterapkan dilapangan, para petani umumnya sudah paham dan mengerti tentang penggunaan air yang macak-macak, penambahan bahan organik dan praktek-praktek budidaya lainnya. Hasil dari penelitian ini, sebagaimana yang akan diharapkan tujuan penelitian tidak terjadi. Diperkirakan manfaat pupuk organik yang diberikan lebih pada upaya menjaga kualitas tanah pasca produksitanaman padi (Azwir, 2012).
dicapai terjadi peningkatan sebesar > 50 % bila dibandingkan dengan sistem penanaman biasa (Purwono, 2001).
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Teknologi Produksi Tanaman. Acara teknologi produksi tanaman jagung dilaksanakan pada Kamis, 25 September 2014 bertempat di Agrotechnopark Jubung Fakultas Pertanian Universitas Jember pukul 15.00 WIB sampai selesai.
1. Benih padi varietas unggul yang berumur pendek 2. Bahan Organik
3. Pupuk Urea, SP 36, KCL
3.3 Cara Kerja
1. Membagi menjadi 4 kelompok dalam 1 golongan yaitu kelompok 1, 2, 3, dan 4 denga perlakuan setiap kelompok sebagai berikut:
Kel Jarak Tanam Pupuk Dasar
1 Jajar Legowo (25 x 25 cm tipe 4:1) Urea= 100kg/ha + susulan
2 Tegel (20 x 20 cm) SP-36 = 100 kg/ ha 3 Jajar legowo (25 x 25 cm tipe 4:1) KCL = 50 kg/ha
4 Tegel (20 x 20 cm) (semua kelompok sama) 2. Mempersiapkan bibit denga teknologi budidaya padi.
3. Mempersiapkan lahan dilakukan 15 hari sebelum masa tanam.
4. Menanam dengan cara bibit padi yang telah disediakan dan menanam sesuai dengan perlakuan jarak tanam yang ditentukan dengan 1 bibit perlubang.
6. Menyulam tanaman setelah tanamn berumur 1 minggu pada tanaman mati atau pada lubang tana yang tidak ada tanaman.
7. Menyiangi tanaman pada 14 dan 35 hst.
8. Memupuk dilakukan 2 kali yaitu pupuk dasar dan pupuk susulan.
9. Mengendalikan hama dan penyakit dengan menggunakan alat semprot, posisi berada barisa kosong di antara 2 barisan legowo.
10. Mengairi dengan cara penggenangan terus-menerus dan berselang. 11. Memanen sesuai diskripsi umur tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini. 2013. Sistem Tanam Dan Umur Bibit Pada Tanaman Padi Sawah (Oryza Sativa L.) Varietas Inpari 13. Produksi Tanaman Vol. 1(2):
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, 2011. Padi Varietas Unggul dan Sistem Tanam Jajar Legowo. Laporan Kegiatan. BPTP Jawa Tengah
Basorun. 2012. Factors Influencing Rice Production in Igbemo-Ekiti Region of Nigeria. Agriculture, Food and Environmental Sciences. Vol 5 (1): 1-9.
Tabi. 2012. Evaluation of lowland rice (Oryza sativa) production system and management recommendations for Logone and Chari flood plain – Republic of Cameroon. Agricultural Science Research Journals. Vol. 2(5): 261-273.
Hatta, Muhammad. 2012. Uji Jarak Tanam Sistem Legowo Terhadap Pertumbuhan Dan Hasi Beberapa Varietas Padi Pada Metode Sri. Agrista Vol. 16(2):
Prasetyo, YT. 2001. Padi Gogo Tanpa Olah Tanah. Jakarta. P.T. Penebar Swadaya.
Purwono dkk. 2001. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penerbit Swadaya.
Saihani, Azwar. 2012. Analisis Kelayakan Usahatani Padi Ciherang pada Sistem Tanam Jajar Legowo dan non jajar legowo di Kabupaten Hulu Sungai Utara Propinsi Kalimantan Selatan. Media Sains. 4(1):37-40.