• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TERHADAP PERSEPSI KONSUMEN NUART SCULPTURE PARK SEBAGAI DESTINASI WISATA MINAT KHUSUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TERHADAP PERSEPSI KONSUMEN NUART SCULPTURE PARK SEBAGAI DESTINASI WISATA MINAT KHUSUS"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

23

SEBAGAI DESTINASI WISATA MINAT KHUSUS

Yuliana Pinaringsih Kristiutami, Erlangga Brahmanto, Swastono Putro Pirastyo 1Akademi Pariwisata BSI Bandung

yuliana.pinaringsih@gmail.com 2 Universitas Bina Sarana Informatika

erlangga.egb@bsi.ac.id

3 Swastono Putro Pirastyo, Akademi Pariwisata Nasional Indonesia Bandung swastono. putro@gmail.com

ABSTRACT

The aims of this research is to know agrotourism sustainable development of Mangunan Garden. The reasons of developing agrotourism as such, it educates the purpose of keeping the relationship among local societies, interest sectors, and visitors. The Agrotourism of Mangunan Garden is inspired to improve the farmers earnings and the quality of rural society lives which then expletedly represent opportunity to educate th societies on agriculture an ecosystems. Agrotourism sustainable development of Mangunan Garden, embrases : geography, topography, elimate, type of vegetation (pine forest), in addition to destination which withdraw to visit, are Elephant Dlingo Cave, Pine Forest, Gardu Pandang, Cerme Cave, Makam Raja-Raja Panjimatan.

Keywords : Agrotourism, Mangunan Garden, geography, topography, climate.

A. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Pendekatan sistem pemasaran masa lampau yang menekankan pada produk pariwisata sekarang bergeser kepada minat wisatawan (Warpani & Warpani, 2007). Hal ini tentunya akan berakibat pada penyesuaian sistem informasi serta penelitian pangsa pasar demi dapat memaksimalkan penyampaian produk terhadap calon konsumen. Sehingga pada saat ini, pemahaman akan suatu produk menjadi hal yang perlu diperhatikan agar produk tersebut dapat diterima dengan baik oleh pasar. Pemahaman akan bagaimana memasarkan suatu produk juga perlu dipahami lebih lanjut, agar produk yang dipasarkan dapat diterima dengan baik, serta dapat memenuhi kebutuhan serta keinginan

konsumen.

NuArt Sculpture Park merupakan salah satu destinasi wisata minat khusus yang terdapat di kota Bandung dan menyimpan berbagai koleksi karya pematung kenamaan Indonesia Nyoman Nuarta. Koleksi yang dipamerkan disini sebagian besar merupakan cerita dari penggalan karir sang seniman, mulai dari karya-karya di awal karir hingga masterpiece terbaru. Galeri yang terbentang di lahan seluas kurang lebih 3 hektar ini secara spesifik didesain untuk memelihara perkembangan kesenian dan kebudayaan Indonesia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, galeri diartikan sebagai ruangan atau gedung tempat memamerkan benda atau karya seni. Pemahaman wisatawan Indonesia mengenai galeri tampaknya belum mengerucut secara spesifik dan belum sepenuhnya dapat

(2)

dipahami oleh wisatawan awam. Tidak heran walaupun sudah berdiri sejak tahun 2000, belum banyak wisatawan umum yang mengetahui mengenai ke NuArt Sculpture Park.

Perbedaan pemahaman, cara pandang serta persepsi wisatawan dapat berpengaruh terhadap keputusan seorang wisatawan melakukan kunjungan. Keputusan berkunjung ini tentunya juga dapat membawa pengaruh terhadap tingkat kunjungan di suatu destinasi. Sebab dalam beberapa penelitian terdahulu mengenai persepsi konsumen, didapatkan data bahwa terdapat tiga sub variabel yang berpengaruh signifikan terhadap persepsi konsumen, yaitu mutu produk, sifat produk dan rangsangan produk (Subakti, Tenironama, & Yuniarso, 2018). Sedangkan Natalia (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa yang berpengaruh paling signifikan terhadap persepsi konsumen adalah promosi. Berdasarkan uraian diatas, maka dirasa perlu dilakukan penelitian tentang Implementasi Kebijakan Terhadap Persepsi Konsumen NuArt Sculpture Park Sebagai Destinasi Wisata Minat Khusus untuk mengetahui persepsi wisatawan mengenai wisata minat khusus bidang seni dan budaya serta langkah apa yang dapat dilakukan pihak manajemen untuk dapat menyesuaikan diri terhadap persepsi tesebut. Diharapkan hasil penelitian ini tidak hanya dapat diterapkan di NuArt Sculpture Park, namun di berbagai destinasi wisata minat khusus yang juga bergerak di bidang seni dan budaya.

Rumusan Penelitian

Rumusan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana persepsi konsumen mengenai wisata minat khusus NuArt Sculpture Park ?

b. Bagaimana bentuk pemasaran yang diterapkan manajemen NuArt Sculpture

Park?

c. Bagaimana penyesuaian kebijakan manajemen terhadap persepsi konsumen NuArt Sculpture Park ?

d. Bagaimana implementasi kebijakan terhadap persepsi konsumen NuArt

Sculpture Park ? Tujuan Khusus

Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui bentuk persepsi konsumen terhadap jenis produk wisata yang bersifat minat khusus serta bagaimana bentuk penerapan starategi pemasaran dan kebijakan yang dapat diterapkan oleh manajemen untuk dapat memaksimalkan kepuasan pengunjung.

B. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan adalah berupa penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan (Sugiyono, 2014). Fenomena penelitian tersebut yang selanjutnya dijabarkan serta dibandingkan dengan teori terkait, untuk mendapatkan sebuah kesimpulan yang mengerucut dan objektif.

Sasaran dan Target Penelitian

Objek penelitian terdiri atas 3 elemen, yaitu : tempat (place), pelaku (actors) dan aktivitas (activity) (Sugiyono, 2014). Objek dalam penelitian ini terdiri dari 2 sudut pandang, yaitu dari sudut pandang wisatawan (sebagai pengguna produk) dan dari sudut pandang manajemen (sebagai penyedia produk). Pada sudut pandang wisatawan, peneliti mengamati secara mendalam mengenai aktivitas (activity) yaitu kegiatan wisatawan selama berkunjung, serta motivasi orang-orang

(3)

NuArt Sculpture Park. Sedangkan dari sudut pandang manajemen, peneliti akan mengamati bagaimana strategi pemasaran yang digunakan serta bagaimana penerapan strategi tersebut.

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/ situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2014). Teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi serta gabungan/triangulasi.

Sampel dalam penelitian ini adalah manajemen NuArt Sculpture Park, yang diwakili oleh pimpinan, serta staf operasional dan juga pengunjung galeri NuArt Sculpture Park. Jumlah sampling yang ditargetkan adalah sebanyak 20 pengujung.

Jenis dan Sumber Data

Sumber data merupakan segala bentuk informasi yang dapat digunakan dalam penelitian ini. Data yang digunakana dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan metode observasi, yaitu mengamati kegiatan wisatawan selama berkunjung di NuArt Sculture Park, dan juga dengan menggunakan metode wawancara terhadap wisatawan yang berkunjung serta manajemen dari NuArt Sculpture Park.

b. Data Sekunder

Dalam penelitian ini, yang menjadi data sekunder adalah studi kepustakaan mengenai penelitian sebebelumnya,

artikel, serta berbagai bentuk literature lainnya serta studi dokumentasi melalui berbagai dokumen yang mendukung. C. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Profil NuArt Sculpture Park

NuArt Sculpture Park merupakan galeri seni yang dibuka untuk umum sejak tahun 2000 yang berlokasi di kota Bandung. NuArt Sculpture Park secara khusus memajang berbagai hasil karya seni baik berupa patung dan lukisan yang merupakan koleksi dari Nyoman Nuarta, yang sekaligus merupakan pendiri dari NuArt Scultpture Park. NuArt Scultpture Park dibangun di lahan seluas 3 hektar, yang menggunakan prinsip pendekatan ke alam, sehingga bangunan ini sangat asri, dan sangat sejuk walaupun tidak menggunakan pendingin ruangan.

NuArt Scultpture Park memberikan pengalaman baru untuk menikmati karya seni melalui penataan ruang, dekorasi hingga berbagai fasilitas yang disediakan oleh pengelola. Di dalam kompleks ini, wisatawan dapat menikmati sekaligus melihat bagaimana proses karya seni patung ini dibuat.

Visi dan Misi NuArt Sculpture Park

Sebagai sebuah galeri seni, NuArt dibangun berdasarkan gagasan untuk membangun sebuah kawasan seni yang mampu mencerminkan kontribusi seni terhadap kebutuhan sosial, pembangunan lingkungan fisik, kepariwisataan, dan pada gilirannya dalam pertumbuhan ekonomi.

Misi yang ingin dicapai dari NuArt sendiri adalah NuArt diharapkan mampu menjadi wahana pengembangan diri bagi para seniman, baik seni murni ataupun seni pakai, dan secara luas mencakup seni rupa, seni gerak (tari), dan seni musik. Selain itu NuArt juga dicitacitakan kelak kawasan

(4)

ini mampu menjembatani kesenjangan antara seniman Indonesia dengan dunia internasional, dalam seni pakai juga dapat menjadi jembatan antara desainer, produsen, dan pasarnya sendiri, dengan menyelenggarakan berbagai event yang dikemas rapih, menarik dan professional.

NuArt juga memiliki visi untuk dapat mengenalkan karya seni, terutama karya seni patung secara luas. Dengan mengusung visi Art, Culture dan Nature, NuArt ingin memberikan sebuah pengalaman berkunjung yang nyata kepada para pengunjung, bahwa karya seni dapat dinikmati oleh siapa saja, bukan hanya oleh kalangan penikmat seni. Dalam visi ini, NuArt juga menyelipkan pesan edukasi kepada pengunjung yang datang mengenai pelestarian dan kecintaan terhadap alam, yang terwujud dari konsep pembangunan yang sangat asri. Pengenalan terhadap budaya juga dapat terlihat pada karya-karya yang dihasilkan yang mengangkat tema kebudayaan maupun tema-tema kontemporer.

Pada tahun 2019, NuArt merancang dan akan menerapkan visi misi yang baru yaitu :

Core Bussiness - Tourism

Goals - Quality of Life & New Skills Value - Art Therapy

Mission - Inclusive art experience

Karakteristik Wisatawan

Karakteristik wisatawan yang berkunjung sangatlah beragam. Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai NuArt Sculpture Park, dari sampel sebanyak 93 orang, didapatkan data sebagai berikut (Nurfadzril, 2015) :

a. Jenis Kelamin

Karakteristik wisatawan berdasarkan jenis kelamin terbagi sebesar 63% berjenis kelamin laki-laki dan 37% berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan data tersebut, didapatkan data bahwa jenis kelamin pengunjung cukup berimbang jumlahnya antara

laki-laki dan perempuan. b. Usia

Sebaran usia pengunjung NuArt

Sculpture Park dibagi menjadi 4 kriteria, yaitu usia 17-25 tahun sebanyak 46%, usia 26-35 tahun sebanyak 37%, usia 36-50 tahun sebanyak 11% dan usia >50 tahun sebanyak 6%. Berdasarkan data tersebut diatas, dapat dikatakan, bahwa mayoritas pengunjung yang datang berada di usia produktif, di kisaran usia antara 17-35 tahun.

c. Pekerjaan

Data sebaran pekerjaan pengunjung yang dijadikan responden dibagi kedalam 6 kategori, yaitu Pelajar sebanyak 11%, Mahasiswa sebanyak 41%, Pegawai Negeri sebanyak 6%, Pegawai Swasta sebanyak 24%, Wiraswasta sebanyak 13%, dan Lainnya sebanyak 5%. Berdasarkan data tersebut, dapat terlihat bahwa mayoritas pengunjung di NuArt Sculpture Park adalah berstatus mahasiswa dan kemudian diikuti oleh pegawai swasta.

d. Pola Kunjungan

Pola kunjungan menitik beratkan pada data bersama dengan siapa para responden mengunjungi NuArt Sculpture Park. Pembagian pola kunjungan dibagi menjadi 4 kategori yaitu Bersama Keluarga sebesar 11%, Bersama Teman sebanyak 33%, Bersama Rombongan sebanyak 43%, dan Lainnya sebanyak 13%. Berdasarkan data pola kunjungan tersebut, maka dapat terlihat bahwa mayoritas pengunjung yang dating berkunjung ke NuArt Sculpture Park

adalah rombongan atau grup dalam jumlah yang besar.

e. Frekuensi Kunjungan

Frekuensi kunjungan adalah jumlah pengulangan kunjungan yang dilakukan oleh pengunjung. Pada bagian ini,

(5)

kategori dibagi menjadi 4 bagian, yaitu Pertama Kali melakukan kunjungan sebanyak 44%, Kedua Kali melakukan kunjungan sebanyak 16%, Ketiga Kali melakukan kunjungan sebanyak 9%, dan melakukan kunjungan Lebih Dari Tiga Kali kunjungan sebanyak 31%. Berdasarkan data tersebut, dapat terlihat bahwa pola frekuensi kunjungan pengunjung NuArt Sculpture Park

mayoritas merupakan pengunjung pertama.

f. Sumber Informasi

Sumber informasi merupakan data yang berisi dari mana pengunjung mendapatkan sumber informasi mengenai NuArt Sculpture Park. Pada bagian ini, kategori sumber informasi dibagi menjadi 4 kategori, yaitu sumber informasi dari Teman sebesar 65%, Keluarga sebesar 15%, Media Massa sebesar 16%, dan Lainnya sebesar 4%. Berdasarkan data tersebut, dapat terlihat bahwa sumber informasi yang didapat oleh pengunjung sebagian besar merupakan informasi yang didapat dari kerabat, baik itu teman maupun keluarga. Hal ini juga senada dengan informasi yang disampaikan oleh manajemen NuArt bahwa NuArt belum menerapkan system pemasaran yang efektif dan terpadu, sehingga untuk dapat mendatangkan kunjungan baru NuArt bergantung terhadap aspek promosi

mouth to mouth.

g. Tujuan Berkunjung

Tujuan berkunjung merupakan salah satu aspek paling mendasar untuk dapat mengetahui motivasi kunjungan yang dilakukan oleh seorang pengunjung. Kategori pembagian pada aspek Tujuan Berkunjung dibagi menjadi 4 yaitu Liburan sebesar 29%, Penelitian sebesar 10%, Study Tour sebesar 40% dan Lainnya sebesar 21%. Berdasarkan data

tersebut, dapat terlihat bahwa mayoritas tujuan berkunjung yang dilakukan oleh pengunjung NuArt adalah dalam rangka menjalankan Study Tour.

Berdasarkan pada data penelitian terdahulu diatas, pada penelitian ini, peneliti memfokuskan pemilihan sampel pada kategori sampel dengan usia 17-35 tahun. Penelitian lebih memfokuskan pada kategori frekuensi kunjungan yang kurang dari 2 kali kunjungan, dengan harapan bahwa data yang didapat dapat mewakili persepsi dari konsumen yang baru atau belum mengetahui mengenai NuArt Sculpture Park

sebelumnya. Pola Pemasaran

1. Produk NuArt Sculpture Park

Berdasarkan observasi dan wawancara terhadap pihak manajemen, didapatkan data bahwa Produk NuArt Sculpture Park

pada dasarnya merupakan karya seni Nyoman Nuarta dan cerita perjalanan karir kesenian dari Nyoman Nuarta itu sendiri. Keseluruhan produk yang ditawarkan oleh NuArt Sculpture Park diharapkan untuk dapat menjangkau seluruh segmen, tidak seperti paradigm yang berkembang saat ini, bahwa galeri seni bersifat eksklusif. Berbagai karya seni tersebut berupa karya seni patung, karya seni instalasi, lukisan maupun karya seni lainnya yang dipamerkan di NuArt Sculpture Park. Selain karya seni, produk yang terdapat di galeri seni ini adalah berbagai olahan makanan dan minuman yang disajikan di Restoran Laxmi dan Copper and Brass Café. Terdapat juga souvenir yang dapat dibeli oleh pengunjung sebagai buah tangan dari tempat ini.

Pada dasarnya, produk yang ditawarkan NuArt Sculpture Park tidak terbatas pada produk nyata semata, namun juga mencakup produk intangible yang berupa prinsip hidup yang dianut oleh bapak Nyoman Nuarta

(6)

sebagai pendiri yaitu art, culture and nature. Seni, budaya dan alam merupakan hal yang ingin ditanamkan kepada setiap pengunjung NuArt Sculpture Park melalui pengalaman berkunjung selama di kawasan NuArt

Sculpture Park. Nyoman Nuarta ingin

menyampaikan pesan bahwa seni patung bukanlah sebuah karya yang hanya bisa dinikmati oleh sebagian kalangan, namun oleh semua orang.

2. Lokasi NuArt Sculpture Park

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, lokasi NuArt Sculpture Park

sangatlah baik. Berada tidak jauh dari pusat kota Bandung, dan mudah dijangkau. Kekurangan dari lokasi NuArt Sculpture Park adalah lokasi galeri yang berada di tengah pemukiman warga, lebih tepatnya berada di dalam kompleks perumahan mewah Setra Duta Bandung serta tidak berada di jalur utama wisata menuju Lembang. Keberadaan lokasi yang kurang menguntungkan ini sangat disadari oleh pengelola, namun pihak manajemen belum menelurkan kebijakan strategis untuk mengatasi permasalahan ini. Upaya yang telah dilakukan manajemen sampai saat penelitian ini dilakukan adalah dengan menggandeng partner dari pihak travel agent untuk dapat mengarahkan tamu yang dibawa untuk datang berkunjung ke tempat ini.

3. Promosi NuArt Sculpture Park

Manajemen NuArt Sculpture Park

belum melakukan sistem promosi yang optimal. Tidak ada iklan, baligho maupun

banner yang dipasang guna meningkatkan efektivitas promosi di tempat ini. Promosi yang selama ini dilakukan adalah berupa kerjasama dengan pihak-pihak tertentu, seperti travel agent, lembaga pendidikan di area kota Bandung maupun yang berada di luar kota Bandung, maupun dengan komunitas seni yang ada di kota Bandung.

Upaya ini cukup berhasil mendatangkan kunjungan reguler ke tempat ini, namun dengan begitu cakupan dari promosi yang dilakukan manajemen cenderung sempit dan segmented. Tentu saja hal ini menjadi bertolak belakang dengan misi yang diemban NuArt Sculpture Park yaitu pengalaman seni yang inklusif. Keterbatasan promosi yang dilakukan bergantung pada keterbatasan SDM pengelola dan juga pendanaan.

Berikut ini adalah beberapa kegiatan pemasaran yang telah dilaksanakan oleh manajemen NuArt Sculpture Park :

a. Media sosial NuArt Sculpture Park

Penggunaan media social Instagram peneliti nilai cukup baik. Jumlah pengikut yang mencapai 9687 orang dengan jumlah konten sebanyak 568 unggahan. Hal ini dirasa belum cukup aktif dan efektif, sebab dari jumlah unggahan sebesar 568, yang tertanggal tahun 2019 mulai bulan Januari – Agustus 2019 hanya terdapat 45 unggahan konten. Jika dilihat dari frekuensi waktu pembaharuan konten, rata-rata dalam 1 bulan admin media social NuArt

Sculpture Park melakukan pembaharuan

konten sebanyak 5,625 kali dalam 1 bulan. Frekuensi ini dapat meningkat maupun berkurang, tergantung dari event maupun kalender kegiatan yang terdapat di NuArt

Sculpture Park.

Keterbatasan pengelolaan media social Instagram adalah pada SDM nya, sebab pengelolaan akun media social Instagram tidaklah dilakukan oleh operator khusus media social, namun oleh staf pemasaran itu sendiri. Hal ini berakibat pada tidak berjalannya perencanaan timeline maupun filtrasi caption pada setiap konten yang diunggah oleh admin Instagram NuArt

(7)

b. Kalender event

Pengembangan promosi NuArt Sculpture Park mengalami kendala dalam penyusunan dan penyelenggaraan kalender kegiatan tahunan (event calendar), sebab kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama ini masih sangat bergantung pada komunitas lain. Informasi kegiatan khusus seperti

art performance maupun eksebisi baru

dapat dipublikasikan 2 sampai 3 minggu sebelum pelaksanaan kegiatan. Tentunya hal ini secara tidak langsung juga turut menyulitkan pengembangan pasar daripada pengunjung NuArt Sculpture Park itu sendiri.

c. Join promotion

Salah satu aksi pemasaran yang dilaksanakan oleh manajemen adalah dengan melaksanakan join promotion

dengan komunitas lokal. Bentuk pelaksanaan join promotion adalah dengan menyelenggarakan kegiatan bersama, dimana NuArt dapat mengambil posisi sebagai venue ataupun sebagai host. Hal ini dapat meningkatkan kunjungan secara signifikan, namun durasi kegiatan yang pendek, tentu saja tidak akan berdampak banyak dalam angka kunjungan jangka panjang.

4. Harga NuArt Sculpture Park

Harga yang ditetapkan oleh manajemen NuArt Sculpture Park untuk dapat memasuki area NuArt Sculpture Park

adalah Rp. 50.000,- untuk umum dan Rp. 25.000,- bagi pelajar dan mahasiswa dengan menunjukkan kartu pelajar ataupun KTM. Harga tersebut berlaku umum, baik bagi wisatawan domestic maupun wisatawan asing

Persepsi Konsumen Mengenai Wisata Minat Khusus NuArt Sculpture Park a. Persepsi Konsumen terhadap Produk

Hasil wawancara Persepsi Konsumen Terhadap Produk yang terdapat di NuArt

Sculpture Park diolah untuk selanjutnya ditarik kesimpulan. Jawaban yang diperoleh dari responden, dikelompokkan kedalam kategori-kategori jawaban yang serupa, kemudian hasil pengelompokan tersebut dijadikan sebagai landasan penarikan kesimpulan.

Pada dasarnya pengunjung yang datang ke NuArt Sculpture Park terbagi dalam dua golongan besar, yaitu 1) mereka yang tidak memiliki persepsi khusus dan belum mengerti mengenai galeri seni dan 2) mereka yang telah mengetahui mengenai galeri seni dan dapat menikmati kawasan galeri secara menyeluruh. Pengetahuan produk yang dimiliki pengunjung pada golongan pertama dirasa cukup minim, persepsi pengunjung terhadap produk yang dimiliki NuArt juga tidak mendalam, sehingga kunjungan yang dilakukan hanya terbatas pada melihat dan mengamati karya yang dipamerkan dan membeli produk makanan dan minuman yang dijual. Pengunjung di golongan kedua, memiliki pengetahuan produk yang lebih baik, wawasan yang lebih luas serta cara menikmati produk yang lebih baik dibandingkan dengan pengunjung pada golongan pertama. Perbandingan jumlah pengunjung yang awam dan yang mengerti produk NuArt juga sebanding, hampir 50:50.

Hal ini dapat berarti bahwa pihak manajemen dapat mengembangkan program promosi yang diterapkan untuk lebih menekankan pada awareness produk, sehingga melalui peningkatan awareness

produk, diharapkan tujuan dan misi yang diusung manajemen dapat tercapai. Cara

(8)

peningkatan awareness produk dapat diterapkan melalui pemilihan konten promosi yang mengedepankan produk-produk yang dimiliki, seperti karya-karya yang dipamerkan, produk makanan minuman yang menjadi andalan maupun souvenir khas yang dapat dibeli di tempat ini.

b. Persepsi Konsumen terhadap Lokasi Pada dasarnya, lokasi NuArt Sculpture Park cukup strategis dan berada tidak jauh dari pusat kota Bandung. Namun, disamping itu, lokasi NuArt Sculpture Park juga memiliki kekurangan, yaitu berada di tengah area perumahan mewah dan keterbatasan sarana transportasi untuk mencapai tempat ini. lokasi ini hanya dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi, maupun dengan taksi ataupun kendaraan carter. Hal ini tentunya sedikit menyulitkan bagi calon pengunjung yang tidak memiliki kendaraan pribadi.

Lokasi keberadaan galeri di tengah area perumahan mewah juga membawa citra tersendiri bagi calon pengunjung. Terbukti, beberapa pengunjung yang baru pertama kali melakukan kunjungan, merasa tidak terlalu yakin mengenai keberadaan NuArt

Sculpture Park, sebab pintu masuk ke

area NuArt Sculpture Park harus melalui kawasan perumahan mewah terlebih dahulu dan juga minimnya papan penunjuk arah. Walaupun kecil, namun hal ini dapat berakibat pada batalnya kunjungan wisatawan, terlebih apabila wisatawan tersebut tidak memiliki informasi yang cukup mengenai lokasi dan keberadaan NuArt Sculpture Park.

Hal ini telah diantisipasi pihak manajemen dengan mencantumkan gambar peta lokasi NuArt Sculpture Park pada brosur maupun pada website. Namun untuk memaksimalkan kenyamanan pengunjung, alangkah baiknya jika pilihan

sarana transportasi yang dapat digunakan pengunjung juga turut dicantumkan di media promosi yang digunakan oleh manajemen NuArt Sculpture Park.

c. Persepsi Konsumen terhadap Promosi Beradarkan hasil wawancara, sebagian besar pengunjung belum pernah melihat atau menemui iklan maupun promosi NuArt

Sculpture Park. Sebagian besar informasi yang didapatkan pengunjung bukanlah berasal dari promosi yang dilakukan oleh manajemen, melainkan melalui ulasan perjalanan website eksternal seperti tripadvisor.com maupun blog perjalanan wisata. Penggunaan media social juga dirasa belum efektif, sebab tidak semua pengunjung mengetahui mengenai akun social media yang dimiliki NuArt Sculpture Park.

Berdasarkan data tersebut, alangkah baiknya manajemen NuArt Sculpture Park

dapat mengembangkan program promosi yang terarah dan terukur. Sebaiknya, manajemen NuArt Sculpture Park juga dapat memaksimalkan pemanfaatan media social seperti Instagram, Facebook, ataupun media social lainnya yang sifatnya gratis dan tanpa biaya.

d. Persepsi Konsumen terhadap Harga Berdasarkan data wawancara yang didapat, sebagian besar merasa bahwa harga tiket masuk sebesar Rp. 50.000,- adalah harga yang wajar. Hanya ada 1 responden yang menyatakan bahwa harga tersebut tidak sepadan, sebab ekspektasi responden tidak terpenuhi pada saat melakukan kunjungan ke NuArt Sculpture Park. Sebagian pengunjung yang sudah pernah berkunjung ke galeri seni sebelumnya bahkan menyatakan bahwa harga tiket masuk sebesar Rp. 50.000,- adalah murah, mengingat berbagai fasilitas dan karya seni yang dapat dinikmati oleh pengunjung.

(9)

maka penentuan harga tiket masuk yang diberlakukan di NuArt Sculpture Park

sebesar Rp. 50.000,- untuk umum dan Rp. 25.000,- untuk pelajar dan mahasiswa telah tepat.

Penyesuaian Kebijakan Manajemen Berdasarkan pada metode triangulasi data wawancara, observasi serta dokumentasi baik kepada pengunjung maupun pihak manajemen, didapatkan data sebagai berikut :

a. Produk NuArt Sculpture Park

Terdapat kesenjangan pemahaman antara tujuan yang ingin disampaikan oleh manajemen mengenai produk yang terdapat di NuArt Sculpture Park dengan persepsi konsumen yang datang berkunjung ke NuArt Sculpture Park. Kesenjangan tersebut diataranya adalah masih adanya opini dari konsumen yang menganggap bahwa galeri seni merupakan tempat yang eksklusif dan hanya diperuntukan bagi kalangan tertentu. Kesenjangan lainnya adalah bahwa tidak semua konsumen mengetahui mengenai produk-produk yang dimiliki NuArt Sculpture Park secara utuh, sehingga pengalaman berwisata yang ingin dicapai oleh manajemen yaitu Quality of Life

and New Skills, belum sepenuhnya dapat

tercapai.

b. Lokasi NuArt Sculpture Park

Pada aspek lokasi, tidak terdapat kesenjangan berarti antara manajemen NuArt Sculpture Park dengan konsumen yang datang berkunjung ke tempat ini. Kekurangan yang dimiliki oleh NuArt

Sculpture Park sudah disadari sedari dini oleh manajemen. Tidak adanya kesenjangan bukan berarti penyesuaian kebijakan bidang pemasaran tidak perlu dilakukan. Kesenjangan yang terjadi pada aspek lokasi justru ditemukan pada aspek aksesibilitas secara teori dan keadaan sebenarnya di lapangan. Aspek aksesibilitas tidak

sepenuhnya dapat dipenuhi oleh manajemen NuArt Sculpture Park, sebab pilihan moda transportasi yang dapat digunakan untuk dapat menuju ke lokasi galeri terbatas pada kendaraan pribadi, taksi maupun taksi online.

c. Promosi NuArt Sculpture Park

Senada dengan aspek lokasi, pada aspek promosi juga tidak terdapat kesenjangan antara manajemen NuArt Sculpture Park

dengan konsumen. Promosi menjadi salah satu aspek yang memiliki kesenjangan paling besar antara teori dan keadaan di lapangan. Manajemen NuArt Sculpture Park

sudah menyadari keadaan tersebut, dalam perencanaan kedepan digitalisasi marketing telah menjadi satu agenda utama yang akan digarap oleh bagian pemasaran. Hanya saja penerapan renacan digitalisasi marketing, aplikasi di lapangan serta evaluasi kegiatan harus tetap mendapatkan pengawasan agar efektivitasnya dapat tetap terjaga.

d. Harga NuArt Sculpture Park

Harga merupakan satu-satunya aspek yang tidak terdapat kesenjangan berarti antara manajemen NuArt Sculpture Park

dengan konsumen. Harga tiket masuk sebesar Rp. 50.000,- untuk umum dan Rp. 25.000,- untuk pelajar dan mahasiswa dinilai sudah tepat sasaran dan tidak memberatkan. Memang terdapat beberapa pendapat berbeda mengenai penerapan harga tersebut, namun junlahnya sangat kecil dan tidak signifikan.

D. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari empat aspek utama bauran pemasaran yaitu produk, lokasi, promosi serta harga masih ditemukan adanya kesenjangan. Kesenjangan antara manajemen NuArt Sculpture Park dengan persepsi konsumen, maupun kesenjangan antara teori dengan keadaan di lapangan.

(10)

Kesenjangan paling besar adalah pada aspek promosi, dimana manajemen NuArt

Sculpture Park belum dapat sepenuhnya

melakukan promosi yang terarah dan terukur dikarenakan kurangnya sumber daya baik modal maupun manusia. Kesenjangan tersebut masih dapat diatasi, dengan adanya kebijakan manajemen di berbagai aspek, sesuai dengan Visi Misi organisasi maupun dari sudut pandang konsumen. Melalui implementasi kebijakan yang terencana dan terukur, kesenjangan dalam aspek-aspek pemasaran tersebut diharapkan dapat diatasi. Saran

Manajemen NuArt Sculpture Park

perlu bersiap diri untuk perubahan, baik perubahan budaya organisasi maupun perubahan dari segi pemasaran. Penelitian lanjutan juga masih sangat diharapkan. Terutama mengenai aspek promosi apa yang dirasa paling tepat untuk dapat menambal kesenjangan yang terjadi antara teori dan keadaan di lapangan.

E. DAFTAR PUSTAKA

Handoko, H. (2003). Manajemen Edisi 2 (2nd ed.). Yogyakarta: BPFE - Yogyakarta.

Herujito, Y. M. (2001). Dasar Dasar Manajemen. Jakarta: Grasindo.

Indonesia, R. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepabeanan. , (2009).

Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwista. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Kotler, P., Bowen, J., & Makens, J. (2002). Pemasaran Perhotelan dan Kepariwisataan, Edisi kedua (2nd ed.). Jakarta: PT Prenhallindo.

Nurfadzril, M. R. (2015). Pengaruh Atraksi Wisata Terhadap Kepuasan Berkunjung di NuArt Sculpture Park di Kota

Bandung (Universitas Pendidikan

Indonesia). Retrieved from http:// repository.upi.edu/23456/

Pendit, I. N. R., & Sudarta, T. (2004).

Psychology of Service (Sebuah Pengantar dalam Memberikan Pelayanan secara Paripurna) (1st ed.). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Pitana, I. G., & Diarta, I. K. S. (2009).

Pengantar Ilmu Pariwisata (1st ed.). Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Prasetijo, R., & Ihalauw, J. J. O. I. (2005). Perilaku Konsumen (1st ed.). Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Saladin, D. (2011). Manajemen Pemasaran, Ringkasan praktis, teori, aplikasi dan

tanya jawab. (2nd ed.). Bandung:

Penerbit Agung Ilmu.

Saladin, D. (2013). Perilaku Konsumen

dan Pemasaran Strategik (2nd ed.).

Bandung: Penerbit Agung Ilmu.

Sarinah, & Mardalena. (2017). Pengantar

Manajemen (1st ed.). Yogyakarta:

Penerbit DEEPUBLISH.

Setiadi, N. J. (2013). Perilaku Konsumen: Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan dan Keinginan Konsumen (5th ed.). Jakarta: Penerbit Kencaana.

Subakti, A. G., Tenironama, D., & Yuniarso, A. (2018). Analisis Persepsi Konsumen (Studi Kasus Molecular Mixology di Loewy, Jakarta). Tourism and Hospitality Essentials Journal, 8(1), 31–38. https://doi.org/http://dx.doi. org/10.17509/thej.v8i1.11687

Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suwantoro, G. (2004). Dasar-dasar

Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit

ANDI.

Terry, G. R. (2003). Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

(11)

Warpani, S. P., & Warpani, I. P. (2007).

Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah. Bandung: Penerbit ITB.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Pemeriksaan osmolalitas plasma dan urin sangat membantu penatalaksanaan pasien dengan gangguan keseimbangan air dan elektrolit, selain menilai kelainan antidiuretic

Karena seperti diketahui hujan akan turun jika matahari berada di sebelah selatan dimana pada saat itu hujan turun, demikian juga posisi DAS tersebut berada di

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data berupa angka seperti data tentang hasil belajar siswa (Sugiyono 2011). Instrumen yang digunakan

sehingga dapat memberikan nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai keruhanian yang luhur bagi pribadi seseorang. Pada umumnya pengajian atau majlis ta’lim adalah lembaga

[r]

Hasil penelitian yang telah dilakukan baik secara observasi maupun wawancara dengan guru mata pelajaran, pada ranah kognitif siswa secara keseluruhan saat

Pada kegiatan hileyiya terdapat pula salah suatu kebiasaan tahlilan atau doa arwah yang disebut aruwa. Masyarakat setempat menggangap aruwa sebagai sebuah ritual doa yang

Implementasi Aplikasi Pelayanan Rumah Sakit Berbasis SMS Gateway di RSUD Kabupaten Buleleng ini menghasilkan sebuah perangkat lunak yang dapat memudahkan pasien maupun