• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budidaya Cabe Paprika dalam Upaya Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Keluarga Kelompok Tani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Budidaya Cabe Paprika dalam Upaya Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Keluarga Kelompok Tani"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Budidaya Cabe Paprika dalam Upaya Meningkatkan

Pengetahuan dan Keterampilan Keluarga Kelompok Tani

Sudarmi

Fak. Petanian Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo Jl. Letjen S. Humardani No.1 Kampus Jombor Sukoharjo 57521

Telp. (0271) 593 156 , Fax. (0271) 591 065 Abstrak

Tujuan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah untuk meningkatkan Pengetahuan dan Ketrampilan khalayak sasaran tentang budidaya Cabe Paprika baik secara konvensional maupun secara hidroponik. Dengan kegiatan ini dapat memanfaatkan lahan pekarangan secaraintensif yaitu menanam Cabe Paprika dalam pot / secara hidroponik , sekaligus sebagai tanaman hias karena bentuk dan warna buah menarik dan kandungan vitamin C nya tinggi sehingga dapat digunakan untuk bumbu masakan sehari-hari. Demikian juga dapat melakukan diversifikasi lahan sawah yang ditumpangsarikan dengan Cabe Paprika sehingga bisa mengurangi resiko kegagalan panen akibat serangan hama wereng. Bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah memberi penyuluhan ( ceramah dan tanya jawab ) dan demonstrasi budidaya Cabe Paprika secara hidroponik ( dalam pot ). Sasaran kegiatan ini adalah keluarga kelompok tani di Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan menyebabkan adanya peningkatan pengetahuan peserta tentang budidaya Cabe Paprika sebesar 49,25 % , dan peningkatan ketrampilan tentang budidaya Cabe Paprika sebesar 41,67 %.

Kata Kunci : Budidaya , Cabe Paprika , Petani.

Pendahuluan

Pembinaan petani dan keluarganya bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan, produksi, pendapatan usaha tani dan kesejahteraannya dalam rangka menuju pertanian yang tangguh (Pudjosuharjo, 1990). Pertanian tangguh didirikan oleh petani yang berpendapatan tinggi dan hidup sejahtera, petani yang memiliki ketrampilan dalam menerapkan reka cipta untuk menghadapi resiko usaha ( Mardikanto, 1994 ).

Kondisi petani seperti diuraikan diatas hanya dapat melalui proses belajar mengajar yang efektif melalui penyelenggaraan kegiatan penyuluhan pertanian.

Strategi penyuluhan pertanian diterapkan melalui pendekatan kelompok dengan tidak mengesampingkan pendekatan perorangan dan pendekatan masal. Dengan pendekatan kelompok maka proses belajar, proses produksi, pengolahan hasil dan pemasaran hasil dapat mendukung pelaksanaan penyuluhan lebih efektif dan efisien.

Kelompok tani adalah kelompok petani yang terikat secara non formal atas dasar keserasian, kesamaan kondisi lingkungan (social, ekonomi, sumber daya), keakraban, kepentingan bersama dan saling percaya mempercayai serta mempunyai pemimpin untuk mencapai tujuan bersama ( Anonim, 1980 ).

Di Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo terdapat ±20 kelompok-kelompok tani yang menyebar di seluruh desa. Rata-rata anggota kelompok tani di Desa Sugihan memiliki luas lahan relatif sempit yaitu kurang lebih 0,5 – 1,0 hektar (Monografi desa Sugihan, 2008). Selama ini cara pengusahaan lahan dari tahun

(2)

ke tahun secara terus menerus hanya ditanami padi secara monokultur, sehingga jika ada kegagalan panen para petani tidak bisa mengharapkan dari usaha tani yang lain. Padahal secara fisik keadaan tanah dan iklim di daerah tersebut memungkinkan untuk dilakukan diversifikasi (penganeka ragaman) pertanaman. Misalnya diversivikasi dengan tanaman sayuran seperti cabe yang selalu mengalami fluktuasi harga yang tinggi pada saat tertentu. Petani di desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, rata-rata diketahui belum mempunyai pengetahuan tentang budidaya Cabe Paprika, padahal mempunyai berbagai keunggulan dibanding jenis cabe yang lain. Keunggulan cabe paprika yaitu mempunyai warna dan bentuk buah menarik, dapat digunakan sebagai bumbu masakan sehari–hari, kandungan vitamin C tinggi, mempunyai nilai jual tinggi, dapat dipajang sebagai tanaman hias dan mudah dibudidayakan baik di lahan, pekarangan maupun dalam pot.

Berbagai permasalahan yang dihadapi khalayak sasaran yaitu keluarga kelompok tani/peserta pelatihan teridentifikasi sebagai berikut : (1) Pengetahuan para peserta tentang Cabe Paprika baik kandungan gisi maupun manfaatnya masih relatif kurang. (2). Demikian juga ketrampilan para peserta dalam budidaya Cabe Paprika masih kurang. (3). Cara pengusahaan lahan di desa tersebut dari tahun ke tahun secara monokultur ditanami padi, padahal secara fisik lahan memungkinkan dilakukan diversifikasi dengan tanaman Cabe Paprika sehingga bisa mengurangi resiko kegagalan panen. Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan khalayak sasaran tentang budidaya Cabe Paprika.

Metode Pengabdian Kepada Masyarakat

Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi khalayak sasaran/ peserta pelatihan maka diberikan solusi dengan direalisasikan kegiatan sebagai berikut : 1). Memberi penyuluhan tentang budidaya Cabe Paprika. 2). Memberi percontohan/demonstrasi cara pembuatan pembibitan dan budidaya Cabe Paprika. 3). Pemberian bantuan bibit Cabe Paprika untuk dikembangkan dan disebar luaskan pada petani lain.

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah : (1) Penyuluhan tentang budidaya cabe paprika dilakukan dengan pemberian materi/teori cara budidaya cabe paprika pada para peserta di Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. (2) Demonstrasi untuk pecontohan cara budidaya cabe paprika dalan pot secara hidroponik. (3). Pemberian bantuan bibit cabe paprika kepada peserta, untuk menstimulir supaya tertarik melakukan budidaya cabe Paprika supaya dikembangkan dan ditularkan kepada petani lainnya. (4) Evaluasi untuk mengetahui peningkatan pengetahuan/ketrampilan para peserta dilakukan pre test sebelum kegiatan dan post test setelah kegiatan.

Hasil Dan Pembahasan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo selama 2 bulan ( Juli sampai Agustus 2008). Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi : memberi penyuluhan tentang budidaya cabe Paprika, demonstrasi budidaya cabe Paprika dalam pot, pemberian bantuan bibit cabe Paprika dan diadakan evaluasi sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan.

(3)

Penyuluhan dilaksanakan di Balai Desa Sugihan, yag dihadiri 35 orang peserta.Metode penyuluhan dengan cara ceramah dan diskusi (tanya jawab). Peserta sangat antusias yang ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan tentang cara pembudidayaan cabe Paprika dan pemasarannya. Tujuan penyuluhan ini untuk

meningkatkan pengetahuan para peserta tentang budidaya cabe Paprika.

Buah cabe oleh masyarakat banyak digunakan sebagai bahan penyedap berbagai masakan , oleh perusahaan sebagai bahan baku industri makanan seperti pada perusahaan mie instant, perusahaan makanan dan perusahaan sambal. Minyak atsiri yang terkandung dalam cabe sangat bermanfaat sebagai bahan baku obat-obatan karena

bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti pegal-pegal, sesak nafas, obat kuat untuk kaum adam dan beberapa penyakit lainnya (Sunaryono, 1998). Zat capsaicin yang

terdapat dalam cabe bisa merangsang burung untuk mengoceh, sehingga buah cabe juga dimanfaatkan sebagai campuran bahan makanan ternak.

Dari segi gizi, ternyata buah cabe mengandung nilai gizi yang cukup tinggi (Setiadi, 1992 ) seperti terlihat pada tabel dibawah :

Tabel 1. Kandungan gizi cabe tiap 100 gram.

No Komposisi gizi Berat kandungan tiap 100 gram

1 Lemak 0,3 g 2 Protein 1 g 3 Karbohidrat 7,3 g 4 Kalori 31,0 kal 5 Kalsium 29,0 mg 6 Fosfor 24,0 mg 7 Besi 0,5 mg 8 Vitamin A 470,0 SI 9 Vitamin C 18,0 mg 10 Vitamin B1 0,1 mg 11 Air 90,9 g Sumber : Setiadi (1992 ).

Keadaan iklim yang dibutuhkan tanaman cabe , umumnya dapat ditanam di dataran menengah sampai dataran tinggi yaitu kurang lebih 2000 m dpl. Temperatur yang baik untuk pertumbuhannya antara 24o – 27o C, sedangkan untuk pembentukan buah pada kisaran suhu 16o – 23o C. Cuaca yang panas dapat mengakibatkan serbuk sari menjadi mandul dan menurunkan pembentukan buah. Suhu siang hari yang tinggi (di atas 32oC ) menyebabkan transpirasi yang berlebihan yang selanjutnya diikuti dengan keguguran tunas, bunga, buah serta buah mengalami luka bakar. Suhu tanah secara langsung berkaitan dengan penyerapan unsure hara terutama fosfor dan nitrogen. Penurunan suhu secara mendadak pada saat pembungaan (di bawah 16o C) dapat juga mengakibatkan kegagalan pembentukan buah atau menghasilkan buah yang partenocapi.

Pada umumnya tanaman cabe cukup sesuai tumbuh pada daerah yang mempunyai curah hujan 600 – 1200 mm per tahun. Curah hujan yang berlebihan mempengaruhi pembungaan dan pembuahan juga mendorong pembusukan buah. Kisaran pH tanah yang ideal untuk tanaman cabe adalah 5,5 – 6,8 karena dengan angka di atas atau di bawah kisaran pH yang dibutuhkan akan menghasilkan produksi yang kurang baik.

(4)

Cara budidaya cabe paprika yang kita kenal di Indonesia ada 2 cara yaitu (a) budidaya konvensional. (b) budidaya sistem hidroponik. Persemaian cabe paprika dilakukan di bedengan dengan lebar 1- 1,2 m dan tinggi 10 cm. Tanah bedengan dicangkul 30 –50 cm sebanyak dua kali. Pada pencangkulan kedua tanah dicampur dengan pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 2: 1 : 1. Benih ditabur diatasnya dan bedengan diberi naungan setinggi 80 cm disisi Barat dan 100 cm disisi Timur. Setelah sebulan tinggi bibit 10 – 15 cm dipindahkan kepolibag kecil ukuran diameter 7 – 10 cm dengan media tanam sama dengan media pembibitan. Setelah dua minggu dalam polibag, bibit yang sehat berdaun minimal 5 helai maka siap ditanam di kebun (Setiadi, 1992).

Lahan penanaman dicangkul sedalam 30 cm sambil membersihkan lahan dari akar-akar dan gulma serta batu-batuan. Setelah itu dibuat bedengan dengan lebar 90 cm, tinggi 20 cm ditegalan pada musim kemarau dan lebar 120 cm, tinggi 40 cm ditegalan pada musim hujan atau di tanah bekas sawah. Jarak bedengan 40-60 cm . Lubang tanam dibuat sedalam 15 – 20 cm dengan diameter 10 – 15 cm. Di dalam bedengan terdapat terdapat 2 lubang tanam dengan jarak antar baris 45 cm di musim kemarau dan 55 cm dimusim hujan atau tanah sawah ( Setiadi, 1992 ). Pupuk dasar yang diberikan untuk budidaya cabe paprika yaitu 1kg pupuk kandang, 35 gram ZA, 15 gram urea, 15 gram TS, 17,5 gram KCL untuk setiap lubang tanam yang diberikan 3-7 hari sebelum tanam, pada budidaya dengan menggunakan mulsa plastik.Sedang budidaya yang tidak menggunakan mulsa plastik dibutuhkan 10-15 ton pupuk kandang, 100 kg urea, 200-300 kg TSP dan 100-200 kg KCL untuk setiap hektar yang diberikan saat pengolahan atau penggemburan tanah ( Lingga dan Marsono, 2002 ).

Budidaya secara hidroponik adalah budidaya suatu tanaman yang media tanamnya tidak menggunakan tanah, sehingga kebutuhan unsur haranya bisa ditambahkan lewat pemupukan. Sebagai media tanam bisa digunakan campuran pasir , arang sekam, kompos, pupuk kandang dengan perbandingan ( 1 : 1 : 1 : 1 ). Persemaian cabe paprika secara hidroponik dapat dilakukan pada bak persemaian berupa baki plastik berukuran 24 x 30 cm dan tinggi 5 cm, diisi dengan campuran media tanam tersebut sampai penuh. Kemudian benih ditabur dengan kerapatan 500 benih / baki, benih ditutup campuran media yang telah diayak. Selanjutnya baki ditutup dengan kertas tisu yang harus tetap basah.dan ditempatkan di tempat gelap dengan suhu 25 – 30 ° C dan kelembaban 70 – 85 % . Setelah sau minggu kertas tisu dibuang dan baki dipindahkan ke rumah kaca atau ke ruangan yang terkena cahaya matahari. Setelah bibit berumur 10 – 15 hari, bibit siap dipindahkan ke polibag pembibitan dengan ukuran diameter 7 – 10 cm. polibag berisi media yang sama dengan media untuk persemaian. Bibit siap dipindahkan ke pertanaman yaitu pada pot besar atau polibag besar denga ukuran diameter 25 – 30 cm, setelah berumur 28 – 30 hari sejak semai. Pupuk yang diperlukan untuk pot adalah 35 gram ZA, 15 gram urea, 15 gram TSP dan 17,5 gram KCL ( Anonim, 1998 ).

Kegiatan pembibitan cabe paprika sudah dilaksanakan sesuai dengan teori yang telah dipelajari , walaupun penanaman pertama kali mengalami kegagalan, akibat biji cabe tidak mau berkecambah, karena perlakuan media yang kurang tepat. Bibit sudah siap dipindah ke polibag / pot setelah berumur kurang lebih satu bulan yaitu tinggi bibit antara 10 – 15 cm dan berdaun 3 – 4 buah. Setelah kurang lebih 2 – 3 minggu bibit di polibag / pot pembibitan yaitu sudah berdaun 5 – 6 buah, maka bibit sudah siap dipindah ke lapangan atau pot penanaman permanent. Ternyata keluarga kelompok tani

(5)

sangat terampil dalam melaksanakan budidaya cabe paprika, sehingga pada pelaksanaan kegiatan ini tidak mengalami kesulitan dan berjalan lancar.

Setelah bibit siap ditanam , yaitu sudah berdaun 5 – 6 buah maka disiapkan

lahan tempat penanaman. Lahan penanaman dapat lakukan di pinggir sawah/pinggir pematang yang ditumpang sarikan dengan dengan padi maupun di lahan pekarangan

dan tegalan . Lahan –lahan yang diolah untuk tanaman cabe paprika tidak mengurangi lahan untuk tanaman pangan , sehingga dapat memanfaatkan lahan secara efisien, terutama di lahan tegalan, lahan pekarangan maupun di pematang sawah. Dengan demikian dari hasil cabe dapat menambah pendapatan dan mencukupi gizi keluarga. Pengolahan lahan dilakukan dengan cara lahan dicangkul rata sedalam 30 cm, kemudian dibuat bedengan lebar 90 cm , tinggi 20 cm, lubang tanam dibuat sedalam 20 cm dengan jarak tanam 40 – 45 cm. Pupuk dasar diberikan 3 – 7 hari sebelum tanam yaitu terdiri dari : 1 kg pupuk kandang, 35 gram ZA, 15 gram Urea, 15 gram TSP dan 17,5 gram KCL.

Penanaman cabe paprika ke lapangan dapat dilakukan setelah bibit berumur 4 – 5 Minggu dengan jumlah daun 5 – 6 buah. Penanaman di lahan dengan jarak tanam 40 – 45 cm, sedang penanaman di pot/polibag dapat digunakan pot/polibag Berdiameter 20 -25 cm, dalam 30 cm.

Pemeliharaan cabe paprika meliputi beberapa hal antara lain : (a).Penyiraman, dilakukan 2 hari sekali sesuai kebutuhan, jika penanaman pada musim hujan maka tidak perlu dilakukan penyiraman. (b) Penyiangan, yaitu membersihkan dari gulma yang mengganggu. (c) Pendangiran/pembumbunan, dengan cara menggemburkan tanah disekitar tanaman. (d) Pemupukan susulan yaitu terdiri dari 15 gram Urea, 15 gram TSP dan 15 gram KCl per lubang tanam. (e) Pengendalian hama dan penyakit, jika tanaman terserang sejenis ulat/ serangga maka disemprot dengan insektisida sesuai dosis anjuran, jikatanaman terserang penyakit akibat jamur maka disemprot dengan fungisida sesuai dosisnya, jika tanaman terserang layu bakteri maka disemprot dengan bakterisida sesuai dosis anjuran.

Hama dan penyakit yang dapat menyerang cabe paprika sama dengan hama penyakit yang dapat menyerang tanaman yang termasuk dalam keluarga

Solanaceae.seperti cabe rawit rawit, cabe merah tomat dan lain-lain. Hama yang menyerang cabe paprika antara lain: (1)Trips ( Thrips tabaei ).

Adapun gejala: menyerang daun, bunga dan buah sehingga menjadi kuning hijau, kaku dan bergelombang, bunga tidak mengembang, buah bergaris kering dan berwarna coklat. Pengendalian : dengan insektisida diazinon 60 EC kadar 1-2 cc / liter, dicarzol 25 EP, Kadar 2- 4 gram / liter atau Bayrusil 250 EC kadar 2 cc / liter. (2)Tungau ( Polyphagotarsemus latus ). Gejala : menyerang pucuk tanaman, daun, bunga dan buah. Pertumbuhan terhambat, daun menggulung ke bawah, bunga rontok, pangkal buah berkerut dan permukaan buah kasar.Pengendalian : dengan Omite 57 EC kadar 1,5 cc/ liter dan Kalthene 200 EC kadar 0,5 cc / liter. (3) Aphids ( Aphids sp ). Gejala :

menyerang pucuk tanaman muda dan daun. Daun mengkerut, keriting dan mengering. Pengendalian : dengan insektisida Tokuthion 500 EC kadar 2cc / liter,

Dicarzol 25 SP kadar 2 gram / liter ditambah Fastac 15 EC kadar 2cc / liter, atau Ripcord 5 EC kadar 2cc / liter ditambah Matador 25 EC 0,5 cc / liter. (4). Ulat grayak ( Spodoptera litura ).Gejala : menyerang daun sehingga daun menjadi transparan dan

berlubang.Pengendalian : dengan mengumpulkan ulat atau dengan insektisida Curacron 500 EC 2 cc / liter ( Setiadi, 1992 ).

(6)

Penyakit yang menyerang cabe paprika antara lain: (1) Layu Rhizoctonia ( Rhizoctonia solani ). Gejala : menyerang tanaman di pembibitan terutama jika lingkungan lembab. Bakteri menyerang pangkal batang sehingga tanaman rebah. Pengendalian : dengan Benlate kadar 0,5 gram / liter dan Previcur 1,5 cc / liter. (2). Bercak daun ( penyebabnya Cercospora capsisi ). Gejala : daun berbercak coklat dengan bagian tengah kuning pucat sampai putih, daun berlubang, menguning dan mati.Pengendalian : dengan sanitasi dan perbaikan drainase serta penyemprotan fungisida Antracol 70 WP kadar 2 gram / liter, Masalgin 50 wp kadar 1-2 gram / liter. (3). Virus ( penyebabnya virus Cucumber mozaic ). Ditularkan oleh vektor Aphid sp. dan Thrips sp. Gejala : daun berwarna mozaik hijau belang-belang kuning, kerdil, kaku dan melengkung ke atas. Pengendalian : dengan mencabut dan membakar tanaman terserang, sanitasi lingkungan, membasmi vektor, meggunakan peralatan yang bersih. (4) Antraknosa ( penyebabnya jamur Colletotrichum capsii ).Gejala : menyerang buah sehingga buah berbercak coklat kehitaman dengan titik-titik hitam dibagian tengahnya, akhirnya buah membusuk, mengering dan gugur. Pengendalian : dengan merendam benih dalam fungisida Benlate T 20 atau 20 WP 0,2 %, penyemprotan fungisida Antracol 2 gram / liter, Velimex 2,5 gram / liter atau Delsene MX 200 kadar 2 gram / liter ( Setiadi, 1992 )

Panen cabe paprika sebaiknya dilakukan pagi hari, dengan cara memotong tangkai menggunakan pasau atau gunting. Tangkai buah jangan ditinggal di cabang tanaman, panen dapat dilakukan beberapakali sampai tanaman tidak menghasilkan buah. Tanda-tanda buah cabe paprika siap dipanen : (a) Umur sudah mencapai 60 hari setelah tanam. (b). Buah dipanen masak, jika sudah berubah warna misalnya menjadi merah, Kuning atau orange, tergantung varietasnya. (c). Jika buah dikonsumsi hijau, maka dipetik saat buah masih hijai tapi sudah tua. (d) Daging buah sudah tebal, keras, sehat dan tidak cacad.

.Tujuan diadakan demonstrasi budidaya cabe Paprika adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta tentang budidaya cabe paprika. Demonstrasi tepatnya dilakukan di kebun bagian belakang Balai Desa Sugihan. Kegiatan peserta adalah berperanan aktif pada penanaman cabe paprika dalam pot sampai tanaman berumur ± 1 bulan yang dipandu oleh tim pengabdi. Pada kegiatan demonstrasi ditanam cabe paprika sebanyak ± 200 pot.

Bibit cabe paprika dari hasil demonstrasi yang jumlahnya sebanyak ± 200 bibit diberikan pada peserta yang hadir. Pemberian bibit cabe paprika bertujuan untuk menstimulasi agar petani tertarik membudidayakan cabe Paprika untuk pemanfaatan lahan secara maksimal.

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan / ketrampilan para peserta. Dilakukan pre test sebelum pelatihan dan post test sesudah pelatihan .

Hasil Evaluasi

Hasil evaluasi tentang budidaya cabe paprika terhadap tingkat pengetahuan dan ketrampilan peserta dapat dilihat pada tabel 2 berikut.Dari tabel 2. dapat diketahui bahwa pemahaman peserta pelatihan meningkat mengenai pengetahuan dan ketrampilan tentang cabe paprika dan cara budidayanya. Dari tabel 2 tersebut dapat dijelaskan bahwa pemahaman peserta pelatihan meningkat mengenai pengetahuannya sebesar 49,25 % dan ketrampilan tentang budidaya cabe paprika juga mengalami peningkatan

(7)

sebesar 41,67 %. Hal ini menunjukan bahwa peserta dalam mengikuti penyuluhan dan pelatihan sangat antusias ingin menambah pengetahuan tentang budidaya cabe paprika.

Tabel 2. Rata-rata Tingkat Pemahaman Peserta Tentang Budidaya Cabe Paprika.

Evaluasi Sebelum Pelatihan Sesudah Pelatihan Persentase Peningkatan Pengetahuan tentang cabe paprika 1,65 3,35 49,25 Pengetahuan tentang pentingnya diversi

fikasi tanaman

1,30 3,05 42,63 Ketrampilan cara budidaya cabe

paprika

1,50 3,60 41,67

Skor 4 : sangat paham; skor 3 : paham ; skor 2 : sedikit paham ; skor 1 : tidak paham

Penutup

Dari uraian yang telah dipaparka dimuka dapat disimpulkan bahwa : (1). Dengan adanya penyuluhan maka keluarga petani di Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, meningkat pengetahuannya tentang budidaya cabe paprika. Berdasar tabel 2, terjadi peningkatan pengetahuan 49,25 %. (2). Setelah diadakan demonstrasi budidaya cabe paprika maka ketrampilan peserta pelatihan meningkat 41,67 % ( tabel 2 ).

Daftar Rujukan

Anonim, 1980. Capita Selekta Pengembangan dan Pembinaan Kelompok Tani Dalam Intensifikasi Tanaman Pangan. Jakarta : Departemen Pertanian.

_______, 1998. Budidaya Cabe Paprika. Sumatera Selatan: Departemen Pertanian. Balai Informasi Pertanian

Lingga dan Marsono, 2002. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta : Panebar Swadaya. .

Mardikanto, T. 1994. Bunga Rampai Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret : University Press.

Pudjosuhardjo, M. 1990. Penyuluhan Pertanian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Samadi B. 1997. Budidaya Cabe Secara Komersial. Yogyakarta:Yayasan Pustaka

Nusatama.

Setiadi, 1992. Bertanam Cabe. Jakarta : Penebar Swadaya.

Gambar

Tabel 1. Kandungan gizi cabe tiap 100 gram.
Tabel 2. Rata-rata Tingkat Pemahaman Peserta Tentang Budidaya Cabe Paprika.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Informasi Geografis Lokasi Rawan Kejahatan Di Kabupaten Kudus dapat membantu masyarakat dan pihak kepolisian mengetahui titik lokasi mana saja yang

Sebelum melakukan proses prediksi penyebaran penyakit dalam kasus ini adalah penyebaran penyakit demam berdarah, kita harus memasukkan nilai ± nilai pada variabel

Dalam penelitian ini bertujuan untuk merancang variabel- variabel model untuk melihat pengaruh dari kinerja industri batik berkaitan dengan daya saing industri di Jawa Timur..

menarik minat membaca siswa, (7) leaflet mampu menarik motivasi belajar siswa terhadap pelajaran matematika, (8) siswa menjadi lebih aktif dalam belajar dan aktif

Bekerja/mencari nafkah adalah bekerja dengan maksud untuk memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan. Menikah/mengurus rumah tangga, apabila responden

Berdasarkan hasil penelitian terhadap tingkat kesukaan donat ubi jalar yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa perlakuan penambahan surimi lele dumbo pada donat ubi

Dalam penelitian ini dilakukan analisa untuk menunjukkan sifat fisikokimia dari surimi meliputi kadar protein, water holding capacity, gelasi, kapasitas emulsi,

Sebagai contoh dapat kita lihat adanya kegiatan seperti: Provinsi Sumatera Selatan telah mencanangkan “ Visit Musi 2008”; Daerah Khusus Jakarta dengan programnya “ Enjoy