12 BAB III ANALISIS KARYA
A. Konsep Penyusunan Komposisi
Komposisi ”Setapak Menuju Merbabu” merupakan komposisi musik program yang menceritakan pengalaman pribadi penulis saat mendaki gunung Merbabu bersama teman-teman. Komposisi tersebut menggunakan format ansambel perkusi dan dibagi menjadi lima bagian, yakni: perjalanan menuju Selo, pendakian Merbabu, badai, keindahan alam dan keagungan Tuhan, dan perpisahan.
Pada bagian pertama yaitu “Perjalanan Menuju Selo” menceritakan tentang persiapan pribadi penulis saat akan mendaki, lalu berangkat menuju Salatiga, hingga bertemu teman-teman, kemudian kami berangkat bersama
menuju basecamp Selo. Untuk menggambarkan penulis yang sedang
berkemas-kemas dimunculkan melodi menggunakan instrumen vibraphone
dengan suasana yang riang. Penggambaran perjalanan menuju Salatiga digambarkan dengan teknik pedal point pada instrumen kolintang. Bertemu dengan teman-teman digambarkan dengan melodi yang bersahut-sahutan. Sedangkan perjalanan menuju Selo digambarkan dengan pola iringan yang lebih ramai.
Pada bagian kedua yaitu “Pendakian Merbabu” menceritakan saat akan memulai pendakian. Pada bagian ini diawali dengan doa bersama danmendaki bersama kelompok lain. Pada saat berdoa menggunakan tonalitas C mayor dengan tempo lambat untuk mendapatkan suasana yang hikmat. Untuk menggambarkan suasana bertemu dengan pendaki lain ditandai dengan perubahan tempo menjadi lebih cepat dan melodi yang bersahut-sahutan. Ditengah perjalanan kami berpisah dengan mereka yang akan melanjutkan perjalanan sedangkan kami beristirahat sejenak digambarkan dengan
permainan melodi menggunakan teknik tremolo.
Pada bagian ketiga yaitu “Badai” menggambarkan suasana mencekam yang kami alami ditengah perjalanan mulai dari cuaca yang berubah drastis
13
saat petang menjelang, kabut pekat menutupi pandangan kami, hujan deras menerpa disertai petir dan angin kencang yang mengganggu langkah kami, hingga timbul perdebatan diantara rekan-rekan. Suasana petang hari yang
mendung digambarkan dengan permainan pola ritmik dari berbagai stick
instrumen yang saling dipukulkan, sedangkan hujan disertai petir diwakili dengan permainan teknik quartal. Kepanikan yang terjadi akibat hujan deras disertai angin kencang digambarkan dengan melodi dan pola iringan dengan akor F# minor dengan sukat 3/4. Sedangkan perdebatan diantara kami digambarkan dengan terjadi perubahan sukat dan permainan melodi untuk memunculkan efek yang diinginkan.
Pada bagian keempat yaitu “Keindahan Alam dan Keagungan Tuhan” menggambarkan perasaan penulis yang mengagumi keindahan alam ciptaan Tuhan. Pada bagian ini menggambarkan suasana pagi saat terbangun, melanjutkan perjalanan, dan menikmati indahnya puncak Merbabu. Suasana pagi saat terbangun digambarkan dengan permainan melodi vibraphone yang ringan, sedangkan membuka zipper tenda diwakili dengan permainan shaker dengan teknik roll. Meneruskan perjalanan untuk mencapai puncak yang dituju digambarkan dengan permainan kolintang menggunakan teknik pedal point, menikmati pemandangan dan mensyukuri ciptaan Tuhan digambarkan dengan permainan melodi pada vibraphone dengan teknik arpeggio.
Pada bagian kelima yaitu “Perpisahan” yang menceritakan tentang perjalanan menuruni gunung dan berpisah dengan teman-teman. Perjalanan menuruni gunung digambarkan dengan melodi riang dengan sukar 6/8 dengan
tempo 100bpm1 dan penambahan pola iringan yang semakin ramai. Untuk
menggambarkan doa perpisahan dengan teman-teman terjadi perubahan sukat
menjadi 4/4 dengan tempo 70bpm untuk mendapatkan suasana hikmat.
1
14 B. Analisis Bentuk dan Struktur
Analisis ”Setapak Menuju Merbabu” komposisi musik program dalam format ansambel perkusi dibagi menjadi lima bagian dan dipaparkan sebagai berikut:
1. Movement I “Perjalanan menuju Selo”
Pada bagian ini stuktur musik berbentuk A-B-A’, menggunakan sukat 4/4,
dan bertempo 100bpm dengan tonalitas C Mayor.
Tabel 3.1. Analisis Struktur Bagian 1 “Perjalanan Menuju Selo”
Bagian Birama Keterangan
A 1-6 Bagian Introduksi, menggambarkan
suasana tenang dan riang.
7-12 Perjalanan menuju salatiga
13-14 Bridge
B 15-22 Bertemu dengan teman-teman di
Salatiga
A’ 23-28 Perjalanan menuju Selo
29 Bagian Outro
Bagian A diawali dengan introduksi pada birama 1-6 menggunakan instrument vibraphone diiringi shaker yang menggambarkan persiapan penulis saat akan mendaki gunung.
15
Gambar 3.1.birama 1-2
Pada birama 7-13 yang disusul dengan semua instrumen menggambarkan perjalanan menuju salatiga diwakili dengan instrumen kolintang 2 memainkan teknik pedal point dan suasana riang yang digambarkan dengan kolintang bass yang memainkan broken chord .
Gambar 3.2.birama 7-8
Bagian B dibirama 15-22 menggambarkan tentang pertemuan penulis dengan teman-teman di Salatiga yang juga sedang bersiap untuk mendaki gunung Merbabu bersama. Progresi akor yang digunakan adalah I-V-IV-I-IV-V-I-V dengan nada riang yang juga didukung dengan permainan instrumentasi melodi dengan nada bersahutan yang menggambarkan kegembiraan penulis yang sedang bertemu dengan teman-teman.
16
Gambar 3.3.birama 15-18
Pada bagian A’ birama 23-29 menggambarkan perjalanan kami menuju ke basecamp Selo yang terletak di daerah Selo, beriringan mengendarai beberapa motor.Progresi akor yang digunakan I-IV-II-V dan diakhiri akor I sebagai penutup.
17
2. Movement II “Pendakian Merbabu”
Pada Bagian ini struktur musik berbentuk A-B, menggunakan sukat 4/4,
Tabel 3.2. Analisis Struktur Bagian 2 “Pendakian Merbabu”
Bagian Birama Keterangan
A 1-4 Bagian Introduksi
5-12 Doa
B 13-17 Bertemu dengan teman-teman
baru dari berbagai daerah
18-21 Mereka bercerita tentang
perjalanan mereka
22-25 Memulai perjalanan mendaki
26-35 Keakraban kami saat
berbincang-bincang
outro 36-40 Perpisahan dengan
teman-teman dari berbagai daerah
18
Bagian A menggunakan tempo 65bpm diawali dengan permainan
vibraphone dengan irama melodi sendu dan lembut lalu disusul berbagai instrumen, dengan progresi akor I-II-V-I, penulis bermaksud menceritakan suasana sebuah doa yang kusuk dan banyak pemohonan yang penulis minta kepada Tuhan agar diberi keselamatan, kelancaran dan kesehatan selama mendaki. Pada akhir bagian ini penulis tambahkan teknik ritardando dan fermata untuk menggambarkan kata yang agung yaitu Halleluya dan Amin.
19
Bagian B terjadi perubahan tempo menjadi 90bpm pada birama 13-42 yang merupakan awal cerita perjalanan kami mendaki Merbabu dan bertemu dengan beberapa pendaki dari berbagai daerah dengan melodi riang yang menggambarkan suasana hati yang bersukacita dan berbagai instrumen dimainkan untuk menggambarkan pertemuan dengan pendaki dari berbagai daerah. Dan percakapan kami dengan mereka ditandai dengan instrumentasi melodi yang bersahut-sahutan pada birama 22-33.
Gambar 3.6.birama 26-29
Pada akhir bagian ini menceritakan tentang perpisahan kami dengan para pendaki dari berbagai daerah karena mereka meneruskan perjalanan sedangkan kami memutuskan untuk beristirahat sejenak.Birama 41-42 menggunakan teknik tremolo dan roll lambaian tangan saat berpisah dengan mereka.
20
Gambar 3.7.birama 41-42
3. Movement III “Badai”
Pada bagian ini stuktur musik berbentuk A-B-C yang ditandai pergantian sukat, tempo, dan tonalitas yang berbeda.
Tabel 3.3. Analisis Struktur Bagian 3 “Badai”
Bagian Birama Keterangan
A 1-5 Suasana petang hari yang tiba-tiba
menjadi mendung dan berkabut pekat
6 Hujan badai disertai petir
B 7-20 Kepanikan yang terjadi akibat badai
C 21-28 Perdebatan antara kami
Bagian A menggunakan tonalitas E minor dengan tempo 60bpm ditandai
dengan permainan ritmis menggunakan kedua buah stick dari beberapa
instrumen yang saling dipukulkan menggambarkan langit begitu gelap dan kabut pekat membatasi pandangan kami, lalu dibagian akhir fase ini memainkan teknik akort quartal(akort yang dibangun berdasarkan interval empat) dan disusul roll menggambarkan situasi hujan yang datang tiba-tiba disusul petir yang menggelegar.
21
Gambar 3.8.birama 1-3
Pada bagian B terjadi pergantian sukat menjadi 3/4, tempo berubah
menjadi 125bpm, dan tonalitas F# minor menggambarkan kepanikan yang
terjadi akibat hujan deras disertai badai.
22
Pada bagian C adalah gambaran dari perdebatan kami antara meneruskan perjalanan atau bermalam mendirikan tenda karena badai yang menerpa kami.
Gambar 3.10.birama 25-28
4. Movement IV “Keindahan Alam dan Keagungan Tuhan”
Pada bagian ini struktur musik berbentuk A-B, bersukat 4/4 dengan tonalitas C mayor bertempo 90bpm.
Tabel 3.4. Analisis Struktur Bagian 4 “Keindahan Alam dan Keagungan Tuhan”
Bagian Birama Keterangan
A 1-4 Suasana pagi hari saat terbangun di
tenda
5 Membuka zipper
6-9 Melihat pemandangan di luar tenda
bridge 10-11 Berfoto ria bersama teman-teman
23
puncak dengan penuh semangat
B 20-23 Keindahan Rawa Pening dari Puncak
Merbabu
24-27 Perpaduan keindahan alam dan
gunung-gunung disekitar Merbabu
28-41 Rasa takjub penulis terhadap karya
ciptaan Tuhan yang begitu indah
Pada bagian A diawali dengan iringan dan melodi ringan.Penulis ingin menggambarkan suasana pagi yang sunyi dan tenang didalam tenda saat penulis terbangun dari tidur.
Gambar 3.11.birama 1-4
Pada birama kelima instrumen shaker memainkan teknik roll yang
24
Gambar 3.12. birama 5
Pada birama 6-9 kolintang 2 dan snare drum memainkan pola ritmis yang
sama tetapi bersahut-sahutan yang menggambarkan penulis yang takjub melihat pemandangan di luar tenda.
Gambar3.13. birama 6-9
Motif pada birama 10-11 menggambar penulis yang sedang asyik berfoto ria bersama teman-teman diluar tenda.
25
Gambar 3.14.birama 10-11
Pada birama 12-19 adalah repetisi motif utama dengan penambahan ornamentasi pada instrumen kolintang 2, snare drum, dan floor drum dengan
iringan shaker. Pada bagian ini menggambarkan kembali meneruskan
perjalanan dengan penuh semangat.
26
Bagian B pada birama 20-23 menceritakan tentang pemandangan rawa pening dari puncak merbabu digambarkan dengan chordal yang dimainkan oleh kolintang 1 menggunakan progresi akor I-ii-iii-ii-I-ii-iii-V.
Gambar 3.16.birama 20-21
Pada birama 24-27 menceritakan tentang perpaduan pemandangan rawa pening dan gunung-gunung dari puncak merbabu, digambarkan dengan motif
yang dimainkan oleh vibraphone dengan teknik arpeggio menggunakan
progresi akor I-ii-iii-IV-I-ii-iii-I7.
Gambar 3.17.birama 24-25
Pada birama 28-41 menceritakan tentang rasa takjub penulis terhadap karya ciptaan Tuhan yang begitu indah, digambarkan dengan progresi akor IV-V-iii-vi-IV-V-iii-vi-bvii-V-I
27
Gambar 3.18.birama 28-29
28
5. Movement V “Perpisahan”
Pada bagian ini struktur musik berbentuk A-B, dengan perubahan sukat
dan tempo dari 6/8 dengan tempo 100bpm ke 4/4 dengan tempo 70bpm dengan
tonalitas G mayor.
Tabel 3.5. Analisis Struktur Bagian “Perpisahan”
Bagian Birama Keterangan
A 1-8 Introduksi
9-16 Penulis berkemas-kemas
17-48 Perjalanan turun sambil membersihkan
sampah-sampah yang ada
bridge 49-50 Jembatan menuju bagian B
B 51-58 Berdoa mengucap syukur atas
perlindungan Tuhan
59-66 Berpisah dengan teman-teman kerumah
masing-masing
57-58 Outro
Pada bagian A menggunakan sukat 6/8 dengan tempo 100bpm dengan
tonalitas G mayor diawali dengan introduksi pada birama 1-8 dengan melodi riang dan ringan menggunakan akor I-IV-V menggunakan instrumen vibraphone dengan iringan kolintang bass.
29
Pada birama 9-16 terdapat penambahan instrumen shaker yang
menggambarkan suasana penulis sedang berkemas-kemas.
Gambar 3.21.birama 13-16
Pada birama 17-48 menggambarkan tentang suasana penulis dan teman-teman melakukan perjalanan turun digambarkan dengan penambahan instrumen-instrumen iringan yang masuk sebagai penggambaran suasana yang
semakin riang ketika menuruni gunung hingga hampir sampai basecamp.
30
Pada birama 49-50 terdapat bridge sebagai jembatan antara bagian A menuju ke B.
Gambar 3.23.birama 49-50
Pada bagian B menggunakan sukat 4/4 mengambil motif pada bagian kedua yaitu “Doa” karena pada bagian ini penulis dan teman-teman kembali berdoa mengucap syukur kepada Tuhan atas perlingungan-Nya.Digambarkan pada birama 51-58.
31
Pada birama 59-66 penulis bercerita tentang perpisahan dengan teman-teman untuk pulang ke rumah masing-masing ditandai dengan penambahan instrument iringan snare drum dan shaker.
Gambar 3.25.birama 59-62
Pada birama 63-64 terdapat outro sebagai penutup komposisi ini, ditandai dengan teknik ritardando dan disusul dengan fermata.