• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK AIRBRUSH DALAM BERKARYA SENI LUKIS PADA KOMUNITAS AIRBRUSH MAKASSAR (KAM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNIK AIRBRUSH DALAM BERKARYA SENI LUKIS PADA KOMUNITAS AIRBRUSH MAKASSAR (KAM)"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

1 SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

MA’RUF 10541072314

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Tidak ada yang berani mengalahkanmu kecuali dirimu dan menyerah hanya milik orang yang tidak mempunyai mimpi”

Kupersembahkan tulisan ini untuk: kedua orang tuaku, keluargaku, dan sahabatku, atas keikhlasan hati dan doanya dalam mendukung penulis mewujudkan harapan yang dinantikan menjadi kenyataan.

(7)

ABSTRAK

Ma’ruf. 2014. Teknik Airbrush Dalam Berkarya Seni Lukis Pada Komunitas Airbrush

Makassar (KAM). Di Lokasi Studio Komunitas Airbrush Makassar. JL, DG Tantu 1 Lorong 3, No. 17, Samping Tol Reformasi. Kecamatan Rappokalling. Kota Makassar. Sulawesi Selatan. Skripsi. Prodi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Dosen Pembimbing Pertama : Dr. Muh. Faisal, S.pd.,M.pd. Dosen Pembimbing Kedua : Irsan Kadir, S.pd.,M.pd.

Komunitas Airbrush Makassar (KAM) merupakan salah satu komunitas seni di Kecamatan Rappokalling Kota Makassar yang banyak menciptakan karya lukis airbrush dalam dunia kompetisi otomotif, yaitu karya lukis pada media bodi mobil dan sepeda motor yang diciptakan. Hasil karya lukis airbrush pada komunitas tersebut bukan hanya dipamerkan dan diikut sertakan dalam kompetisi kontes modifikasi kendaraan di Sulawesi saja, akan tetapi telah ikut serta keberbagai daerah di Indonesia bahkan tidak jarang keluar sebagai pemenang juara dan banyak meraih piagam penghargaan dalam kompetisi yang diikuti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan teknik yang diterapkan dalam proses menciptakan karya seni lukis airbrush dan kualitas karya yang dihasilkan pada komunitas airbrush Makassar (KAM), mulai dari penggunaan media, bahan, alat, dan proses berkarya hingga menghasilkan karya lukis airbrush yang berkualitas. Dalam pengambilan data penulis menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi, setelah data terkumpul maka sebelum dianalisis, penulis melakukan teknik pengolahan data yang meliputi editing, kategorisasi, dan interpretasi. Kemudian untuk mendapatkan kesimpulan akhir, data tersebut dianalisis secara kualitatif berdasarkan teori yang berkaitan dengan objek penelitian.

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur hanya milik Allah SWT. yang telah memberi kekuatan dan kesehatan kepada peneliti sehingga Skripsi yang berjudul “Teknik Airbrush Dalam Berkarya Seni Lukis Pada Komunitas Airbrush Makassar (KAM) Sulawesi Selatan. Kota Makassar. Kecamatan Rappokalling JL, DG Tantu 1 Lorong 3, No. 17, Samping Tol Reformasi”, dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah menyinari dunia ini dengan cahaya Islam.

Peneliti menyadari bahwa sejak penyusunan proposal sampai skripsi ini selesai, banyak hambatan, rintangan dan halangan. Namun berkat bantuan, motivasi dan doa dari berbagai pihak semua ini dapat teratasi dengan baik. Peneliti juga menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan sehingga peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Peneliti berharap dengan selesainya skripsi ini, bukanlah akhir dari sebuah karya, melainkan awal dari semuanya, awal dari sebuah perjuangan hidup.

Semoga apa yang telah mereka berikan kepada peneliti, menjadi kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya peneliti sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, MM., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

2. Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Andi Baetal Mukaddas, S.Pd., M.Sn., sebagai Ketua Prodi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Makmun, S.Pd., M.Pd., sebagai Sekretaris Prodi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak Dr. Muh. Faisal, S.Pd.,M.Pd sebagai pembimbng I, dengan segala kerendahan hatinya telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Irsan Kadir, S.Pd.,M.Pd sebagai Pembimbing II, dengan segala kerendahan hatinya telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan banyak ilmu dan berbagi pengalaman selama peneliti menuntut ilmu di Program Studi Pendidikan Seni Rupa.

8. Teristimewa sekali peneliti sampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada kedua orang tua tercinta, Bahariddin Ghani. dan Ibunda Nurhaidah atas segala pengorbanan, pengertian, kepercayaan, dan segala doanya sehingga peneliti dapat sampai pada titik ini. Dan juga semua keluarga atas segala dukungan, bantuan, serta nasihatnya selama ini.

(10)

9. Kakanda Helmi, selaku seniman airbrush pada Komunitas Airbrush Makassar (KAM) yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di tempat tersebut.

10. Teman seperjuangan seluruh angkatan 2014, Dactyl Studio, teman P2K, Magang 3, dan teman-teman di rumah yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas kerjasama dan kekompakan yang diberikan selama menjalani kegiatan perkuliahan. Kebersamaan ini akan menjadi sebuah kenangan yang indah dan tidak akan bisa terlupakan sampai akhir hayat.

11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak sempat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi peneliti. Dan semoga apa yang kita lakukan ini dapat bernilai ibadah di sisi-Nya, dan kita semua selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin.

Makassar, 30 Agustus 2020

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka ... 5

B. Kerangka Pikir ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian ... 25

B. Objek Penelitian ... 27

(12)

D. Variabel dan Desain Penelitian ... 27

E. Devinisi Operasional Variabel... 29

F. Teknik Pengumpulan Data ... 29

G. Teknik Analisis Data... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32

B. Pembahasan ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Penbrush Single Action (Internal Mix) ... 12

2.2 Penbrush Single Action (External Mix) ... 13

2.3 Penbrush Double Action (Internal Mix)... 13

2.4 Mini Kompresor ... 14

2.5 Kompresor Angin ... 15

2.6 Spraygun ... 16

2.7 Cat Duco / Minyak ... 17

2.8 Fixative (Clear)... 18

2.9 Thinner ... 19

2.10 Gambar Airbrush Pada Media Motor dan Helem ... 22

2.11 Gambar Airbrush pada Media Kain kaos ... 22

2.12 Contoh Lukis Realis dengan Teknik Airbrush ... 23

2.13 Contoh Gambar Grafis dengan Teknik Airbrush ... 23

2.14 Skema Kerangka Pikir ... 24

3.1 Lokasi Penelitian. ... .26

3.2 Skema Desain Penelitian ... 28

4.1 Dokumentasi Gambar Penbrush ... 34

4.2 Dokumentasi Gambar Spraygun ... 35

4.3 Dokumentasi Gambar Mini Kompresor ... 36

(14)

4.5 Dokumentasi Cat Minyak ... 38

4.6 Dokumentasi Cat Urethane ... 39

4.7 Dokumentasi Thinner F7 High Gloss ... 40

4.8 Dokumentasi Fixative (Clear)... 41

4.9 Dokumentasi Solasi Kertas ... 42

4.10 Karya Lukis Airbrush pada Media Bodi Mobil ... 45

4.11 Proses berkarya lukis airbrush... 46

4.12 Bahan dan alat yang digunakan ... 48

4.13 Tema Karya lukis airbrush pada media bodi mobil ... 49

4.14 Kesatuan Karya lukis airbrush pada media bodi motor ... 51

4.15 Kerumitan Karya lukis airbrush pada media bodi motor ... 51

4.16 Tema Karya lukis airbrush pada media bodi motor ... 53

4.17 Kesatuan Karya Lukis Airbrush pada Media Bodi Mobil ... 55

4.18 Kerumitan Karya lukis Airbrush pada Media Bodi Mobil ... 56

4.19 Kesungguhan (Alat yang digunakan) ... 57

(15)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman Observasi ... i Wawancara ... ii Dokumentasi ... iii Analisis Data ... iv

(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Seni pada dasarnya adalah suatu bahasa komunikasi yang disampaikan melalui suatu media.Seniman sebagai sumber komunikasi, sedangkan karya seni sebagai media komunikasi dan pengamat atau masyarakat sebagai penerima. Oleh karena itu, suatu karya seni memiliki beberapa fungsi, bukan saja bersifat pribadi tetapi juga bersifat sosial. Hal ini dipertegas oleh Soedarso (2000:2).

Seni adalah segala kegiatan dan hasil karya manusia yang mengutarakan pengalaman batinnya yang karena disajikan secara unik dan menarik memungkinkan timbulnya pengalaman atau kegiatan batin pula pada diri orang lain yang menghayatinya. Hasil karya ini lahirnya bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok melainkan oleh kebutuhan spiritualnya,untuk melengkapi dan menyempurnakan derajat kemanusiaannya.

Salah satu cabang dari seni yaitu seni rupa, khususnya seni rupa kontemporer dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kreativitas dan kekhasan dari senimanpun semakin komplek seiring dengan gaya dan aliran baru yang muncul, seni rupa kontemporer kemunculannya lebih dipengaruhi oleh waktu saat karya itu dibuat (bersifat kekinian). Seni rupa kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi Kontemporer itu artinya kekinian. Kata “kontemporer” yang berasal dari kata “co” (bersama) dan “tempo” (waktu).

Situasi waktu yang sedang dilalui. Atau pendapat yang mengatakan bahwa “seni rupa kontemporer adalah seni yang melawan tradisi modernisme Barat”. Ini sebagai pengembangan dari wacana pascamodern (postmodern art) dan pascakolonialisme yang berusaha membangkitkan wacana pemunculanindegenous art (seni pribumi)

(17)

atau khasanah seni lokal yang menjadi tempat tinggal (negara) para seniman (Adlin, 2006:33).

Dalam perkembangan selanjutnya berbagai bahan dan alat pewarna beserta elemen-elemen sesuai dengan ide atau gagasan penciptanya, sehingga batasan seni lukis yang besifat dua dimensi menjadi kabur karena pemanfaatan teknik, seperti kolase atau mozaik, dan media campur lainnya (mix media) yang menghadirkan bentuk-bentuk tiga dimensi secara nyata, tanpa ilusi ruang.Hal ini dipertegas Soedarso (2000:2).

Seni lukis adalah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar seni lukis yang menggunakan tekhnik untuk menciptakan karya seni lukis, diantaranya seni lukis dengan teknik airbrushyang berkembang di era modern ini yang masuk dalam salah satu karya kekinian kini menjadi teknik yang banyak diminati dan ingin dipelajari oleh para seniman muda maupun tua yang mengambil minat seni lukis atau berkarya seni lukis.

Sulawesi Selatan sebagai salahsatu propinsi di Indonesia juga memiliki beberapa komunitas seni yang aktif berkarya dengan teknik airbrush, di antaranya seperti Lembaga Rumah Seni Kasumba di Kabupaten Gowa, Komunitas Sangkart di Kota Makassar, Komunitas Airbrush Makassar (KAM) di Kota Makassar, dan yang kemudian menjadi objek dalam penelitian ini.

Komunitas Airbrush Makassar (KAM) memiliki karakter tersendiri yang membedakan dengan komunitas airbrush lainnya yang ada di Sulawesi Selatan. Hal tersebut dapat dilihat dari segi konteks atau gagasannya dalam berkarya dengan menggunakan teknik airbrush. Hasil observasi awal karya seni lukis airbrush yang dihasilkan oleh para perupa di Komunitas Airbrush Makassar

(KAM) sangat beragam, unik dan terbilang eksklusif. Singkatnya, pada Komunitas Airbrush Makassar (KAM) juga ikut andil dan memberi warna lain

(18)

dalam dunia kesenian (seni rupa) di Sulawesi Selatan. Hal tersebut menjadi salahsatu motivasi peneliti dalam melakukan penelitian.

Berbicara mengenai karya seni, tentunya tidak terlepas dari persoalan teknik. Bahkan, ada beberapa anggapan bahwa teknik merupakan metode atau cara yang sangat efektif dibutuhkan untuk lebih membantu mempermudah dalam berkarya seni itu sendiri. Demikian halnya dengan karya-karya seni lukis airbrush pada Komunitas Airbrush Makassar (KAM), dimana setiap karya yang unik, beragam dan ekslusif seperti diterangkan di awal juga menggunakan teknik tersendiri. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan untuk menelusuri dan mendekripsikan teknik karya seni lukis airbrush pada Komunitas Airbrush Makassar (KAM).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan apa yang telah dipertimbangkan dalam penelitian ini maka dirumuskan masalah sebagai berikut;

1. Bagaimanakah teknik airbrush dalam berkarya seni lukis pada Komunitas Airbrush Makassar (KAM)?

2. Bagaimanakah kualitas karya lukisan airbrush pada Komunitas Airbrush Makassar (KAM)?

(19)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin didapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan teknik airbrush dalam berkarya seni lukis pada Komunitas Airbrush Makassar (KAM).

2. Untuk mendeskripsikan kualitas karya lukisan airbrush pada Komunitas Airbrush Makassar (KAM).

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan dan pada akhirnya penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat bagi penulis

a. Memahami karya seni lukis airbrush sebagai pengkaryaan terkait teknik penerapan dalam seni rupa.

b. Sebagai wahana untuk melatih melukis dengan berbagai macam teknik dan dengan alat yang disebut serta menambah wawasan tentang dunia seni rupa pada khususnya.

2. Manfaat bagi masyarakat

a. Diharapakan dapat memberi sumbangan pengetahuan dalam seni lukis, khususnya Seni lukis airbrush.

b. Diharapakan dapat membuka wawasan untuk menjadikan lapangan pekerjaan.

(20)

20 A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan landasan teoritis dan menggunakan literatur yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Oleh karena itu beberapa hal yang merupakan data ilmiah yang dijadikan sebagai bahan penunjang dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang relevan

Berdasarkan apa yang peneliti pelajari dan tentukan berbagai macam karya ilmiah dalam hal ini skripsi. Ada beberapa temuan yang berupa penelitian yang relevan atau penelitian yang hampir sejalan dengan penelitian yang dilakukan.

Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini, telah dilakukan oleh Tri Purnomo (2018) meneliti tentang estetika karya yang dihasilkan oleh Bahriadi pada Komunitas Sangkart di Kabupaten Gowa yaitu di dalam karyanya yang sebagian besar menggunakan sperpat kendaraan roda dua sebagai medianaya dengan menggunakan alat lukis Airbrush. Adapun perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan pada Komunitas Airbrush Makassar (KAM) adalah untuk mendeskripsikan teknik airbrush dalam berkarya seni lukis dan kualitas karya lukisan airbrush pada Komunitas Airbrush Makassar sehingga dapat menjadi pemahaman karya seni lukis airbrush sebagai pengkaryaan terkait teknik penerapan dalam seni rupa.

(21)

2. Teknik berkarya seni rupa

Berbicara seputar teknik berkarya seni rupa pastinya sangat luas. Sebuah karya seni yang indah dapat membuat orang lain senang ketika melihatnya, seseorang yang sebelumnya bosan menjadi lebih semangat artinya bahwa karya seni yang bisa dilihat itu memiliki wujud yang nyata. Sementara yang dimaksud dengan teknik adalah suatu cara atau pun metode yang dipergunakan dalam proses pembuatan suatu karya seni rupa. Definisi teknik menurut para ahli sebagai berikut:

a. Menurut Ludwig Von Bartalanfy

Teknik merupakan separangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.

b. Menurut Anatol Raporot

Teknik adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.

c. Menurut L. James Havery

Teknik adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

d. Menurut John Mc Manama

Teknik adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.

3. Pengertian teknik berdasarkan KBBI

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertiian teknik adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan dengan hasil industri (bangunan, mesin) contoh: ‘sekolah teknik ahli teknik’.

(22)

b. Cara (kepandaian dan sebagainya) membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni.

c. Metode atau sistem mengerjakan sesuatu.

4. Pengertian seni lukis

Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar. Seni lukis merupakan kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kain, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan.

Kahar Wahid (1984) “Seni lukis adalah pencurahan pengalaman artistik dengan media garis dan warna di atas bidang dua dimensional”. Kemudian Meisar Ashari (2016:42) menyatakan bahwa “Seni lukis adalah karya seni rupa yang bermatra dua yang menampilkan unsur warna, bidang, garis, bentuk dan tekstur”.

Seni rupa sebagai cabang seni yang tampil dalam wujud visual atau rupa, tentunya mengacu pada bentuk-bentuk visual atau bentuk perupaan, yaitu susunan atau komposisi, dan atau kesatuan dari unsur-unsur rupa. Unsur-unsur rupa yang

(23)

di maksud, tidak lain dari pada unsur-unsur dasar terwujudnya suatu karya seni rupa antara lain:

a. Titik

Terkadang titik jarang sekali disinggung dalam dalam mengenai unsur-unsur seni rupa. Padahal titik sering digunakan terutama dalam karya-karya seni rupa dua dimensional (gambar dan lukisan). Titik merupakan unsur dasar dalam senirupa yang terkeil. Djelantik dalam bukunya Estetika: sebuah pengantar, yang terbit pada tahun 2001, mengatakan bahwa “Titik adalah bentuk dalam pengertian seni rupa yang paling sederhana”. Demikan, “Tidak memiliki ukuran atau dimensi, serta belum memiliki arti tertentu”. (Sunarto dan Suherman, 2017:73). b. Garis

Garis sebagai bentuk mengandung arti lebih dari pada titik karena dengan bentuknya sendiri garis menimbulkan kesan tertentu pada pengamat. “Garis-garis dapat disusun secara geometris (sama dengan ukuran, proporsi, siku-siku tertentu yang teratur) sehingga mewujudkan gambar memberi kepuasan karena keserasian dan keseimbangan bentuk”. (A.A.M Djelantik 1999:19).

c. Warna

Warna merupakan medium atau elemen seni rupa yang termasuk unsur pokok baik pada seni rupa murni (fine art) maupun pada seni terapan (applied art). “Warna sebenarnya memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Dalam hal ini, warna memiliki peran penting, baik warna

(24)

sebagai warna, warna sebagai representasi alam, warna sebagai tanda, lambang atau simbol, maupun warna sebagai simbol ekspresi”. (Kartika, 2004:107).

d. Tekstur

Struktur atau susunan mengacu pada bagaimana unsur-unsur dasar masing-masing tersusun hingga berwujud (Djelantik, 1999:18). Kemudian Sunarto dan Suherman (2017:86) berpendapat bahwa “Tekstur merupakan salah satu unsur seni rupa yang memberikan kesan halus dan kasarnya permukaan bidang”.

e. Gelap terang

“Gelap terang merupakan akibat dari cahaya. Meskipun cahaya kehadirannya tidak dapat dilihat seperti unsur seni rupa lainnya, tetapi cahaya tidak sedikit perannya sebagai unsur seni rupa”. (Sunarto dan Suherman 2017:88).

5. Airbrush

Pada tahun 1970, Oxford Univesity menerbitkan sebuah buku “The Oxford Companion to Art”. Buku berisi 3000 entri dengan 1200 halaman. Pada halaman

169, 80 baris membahas tentang sejarah seni lukis moderen. Airbrush baru berkembang pada akhir abad ke-19, tahun 1879 dikenal sebagai tahun penemuan teknik melukis dengan memanfaatkan tekanan angin yang kini dikenal dengan airbrush. Alat yang digunakan untuk mentransfer cat ke media lukis awalnya

(25)

Peeler, seorang penemu professional yang sepanjang hidupnya melakukan

berbagai percobaan. Kemudian Peeler menjual patennya kepada Lyberty Walkup dari perusahaan Walkup Brothers pada bulan Agustus 1883. Lyberty Walkup mendirikan sebuah pabrik yang dinamakan Airbrush Manufakturing Company di Rockford, Illinois. Saat itu pula istilah airbrush diperkenalkan kepada umum. Alat

ini banyak digunakan untuk keperluan foto retoching. Sukses Walkup memicu banyak orang meniru langkahnya. Kemudian Charles L. Burdick seorang seniman Amerika yang tinggal di Chicago menemukan phen bertipe Internal Mix airbrush. Setelah penemuan alat ini pada tahun 1893 ia pindah ke Inggris untuk mendirikan Fountain Brush Company. Budrik orang berjasa dalam memodifikasi alat ciptaan

Peeler sehingga menjadi alat yang mudah digunakan karena bentuknya menyerupai pena. Ia memperkenalkan sekaligus mematenkan temuannya yakni Needle Control pengeluaran cat dengan dengan sebatang jarum. brush yang

merupakan kuas sebagai alat untuk melukis. Pada bagian itupun disebutkan mengenai kata airbrush yang artinya sebuah alat yang biasanya digunakan oleh seniman komersial dengan cara menyemprotkan cat atau varnish dengan bantuan tekanan angin. Semprotan alat tersebut bisa diaplikasikan pada lahan atau media gambar yang lebih luas, membuat gradasi warna atau menciptakan kualitas garis yang halus. Edisi terakhir buku tersebut diterbitkan tahun 1984, keterlambatan

(26)

penerbitan buku tersebut menyebabkan salah pengertian terhadap airbrush dan fungsinya sebagi salah satu instrument seni lukis. Namun alat ini masih belum mendapat pengakuan oleh dunia seni. Chales L Budrick adalah orang pertama yang mendapatkan masalah tentang pengakuan dunia seni terhadap airbrush meskipun dia bukan orang terakhir dengan masalah tersebut.

Secara harfiah, airbrush merupakan kata hasil penggabungan dua buah kata dalam bahasa Inggris, yaitu air dan brush. Air berarti angin atau udara sedangkan Brush diartikan sebagai pengganti kuas. Pada akhirnya airbrush diartikan sebagai sebuah cabang seni lukis yang menggunakan udara sebagai kuas. Pada saat ini airbrush dilakukan dengan memadukan kerja dari tiga peralatan utama yaitu pompa tangki udara dan penbrush. Pompa menghasilkan udara yang ditampung dalam tangki udara, udara yang ditampung ditangki semakin lama semakin tinggi tekanannya, sehingga keluar dari penbrush dalam bentuk angin. Dengan bantuan angin dari tangki udara, cat bisa keluar dalam bentuk semburan cat yang halus.

(27)

6. Alat dan Bahan a. Alat

Alat merupkan suatu perangkat yang sangat penting sebagai penunjang dalam menciptakan sebuah karya. Berikut ini beberapa alat yang digunakan untuk berkarya seni lukis airbrush

1). Penbrush

Penbrush adalah alat lukis yang digunakan untuk membuat lukisan airbrush . Terdapat tiga jenis penbrush yaitu:

Single Action (Internal Mix) : Angin dan cat keluar bersamaan ketika tuas pada penbrush ditekan kebawah. Biasanya dilakukan pada cat yang tidak

membutuhkan gradasi.

Gambar 2.1 : Penbrush Single Action (Internal Mix) Sumber : (Online). (google.co.id/search. diakses 19/02/2020)

(28)

Single Action (External Mix) : perbedaannya dengan internal mix yaitu pencampuran internal mix dilakukan sebelum melewati ujung (head), sedangkan external mix setelah melewati ujung (head).

Gambar 2.2 : Penbrush Single Action (External Mix)

Sumber : (Online). (google.co.id/search. diakses 19/02/2020)

Double Action (Internal Mix) : Sesuai namanya, penbrush ini mempunyai dua jenis aksi. Ketika tuas ditekan maka akan keluar angin. Sedangkan aksi lainnya adalah jika tuas ditekan dan ditarik kebelakang maka secara otomatis akan mengeluarkan angin dan cat secara bersamaan. Penbrush ini memberikan kebebasan lebih kepada pelukis karena bisa mengatur tekanan angin lebih baik.

Gambar 2.3 : Penbrush Double Action (Internal Mix) Sumber : .(Online). (google.co.id/search. diakses 19/02/2020)

(29)

2). Mini Kompresor

Gambar 2.4 Mini kompresor

Sumber : (Online). (google.co.id/mini-compressor. diakses 19/02/2020) Untuk Kompresor tegantung kebutuhan saat membelinya. Jika hanya untuk mengerjakan model kit atau kaos belilah kompressor dengan ukuran kecil saja disamping hemat listrik suaranya pun tidak bising, tetapi bila kalian membutuhkan kompresor untuk mengerjakan motor atau helm belilah kompressor dengan ukuran tanggung atau agak besar sekalian.Sekitar 1 pk. Jika untuk mengerjakan mobil akan membutuhkan kompresor dengan ukuran tenaga yang besar karena untuk spraygun besar membutuhkan tekanan angin yang besar untuk stabilitas pengecatan.

(30)

3). Kompresor Angin

Gambar 2.5 Kompresor Angin

Sumber : .(Online). (google.co.id/search. diakses 19/02/2020)

Kompresor angin adalah alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan atau memanfaatkan udara. Alat kompresor berguna untuk memberikan tekanan angin sehingga dapat menyemprotkan cat pada spraygun. Kompresor angin biasanya menggunakan motor listrik sebagai tenaga penggeraknya mengaliri udara bertekanan tinggi melalaui selang dan menuju katub masuk pada Spraygun.

(31)

4). Spraygun

Gambar 2.6 Spraygun

Sumber : .(Online). (google.co.id/search. diakses 19/02/2020)

Spraygun merupakan alat yang digunakan untuk menghaluskan cat pada suatu permukaan yang menggunakan udara bertekanan tinggi. Prinsip dari spraygun adalah sama seperti halnya pada proses pemecahan cairan menjadi semburan halus (atomisasi). Apabila udara bertekanan dikeluarkan dari lubang udara terhadap air cap, maka suatu tekanan yang timbul akan menghisap cat pada cup. Lalu cat yang dihisap ini disemprotkan sebagai cat yang diatomisasi, oleh

(32)

b. Bahan

Berikut adalah bahan yang digunakan untuk menghasilkan karya lukis airbrush antara lain:

1). Cat Duco / Minyak

Gambar 2.7 Cat minyak Sumber : (dokumentasi oleh Ma’ruf)

(19/02/2020)

Cat minyak adalah bahan utama yang digunakan pada pembuatan seni lukis airbrush, Cat minyak adalah sejenis cat yang medium (pengencer)nya menggunakan minyak alias oil based. Keutamaan dari cat minyak dibanding medium lainnya adalah sifatnya yang sangat fleksibel. Kita bisa membuat lukisan yang sangat halus maupun sangat kasar dan bertekstur. Tidak heran, cat minyak jadi salah satu medium yang paling sering digunakan oleh para seniman di seluruh dunia sejak dulu (ratusan tahun lalu) hingga sekarang.

(33)

2) Fixative (Clear)

Setelah lukisan selesai dibuat, fixative dapat digunakan untuk membuat lukisan menjadi tahan lama dan warna lukisan tidak mudah luntur. Fungsinya adalah mengawetkan dan menjaga kualitas dari lukisan yang telah dibuat. Fixative (clear) terdiri dari beberapa jenis yaitu :

Matte : Memberikan efek warna menjadi sedikit kusam atau doff (buram). Glossy : Membuat tampilan menjadi mengkilap.

• Transparan : khusus untuk mengawetkan, tidak ada efek.

Gambar 2.8 : Fixative (Clear) Sumber : (dokumentasi oleh Ma’ruf)

(34)

3). Thinner

Gambar 2.9 Tinner

Sumber : (dokumentasi oleh Ma’ruf) (19/20/2020)

Tinner berguna untuk menurunkan viskositas (kekentalan) dari

bahan-bahan yang akan diaplikasikan dengan menggunakan alat penyemprot maupun kuas. Alat penyemprot cat maupun kuas cat adalah alat yang berguna untuk mengaplikasikan bahan finishing dan hanya dapat bekerja dengan batas viskositas tertentu. Oleh karena itu suatu bahan finishing harus diencerkan terlebih dahulu degan thinner agar viskositasnya turun, sehingga bahan – bahan tersebut bisa diaplikasikan dengan mudah. Selain berguna untuk menurunkan viskositas, thinner juga berguna untuk mengatur sifat – sifat dari bahan finishing sehingga

bahan tersebut bisa diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan. Dengan menggunakan thinner suatu bahan finishing bisa diatur kecepatan waktu pengeringannya serta ketebalan lapisan finishing bisa ditentukan dengan ukuran tertentu sesuai dengan kebutuhan.

(35)

7. Kualitas Karya

Berbicara tentang kualiatas karya adalah berbicara tentang definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk atau karya seperti: performansi (performance), keandalan (reliability), mudah dalam menggunakan (easy of use), estetika (esthetic) dan sebagainya. Menurut Gaspersz (2014) menjelaskan bahwa berdasarkan definisi tentang kualitas baik yang konvensional maupun yang lebih strategis, kita boleh menyatakan bahwa pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian berikut : a. Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk atau karya, baik

keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan atau penikmat karya, dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk atau karya tersebut.

b. Kualitas terdiri segala sesuatu yang bebas dari kekurangan dan kerusakan Berdasarkan dua butir diatas, terlihat bahwa kualitas berfokus pada pelanggan atau penikmat karya. Suatu produk atau karya dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan keingginan pelanggan atau penikmat karya, dapat dimanfaatkan dengan baik, serta diproses dengan cara yang baik dan benar.

Pernyataan diatas menunjukan bahwa sebelum menentukan hasil dari kualitas suatu karya itu ditentukan dari beberapa cara pandang atau konsep tentang kualitas hasil sebuah karya agar dengan mudah menilai dan menentukan kualiatas yang rasional sehingga penilaian itu dapat diterima oleh setiap orang dan kalangan. Sebab hakekatnya sebuah karya seni dibuat atau diciptakan bukan sekedar untuk ditampilkan, dilihat dan didengar saja, tetapi harus penuh dengan gagasan, abstraksi pendirian, pertimbangan, hasrat, kepercayaan, serta pengalaman tertentu yang hendak dikomunikasikan penciptanya seperti yang dikemukakan Meisar Ashari (2016:22) tentang beberapa aspek yang konprehensip agar sebuah evaluasi dapat melahirkan nilai atau kualitas sebagai mana mestinya.

(36)

a. Tema (Subjek Matter), Ide tau gagasan

Hasil seni yang baik bukanlah suatu manifestasi sembarang yang asal atau mencipta asal sejatinya. Tetapi suatu karya dilahirkan karena dorongan yang menyeluruh (holistic) dan kuat.

b. Kreativitas

Kreativitas yang dimaksud di sini adalah hal yang bersangkutan dan terpaut dengan seni. Untuk itu kreativitas sangat berkaitan dengan proses penciptaan. Dengan demikian prinsip dasar kreativitas sama dengan inovasi yaitu dengan memberi nilai tambah pada benda-benda, cara kerja, cara hidup, dan sebagainya, agar senantiasa muncul produk baru dari produk yang sudah ada sebelumnya.

c. Gaya perseorangan

Karya seni selalu dikaitkan dengan pribadi seorang creator atau seniamnnya, maka wujud karya seni adalah cerminan kepribadian dari seorang seniman, bahkan seniman dalam kondisi apapun selalu tercermin dalam karya yang dihasilkan. Gaya perseorangan ini sangat berkaitan dengan kreativitas, bahkan bisa saja disatukan dengan tambahan penjelasan.

d. Wujud dan teknik

Yang dimaksud wujud dan teknik pada sebuah karya seni adalah yang berkenaan dengan persoalan bagaimana cara seorang seniman mentransformasikan ide dan gagasan sehingga memiliki wujud yang ideal

(37)

serta memiliki kesesuaian sehingga karya seni dapat terukur dan bernilai tinggi.

Berikut ini adalah contoh macam-macam media pada teknik lukisan airbrush:

Gambar 2.10 Contoh airbrush menggunakan media bodi motor dan helem Sumber: Instagram helmi_limalima

(Diakses 19/02/2020)

Gambar 2.11. Contoh airbrush menggunakan media kain kaos Sumber:Instagram helmi_limalima

(38)

Gambar 2.12 Contoh gambar realis dengan teknik airbrush Sumber :Instagram helmi_limalima

(Diakses 19/02/2020)

Gambar 2.13 Contoh gambar grafis dengan teknik airbrush Sumber :Instagram helmi_limalima

(39)

B. Kerangka Pikir

Melihat beberapa konsep atau teori yang telah diuraikan pada kajian pustaka, maka dapat dibuat kerangka atau skema yang dapat dijadikan sebagai acuan konsep berfikir tentang Aplikasi Teknik Airbrush dalam berkarya seni lukispada Komunitas Airbrush Makassar (KAM).Melihat konsep yang telah disebutkan diatas maka skema kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.14 Skema Karangka Pikir Komunitas Airbrush Makassar (KAM)

Seni Lukis Airbrush

Kualitas Lukis Airbrush Teknik Airbrush

(40)

40 A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif-kualitatif, yaitu berusaha untuk memberikan gambaran objektif sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya mengenai aplikasi teknik airbrush dalam berkarya seni lukis pada komunitas airbrush Makassar (KAM).

Metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna dari pada generalisasi (Sugiyono 2010:15).

Metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Deskriptif kualitatif ialah berusaha mengungkapkan sesuatu atau memberi gambaran secara objektif sesuatu dengan kenyataan sesungguhnya. (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2007:3).

Jenis penelitian deskriptif-kualitatif mempunyai relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.

(41)

2. Lokasi penelitian

Berikut peta lokasi tempat penelitian yang dilakukan pada Komunitas Airbrush Makassar (KAM).

Gambar 3.1 : Lokasi Penelitian Sumber : dibuat oleh peneliti / skechbook

Lokasi tempat studio Komunitas Airbrush Makassar (KAM) Sulawesi Selatan. Kota Makassar. Kecamatan Rappokalling. JL, DG Tantu 1 Lorong 3, No.17, Samping Tol Reformasi. Alasan memilih lokasi tersebut karena selain melihat dari karya menarik yang dihasilkan para perupa pada komunitas tersebut, juga peneliti sangat kagum dengan banyaknya prestasi yang sudah diraih dalam kompetisi dunia otomotif baik dalam kota maupun luar kota Makassar dan juga akses yang dekat dari pusat kota Makassar sehingga mudah untuk dijangkau.

(42)

B. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran atau permasalahan yang diteliti. Objek dari penelitian ini adalah teknik airbrush dalam berkarya seni lukis pada komunitas airbrush Makassar.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah suatu yang diteliti baik orang, benda, ataupun lembaga (organisasi). Yang dimaksud benda dalam penelitian ini yaitu berupa karya seni lukis airbrush pada komunitas airbrush Makassar (KAM). Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang dikenai kesimpulan hasil penelitian. Di dalam subjek inilah yaitu penelitian studi teknik airbrush dalam berkarya seni lukis pada komunitas airbrush Makassar (KAM).

D. Variabel dan Desain Penelitian 1. Variabel penelitian

Menurut Kerlinger, “Variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari yang mempunyai nilai yang bervariasi”. Kemudian menurut Sugiyono, “Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto, “Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu titik perhatian suatu penelitian”. Variabel menurut Setyosari, adalah “Segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan dalam penelitian”. Melihat judul tersebut maka variabel penelitian ini adalah “Teknik Airbrush dalam Berkarya Seni Lukis

(43)

pada Komunitas Airbrush Makassar (KAM)”. Adapun keadaan variabel-variabel sebagai berikut:

a. Teknik airbrush dalam berkarya seni lukis dengan menggunakan bahan media bodi mobil dan motor pada komunitas airbrush Makassar.

b. Kualitas hasil karya lukisan airbrush pada komunitas airbrush Makassar (KAM) dengan menggunakan bahan media bodi mobil dan motor.

2. Desain penelitian

Desain penelitian menurut Setyosari merupakan “Rencana atau struktur yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban atas permasalahan-permasalahan penelitian”. Adapun bentuk desain penelitian ini digambarkan dalam skema seperti di bawah ini :

Gambar 3.2 : Skema Desain Penelitian

Kualitas karya lukis Airbrush Komunitas Airbrush Makassar (KAM)

Pengumpulan Data

Teknik Airbrush dalam Berkarya Seni Lukis pada Komunitas Airbrush Makassar (KAM)

Analisis Data Kesimpulan Teknik lukis Airbrush

(44)

E. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan variabel di atas maka perlu dilakukan pendefenisian operasional variabel guna memperjelas dan menghindari terjadinya suatu kesalahan, serta memudahkan sasaran penelitian hingga berjalan dengan baik. Adapun definisi operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut:

a. Teknik airbrush dalam berkarya seni lukis pada komunitas airbrush Makassar (KAM) dalam hal ini dapat dilihat dari keindahan berkarya menciptakan estetika visual bentuk seni lukis airbrush melalui pendekatan Kesatuan (Unity), Kerumitan (Complexity), Kesungguhan (Intensity).

b. Kualitas karya lukis airbrush dalam berkarya seni lukis pada komunitas airbrush Makassar (KAM) yang dilakukan adalah tahapan pendekatan perancangan yang menghasilkan karya seni lukis airbrush yang baik sehingga tercipta tema (subjek mater), ide atau gagasan, kreativitas, gaya perseorangan, wujud dan teknik.

F. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, data yang telah dikumpulkan adalah data tentang, teknik airbrush dalam berkarya seni lukis pada komunitas airbrush Makassar (KAM). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.

(45)

1. Observasi

Teknik observasi dilakukan dengan menggunakan format pengamatan. Peneliti mengamati langsung fenomena yang terdapat di lapangan secara rinci sehingga diketahui beberapa fakta dan mengumpulkan data untuk dianalisis lebih lanjut.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai data tentang proses aplikasi teknik airbrush dalam berkarya seni lukis dengan menggunakan bahan bodi mobil dan motor sebagai media lukis. Adapun hal-hal yang ditanyakan dalam wawancara tersebut terutama menyangkut bagaimana teknik airbrush yang digunakan dalam berkarya seni lukis pada komunitas airbrush Makassar (KAM) dan bagaimana kualitas hasil karya komunitas airbrush Makassar (KAM).

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dapat pula dikatakan sebagai “pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan keterangan seperti gambar-gambar dan sebagainya”. (Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990 : 211). Teknik ini dilakukan untuk data sebelumnya. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dan dokumen atau catatan dengan menggunakan kamera foto untuk pengambilan gambar yang dapat dilakukan sewaktu pembuatan desain yang sedang berlangsung.

(46)

G. Teknik Analisis Data

Setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka selanjutnya penulis mengolah data secara terpisah dengan teknik sebagai berikut:

1. Proses analisa karya ini dimulai dengan membaca, mempelajari, dan menelaah seluruh data dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi kemudian diperiksa kembali sehingga lengkap dan benar.

2. Kategorisasi data dan membuat rangkuman dari data - data yang dianggap penting yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. 3. Data-data tersebut di atas disusun menjadi bagian serta menyusun

uraian-uraian dari analisis karya dengan struktur data yang diperoleh.

4. Pemeriksaan kebenaran data, kemudian diadakan penghalusan data dari responden untuk kemudian diadakan penafsiran.

(47)

47 A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini dibahas hasil-hasil penelitian mengenai “Teknik airbrush dalam berkarya seni lukis pada komunitas airbrush Makassar (KAM)” hasil penelitian di sini bersifat objektif kepada perupanya maupun karyanya yang dapat dilihat pada pembahasan di sini bahwa terdapat beberapa karya dengan media berbeda yang dapat mewakili karya seni lukis airbrush pada Komunitas Airbrush Makassar dan menjadi tolok ukur mengetahui teknik yang digunakan dan kualitas karya yang diciptakan.

Data yang telah diolah dan dianalisis, disajikan dalam bentuk deskriptif kualitatif, yaitu berusaha mengungkapkan sesuatu atau memberi gambaran secara objektif sesuatu dengan kenyataan sesungguhnya, sesuai dengan indikator dalam variabel penelitian.

Penelitian yang dikerjakan berdasarkan teori-teori yang dijadikan sebagai rujukan dalam merancang hingga dilakukan sintesa penelitian secara bertahap sesuai dengan metode penelitian melalui riset dan analisis yang diuraikan dengan analisis deskriptif-kualitatif penulis memperoleh data sebagai berikut:

Proses berkarya seni lukis airbrush pada dasarnya memiliki tahapan yang hampir sama dengan setiap karya lukis pada umumnya. Demikian juga halnya dengan teknik airbrush dalam berkarya seni lukis pada komunitas airbrush Makassar (KAM), yang membedakan adalah perbedaan alat dan bahan yang dipakai dalam proses pengaplikasian pada media yang digunakan. Perbedaan alat

(48)

dan bahan merupakan salah satu faktor penyebab perbedaan teknik dan kualitas akhir yang dicapai pada setiap karya lukis yang dihasilkan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Helmi pada tanggal 7 Juli 2020 selaku seniman pada komunitas airbrush Makassar yang telah memiliki hak ciptanya sendiri, menjelaskan bahwa teknik airbrush dalam berkarya seni lukis yang digunakan dapat disesuaikan dengan tema, alat dan media yang akan diterapkan sesuai kebutuhan seniman airbrush itu sendiri sehingga menciptakan karya yang diinginkan.

a. Alat yang digunakan dalam proses membuat lukisan airbrush oleh komunitas airbrush Makassar.

1) Penbrush

Penbrush adalah alat untuk lukis yang digunakan untuk membuat lukisan airbrush pada komunitas airbrush Makassar. Terdapat dua jenis penbrush yaitu: Single Action (Internal Mix) : Angin dan cat keluar bersamaan ketika tuas pada

penbrush ditekan kebawah. Biasanya dilakukan pada cat yang tidak

membutuhkan gradasi.

Double Action (Internal Mix) : Sesuai namanya, penbrush ini mempunyai dua jenis aksi. Ketika tuas ditekan maka akan keluar angin. Sedangkan aksi lainnya adalah jika tuas ditekan dan ditarik kebelakang maka secara otomatis akan mengeluarkan angin dan cat secara bersamaan. Penbrush ini memberikan kebebasan lebih kepada pelukis karena bisa mengatur tekanan angin lebih baik.

(49)

Berikut adalah gambar alat penbrush yang digunakan pada komunitas airbrush Makassar

Gambar 4.1 : Penbrush Sumber : Dokumentasi oleh Ma’ruf

(03/07/2020)

2) Spraygun

Spraygun merupakan alat yang digunakan untuk menghaluskan cat pada suatu permukaan yang menggunakan udara bertekanan tinggi. Prinsip dari spraygun adalah sama seperti halnya pada proses pemecahan cairan menjadi semburan halus (atomisasi). Apabila udara bertekanan dikeluarkan dari lubang udara terhadap air cap, maka suatu tekanan yang timbul akan menghisap cat pada

(50)

cup. Lalu cat yang dihisap ini disemprotkan sebagai cat yang diatomisasi, oleh

karena tekanan udara pada lubang di dalam air cap. Gambar 4.2 Spraygun

Sumber : (Dokumentasi Oleh Ma’ruf) (03/07/2020)

3) Mini Kompresor

Tipe yang dibutuhkan pada penbrush adalah kompresor dengan kekuatan ½ PK atau kompresor portable. Alternatif lain yang bisa digunakan selain kompresor adalah pompa kaki yang disimpan pada silinder gas kosong. Silinder tersebut dipompa dengan pompa kaki dan dinyalakan ketika dibutuhkan.

(51)

Gambar 4.3 Mini Kompresor Sumber : (Dokumentasi Oleh Ma’ruf)

(03/07/2020)

4) Kompresor Angin

Alat kompresor berguna untuk memberikan tekanan angin sehingga dapat menyemprotkan cat pada spraygun. Kompresor angin biasanya menggunakan motor listrik sebagai tenaga penggeraknya mengaliri udara bertekanan tinggi melalaui selang dan menuju katub masuk pada Spraygun

(52)

Gambar 4.4 Kompresor Angin Sumber : (Dokumentasi Oleh Ma’ruf)

(03/07/2020)

b. Bahan yang digunkan dalam proses membuat lukisan airbrush oleh komunitas airbrush Makassar

1) Cat

Cat yang digunakan mempunyai jenis-jenis tersendiri dalam membuat lukisan airbrush. Hasil akhir lukisan akan berbeda sesuai dengan cat yang digunakan. Jenis cat airbrush antara lain :

(53)

• Cat minyak : Cat minyak memberikan warna yang tebal dan tahan lama, tapi karena ketebalannnya diperlukan penggunaan khusus. Cara penggunaan cat minyak adalah melarutkan atau menipiskan terlebih dulu dengan thinner. Rasio penggunaannya adalah 60% cat dan 40% thinner, dengan thinner dituang terlebih dahulu kemudian cat kedalam wadah dan diaduk sampai thinner dan cat tercampur secara merata.

Gambar 4.5 : Cat Minyak Sumber : (dokumentasi oleh Ma’ruf)

(54)

• Cat Urethane : Cat ini mempunyai ketahanan yang lebih awet dari cat minyak. Digunakan secara khusus pada otomotif karena mobil dan motor sering terkena hujan dan sinar matahari. Cat ini terdiri dari dua jenis yaitu stage 1 dan stage 2. Perbedaannya adalah stage 1 waktu keringnya sangat cepat dan warnanya sangat pekat, sedangkan stage 2 keringnya sangat cepat dan sedikit transparan.

Gambar 4.6 : Cat jenis Urethane Sumber : (dokumentasi oleh Ma’ruf)

(55)

2) Thinner

Bahan thunner digunakan bukan untuk menghapus apabila terjadi kesalahan pada proses melukis, melainkan sebagai bahan untuk melarutkan cat agar lebih encer sehingga memberikan efek tipis pada lukisan. Thinner juga membantu untuk membersihkan sisa-sisa cat dan bagian yang kotor pada penbrush setelah digunakan.

Gambar 4.7 : Thinner F7 High Gloss Sumber : (dokumentasi oleh Ma’ruf)

(56)

3) Fixative (Clear)

Setelah lukisan selesai dibuat, fixative dapat digunakan untuk membuat lukisan menjadi tahan lama dan warna lukisan tidak mudah luntur. Fungsinya adalah mengawetkan dan menjaga kualitas dari lukisan yang telah dibuat. Fixative (clear) terdiri dari beberapa jenis yaitu :

Matte : Memberikan efek warna menjadi sedikit kusam atau doff (buram). Glossy : Membuat tampilan menjadi mengkilap.

• Transparan : khusus untuk mengawetkan, tidak ada efek.

Gambar 4.8 : Fixative (Clear) Sumber : (dokumentasi oleh Ma’ruf)

(57)

4) Solasi kertas (Masking Tape) / Kertas koran

Pada saat proses penyemprotan cat menggunakan penbrush, cat kerap menyebar dengan sangat tidak beraturan sehingga membutuhkan pembatas untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Penggunaan solasi dan kertas koran bisa menjadi masking atau pembatas untuk mengontrol arah keluarnya cat tersebut. Gunanya adalah membuat cat menjadi lebih rapi dan beraturan. (wawancara Helmi 01/07/2020).

Gambar 4.9 : Solasi Kertas Sumber : (dokumentasi oleh Ma’ruf)

(58)

c. Teknik dasar dan proses pembuatan karya lukis airbrush yang dilakukan oleh komunitas airbrush Makassar.

Setelah mempersiapkan alat dan bahan, selanjutnya adalah mengetahui teknik dasar airbrush. Tahapan dalam membuat lukisan airbrush adalah :

1. Menyediakan Sketsa

Persiapan pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan sketsa yang dibutuhkan untuk membuat desain yang diinginkan. Bahan membuat sketsa dapat diatur sesuai media yang digunakan (bodi mobil / motor). Dalam membuat pola sketsa ada beberapa cara yaitu :

• Menggunakan stensil

Stensil digunakan untuk membuat sketsa lukisan dengan cara mempelkan stensil tersebut pada permukaan media kemudian menyemprotkan cat dasar menggunakan penbrush secara perlahaan sampai garis-garis pola terlihat kemudian stensil diangkat pada permukaan media.

• Menggunakan kapur

Membuat sketsa lukisan dengan kapur lebih efektif karena lebih cepat tertutup oleh cat dan mudah dibersihkan jika ada garis pola yang berlebih sehingga memberikan hasil maksimal pada lukisan.

• Menggunakan solasi atau kertas

Menempelkan solasi atau kertas terlebih dahulu dan membuat sketsa diatas solasi atau kertas kemudian buat motif dengan pensil atau spidol lalu cutting garis-garis pola tersebut menngunakan cutterpen.

(59)

2. Mengatur komposisi warna dari sketsa

Setelah membuat sketsa desain yang diinginkan, langkah selanjutnya adalah menentukan warna. Komposisi warna yang baik diperlukan untuk membuat karya yang baik dan menarik. Mengatur warna lebih baik dilakukan sebelum memulai melukis. Warna tersebut kemudian akan dicocokkan kembali dengan warna yang akan diterapkan pada lukisan. Pemilihan warna dapat dilakukan dengan melakukan perbandingan warna satu dengan yang lainnya. 3. Proses melukis

Proses melukis dimulai dengan cara yang bervariasi sesuai dengan desain yang diinginkan atau permukaan media yang dipakai. Pada proses melukis dapat dimulai dengan cara membuat background (latar belakang) dari lukisan terlebih dahulu, setelah selesai kemudian tahap selanjutnya fokus terhadap model lukisan tersebut.

4. Tahap akhir / Finishing

Lukisan yang telah selesai dibuat tunggu sampai kering setelah itu diberikan fixative / clear. Cara pengaplikasiannya adalah menyemprotkan fixative secara merata tiga sampai empat lapisan menggunakan alat spraygun.

(60)

1. Teknik lukis airbrush pada media bodi mobil

Berbicara seputar teknik berkarya seni rupa pastinya sangat luas. Sebuah karya seni yang indah dapat membuat orang lain kagum ketika melihatnya. Artinya bahwa karya seni yang bisa dinikmati dan dilihat memiliki wujud nyata. Sementara yang dimaksud dengan teknik yaitu suatu cara ataupun metode yang diterapkan dalam proses menciptakan suatu karya seni rupa seperti beberapa karya lukis airbrush yang dihasilkan pada komunitas airbrush Makassar (KAM) yang kebanyakan medianya menggunakan bodi kendaraan seperti mobil dan sepeda motor dan hasilnya sangat menarik perhatian banyak orang.

a. Kesatuan (unity)

Konsep yang tersusun secara baik atau bentuk yang sempurna. Susunan komposisi bentuk lukisan yang sudah diperhitungkan terhadap bidang pada bodi mobil yang lumayan besar.

Gambar 4.10,Karya lukis airbrush pada media bodi mobil (Dokumentasi oleh helmi_limalima)

(61)

Komposisi dan paduan warna gradasi gelap dan terang yang menawarkan konsep sedikit ekstrim, suasana pengalaman berkaryanya benar-benar terasa mendominasi karya ini, seakan penikmat benar-benar diajak berbicara dan menyatu dengan karyanya.

Dapat dilihat pada lukisan pertama ini dimana kesatuan gambar satu dengan gambar lainnya begitu kompleks penempatanya yaitu bentuk fisik dari gambar ini dimana gambar yang ada dalam salah satu tokoh film yang meceritakan tentang mahluk elien dari luar angkasa.

b. Kerumitan (complexity)

Karya seni lukis airbrush yang dihasilkan tidak sederhana, melainkan kaya akan isi maupun unsur-unsur yang saling berlawanan ataupun mengandung perbedaan-perbedaan yang halus. Lukisan ini mengandung kerumitan yang sangat dalam karena dilihat dari besar dan bentuk media yang digunakan, sangat sulit membuat lukisan seakan bergerak, perpaduan warna dan dekoratif sangat utuh dan sangat halus sehingga menimbulkan kesan indah.

Gambar 4.11, Proses berkarya lukis airbrush pada media bodi mobil (dokumentasi oleh Ma’ruf)

(62)

Jika dilihat dengan sepintas karya yang dibuat biasa saja tetapi ketika kita mengamati dengan seksama lukisan tersebut mengandung tingakat kesulitan yang sangat tinggi karena selain media yang digunakan menyemprot pada bidang yang tidak datar itu adalah sebuah tingkat kesulitan yang sangat besar dibandingkan dengan bidang yang datar.

Selain berbicara tingkat kesulitan dari pemenuhan media, tingkat kesulitan lainnya dapat dilihat dari bentuk visualnya yaitu Helmi dapat memvisualkan tokoh dalam salah satu film berjudul “VENOM” melalui lukisan pada media bodi mobil secara keseluruhan yang dominan tidak datar mengapa demikian, menurut saya bahwa ketika menggambar diatas permukaan tersebut dengan menggunakan teknik realis (proporsi dan komposisi) yang pas itu akan terlihat mudah. Maka dari itu saya mengatakan salah satu tingkat kesulitannya berada pada bentuk visualnya.

c. Kesungguhan (intensity)

Suatu karya yang baik harus mempunyai suatu kualitas tertentu yang menonjol dan bukan sekedar sesuatu yang asal. Tidak menjadi soal kualitas apa yang dikandungnya (misalnya suasana suram atau gembira, realita atau realitas, dan sifat kasar atau lembut), Asalkan merupakan suatu yang intensif atau sungguh-sungguh.

(63)

Kemudian kesungguhan lainnya yaitu dalam penggunaan bahan dan alat yang menurut saya tidak rendah karena menggunakan cat duco jenis PU yang tekstur cat lebih halus ketika disemprotkan pada media dan harganya pun cukup sangat tinggi beserta penggunaan alat (paintbrush) yang memiliki kualitas tinggi juga.

Gambar 4.12, Bahan dan alat yang digunakan (dokumentasi oleh Ma’ruf)

2. Kualitas karya lukis airbrush pada bodi mobil

Pada bagian ini yang membahas tentang bagaimanakah kualitas hasil karya Helmi bertemakan tentang “VENOM” salah satu tokoh film yang tentunya dapat dilihat dari unsur tema, kreatifitas, gaya perseorangan, wujud dan teknik meliputi karya tersebut.

(64)

a. Tema

Tema lukisan VENOM pada media bodi mobil ini lebih disesuaikan dengan bentuk dan modifikasi mobil yang sedikit ekstrim dengan paduan warna yang jika dilihat sangat pas dan menjadi pendukung dalam dunia kontes modifikasi mobil.

Gambar 4.13, Karya lukis airbrush pada media bodi mobil Dokumentasi oleh helmi_limalima

(Diakses 01/07/2020)

b. Kreatifitas

Kreatifitas yang dimaksud disini adalah lebih kepada teknis pembuatan karya, dimana seperti kita lihat karya pada bodi mobil ini bahwa teknik pembuatan gambarnya lebih kepada pemenuhan ide dan aspek proposi yang tepat.

(65)

c. Gaya perseorangan

Gaya perseorangan disini sangat menyangkut pada senimannya yang bisa dilihat pada karya yang diciptakannya, menuangkan rasa dan idenya kedalam karyanya. Gaya perseorangan juga bisa disebut dengan karakter seseorang, menyangkut karya pertama ini gaya perseorangan yang terlihat adalah lebih kepada karakter mahluk dari luar angkasa yang divisualkan. Maka dari itu karya ini menjadi yang mewakili untuk diteliti bgitupun karya kedua yang akan menjadi perbandingan penilitian menjadi aspek karakter atau model berkarya helmi pada komunitas airbrush Makassar (KAM) yang bersifat kontemporer (kekinian).

d. Wujud dan teknik

Wujud dan teknik lukisan helmi pada komunitas airbrush Makassar (KAM) ini sudah tidak diragukan lagi karena dalam karyanya dapat mentransformasikan penyatuan antara gambar atau visual dengan apa yang diinginkan dan rasakan dengan menggunakan teknik airbrush.

3. Teknik lukis airbrush pada media bodi motor a. Kesatuan (unity),

Pada karya ke dua sedikit berbeda dengan karya pertama melihat dari aspek kesatuannya meliputi perpaduan dari berbagai bentuk visual dengan mengambil tema ke 7 presiden RI, menariknya adalah ketika gambar wajah para presiden Indonesia itu dilukis dengan sangat detail diatas media bodi motor yang bisa dikatakn sedikit lebih kecil tetapi dengan konsep yang matang sehingga sangat menarik jika seseorang melihatnya. Kesatuan warna dan penempatan komposisi yang tepat seakan-akan memberikan semangat Indonesia

(66)

Gambar 4.14,Karya lukis airbrush pada media bodi motor Dokumentasi, oleh Ma’ruf

(01/07/2020) b. Kerumitan (complexity)

Disini akan lebih terasa dibandingkan dengan lukisan pertama. Dalam lukisan ini melukis pada bidang yang bisa dikatakan lebih kecil permukaannya dan konsep realis yang membutuhkan kesabaran tinggi dan perlu memahami karakter anatomi wajah manusia dengan baik kemudian di satukan jadi satu dalam bidang visual menurut saya itu adalah tingkat kesulitan yang lumayan tinggi karna melihat komposisi dan proporsi.

Gambar 4.15,Karya lukis airbrush pada media bodi motor Dokumentasi oleh Ma’ruf

(67)

3. Kesungguhan (intensity)

Helmi menghasilkan lukisan yang bisa membawa peknikmat kepada maksud dari karyanya. Objek yang sangat menarik dilontarkan dalam bahasa karya dengan tema ke 7 presiden RI, Helmi begitu menikmati dan masuk dalam proses pembuatan karyanya dari dua lukisan diatas yang sama-sama menariknya. Di karya ke dua ini juga mengemukakan intensity yang diterapkan lebih cenderung mengajak untuk mengulang memori atau sejarah yang pernah terjadi yang dapat memotivasi seniman dan pecinta seni (apresiator) sehingga meningkatkan kreativitas dan mengapresiasikan seni.

Kesungguhan lain pada karya kedua ini dalam pemenuhan bahan dan alat masih sama dengan karya pertama bahwa masih menggunakan cat duco jenis PU dan pentbrush yang berkualitas tinggi.

4. Kualitas karya lukis airbrush pada bodi motor a. Tema

erbicara tema ke 7 presiden RI dapat menyinggung tentang apa yang sudah terjadi terdahulu atau sebuah kejadian yang mestinya kita ingat kembali, mengangkat memori masa lalu yang hampir terlupakan.

Maka dari itu dalam karya ini Helmi mengangkat tema tersebut pada karya kedua ini yang menggunakan bodi motor sebagai medianya bermaksud untuk memberikan ingatan memori pada hallayak utuk mengingat bahwa inilah para wajah orang-orang nomor satu yang pernah dan telah banyak berjasa di Indonesia.

(68)

Gambar 4.16 Karya lukis airbrush pada media bodi motor Dokumentasi oleh Ma’ruf

(01/07/2020)

b. Kreatifitas

Kreatifitas pada karya ke dua ini hampir sama pada karya pertama yaitu dalam aspek teknis atau penggarapannya dan media yang digunakan tetapi pada karya ke dua ini lebih kepada penekanan penyatuan objek satu dengan objek lain. c. Gaya perseorangan

Seperti terlihat pada kreatifitas bahwa lebih kepada teknis penggarapan, kemudian masuk pada gaya perseorangan selalu menyangkut pribadi pembuat karyanya yang seperti dijelaskan juga pada karya pertama helmi pada komunitas airbrush Makassar (KAM).

(69)

Tetapi pada karya ke dua ini gaya perseorangan lebih terasa dibandingkan dengan karya pertama karena lebih kepada teknik realis atau nyata yang membtuhkan tingkat kesabaran yang tinggi.

d. Wujud dan teknik

Berbicara wujud artinya berbicara tentang apa yang dilihat bahwa karya Helmi pada komunitas airbrush Makassar (KAM) yang bertemakan ke 7 presiden RI ini lebih memiliki wujud dibandingkan pada karya pertama, kenapa demikian karena karya ke dua ini menggunakan wujud wajah manusia dengan sangat detail dan mirip dengan wajah aslinya.

Teknik yang digunakan sudah jelas pada judul penelitian ini ialah menggunakan teknik airbrush dalam membuat sebuah karya seni lukis airbrush

(70)

B. Pembahasan

2. Teknik airbrush dalam berkarya seni lukis pada komunitas airbrush Makassar (KAM)

Teknik airbrush dalam mencipta karya lukis pada komunitas airbrush Makassar dalam hal ini dapat dilihat dari keindahan berkarya menciptakan estetika bentuk seni lukis airbrush melalui pendekatan kesatuan (Unity), kerumitan (Complexity), kesungguhan (Intensity).

a) Kesatuan (Unity)

Gambar 4.17 Karya lukisan airbrush pada media bodi mobil Dokumentasi oleh helmi_limalima

(71)

Di sini dapat dilihat kesatuan dari karya Helmi pada komunitas airbrush Makassar (KAM), bagaimana kesatuan objek, warna, bentuk, ide dan gagasannya dapat dijelaskan di sub bab pembahasan selanjutnya.

b) Kerumitan (Complexity)

Gambar 4.18 Karya lukisan airbrush pada media bodi mobil Dokumentasi oleh helmi_limalima

(01/07/2020)

Jika kita mengamati dengan seksama lukisan tersebut mengandung tingkat kesulitan yang sangat tinggi dengan menggunakan paduan warna monokrom.

(72)

c) Kesungguhan (intensity)

Gambar 4.19, alat yang digunakan pada komunitas airbrush Makassar (KAM) (dokumentasi, 03/07/2020, Ma’ruf)

Gambar 4.20, Bahan yang digunakan pada komunitas airbrush Makassar (dokumentasi, 03/07/2020, Ma’ruf)

Kesungguhan disini lebih kepada penggunaan alat yang bagus dan bahan Cat dengan thinner sebagai bahan untuk melarutkan cat yang tidak murah dan memiliki kualitas baik.

(73)

2. Kualitas karya lukis airbrush pada komunitas airbrush Makassar (KAM) Sebelum menentukan hasil dari kualitas suatu karya itu ditentukan dari beberapa cara pandang atau konsep tentang kualitas hasil sebuah karya agar dengan mudah menilai dan menentukan kualiatas yang rasional sehingga penilaian itu dapat diterima oleh setiap orang dan kalangan. Sebab hakekatnya sebuah karya seni dibuat atau diciptakan bukan sekedar untuk ditampilkan, dilihat dan didengar saja, tetapi harus penuh dengan gagasan, abstraksi pendirian, pertimbangan, hasrat, kepercayaan, serta pengalaman tertentu yang hendak dikomunikasikan penciptanya seperti beberapa aspek agar sebuah evaluasi dapat melahirkan nilai atau kualitas sebagai mana mestinya.

a. Tema (Subjek Matter), Ide atau gagasan

Hasil seni yang baik bukanlah suatu manifestasi sembarang yang asal atau mencipta asal sejatinya. Tetapi suatu karya dilahirkan karena dorongan yang menyeluruh dan kuat.

b. Kreativitas

Kreativitas yang dimaksud di sini adalah hal yang bersangkutan dan terpaut dengan seni. Untuk itu kreativitas sangat berkaitan dengan proses penciptaan. Dengan demikian prinsip dasar kreativitas sama dengan inovasi yaitu dengan memberi nilai tambah pada benda-benda, cara kerja, cara hidup, dan sebagainya, agar senantiasa muncul produk baru dari produk yang sudah ada sebelumnya.

(74)

c. Gaya perseorangan

Karya seni selalu dikaitkan dengan pribadi seorang creator atau seniamnnya, maka wujud karya seni adalah cerminan kepribadian dari seorang seniman, bahkan seniman dalam kondisi apapun selalu tercermin dalam karya yang dihasilkan. Gaya perseorangan ini sangat berkaitan dengan kreativitas, bahkan bisa saja disatukan dengan tambahan penjelasan.

d. Wujud dan teknik

Yang dimaksud wujud dan teknik pada sebuah karya seni adalah yang berkenaan dengan persoalan bagaimana cara seorang seniman mentransformasikan ide dan gagasan sehingga memiliki wujud yang ideal serta memiliki kesesuaian sehingga karya seni dapat terukur dan bernilai tinggi.

Gambar

Gambar 2.1 : Penbrush Single Action (Internal Mix)  Sumber : (Online). (google.co.id/search
Gambar 2.2 : Penbrush Single Action (External Mix)
Gambar 2.4 Mini kompresor
Gambar 2.5 Kompresor Angin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ozkan dan Ozkan menggunakan alat analisis regresi untuk menganalisis pengaruh arus kas pada cash holding yang diukur dengan menggunakan proksi laba setelah pajak

Di sini kami akan mengenalkan berbagai macam produk knalpot Desa Pesayangan melalui media magic line, sehingga pembeli dari luar daerah bisa mengetahui jenis

Penelit ian ini dilakukan de- ngan melihat bagaimanakah norma hukum dalam hubungannya t erhadap t at anan normat if berkait an dengan sinkronisasi hukum perat uran

Hasil analisis menunjukkan ikan tongkol abu-abu yang telah disimpan selama 7 hari pada suhu dingin memiliki kadar histamin sebesar 1,96±0,05 ppm.. Hal ini

yaitu dosen ahli dan guru bahasa Indonesia di SMA Regina Pacis Surakarta, (5) uji coba produk instrumen penilaian pembelajaran menyimak integratif kepada siswa

Whereas biclausal ICs allow any verb in the second clause as long as it profiles an event, monoclausal ICs only allow verbs that profile scenes that are conceived of?. as having

Menyatakan, bahwa skripsi berjudul Pelaksanaan Kerjasama Musaqah Pada Perkebunan Kelapa Sawit Di Desa Meringang Kecamatan Dempo Selatan Kota Pagaralam, ini secara

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: Bagi calon investor disarankan menggunakan EVA sebagai salah satu indikator penting untuk