• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemukiman Kumuh Sebelum Dan Setelah Berdirinya Tpst Bantar Gebang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemukiman Kumuh Sebelum Dan Setelah Berdirinya Tpst Bantar Gebang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

391 

PEMUKIMAN KUMUH SEBELUM DAN SETELAH BERDIRINYA TPST BANTAR GEBANG

Anindia Septiani [email protected]

Djaka Marwasta [email protected]

Abstract

Population growth in cities occurs due to natural population growth and migration.TPST Bantar Gebang is located in Bekasi has provided employment opportunities for migrants. Most migrants have low education and they don’t have theskills so work in informal sector.

Research area is located in Cikiwul, Ciketing Udik, and Sumur Batu village. Determination of the respondent with proportional sampling method obtained 91 respondents. Techniques sampling with simple random sampling. Collecting data through interviews. Analysis data with cross tabulation and table distribution frequency relative.

The results of this research are the reason natives stay around the TPST is due to follow the family and the reason migrants stay around the TPST is to find job. The process of living population before and after established of TPST on own initiative. There are difference the number of migrants and the number of slums area before and after established TPST in each village.

Keywords : Migrant, Slums Area, Resettlement, TPST Bantar Gebang,

Abstrak

Pertambahan penduduk di kota terjadi karena pertumbuhan penduduk alami dan migrasi. TPST Bantar Gebang yang terletak di Kota Bekasi telah memberikan kesempatan kerja bagi pendatang. Sebagian besar pendatang berpendidikan rendah dan tidak memiliki keterampilan sehingga bekerja di sektor informal.

Daerah penelitian terletak di Kelurahan Cikiwul, Kelurahan Ciketing Udik, dan Kelurahan Sumur Batu. Penentuan responden dengan metode proportional sampling diperoleh 91 responden. Pengambilan sampel dengan teknik sampling acak sederhana. Pengumpulan data melalui wawancara. Analisis data dengan tabulasi silang dan tabel distribusi frekuensi relatif.

Hasil dari penelitian ini yaitu alasan penduduk asli bermukim di sekitar TPST adalah mengikuti keluarga dan alasan pendatang bermukim di sekitar TPST adalah mencari pekerjaan. Proses bermukim penduduk sebelum dan setelah berdirinya TPST atas inisiatif sendiri. Terdapat perbedaan jumlah pendatang dan jumlah permukiman kumuh sebelum dan setelah berdirinya TPST di tiap kelurahan.

(2)

392 

PENDAHULUAN

Pesatnya pertumbuhan penduduk perkotaan disebabkan oleh pertambahan alami penduduk perkotaan dan adanya migrasi dari satu daerah ke daerah lainnya.Migrasi penduduk merupakan suatu bentuk respon dari adanya perbedaan variasi keadaan lingkungan dan kesempatan dengan keadaan dimana mereka tinggal. Dampak negatif dari migrasi ini disebabkan oleh tidak seimbangnya peluang untuk mencari nafkah di daerah asal dengan daerah tujuan.

Salah satu tujuan lokasi penduduk bermigrasi adalah tempat–tempat yang dianggap memiliki daya tarik untuk peluang lapangan pekerjaan seperti TPST Bantar Gebang. TPST Bantar Gebang terletak di tiga Kelurahan yang ada di Kecamatan Bantar Gebang yaitu Kelurahan Ciketing Udik, Kelurahan Sumur Batu dan Kelurahan Cikiwul.

Sejak didirikannya TPST Bantar Gebang tahun 1988, banyak penduduk dari berbagai daerah yang melakukan migrasi ke TPST Bantar Gebang. Perubahan penggunaan lahan tidakhanya disebabkan oleh adanya TPST, tetapi juga disebabkan oleh berkembangnya pusat-pusat perdagangan, pelayanan, dan jasa di luar TPST Bantar Gebang. Faktor aksesibilitas yang mudah dan dekat ke pusat Kecamatan Bantar Gebang dan ke pusat Kota Bekasi juga membuat banyak pendatang bermigrasi ke TPST Bantar Gebang.

Pendatang yang melakukan migrasi ke TPST Bantar Gebang berasal dari berbagai daerah. Sebagian besar pendatang yang melakukan migrasi tersebut adalah pendatang yang tidak memiliki keterampilan dan berpendidikan rendah sehingga banyak dari pendatang tersebut yang bekerja sebagai pemulung.

Terjadinya krisis ekonomi tahun 1998 mengakibatkan peningkatan migrasi. Adanya migrasi ke TPST Bantar Gebang menyebabkan permintaan lahan untuk permukiman juga semakin meningkat, sementara luas lahan kota secara administratif tetap. Dampaknya terjadi pemadatan bangunan (densifikasi) permukiman, yang berakibat menurunnya kualitas permukiman. Dengan demikian timbul daerah– daerah permukiman yang kurang layak huni yang padat, yang selanjutnya disebut sebagai

daerah kumuh.Hal ini yang menimbulkan banyak berdirinya permukiman kumuh di sekitar TPST Bantar Gebang.

Masalah tersebut menimbulkan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

 Apakahalasanpenduduk bermukim di sekitar TPST Bantar Gebang?

 Bagaimana proses bermukim dan motivasi penduduk tinggal di permukiman kumuhdi sekitar TPST Bantar Gebang?

 Apakah terdapat perbedaan jumlah pendatang dan jumlah permukiman kumuh sebelum dan setelah TPST Bantar Gebang berdiri di tiap kelurahan?

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Mengetahui alasanpenduduk bermukim di sekitar TPST Bantar Gebang

2. Mengidentifikasi proses bermukim dan motivasipenduduk tinggal di permukiman kumuh di sekitar TPST Bantar Gebang.

3. Mengetahui jumlah pendatang dan jumlah permukiman kumuhsebelum dan setelah TPST Bantar Gebang berdiri di tiap kelurahan.

Pemukiman adalah suatu proses untuk menempatkan seseorang atau kelompok tertentu pada suatu daerah tertentu dengan tujuan untuk bertempat tinggal, pada umumnya menetap dan sementara pada khususnya. Faktor–faktor yang harus diperhatikan dalam pemukiman adalah kondisi daerah orang yang akan dipindahkan itu berada dan daerah dimana orang tersebut akan dipindahkan (Yunus, 2004).

Menurut Poerwadarminta (2006) motivasi adalah sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang. Kondisi daerah asal pendatang yang berbeda-beda dapat menyebabkan adanya perbedaan motivasi. Motivasi berbeda dengan alasan, alasan merupakan tindak lanjut atau bagian dari motivasi (Martani, 2006).

Permukiman kumuhmerupakan suatu kesatuan lingkungan pemukiman tertentu yang terletak di kota besar atau di suatu kota dengan penduduk yang padat, kebanyakan terdiri dari golongan ekonomi lemah, serta dengan kondisi fisik, ekonomi, dan fasilitas sosial yang kurang memadai (Departemen Sosial, 1979). Pengaruh pertambahan penduduk di perkotaan terhadap kehidupan masyarakat, dapat bersifat positif dan bersifat negatif. Namun lebih banyak pengaruh

(3)

393 

negatif yang timbul seperti pertambahan penduduk. Akibat pertambahan penduduk ini menyebabkan terbentuknya pemukiman kumuh. Tumbuhnya pemukiman kumuh merupakan akibat dari urbanisasi dan migrasiyang tinggi.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah metode survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Effendi dan Singarimbun, 1989). Unit analisa dari penelitian ini adalah rumah tangga.

Daerah penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah kelurahanyang termasuk kedalam kawasan TPST Bantar Gebang yaitu Kelurahan Ciketing Udik, Kelurahan Sumur Batu, dan Kelurahan Cikiwul dengan pertimbangan hal–hal merupakan kelurahan– kelurahan yang termasuk kedalam kawasan TPST Bantar Gebang.

g.

Gambar 1.1 Peta Administrasi DaerahPenelitian

Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive yaitu Rukun Warga yang berbatasan langsung dengan TPST antara lain RW 05 pada Kelurahan Ciketing

Udik, RW 01 pada Kelurahan Sumur Batu, dan RW 04 pada Kelurahan Cikiwul. Lokasi tersebut di pilih dengan alasan lokasi yang mengalami perubahan dengan meluasnya areal permukiman kumuh setelah berdirinya TPST Bantar Gebang.

Penentuan responden sebagai sampel

dilakukan dengan metode

proportionalsamplingyaitu penentuan sampel berdasarkan jumlah populasi setiap kelurahan.Besarnya jumlah sampel yang diambil untuk setiap kelurahan dapat diperoleh dengan rumus Taro Yamane :

n = N N d2 + 1 Keterangan : n = jumlah sampel

N =jumlah populasi yang diketahui d = presisi yang ditetapkan

Hasil perhitungan menggunakan rumus tersebut didapatkan jumlah sampel di tigakelurahan yaitu 91. Dengan jumlah sampel tiap kelurahan seperti yang tersaji dalam Tabel1. Pengambilan sampel responden per kelurahan menggunakan teknik sampling acak sederhana. Tabel1.Jumlah Sampel Tiap Kelurahan

N o Kel Lokasi Jumlah KK Jumlah Sampel Sampel pend asli Sampel pendatang 1 Ciketing Udik RW 05 570 23 11 12 2 Sumur Batu RW 01 624 25 12 13 3 Cikiwul RW 04 1089 43 21 22 Total 2283 91 44 47

Sumber : Laporan Kependudukan Berdasarkan Mutasi Tiap Kelurahan Tahun 2011

Pengumpulan data primer dengan wawancara terstruktur, observasi non partisipatif, dan dokumentasi. Pengumpulan data sekunder dari data monografi Kelurahan Ciketing Udik, Kelurahan Sumur batu, dan Kelurahan Cikiwul. Data tersebut diolah dan disajikan dalam bentuk tabel, dan grafik dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel, dan SPSS 19.Analisis data menggunakan tabulasi silang dan tabel distribusi frekuensi relatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Alasan Bermukim Menurut Daerah Asal dan Daerah Tujuan

Alasan bermukim merupakan faktor yang mendorong seseorang untuk tinggal di suatu tempat. Alasan bermukim penduduk asli dan pendatang yang tinggal di sekitar TPST diantaranya mencari pekerjaan, mengikuti keluarga, mengikuti jejak teman, dan lainnya.

(4)

394 

Pemukim di sekitar TPST Bantar Gebang dengan alasan mencari pekerjaan antara lain berasal dari daerah Indramayu sebesar 17,49%; Karawang sebesar 8%; Bekasi sebesar 5,58%; Banten, Lampung, Pandeglang sebesar 1,59%;dan Cianjur, Cikampek, Cilacap, Cirebon, Gombong, Jakarta, Majalengka, Nganjuk, Palembang, Sukabumi, Sumenep sebesar 0,79%. Berdasarkan Tabel 2 sebagian besar alasan pemukim tinggal di sekitar TPST Bantar Gebang adalah mencari pekerjaan dengan persentase sebesar 44,54%. Alasan mencari pekerjaan merupakan alasan terbesar untuk tinggal di sekitar TPST karena sebagian besar pemukim yang tinggal di sekitar TPST merupakan pendatang yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan di daerah asal kemudian mencari pekerjaan di daerah tujuan yaitu di TPST Bantar Gebang.

Pemukim yang tinggal di sekitar TPST dengan alasan mengikuti keluarga antara lain berasal dari daerah Bekasi sebesar 27,92%, Indramayu 3,18%, Karawang 1,59%, Magelang 0,79%. Sebagian besar alasan mengikuti keluarga merupakan alasan dari penduduk asli, karena penduduk asli yang tinggal di sekitar TPST mengikuti keluarga yang telah tinggal sebelumnya. Namun ada juga pendatang yang tinggal di sekitar TPST karena alasan mengikuti keluarga. Pendatang tersebut tinggal di sekitar TPST karena ada keluarga yang telah tinggal lebih dahulu di sekitar TPST.

Tabel 2 Alasan Bermukim Menurut Daerah Asal dan Daerah Tujuan

Daerah Asal dan

Daerah Tujuan

Alasan Bermukim

Pekerjaan Keluarga Jejak

Teman Lainnya Total

Bekasi 5,58% 27,92% 0% 14,89% 48,40% Indramayu 17,49% 3,18% 2,38% 0,79% 23,85% Karawang 8% 1,59% 1,59% 0% 11,13% Lampung 1,59% 0% 0% 0% 1,59% Majalengka 0,79% 0% 0% 0,79% 1,59% Banten 1,59% 0% 0% 0% 1,59% Pandeglang 1,59% 0% 0% 0% 1,59% Nganjuk 0,79% 0% 0% 0% 0,79% Kebumen 0% 0% 0% 0,79% 0,79% Cilacap 0,79% 0% 0% 0% 0,79% Jakarta 0,79% 0% 0% 0% 0,79% Palembang 0,79% 0% 0% 0% 0,79% Sumenep 0,79% 0% 0% 0% 0,79% Magelang 0% 0,79% 0% 0% 0,79% Cianjur 0,79% 0% 0% 0% 0,79% Gombong 0,79% 0% 0% 0% 0,79% Sukabumi 0,79% 0% 0% 0% 0,79% Medan 0% 0% 0% 0,79% 0,79% Cikampek 0,79% 0% 0% 0% 0,79% Cirebon 0,79% 0% 0% 0% 0,79% Total 100 %

Sumber : Data Survei Lapangan,2011

Pemukim yang tinggal di sekitar TPST dengan alasan mengikuti jejak teman antara lain berasal dari daerah Indramayu sebesar 2,38% dan Karawang 1,59%. Alasan mengikuti jejak teman merupakan alasan pendatang yang tinggal di sekitar TPST namun ketika panen tiba mereka kembali ke daerah asal dengan kondisi ekonomi yang lebih baik. Hal ini membuat pendatang yang lain mengikuti jejak teman mereka yang telah berhasil untuk tinggal di sekitar TPST dan mencari pekerjaan di TPST.

Pemukim yang tinggal di sekitar TPST dengan alasan lainnya dari daerah Bekasi sebesar 14,89%, alasannya seperti mencari kehidupan yang lebih baik, asli penduduk Bekasi, memperbaiki kondisi ekonomi, warisan, dan lokasi rumah agak jauh dari TPST. Dari daerah Indramayu sebesar 0,79%, alasannya seperti asal daerah yang kurang produktif. Dari daerah Kebumen sebesar 0,79%, alasannya seperti pindah kerja. Dari daerah Majalengka sebesar 0,79%, alasannya seperti asal daerah yang kurang produktif. Dari daerah Medan sebesar 0,79%, alasannya seperti ada proyek pembuatan jalan.Alasan lainnya bagi penduduk asli dari Bekasi sebagian besar mereka tinggal di sekitar TPST karena warisan.

Jadi sebagian besar alasan bermukim penduduk asli adalah mengikuti keluarga. Sebagian besar alasan bermukim pendatang adalah mencari pekerjaan. Sebagian besar pendatang yang bermukim di sekitar TPST berasal dari daerah Indramayu. Daerah asal mempengaruhi pendatang untuk bermukim di sekitar TPST karena daerah asal yang kurang produktif, tidak memberikan lapangan pekerjaan, dan tidak memberikan harapan bagi penduduknya membuat penduduk yang tinggal di daerah tersebut memutuskan pindah ke daerah lain yang lebih memberikan kesempatan kerja. Selain daerah asal, daerah tujuan yaitu TPST Bantar Gebang Bekasi juga mempengaruhi pendatang untuk bermukim di sekitar TPST karena daerah tujuan memberikan kesempatan lapangan pekerjaan bagi pendatang yang mencari pekerjaan di TPST. Ada juga pendatang yang bermukim di sekitar TPST dengan alasan ada proyek pembuatan jalan, sehingga mengharuskan pendatang tersebuttinggal di sekitar TPST.

B. Proses Bermukim Penduduk Sebelum dan Setelah Berdirinya TPST Bantar Gebang B.1. Tahun Tinggal

(5)

395 

Waktu proses bermukim penduduk di sekitar TPST dibagi menjadi dua yaitu sebelum dan setelah berdirinya TPST Bantar Gebang. Penduduk yang bermukim sebelum dan setelah berdirinya TPST Bantar Gebang terdiri dari penduduk asli dan pendatang.

Tabel 3 Tahun Tinggal Jenis penduduk Tahun Tinggal

< 1988 >= 1988 Penduduk Asli 24,2% 24,2%

Pendatang 3,18% 48%

Total 27,38% 72,62%

Sumber : Data Survei Lapangan, 2011

Penduduk yang tinggal sebelum berdirinya TPST berdasarkan Tabel 3 sebesar 27,38%. Penduduk yang tinggal setelah berdirinya TPST sebesar 72,62%. Berdirinya TPST tahun 1988 telah mendorong sejumlah penduduk terutama pendatang dari luar Kota Bekasi untuk bermukim di sekitar TPST dengan tujuan mencari pekerjaan.

B.2. Tipologi Pemukiman Sebelum Berdirinya TPSTBantar Gebang

Berdasarkan Tabel 4 sebagian besar proses bermukim penduduk asli dan pendatang sebelum TPST Bantar Gebang berdiri dilakukan dengan prakarsa sendiri sebesar 52,60%. Proses bermukim penduduk asli yang tinggal sebelum TPST Bantar Gebang berdiri dengan cara lainnya yaitu karena warisan dan mengikuti saudara dengan persentase sebesar 47,40%.

Tabel 4 Proses Bermukim Sebelum Berdirinya TPST Bantar Gebang

Jenis penduduk Proses Bermukim Prakarsa Sendiri Lainnya Penduduk Asli 40,58% 47,40% Pendatang 12,02% 0% Total 52,60% 47,40%

Sumber : Data Survei Lapangan, 2011

Tipologi pemukimanpenduduk dari daerah asal langsung ke daerah tujuan :

ABTB

Swakarsa General Treatment (Optional)

Keterangan :

AB :Daerah asal dengan kondisi tidak kumuh (B) TB :Daerah tujuan dengan kondisi mirip tidak kumuh (B)

Penduduk yang bermukim sebelum berdirinya TPST melakukan perpindahan dari daerah asal langsung ke daerah tujuan.Sebelum berdirinya TPST tidak ada permukiman kumuh sehingga kondisi daerah asal sama dengan

kondisi daerah tujuan yaitu tidak kumuh. Kondisi yang sama membuat penduduk tidak memerlukan proses adaptasi sehingga perlakuan yang diberikan adalah perlakuan umum.

B.3. Tipologi Pemukiman Setelah Berdirinya TPSTBantar Gebang

Berdasarkan Tabel 5 setelah berdirinya TPST proses bermukim penduduk asli dan pendatang sebagian besar dilakukan dengan prakarsa sendiri dengan persentase sebesar 81,56%. Proses bermukim penduduk asli dengan cara lainnya yaitu karena warisan. Penduduk asli menempati rumah dari warisan orang tuanya. Proses bermukim pendatang dari institusi seperti pabrik dan lainnya seperti dari saudara.

Tabel 5 Proses Bermukim Setelah Berdirinya TPST Jenis penduduk Proses Bermukim Prakarsa Sendiri Institusi/ Perusahaan Lainnya Penduduk Asli 20,4% 0 % 12,73% Pendatang 61,16% 1,2% 4,51% Total 81,56% 1,2% 17,24%

Sumber : Data Survei Lapangan, 2011

Tipologi pemukiman penduduk yang melakukan perpindahan lokasi tempat tinggal di sekitar TPST Bantar Gebang dengan kondisi yang dijadikan acuan adalah kumuh. Tipologipemukiman dari daerah asal ke daerah antara dan ke daerah tujuan yaitu :

AJTKTK

Swakarsa General Treatment

Keterangan :

AJ :Daerah asal dengan kondisi tidak kumuh (J) TK :Daerah tujuan dengan kondisi kumuh (K) TK :Daerah tujuan dengan kondisi kumuh mirip (K)

Penduduk yang bermukim setelah TPST berdiri melakukan perpindahan dari daerah asaldengan kondisi tidak kumuh lalu pindah ke daerah antara dengan kondisi kumuh selanjutnya pindah ke daerah tujuan dengan kondisi kumuh sama seperti kondisi daerah antara. Kondisi daerah asal yang sama dengan daerah tujuan karena perpindahan penduduk tersebut masih dalam lingkungan yang kumuh hanya berbeda kelurahan atau lokasi. Proses bermukim penduduk dari daerah asal ke daerah antara memerlukan adanya proses adapatasi karena kondisi lingkungan yang berbeda. Sedangkan proses bermukim penduduk dari daerah antara ke daerah tujuan tidak memerlukan proses adapatasi karena kondisi lingkungan yang sama.

(6)

C. C. sek be seb pe 5,5 pe me sek me asa bu di Sum C. pe pe pe me me me Be pe 1.0 ter hid Motivasi M Permukim 1. Jenis Pe Jenis pe kitar TPST sar adalah besar 47,65 mulung te 58% dan ndatang erupakan sa kitar TPST emiliki pek alnya. Bag ukan merup sekitar TPS mber :Hasil A 2. Pendapa Pendapa mukim ting ndatang y ndapatan d endapat pe emilih untu endapatkan erdasarkan ndapatan 000.000. N rsebut mam dupnya. 0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00% 35,00% 40,00% 45,00% Motivasi Pe man Kumuh ekerjaan ekerjaan pe T berdasark h pemulun 5%. Pendud rdiri dari pendatang pekerjaan alah satu m T karena p kerjaan apa gi pendudu akan motiv ST. Analisis, 2011 Gambar 2 atan atan merupa ggal di per yang sebel di daerah a ekerjaan di uk tinggal pendapat Gambar pendatang Namun deng mpu untuk Pend Pend enduduk T h di Sekitar emukim yan kan Gambar ng dengan duk yang be penduduk sebesar 4 sebagai motivasi unt endatang te abila kemba uk asli jen vasi utama u 2 Jenis Peke akan salah rmukiman lumnya tid asal, ketika i TPST te di sekitar T an dari p 3 seba g kurang gan biaya i mencukup uduk Asli atang Tinggal di r TPST ng tinggal r 2 sebagi n persenta ekerja sebag asli sebes 2,06%. Ba pemulun tuk tinggal ersebut tid ali ke daer nis pekerja untuk tingg erjaan satu motiva kumuh. Ba dak memil a pindah d entunya ak TPST karen pekerjaanny agian bes dari R itu pendatan pi kebutuh 396  di an ase gai sar agi ng di ak ah an gal asi agi lki an an na ya. sar Rp. ng an Su C m ce de se lo ke se tin de Su C pe be tin se te T m K T te te ke umber :Hasil A C.3. Lokasi Lokasi menentukan enderung m engan temp ebagian be okasi temp elurahan, te ebagai pem nggal di sek ekat dengan umber :Hasil A Gamb C.4. Keingin Keingi enduduk as esar diband nggal. Kein ekitar TPST empat kerja PST, tidak modal untuk Keinginan pe PST karen empat terse ersebut wala eluarga ting 0,00% 5,00% 10,00% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00% 35,00% 40,00% <  0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% Ke Analisis, 2011 Gambar 3 Tempat Ke tempat lokasi te memilih tem pat kerja. sar pendud pat kerjany erutama bag mulung leb kitar TPST n tempat ker Analisis, 2011 bar 4 Lokas nan Untuk nan untuk li yang ting ding keingin nginan pen T karena p a, sudah b ada biaya k usaha jika enduduk as na alasan but, sudah aupun kond ggal di temp 1.000.000 1.0 2 Pend Pend Satu  lurahan Bed Kelura Dalam  Kecama Pe Pe 1 3 Pendapata erja bekerja empat ting mpat tingga Berdasarka duk asli d ya berada gi pendatang bih memil karena jara rja. 1 si Tempat K Tinggal tinggal p ggal di sekit nan untuk p ndatang unt pekerjaan, betah tingg untuk pind a kembali k li untuk tin sudah lam betah ting disinya tidak pat tersebut. 000.000 – 2.000.000 > 2 uduk Asli atang a  han  Satu  atan Beda  Kecamatan Dalam Satu Kota enduduk Asli endatang an a seseora ggal.Pemuk al yang de an Gambar dan pendata dalam s g yang beke lih bertem ak rumah ya Kerja endatang d tar TPST leb pindah tem tuk tinggal dekat deng gal di seki dah, tidak a ke daerah as ggal di seki ma tinggal ggal di tem k layak, sem . 2.000.000 n  u   Lainnya ang kim ekat r 4 ang atu erja mpat ang dan bih mpat di gan itar ada sal. itar di mpat mua

(7)

Sum C. C. san ke jug ma ke tem me pe ke pe pe TP N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sum Tah C. ke pe me tin ke be pu ya ram ya pe be Ke mber :Hasil A Gamb 5. Ketersed 5.1. Sarana Sarana ngat penti cerdasan ba ga penting anusia. Len lurahan da mpat tingg empermuda layanan p sadaran ndidikan ndidikan p PST. Tabel 6 K No Sarana Pendidikan TK TPA SD MI SMP MTs SMU SMK Ponpes mber : Monografi hun 2011 5.2. Sarana Sarana sehatan ses mukim untu erupakan sa nggal di sehatan se rjalan seb uskesmas p ang berjalan mah dari p ang lambat t ngobatan y robat ke p elurahan Su 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% Analisis, 2011 ar 5 Keingi diaan Sara a Pendidik pendidikan ing untuk angsa. Sela untuk pen ngkapnya sa an jarak y gal pemuk ah pemukim pendidikan. masyaraka membuat penduduk y Keberadaan n Kelurahan Cikiwul Ada Ada Ada Ada Ada Ada Tidak Ada Ada i Kelurahan Cikiw a Kesehata kesehata seorang. Jar uk mendap alah satu m sekitar TP eperti pusk bagaimana pembantu K n dengan bai etugas pusk tidak menja ang gratis m puskesmas umur Batu. Ya  Pend Pend inan Untuk na an merupakan k meningk ain itu saran ningkatan arana pendi ang terjang kim di se m untuk . Namun at akan rendahn yang tingga n Sarana Pen n Kelurahan Ciketing Ud Ada Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada wul, Ciketing Ud an an dapat rak yang ter

atkan fasili motivasi pem PST. Nam kesmas pem mestinya. Kelurahan ik. Pelayana kesmas dan adi kendala, membuat pe pembantu Tidak duduk Asli datang Tinggal n sarana yan katkan mu na pendidik sumber day idikan di ti gkau deng ekitar TPS mendapatk kurangny pentingny nya tingk al di sekit ndidikan n dik Kelurahan Sumur Batu Ada Ada Ada Tidak Ada Tidak Tidak Ada Tidak dik, dan Sumur Ba

menunjan rjangkau ba tas kesehat mukim untu mun fasilit mbantu tid Hanya Sumur Ba an yang tid n penangan karena biay enduduk tet yang ada k  397  ng utu an ya ga an ST an ya ya kat tar u atu, ng agi an uk tas ak di atu ak an ya ap di Su Ta C da pe ce lo m T B pe Su D P D P B K pi te T m di de in ba In be be pr tid pe ya lin pe Tabel7 No Sarana Ke 1. Puskemas Pembantu 2. Rumah Be 3. Klinik 24 j 4. Apotik 5. Pijat Refle 6. Pengobata Tradisiona umber : Monogra ahun 2011 C.5.3. Saran Tersed aerah ak enduduk da enderung okasinya d mempermud PST yang Bantar Geba enduduk un T No Alat Tran yang dig Respo 1. Sepeda 2. Sepeda M 3. Mobil 4. Angkutan 5. Lainnya umber : Data Surv D.Jumlah ermukima D.1. Juml ermukima Berdirinya Kelurahan Wila inggiran Ib ersendiri ap PST Banta memiliki k ibanding d engan Jak ndustri sepe anyaknya p ndonesia be erbagai tu erbagai ma rasarana, d dak di imb ekerjaan ya ang berpen ngkungan enghasilann Keberadaa esehatan Kelur Ciki Ad ersalin Ad jam Ad Tid eksi Tid an al Tid fi Kelurahan Cik na Transpo dianya saran an memp alam melaku mencari dekat deng ah aksesib tidak terla ang merupa ntuk tinggal Tabel 8 Alat nsportasi gunakan onden Kelu Cik Y Motor Y Ti n Umum Y Y vei Lapangan, 20 Pendata n Kumuh lah Pend n Kumuh TPST Ba ayah Kota u Kota Jak palagi ditam ar Gebang. kesempatan dengan kot karta. Seba erti pabrik d pendatang ermigrasi k ujuan. Mig asalah terha dan lingkun bangi deng ang memad nghasilan r permukima nya. an Sarana K rahan iwul Kelurah Ciketin Udik da Ada da Tidak da Ada dak Tidak dak Ada dak Ada kiwul, Ciketing U ortasi na transpor permudah ukan aktivi tempat t gan jalan biltasnya. alu jauh da akan salah di sekitar T t Transporta urahan kiwul Kelura Ciketi Udik Ya Tida Ya Ya idak Tida Ya Ya Ya Ya 11 ang dan datang d Sebelum antar Geb Bekasi yan karta memil mbah denga Selain itu kerja l ta yang l agai conto di Kota Be dari berbag ke Kota B grasi ini adap penye ngan perum gan pengad dai. Akibatn rendah aka an yang s Kesehatan han ng k Keluraha Sumur Ba Ada k Tidak Ada k Ada Tidak Tidak

Udik, dan Sumur B

rtasi di su aksesibili itas. Pendud tinggal ya utama a Jarak lok ari Kecama satu motiv TPST. asi ahan ing k Keluraha Sumur Batu ak Tidak a Ya ak Tidak a Ya a Tidak n Juml dan Juml dan Setel ang di Ti ng terletak liki daya ta an keberada u Kota Bek ebih bany letaknya ja h banyakn kasi memb gai daerah Bekasi deng menimbulk ediaan sara mahan, kare daan lapang nya pendud an menemp sesuai deng an atu Batu, uatu itas duk ang gar kasi atan vasi an lah lah lah iap k di arik aan kasi yak auh nya uat di gan kan ana, ena gan duk pati gan

(8)

398 

Tabel 9Jumlah Pendatang dan Jumlah Permukiman Kumuh Sebelum dan Setelah

Berdirinya TPST Bantar Gebang di Tiap Kelurahan

Kel

Pendatang Permukiman Kumuh

Total Sebelum Tahun 1988 Setelah Tahun 1988 Sebelum Tahun 1988 SetelahTahun 1988 Kumuh Tidak Kumuh Kumuh TidakKu muh Cikiwul 0% 50,00% 0% 0% 36,36% 13,64% 100 % Ciketing Udik 4,17% 45,83% 0% 4,17% 37,50% 8,33% 100 % Sumur Batu 3,85% 46,15% 0% 3,85% 46,15% 0% 100 %

Sumber : Data Survei Lapangan, 2011

Sebelum berdirinya TPST Bantar Gebang pendatang dan rumah kumuh yang ada di Kelurahan Cikiwul sebesar 0%, Setelah berdirinya TPST jumlah pendatang menjadi 50,00% dan jumlah permukiman kumuh sebesar 36,36%. Namun tidak seluruh pendatang di Kelurahan Cikiwul menempati rumah kumuh, ada 13,64% pendatang yang menempati rumah tidak kumuh (rumah permanen).

Pendatang yang ada di Kelurahan Ciketing Udik sebelum TPST berdiri sebesar 4,17%. Setelah berdirinya TPSTjumlah pendatang bertambah menjadi sebesar 45,83%dengan jumlah permukiman kumuh sebesar 37,50%. Sama dengan Kelurahan Cikiwul tidak seluruh pendatang menempati rumah kumuh, ada 8,33% pendatang yang menempati rumah tidak kumuh (rumah permanen).

Pendatang yang ada di Kelurahan Sumur Batu sebelum TPST berdiri sebesar 3,85%. Setelah berdirinya TPST jumlah pendatang bertambah menjadi sebesar 46,15% dengan jumlah permukiman kumuh sebesar 46,15%. Bertambahnya jumlah pendatang di Kelurahan Sumur Batu diikuti dengan bertambahnya jumlah permukiman kumuh. Hal ini karena seluruh pendatang di Kelurahan Sumur Batu menempati rumah kumuh.

D.2. Jumlah Pendatang dan Jumlah Permukiman Kumuh Sebelum dan Setelah Berdirinya TPST Bantar Gebang

Sebelum TPST Bantar Gebang berdiri, sesuai dengan Tabel jumlah pendatang yang ada di kelurahan di sekitar TPST adalah 2,12% dengan rumah kumuh 0%. Sejak TPST Bantar Gebang berdiri tahun 1988, banyak pendatang yang melakukan migrasi ke Kota Bekasi. TPST Bantar Gebang memiliki daya tarik bagi pendatang dari luar Kota Bekasi untuk mencari pekerjaan di TPST.

Tabel10 Jumlah Pendatang dan Jumlah Permukiman Kumuh Sebelum dan Setelah

Berdirinya TPST Bantar Gebang

Kel

Pendatang Permukiman Kumuh

Sebelum Tahun 1988 Setelah Tahun 1988 Sebelum Tahun 1988 Setelah Tahun 1988 Kumuh Tidak Kumuh Kumuh Tidak Kumuh Cikiwul 0% 23,40% 0% 0% 17,02% 6,38% Ciketing Udik 1,06% 11,70% 0% 1,06% 9,57% 2,13% Sumur Batu 1,06% 12,77% 0% 1,06% 12,77% 0%

Sumber : Data Survei Lapangan, 2011

Adanya TPST Bantar Gebang mengakibatkan daerah tersebut cepat dikuasai oleh pendatang yang bermata pencaharian sebagai pemulung. Adanya krisis moneter tahun 1998 juga menyebabkan peningkatan migrasi. Jumlah pendatang setelah TPST Bantar Gebang berdiri menjadi 47,87%.

Bertambahnya jumlah pendatang dari tahun ke tahun yang semakin meningkat juga diikuti dengan jumlah permukiman kumuh. Jumlah permukiman kumuh setelah berdirinya TPST sebesar 39,36% yang disebabkan oleh banyaknya pendatang yang menempati rumah kumuh. Jumlah pendatang yang terus meningkat dari tahun ke tahun harus diimbangi dengan penyediaan lapangan pekerjaan agar pendatang yang bermigrasi ke Kota Bekasi tidak bekerja sebagai pemulung yang akan berdampak pada penambahan permukiman kumuh.

KESIMPULAN

1. Alasan penduduk asli bermukim di sekitar TPST adalah mengikuti keluarga. Alasan pendatang bermukim di sekitar TPST menurut daerah asal adalah mencari pekerjaan karena daerah asal yang kurang produktif. Alasan pendatang bermukim ke TPST karena TPST memberikan kesempatan lapangan pekerjaan dan karena ada proyek pembuatan jalan sehingga mengharuskan untuk tinggal di sekitar TPST.

2. Proses bermukim penduduk sebelum dan setelah berdirinya TPST adalah atas prakarsa sendiri. Terdapat perbedaan tipologi pemukiman antara sebelum dan setelah berdirinya TPST. Sebelum berdirinya TPST tidak terdapat permukiman kumuh. Semakin banyaknya pendatang yang bermigrasi dan tinggal di sekitar TPST menyebabkan semakin berkembangnya permukiman kumuh. 3. Motivasi pemukim tinggal di sekitar TPST adalah jenis pekerjaan, pendapatan, lokasi

(9)

399 

tempat kerja, keinginan tinggal dan ketersediaan sarana. Motivasi pendatang untuk tinggal di sekitar TPST adalah karena pekerjaan sedangkan motivasi penduduk asli untuk tinggal di sekitar TPST karena sudah lama tinggal di tempat tersebut.

4. Terdapat perbedaan jumlah pendatang dan jumlah permukiman kumuh sebelum dan setelah berdirinya TPST di tiap kelurahan.Jumlah pendatang sebelum TPST Bantar Gebang berdiri 2,12%. Sebelum TPST Bantar Gebang berdiri tidak terdapat permukiman kumuh. Berdirinya TPST Bantar Gebang menjadi salah satu daya tarik bagi pendatang dari luar Kota Bekasi untuk mencari pekerjaan di TPST. Setelah TPST Bantar Gebang berdiri jumlah pendatang bertambah menjadi 47,87%. Bertambahnya jumlah pendatang diikuti dengan jumlah permukiman kumuh sebesar 39,36%, karena sebagian besar pendatang bekerja sebagai pemulung dengan penghasilan rendah sehingga banyak pendatang yang mengontrak rumah kumuh di sekitar TPST.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum. 1999. Identifikasi Kawasan Kumuh. Jakarta:Direktorat Jendral Cipta Karya Departemen PU.

Departemen Sosial. 1989. Laporan Hasil Penelitian Tentang Permasalahan Pelayanan Kesejahteraan Sosial di Daerah Slum, Squatter, dan di Daerah Sekitar Pemusatan Industri atau Pertambangan. Jakarta: Departemen Sosial

Direktorat Jenderal Perumahan dan Permukiman, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2002. Petunjuk Operasional Penilaian Tingkat Kekumuhan.

Effendi, Sofian dan Singarimbun, Masri. 1989.

Proses Analisa Data dalam Sofian Effendi (ed). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Gerungan, W.A. 1977. Psikologi Sosiologi. Bandung: Eresco.

Kamus Tata Ruang. 1997. Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.

Khomarudin. 1997. Menelusuri Pembangunan Perumahan dan Permukiman. Jakarta: Yayasan Realestat Indonesia-PT.Rakasindo.

Martani, Tita. 2006. Motivasi Penduduk Dalam Menentukan Lokasi Tempat Tinggal di Daerah Pinggiran Kota (Urban Fringe Area) Studi Kasus di Desa Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Monografi Kelurahan. 2009. Laporan Penyelenggaraan Kinerja Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi.

Poerwadarminta, W.J. S. 1985. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Prihantini, Asih. 2009. Alasan Penduduk Pendatang Menetap di Pinggiran Kota (Kasus di Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman).Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Pryor, J Robin. 1979. Migration and

Development in South-East Asia A Demographic Perspective. New York: Oxford University Press.

Romeon, Kumalasari. Perpindahan Lokasi Permukiman Pengungsi Pasca Konflik Sosial.Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Sadyohutomo, M. 2008. Manajemen Kota dan Wilayah. Bumi Akasara. Jakarta.

Saroyo, Suharno. 1991. Modul Pendampingan Sosial Program Pemberdayaan Fakir Miskin Melalui Mekanisme Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial (P2FM-BLPS). Jakarta: Direktorat Jendral Pemberdayaan Sosial.

Siswono, Yudohusodo, et,al. 1991. Rumah Untuk Seluruh Rakyat. Jakarta.

Supartini. 2003. Pertumbuhan Pemukiman Liar Tahun 1990-2000 di Kelurahan Sungai Harapan Kecamatan Sekupang Batam dan

Upaya Perencanaan Pemecahannya.Skripsi. Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada.

Titus, Milan J. 1982. Migrasi Antar Daerah di Indonesia(Seri Terjemahan No.12). Yogyakarta: PPK-UGM.

(10)

400 

Whynne-Hammond, Charles. 1979. Elements of Human Geography. London: George Allen Uwin Population Movement.

Winoto, Gatot. 2006. Pola Kemiskinan di Permukiman Nelayan Kelurahan Dompak Kota Tanjungpinang.Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

Yulianti, Christiana. 2000. Studi Partisipasi Masyarakat Permukiman Nelayan di Tambak Lorok Semarang.Tugas Akhir. Semarang: Universitas Diponegoro.

Yunus, Hadi Sabari. 2000. Pembangunan Permukiman Kumuh di Indonesia : Mencari Solusi Praktis Untuk Permukiman Kumuh. Seminar Membangun Masyarakat Indonesia Masa Depan Memasuki Millenium III. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.

________________. 2004. Bahan Kuliah dalam Permukiman Perkotaan. Yogyakarta: Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada.

________________. 2005. Manajemen Kota: Perspektif Spasial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gambar

Gambar 1.1 Peta Administrasi DaerahPenelitian  Penentuan lokasi pengambilan sampel  dilakukan dengan cara purposive yaitu Rukun  Warga yang berbatasan langsung dengan TPST  antara lain RW 05 pada Kelurahan Ciketing
Tabel 2 Alasan Bermukim Menurut Daerah Asal  dan Daerah Tujuan

Referensi

Dokumen terkait