Jurnal Explore STMIK Mataram – Volume 8 No 1 Tahun 2018
ISSN: 2087-894
Simulasi Pemilihan Program Studi Teknik Informatika Strata 1 Pada Perguruan
Tinggi Swasta Di Pulau Lombok Dengan Menggunakan Pendekatan Metode
Analytical Hierarchy Process
Emi Suryadi1, Maspaeni2, Ahmad Yani3, Erfan Wahyudi4
STMIK Mataram1,2,3
Universitas Islam Indonesia4
emisuryadi@gmail.com
Abstrak – Pemilihan program studi merupakan sebuah kewajiban bagi setiap mahasiswa baru yang melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di pulau lombok telah banyak membuka program studi Teknik Informatika Stara 1. Memilih program studi tentu tidak mudah apa lagi program studi yang peminatnya banyak. Sistem pendukung keputusan memberikan kemudahan untuk menentukan PTS mana yang akan dipilih. Simulasi PTS yang ada di Lombok terdapat 4 PTS. Dimana ke 4 PTS ini akan dipilih untuk menentukan mana yang akan terbaik dalam menentukan program studi Teknik Informatika Stara 1. Menentukan suatu alternatif tentunya tidak lepas dari kriteria-kriteria yang menjadi bahan pertimbangan dalam memilih alternatif. Terpilihnya alternatif yang tersedia memiliki nilai tertinggi untuk dijadikan sebagai solusi dalam pemilihan alternatif yang ada.
Kata kunci: Perguruan Tinggi Swasta, sistem pendukung keputusan, metode AHP, Lombok.
1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi saat ini semakin maju, sehingga terkadang teknologi sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai problem yang ada. Pemanfaatan teknologi informasi merupakan sebuah aplikasi soft
computing yang tidak hanya dapat membantu
mengatasi berbagai masalah dalam menentukan sebuah pilihan. Sistem pendukung keputusan dibangun untuk memudahkan dalam menentukan suatu keputusan dari berbagai alternatif yang ada. Memilih Program studi Teknik Informatika dari berbagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Pulau Lombok bukan sesuatu yang mudah, disebabkan karena yang membuka program studi Teknik Informatika tidak hanya satu PTS melainkan ada berbagai PTS.
Calon mahasiswa baru tentu memiliki
beberapa kriteria untuk menjadi bahan
pertimbangan dalam memilih program studi lebih-lebih PTS mana yang tepat untuk mengambil program studi Teknik Informatika. Memperoleh informasi yang cepat dan hampir akurat tentu membutuhkan sebuah sistem otomatisasi dengan melibatkan teknologi, karena kebutuhan sebuah sistem berbasis komputer sangat perlu, guna
memenuhi kebutuhan dalam memperoleh
informasi.
Pengambilan keputuan dalam kasus ini
menggunakan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP), dimana AHP merupakan sebuah
metode pengambilan keputusan untuk
menyelesaikan masalah dalam menentukan
pilihan yang sifat multi objective. Hal ini tentu
dapat membantu calon mahasiswa dalam
menentukan PTS mana yang akan dipilih untuk mengambil program studi Teknik Informatika. 2. Kajian Pustaka
Informasi merupakan salah satu sumber daya
penting dalam manajemen modern. Suatu
informasi dianggap bernilai kalau manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk
mendapatkannya. Pada kenyataannya nilai
informasi tidak mudah untuk dinyatakan dengan ukuran yang bersifat kuantitatif (Wilkinson, 1992). Kualitas informasi dapat dianalogikan sebagai pilar-pilar dalam bangunan (Burch dan Grudnitski, 1989) dan menentukan baik tidaknya pengambilan keputusan.
a. Data Perguruan Tinggi Swasta
Perguruan Tinggi harus mengikuti Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT). AIPT bertujuan untuk menilai dan memberikan jaminan mutu program dan satuan pendidikan tinggi, serta evaluasi diri yang hasilnya dapat digunakan dalam bentuk profil yang komprehensif, perencanaan, strategi pengembangan dan perbaikan Perguruan Tinggi secara berkelanjutan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan, sehingga
mampu mencapai sasaran utama, yakni
sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan Tinggi. PTS yang menyelenggarakan program studi Strata 1 Teknik Informatika terdapat 4 PTS yang ada di pulau Lombok. Langkah awal yang dilakukan adalah untuk merumuskan model pengambilan keputusan untuk pemilihan PTS yang menyelenggarakan pendidikan Strata 1 Teknik Informatika. Model yang dikembangkan berdasarkan metode MCDM (Multi Criteria
Decission Making) berdasarkan penilaian
preferensi seseorang calon mahasiswa. Model ini dikembangkan dengan struktur AHP (Analytical
Hierarchy Process) karena diharapkan dapat
dipakai untuk memecahkan masalah yang
kompleks, dengan aspek atau kriteria yang dipertimbangkan cukup banyak.
b. Metode Analytic Hierarchy Process (AHP)
AHP adalah Satu bentuk model pengambilan keputusan yang melibatkan multi kriteria untuk mendapatkan prioritas keputusan. Keunggulan AHP dibandingkan model MADM lainnya adalah
dapat menganalisis secara simultan dan
terintegrasi antara kriteria yang kuantitatif dan kualitatif. Metode ini dikembangkan oleh Saaty (1980) dan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks dimana data dan informasi statistik tersedia sangat sedikit.
Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty (1980), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan
Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya. Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari level hirarki paling atas yang ditujukan
untuk memilih kriteria, misalnya A, kemudian diambil elemen yang akan dibandingkan, misal A1, A2, dan A3. Maka susunan elemen-elemen yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada Tabel 2 di bawah ini :
Tabel 2 Matrik Perbandingan
Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala bilangan dari 1 sampai 9. Penilaian ini dilakukan oleh seorang pembuat keputusan yang ahli dalam bidang persoalan yang sedang dianalisa dan mempunyai kepentingan terhadapnya. Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai 1. Jika
elemen i dibandingkan dengan elemen j
mendapatkan nilai tertentu, maka elemen j dibandingkan dengan elemen i merupakan kebalikannya.
Apabila A adalah matriks perbandingan
berpasangan yang, maka vektor bobot yang berbentuk:
dapat didekati dengan cara:
Menormalkan setiap kolom j dalam matriks A, sedemikian hingga,
disebut sebagai A’
Untuk setiap baris i dalam A’, hitunglah nilai rata-ratanya,
dengan wi adalah bobot tujuan ke-i dari vektor
bobot.
Misalkan A adalah matriks perbandingan
berpasangan, dan w adalah vektor bobot, maka konsistensi dari vektor bobot w dapat diuji sebagai berikut:
Hitung: (A)(wT) Hitung
Jika CI=0 maka A konsisten Jika maka A cukup konsisten
Jika maka A sangat tidak konsisten, Indeks random RIn adalah nilai rata-rata CI yang dipilih secara acak pada A dan ditentukan sebagai berikut:
n
1 2
3
4
5
6
7
…
R.I 0 0 0.58 0.9 1.12 1.24 1.32 …
Hitung total skor dengan rumusc. Pengambilan Keputusan
Pengambilan suatu keputusan adalah suatu proses menentukan alternatif yang dilaksanakan berdasarkan pengetahuan dan informasi. Untuk menentukan alternatif terbaik, perlu dilakukan penilaian terhadap berbagai alternatif yang ada dan setelah itu diproses dengan metode yang pilih untuk menentukan keputusan yang akan diambil. Nilai optimal adalah nilai yang diperoleh melalui suatu proses dan dianggap sebagai solusi jawaban yang paling baik dari semua solusi yang ada.
3. Perancangan Proses
Perancangan proses ini digambarkan dalam bentuk Data Flow Diagram (DFD) yang dimulai dari diagram konteks. Alur sistemnya dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Diagram Konteks
Pada diagram konteks Gambar 1 di atas memberikan gambaran bahwa sistem pendukung keputusan berinteraksi dengan admin.
Diagram konteks pada Gambar 1 dijabarkan dengan (DFD) Level 0 yang disajikan pada Gambar 2 sebagai berikut.
Gambar 2. Diagram Level 0
Admin dalam sistem ini memberikan penilaian terhadap kriteria dari alternatif yang ada sehingga mampu memberikan solusi berupa rekomendasi dalam mengambil keputusan.
a. Data Keputusan
Hasil olah penilaian sistem, memberikan bagaimana proses metode AHP dapat melakukan pemilihan dari beberapa alternatif yang tersedia. Dalam hal ini proses pengolahannya dijabarkan melalui DFD level 1 seperti pada Gambar 3 berikut ini.
Gambar 3. DFD Level 1 Olah Keputusan b. Relasi Tabel Basis Data
Relasi antar tabel dapat diimplementasikan dengan menghubungkan (link) setiap primary key
tabelnya dengan foreign key-nya pada tabel lainnya. Relasinya dapat dilihat pada Gambar 4 sebagai berikut.
1
,
0
>
nRI
CI
Gambar 4. Relasi Antar Tabel 4. Implementasi Sistem dan Hasil
Hasil pengujian yang dilakukan yaitu pemilihan alternatif PTS yang ada di Lombok, maka dapat dianalisa bahwa sistem ini telah membuktikan
kemampuannya untuk menentukan dan
memutuskan PTS yang dipilih dalam mengambil program studi Teknik Informatika (Strata 1). Proses metode AHP dalam pemilihan program studi dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini.
Hasil pengujian yang telah dilakukan yaitu proses pemilihan Program Studi Teknik Informatika pada PTS di Lombok, maka dapat dianalisa bahwa sistem ini telah membuktikan kemampuannya untuk menentukan dan memutuskan PTS yang terpilih dalam menentukan Program Studi Strata 1.
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Penerapan metode AHP pada sistem pendukung keputusan ini dapat dijadikan sebagai solusi dalam memilih program studi teknik Informatika pada PTS di pulau lombok. Hasil perolehan yang didapatkan dari berbagai kriteria yang menjadi bahan pertimbangan, mampu menghasilkan nilai optimal pada PTS yang memiliki program studi teknik Informatika untuk menjadi solusi alternatif pilihan. Perolehan nilai yang dihasilkan 0,27365409446662 pada STMIK C.
6. Pustaka
Indrajani, 2014. Database systems case study all
in one. Jakarta: PT. Elek Media Komputindo.
Jurnal Publikasi Danang, Mochamad Fahrul Nizar
Sistem Pendukung Keputusan pemilihan PTS jurusan komputer menggunakan metode AHP di Kota Semarang
Jurnal Publikasi Budilaksono Sularso, dkk. Sistem pendukung keputusan pemilihan perguruan
tinggi Swasta program studi teknik
informatika di propinsi DKI Jakarta dengan metode AHP dan Promethee
Jurnal Publikasi Suryadi Emi, dkk. Sistem pendukung keputusan penentuan rute dan kendaraan dalam mendistribusikan Zakat, Infaq dan Shadaqah
Kadir, A. 2014. Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi. Yogyakarta: ANDI
Kusumadewi, S.; Hartati, S.; Harjoko, A.; Wardoyo, R. 2006. Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM). Yogyakarta: GRAHA ILMU.