TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS
DI RUMAH SAKIT SUFINA AZIZ MEDAN
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH:
AULIA BUDI PRATAMA NIM: 1313466006
AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN
TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS
DI RUMAH SAKIT SUFINA AZIZ MEDAN
HASIL PENELITIAN
Diajukan Sebagai Salah Satu syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madiyah
OLEH:
LEMBAR PERSETUJUAN
TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG
SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS
DI RUMAH SAKIT SUFINA AZIZ MEDAN
OLEH :
AULIA BUDI PRATAMA NIM: 1313466006
Penelitian Ini telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing sebagai Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya di Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan
Disetujui : Dosen Pembimbing
LEMBAR PENGUJIAN
Penelitian dengan Judul :
TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG
SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS
DI RUMAH SAKIT SUFINA AZIZ MEDAN
OLEH
AULIA BUDI PRATAMA NIM: 1313466006
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Pada Tanggal Bulan Tahun
Penguji I : ………..………..……….. ( )
Penguji II : ………..………..……….. ( )
Penguji III : ……….………..……….. ( )
Disahkan :
Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda
PERNYATAAN
TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG
SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS
DI RUMAH SAKIT SUFINA AZIZ MEDAN
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali ada beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Agustus 2016
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
Nama : Aulia Budi Pratama
Tempat/Tanggal lahir : Aceh Tengah, 26 Agustus 1995
Agama : Islam
Anak : 1 dari 3 bersaudara
Alamat : Jl. Alfitrah Kec. Bebesen Aceh Tengah
II. IDENTITAS ORANGTUA
Nama Ayah : Mahdi Aldiansyah
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Syafrida Rahmad, SE
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Alfitrah Kec. Bebesen Aceh Tengah
III. RIWAYAT PENDIDIKAN
2001 – 2007 : SD Negeri 8 Takengon
2007 – 2010 : SMP Negeri 3 Takengon
2010 – 2013 : SMA Negeri 4 Takengon
AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN IMELDA MEDAN
Nama : Aulia Budi Pratama NIM : 1313466006
Judul : Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis
ABSTRAK
Rekam medis tidak hanya sekedar mempunyai pengertian sebagai kegiatan pencatatan saja, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan petugas rekam medis tentang sistem penyimpanan di Rumah Sakit Sufina Aziz Medan. Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 9 orang dengan tehnik pengambilan sampling secara total samping dan jumlah sampel sebanyak 9 orang. Dari hasil penelitian dapat diperoleh hasil bahwa dari 9 responden (100%) yang berpengetahuan baik tentang sistem penyimpanan berkas rekam medis sebanyak 2 orang (22,2%) dan berpengetahuan cukup sebanyak 5 orang (55,6%) dan yang berpengetahuan kurang sebannyak 2 orang (22,2%). dapat kita lihat bahwa sebanyak 7 orang (77,8%) dijumpai umur 20-25 tahun, sebanyak 2 orang (22,2%) dijumpai umur 26-30 tahun, sebanyak 1 orang (11,1%) yang dijumpai berumur >30 tahun. dapat dilihat bahwa jenis kelamin perempuan sebanyak 7 orang (77,8%) dan dijumpai jenis kelamin laki-laki sebanyak 2 orang(22,2%). dapat dilihat bahwa responden yang berpendidikan D3 dijumpai sebanyak 5 orang (55,6%) dan yang berpendidikan S1 dijumpai sebanyak 4 orang (44,4%). dapat kita lihat bahwa sebanyak 6 orang (66,7%) dijumpai dengan lama bekerja selama 0-4tahun, sebanyak 3 oarang (33,3%) dijumpai dengan lama bekerja selama >5 Tahun tahun. Setelah dilakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan petugas rekam medis terhadap sistem penyimpanan berkas rekam medis di RSU Sufina Aziz Medan dengan 9 responden (100%), maka dapat disimpulkan pengetahuan petugas rekam medis dikatakan cukup dengan mayoritas pengetahuan petugas rekam medis tentang sistem penyimpanan berkas rekam medis terhadap 9 responden (100%) sebanyak 5 responden (55,6%). Untuk itu disarankan kepada perekam medis agar lebih meningkatkan pengetahuan dan melakukan pelatihan dan bimbingan tekhnis terhadap uraian tugas dan kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam penyelenggaraan pelayanan rekam medis di Rsu Sufina Aziz Medan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul
“Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem Penyimpanan
Berkas Rekam Medis Di Rumah Sakit Sufina Aziz Medan”. Penelitian ini
bertujuan untuk meneliti sistem penyimpanan berkas rekam medis khususnya di
RSU Sufina Aziz Medan.
Terwujudnya penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan
berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Maka dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. H. R. I. Ritonga, MSc, selaku ketua Yayasan Imelda Medan.
2. dr. Imelda L. Ritonga, S.Kep, M.Pd, MN selaku Koordinator Pendidikan
Yayasan Imelda Medan.
3. dr. Suheri P. Gultom, MARS selaku Direktur Akademi Perekam Medik dan
Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan.
4. Esraida Simanjuntak, SKM selaku Wadir I sekaligus Pembimbing dan
Penguji III yang selalu memberikan arahan kepada penulis mulai dari awal
sampai terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Ali Sabela Hasibuan, S.Kep, Ns selaku Wadir II di Apikes Imelda Medan.
6. Rani Robetty, M.Kom selaku Wadir III sekaligus Penguji I
8. Siti, M.Kes selaku wali kelas yang selalu memberikan bimbingan dan arahan
kepada kami.
9. Seluruh staf dosen Akademi Perkam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda
Medan yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan.
10.Direktur dan seluruh staf pegawai RSU Sufina Aziz Medan khususnya petugas
rekam medis yang telah banyak membantu penulis.
11.Ayahanda dan Ibunda, kakak dan adik-adik dan seluruh keluarga yang
memberikan dukungan serta doa selama perkuliahan sampai dengan
terselesainya penelitian ini
12.Teman-teman satu kelas stambuk 2016, dan sahabat-sahabat saya Dea Rima
Silana, Kenan, Ahmad Fadhil, Dodi Eltona, Jasanda, Suprizal, Rysad, Arnia,
Wafa, Seruni, Tamara Khairun, Silvia, Dilly, Ester, Yunika.
13.Serta semua pihak yang telah membantu penulis dan memberikan dukungan
dan masukan yang namanya tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan dapat
meningkatkan mutu Profesi Perekam Informasi Kesehatan.
Medan, Agustus 2016
DAFTAR ISI
2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan 7 2.2. Konsep Rekam Medis ... 7
2.2.1. Pengertian Rekam Medis ... 9
2.2.2. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis ... 10
2.2.3. Kegunaan Rekam Medis ... 11
2.2.4. Alur Rekam Medis ... 13
2.3. Konsep Sistem Penyimpanan Rekam Medis ... 14
2.3.1. Pengertian Sistem Penyimpanan Rekam Medis .. 14
2.3.2. Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis ... 19
2.4. Konsep Rumah Sakit ... 21
2.4.1. Pengertian Rumah Sakit ... 21
2.4.2. Sistem Penomoran Rekam Medis ... 22
2.5 Kerangka Konsep ... 22
3.3. Populasi,Teknik Sampling dan Sampel Penelitian ... 24
3.4. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 25
3.5. Variabel dan Defenisi Operasional ... 25
3.5.1. Variabel Penelitian ... 25
3.5.2. Defenisi Operasional ... 26
3.5.3. Teknik Pengumpulan Data ... 27
2.5.4. Teknik Pengukuran ... 28
3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 29
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30
4.1. Hasil Penelitian ... 30
4.2. Hasil Penelitian ... 33
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 39
5.1. Kesimpulan ... 39
5.2.Saran ... 39
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis
tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis
Berdasarkan Umur di RSU Sufina Aziz Medan ... 30
Tabel 4.2. Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis
tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis
Berdasarkan Jenis Kelamin di RSU Sufina Aziz Medan. .... 31
Tabel 4.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis
tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis
Berdasarkan Pendidikan di RSU Sufina Aziz Medan. ... 31
Tabel 4.4. Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis
tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis
Berdasarkan Masa Kerja di RSU Sufina Aziz Medan. ... 32
Tabel 4.5. Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis
tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis
Berdasarkan Pengetahuan Di RSU Sufina Aziz Medan ... 32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Surat Izin Penelitian dari Akademi Perekam Medik dan
Informasi Kesehatan Imelda Medan
Lampiran II : Surat Balasan Izin Penelitian di RSUP. Supina Aziz Medan
Lampiran III : SK dosen Pembimbing KTI
Lampiran IV : Master Tabel
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO, 2000) rumah sakit adalah suatu
bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis yang berfungsi memberikan
pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat baik dalam penyembuhan
penyakit (kuartif) dan pemulihan penyakit (rehabilitatif). Sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit
bahwa rumah sakit mempunyai kewajiban memberikan pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan
pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
Penyedia pelayanan kesahatan yang baik harus membuat rekam medis yang
baik untuk kepentingan pasiendalam jalannya pengobatan karena baik buruknya
suatu pelayanan kesehatan dapat diukur dari rekam medisnya. Menurut peraturan
Mentri Kesehatan RI Nomor 296/MENKES/PER/III/2008, rekam medis
merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien.
Rekam medis tidak hanya sekedar mempunyai pengertian sebagai kegiatan
pencatatan saja, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem
penyelenggaraan rekam medis. Penyelenggaraan rekam medis merupakan proses
kegiatan pencatatan data medis pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan
medis di rumah sakit dilanjutkan dengan pengamanan berkas rekam medis yang
meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dan tempat
penyimpanan untuk melayani permintaan atau peminjaman dari pasien atau
keperluan lainnya (Depkes RI, 1997).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu ( Notoatmodjo, 2007).
Tingkat pengetahuan petugas rekam medis di rumah sakit Sufina Aziz masih
kurang, dapat dilihat dalam sistem penyimpanan mereka yang masih buruk.
Penyimpanan berkas rekam medis yang baik merupakan salah satu kunci
keberhasilan atau kebaikan manajemen rekam medis dari suatu pelayanan
kesehatan, tentunya jika didukung sistem yang baik Sumber Daya Manusia
(SDM) yang bermutu dan prosedur atau tata kerja yang baik serta sarana atau
fasilitas penyimpanan yang memadai.
Penyimpanan dokumen rekam medis mempunyai arti yang sangat penting
sehubungan dengan riwayat penyakit pasien dan kerahasian yang terkandung
didalamnya. Oleh sebab itu cara penyimpananpun harus diatur sedemikian rupa
sehingga terjaga rahasianya dan mudah memperoleh kembali untuk disediakan
guna pelayanan kunjungan ulang dan sarana pelayanan kesehatan.
Rumah sakit Sufina Aziz Medan adalah rumah sakit swasta yang bertipe C,
merupakan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum. Berbagai upaya
3
antara lain peningkatan sarana gedung, pengadaan fasilitas kesehatan, peningkatan
sumber daya manusia yang baik secara kualitas dan kuantitas.
Berdasarkan hasil awal yang dilakukan oleh peneliti di rumah sakit Sufina
Aziz Medan, dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang sering terjadi dalam
unit rekam medis adalah terlamabatnya pengembalian berkas ke rekam medis dan
penyalahgunaan berkas rekam medis kepada pihak yang tidak berwenang serta
alur rekam medis yang tidak jelas sehingga menyebabkan berkas rekam medis
tercecer.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem
Penyimpanan Berkas Rekam Medis di Rumah Sakit Sufina Aziz Medam” 1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka masalah penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat pengetahuanpetugas rekam medis terhadap sistem
penyimpanan berkas rekam medis dirumah sakit Sufina Aziz Medan
sudah baik ?
2. Bagaimana sistem penyimpanan berkas rekam medis dirumah sakit
Sufina Aziz Medan ?
1.3 Pembatasan Masalah
Permasalahan dalam penelitian dibatasi dengan maksud untuk memperoleh
ruangan lingkup yang lebih jelas menghindari terjadinya pengembangan analisi
1. Tingkat pengetahuan petugas rekam medis pada penyimpanan berkas rekam
medis di rumah sakit Sufina Aziz Medan.
2. Sistem penyimpanan berkas rekam medis dirumah sakit Sufina Aziz aaMedan.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diambil dari
penelitian ini adalah tingakat pengetahuan petugas rekam medis tentang sistem
penyimpanan di rumah sakit Sufina Aziz Medan
1.5 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan petugas rekam medis
terhadap penyimpanan berkas rekam medis dirumah sakit Sufina Aziz Medan
1.6Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti untuk menambah ilmu pengetahuan khusunya pada tingkat
pengetahuan petugas rekam medis terhadap sistem penyimpanan berkasa
rekam medis rumah sakit.
2. Bagi lembaga pendidikan APIKES Imelda Medan untuk menambah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap objek tertentu.Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaraan, penciuman, rasa, dan
raba.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoadmojo, 2010).
Pengetahuan adalah kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca inderanya. Pengetahuan sangat berbeda dengan kepercayaan
(beliefs), takhayul (superstition), dan penerangan-penerangan yang keliru
(misinformation). Pengetahuan adalah segala apa yang diketahuai berdasarkan
pengalaman yang didapat oleh setiap manusia (Mubarak, 2011).
2.1.2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup mempunyai domain kognitif mempunyai 6
tingkat yaitu:
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Oleh sebab itu “Tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang
yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan.
2. Memahami (Comperehension)
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari atau suatu kondisi yang sebenarnya.
4. Analis (Analysis)
Analis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi
dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintetis (Syntesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi yang berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi, atau
7
2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan 1. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur
hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan
pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderunng untuk mendapatkan
informasi baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak
informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat
tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan
dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi maka orang
tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Namun perlu ditekankan
bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak
pengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh
di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan
non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek juga
mengandung dua aspek yaitu aspek poositif dan negatif. Kedua objek
tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan
menimbulkan sikap positif terhadap objek tersebut.
2. Media masa/informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal
dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga
teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat
mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai
sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seeperti televisi, radio,
surat kabar, dan majalah mempunyai pengaruh besar terhadap
pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi
sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan berisi
sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru
mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi
terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
3. Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi
seseorang juga akan menetukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan
untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang.
4. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi
masa lalu. Pengalaman belajar selain bekerja yang dikembangkan
9
mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan
menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam
bidang kerjanya.
5. Umur
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola fikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik
(Notoadmojo, 2010).
2.2 Konsep Rekam Medis 2.2.1 Pengertian Rekam Medis
Menurut Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah
berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identits pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Rekam medis adalah siapa, apa, dimana, dan bagaimana perawatan pasien
selama di rumah sakit. Untuk melengkapi rekam medis harus memiliki data yang
cukup tertulis dalam rangkaian kegiatan guna menghasilkan suatu diagnosis,
jaminan, pengobatan, dan hasil akhir (Rastiyanto, 2009)
Rekam medis disini diartikan sebagai “keterangan yang baik tertulis
maupun yang terekam tentang identitas, anamnese, penentuan fisik laboraturium,
diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan
pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan
pelayanan gawat darurat”. Kalau diartikan secara dangkal, rekam medis
kalau dikaji lebih dalam rekam medis mempunyai makna yang lebih luas dari
pada catatan biasa, sesudah tercermin segala informasi menyangkut seorang
pasien yag akan dijadikan dasar didalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam
upaya pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seorang
pasien yang datang ke rumah sakit.
Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya
sekedar kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu
sistem penyelenggaraan rekam medis. Sedangkan kegiatan pencatatan sendiri
hanya merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien di
rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data medis pasien selama pasien itu
mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit dan dilanjutkan dengan
penangananberkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan
serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan
atau peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya (Depkes RI,
1997)
2.2.2 Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis
Di dalam uraian tujuan dan kegunaan rekam medis ini terdapat dua pengertian
yang sangat erat kaitannya yaitu tujuan dan kegunaan.
Tujuan rekam medis adalah :
a. Menunjang tertib admistrasi dalam rangka upayapeningkatan pelayanan
kesehatan di rumah sakit (Depkes RI, 1997).
11
dengan penekanan kejadian-kejadian yang mempengaruhi kepada pasien
selama episode perawatan.
2.2.3 Kegunaan Rekam Medis 1. Aspek admistrasi
Isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab
sebagai tenaga medis dan paramedis mencapai tujuan pelayanan
kesehatan.
2. Aspek Medis
Dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan
yang harus diberikan kepada pasien.
3. Aspek Hukum
Karena isinya menyngkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas
dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakan hukum serta penyediaan
bahan tanda bukti untuk menegakan keadilan.
4. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya
mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek
keuangan
5. Aspek penelitian
Karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan
sebagai aspek penelitian dan pengambilan ilmu pengetahuan si bidang
6. Aspek Pendidikan
Karena isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan
kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien.
Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran
di bidang profesi si pemakai.
7. Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya
menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai
sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.
Kegunaan rekam medis secara umum adalah :
a. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga kesehatan lainnya
yang ikut ambil bagian didalam memberikan pelayanan, pengobatan,
perawatan kepada pasien.
b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan perawatan yang harus
diberikan kepada seorang pasien.
c. Sebagai buktin tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan
penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung dorawat di rumah
sakit.
d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter
13
f. Menyediakan data-data khusu yang sangat berguna untuk keperluan
penelitian dan pendidikan.
g. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis
pasien.
h. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan. Serta sebagai
bahan pertanggung jawaban dan laporan.
i. Untuk mengidentifikasikan insiden penyakit sehingga rencana bisa
disusun untuk memperbaiki kesehatan menyeluruh.
j. Sbagai dasar untuk perencanaan dan pasaran untuk mengidentifikasikan
data yang perlu untuk memilih dan mempromosikan fasilitas pelayanan
kesehatan.
2.2.4 Alur Rekam Medis
Alur rekam medis pasien rawat jalan dari mulai pendafataran hingga
penyimpanan rekam medis secara garis besar (Depkes RI, 1997)
1. Pasien membeli karcis diloket pendaftaran
2. Pasien dengan membawa karcis mendaftar ketempat penerimaan pasien
rawat jalan.
a. Petugas tempat penerimaan, pasien rawat jalan mencatat pada buku
register nama pasien, nomor rekam medis, identitas, dan dta sosial
pasien dan mencatat keluhan pada kartu poliklinik
b. Petugas tempat penerimaan pasien membuat kartu berobat untuk
diberikan kepada pasien, yang harus dibawa saat pasien berobat
c. Pasien ulangan yang sudah memiliki kartu berobat disamping harus
memperlihatkan karcis juga harus menunjukan kartu berobat
kepada petugas akan mengambil berkas rekam medis pasien ulang
tersebut.
a. Kartu poliklinik dikirim ke poliklinik yang dituju sesuai dengan
keluhan pasien, sedangkan pasien datang sendiri ke poliklinik.
3. Petugas poliklinik mencatat pada buku register pasien rawat jalan nama,
nomor rekam medis, jenis kunjungan, tindakan atau pelayanan yang
diberikan dan sebagainya.
4. Petugas poliklinik (perawat) membuat laporan atau rekapitulasi harian
pasien rawat jalan.
5. Petugas rekam medis memeriksa kelengkapan pengisian rekam medis dan
untuk yang belum lengkap segera diupayakan kelengkapannya.
6. Berkas rekam medis pasien disimpan menurut nomor rekam medisnya.
2.3 Konsep Sistem Penyimpanan Rekam Medis 2.3.1 Pengertian Sistem Penyimpanan Rekam Medis
Kegiatan menyimpan rekam medis merupakan usaha melindungi ekam
medis dari kerusakan fisik dan isi dari rekam medis itu sendiri. Rekam medis
harus disimpan dan dirawat dengan baik, karena rekam medis merupakan harta
15
Ada 2 cara pengurusan penyimpanan dalam pengelolahan rekam medis yaitu:
1. Sentralisasi
Sentralisasi ini diartikan penyimpanan rekam medis seorang pasien dalam
satu kesatuan baik catatan kunjungan poliklinik maupun catatan-catatan selama
seorang pasien dirawat. Sistem ini disamping banyak kebaikannya juga ada
kekurangannya.
Kebaikannya :
a. Mengurangi terjadinya pengadaan pemeliharaan dan penyimpangan rekam
medis.
b. Mengurai jumlah biaya yang dipergunakan untuk peralatan dan ruangan.
c. Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis mudah
distandarisasikan.
d. Memungkinkan peningkatan efesiensi kerja petugas penyimpanan, mudah
menerapkan sistem unit record.
Kekurangan :
a. Petugas menjadi lebih sibuk, karena harus menangani unit rawat jalan dan
unit rawat inap.
b. Tempat penerimaan pasien harus bertugas 24 jam.
2. Desentralisasi
Dengan cara desentralisasi terjadi pemisahan antara rekam medis
poliklinik dengan rekam medis penderita di rawat. Rekam medis poliklinik
disimpan di satu tempat penyimpanan, sedangkan rekam medis penderita di rawat
Kebaikannya :
a. Efesien waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan lebih cepat.
b. Beban kerja yang dilakukan oleh petugas lebih ringan.
Kekurangan :
a. Terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis
b. Biaya yang diperlukan untuk perawatan dan ruangan lebih banyak.
Secara teori cara sistem sentralisasi lebih baik dari pada cara desentralisasi,
tetapi pada pelaksanaannya sangat tergantung pada situasi dan kondisi rumah sakit
masing-masing.
Hal-hal yang mempengaruhi yang berkaitan dengan situasi dan kondisi
tersebut antara lain (Depkes RI, 1997)
1. Karena terbatasnya tenaga yang terampil, khususnya yang menangani
pengelolaan rekam medis.
2. Kemampuan dana rumah sakit yang dikelola oleh direktur. Fasilitas
fisik ruangan penyimpanan.
Alat penyimpanan yang baik, penerangan yang baik, pengaturan suhu,
pemeliharaan ruangan, perhatian terhadap faktor keselamatan, bagi suatu kamar
penyimpanan rekam medis sangat membantu memelihara dan mendorong
kegairahan kerja dan produktivitas pegawai-pegawai yang berkerja disitu
Alat penyimpanan rekam medis yang umum dipakai :
a. Rak terbuka (open self file unit)
17
Disamping itu masih ada alat penyimpanan yang lain yang lebih modern,
misalnya roll opac, akan tetapi alat penyimpanan ini hanya mampu dimiliki oleh
rumah sakit, rumah sakit tertentu saja mengingat harganya yang mahal.
Rak terbuka dianjurkan pemakaiannya dengan alasan
1. Harga lebuh murah
2. Petugas dapat mengambil dan menyimpan rekam mdis lebih cepat.
3. Menghemat ruangan dengan menampung lebih banyak rekam medis
dan tidak terlalu makan tempat.
Rekam medis harus diberi sampul pelindung untuk :
a. Memelihara keutuhan susunan lembaran-lembaran rekam medis.
b. Mencegah, terlepas atau sobek lembara, akibat sering bolak – balik
lembaran tersebut.
Sampul yang sering dipakai :
a. Sampul pelindung
b. Map
c. Amplop
Sampul pelindung dilengkapi dengan penjepit (fastener) untuk mengikat
lembaran-lembaran rekam medis atau disebelah kiri seperti lembaran buku.
Penjepit dipasang pada bagian atas lembaran-lembaran rekam medis atau
disebelah kiri seperti lembaran buku.
Jika menggunakan bagian map bagian tengah map harus diberi lipatan,
sehingga memungkinkan bertambah tebalnya lembaran-lembaran yanf tersimpan
nomor-nomor yang dicetak, sehingga kelihatan rapi, nama penderita dan nomor
harus jelas tertulis pada sampul (map)
Ketentuan dan prosedur penyimpanan rekam medis lainnya (Depkes,
2006).
1. Pada saat rekam medis dikembalikan ke bagian rekam medis, harus
disortir menurut nomor sebelum disimpan. Hal ini membantu menentukan
rekam medis yang diperlukan tetapi tidak ada dalam tempat penyimpanan
dan memudahkan pekerjaan penyimpanan.
2. Hanya petugs-petugas rekam medis yang dibenarkan menangani rekam
medis, pengecualian diberikan kepada pegawai rumah sakit yang bertugas
pada sore hari dan malam hari. Dokter-dokter, staf rumah sakit,
pegawai-pegawai dari bagian lain tidak diperkenankan mengambil berkas rekam
medis dari tempat penyimpanan.
Rekam medis yang sampulnya rusak atau lembarannya lepas, harus segera
diperbaiki untuk mencegah makin rusak atau hilangnya
lembaran-lembaran yang diperlukan.
3. Pengamatan terhadap penyimpanan harus dilakukan secara periodik, untuk
menentukan salah simpan dan melihat kartu pinjaman yang rekam
medisnya masih belum dikembalikan.
4. Rekam medis yang tebal harus dijadikan 2 atau 3 jilid.
5. Petugas yang mengepalai kegiatan penyimpanan harus membuat laporan
19
a. Jumlah rekam meis yang dikeluarkan setiap hari dari rak penyimpanan
untuk memenuhi permintaan.
b. Jumlah permintaan darurat.
c. Jumlah salah simpan.
d. Jumlah rekam medis yang tidak dapat ditemukan.
2.3.2 Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis
Menurut Departemen Kesehatan RI bahwa pengetahuan petugas adalah
kemampuan atau karakteristik yang dimiliki seseorang berupa keterampilan dan
sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan jabatan yang dilakukan secara
profesional, efektif dan efesien.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui mengenai suatu, lebih
jelasnya, pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan melalui panca
indra manusia, yakni indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kongnitif merupakan dominan yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003).
Selain itu, pengetahuan adalah segala maklumat yang berguna bagi tugas
yang jelas dilakukan jadi, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah persepsi
yang jelas mengenai sesuatu, pemahaman, pembelajaran, pengalaman partikel,
kemahiran, serta kumpulan maklumat yang dapat dapat digunakan untuk
Pengetahuan yang dicakup di dalam dominan kongitif mempunyai 6
tingkat, yakni (Notoatmodjo, 2007).
1. Tahu (know), diartikan sebagai mengingatkembali suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya, yaitu terhadap sesuatu yang spesifiknya dari
keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami (comprehension), suatu kemampuan untuk menjelaskan
tentangobyek yang diketahui secara benar. Orang yang telah paham
terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyimpulkan dan
sebagainya.
3. Aplikasi (application), suatu kemampuan untuk menggunakan matri yang
telah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya. Aplikasi yang disni dapat
diartikan sebagai penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang nyata.
4. Analisis (analysis), suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam satu struktur
organisasi dan masih ada kaitanya satu sam yang lain.
5. Sintetis (synthesis), suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Intinya, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun
formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation), kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
21
didasarkan pada suatu kriteria yang dutentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
Peningkatan pengetahuan dan kemampuan profesional, baik anggota
maupun organisasi dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan profesi
melalui penerapan ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan perkembangan di
bidang rekam medis atau informasi kesehatan
2.4 Konsep Rumah Sakit 2.4.1 Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit dalam bahasa Inggris disebut hospital. Kata hospital berasal
dari kata bahasa latin hospital yang berarti tamu. Secara lebih luas kata itu
bermakna menjamu para tamu. Memang menurut sejarahnya, hospital atau rumah
sakit adalah suatu lembaga yang bersifat kedermawanan (charitable), untuk
merawat pengungsi atau memberikan pendidikan bagi orang-orang yang kurang
mampu atau miskin, berusia lanjut, cacat, atau para pemuda (Kemenkes RI. 2012).
Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan secara merata dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan, yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan,
serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga dan penelitian. Rumah sakit
juga merupakan institusi yang dapat memberi keteladanan dalam budaya hidup
2.4.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Menurut Depkes RI (2009) rumah sakit mempunyai tugas memberikan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan tugas
rumah sakit mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis .
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
2.5 Kerangka Konsep
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka yang menjadi kerangka
konsep dalam karya tulis ilmiah ini adalah
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang
bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan petugas rekam
medis terhadap sistem penyimpanan berkas rekam medis pendekatan analisisnya
adalah analisis Deskriiptif kualitatif yaitu menggambarkan tentang suatu variabel
melaui angka-angka (Arikunto, 1998).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Rumah Sakit Umum Sufina Aziz Medan adalah Rumah Sakit swasta yang
berdiri pada tanggal 02 Maret 2001.Dan saat ini sudah beroperasional sejak 11
tahun yang lalu.Rumah Sakit ini berkedudukan di Jalan Karya Baru No 1
Kelurahan Helvetia Timur, kecamatan Medan Helvetia. Adapun cita-cita dari
pendirian rumah sakit ini adalah untuk memberikan pelayanan yang prima dalam
rangka memenuhi kebutuhan kesehatan Warga Negara Indonesia. Dengan
berkembangnya dunia kesehatan, maka kami rumah sakit umum Sufina Aziz
Medan melengkapi berbagai fasilitas yang menunjang untuk meningkatkan
pelayanan masyarakat khususnya unutuk masyarakat kurang mampu.
Dalam Rangka menunjang program – program pemerintah, khususnya
disektor kesehatan,maka RSU Sufina Aziz Medan adalah salah satu yang
Jamkesmas dan JPKMS. Rumah Sakit Sufina Aziz juga bekerjasama dengan PT
Jamsostek dan perusahaan Swasta khususnya dibidang Kesehatan.
Kecamatan Medan Helvetia berbatasan langsung dengan kecamatan Medan
Baru di sebelah Selatan, Kecamatan Medan Barat disebelah Utara, kecamatan
Medan Sunggal sebelah Barat dan Kecamatan Medan Barat disebelah
Timur.Kecamatan Helvetia memiliki luas wilayah mencapai 11,55 Km2.
3.2.3 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2016.
3.3 Populasi, Sampling dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi
Menurut Arikunto (2006), Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian.Populasi dalam penelitian ini adalah petugas rekam medis dibagian
penyimpanan berkas rekam medis 9 orang.
3.3.2 Teknik Sampling
Metode sampling yang digunakan adalah Total Sampling, dimana peneliti
mengambil seluruh populasi yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian yang
berjumlah 9 orang. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana
jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007).
3.3.3 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dari keseluruhan
objek-bjek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo,
25
dari total sampling yang petugas rekam medisnya dibagian penyimpanan berkas
rekam medis yang berjumlah 11 orang.
3.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Jenis Data
Penelitian ini menggunakan jenis data sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dengan
melakukan wawancara terhadap responden dengan menggunakan kuesioner yang
disusun berdasarkan konsep tertulis.
1. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau institusi
yang secara rutin mengumpulkan data, data ini diambil dari rekam medik Rumah
Sakit Sufina Aziz Medan Medan.
3.5Variabel dan Defenisi Operasional 3.5.1 Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapat oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian
tertentu (Notoatmodjo, 2010). Adapun variabel-variabel yang akan diamati oleh
penelitian sebagai berikut :
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Pendidikan
3.5.2 Defenisi Operasional 1. Umur
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola fikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik
(Notoatmodjo, 2010)
2. Jenis kelamin
Jenis petugas rekam medis dikatagorikan
a. Perempuan
b. Laki-laki
3. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan
pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderunng untuk mendapatkan
informasi baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak
informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat
tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan
dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi maka orang
tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Namun perlu ditekankan
27
di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan
non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek juga
mengandung dua aspek yaitu aspek poositif dan negatif. Kedua objek
tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan
menimbulkan sikap positif terhadap objek tersebut.
3.5.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu:
1. Metode Angket/Kuesioner
Angket/Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu
penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut
kepentingan umum (orang banyak). Angket dilakukan dengan mengedarkan suatu
daftar pertanyaan yang berupa formulir - formulir, diajukan secara tertulis kepada
sejumlah subjek untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban, dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2012).
2. Metode Observasi
Observasi adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara lain
meliputi, melihat, dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Melihat secara
langsung tingkat pengetahuan petugas Rekam Medis tentang sistem penyimpanan
rekam medis di rumah sakit Sufina Aziz Medan.
Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan petugas Rekam Medis
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Irchman (2009) dengan rumus
F :Jumlah jawaban yang benar
N :Jumlah soal
3.5.4 Teknik Pengukuran
Penilaian tingkat pengetahuan petugas Rekam Medis tentang sistem
penyimpanan rekam medis di rumah sakit Sufina Aziz Medan.
diukur dengan menggunakan kuesioner yang berisi 15 pertayaan, skala
pengukuran penilaian, penerapan akreditasi dalam penelitian ini menggunakan
skala ordinal. Skala ordinal adalah pengukuran dimana skala yang dipergunakan
disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu sehingga penyusunannya
disusun secara terurut dari yang rendah sampai yang tinggi menurut suatu ciri
tertentu (Nasir, 2011).
29
NTr : Nilai terendah
Kelas : 3
Jadi kategori penilaian dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1.Sangat baik, bila mampu menjawab benar sebanyak 12 – 20 pertanyaan
2.Baik , bila mampu menjawab benar sebanyak 6 - 12 pertanyaan
3.Cukup , bila mampu menjawab benar sebanyak 0 – 6 pertanyaan
3.6 Teknik Analisa Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan teknik analisis
deskriptif yaitu dengan cara mendiskripsikan data yang telah dikumpulkan dan
diolah menjadi hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan petugas rekam medis
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Setelah melakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan petugas rekam
medis terhadap sistem penyimpanan berkas rekam medis di RSU Sufina Aziz
Medan dengan jumlah responden sebanyak 9 orang. Maka hasil yang diperoleh
adalah sebagai berikut :
4.1.1 Karakteristik Responden
Tabel 4.1. Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Umur di RSU Sufina Aziz Medan
No. Umur Frekuensi %
1 20-25 tahun 2 22,2
2 26-30 tahun 7 77,8
3 >30 1 11,1
Total 9 100
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa sebanyak 7 orang (77,8%)
dijumpai umur 20-25 tahun, sebanyak 2 orang (22,2%) dijumpai umur 26-30
31
Tabel 4.2. Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Jenis Kelamin di RSU Sufina Aziz Medan
No Jenis kelamin Frekuensi %
1 Perempuan 7 77,8
2 Laki - laki 2 22,2
Total 9 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jenis kelamin perempuan sebanyak 7 orang (77,8%) dan dijumpai jenis kelamin laki-laki sebanyak 2 orang(22,2%).
Tabel 4.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Pendidikan di RSU Sufina Aziz Medan
No Pendidikan Frekuensi %
1 D3 5 55,6
2 S1 4 44,4
Total 9 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang berpendidikan D3
dijumpai sebanyak 5 orang (55,6%) dan yang berpendidikan S1 dijumpai
sebanyak 4 orang (44,4%).
Tabel 4.4 Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Masa Kerja di RSU Sufina Aziz Medan
No Masa kerja Frekuensi %
1 0-4 6 66,7
2 5 > 3 33,3
Total 9 100
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa sebanyak 6 orang (66,7%)
dijumpai dengan lama bekerja selama 0-4 tahun, sebanyak 3 oarang (33,3%)
4.1.2.Tingkat Pengetahuan
Tabel 4.5. Distribusi Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Pengetahuan Di RSU Sufina Aziz Medan
No. Pengetahuan Frekuensi %
1. Baik 2 22,2
2. Cukup 5 55,6
3. Kurang 2 22,2
Total 9 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa paling banyak responden
berpengetahuan baik yaitu sebanyak 2 orang (22,2%), berpengetahuan cukup
dijumpai sebanyak 5 orang (55,6%), berpengetahuan kurang dijumpai sebanyak 2
33
4.2. Pembahasan
Setelah dilakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan petugas rekam
medis terhadap sistem penyimpanan berkas rekam medis di RSU Sufina Aziz
Medan dengan 9 responden (100%), maka dapat disimpulkan pengetahuan
petugas rekam medis dikatakan cukup dengan mayoritas pengetahuan petugas
rekam medis tentang sistem penyimpanan berkas rekam medis terhadap 9
responden (100%) sebanyak 5 responden (55,6%).
4.2.1. Tingkat pengetahuan petugas rekam medis terhadap sistem penyimpanan berkas rekam medis
Dari hasil penelitian dapat diperoleh hasil bahwa dari 9 responden (100%)
yang berpengetahuan baik tentang sistem penyimpanan berkas rekam medis
sebanyak 2 orang (22,2%) dan berpengetahuan cukup sebanyak 5 orang (55,6%)
dan yang berpengetahuan kurang sebannyak 2 orang (22,2%).
Menurut notoatmodjo, pengetahuan ialah hasil tahu dan ini terjadi setelah
melakukan pengamatan terhadap objek tertentu, penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni indera penciuman, rasa dan raba.
Menurut asumsi penulis bahwa responden pada umumnya berpengetahuan
baik yakni disebabkan karena peran dan fungsi penginderaan dimana seseorang
dapat menerima stimulus dari suatu objek tertentu, dari yang tidak tahu menjadi
tahu atau muncl pengetahuan baru terhadap suatu objek tertentu.
4.2.2. Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Di RSU Sufina Aziz Medan. Penyimpananberkas rekam medis merupakan penjajaran rekam medis
cara sistem sentralisasi dalam satu ruangan tersendiri dan hanya dikelola oleh
petugas rekam medis urusan filling ( penjajaran ).
Tujuan penyimpanan di RSU Sufina Aziz Medan adalah
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penyimpanan rekam
medis agar terjamin keutuhan, keamanan, kerahasiaan serta mempermudah
pengambilan kembali berkas ream medis untuk kebutuhan pelayanan, pendidikan,
penelitian maupun keperluan hukum.
Ketentuan dan prosedur penyimpanan berkas rekam medis di RSU Sufina
Aziz Medan.
1. Rekam medis yang sudah selesai di koding dan indexing berkas rekam medis
diserahkan kepada petugas rak file dengan menggunakan buku ekspedisi.
2. Bagaian penjajaran (filling) setelah menerima berkas rekam medis tersebut
maka petugas penjajaran bertanggung jawab atas pengelompokkan penjajaran
pada rak penyimpanan .
3. Penjajaran penyimpanan berkas rekam medis dalam rak penyimpanan
dilakukan berdasarkan sistem penjajaran angka akhir ( terminal digit filing
system ).
4. Dalam penyimpanan dengan sistem angka akhir ini harus melihat kelompok
angka dengan pemberian nomor rak penyimpanan dari nomor 00 s.d 99.
5. Selain petugas rekam medis bagian filling (penjajaran) dilarang masuk/
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas akhirnya penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa :
1. Dari hasil penelitian dapat diperoleh hasil bahwa dari 9 responden yang
berpengetahuan baik tentang sistem penyimpanan berkas rekam medis
sebanyak 2 orang (22,2%) dan berpengetahuan cukup sebanyak 5 orang
(55,6%) dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 2 orang (22,2%).
2. Berdasarkan umur 20-25 tahun, sebanyak 2 orang (22,2%) dijumpai umur
26-30 tahun, sebanyak 1 orang (11,1%) yang dijumpai berumur >26-30 tahun.
3. Berdasarkan jenis kelamin perempuan sebanyak 7 orang (77,8%) dan dijumpai
jenis kelamin laki-laki sebanyak 2 orang(22,2%).
4. Berdasarkan berpendidikan D3 dijumpai sebanyak 5 orang (55,6%) dan yang
berpendidikan S1 dijumpai sebanyak 4 orang (44,4%).
5. Berdasarkan lama bekerja selama 0-4 tahun, sebanyak 3 oarang (33,3%)
dijumpai dengan lama bekerja selama >5 Tahun tahun
5.2. Saran
1. Perlu kebijakan rumah sakit dalam upaya peningkatan kepuasan kerja
keamanan dan keselamatan kerja, dengan menciptakan lingkungan dan
tempat kerja yang nyaman seperti menyediakan fasilitas pendingin
ruangan, sehingga petugas rekam medis termotivasi dalam
peningkatan frekuensi pelatihan dan bimbingan tekhnis terhadap
uraian tugas dan kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam
penyelenggaraan pelayanan rekam medis di RSU Sufina Aziz Medan
2. Mengingat pelayanan rekam medis merupakan pelayanan unit
pelayanan terpenting dalam penyelenggaraan pelayanan suatu rumah
sakit, maka hendaknya alokasi anggaran untuk bagian rekam medis
perlu diperhatikan, khususnya pelatihan secara bergilir bagi petugas
rekam medis, baik dilakukan dirumah sakit, maupun pengutus petugas
rekam medis untuk mengikuti pelatihan di instansi lain atau yang
diadakan di Depkes RI.
3. Untuk responden lebih meningkatkan minat baca agar memperluas
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. Suharsimi. 1998. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: rineka cipta
Departemen Kesehatan RI. 1998. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam
Medis/Medical Record Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan
Medik.
Departemen Kesehatan RI. 1997. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam
Medis/Medical Record Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan
Medik.
Departemen Kesehatan RI. 2006. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam
Medis/Medical Record Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan
Medik.
Hatta, G. 2008. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan
Kesehatan. Jakarta: UI-Press.
Menkes RI. 2008. Permenkes RI.Nomor 269/MENKES/PER/III/2008. Jakarta: Menkes RI.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2003. Tingkat pengetahauan . Jakarta: Rineka Cipta
http.//www.World Health Organization WHO, 2000. tanggal 22 Mei 2016 pukul 11.30 wib
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Alamat :
Menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini yang dilaksanakan
oleh :
Nama : Aulia Budi Pratama
Judul Penelitian : Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem
Penyimpanan di Rumah Sakit Sufina Aziz Medan.
Saya yakin bahwa penelitian ini tidak mengakibatkan efek samping
terhadap fisik dan mental saya, dan kerahasiaan identitas saya sangat dijaga oleh
peneliti.
Karena itu saya tidak akan menuntut penelitian dan hasil penelitiannya
dikemudian hari.
Medan, Juli 2016
KUESIONER PENELITIAN
TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT
SUFINA AZIZ MEDAN TAHUN 2016
A.Identitas Responden : 1. Jenis kelamin :
2. Usia : …….tahun
3. Pendidikan: 1. ( ) SMA
2. ( ) D3 Rekam medis
3. ( ) D3 Komputer
4. ( ) Lain-lain
3. Masa kerja : ….. Tahun
Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda checklist ( √ ) pada tempat yang disediakan sesuai dengan
kondisi anda.
2. Bila ada pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan kepada
1. Penyimpanan berkas rekam medis merupakan usaha
melindungi rekam medis dari kerusakan fisik dan isi
dari rekam medis itu sendiri.
2. Sistem penyimpanan yang dianjurkan adalah sistem
desentralisasi.
3. Berkas rekam medis yang sudah siap disimpan adalah
berkas rekam medis yang sudah di assembling, koding,
indeks, analisa, fileing.
4. Rekam medis harus disimpan dan dirawat dengan baik,
karena rekam medis merupakan harta benda rumah
sakit yang sangat berharga.
5. Petugas rekam medis memeriksa kelengkapan
pengisian rekam medis dan berkas rekam medis yang
belum lengkap segera di upaya kelengkapannya.
6. Berkas rekam medis pasien disimpan menurut nomor
rekam medisnya.
7. Rekam medis harus diberi sampul pelindung untuk
memelihara keutuhan susunan lembaran-lembaran
rekam medis.
8. Alat penyimpanan rekam medis yang umum dipakai rak
terbuka yaitu (open self file unit).
penderita dan nomor harus jelas tertulis pada sampul
(map).
10. Diperlukan tracer pada sistem penyimpanan.
11. Penyimpanan ditentukan berdasarkan terminal digit.
12. Petugas rekam medis harus melihat kembali berkas
rekam medis yang dikembalikan dan diurutkan menurut
nomor sebelumnya.
13. Petugas rekam medis diwajibkan untuk selalu menjaga
kerapian diruangan guna untuk mencegah berkas rekam
medis yang terlepas atau sobek lembaran.
14. Pengalaman kerja mempengaruhi tingkat pengetahuan
petugas dalam melaksanakan tugas di unit rekam
medis.
15. Pendidikan, pengalaman kerja, dan umur
mempengaruhi tingkat pengetahuan petugas rekam
1. Benar
2. Benar
3. Benar
4. Benar
5. Benar
6. Benar
7. Benar
8. Benar
9. Benar
10. Benar
11. Benar
12. Benar
13. Benar
14. Benar
MASTER TABEL
TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG SISTEM PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT SUFINA AZIZ MEDAN TAHUN 2016
NO