• Tidak ada hasil yang ditemukan

WINRIP DOC TPM Laporan Pemantauan (Site Visit) Tahap 2 20151030 00360

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "WINRIP DOC TPM Laporan Pemantauan (Site Visit) Tahap 2 20151030 00360"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA TINDAK ANTI KORUPSI (RTAK)

LAPORAN PEMANTAUAN TAHAP II

OKTOBER 2015

Oleh:

THIRD PARTY MONITORING (TPM)

Paket

: 03, Manggopoh – Padang Sawah

(2)

DAFTAR ISI

BAGIAN Halaman

I LATAR BELAKANG 1

II TUJUAN DAN SASARAN 2

III PELAKSANAAN PEMANTAUAN LAPANGAN 3

IV HASIL OBSERVASI DAN PEMANTAUAN 5

1. Ruang Lingkup Pemantauan 5

2. Pemantauan Aspek Manajemen 5

3. Pemantauan Aspek Teknis 14

4. Pemantauan Aspek Lingkungan dan Sosial 19

V PENUTUP 23

LAMPIRAN

1 Surat Keputusan Pembentukan TPM dari Ketua PMU

(3)

Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP)

DAFTAR LAMPIRAN

1

Surat Keputusan Pembentukan TPM dari Ketua PMU

(4)

I.

LATAR BELAKANG

Prasarana Jalan Raya merupakan salah satu infrastruktur utama sekaligus

komponen pokok untuk menunjang aktivitas perekonomian masyarakat dan

sarana untuk pemerataan pembangunan. Pemerintah Indonesia telah

menandatangani Naskah Perjanjian Pinjaman (Loan Agreement) dengan Bank

Dunia atau International Bank for Reconstruction Development (IBRD) untuk proyek

peningkatan status dan kapasitas Jalan di koridor Pantai Barat Pulau Sumatera atau

Western Indonesia National Roads Improvement Project (WINRIP) IBRD Loan No.

8043-ID senilai USD 250 juta pada tanggal 14 Desember 2011. Porsi Loan IBRD

dan Government of Indonesia (GOI) adalah 70 : 30 sehingga total nilai proyek

adalah USD 350 juta. Pinjaman tersebut digunakan untuk mendukung penguatan

pembangunan berkelanjutan Sistem Jaringan Jalan Nasional Koridor Strategis di

Pantai Barat Pulau Sumatera, yaitu penanganan peningkatan kapasitas konstruksi

pada 21 paket Jalan dan Jembatan.

Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II Padang yang beralamat di

Jl. Jati No. 109 Padang, Provinsi Sumatera Barat merupakan Executing Agency dari

Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat mempunyai tugas pokok melakukan pembinaan dan pengelolaan Jalan

National yang berada di wilayah kerjanya.

Sesuai dengan Schedule 2 Section IC Naskah Perjanjian Pinjaman atau Loan

Agreement tersebut di atas, dan Bab 11 Project Management Manual (PMM)

WINRIP, Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia menyepakati pelaksanaan

Anti-Corruption Action Plan (ACAP) atau Rencana Tindak Anti Korupsi (RTAK)

dalam pelaksanaan proyek.

Ruang Lingkup pelaksanaan Anti-Corruption Action Plan (ACAP) atau

Rencana Tindak Anti Korupsi (RTAK) meliputi komponen-komponen berikut:

1. Pelibatan Wakil Pengamat dari Masyarakat (WPM)/Community

Representative Observers (CROs) dalam mengamati Proses pengadaan

(5)

Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP)

pemantauan pelaksanaan tahap konstruksi.

3. Penyebarluasan informasi kepada public/ Public Disclosure

4. Penanganan Pengaduan dari Masyarakat dan Pengelolaannya/Complaint

Handling System(CHS).

Provinsi Sumatera Barat melaksanakan 9 (sembilan) Paket WINRIP yaitu: 02,

03, 07, 08, 10, 12, 14, 20, dan 21. Salah satu paket, yaitu Paket 03 dari simpang tiga

Manggopoh sampai dengan Padang Sawah, sepanjang +32.200 KM, melibatkan Tim

Pemantau Independen dari Pihak Ketiga / Third Party Monitoring (TPM) dari

Program Studi Teknik Sipil - Pasca Sarjana Universitas Bung Hatta Padang.

II. TUJUAN DAN SASARAN

Dalam rangka program rehabilitasi dan rekonstruksi sarana prasarana jalan,

khususnya memperlancar arus transportasi di wilayah Provinsi Sumatera Barat,

maka kegiatan pembangunan dan pengembangan jalan perlu dilakukan. Untuk

mendukung pengembangan jalan tersebut, maka pemerintah Provinsi Sumatera

Barat merencanakan mengembangkan salah satu proyek pembangunan jalan pada

paket 03 Manggopoh-Padang Sawah.

Secara ringkas dapat diuraikan tentang WINRIP dan Paket 03

Manggopoh-Padang Sawah yang dipantau, dengan dilengkapi informasi antara lain:

1. Diskripsi Proyek yang dipantau

a. Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksanaan Jalan Nasional

Wilayah I Provinsi Sumatera Barat. dengan SATKER, Ir. Dahler, M.Sc

b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 10, Ir. Agung Setiawan, M.T

c. Nama Proyek Paket 03 Manggopoh Padang Sawah PKP 1068

d. Latter of Acceptance (SPPJ) : 03 Desember 2013

e. Kontrak Nomor : 40-06/02-WINRIP-WPI/CE/A/8043-ID/12-13

f. Tanggal Kontrak : 06 Desember 2013

g. Nomor SPL : 08-06/03-WINRIP-WPI/CE/A8043-ID-1-14

h. Tanggal SPL : 06 Januari 2014

i. Nomor SPMK : 07-06/03-WINRIP-WPI/CE/A8043-ID-1-14

(6)

k. Tanggal PCM : 22- 23 Januari 2014

l. Nilai Kontrak Awal : Rp. 143.688.963.000,00

1) PL : Rp.

100.582.274.100,-2) RMP : Rp.

43.106.688.900,-m. Nilai Kontrak Adendum : Rp.

165.157.772.000,-1) PL : Rp.

115.610.440.400,-2) RMP : Rp.

37.986.287.560,-n. Masa Pelaksanaan : Original Kontrak 730 Hari Kalender

o. Rencana PHO : Original Kontrak 05 Januari 2016

p. Masa Pemeliharaan : Original Kontrak 730 Hari Kalender

q. Rencana FHO : Original Kontrak 05 Januari 2018

2. Penyedia Jasa Pelaksana Pekerjaan (Kontraktor)

a. Nama Kontraktor : PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama. Tbk

b. Alamat : Jorong Padang Sawah Nagari Binjai Kecamatan

Tigo Nagari Kabupaten Pasaman.

c. Nama Kepala Proyek : Ir, Haryadi.

3. Konsultan Supervisi (Field Team DSC)

a. Nama Konsultan : A Joint Venture of Renardet S.A, PT. Cipta

Strada, PT. Daya Creasi Mitrayasa, PT.Seecoons

andPT. Yodya Karya (Persero).

b. Nama Pimpinan : Ir. Sudjarwo, Jabatan : SSE- 03

Ir. Yasril, MT, Jabatan : QE 03

(7)

Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP)

III. PELAKSANAAN PEMANTAUAN LAPANGAN

1. Pelaksanaan Pemntauan Phase II

Pemantauan dilakukan oleh Tim TPM Paket 03: Manggopoh Padang Sawah,

Provinsi Sumatera Barat dari Program Pasca Sarjana Universitas Bung Hatta

(UBH) Padang. Lokasi pemantauan sepanjang proyek (32 KM): dimulai dari

titik awal proyek yaitu STA 0 + 000 di KM 102+000 Manggopoh sampai dengan

titik akhir STA 32 + 200 di KM 134+200 Padang Sawah.

Jadwal Kegiatan Pemantauan Tahap / phase II oleh Tim TPM pada Proyek

WINRIP Paket 03 Manggopoh- Padang Sawah.

No

Peman-1 Phase II Ir. Alzahri, MT 4 7 Okt. 2015 4 hari Aspek Teknis

2 Phase II Ir. Drs. Heldi, M.Si 9 12 Okt. 2015 4 hari Aspek Lingkungan dan Sosial

3 Phase II M. Nursyaifi Yulius, MT

(Mgt) 23 26 Okt. 2015 4 hari Aspek Manajemen

2. Subjek yang dipantau.

a. Aspek Manajemen Pelaksanaan Proyek.

b. Aspek Teknis/ Jenis pekerjaan yang dipantau

1) Pekerjaan Umum:

• Base Camp dan kelengkapannya (AMP, Laboratorium, Batching Plan, Stone Crusher, dll)

• Rincian pekerjaan • Jadual pelaksanaan. 2) Pekerjaan Drainase

3) Pekerjaan Tanah (galian dan timbunan)

4) Pekerjaan Pelebaran Jalan dan Bahu Jalan

5) Pekerjaan Berbutir (Base A dan B)

6) Pekerjaan Aspal

7) Pekerjaan Struktur (Batu, Beton atau Baja)

8) Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor

(8)

c. Aspek Lingkungan dan sosial masyarakat.

IV. HASIL OBSERVASI DAN PEMANTAUAN

1. Ruang Lingkup Pemantauan

Aktivitas kegiatan monitoring Pada pada tanggal 4 Oktober 2015 TPM

berkoordinasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 10. Bapak Ir. Agung

Setiawan, M.T serta staf PPK 10, terkait dengan perkembangan dalam

pelaksanaan dilapangan pada proyek Paket 03 Manggopoh Padang Sawah

Provinsi Sumatra Barat. Tim TPM dengan PPK 10, yaitu bapak Ir. Agung

Setiawan, M.T, menjelaskan tentang ruang lingkup kemajuan dan

permasalahan yang timbul atau yang terjadi di lapangan dan schedule

pelaksanaan dan nilai perkembangan bobot kemajuan pelaksanaan proyek

dari pihak kontraktor pada saat ini dan laporan perbulannya, pihak pengawas

dan catatan hasil rapat lapangan pada bulan Juli s/d Oktober 2015. Tim TPM

perlu berdiskusi dengan unsur Pengelola, Pengawasan, dan Pelaksana Proyek.

tentang aspek manajemen, aspek teknik dan aspek pengelolaan lingkungan

hidup (RKPPL) serta informasi / dokumentasi yang dibutuhkan TPM dalam

pelaksanaan tugas dilapangan.

Pada kunjungan dan pertemuan dengan PPK 10 beliau memberikan

data-data dan informasi umum proyek serta dokumen spesifikasi proyek, Data

proyek pekerjaan pelebaran ruas jalan Manggopoh Padang Sawah Link No.

022, dengan sepanjang ruas 32 Km dimulai dari Km. 102+000 sampai dengan

Km. 134+200. Rencana Penanganan: Pelebaran Rumija menjadi 13 M, terdiri

dari lebar badan jalan = 7 meter, Bahu jalan = 2 meter dan DMJ = 1 meter. Atau

1+2+7+2+1 = 13 meter.

2. Pemantauan Pada Aspek Manajemen

Dalam proses penyelesaian proyek pembangunan jalan pada paket 03

Manggopoh- Padang Sawah Provinsi Sumatera Barat ini ada hal yang sangat

(9)

Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP)

suatu cara yang tepat yaitu sistem manajemen proyek guna memecahkan

masalah-masalah yang terjadi dilapangan, diperlukannya suatu cara/suatu

proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan

suatu organisasi kelompok orang-orang kearah capaian tujuan proyek.

Manajemen merupakan suatu kekuatan yang mempunyai fungsi sebagai alat

pemersatu, penggerak dan pengkoordinir faktor alam, tenaga dan dana yang

diperlukan pada proyek konstruksi paket 03 Manggopoh- Padang Sawah.

Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang memiliki jangka

waktu yang biasanya terdapat suatu proses yang berfungsi untuk mengolah

sumber daya proyek sehingga dapat menjadi suatu hasil kegiatan yang

menghasilkan sebuah bangunan konstruksi seperti jalan. Adapun proses yang

terjadi dalam rangkaian kegiatan tersebut tentunya melibatkan pihak-pihak

yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan terlibatnya

banyak pihak dalam sebuah proyek konstruksi maka hal ini akan dapat

menyebabkan potensi terjadinya konflik juga sangat besar sehingga dapat

diambil sebuah kesimpulan bahwa proyek konstruksi sebenarnya

mengandung konflik yang cukup tinggi juga.

Manajemen Konstruksi pada umumnya akan meliputi mutu fisik

konstruksi, biaya dan waktu, manajemen material serta manjemen tenaga

kerja. Pada prinsipnya dalam manajemen konstruksi, manajemen tenaga kerja

merupakan salah satu hal yang lebih ditekankan. Hal ini disebabkan

manajemen perencanaan hanya berperan sekitar 20% dari rencana kerja

proyek. Sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian

biaya dan waktu proyek. Adapun fungsi dari manajemen konstruksi yaitu:

1) Sebagai Quality Control sehingga dapat menjaga kesesuaian antara

perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan proyek.

2) Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi di lapangan yang tidak

pasti serta mengatasi kendala terjadinya keterbatasan waktu

pelaksanaan.

3) Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai. Hal itu

dilakukan dengan opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan.

4) Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan dalam pengambilan

(10)

5) Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sebuah sistem

informasi yang baik yang dapat digunakan untuk menganalisis

performa dilapangan.

Dipergunakannya manajemen sebab manajemen adalah sebagai ilmu dan

seni yang merupakan bentuk kerja, berfungsi penting sebagai pedoman

kegiatan, standar pelaksanaan, sumber motivasi maupun sebagai dasar

rasional pengorganisasian agar pelaksanaan kegiatan-kegiatan dapat

mencapai suatu tujuan yang berhasil dan berdaya guna secara cepat, efektif

dan efisien. Terdapat beberapa peranan dan fungsi pada manajemen proyek

yaitu: POMC(Planning, Organizing and Staffing, Motivating, Controlling).

1) Perencanaan(Planning): mempunyai tiga arti, yaitu : a) Pengambilan

keputusan (decision making) b) Memikirkan secara mendalam untuk

memutuskan apa yang harus diperbuat c) Menetapkan sasaran dan

menjabarkan cara mencapai sasaran-sasaran tersebut. Tujuan

perencanaan adalah menemukan kesempatan-kesempatan di masa

mendatang dan membuat rencana-rencana untuk memanfaatkannya.

Rencana yang paling efektif adalah memanfaatkan kesempatan dan

menghilangkan halangan atas dasar kekuatan dan kelemahan dari

organisasi.

2) Pengaturan & Penyediaan Staff (Organizing and Staffing) : Dalam

suatu pekerjaan umumnya terdiri dari beberapa orang yang

bersepakat untuk bekerja sama, maka diperlukan suatu pengaturan

yang jelas, siapa yang mengerjakan apa, dan kepada siapa orang yang

bekerja tersebut harus mempertanggungjawabkan pekerjaannya

(memberikan laporan). Maka tercipta struktur organisasi yang

berfungsi sebagai sarana penentu dan pengatur, serta pembagi tugas

antara orang/kelompok orang. Dalam struktur organisasi ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :

(11)

Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP)

• Tugas disertai pemberian wewenang yang berimbang dengan

tanggung jawab(responsibility)yang dipikulnya. Tanggung gugat

(accountibility)terhadap atasan juga harus ada.

• Uraian tugas pekerjaan untuk staff dan pimpinan perlu dijabarkan dengan jelas dan konkrit (job discription).

• Makin tinggi jenjang manajerial makin sedikit bawahannya, dan sebaliknya makin ke bawah makin banyak orang yang

dibawahinya (struktur piramida).

3) Menggerakkan (Motivating) adalah kemampuan dari seorang

manager proyek untuk memberikan alasan kepada bawahannya

untuk pengembangan sumber daya manusia dan bimbingan kerja

(yang berperan disini adalah Faktor Leadership/Jiwa kepemimpinan).

Pemimpin proyek selalu berusaha agar para bawahannya menjadi ahli

dalam bidang pekerjaannya dan terampil dalam bidang

manajemennya. Faktor Motivasi yang perlu diciptakan oleh seorang

manager proyek, meliputi:

• Komunikasi timbal balik antara atasan dan bawahan, sehingga tercipta iklim kerja yang berkesinambungan.

• Diciptakan unsur partisipasi dalam memecahkan masalah & pengambilan keputusan.

• Metoda, program kerja yang mantap dan jelas. • Berorientasi kepada hasil pekerjaan

• Delegasi pekerjaan harus disertai tanggung jawab yang jelas, limitasi wewenang untuk dapat mengambil keputusan serta

kriteria tentang hasil pekerjaan.

• Menghargai bawahan yang berprestasi dan ciptakan disiplin yang tegas.

• Menciptakan suasana agar bawahan memiliki kemampuan dan kemauan untuk bekerja sama secara kelompok (team work).

4) Pengontrolan (Controlling) Pengontrolan dilakukan untuk melihat

dan mengawasi perkembangan pekerjaan, apakah sesuai dengan

(12)

pengawasan pekerjaan bisa dilakukan dari laporan dan dari

pengecekkan lapangan, dan dari keduanya dilakukan pencocokan

mana yang lebih aktual mendekati kondisi idealnya. Tujuan

pengontrolan tidak mencari kesalahan orang, melainkan untuk

menjaga dan melihat apakah hasil pekerjaan sesuai dengan rencana

atau tidak, sesuai rencana yang dimaksud adalah kegiatan proyek

dapat dimulai, dilaksanakan dan diselesaikan menurut jadwal yang

telah ditentukan, budget yang disediakan, mutu pekerjaan yang

ditetapkan dan sumber daya alam serta sumber daya manusia yang

tersedia.

5) Langkah dalam melakukan fungsi kontrol : a) Adanya prestasi

standard sebagai tolak ukur. b) Mengukur hasil prestasi pekerjaan. c)

Membandingkan & mengevaluasi hasil prestasi aktual dengan

standard prestasi yang diharapkan. d) Melakukan tindakan koreksi,

bilamana standard prestasi tidak tercapai. Secara spesifik konsep

manajemen adalah merupakan suatu proses, dimana di dalamnya

diberikan input dan diharapkan manajemen dapat menghasilkan

output sesuai sasaran sebagaimana yang ditetapkan. Input dalam

proses manajemen terdiri dari bermacam-macam sumber daya

(resources), seperti:

• Sumber Daya Manusia (tenaga kerja) • Sumber Daya Alam / Material (bahan) • Sumber Modal (dana)

• Mesin Peralatan (alat) • Metode Kerja

Organisasi Kegiatan Pada Proyek

Pelaksanaan suatu kegiatan proyek perlu pengorganisasian yang

terkoordinasi secara efektif dan sistematis. Organisasi kegiatan ini dibutuhkan

untuk mempelancar pelaksanaan dan keberhasilan proyek sehingga hasil yang

(13)

Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP)

Untuk tercapainya sasaran pelaksanaan sebagai mana diharapkan, maka

setiap unsur yang terlibat harus dapat berinteraksi dengan baik dan saling

menunjang antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan wewenang dan

fungsinya masing-masing.

Agar semua pekerjaan berjalan lancar maka unsur yang terkait ini telah

membuat dan menyepakati suatu rencana kerja dan syarat syarat kontrak,

spesifikasi umum dan gambar/ Detailed Engineering Design (DED).

Struktur Organisasi Pelaksanaan Proyek Berdasarkan FIDIC

Untuk menjamin pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan segala

ketentuan dan tepat pada waktunya, maka dibentuklah badan-badan hukum

dan susunan struktur organisasi pembangunan infrastruktur jalan paket 03

manggopoh-padang sawah Provinsi Sumatera Barat, dimana unsur-unsur yang

terlibat langsung dalam menangani kegiatan tersebut adalah:

1) Employer/ Owner(Pengguna Jasa);PPK 10: Ir. Agung Setiawan, M.T

2) Enjinir/Design and Supervision Consultants (DSC); Joint Venture of

Renardet S.A, PT. Cipta Strada, PT. Daya Creasi Mitrayasa, PT.

Seecoons and PT. Yodya Karya (Persero). Employer /Owner

(Pengguna Jasa) PPK 10

Terikat dengan Perjanjian Kontrak

 Keterikatan Layanan Profesional

 Bertindak sebagai Employer (Sesuai kewenangannya)

 Bertindak untuk Kepentingan Employer

Penyedia Jasa

(Kontraktor)

Enjinir / Konsultan Supervisi

(14)

3) Penyedia Jasa (Kontraktor); PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama.

Tbk

Dalam pelaksanaan FIDIC menerapkan sistem garis lurus, dimana

Employer/ Owner/Pengguna Jasa(PPK 10) dalam pengendalian pelaksanaan

konstruksi tidak dapat langsung berhubungan dengan Kontraktor sebagai

Penyedia Jasa (PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama. Tbk). Employer /PPK

mendelegasikan sebagian besar wewenangnya terutama pada bidang

pengawasan teknis proyek kepada Enjinir (Team-Leader DSC), kecuali

kewenangan melakukan Amendment Contract, pembebas-tugaskan Penyedia

Jasa atas tugas dan kewajiban yang ada dalam kontrak. Kewenangan yang

dilimpahkan pada Injinir yang perlu persetujuan Employer/PPK adalah

seperti:

1) Menyetujui tambahan biaya atau perpanjangan waktu pada kondisi

tak terduga;

2) Menginstruksikan atau menyetujui Variasi;

3) Menentukan jumlah pembayaran dalam mata uang yang dapat

dipakai;

4) Menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan;

5) Konsekuensi atas resiko Pengguna Jasa;

6) Penyesuaian akibat perubahan peraturan; dan

7) Penyesuaian akibat perubahan biaya.

Hubungan antara Employer/Pengguna Jasa dengan Penyedia Jasa

(Kontraktor) terikat dengan Perjanjian Kontrak. Injinir bertindak atas nama

Employer/Pengguna Jasa sesuai wewenang yang didelegasikan untuk

mengawasi pelaksanaan pekerjaan oleh Kontraktor. Sedangkan hubungan

Injinir terhadap Employer/Pengguna Jasa adalah:

1) Keterikatan atas Layanan Profesional;

2) Bertindak sebagai Employer/Pengguna Jasa sesuai kewenangannya;

3) Bertindak untuk kepentingan Employer/Pengguna Jasa.

(15)

Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP)

1) Progress pelaksanaan fisik pada bulan September 2015 adalah 65.63

% dari target sekitar 89.96%, ada keterlambatan atau deviasi

sebesar 24.33%.

2) Waktu yang sudah terpakai adalah 85.89%, tersisa 14.11% untuk

menyelesaikan 34.37%.

3) Menurut informasi dari Kontraktor, penyebab dari keterlambatan

tersebut dikarenakan AMP sering terjadi kerusakan.

4) Ada kesan bahwa Konsultan Supervisi (Field Team DSC) kurang

percayadiri dalam melaksanakan tugasnya dan juga kekurangan

tenaga, sehingga kurang malsimal dalam pengawasan.

5) Peran PPK dalam mengelola manajemen proyek sangat diperlukan

terutama dalam koordinasi dengan instansi lain misalnya PLN untuk

pemindahan tiang listrik, PT. Telkom untuk pemindahan utilitas

tiang dan kabel telepon, dengan PAM untuk utilitas pipa air minum,

dan koordinasi antar lembaga pemerintah lainnya. Selain itu dalam

hal komunikasi dan sosialisasi dengan masyarakat sekitar proyek,

terutama mereka yang terkena dampak langsung proyek.

6) Perlu kerjasama yang sinergis antara Injinir dengan Kontraktor

dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing komponen

sesuai kewenangan masing-masing.

Spesifikasi Tenaga Ahli (Profesional Staffting) dan tenaga teknis pada

Konsultan Supervisi (Field Team DSC) Paket 03 Manggopoh-Padang Sawah

sebagai berikut:

No. Posisi Pekerjaan Jumlah Bidang Profesi Tenaga Ahli Profesional

1. Site Engineer (SE) 1 Pemantauan ketat atas prestasi kontraktor dan melaporkan kepada PPK. Bertanggung jawab terutama atas pengendalian seluruh pelaksanaan pengawasan pekerjaan,

berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang telah di tentukan dalam dokumen kontrak. 2. Quality Engineer (QE) 1 Melakukan pengawasan dan pemantauan atas

kualitas material, alat dan hasil pekerjaan, termasuk pengaturan dan pengadaan Stone Chrusher (pemecah batu) dan/atau Asphalt Mixing Plan (AMP/pengolah Campuran Aspal) dan/atau Batching Plant dan peralatan lain yang diperlukan.

(16)

Komposisi Campuran (Job Mixing Formula), baik untuk pekerjaan aspal, soil cement dan beton, serta memberikan rekomendasi dan justifikasi teknis atas persetujuan dan penolakan usulan tersebut.

3. Quantity Engineering (QE)

1 Melakukan pengawasan secara terus menerus dan memeriksa semua pengukuran, kalkulasi kuantitas untuk sertifikat pembayaran bulanan (Monthly Certificate/MC) dan memastikan bahwa kontraktor di bayar dengan tepat dari volume pekerjaan yang sesuai dengan

ketentuan- ketentuan dalam dokumen kontrak.

4. Chief Inspector (CI) 1 Chief Inspector bertanggung jawab pada pengendalian kegiatan yang berhubungan dengan aspek desain, pengukuran volume bahan dan pekerjaan sebagai dasar pembayaran

Tenaga Teknisi

5. Inspector 3 Mengawasi semua pengambilan contoh material dan pengadaan transportasi ke

laboratorium untuk di tes, setelah di tes Inspector harus menginformasikan kepada kontraktor tentang hasil pengujian dan setiap perbaikan yang di butuhkan.

Menggambar kemajuan harian yang dicapai kontraktor pada grafik (chart) yang telah disetujui

6. Surveyor 3 Membantu dan berhubungan dengan tim supervisi dalam semua hal yang berhubungan dengan pengukuran kuantitas, rencana dan hasil pekerjaan

7. Laboratorium Technician

3 Melakukan pengawasan dan pemantauan ketat atas pengaturan personil dan peralatan

laboratorium kontraktor, agar pelaksanaan pekerjaan selalu didukung tersedianya tenaga dan peralatan pengendalian mutu sesuai dengan persyaratan dalam dokumen kontrak.

Melakukan pengawasan dan pemantauan atas pengaturan dan pengadaan Stone Chrusher dan

Asphalt Mixing Plant atau peralatan yang diperlukan

8. Tenaga Pendukung 3 Tenaga Pendukung ( Supporting Staff ) adalah petugas administrasi perkantoran yang dibutuhkan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan

(17)

Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP)

3. Pemantauan Pada Aspek Teknis.

Pada hari kedua dan ketiga, pada tanggal 5 dan 6 Oktober 2015, Tim

monitoring TPM melakukan kunjungan tinjauan ke lapangan menyusuri lokasi

proyek diawali dari Starting Project Manggopoh pada STA. 0+000 = KM.102

+000 dan diakhiri Ending Project Padang Sawah . 32+000 = KM.134 +000.

Pada titik awal tim TPM berhenti untuk berdialog dengan masyarakat

setempat di lokasi sepanjang jalan proyek, untuk mengenal pasti apakah

terdapat keluhan dan yang ingin disampaikan dari masyarakat terhadap

pembangunan konstruksi jalan pada proyek paket 03 Manggopoh Padang

Sawah, serta mengumpulkan data atau informasi dan dokumentasi hasil

pemantauan lapangan.

No Foto Dokumentasi Lapangan Uraian Pemantauan /

Monitoring TPM

1.

Perkantoran Kontraktor PT. Jaya Konstruksi Proyek Paket 03 Manggopoh-Padang Sawah

Pemantauan dan kunjugan lapangan tim TPM pada tahap II. Langsung menuju lokasi Base champ perkantoran Kontraktor PT. Jaya Konstruksi yang terletak di Padang Sawah Kab. Pasaman.

2.

Suasana pertemuan TPM, pihak kontraktor dan konsultan pengawas di lokasi perkantoran PT Jaya Konstruksi

(18)

No Foto Dokumentasi Lapangan Uraian Pemantauan / Monitoring TPM

3.

Menuju perkantoran Konsultan Pengawasan Proyek Paket 03 Manggopoh-Padang Sawah

Pemantauan dan kunjugan lapangan tim TPM pada tahap II. Langsung menuju lokasi

perkantoran Konsultan Pengawas, Quality Control

A Joint Venture of Renardet S.A, PT. Cipta Strada,

PT. Daya Creasi Mitrayasa, PT. Seecoons,

And PT. Yodya Karya (Persero) yang terletak di 1+50 Simpang Manggopoh.

4.

Suasana pertemuan TPM,dengan konsultan pengawas di lokasi perkantoran konsultan

pengawasan Proyek Paket 03 Manggopoh-Padang Sawah

Diskusi dan mencari tahu tentang perkembangan dan kemajuan pelaksanaan Proyek Paket 03 Manggopoh-Padang Sawah,

dihadiri oleh Pihak Kontraktor dan pihak konsultan pengawas

A Joint Venture of Renardet S.A, PT. Cipta Strada,

PT. Daya Creasi Mitrayasa, PT. Seecoons and

PT. Yodya Karya (Persero).

5.a

Kondisi pada tahap pemantau I

Terdapat penyumbatan aliran air dibawah badan jalan akibat belum terpasangnya saluran drainase. Berdampak pada lingkungan masyarakat genangan air pada selokan dan tanpa ada

(19)

Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP)

No Foto Dokumentasi Lapangan Uraian Pemantauan /

Monitoring TPM

5.b

Pemasangan balok pembatas dipinggir bahu jalan

Lokasi pada 0.200 km Mangopoh, Kondisi sekarang hanya

pemasangan balok pembatas tanpa gorong-gorong pada bahu jalan.

6.

Pemasangan aspal pada lapisan ke II

Penambahan lapisan ke II, perlu pemasangan rambu-rambu bagi keselamatan kendaraan yang melewati Perlu urugan bagi bahu jalan secepatnya.

7.

Pemasangan bekisting beton pada dinding drainase

(20)

No Foto Dokumentasi Lapangan Uraian Pemantauan / Monitoring TPM

8.

Pemasangan besi beton pada saluran drainase

Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi agar sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi serta prosedur yang telah ditentukan dalam dokumen kontrak

9.

Pekerjaan drainase yang terbengkalai

Pengawas`perlu memeriksa dan menganalisa hasil pengujian bahan

bahan yang digunakan serta mutu pekerjaan;

Pengawas perlu memberikan nasehat dan justifikasi teknis kepada kontraktor mengenai perubahan pekerjaan dan tuntutan ( claims );

10

Pekerjaan dinding drainase kurang sempurna

Pengendalian mutu bahan dan pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor berdasarkan

ketentuan dan persyaratan yang di tentukan dalam dokumen kontrak.

11

Supervisi perlu melakukan pengawasan setiap hari semua kegiatan pemerikasaan mutu bahan pekerjaan, serta segera memberikan laporan kepada site engineer setiap permasalahan yang timbul

(21)

Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP)

No Foto Dokumentasi Lapangan Uraian Pemantauan /

Monitoring TPM

12

Pekerjaan dinding tebing penahan perlu penyempurnaan

Pengendalian mutu bahan dan proses pekerjaan yang

dilaksanakan oleh kontraktor berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang di tentukan dalam dokumen kontrak.

13

Pekerjaan urugan pada lingkungan perumahan masyarakat perlu penyempurnaan

Pengendalian mutu bahan dan proses pekerjaan yang

dilaksanakan oleh kontraktor, perlu memperhatikan lingkungan perumahan masyarakat dan kenyamanan dalam urugan paa bahu jalan.

14

Pekerjaan pemaatan bahu jalan perlu penyempurnaan

(22)

No Foto Dokumentasi Lapangan Uraian Pemantauan / Monitoring TPM

15

Kondisi pada perkantoran kontraktor dan lingkungan AMP.

Perlu memperhatikan lingkungan perkantoran yang nyaman dan keselamatan kerja.

4. Pemantauan Aspek Lingkungan dan Sosial Masyarakat

Pada pemantauan tahap II, Tim TPM melakukan kunjungan tinjauan/

monitoring lapangan, yaitu pemantauan pada aspek lingkungan sosial dan

masyarakat, dengan menyusuri lokasi proyek diawali dari Starting Project

Manggopoh pada STA. 0+000 = KM.102 +000 dan diakhiri Ending Project

Padang Sawah. 32+000 = KM.134 +000. Pada titik awal tim TPM berhenti

untuk berdialog dengan masyarakat setempat di lokasi sepanjang jalan proyek,

untuk mengenal pasti apakah terdapat keluhan yang berpengaruh terhadap

lingkungan disekitar pembangunan jalan antara lain emisi gas buangan,

kebisingan, dan limbah yang dapat terganggunya padai masyarakat sekitarnya

terhadap pembangunan konstruksi jalan pada proyek paket 03 Manggopoh

(23)

Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP)

No Foto Dokumentasi TPM Uraian Survei Monitoring

1.

Kondisi pada saluran drainase terjadi kerusakan

Kondisi pada saluran drainase terjadi kerusakan dibahu jalan tidak ada pembatas kanstin pinggir.bisa pengikisan pada bahu jalan longsor

2

Kondisi pembatas bahu jalan dan lengan gorong-gorong terjadi kerusakan

Pekerjaan pemasangan urugan pada bagian pinggir bahu jalan, terlihat kurang sempurna menimbukan bahasa terhadap pengguna jalan kemacetan atau kecelakaan bagi pengendara , terutama pada malam hari, tanpa rambu-rambu pengamanan.

3.

.

Belum terpasangan pengamanan pembatas pada jembatan pengendara, terutama pada malam hari, tanpa rambu-rambu

pengamanan.

jika hujan, menurut pemilik rumah timbul banjir, merasa tidak

(24)

No Foto Dokumentasi TPM Uraian Survei Monitoring

4.

Belum terpasangan pengamanan pembatas pada jembatan

Pemasangan lengan jembatan belum ada berdampak terhadap pengguna jalan pelaksana perlu memperhatikan hal ini, dapat menimbulkan kecelakaan bagi pengendara , terutama pada malam hari, tanpa rambu-rambu

pengamanan, terdapat pada 12/25 km dapat

5.

Belum adanya finishing pekerjaan saluran air

Pekerjaan yang terbengkalai berdampak terhadap lingkungan rumah tinggal masyarakat sekitarnya

Banjir dan genangan air pada lingkungan

6.

Kondisi saluran yang kurang sempurna

Pekerjaan saluran yang terbengkalai perlu pengawas memberi teguran dan arahan teknis pekerjaan , finising pekerjaan dapat merusak lingkungan

Dampak banjir material sampai ke badan jalan, sehubungan dengan pembangunan gorong-gorong jauh dari kesempurnaan.

7.

(25)

Western Indonesia National Road Improverment Project (WINRIP)

No Foto Dokumentasi TPM Uraian Survei Monitoring

8

Rambu-rambu dan system pengaturan lalu lintas. Belum terlihat, pada alat berat.

Pengamanan terhadap alat bulldozer dan mesin gilas pemadatan, tanpa ada yang mengawasi di ruas jalan serta rambu-rambu pengamanan bahwa ada pekerjaan / alat berat. Dapat menimbulkan kecelakaan.

9.

Rambu-rambu dan system K3 belum terlihat di lokasi AMP dan Bascam Kontraktor.

Suasana kendaraan yang keluar, masuk dilingkungan pada

lingkungan lokasi AMP, tanpa ada pengamanan dan rambu-rambu pekerjaan.

10.

Rambu-rambu dan system pengaturan K3 Belum terlihat

Para pekerja tanpa menghiraukan dampak emisi, debu dan

kebisingan lingkungan akibat AMP, dilingkungan kerja .

Perlu dilkukan uji baku mutu udara yang ditimbulkan peralatan

(26)

V. PENUTUP

Keterkaitan proyek pada aspek manajemen konstruksi ketiga organisasi

yang terlibat dalam pelaksanaan proyek, koordinasi langsung secara berkelanjutan

baik mingguan, dan pertemuan bulanan bagi ketiga organisasi yang terlibat

dilapangan, dalam mencapai kualitas pekerjaan, waktu pelaksanaan baik pihak

Owner, konsultan, dan kontraktor secara maksimal dalam upaya mencapai target

dan tujuan akhir pembangunan proyek pada paket 03 Manggopoh Padang Sawah.

Ditinjau pada aspek teknis, kontraktor pelu meningkatkan mutu /kwalitas,

kinerja capaian proyek sesuai dengan schedule pelaksanaan yang telah dirancang,

dalam mencapai bobot pekerjaan yang mengalami terlambatan dari sisi waktu

pelaksanaan disamping jumlah tenaga kerja. Engineer/Konsultan Pengawas

(DSC/fiekd team) kurang membantu memberikan arahan dikarenakan kekurangan

kualitas dan kuantitas personil, oleh karenanya selama ini sebagian besar

permasalahan dilapangan diselesaikan langsung pihak owner.

Pada aspek lingkungan pihak owner dan kontraktor perlu berkonsultasi

dengan pihak masyarakat dalam efektifitas pengelolaan lingkungan hidup,

mengatasi situasi kondisi lingkungan disekitar pemukiman masyarakat. Pihak

kontraktor perlu menyesuaikan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup

(RKPPL) seperti: kualitas udara, kebisingan, kualitas air, sanitasi lingkungan,

kesempatan kerja dan berusaha terhadap masyarakat, keamanan dan ketertiban

masyarakat, kesehatan dan keselamatan kerja. Semua ini berdasarkan dampak

pembangunan proyek paket 03 Manggopoh-Padang Sawah terhadap peralatan

(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)

Referensi

Dokumen terkait

Example: we can recycle newspapers to make paper bags greeting card and tissue paper2. the sun heats

The USAID Water Team produced this report with information provided by the Coastal Resources Center of the University of Rhode Island (CRC); the CRC project implementation

Pemimpin tim mengkomandokan kepada timnya untuk memindahkan ember yang berada pada salah satu bambu ke bambu besar lainnya dengan menggunakan bambu kecil yang telah dimiliki oleh

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerima Beasiswa Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Pada SMA. Taman Siswa

Beberapa pendapat lain mengenai kesiapan Indonesia dalam menghadapi AEC adalah pengelolaan BUMN yang masih kurang memadai, kurangnya kualitas sumber daya manusia, tingkat

Jalan Raya Pos ke Gudang Kopi. Jalan Pedati mulai berubah setelah Bandung ditetapkan sebagai Ibukota Keresidenan Priangan pada 1864. Salah satu faktor penting yang

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: (1)Terdapat pengaruh langsung positif lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha siswa kelas

1) Ada pengaruh latihan hollow sprints terhadap penurunan kadar gula darah pada peserta UKM futsal putri UNNES tahun 2016. 2) Ada pengaruh latihan interval terhadap