Kumpulan Contoh Puisi Baru
(Puisi Bertema Perjuangan, Cinta Kasih, Kesedihan, Dan Kesehatan) - Contoh Puisi Bertema Perjuangan
Untukmu Pahlawan Indonesiaku
Demi negri…
Engkau korbankan waktumu Demi bangsa…
Rela kau taruhkan nyawamu Maut menghadang di depan
Kau bilang itu hiburan
Tampak raut wajahmu Tak segelintir rasa takut Semangat membara di jiwamu Taklukkan mereka penghalang negri
Hari-hari mu di warnai Pembunuhan dan pembantaian
Dan dihiasi Bunga-bunga api Mengalir sungai darah di sekitarmu
Bahkan tak jarang mata air darah itu Yang muncul dari tubuhmu
Namun tak dapat…
Runtuhkan tebing semangat juangmu
Bambu runcing yang setia menemanimu Kaki telanjang yang tak beralas Pakaian dengan seribu wangian Basah di badan keringpun di badan Yang kini menghantarkan indonesia
Kedalam istana kemerdekaan
Pupus Raga Hilang Nyawa
Napak tilas anak bangsa Bersatu dalam semangat jiwa
Bergema di jagat nusantara Untuk meraih prestasi dan karya
Merdeka…
Kata yang penuh dengan makna Bertahta dalam raga pejuang bangsa
Bermandikan darah dan air mata
Merdeka…
Perjuangan tanpa pamrih untuk republik tercinta Menggelora di garis khatulistiwa
Memberi kejayaan bangsa sepanjang masa
Merdeka…
Harta yang tak ternilai harganya Menjadi pemicu pemimpin bangsa
Untuk tampil di Era dunia
Pengorbanan
Karya : Siti Halimah
Mengucur deras keringat Membasahi tubuh yang terikat Membawa angan jauh entah kemana Bagaikan pungguk merindukan bulan
Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan
Pagi yang menjadi malam Bulan yang menjadi tahun Sekian lama telah menanti
Dirinya tak jua lepas
Di Balik Seruan Pahlawan
Karya : Zshara Aurora
Kabut…
Dalam kenangan pergolakan pertiwi Mendung…
Bertandakah hujan deras
Membanjiri rasa yang haus kemerdekaan
Dia yang semua yang ada menunggu keputusan Sakral
Serbu…
Merdeka atau mati Allahu Akbar Titahmu terdengar kian merasuk dalam jiwa
Dalam serbuan bambu runcing menyatu Engkau teruskan Menyebut Ayat-ayat suci Engkau teriakkan semangat juang demi negri Engkau relakan terkasih menahan tepaan belati
Untuk ibu pertiwi
Kini kau lihat…
Merah hitam tanah kelahiranmu Pertumpahan darah para penjajah keji
Gemelutmu tak kunjung sia Lindunganya selalu di hatimu Untuk kemerdekaan Indonesia Abadi
Untuk Pahlawan Negriku
Untuk negriku…
Hancur lebing tulang belulang Berlumur darah sekujur tubuh Bermandi keringat penyejuk hati
Ku rela demi tanah airku Sangsaka merah berani
Putih nan suci
Melambai-lambai di tiup angin
Air mata bercucuran sambil menganjungkan do’a Untuk pahlawan negri
Berpijak berdebu pasir
Hanya jasamu yang bisa ku lihat Hanya jasamu yang bisa ku kenang Tubuhmu hancur lebur hilang entah kemana
Demi darahmu… Demi tulangmu… Aku perjuangkan negriku
Ini Indonesiaku
Indonesiaku Kini
Negaraku cinta indonesia Nasibmu kini menderita Rakyatmu kini sengsara Pemimpin yang tidak bijaksana Apakah pantas memimpin negara
Yang aman sentosa
Indonesiaku tumpah darahku Apakah belum bangun dan terjaga
Pemimpin yang kita bangga Apakah rasa kepemimpinan itu,
Masih tersimpan di nurani Dan tertinggal di lubuk hati
Rakyat membutuhkanmu Seorang khalifatur Rasyidin Yang setia dalam memimpin Yang menyantuni fakir miskin
Mengasihi anak yatim
Kami mengharapkan pemimpin Yang sholeh dan solehah Menggantikan tugas Rasulullah
Seorang pemimpin Ummah Yang bersifat Siddiq dan Fatanah
Andai aku menemukan Seorang pemimpin dunia
Bambu Runcing
Mengapa engkau bawa padaku Moncong bayonet dan sangkur terhunus
Padahal aku hanya ingin merdeka Dan membiarkan Nyiur-nyiur derita
Musnah di tepian langit
Karena kau memaksaku Bertahan atau mati
Dengan mengirim ratusan Bom Yang engkau ledakkan di kepalaku
Aku terpaksa membela diri
Pesawat militermu jatuh Di tusuk bambu runcingku Semangat perdukaanmu runtuh
- Contoh Puisi Bertema Kasih Sayang
Purnama Tanpa Akhir Cerita
Karya : Astrie Linda
Kuceritakan lagi tentang purnama.. Suatu hari..
Pernah kubayangkan perihnya melihat purnama tersenyum dan pergi menuju arah yang berlawanan
Tepat!
Dipermulaan bulan Dzulhijah Purnama akan segera pergi
Dan kotak hitam yang mengapung itu akan terseret ombak kehidupan Hingga ia hilang tanpa arah yang pasti
Tidak ada akhir cerita..
Terima kasih kuucap untuk yang kesekian kali Atas kesetiaanmu menemani menghiasi mimpi Sampai aku terbangun kembali dan menyadari
Bahwa banyak nikmat Tuhan patut disyukuri
Kuingatkan padamu, simpan rapat rahasia yang pernah kubisikkan dimalam itu..
Malam indah yang sinarmu begitu sempurna Cerita kita tidak akan pernah berakhir, Purnama Karena Purnama akan selalu ada pada setiap waktunya..
Surat Cinta Untuk Wanita Terindah
Karya : Imam Aris Sugianto
Seandainya kau tahu tentang isi hatiku Aku akan mencurahkannya kepadamu
Bayang-bayang dirimu selalu menari-nari dibenakku Kaulah wanita terindah yang selalu menghiasi hidupku Dan kau jualah wanita yang selalu bersemayam dalam jiwaku.
Izinkanlah aku menjadi seseorang yang teristimewa dalam hidupmu Dan jadikalah aku menjadi kekasih hatimu dalam setiap langkahmu
Kaulah wanita pertama dan terakhir dalam hidupku Kaulah cinta pertama yang selalu menghiasi jiwa dan hatiku
Tahukah kamu?
Detak jantung ini selalu berdegup jika bertemu denganmu Wajahmu yang elok dan cantik tidak bisa terhapus dalam memoriku
Indahnya cinta bila hanya bersamamu
Namamu akan selalu terukir dalam setiap nafas hidupku Bolehkah aku mengatakan sesuatu melalui surat cinta ini?
Ternyata, I’m falling in love to you…
Aku Rindu Senyummu
Karya : Abdul Ghofar
Senyum simpul terbalut oval smpurna wjahmu, mendendangkan ceria cemara menyambut mentari.
Senyummu,
menggetarkan dawai kerinduan direlung hati ini,
melukiskan berlaksa pelangi dalam sketsa ruang dan waktu yang tak berhingga.
Senyummu,
memancarkan aura tak terdefiniskan, melahirkan spiderman,
menerbangkan superman,
dan melumatkan kekuatan raksasa The King Kong.
Senyummu,
mengacaukan kemampuan pemahaman kecerdasan otak einstein, menghadirkan pmahaman tak logis,
rasa terasi berbah manis,
pisang sepet berasa madu murni asli dcampur gula pasir satu kilo.
Ooooh...
Senyummu itu aku rindu,
pahatan sempurna Sang Master Desainer.
Senyummu aku rindu.
Hujan Tanpa Terpal
Karya : Dwi Wurianti
Hujan menyanyikan sebuah syair Melihat semua yang ia kenali..
Menunggu hujan selesai menjatuhkan butiran berliannya Aku menyaksikan seuntai senyuman yang membuatku ikut bahagia
Dari lamunan polos itu aku tersadar di tempat ini ia melihatku
dari sini nampak jelas ia mengawasiku Melihat setiap langkah kemanapun aku pergi
Dan dari sini pula aku tersadar hujan belum berhenti
Mereka masih tertawa ditengah hujan tanpa terpal
Menyaksikan mereka yang tak henti tertawa Aku kembali sadar bahwa aku sendirian
Menunggu seseorang yang telah melantunkan janji padaku Menunggunya datang dan pergi bersama
Hujan memang indah
Aku menyadari banyak hal dari semuanya Saat hujan menyapa di depan mata Aku tersadar bahwa hujan belum berhenti
Tentang Kamu
Karya : Imam Aris Sugianto
Wajahmu selalu terbayang dibenakku Ketika menatap matamu yang indah
Getaran cinta itu mulai merambah
Mendengar suaramu yang merdu Membuat hatiku terasa syahdu
Hati ini rasanya ingin memilikimu seutuhnya Tak sanggup aku memendam rasa ini padamu
Rasanya aku ingin menjadi bagian terpenting dalam hidupmu Kaulah orang terkasih yang kini ada didalam hidupku
Saatku sebut namamu
Seakan-akan hatiku tidak ingin lepas darimu Kehadiranmu membuat hidupku lebih indah Senyumanmu seolah-olah melelehkan hatiku Semua akan terasa manis bila melihatmu
Ini tentang kamu…
Kamu yang selalu membuatku berharap
Namun, entah sampai kapan aku harus terus berharap akan dirimu ?
Jadikanlah Aku Dewa Dihatimu
Karya : Imam Aris Sugianto
Seiring waktu berjalan bersamamu
Ketika itu pula benih-benih cinta tumbuh dihatiku
Semakin hari aku semakin terjerat oleh cinta yang terpancar dimatamu Sungguh,jantung ini selalu berdebar ketika aku menatapmu
Cinta…oh….cinta.. Apakah ini namanya cinta
Jikalau memang ini cinta
Izinkalah aku menjadi dewa dihatimu
Biarlah aku menjadi bintang didalam jiwamu Izinkan aku menjadi malaikat penjaga hatimu Dan biarlah aku mengatakan bahwa aku mencintamu….
Desir Rindu Ilalang
Karya : Minarni
Tak lagi jatuh mawar itu Ia mengemasi rantingnya sendiri
Kering namun tak kerontang
Sajakku saja di kelopaknya
Membenahi puing-puing dedaunan yang kisruh menjatuhkan diri Sudah pergi ...
Bulir embun meriyak
Menjamah muara di tepian telaga
Ilalang ...
Ilalang merindu sendu
Mengapung dibeningnya serambi hati Merah
Menyapanya
Desir rindu yang ditunggu Membiarkan dia tak kembali Dalam selaksa rindu kumerajuk
- Contoh Puisi Bertema Kesedihan
Meratapi Kepergian
Karya : Husain Haddawy, 1988
Jika aku meratapi kepergianmu, apa yang akan kamu katakan? Jika aku merana karena cinta, kemana jalannya?
Jika mengutus seseorang untuk menceritakan kesedihanku Sang kekasih mengeluh tak seorang pun mau menyampaikan.
Jika aku dengan penuh kesabaran berusaha menahan semua deritaku Setelah hilangnya cinta, aku tak mampu menahan hempasannya
Tiada yang tinggal kecuali kesedihan dan penyesalan Dan air mata yang terus mengalir di pipi.
Engkau yang telah lama hilang dari pandanganku
Maukah engkau tinggal selamanya demi hatiku yang mencinta Engkaulah yang telah mengjariku bagaimana mencintai
Dan tidak akan menyimpang dari ikrar cinta.
Saat yang Kurindukan
Karya : Husain Haddawy
Saat ketika aku memilikimu adalah saat yang kurindukan Saat ketika kau tinggalkanku adalah saat aku mati
Jika aku hidup dalam ketakutan karena kematian yang dijanjikan Aku lebih suka bersamamu ketimbang hidupku selamat
Ketika aku melihat kesedihanmu Hal itu melukaiku, seperti yang kau lihat
Dan ketika aku tidak melihatmu Hal itu melukaiku, seperti yang kau lihat
Wahai, bicaralah padaku, hidupku Cintaku, bercakaplah denganku.
Untuk keberapa lama kesedihan ini kuderita
Bukankah aku telah cukup membayarnya dengan banyak air mata? Wahai kekasih, bicaralah padaku
Air Mata Di Negeri Surga
Karya : Maha Ardonanta, Karo Sumatera Utara
Kujejakkan langkah kaki ku menapak tanah, Menyisir bebatu tajam yang hiasi jalan bumi ku Sesekali debu kotor jalanan menerpa kulit pucat wajahku Bersama matahari hangat yang membakar kesusahanku...
Disepanjang jalan, aku disapa dengan kemunafikan
Langkah langkahku seirama dengan penghianatan yang mereka tawarkan
Aku merintih, tapi tak lagi diperdulikan Aku menangis, tapi tak lagi diperhatikan..
Bahkan teriakan yang hampir memutuskan pita suaraku pun , tak lagi di dengar oleh mereka
Aku...yang katanya adalah bersaudara dengan mereka Tapi kesakitanku menjadi hiburan bagi keangkuhan mereka..
Aku...yang katanya bagian dari mereka
Tapi harapanku dipupuskan oleh ke egoisan mereka..
Inikah kemerdekaanku? Inikah negeriku?
Negeri yang katanya serpihan surga, tapi mereka mematahkan sayap sayap malaikatnya.
Negeri yang katanya sejahtera, tapi mereka tak perduli pada sesamanya. Aku terdiam...
Mencoba menikmati setiap kesakitan yang mereka tawarkan. Tak mampu aku melawan
Bahkan sekedar berkata pun tidak.
Sudah terlalu remuk sayap sayap malaikat surga itu mereka hancurkan... Sudah terlalu dalam kesakitan itu mereka tanamkan...
Kemudian , kembali mereka berkata lembut menggiurkan... ""Kita ini bersaudara""
""Kalian adalah bagian dari kita"" Menyedihkan....
Mereka memperlakukan ""saudara"" mereka lebih hina dari sampah yang mereka buang.
Inilah negeri ku...
Puisi Sedih Ceritaku
Karya : Sintia Dewi Fatmawati, Magelang
sendiri terpaku memandang langit. diatas,ribuan bintang menatapku lekat.
yang temaram tanpa sinar. karena gundah gelisah mengakar..
aku ingin bak sang garuda. mengepakan sayap gagah berani tak kenal gentar akan segala goda... tak kenal lelah akan riuhnya badai....
- Contoh Puisi Bertemakan Kesehatan Anugerah Terlupakan
Karya : Nafisa Anida
Kukalungkan kesombongan di hatiku Megah dengan kuasa diri yang angkuh
Jasad ini begitu tegap menjajah bumi Tiada luka nan sakit yang menempel jasmaniku
Sungguh, rohaniku telah tertipu Dalam kedangkalan ilmunya
atau sebab takabarnya jiwa Anugerah itu terlupakan
Dalam rasa sehat
Aku lalai bahwa sehat adalah rizki Yang terlupakan untuk di syukuri
Dalam rasa sehat
Ada rasa indah dalam kebebasan
Namn dalam rasa sehat Seringkali membawa tinggi hati
Bahwa kita tak pernah mati
Atau takdir bisa mengintip dari balik kemungkinan
Ah,
kini ketika semuanya terjadi tingal meringkuk menunggu mati
Berharap rasa sakit ini terhenti
Hingga ajalku datang segera kapanpun nanti
Sebelum nafasmu terhenti
Jadikan wujud ragamu sebagai wujud jatidiri Dalam senyap kediamannya
Jasad ingin dimengerti oleh dia yang memiliki
Duhai jiwa - jiwa yang lalai pada hak tubuh
Yang dengan asap - asap rokok kau recuni paru - parumu
Dengan kebaikan yang bernafsu hingga lupa pada hak jasadmu
Ingatlah,
Tuhan tak menciptakan segala sesuatu tanpa sebab Maka sebelum nafasmu terhenti
pastikan nafasmu bukan nafas pesakitan Pastikan tubuhmu hidup dalam kesejahteraan
Perjuangan tak perlu mengorbankan badan Kesenangan tak perlu merelakan kesehatan Kehendakmu tak perlu menyiksakan raga
Sang Alam Hidup
Bergetar segera sebuah kampung Bercarut marut dalam takut
demam itu berdarah Bahkan menyisakan kematian
Tangis membahana seperti hujan di kala kemarau Ketenangan yang diselimuti rintihan
Menghantui manusia - manusia yang lalai
Hingga kemudian virus itu merayap bebas menggenangi kumpulan jiwa
Ah,
Sang alam hidup
Bagaimana engkau dicampakkan
Bahkan dirimu ternodai oleh sisa sisa kotoran manusia Sampah sampah tak terhitung dilemparkan kepadamu