• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP ANTISIPASI DAN REKOGNISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSEP ANTISIPASI DAN REKOGNISI"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Main of Reference

KONSEP ANTISIPASI DAN

REKOGNISI

Hendra

(2)

HISTORY

Origin of the term

• The word hygiene is derived from the name of the Greek goddess of health known as Hygieia. She was the daughter of Asclepius and sister to Panacea. While her father and sister were connected with the treatment of existing disease Hygeia was regarded as being concerned with the preservation of good health and the prevention of disease.

• In Greek mythology, Hygea or Hygieia, was the daughter of Aesculapius. She was the goddess of health. She was represented as a blooming maid with a bowl in her hand, from which she is feeding a snake, the symbol of health.

http://www.probertencyclopaedia.com/D_HYGEA.HTM

4

(3)

Origins of Industrial Hygiene

•Seperti halnya profesi yang lain, menentukan kapan pertama kalinya praktek higiene industri dilakukan sangat sulit untuk ditentukan, bahkan hampir mustahil. Namun, kita bisa mulai menjawabnya dengan mengidentifikasi kapan manusia mulai

menyadari adanya bahaya di tempat kerja dan bagaimana cara mengendalikannya.

Origins of Industrial Hygiene

•Pada tahun 370 SM, seorang dokter yang bernama Hippocrates (460-370SM) membuat tulisan tentang penyakit akibat kerja,  keracuan timbal pada pekerja pertambangan dan metalurgi.

•Tulisannya ini merupakan tulisan pertama dalam bidang kedokteran kerja (occupational medicine).

•Pada dasarnya, Hippocrates mempelajari tentang kesehatan masyarakat, bukan hanya pada pekerja.

6

(4)

Origins of Industrial Hygiene

•Pada awal abad pertama setelah masehi, Plinius Secundus (Pliny the Elder) menulis bahwa:

” sedikit penambang …..menyelimuti mukanya dengan loose bladder (kain penutup yang terbuat dari kandung kemih binatang), yang memungkinkan mereka melihat tanpa menghirup debu-debu yang berbahaya”.

• Dari tulisannya tersebut kita melihat bahwa pada awal abad pertama setelah masehi, Pliny berhasil mengidentifikasi adanya bahaya debu di tempat kerja dan menuliskan bagaimana sebagian pekerja telah berusaha melakukan kontrol terhadap bahaya tersebut dengan menggunakan alat pelindung diri berupa loose bladder.

Origins of Industrial Hygiene

Pada tahun 1473, Ellenbog mengenali bahaya dari uap

logam dan menggambarkan gejala-gejala akibat

keracunan uap logam timbal dan merkuri. Ellenbog

juga memberikan beberapa saran bagaimana cara

mencegah keracunan tersebut.

8

(5)

Origins of Industrial Hygiene

•Pada tahun 1556, Georgius Agricola menerbitkan tulisan De Re Metallica

• menyatakan bahwa semua aspek di industri pertambangan, peleburan dan penyulingan, tidak ada yang terbebas dari penyakit dan celaka, dan alat yang bisa digunakan untuk mencegah penyakit dan celaka tersebut adalah ventilasi.

Origins of Industrial Hygiene

•Dilanjutkan dengan adanya hasil penelitian yang luar biasa dari

Paracelsus, pada tahun 1567 tentang penyakit respirasi pada pekerja pertambangan disertai penjelasan tentang keracunan merkuri.

•Paracelsus ini dikenal sebagai Bapak Toksikologi karena ungkapannya yang sangat terkenal bahwa:

” semua zat itu bersifat racun….. Dosis yang tepatlah yang membedakan apakah zat tersebut menjadi obat atau bahkan menjadi racun”.

10

(6)

Origins of Industrial Hygiene

De Morbis Artificium Diatriba (penyakit para pekerja) merupakan tulisan pertama

yang dianggap sebagai risalah lengkap dalam bidang penyakit akibat kerja.

• Tulisan ini adalah hasil karya Bernardino Ramazzini (1633-1714), yang dikenal sebagai Bapak kedokteran kerja (occupational Medicine) dan diterbitkan pada tahun 1713.

• Melalui observasinya sendiri, Ramazzini menggambarkan dengan sangat akurat stratifikasi dari pekerjaan, bahaya yang ada di tempat kerja tersebut dan penyakit yang mungkin muncul akibat pekerjaan tersebut.

• Meskipun Ramazzini memberikan cara pencegahan penyakit tersebut, seperti perlunya menutupi wajah untuk menghindari debu, tetapi kebanyakan dari rekomendasinya bersifat terapi dan kuratif.

• Perhatiannya untuk melindungi pekerja dan peringatannya kepada para dokter yang menangani pasien di tempat kerja untuk menanyakan: “apakah pekerjaan anda?” mengantarkan Ramazzini menjadi Bapak Kedokteran Kerja.

Origins of Industrial Hygiene

•Percival Pott (1714-1788),

• Pada tahun 1775, menyatakan bahwa para pekerja pembersih cerobong asap di Inggris menderita penyakit kanker skrotum.

• Percival Pott menekankan bahwa adanya jelaga dan kurangnya higiene di cerobong asap yang menyebabkan terjadinya kanker skrotum.

Dari penelitiannya ini, maka Percival Pott menjadi Occupational

epidemiologist pertama dalam sejarah. Penelitian ini berhasil melahirkan Chimney-sweeps Act pada tahun 1788.

12

(7)

Origins of Industrial Hygiene

• Lebih dari 100 tahun setelah tulisan Ramazinni diterbitkan, tidak ada penambahan yang berarti pada literatur kedokteran kerja .

• Baru pada abad ke-19, dua orang dokter yakni Charles Thackrah di Inggris dan Benjamin W. Mc Cready di Amerika, memulai lahirnya literatur modern dalam bidang rekognisi penyakit akibat kerja.

On the influenece of Trades, Professions, and Occupations in the United States, in the Production of disease, hasil karya Benjamin Mc Cready,

merupakan literatur kedokteran kerja pertama yang dipublikasikan di Amerika.

Origins of Industrial Hygiene

• Pada tahun 1910, Dr Alice Hamilton melakukan penelitian di beberapa tempat kerja yang dianggap berbahaya.

• Penelitian yang dilakukannya meliputi rekognisi penyakit akibat kerja, melakukan evaluasi dan mengontrol penyebab penyakit akibat kerja tersebut.

• Penelitian yang dilakukan oleh Dr Alice Hamilton ini dianggap sebagai praktek Higiene Industri pertama di Amerika Serikat.

14

(8)

DEFINISI

DEFINISI HI

Industrial hygiene has been defined as that science and art devoted to the

anticipation, recognition, evaluation and control of those environmental

factors or stresses, arising in or from the workplace, which may cause sickness, impaired health and well-being or significant discomfort among workers or among the citizens of the community.

• Higiene industri didefinisikan sebagai ilmu dan seni dalam melakukan

antisipasi, rekognisi, evaluasi, dan pengendalian terhadap faktor-faktor

lingkungan atau stresses, yang timbul di atau dari tempat kerja, yang bisa menyebabkan sakit, gangguan kesehatan dan kesejahteraan atau ketidaknyamanan yang berarti bagi pekerja maupun warga masyarakat.

16

(9)

Komponen Definisi HI

•science and art

•Anticipation

•Recognition

•Evaluation

•Control

•environmental factors or stresses

•in or from the workplace

•may cause sickness, impaired health and well-being or significant discomfort

•among workers or among the citizens of the community

Komponen Definisi HI

•science and art

• Merupakan ilmu pengetahuan yang berisikan teori, metode, dan implementasi keilmuan yang memenuhi kaidah ilmiah.

• Terdapat aspek seni khususnya dalam mengimplementasikan metode dan pendekatan-pendekatan keilmuan HI di tempat kerja.

•Anticipation

• Kegiatan memprediksi potensi bahaya yang ada di tempat kerja •Recognition

• Melakukan pengenalan atau identifikasi terhadap bahaya yang ada di tempat kerja

• Melakukan pengukuran (spot) untuk menemukan keberadaan bahaya di tempat kerja.

18

(10)

Komponen Definisi HI

•Evaluation

• Melakukan sampling dan pengukuran bahaya di tempat kerja dengan metode yang spesifik.

• Melakukan evaluasi dan analisis risiko terhadap semua bahaya yang ada dengan menggunakan standar dan kriteria tertentu.

•Control

• Kegiatan untuk mengendalikan bahaya di tempat kerja sehingga keberadaannya tidak menimbulkan dampak kesehatan bagi pekerja khususnya dan masyarakat umumnya.

Komponen Definisi HI

•Environmental factors or stresses

• Merupakan faktor lingkungan kerja yang meliputi segala sesuatu yang ada di tempat kerja.

• Dalam jumlah tunggal disebut stressor, dan dalam jumlah banyak (multi factor) disebut stresses

•in or from the workplace

• Terdapat di lingkungan kerja atau di tempat lain namun berasal dari lingkungan kerja

•may cause sickness, impaired health and well-being or significant discomfort

• Dapat menyebabkan kesakitan, gangguan kesehatan dan kesejahteraan atau ketidaknyamanan yang secara objektif sangat signifikan.

20

(11)

Komponen Definisi HI

•among workers or among the citizens of the community

• Pada pekerja khususnya dan pada warga masyarakat umumnya.

• Warga masyarakat yaitu yang tinggal atau bermukim berdekatan dengan lingkungan industri.

Ruang Lingkup HI

A NTISIPASI R EKOGNISI E VALUASI P ENGENDALIAN

• Merupakan sekuen atau urutan langkah atau metode dalam implementasi HI

• Urutan tidak bisa dibolak-balik

• Merupakan suatu siklus yang tidak berakhir (selama aktivitas industri berjalan)

22

(12)

Ruang Lingkup HI

ANTISIPASI EVALUASI PENGENDALIAN REKOGNISI Berbahaya Berisiko Tidak (Maintenance Program) Ya Aman Ya Tidak IN D U S T RI A L P R O C E S S P E R U B A H A N P L A N T B A R U

The Industrial Hygiene Process. (Adapted with permission from Bridge DP. Developing and implementing an industrial

hygiene and safety program in industry. AIHA Journal 40:255–263, 1979.) in FIH 5th Edition

(13)

ANTISIPASI DAN REKOGNISI

Apa itu Antisipasi…

Anticipation is ability to forecast, predicts, estimates potential

hazards which possibly will arise from or in workplace

consequently from working activity.

•Merupakan kegiatan untuk memprediksi potensi bahaya dan risiko di tempat kerja yang berasal dari semua faktor lingkungan kerja dan aktivitas.

•Tahap awal dalam melakukan atau penerapan higiene industri di tempat kerja.

26

(14)

Tujuan Antisipasi

Mengetahui potensi bahaya dan risiko lebih dini

sebelum muncul menjadi bahaya dan risiko yang nyata

Mempersiapkan tindakan yang perlu sebelum suatu

proses dijalankan atau suatu area dimasuki

Meminimalisasi kemungkinan risiko yang terjadi pada

saat suatu proses dijalankan atau suatu area dimasuki

Kunci Antisipasi

INFORMASI

28

(15)

In the workplace, the industrial hygienist should review the

following to anticipate potential health stressors:

•Raw materials •Support materials •Chemical reactions •Chemical interactions •Products •By-products •Waste products •Equipment •Operating procedures

Informasi Apa yang dicari…?

•Karakteristik bangunan tempat kerja

•Mesin-mesin yang digunakan

•Proses kerja dari mesin dan alat produksi

•Bahanbaku yang digunakan

•Alat-alat yang dipakai

•Cara kerja yang dilakukan

•Jumlah dan karakteristik pekerja

•dll

30

(16)

Apa fokus dari semua Informasi…?

Potensi bahaya dan risiko

baik kesehatan maupun

keselamatan

Potensi Bahaya apa yang Utama?

Potensi terhadap timbulnya

gangguan kesehatan pada pekerja

jika bekerja di area atau proses

tersebut…

32

(17)

Apa potensi yang lain..?

Dampak terhadap lingkungan

Dampak aspek keselamatan pekerja

Dampak terhadap kerusakan alat dan

terhentinya proses

Ability of anticipation based on knowledge and understanding of hazards and stresses, and past experience of field, althrough :

1. Study all available information:

Detail information should be obtained regarding types of hazardous materials

used in a facility, the type of job operation, how the workers are exposed, work patterns, level of air contamination, duration of exposure, and control measures used.

2. Study all cases based on past experience and study.

3. Discussion and consultancy with the experts.

(18)

Langkah-Langkah Antisipasi

•Pengumpulan Informasi

• Melalui studi literatur • Mempelajari hasil penelitian

• Dokumen-dokumen perusahaan

• Survey lapangan •Analisis dan diskusi

• Diskusi dengan pihak terkait yang kompeten •Pembuatan Hasil

Hasil Antisipasi

•Daftar potensi bahaya dan risiko yang dapat dikelompokkan:

• Berdasarkan lokasi atau unit • Berdasarkan kelompok pekerja • Berdasarkan jenis potensi bahaya • Berdasarkan tahapan proses produksi • dll

36

(19)

Perhatian…!

• Hasil antisipasi hanya berupa daftar potensi bahaya yang belum tentu membahayakan pada kondisi yang sebenarnya.

• Cantumkan semua daftar potensi bahaya sedetil mungkin.

• Hasil antisipasi belum bisa dijadikan ukuran untuk menyatakan suatu area atau proses berbahaya dan berisiko.

Rekognisi

•Merupakan serangkaian kegiatan untuk mengenali suatu bahaya lebih detil dan lebih komprehensif dengan menggunakan suatu metode yang sistematis sehingga dihasilkan suatu hasil yang objektif dan bisa

dipertanggungjawabkan

•Mengenali  Identifikasi

•Mengukur  Untuk mendapatkan informasi tentang konsentrasi, dosis, ukuran (partikel), jenis, kandungan atau struktur, sifat, dll

38

(20)

Tujuan Rekognisi

•Mengetahui karakteristik suatu bahaya secara detil (sifat, kandungan, efek, severity, pola pajanan, besaran, dll)

•Mengetahui sumber bahaya dan area yang berisiko

•Mengetahui proses kerja yang berisiko

•Mengetahui pekerja yang berisiko

METODE REKOGNISI

BAHAYA

40

(21)

Accident or Injury Report

Berguna untuk rekognisi bahaya yang menimbulkan traumatic injury.

•Analisis statistik terhadap data kecelakaan dan injury yang ada dapat membantu menemukan proses atau area yang berisiko

•Memerlukan data investigasi kecelakaan yang detil dan banyak

•Pada banyak kasus, metode ini hanya bisa dilakukan setelah terjadi banyak kejadian kecelakaan

Physical Examinations

•Pemeriksaan fisik (kesehatan) pekerja dapat dijadikan media untuk rekognisi bahaya yang ada di tempat kerja

•Sering dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi kronik yang mungkin disebabkan kontak dengan bahaya di tempat kerja.

42

(22)

Physical Examinations

Memerlukan data pemeriksaan awal (pre-employment

examination)

Harus dilakukan pengukuran/pemantauan kesehatan

secara periodik (annual check-up)

Physical Examinations

•Contoh:

• Kejadian penurunan tingkat pendengaran dari hasil audiometri pada pekerja mengindikasikan bahwa terjadi pajanan bising yang tinggi dan/atau berulang-ulang.

• Tingginya kadar Pb dalam darah menunjukkan adanya pajanan Pb di tempat kerja.

44

(23)

Employee Notification

•Dibeberapa kasus, pekerja di lapangan mengenali bahaya K3 sebelum dilakukan rekognisi oleh petugas K3

•Harus didukung oleh kondisi manajemen yang kondusif

sehingga pekerja mau menyampaikan masalah yang dihadapi di tempat kerja.

Employee Notification

•Kontribusi pekerja terhadap K3 akan merangsang pekerja untuk mau berdiskusi dengan petugas K3 tentang masalah-masalah K3 yang dihadapi di tempat kerja

46

(24)

Required Inspection

•Beberapa bagian dari satu alat memerlukan inspeksi yang rutin

•Inspeksi ini dapat mengindikasikan masalah-masalah sebelum menjadi bahaya K3 bagi pekerja

Literature & Discussion with Other Professional

•Dengan melakukan review secara periodik terhadap suatu masalah melalui meeting dan training dimana suatu masalah bisa didiskusikan dengan para ahli yang lain

•Menjaga komunikasi dengan tenaga ahli di industri lain

(25)

Literature & Discussion with Other Professional

•Mungkin masalah yang dihadapi sekarang pernah dialami oleh perusahaan lain sebelumnya, sehingga input untuk perbaikan sangat mungkin didapatkan dari tenaga ahli yang lain

Walk Through Inspection

•Digunakan untuk melakukan rekognisi bahaya yang sudah jelas diketahui keberadaannya di tempat kerja

•Sebaiknya ada orang yang memahami berbagai jenis bahaya pada saat melakukan walk through plant

50

(26)

Walk Through Inspection

•Tidak semua bahaya dapat direkognisi pada saat melakukan walk through inspection

•Dilakukan oleh tim

•Biasanya menggunakan form rekognisi atau check-list

Sampling & Spot Inspection

•Kadang hanya terbatas untuk melakukan rekognisi terhadap bahaya atmosfir (air quality studies)

•Masalah yang dihadapi adalah untuk menentukan jumlah sampel dan titik pengukuran yang tepat

52

(27)

Sampling & Spot Inspection

• Dapat merekognisi berbagai tipe bahaya

• Efisiensi dari segi waktu • Kadangkala hasil spot sampling belum tentu menggambarkan kondisi yang sebenarnya

Preliminary Hazard Analysis

•Dilakukan untuk mempelajari potensi bahaya

•Pendekatan ini sangat baik jika dilakukan pada sistem operasi baru atau yang sudah dimodifikasi untuk menentukan potensi bahaya yang akan timbul pada sistem tersebut jika

dioperasikan.

54

(28)

Review of Process Flows

•Rekognisi bahaya dengan mengevaluasi potensi bahaya pada setiap langkah proses produksi atau langkah kerja yang ada dari awal sampai akhir.

•Sering digunakan hanya untuk mengidentifi-kasi potensi bahaya kimia dan kualitas udara

•Untuk menentukan reaksi-reaksi mana yang menimbulkan bahaya kimia baik proses awal, intermediate, maupun akhir

Review of Process Flows

•Pendekatan ini juga sering digunakan untuk identifikasi bahaya yang terkait dengan mekanik dan elektrik untuk mereview potensi kontak antara pekerja dengan benda yang bergerak, bahaya ergonomik, dan pajanan panas, dll

56

(29)

Fault Tree Analysis

A system safety analysis technique used as an inductive method (top down, from the known to the unknown) to evaluate fault or failure events in a system or process.

• Analisis pohon kesalahan, yang berawal dari suatu kejadian, kemudian dicari akar permasalahan atau penyebab dasar dari kejadian tersebut.

• Merupakan model probabilitas terhadap suatu event atau kejadian. • Dapat menentukan besar kemungkinan dan urutan kejadian terhadap suatu

event atau kejadian.

Fault Tree Analysis

Banyak digunakan untuk safety analysis

58

2/28/2013 Higiene Industri - Hendra

AND

AND OR

(30)

Critical Incident Technique

•Beberapa pekerja diinterview untuk mendapatkan informasi tentang perilaku tidak aman (unsafe act) yang mungkin terjadi pada saat mereka bekerja

Critical incident kemudian dikelompokkan dan kemudian secara sistematik disusun area yang mempunyai potensi bahaya dan harus dikontrol

Failure Mode and Effect

• Suatu teknik rekognisi bahaya dengan

cara mengasumsikan jika terjadi kegagalan pada suatu komponen atau elemen di dalam suatu sistem, lalu ditentukan efek atau dampak dari kegagalan pada komponen atau elemen tersebut.

• Teknik ini membantu untuk

menentukan kemungkinan terjadinya kegagalan kecil yang dapat

menghasilkan suatu kejadian yang besar

60

(31)

Job Safety Analysis

• Setiap pekerjaan diuraikan dalam bentuk task-task dan komponen lain yang terlibat

• Setiap task kemudian direview untuk menentukan potensi bahaya yang mungkin akan memajan pekerja

• Banyak dilakukan untuk mengevaluasi langkah atau prosedur kerja

• Tindakan yang diambil untuk mengendalikan potensi bahaya adalah dengan memodifikasi prosedur kerja, peralatan yang digunakan, dan pengendalian yang bisa dilakukan untuk mengurangi pajanan

Job Safety Analysis – example form

62

(32)

Metode Apa yang baik…?

•Tidak ada metode yang “baik” dalam arti bisa digunakan untuk semua jenis bahaya dan semua jenis operasi dan lingkungan kerja

•Metode rekognisi yang sering digunakan adalah kombinasi dari beberapa metode dan disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan

Hazard Recognition Worksheet

Date :_________________________ Area : _________________________ Investigator : ________________________ TYPE OF EXPOSUR E DESCRIPTIO N OF POTENTIAL HAZARD EMPLOYEES POTENTIALL Y AFFECTED PRESENT CONTROLS LEVEL OF EFFECT LOW-MED-HI PROBABILIT Y HAZARD EXISTING LOW-MED-HI PRIORIT Y 64

Referensi

Dokumen terkait

Inspeksi tempat kerja dimaksudkan untuk mengidentifikasi bahaya yang terdapat ditempat kerja agar supaya kecelakaan akibat kerja maupun penyakit akibat kerja tidak

Penilaian risiko harus terstruktur dan diterapkan sehingga dapat membantu pengusaha untuk : mengidentifikasi setiap bahaya yang diciptakan di tempat kerja dan

Saya berusaha mengidentifikasi potensi peserta didik di tempat saya mengajar Saya berusaha mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik melalui tes yang saya berikan Saya

Karena bagian-bagian awal dalam silsilah-silsilah Bugis dituliskan lebih dua abad sebelum peralihan ke Islam, mereka menyediakan jendela yang sangat langka untuk melihat

Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi bahaya dan penilaian risiko yang muncul di tempat kerja serta diberikan pengendalian dari risiko menggunakan metode

AdapunRespons Azyumardi Azra terhadap modernisasi pendidikan Islam dan perubahan sosial ekonomi yang berlangsung dalam masyarakat Indonesia sejak awal abad ini mencakup:

Agar ikhtiar atau usaha kita dapat berhasil dan sukses, hendaknya melandasi usaha tersebut dengan niat ikhlas untuk mendapat ridha Allah, berdoa dengan senantiasa mengikuti

Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X SMA Theresiana Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan pembelajaran ekonomi yang ada di kelas