A
NALISIS SURVIVAL DAN FAKTOR
-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEMBUHAN PASIEN DEMAM
BERDARAH DENGAN MENGGUNAKAN
BAYESIAN MIXTURE SURVIVAL
By:
Suci Amalia (1306 100 005) Pembimbing:
Prof. Drs. Nur Iriawan, MIKom, PhD. Dedy Dwi Prasetyo, SSI, Msi.
L
ATAR
B
ELAKANG
Kemarau Negara Tropis Indonesia Banjir Hujan Sarang Nyamuk Demam BerdarahAnalisis Survival Penelitian Sebelumnya Peranan Ultrasonografi dalam Penatalaksanaan
DBD Melani (1992)
Hubungan Kadar Hematokrit Awal dengan Derajat Klinis DBD
P
ERMASALAHAN
Bagaimana karakteristik pasien demam berdarah RS
Pamekasan Madura berdasarkan jenis kelamin, usia,
jumlah trombosit dan kadar hematokrit?
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kesembuhan
pasien demam berdarah yang datang berobat ke RS
pasien demam berdarah yang datang berobat ke RS
Pamekasan Madura?
Bagaimana laju kesembuhan pasien demam berdarah
T
UJUAN
Mengetahui karakteristik pasien demam berdarah RS
Pamekasan Madura berdasarkan jenis kelamin, usia,
jumlah trombosit dan kadar hematokrit
Mengetahui
Faktor-faktor
apa yang mempengaruhi
kesembuhan pasien demam berdarah yang datang
kesembuhan pasien demam berdarah yang datang
berobat ke RS Pamekasan Madura
Mengetahui laju kesembuhan pasien demam berdarah
M
ANFAAT
Manfaat bagi RS Pamekasan Madura
Penelitian ini bisa menjadi tambahan informasi bagi RS
Pamekasan Madura dalam menangani pasien Demam
Berdarah yang rawat inap di RS tersebut.
Manfaat bagi pasien
Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang laju
kesembuhan pasien serta faktor-faktor yang mempengaruhi
kesembuhan pasien di RS Pamekasan Madura
Manfaat bagi penduduk
Manfaat bagi penduduk
Penelitian ini dapat memberikan informasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kesembuhan pasien demam berdarah
B
ATASAN
P
ENELITIAN
Data penelitian ini diambil dari data rekam medis RS Pamekasan Madura pada
1 Januari 2009 – 31 Maret 2010.
A
NALISIS
S
URVIVAL
Analisis survival adalah prosedur statistik untuk menganalisis data yang variabelnya adalah waktu sampai
terjadinya suatu kejadian (Kleinbaum, 2005).
Dalam menentukan waktu survival T, terdapat 3 elemen yang harus diperhatikan:
1.Time origin or starting point (titik awal) 2. Ending event of interest (kejadian akhir)
3. Measurement scale for the passage of time (skala ukuran untuk berlalunya Data tersensor adalah data individu pada analisis survival yang tidak bisa diobservasi sampai terjadinya failure event. Data tersensor disebabkan oleh:
1. Lost of follow up 2. Drop out
3. Measurement scale for the passage of time (skala ukuran untuk berlalunya waktu).
2. Drop out
3. Termination of study
4. Death due to a cause not under investigation 5. Withdraws from the study because of death
F
UNGSI
S
URVIVAL DAN
F
UNGSI
H
AZARD
Fungsi Hazard, h(t) memberikan reaksi sesaat pada waktu ke-t untuk mengalami suatu kejadian atau event.
Fungsi Survival didefinisikan sebagai probabilitas seorang individu bertahan lebih besar dari waktu t (Le, 1997), sehingga:
S(t) = Pr(T > t) = 1 – Pr(T<t) = 1 - F(t)
Sedangkan hubungan fungsi survival dan fungsi hazard adalah: =
dan dengan mengintegralkan dan mengeksponensialkan kedua sisi, didapatkan ) ( ) ( ) ( t S t f t h = ) ( ) ( t S t S dt d − − = ∫t h u du t S( ) exp ( )
untuk mengalami suatu kejadian atau event.
Dengan kata lain, fungsi hazard h(t) menaksir proporsi kematian individu atau individu mengalami suatu kejadian dalam waktu ke-t
(Kleinbaum, 2005) ∆ > ∆ + < ≤ = → ∆ t t T t t T t P t h t ) ( lim ) ( 0 dengan
Jadi, hubungan antara fungsi kumulatif hazard, H(t), dan fungsi survival,
S(t) adalah − = ∫h u du t S 0 ) ( exp ) (
∫
= th u du t H 0 ( ) ) ()]
(
ln
[
)
(
t
S
t
H
=
−
A
SUMSI
P
EMODELAN
Asumsi pemodelan yang harus dipenuhi adalah bahwa
fungsi hazard harus proporsional setiap waktu.
Asumsi proporsional tersebut dapat diketahui dengan
cara membuat plot
− ln[
−lnS(t)]
terhadap waktu survival
P
EMODELAN
F
UNGSI
H
AZARD
P
ROPORSIONAL
Model umum hazard proporsional adalah:
)
...
exp(
)
(
)
(
t
h
0t
1x
2x
x
h
=
β
+
β
+
+
β
pM
ODEL
M
IXTURE SURVIVAL
Persamaan dari model mixture survival adalah: p(x|λ,θ) = λ p(x|θ1) + (1-λ) p(x|θ2)
dengan
p(x|θ1) : fungsi densitas untuk data survival komponen1 p(x|θ2) : fungsi densitas untuk data survival komponen2 λ : proporsi komponen distribusi mixture komponen1 (1-λ) : proporsi komponen distribusi mixture komponen1 atau bisa juga ditulis sebagai berikut:
f(t|̟,θ) = ̟ f(t|θ1) + (1-̟) f(t|θ2) f(t|̟,θ) = ̟ f(t|θ1) + (1-̟) f(t|θ2)
Sehingga fungsi survival distribusi mixture dengan dua komponen dapat ditulis sebagai berikut:
S(t) = ̟ S1(t) + (1-̟) S2(t)
dan model proportional hazard untuk mixture survival adalah: hi(t) = ̟ hi1(t) + (1-̟) hi2(t)
Terdapat banyak sekali distribusi probabilitas data, salah satunya adalah distribusi weibull dengan fungsi hazard sebagai berikut:
dengan λ adalah parameter skala dan γ adalah parameter bentuk.
Jadi, model mixture weibull proportional hazard dapat ditulis dengan persamaan:
1 ) (t = λγtγ− h 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 (1 )exp( ) ) exp( ) (t =π β x λ γ tγ − + −π β x λ γ tγ − hi T i T i
D
EMAM
B
ERDARAH
D
ENGUE
Wikipedia
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit febril
akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan
penyebaran geografis yang mirip dengan malaria
DepKes RI
DBD adalah satu penyakit menular yang sering
DBD adalah satu penyakit menular yang sering
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB)/wabah
T
ANDA DAN
G
EJALA
Demam yang berlangsung selama 2-7 hari.
Tanda-tanda perdarahan (Petekie, Purpura, Ekimosis, perdarahan
Konjungtiva, Epistaksis (mimisan), Pendarahan Gusi, Hematemesis,
Melena dan Hematuri).
Renjatan (Shock)
Trombositopeni
Gejala Klinik Lain
Gejala Klinik Lain
Nyeri otot, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare atau konstipasi,
dan kejang.
M
ETODOLOGI
P
ENELITIAN
Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder tentang keadaan pasien rawat inap demam
berdarah di RS Pamekasan Madura, data yang diambil
adalah data lama waktu rawat inap hingga dinyatakan
adalah data lama waktu rawat inap hingga dinyatakan
boleh pulang, yang dinyatakan sebagai failure event.
V
ARIABEL PENELITIAN
Variabel respon yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel lama rawat inap, yaitu lama rawat inap pasien demam
berdarah sampai dengan dinyatakan boleh pulang dan berada
dalam batas periode penelitian, dalam satuan hari, dengan
ketentuan sebagai berikut:
Jika seorang pasien masuk rawat inap hingga dinyatakan
boleh pulang dalam perawatan RS Pamekasan Madura dan
dalam batas periode penelitian, maka waktu survival
dikategorikan sebagai data survival tidak tersensor.
dikategorikan sebagai data survival tidak tersensor.
Jika seorang pasien rawat inap di RS Pamekasan Madura
sampai dengan batas periode penelitian mengalami hal-hal
berikut maka data survival dikatakan tersensor. Lama rawat
inap, dihitung dari pasien masuk RS (t=0) sampai terjadinya
hal berikut:
1. Melebihi batas akhir penelitian
2. Pasien meninggal
VARIABEL PREDIKTOR
Variabel Jenis Kelamin (X1)
1 = Perempuan
2 = Laki-laki
Variabel Usia (X2)
Variabel usia merupakan usia pasien saat pertama kali masuk Rumah
Sakit.
Jumlah Hematokrit (X3)
Variabel jumlah hematokrit merupakan jumlah hematokrit saat pasien
pertama kali dinyatakan masuk rawat inap.
Variabel jumlah hematokrit merupakan jumlah hematokrit saat pasien
pertama kali dinyatakan masuk rawat inap.
Jumlah Trombosit (X4)
Variabel jumlah trombosit merupakan jumlah trombosit saat pasien
pertama kali dinyatakan masuk rawat inap.
1 = < 50.000/ µl
2 = 100.000 – 50.000/ µl
3 = 150.000 – 100.001/ µl
4 = > 150.000/ µl
M
ETODE ANALISIS DATA
Langkah-langkah dalam penelitian ini dijabarkan sebagai
berikut:
Statistika Deskriptif untuk mengetahui karakteristik
pasien berdasarkan jenis kelamin, usia, kadar hematokrit,
dan jumlah trombosit.
Melakukan pengujian asumsi pemodelan hazard
Melakukan pengujian asumsi pemodelan hazard
proporsional menggunakan plot
terhadap
waktu survival (t).
Mengestimasi parameter distribusi mixture.
Mengestimasi fungsi hazard dan fungsi survival.
Mengestimasi parameter model mixture survival.
Pemodelan mixture survival.
Interpretasi model.
[
ln ( )]
ln − S t
A
NALISIS DAN
P
EMBAHASAN
Statistika Deskriptif
Variabel Mean St Dev Median Min Maks
Waktu Survival (t) 4.054 1.542 4 1 9 Usia 9.963 7.372 9 2 48 HT 43.280 5.728 43.250 14.3 57.8 TR 66122 48908 55500 10000 323000
2% 6% 32% 33% 17% 1% 3% 5% 1%
Waktu Survival Pasien
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Peremp uan 51% Laki-laki 49%
Jenis Kelamin
1 2 Usia 1-10 th 69% 11-20 th 25% >20 th 6% UsiaA
SUMSI
P
ROPORSIONAL
H
AZARD
-2.5 -3.0 -3.5 -4.0 -4.5 Lo g m in us lo g 2.00 1.00 JK LML Function for patterns 1 - 24.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 lama -5.0 -5.5
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa asumsi proporsional hazard terpenuhi karena garis antar kategori sudah sejajar.
P
ENDUGAAN
D
ISTRIBUSI
L
AMA
R
AWAT
I
NAP
Fr e q u e n c y 50 40 30 20 10 Mean 4.054 StDev 1.542 N 148 Histogram of t Normal t 8 6 4 2 10 0Distribusi Statistik Uji Nilai Kritis Keputusan
Lognormal 5.2233 2.5018 Tolak H0
Weibull 7.3038 2.5018 Tolak H0
P
ENDUGAAN
D
ISTRIBUSI
K
OMPONEN
M
IXTURE
P
ERTAMA
Fr e q u e n c y 60 50 40 30 20 Mean 3.629 StDev 0.9443 N 132 Histogram of t1 Normal t1 5 4 3 2 1 20 10 0Distribusi Statistik Uji Nilai Kritis Keputusan
Weibull 6.1942 2.5018 Tolak H0
Normal 6.4427 2.5018 Tolak H0
P
ENDUGAAN
D
ISTRIBUSI
K
OMPONEN
M
IXTURE
K
EDUA
Fr e q u e n c y 8 7 6 5 4 3 Mean 7.563 StDev 0.8921 N 16 Histogram of t2 Normal t2 F 9 8 7 6 3 2 1 0Distribusi Statistik Uji Nilai Kritis Keputusan
Normal 0.8862 2.5018 Gagal Tolak H0
Weibull 0.89302 2.5018 Gagal Tolak H0
E
STIMASI
P
ARAMETER
D
ISTRIBUSI
M
IXTURE
Node Mean sd MC err 2.5% Med 97.5%
Phi[1] 0.8862 0.02612 1.928E-4 0.8302 0.8878 0.9325
Phi[2] 0.1138 0.02612 1.928E-4 0.0675 0.1122 0.1698
pLambda[1] 0.0164 0.0049 1.536E-4 0.00857 0.0158 0.0276
pLambda[2] 0.0043 0.0070 2.806E-4 8.99E-5 0.00208 0.0231
pGamma 2.719 0.168 0.00523 2.403 2.715 3.056 pGamma 3.977 0.8172 0.03914 2.469 3.918 5.745
F
UNGSI
SURVIVAL DAN
F
UNGSI
H
AZARD
t S1(t) S2(t) S(t) h1(t) h2(t) h(t) 1 0.8718 0.1133 0.9851 0.0395 0.0019 0.0414 2 0.7954 0.1063 0.9017 0.1301 0.0153 0.1454 3 0.6402 0.0810 0.7212 0.2612 0.0512 0.3124 4 0.4353 0.0392 0.4745 0.4283 0.1206 0.5489 5 0.2405 0.0085 0.249 0.6285 0.2344 0.8629 6 0.1041 0.00054 0.10464 0.8599 0.4034 1.2633 7 0.0341 0.000006 0.034106 1.1207 0.6383 1.759 8 0.0082 0.000000 0.0082 1.4099 0.9499 2.3598 9 0.0014 0.000000 0.0014 1.7263 1.3488 3.0751 9 0.0014 0.000000 0.0014 1.7263 1.3488 3.0751 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 N il a i S (t ) Fungsi Survival S1(t) S2(t) S(t) 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 h (t ) Fungsi Hazard h1(t) h2(t) h(t)P
EMODELAN
K
OMPONEN
MIXTURE
P
ERTAMA
Node Mean sd MC err 2.5% Med 97.5%
Phi[1] 0.8864 0.02591 1.861E-4 0.8308 0.8878 0.9321 b.JK[1] -0.4929 0.1705 0.002064 -0.8298 -0.493 -0.1596 b.usia[1] -0.01407 0.01213 1.941E-4 -0.03926 -0.01362 0.008488 b.HT[1] -0.06043 0.00771 2.429E-4 -0.07603 -0.06027 -0.04571 b.TR_1[1] -0.9712 0.2814 0.007151 -1.511 -0.9786 -0.4017 b.TR_2[1] -1.007 0.3013 0.007764 -1.583 -1.014 -0.3991 b.TR_3[1] -0.8635 0.4126 0.00757 -1.68 -0.8592 -0.07293 719 . 1 43 42 41 3 1 1
(
)
0
.
8864
*
exp(
0
.
4929
0
.
06043
0
.
9712
1
.
007
0
.
8635
)
*
0
.
0446
ˆ
t
x
x
x
x
x
t
h
=
−
−
−
−
−
P
EMODELAN
K
OMPONEN
M
IXTURE
K
EDUA
Node Mean sd MC err 2.5% Med 97.5%
Phi[2] 0.1136 0.02591 1.861E-4 0.06786 0.1122 0.1692 b.JK[2] -1.403 0.3745 0.004392 -2.139 -1.401 -0.6732 b.usia[2] 0.1281 0.1011 0.005389 -0.07377 0.129 0.3231 b.HT[2] -0.1698 0.05597 0.00365 -0.2823 -0.1666 -0.0647 b.TR_1[2] -0.1552 0.7754 0.02452 -1.657 -0.1657 1.373 b.TR_2[2] -1.686 0.8422 0.02238 -3.299 -1.698 -0.03284 b.TR_3[2] 1.255 1.123 0.009345 -0.9277 1.259 3.446
Model Komponen Mixture Kedua adalah:
977 . 2 42 3 1 2
(
)
0
.
1136
*
exp(
1
.
403
0
.
1698
1
.
686
)
*
0
.
0171
ˆ
t
x
x
x
t
h
=
−
−
−
K
ESIMPULAN
Pasien demam berdarah yang rawat inap di RS. Pamekasan Madura 51% berjenis kelamin perempuan dan 49% sisanya berjenis kelamin laki-laki. Bila ditinjau dari usia maka sebagian besar pasien yang terserang penyakit ini berusia 1-10 tahun.
Setelah dilakukan pengolahan data, didapatkan pada komponen mixture pertama yang mempengaruhi kesembuhan pasien demam berdarah adalah jenis kelamin, kadar hematokrit, dan jumlah trombosit. Dengan hasil pasien berjenis kelamin laki-laki cenderung 0.6109 kali lebih cepat sembuh daripada pasien berjenis perempuan, semakin besar kadar hematokrit pasien sebesar satu satuan maka pasien cenderung lebih lama sembuh sebesar 1.0622 kali, dan pasien demam berdarah dengan jumlah trombosit <50.000/µl cenderung lebih cepat sembuh sebesar 0.3786 kali daripada pasien demam berdarah dengan jumlah trombosit >150.000/µl, pasien demam berdarah dengan jumlah trombosit antara 50.000/ l-100.000/ l cenderung lebih pasien demam berdarah dengan jumlah trombosit >150.000/µl, pasien demam berdarah dengan jumlah trombosit antara 50.000/µl-100.000/µl cenderung lebih cepat sembuh sebesar 0.3653 kali daripada pasien demam berdarah dengan jumlah trombosit >150.000/µl, serta pasien demam berdarah dengan jumlah trombosit antara 100.000/µl-150.000/µl cenderung lebih cepat sembuh sebesar 0.4217 kali daripada pasien demam berdarah dengan jumlah trombosit >150.000/µl.
Sedangkan pada komponen mixture kedua yang mempengaruhi kesembuhan demam berdarah adalah jenis kelamin, kadar hematokrit, dan jumlah trombosit antara 50.000/µl-100.000/µl. Hasilnya adalah pasien berjenis kelamin laki-laki cenderung 0.2459 kali lebih cepat sembuh daripada pasien berjenis perempuan dan semakin besar kadar hematokrit pasien sebesar satu satuan maka pasien cenderung lebih lama sembuh sebesar 1.1851 kali, serta pasien demam berdarah dengan jumlah trombosit antara 50.000/µl-100.000/µl cenderung lebih cepat sembuh sebesar 0.1853 kali daripada pasien demam berdarah dengan jumlah trombosit >150.000/µl.
S
ARAN
Pada penelitian selanjutnya diharapkan terdapat lebih
banyak variabel yang diuji agar dapat diketahui variabel
apa saja yang berpengaruh terhadap kesembuhan pasien
demam berdarah.
Dalam penggunaan winbugs, bila terjadi “trap” maka
parameternya bisa dicari melalui spps pada generalized
linear models dengan menggunakan mixture model.
linear models dengan menggunakan mixture model.
D
AFTAR
P
USTAKA
Box, G.E.P dan Tiao. 1973. Bayesian Inference in Statistical Analysis. Reading, MA: Addison-Wesley
Chap, LE. 1997. Applied Survival Análisis. New York:a Wiley-Interscience Publication.
Collett, D. 1994. Modelling Survival Data in Medical Research. London: Chapman & Hall.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia.
Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas.
Iriawan, N. 2001. Teknik Simulasi. Surabaya: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut
Sepuluh November Surabaya.
Jaya, I. 2008. Hubungan Kadar Hematokrit Awal dengan Derajat Klinis DBD. [Skripsi]. Surakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kleinbaum, D. 2005. Survival Analysis, a self-learning text. USA: Springer Science+Business Media, Inc.
Law, A., M. dan Kelton, D., W. (2000). Simulation Modelling Analysis (3rded.). New York: MacGraw-Hill.
Law, A., M. dan Kelton, D., W. (2000). Simulation Modelling Analysis (3rded.). New York: MacGraw-Hill. Mei, C., P. Liang lu, J. Ming Chang, M. Yen Lin, J. Jin Tsai, Y. Hsu Chen, C. Ko, H. Chun Chen, S. Jyh Hwang.
2008. Impact of Renal Failure on the Outcome of Dengue Viral Infection. Clinical Journal of the American Society of Nephrology. 1350-1356.
Melani, W., D. Suglanto, H. Wuiur, G. Jennings, K. Tatang. 1992. Peranan Ultrasonografi dalam Penatalaksanaan
Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Rumah Sakit Sumber Waras Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara.
Miller, R. 1988. Survival Analysis. New York:a Wiley-Interscience Publication.
Retnowati, A. 2009. Bias pada Penaksir Parameter Model Regresi Cox dan Regresi Logistik. [Thesis]. Surabaya:
Sekolah Pascasarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.