• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Investasi Sosial PTFI Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Investasi Sosial PTFI Tahun 2016"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Daftar Isi

3

KATA PENGANTAR

4

RINGKASAN EKSEKUTIF

6

KESEHATAN

8

PENDIDIKAN

10 EKONOMI

14

INFRASTRUKTUR DASAR BAGI MASYARAKAT

16

HUBUNGAN DENGAN MASYARAKAT

18

LEMBAGA-LEMBAGA LOKAL MITRA PTFI

20 BUDAYA

21

HAK ASASI MANUSIA

22

KANTOR PENGELOLAAN PROYEK

(3)

KATA PENGANTAR

Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat,

PT Freeport Indonesia (PTFI) selalu berusaha mewujudkan komitmennya untuk memberikan manfaat kepada masyarakat melalui program investasi sosial. Komitmen ini dilaksanakan di tengah tantangan operasi yang semakin besar dan harapan pemangku kepentingan yang semakin tinggi terhadap PTFI. Perusahaan berusaha untuk meningkatkan keterlibatan dengan seluruh pemangku kepentingan sehingga dapat tercapai hasil yang terbaik dalam setiap kegiatan kami bagi dan memberi manfaat bagi masyarakat.

Program investasi sosial PTFI dijalankan dan dikelola oleh berbagai divisi di Perusahaan dan mitra pihak ketiga. Divisi Community

Aff airs, Special Project dan Human Resources terlibat dalam pengelolaan program investasi sosial perusahaan bersama para mitra

secara efi sien, transparan dan akuntabel. Investasi Sosial PTFI juga diberikan dalam bentuk Dana Perwalian yang dikelola oleh lembaga-lembaga adat dan oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) sebagai pengelola Dana Kemitraan dari PTFI.

Laporan ini menampilkan pencapaian beserta tantangan program investasi sosial yang dilakukan PTFI selama periode 1 Januari sampai 31 Desember 2016. Laporan ini merupakan salah satu langkah dalam mencapai transparansi dan akuntabilitas penggunaan sumber daya PTFI dalam program investasi sosial. PTFI berharap agar laporan ini dapat membantu pemangku kepentingan untuk memantau kinerja investasi sosial Perusahaan dari waktu ke waktu. Laporan ini juga ditujukan untuk menjadi acuan bagi publikasi lainnya tentang PTFI, termasuk Laporan Tahunan PTFI, Mine Tour Companion, situs perusahaan, dan publikasi lainnya. PTFI berharap laporan ini akan mendorong diskusi yang positif dan adanya umpan balik dari seluruh pemangku kepentingan untuk membangun masyarakat di sekitar wilayah operasi PTFI.

Manajemen PTFI berterima kasih kepada para karyawan yang penuh dedikasi melayani masyarakat dalam situasi apapun melalui program investasi sosial. Perusahaan menghargai kerja keras mereka untuk mencapai hasil yang terbaik bagi perusahaan dan masyarakat.

Sonny Prasetyo

Wakil Presiden Eksekutif Pembangunan Berkelanjutan

(4)

PT Freeport Indonesia (PTFI) terus berkomitmen untuk memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi kami. Manfaat tersebut kami wujudkan melalui berbagai kegiatan investasi sosial yang kami jalankan bersama para mitra Perusahaan. Investasi sosial ini merupakan komitmen berkelanjutan agar kegiatan operasi kami dapat berjalan beriringan dengan perkembangan masyarakat di sekitar wilayah operasi kami. Komitmen ini terus kami jaga di tengah berbagai tantangan yang kami hadapi seperti: kebijakan pembatasan ekspor, debat tentang pembangunan smelter dan renegosiasi kontrak. Wujud komitmen kami tersebut tampak dalam berbagai pencapaian yang kami lakukan pada tahun 2016. Beberapa pencapaian tersebut antara lain:

Program Kesehatan Masyarakat. PTFI berinvestasi dalam bidang kesehatan melalui pelayanan medis di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM)

dan Rumah Sakit Waa Banti (RSWB) serta beberapa klinik kesehatan yang kami bangun. Kedua rumah sakit ini memberikan pelayanan kesehatan bagi lebih dari 154.000 kunjungan pasien. Klinik kesehatan yang kami bangun juga memberikan layanan kesehatan bagi lebih dari 64.000 kunjungan pasien. Dalam program pengendalian malaria, kami melakukan pemeriksaan malaria rutin di masyarakat, penyemprotan kepada lebih dari 30.400 rumah dan pembagian lebih dari 11.000 kelambu anti nyamuk di 5.600 rumah. Lebih dari 2.160 orang mengikuti Konseling dan Pemeriksaan Sukarela sebagai bagian dari pengendalian HIV/AIDS. Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) sebagai pengelola Dana Kemitraan dari PTFI secara khusus meningkatkan keterjangkauan layanan kesehatan masyarakat melalui pelayanan Klinik Terapung bagi masyarakat pesisir dan Dokter Terbang bagi masyarakat di dataran tinggi . Program ini memberi manfaat bagi sekitar 6.200 masyarakat. PTFI terus mendorong sinergi yang lebih baik dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lain untuk mencapai keberlanjutan program kesehatan.

Program Pendidikan Masyarakat. LPMAK sebagai pengelola Dana Kemitraan dari PTFI memberikan beasiswa bagi 645 siswa Papua (52% dari

Suku Amungme, 24% Suku Kamoro, dan 24% dari suku-suku lain di Papua). Mereka menempuh pendidikan dari tingkat SMP hingga perguruan tinggi di berbagai institusi pendidikan di Papua, Jawa, Sulawesi, bahkan di luar negeri. Pada tahun 2016, LPMAK tidak melakukan perekrutan beasiswa baru sebagai salah satu langkah efi siensi biaya. Asrama yang dibangun oleh LPMAK dan dikelola oleh lembaga-lembaga mitra terus mengembangkan infrastrukturnya dan menampung 756 siswa. Kami juga terus membangun kemitraan dengan pemerintah melalui pengiriman guru-guru ke sekolah-sekolah di dataran tinggi. Kami juga mengembangkan generasi muda Papua sebagai tenaga kerja dalam pertambangan melalui Institut Pertambangan Nemangkawi. Sejak awal program, 3.907 siswa telah mengikuti program ini dimana lebih dari 2.900 siswa telah diterima sebagai tenaga kerja PTFI dan perusahaan kontraktor. Kami juga mengelola Asrama Tomawin bagi anak-anak Suku Amungme di dataran tinggi . Pada tahun 2016, sebanyak 57 siswa tinggal dan belajar di asrama tersebut.

Program Ekonomi Masyarakat. Kami berkomitmen untuk mendorong kemandirian masyarakat melalui berbagai program ekonomi berbasis

kearifan dan potensi lokal. Program peternakan yang kami jalankan bersama Yayasan Jayasakti Mandiri menciptakan lapangan kerja bagi 444 orang termasuk peternak lokal. Produk dari peternakan ini memenuhi 20% kebutuhan daging ayam dan 40% kebutuhan telur di Kabupaten Mimika. Fasilitas peternakan kami juga menjadi pusat pelatihan peternakan bagi pelajar, peternak, dan institusi pemerintah di Kabupaten Mimika. Pada tahun 2016, program Usaha Mikro Kecil dan Menengah kami memberikan pendampingan usaha bagi 162 pengusaha binaan asal Papua di mana 83% persen diantaranya merupakan pengusaha asal Tujuh Suku asli Papua. Para pengusaha binaan tersebut menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 1.199 orang pada Desember 2016 dan menghasilkan pendapatan sebesar lebih dari Rp. 203,6 miliar. Sejak awal program tahun 2004, total dana bergulir yang telah disalurkan bagi pengusaha binaan sebesar Rp. 49,5 miliar. Pada tahun ini, kami menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dalam penyaluran dana bergulir sebagai bagian dari proses pembinaan para pengusaha untuk mencapai kelayakan dalam mendapatkan fasilitas kredit usaha dari perbankan.

Program Budaya. Kami berpartisipasi dalam pelestarian dan pengembangan budaya masyarakat asli yang berada di sekitar wilayah operasi kami.

Pada tahun 2016, kami bekerjasama dengan Yayasan Maramowe Weaiku Kamorowe untuk mengembangkan, melestarikan, dan mempromosikan seni dan budaya Kamoro. Yayasan tersebut juga melakukan pendampingan kepada para pengukir serta pemasaran hasil ukiran dan anyaman. Sebanyak 692 ukiran Kamoro yang dihasilkan oleh pengukir asli Kamoro di Kabupaten Mimika terjual dengan total pendapatan sebesar Rp. 472,3 juta. Hasil penjualan tersebut seluruhnya dikembalikan kepada para pengukir.

Program Hubungan dengan Masyarakat. Kami membangun dan menjaga hubungan kami dengan masyarakat untuk memastikan bahwa operasi

dan investasi sosial kami dilakukan sesuai dengan nilai-nilai setempat dan dapat mengurangi risiko sosial terhadap operasi kami. Kami Proyek perpanjangan tanggul yang kami lakukan untuk mendukung operasi khususnya dalam pengelolaan pasir sisa tambang (tailings) berdampak terhadap jalur transportasi tradisional masyarakat. Kami melanjutkan pembuatan jalur transportasi alternatif dan penyediaan transportasi kapal sebagai salah satu mitigasi risiko proyek perpanjangan tanggul tersebut. Pada tahun 2016, kami juga mengelola 66 keluhan dari masyarakat dimana 44 diantaranya berhasil diselesaikan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Kami meningkatkan kerjasama dengan pemerintah dan lembaga lokal dalam penyelesaian keluhan hak ulayat.

PTFI bermitra dengan lembaga-lembaga lokal dalam melaksanakan kegiatan investasi sosial dan menjaga hubungan dengan masyarakat di sekitar wilayah operasi kami. Pada tahun 2016, Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) sebagai pengelola Dana Kemitraan dari PTFI mengelola US$ 32,9 juta (40% dari total Investasi Sosial PTFI) untuk pengembangan masyarakat Papua di sekitar wilayah operasi kami. Sejak tahun 1996, kami telah berkontribusi sebesar lebih dari US$ 690 juta dalam Dana Kemitraan. Kami juga melanjutkan kemitraan dengan

(5)

Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (Lemasa), Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko), dan Yayasan Hak Asasi Manusia Anti Kekerasan (Yahamak) dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial di sekitar perusahaan.

Program Infrastruktur Bagi Masyarakat. Pada tahun 2016, kami menginvestasikan US$ 7 juta untuk menyelesaikan komitmen proyek

infrastruktur di Tiga Desa Amungme di dataran tinggi . Beberapa proyek tersebut meliputi Lapangan Terbang Aroanop, fasilitas Micro Hydro Banti 120 KW, Jembatan Banti dan Opitawak. Kami juga bermitra dengan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat untuk melakukan survei dan mengembangkan rencana penyerahan dan pemeliharaan lanjutan untuk aset-aset ini. Kami juga menyelesaikan pembangunan Kompleks Olahraga senilai US$ 33 juta di Timika sebagai bentuk kontribusi kami bagi Pemerintah Kabupaten Mimika dalam Pekan Olahraga Nasional 2020 di Papua. Selain itu, kami juga telah menginvestasikan US$ 5,4 juta dalam pembangunan fasilitas dan distribusi air bersih di kota Timika. Fasilitas yang telah diselesaikan pada tahun 2016 meliputi satu instalasi pengolahan air, satu penampungan air, lima sumur bor, dan gedung perkantoran pendukung.

Program Hak Asasi Manusia. Kami berkomitmen untuk menjunjung tinggi penerapan nilai-nilai hak asasi manusia (HAM) di dalam wilayah

operasi kami. Pada tahun 2016, Kantor HAM PTFI menerima 32 laporan dugaan pelanggaran HAM. Tidak ada laporan dugaan tersebut terkait dengan isu keamanan atau melibatkan aparat keamanan. Dari keseluruhan kasus tersebut, sebanyak 16 kasus merupakan masalah rumah tangga yang tidak terkait langsung dengan PTFI. Kami melanjutkan dukungan dan kerjasama dengan Yayasan Hak Asasi Manusia Anti Kekerasan (Yahamak) dalam penanganan kasus-kasus terkait rumah tangga, melalui Pusat Terpadu untuk Ibu, Anak, dan Lansia. Pelatihan dan promosi HAM yang kami lakukan pada tahun 2016 diikuti oleh sekitar 9.350 orang dari karyawan PTFI, kontraktor, dan masyarakat umum termasuk sekitar 1.200 anggota Polisi dan TNI.

Kantor Pengelolaan Proyek. Pada tahun 2016, kami menginvestasikan US$ 86,2 juta untuk program-program sosial di mana jumlah tersebut

lebih rendah 28% dari anggaran yang diproyeksikan sebesar US$ 119,6 juta. Perbedaan merupakan salah satu dampak dari menurunnya kondisi keuangan perusahaan yang memaksa kami melakukan efi siensi biaya yang dilakukan di seluruh departemen di PTFI. Dalam bidang perencanaan dan pelaporan, kami meningkatkan sistim perencanaan dan pelaporan yang lebih terkoordinasi dengan departemen lain di PTFI yang melakukan investasi sosial. Hal ini merupakan salah satu langkah meningkatkan transparansi dan akuntabilitas investasi sosial kami.

Kami menyadari bahwa tantangan dalam investasi sosial kami akan semakin besar seiring dengan meningkatnya tantangan dalam kegiatan operasi perusahaan. Situasi sosial yang sangat dinamis dan tantangan operasional juga berdampak pada investasi sosial yang kami lakukan. Namun demikian, kami akan terus berusaha menjaga komitmen kami untuk memberi manfaat dari kehadiran kami di tengah masyarakat. Melalui kemitraan dengan pemerintah dan lembaga lokal, kami akan terus berkontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan dan stabilitas masyarakat yang berada di wilayah operasi kami.

(6)

Pelayanan Klinik dan Rumah Sakit

PTFI membangun dan mengoperasikan fasilitas kesehatan di Kabupaten Mimika untuk meningkatkan keterjangkauan masyarakat terhadap layanan kesehatan. Klinik-klinik yang dibangun dan dioperasikan sejak tahun 1990-an ini melayani masyarakat yang saat itu memiliki akses yang terbatas terhadap layanan kesehatan. Dengan lebih meratanya fasilitas kesehatan, PTFI melanjutkan pengelolaan klinik tersebut dan mendorong keterlibatan pemerintah termasuk melalui rencana serah terima fasilitas kepada pemerintah.

Rumah Sakit Waa Banti (RSWB) merupakan fasilitas kesehatan yang dibangun PTFI untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di dataran tinggi Banti. Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) yang dibangun oleh LPMAK melalui Dana Kemitraan dari PTFI juga memberikan pelayanan bagi masyarakat asal Tujuh Suku di dataran rendah. Kedua rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit pertama di Kabupaten Mimika. Pada tahun 2016, RSMM berhasil mempertahankan akreditasi rumah sakit tipe C dan menyelesaikan pembangunan ruang operasi baru sebagai salah satu bentuk peningkatan fasilitas kesehatan. Masyarakat asal Tujuh PT Freeport Indonesia (PTFI) berkomitmen bahwa kehadiran

perusahaan harus memberi manfaat bagi masyarakat di sekitar wilayah operasi perusahaan. Salah satu manfaat kehadiran perusahaan kepada masyarakat adalah tersedianya pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat. Program kesehatan ini memberi manfaat bagi masyarakat asli Papua yang berasal dari Tujuh Suku di sekitar wilayah operasi kami sebagai penerima manfaat utama. Program kesehatan ini meliputi pelayanan kesehatan dasar melalui rumah sakit dan klinik, pengendalian malaria, pengendalian HIV/AIDS, pengendalian tuberculosis, dan program sanitasi dan air bersih. Kami bermitra dengan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK), pemerintah daerah, dan organisasi lainnya dalam menjalankan seluruh program kesehatan tersebut.

KESEHATAN

Program kesehatan anak menjangkau daerah terpencil dari dataran tinggi hingga dataran rendah di sekitar wilayah operasi PTFI.

“Sinergi menjadi kunci keberlanjutan program kesehatan”

2012 2013 2014 2015 2016

Kunjungan Pasien

di Rumah Sakit Waa Banti

580 29.879 229 224 220 261 29.871 28.430 27.417 25.705

Kunjungan Pasien

di Rumah Sakit Mitra Masyarakat

Subsidi LPMAK Non Subsidi LPMAK

2012 2013 2014 2015 2016 36.578 36.578 102.308 37.803 26.051 33.661 43.292 103.446 86.923 102.292 86.274

(7)

Suku mendapatkan fasilitas kesehatan cuma-cuma di kedua rumah sakit dan klinik-klinik kesehatan tersebut.

Pada tahun 2016, PTFI meningkatkan sinergi dengan pemerintah dalam pengelolaan klinik, salah satunya melalui penyediaan tenaga kesehatan dan obat-obatan dari pemerintah. Sebagai bagian dari usaha mencapai keberlanjutan, fasilitas-fasilitas kesehatan tersebut akan diintegrasikan dengan program jaminan kesehatan dari pemerintah. PTFI akan meningkatkan sinergi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya agar program yang telah dijalankan dapat terus memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.

Pengendalian Malaria

PTFI mempertahankan sinergi dengan pemerintah dan mitra lainnya dalam pengendalian malaria di Kabupaten Mimika. Pusat Pengendalian Malaria Timika merupakan salah satu bentuk sinergi antara perusahaan dan pemerintah yang telah berjalan sekitar empat tahun. Melalui program ini, masyarakat mendapatkan penyuluhan pengendalian malaria, pembagian kelambu, pemeriksaan kasus malaria, dan pengobatan malaria. Pada tahun 2016, Pusat Pengendalian Malaria melakukan lebih dari 30.400 penyemprotan dan lebih dari 11.000 pembagian kelambu anti nyamuk di 5.600 rumah. Setelah berhasil menurunkan kasus malaria sebesar lebih dari 50% selama tiga tahun berturut-turut di daerah sasaran program, pada tahun 2016 program pengendalian malaria mengalami tantangan dengan adanya peningkatan kembali kasus malaria di beberapa daerah sasaran malaria. Namun demikian, Pusat Pengendalian Malaria Timika terus mendorong perubahan perilaku masyarakat melalui berbagai promosi kesehatan agar kasus malaria di Kabupaten Mimika dapat berkurang.

Klinik terapung dilengkapi dengan fasilitas kesehatan standar bagi masyarakat.

Klinik Terapung dan Dokter Terbang

Program Klinik Terapung dan Dokter Terbang merupakan program yang dilakukan untuk mengatasi tantangan geografi s dan persebaran penduduk yang tidak merata agar pelayanan kesehatan dapat menjangkau lebih banyak orang. Program ini dijalankan oleh LPMAK sebagai pengelola Dana Kemitraan dari PTFI. Pada tahun 2016, Klinik Terapung telah sepenuhnya beroperasi untuk memberikan layanan kesehatan bagi sekitar 6.200 orang dari empat distrik di pesisir pantai Kabupaten Mimika yang memiliki keterbatasan akses layanan kesehatan. Dokter Terbang menjadi salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan layanan kesehatan di daerah terpencil di dataran tinggi. Helikopter menjadi moda transportasi utama dalam pelayanan ini dan disediakan sesuai jadwal. Program klinik terapung dan dokter terbang ini bekerjasama dengan puskesmas dan mitra kesehatan lainnya.

di Wilayah Kerja Pusat Pengendalian Malaria Timika

23.168

di Luar Wilayah Kerja Pusat Pengendalian Malaria Timika

7.277

Penyemprotan Residu Nyamuk

2016

Pembagian Kelambu Anti Nyamuk

2016

11.827

5.621

Rumah Rumah Rumah Kelambu

5

Besar Penyakit di Klinik yang Dikelola PTFI

2016

Diare

Malaria

Karies Gigi

Infeksi Saluran

Pernafasan Akut

Radang Selaput

Mata

9%

37%

3%

49%

2%

Kunjungan Pasien di Klinik PTFI

2012 2013 2014 2015 2016

88.643

83.953

64.716

(8)

PT Freeport Indonesia (PTFI) terlibat aktif dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia di sekitar wilayah operasinya. Berbagai program pendidikan bagi masyarakat telah diselenggarakan dan disponsori oleh PTFI bersama Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) sebagai pengelola Dana Kemitraan dari PTFI. Program beasiswa, asrama dan pendidikan kejuruan menjadi program utama dalam pengembangan generasi muda Papua.

Beasiswa LPMAK

Program beasiswa yang telah diberikan sejak tahun 1998 memberikan manfaat bagi generasi muda asal Tujuh Suku asli Papua untuk meningkatkan kualitas hidup mereka melalui pendidikan. Para penerima beasiswa tersebut menempuh pendidikan dari tingkat SMP hingga universitas di Papua, Jawa, Sulawesi, bahkan di luar negeri. Pada tahun 2016, program beasiswa diberikan kepada 645 siswa yang terdiri dari 333 (52%) Suku Amungme, 153 (24%) Suku Kamoro, dan 159 (24%) dari suku-suku lain di Papua. Dalam program

beasiswa ini, LPMAK bermitra dengan berbagai institusi pendidikan dan melakukan pemantauan rutin bersama dengan para mitra. Pada tahun 2016, LPMAK tidak menyediakan beasiswa baru karena adanya pengurangan anggaran operasional lembaga. Namun demikian, beasiswa masih terus diberikan bagi para penerima beasiswa yang sedang menempuh pendidikan.

Asrama LPMAK

Program sekolah asrama merupakan langkah yang dilakukan PTFI dan LPMAK dalam meningkatkan partisipasi generasi muda Papua dalam pendidikan formal. Sekolah asrama yang dibangun LPMAK melalui Dana Kemitraan dari PTFI menciptakan akses pendidikan bagi anak-anak Papua dengan akses pendidikan yang terbatas. Melalui lima kompleks asrama, 756 siswa mendapatkan fasilitas yang memadai untuk menempuh pendidikan formal pada tahun 2016. LPMAK akan mengembangkan asrama-asrama tersebut bekerjasama dengan mitra lainnya agar kehadiran asrama memberi manfaat bagi lebih banyak generasi muda Papua.

PENDIDIKAN

Salah satu sekolah yang dibangun oleh PTFI di Otakwa, di pesisir Kabupaten Mimika, untuk meningkatkan akses pendidikan bagi generasi muda Papua

“Meningkatkan kesempatan belajar bagi generasi muda Papua”

Penerima Beasiswa Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Amungme 52% 24% 4% 5% 6% 4% 3%1% 1% Kamoro Damal Dani Mee Nduga Papua Lainnya Bukan Papua Moni 333 153 23 32 42 26 20 9 7 60% SMP 2%1% 23% 12% 2% SMA/SMK Diploma 3 Strata 1 Strata 2 dan 3 Penerbang 75 154 13 388 13 2

645

Total Penerima Beasiswa Aktif Tahun 2016

Siswa

Penerima Beasiswa Berdasarkan Suku

(9)

Institut Pertambangan Nemangkawi

Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) dibangun oleh PTFI untuk mempersiapkan generasi muda Papua memasuki dunia kerja, khususnya di bidang pertambangan. Program Apprentice dan Diploma Administrasi Bisnis merupakan program utama di IPN. Sejak dimulainya IPN pada tahun 2003, sebanyak 3.907 siswa telah menempuh pendidikan di lembaga ini. Hingga tahun 2016, sebanyak 2.928 siswa diterima sebagai tenaga kerja PTFI atau perusahaan kontraktor. Pada tahun 2016, sebanyak 125 siswa masih menempuh pendidikan di IPN. Jumlah ini menurun signifi kan dari tahun-tahun sebelumnya karena tidak ada penerimaan siswa baru selama tahun 2015-2016 sebagai penyesuaian dari kondisi perusahaan.

IPN juga menyelenggarakan program Pendidikan Orang Dewasa dan Papuan Bridge Program. Program Pendidikan Orang Dewasa berfokus pada peningkatan literasi masyarakat Amungme dan Kamoro sedangkan Papuan Bridge Program bertujuan untuk mempersiapkan siswa Papua terpilih yang akan atau telah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi dalam memasuki dunia kerja. IPN bekerjasama dengan perguruan tinggi di Semarang sebagai bagian dari peningkatan standar dan kualitas pendidikannya. Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Mimika juga terus diusahakan agar lulusan dari IPN dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di luar PTFI.

Asrama Tomawin

Asrama Tomawin merupakan asrama yang dibangun oleh PTFI untuk memfasilitasi siswa asal Tujuh Suku di dataran tinggi mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Pada tahun 2016, sebanyak 57 siswa yang seluruhnya berasal dari Suku Amungme di dataran tinggi mendapatkan kesempatan untuk tinggal di asrama dan menempuh pendidikan. Selain mendapatkan pendidikan formal, para siswa yang tinggal di asrama ini mendapatkan program pembinaan agar mereka memiliki keterampilan dalam bidang seni, budaya, dan olahraga serta memiliki kemandirian yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Lulusan Institut Pertambangan Nemangkawi yang Bekerja Sebagai Karyawan PTFI dan Kontraktor

Siswa yang Belajar di Institut Pertambangan Nemangkawi

(Sejak Awal Program)

Siswa

3.907

Orang

2.928

In k K tr Siswa yan Pertamba w

9

92

Lulusan I Nemang Sebagai dan Kont Pertamb (Sejak Aw

3.9

2.9

Siswa Asrama Tomawin

Tahun 2016

Siswa Asrama LPMAK

Tahun 2016

756

Siswa

399

Putra

57

Siswa

357

Putri

50

Putra

7

Putri

Amungme 15 1

Pria Wanita Siswa Institut Pertambangan Nemangkawi Tahun 2016

(Berdasarkan Suku)

Kamoro 10 3

Lima Suku* 57 5

Total Siswa Aktif

Papua Lainnya 29 4

Non Papua 1 0

Siswa

125

(10)

Kehadiran PT Freeport Indonesia (PTFI) berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Mimika dan menjadikan Mimika menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi penting di Papua. Pertumbuhan ekonomi ini menarik migrasi penduduk dari daerah lain di Papua dan provinsi lain di Indonesia. Selain memberikan dampak ekonomi tersebut, kehadiran PTFI juga mendorong terciptanya lapangan kerja selain dari sektor tambang melalui berbagai program ekonomi berbasis kearifan dan potensi lokal. Program ini meliputi program peternakan, pertanian, usaha mikro kecil dan menengah dan dana bergulir di dataran tinggi dan dataran rendah.

Peternakan Ayam dan Babi

Program peternakan di SP 9 dan SP 12 di wilayah dataran rendah Kabupaten Mimika telah mendorong masyarakat lokal

untuk mengembangkan potensi ekonomi setempat. Program ini telah menjadi salah satu program ekonomi unggulan karena kemampuannya untuk menyediakan 20% kebutuhan daging ayam dan 40% kebutuhan telur di Kabupaten Mimika. Program ini juga menciptakan lapangan kerja bagi 444 orang sebagai peternak dan karyawan. Pada tahun 2016, penjualan hasil peternakan mencapai Rp. 33,6 miliar. Selama lima tahun, pendapatan dari program ini mengalami peningkatan dengan rata-rata peningkatan sebesar Rp. 3,5 miliar per tahun. Selain memberikan manfaat fi nansial program peternakan juga melakukan transfer pengetahuan dan keterampilan melalui berbagai pelatihan peternakan bagi para peternak, pelajar, masyarakat, dan pegawai pemerintah di Kabupaten Mimika. Dengan tersedianya sumber daya manusia yang terampil dalam bidang peternakan, diharapkan program peternakan ini terus berkembang dan berkelanjutan di masa depan dan secara perlahan mengurangi ketergantungan terhadap subsidi dari PTFI.

Program pengembangan ekonomi kerakyatan yang dilakukan LPMAK bertujuan meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat Kabupaten Mimika, khususnya bagi masyarakat Tujuh Suku asli Papua. Dalam program peternakan ayam,

EKONOMI

Masyarakat mendapatkan benih sayuran, pelatihan pertanian dan bantuan pemasaran sebagai salah satu upaya mendorong keberlanjutan program pertanian.

“Menggali dan mengembangkan

potensi ekonomi lokal”

Pendapatan Program Peternakan

dan Pertanian Kakao*

19,9

23,3

26,6

32,4

33,6

(Dalam Miliar Rupiah)

2016 2015

2014 2013

2012

(11)

LPMAK mendampingi 31 peternak ayam dalam mengembangkan usaha mereka. LPMAK juga merintis peternakan sapi di Agimuga dengan memberdayakan masyarakat di daerah tersebut. Masyarakat Agimuga saat ini mengelola 137 ekor sapi didampingi tenaga dari Universitas Negeri Papua dan Dinas Peternakan Kabupaten Mimika. Berbagai program peternakan berbasis potensi lokal ini diharapkan dapat menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat.

Pertanian

Program pertanian kopi berfokus pada pengembangan potensi kopi Arabica di empat kampung yaitu Tsinga, Aroanop, Hoea dan Waa di dataran tinggi. Program ini memberikan pendampingan, bantuan sarana produksi, bimbingan teknis dan aksesibilitas pasar bagi 81 petani kopi. Selama tahun 2016, kami melanjutkan program pendampingan untuk meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial pengurus dan anggota Koperasi Kopi Amungme Gold dalam menjalankan program pertanian dan usaha kopi. Salah satu hasil dari pendampingan ini adalah adanya peningkatan hasil penjualan kopi dengan rata-rata peningkatan selama tiga tahun terakhir sebesar 44%. Pada tahun 2016, hasil penjualan kopi sebesar Rp. 983,1 juta, meningkat 20% dari penjualan tahun sebelumnya.

Jumlah Petani dan Luas Lahan Kakao

2012

99

200

213

263

297

2013 2014 2015 2016

76

139

147

153

186

Petani Luas Lahan (Hektar)

Jumlah Petani dan Luas Lahan Kopi

92

33

Petani Luas Lahan (Hektar)

104

114

81

81

35

35,7

33,4

33,4

2016 2015 2014 2013 2012

Selain itu, kami juga melakukan program ketahanan pangan di dataran tinggi melalui budidaya sayuran serta pendampingan petani dan ibu rumah tangga, bekerjasama dengan Dinas Pertanian Mimika. Dalam program budidaya sayuran ini, kami membagikan benih sayuran kepada masyarakat, memberi pelatihan budidaya serta memfasilitasi pemasaran produk sayuran mereka. Sayuran mereka dipasarkan melalui Koperasi Masyarakat Wabanop. Selain itu, kami menginisiasi program budidaya jamur bagi masyarakat di dataran tinggi. Program ini diterima dengan baik oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif dalam mendapat manfaat ekonomi dari bidang pertanian. Selain memberikan manfaat ekonomi, program ini menjadi sarana transfer pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai program ekonomi sesuai potensi lokal.

Di dataran rendah, kami mendukung pengembangan pertanian kakao di lebih dari lima belas kampung sasaran. Pada tahun 2016, PTFI bermitra dengan koperasi lokal dalam mendistribusikan bibit kakao dan memberikan pelatihan kepada petani. Per Desember 2016, 297 petani (50% petani Papua) terlibat dalam program pertanian kakao ini dan mereka mengelola 186 hektar lahan

kakao. Pada tahun 2016, kami melakukan penjualan perdana biji kakao sebesar 720 kg ke Makassar. PTFI juga bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Mimika dalam menanam bibit kelapa unggul lokal di 30 hektar lahan di wilayah pesisir Mimika.

Penjualan Biji Kakao

Produksi Biji Kakao

Kilogram

2.200

Kilogram

2.111

Budidaya jamur diperkenalkan kepada masyarakat di dataran tinggi untuk memberi manfaat ekonomi baru serta alih pengetahuan dan keterampilan.

(12)

Usaha Mikro Kecil dan Menengah Serta Dana Bergulir

Kami melakukan program usaha kecil mikro dan menengah untuk mendorong pertumbuhan pengusaha lokal dalam penyediaan barang dan jasa, meningkatkan daya saing para pengusaha binaan, dan meningkatkan penggunaan barang dan jasa lokal bagi operasi kami. Program ini memberikan pendampingan bagi pengusaha Papua yang potensial. Pada tahun 2016, kami memberikan pendampingan bagi 162 pengusaha di mana 83% diantaranya merupakan pengusaha asal Tujuh Suku asli Papua. Program ini menciptakan kesempatan kerja bagi sekitar 1.199 orang di Kota Timika pada Desember 2016. Pendapatan para pengusaha tersebut mencapai Rp. 203,6 miliar.

Para pengusaha binaan mendapatkan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan wirausaha.

Jumlah Pendapatan Pengusaha Binaan

(Dalam Miliar Rupiah)

103,7 105,1 152,9 236,8 203,6 2016 2015 2014 2013 2012 1.000 1.031 1.635 1.462 1.199 2016 2015 2014 2013 2012

172

Papua Lainnya

178

Amungme

91

Kamoro

561

Non Papua Total Karyawan di Perusahaan Binaan

Serapan Tenaga Kerja Pengusaha Binaan

1.199

Karyawan

197

Lima Suku Papua Skala Usaha Suku Jenis Usaha 73% 20% 7% Amungme Kamoro Dani Mee Moni Nduga Damal 46 36 23 11 10 7 1 28 Kecil Mikro Menengah 118 33 11 28% 22% 14% 7% 6% 17% 1% 4% Jasa

Dagang & Ritel Produksi 85 58 11 8 52% 36% 7% 5%

Pengusaha Binaan Aktif Tahun 2016

162

Total Binaan Aktif UMKM

Tahun 2016

Pengusaha

(13)

Kami bekerjasama dengan Yayasan Bina Utama Mandiri dalam penyaluran dana bergulir bagi para pengusaha binaan. Pada tahun 2016, dana bergulir yang diberikan sebesar Rp. 2,3 miliar bagi 18 pengusaha binaan. Kami juga menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dalam penyaluran dana bergulir sebagai bagian dari proses pembinaan para pengusaha untuk mencapai kelayakan dalam mendapatkan fasilitas kredit usaha perbankan. Sejak awal progam tahun 2004, total dana bergulir yang telah disalurkan bagi pengusana binaan sebesar Rp. 49,5 miliar. Kami terus mendorong para pengusaha agar lebih banyak mendapatkan mitra dan konsumen dari luar PTFI untuk mencapai kemandirian dan keberlanjutan usaha meskipun kelak kami telah berhenti beroperasi.

Program dana bergulir LPMAK juga menyediakan fasilitas pengembangan usaha bagi lebih dari 700 pengusaha mikro asal Tujuh Suku asli Papua. Para pengusaha binaan tersebut bergerak di bidang jasa, kios/retail, dan berbagai industri rumahan. Program ini menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan bagi masyarakat sehingga mereka dapat membiayai pendidikan dan perawatan kesehatan mereka serta mengembangkan usaha mereka.

Penyaluran Dana Bergulir

2016 2015 2014 2013 2012 6,9 52 56 41 27 18 4,9 3,2 3,7 2,4

Jumlah Pinjaman (dalam Miliar Rupiah) Jumlah Debitur

(14)

INFRASTRUKTUR DASAR BAGI MASYARAKAT

PT Freeport Indonesia (PTFI) bekerja sama dengan berbagai mitra dalam menyediakan infrastruktur dasar untuk mendukung kegiatan ekonomi, kesehatan, dan pendidikan bagi masyarakat sekitar. Kemampuan kami dalam pengembangan infrastruktur dikombinasikan dengan jaringan mitra kami dan pemahaman tentang konteks lokal menjadi pendorong bagi pembangunan di sekitar wilayah operasi kami.

Proyek 3 Desa di Dataran Tinggi

Sejak dimulainya Proyek Tiga Desa Amungme di dataran tinggi pada tahun 2000, kami telah menginvestasikan lebih dari US$ 81,5 juta untuk proyek infrastruktur bagi masyarakat di dataran tinggi Aroanop, Banti dan Tsinga, yang berada di sekitar wilayah operasi PTFI. Melalui proyek ini, kami menyediakan dana, peralatan, bahan, transportasi dan tenaga kerja untuk membangun jaringan infrastruktur yang mencakup lebih dari 300 rumah, tiga sekolah, 10 guru Rumah, tiga klinik, tiga pasar, 13 gereja, 20 jembatan, generator 225KW, dan dua lapangan terbang. Kontribusi dalam infrastruktur masyarakat telah memberi manfaat bagi sekitar 1.000 orang Papua yang tinggal di daerah dataran tinggi yang terpencil. Pada tahun 2016, kami menginvestasikan sekitar US$ 7 juta untuk menyelesaikan komitmen dalam Proyek Tiga Desa, termasuk: Lapangan Terbang Aroanop, fasilitas Micro Hydro Banti 120 KW, Jembatan Banti dan Opitawak. Kami juga bermitra dengan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat untuk melakukan survei dan mengembangkan rencana penyerahan dan pemeliharaan lanjutan untuk aset-aset ini.

Proyek Micro-hydro merupakan salah satu

kontribusi PTFI dalam penyediaan listrik bagi masyarakat di dataran tinggi di sekitar wilayah

operasi perusahaan.

Lapangan terbang Aroanop merupakan lapangan terbang kedua yang dibangun PTFI di dataran tinggi untuk meningkatkan akses transportasi masyarakat

“Berinvestasi dalam infrastruktur untuk

mendukung pembangunan daerah”

(15)

Kompleks olahraga Mimika dibangun oleh PTFI untuk mendukung Kabupaten Mimika sebagai salah satu tempat Pekan Olahraga Nasional di Papua tahun 2020.

Kompleks Olahraga Mimika

PTFI menandatangani kesepakatan dengan pemerintah daerah pada tahun 2013 untuk membangun fasilitas olahraga yang secara khusus untuk mendukung provinsi Papua menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020. Pada tahun 2016, kami menyelesaikan pembangunan Kompleks Olahraga senilai US$ 33 juta di Timika. Beberapa fasilitas dalam komplek ini antara lain stadion terbuka dengan kapasitas tempat duduk 3.500; stadion tertutup untuk bulutangkis, bola voli dan bola basket dengan kapasitas tempat duduk 5.500; lapangan atletik, dua asrama atlet dan berbagai fasilitas pendukung.

Pada 2016, PTFI menghabiskan lebih dari US$ 3,2 juta untuk melengkapi kompleks olahraga. PTFI mensubkontrakkan pekerjaan konstruksi ke kontraktor lokal yang menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 300 orang, dimana lebih dari 100 orang merupakan orang asli Papua. Sebagai bagian dari kesepakatan, PTFI akan mengelola fasilitas tersebut selama satu tahun dan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menemukan pihak ketiga profesional dalam mengelola fasilitas olahraga secara permanen. PTFI dan pemerintah daerah berencana meresmikan Kompleks Olahraga Mimika pada tahun 2017.

Fasilitas Air Bersih

Ketersediaan air bersih bagi masyarakat di kota Timika menjadi salah satu perhatian Pemerintah Kabupaten Mimika. Pada tahun 2013, PTFI bermitra dengan Pemerintah Kabupaten Mimika untuk memperbaiki distribusi air bersih ke Kota Timika, daerah perkotaan yang berkembang dan berdekatan dengan wilayah proyek PTFI. Sebagai bagian dari proses perencanaan, PTFI mensponsori studi kelayakan dan studi dampak lingkungan untuk menentukan desain terbaik fasilitas pengolahan air untuk memenuhi kebutuhan Timika yang semakin meningkat. Sebagai hasil dari studi tersebut, PTFI menyumbangkan keahlian tekniknya dan investasi senilai US$ 10 juta untuk membangun dua fasilitas pengolahan air, jaringan pipa asupan air dan tujuh sumur bor. Pemerintah daerah bertanggung jawab untuk meningkatkan dan memperluas jaringan pemipaan kota secara bertahap yang akan menghubungkan ribuan penduduk Timika ke instalasi pengolahan air.

Pada 2016, PTFI menyediakan lebih dari US$ 2,4 juta untuk menyelesaikan satu instalasi pengolahan air, satu penampungan air, lima dari tujuh sumur bor, dan gedung perkantoran pendukung. Untuk membangun fasilitas ini, PTFI bermitra dengan kontraktor lokal yang menyediakan pekerjaan kepada lebih dari 70 orang dimana 20 di antaranya adalah orang asli Papua. Sejak dimulainya proyek pada tahun 2013, PTFI telah menginvestasikan lebih dari US$ 5,4 juta. Fasilitas ini ditargetkan selesai pada tahun 2017. Setelah selesai, PTFI akan mengoperasikan fasilitas ini pada tahun pertama dan akan dilanjutkan oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh pemerintah.

PTFI dan Pemerintah Kabupaten Mimika sepakat untuk membangun fasilitas air minum untuk didistribusikan ke Kota Timika

(16)

Masyarakat di sekitar wilayah kami beroperasi telah menjadi bagian dalam sejarah dan perjalanan operasi PT. Freeport Indonesia (PTFI) hingga saat ini. Hal inilah yang menjadi semangat kami dalam membina hubungan baik dengan masyarakat. Kami terus menerus berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat agar kehadiran kami semakin memberi manfaat bagi masyarakat di sekitar kami. Kami mengakui bahwa hubungan antara PTFI dan masyarakat berjalan sangat dinamis. Ketidakpuasan masyarakat terhadap dinamika perusahaan berdampak bagi perusahaan dan masyarakat. Beberapa langkah yang kami lakukan pada tahun 2016 untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat antara lain mitigasi proyek perpanjangan tanggul, pengelolaan pendulangan tanpa ijin, pengelolaan keluhan, peningkatan hubungan dengan lembaga lokal, serta pemberian donasi dan kontribusi.

Mitigasi Proyek Perpanjangan Tanggul

Pada tahun 2016, PTFI bekerjasama dengan masyarakat untuk meninjau dan mengurangi dampak perpanjangan tanggul. Perpanjangan tanggul ini diperlukan berdasarkan proyeksi peningkatan tailing karena perubahan operasi PTFI dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah. Proyek perpanjangan tanggul yang telah disetujui dalam AMDAL ini menutup sementara Sungai Yamaima yang menjadi salah satu jalur transportasi masyarakat setempat. Melalui serangkaian studi dan diskusi dengan masyarakat di Ayuka dan Tipuka yang berpotensi terdampak, kami membuat jalur transportasi alternatif bagi masyarakat untuk mengurangi dampak sementara dari penutupan Sungai Yamaima. Selain itu, layanan kapal yang diluncurkan PTFI pada tahun 2014 tidak dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. PTFI berkonsultasi dengan masyarakat dan mengidentifi kasi opsi untuk menggunakan kapal fi berglass berukuran lebih kecil, membuat rute layanan baru, dan merevisi jadwal layanan kapal. Sebagai hasil dari konsultasi ini, pada tahun 2016, PTFI mengoperasikan kapal penumpang untuk menyediakan layanan transportasi air reguler di wilayah pesisir timur; menyediakan layanan kesehatan dan pendidikan; serta program ekonomi di wilayah terdampak. Selain itu, PTFI juga menyelesaikan dermaga kapal baru dan memberikan layanan bus untuk melengkapi layanan transportasi air. Seluruh fasilitas ini mulai digunakan pada tahun 2016.

Pengelolaan Pendulangan Tanpa Ijin

Pendulangan tanpa ijin menjadi salah satu tantangan yang dihadapi PTFI dalam membangun hubungan dengan masyarakat. Jumlah pendulang tanpa ijin cenderung meningkat di sepanjang aliran sungai di mana kami melakukan perawatan tanggul sungai menggunakan alat-alat berat. Salah satu risiko yang kami hadapi adalah terganggunya operasi perusahaan karena para pendulang sering kali menghalangi aktifi tas alat berat dan karyawan perusahaan yang bekerja pada proyek tersebut. Kegiatan pendulangan yang

HUBUNGAN DENGAN MASYARAKAT

Komunikasi dan keterlibatan para pemangku kepentingan menjadi faktor penting dalam keberhasilan operasi perusahaan dan pelaksanaan program-program investasi sosial

PTFI melakukan berbagai langkah untuk memitigasi risiko kegiatan pendulangan tanpa ijin di dalam wilayah perusahaan

“Berada ditengah masyarakat dan

menghargai nilai-nilai adat ”

(17)

dilakukan di sekitar alat berat juga meningkatkan risiko keselamatan bagi para pendulang. Sebagai bagian dari upaya ini, PTFI telah memberdayakan sekitar 30 mantan penambang rakyat untuk bekerja sebagai petugas keamanan di sekitar sungai aliran tailing. Mereka bertanggung jawab untuk mendidik para pendulang tentang keselamatan dan untuk mengidentifi kasi lokasi lain untuk menambang yang lebih aman. Koordinasi ini juga membantu mengatasi potensi konfl ik yang terkait dengan pemukiman ilegal para pendulang. PTFI juga bekerja sama dengan pemerintah daerah dan instansi terkait untuk mencari mata pencaharian alternatif seperti pertanian kopi dan kakao bagi para pendulang.

Pengelolaan Keluhan Masyarakat

PTFI menerima dan menangani keluhan masyarakat melalui Sistem Manajemen Keluhan Masyarakat. Pada tahun 2016, PTFI mengelola 66 keluhan dari masyarakat dimana 44 diantaranya berhasil diselesaikan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Keluhan tersebut terkait tuntutan kompensasi hak ulayat, keluhan lingkungan, dan kompensasi jasa. Meskipun jumlah tuntutan terkait hak ulayat tidak sebanyak tuntutan tahun-tahun sebelumnya, kami memberi perhatian khusus dan menjadikan hak ulayat sebagai salah satu risiko sosial utama perusahaan sebagaimana tercatat dalam daftar risiko perusahaan. Pada tahun 2016, kami berkoordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Mimika untuk menyelidiki klaim tersebut dan bekerja dengan semua pihak untuk mencoba mencapai kesepakatan dalam kerangka hukum yang ada. Studi pemetaan hak ulayat 3 Desa Amungme oleh Universitas Cenderawasih yang telah selesai pada tahun 2015 mulai disosialisasikan pada tahun 2016 kepada Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme dan tokoh-tokoh Amungme. Kami juga menginisiasi rencana sosialisasi hak komunal dan hak ulayat bersama Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Mimika agar masyarakat memiliki pemahaman mengenai hak ulayat. PTFI berkomitmen untuk mengelola keluhan dari masyarakat sesuai dengan prosedur perusahaan dan menghasilkan solusi terbaik bagi perusahaan dan masyarakat.

Hubungan dengan Lembaga Lokal

Dalam melaksanakan komitmen sosial perusahaan, PT. Freeport Indonesia (PTFI) perlu mendapatkan dukungan dari lembaga-lembaga lokal agar program dapat berjalan sesuai dengan nilai-nilai setempat. Beberapa lembaga lokal utama yang bekerjasama dengan kami yaitu Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (Lemasa), Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko), Yayasan Hak Asasi Manusia Anti Kekerasan (Yahamak), Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) serta sebuah Forum komunikasi tripartit antara perwakilan masyarakat Amungme, Kamoro dan PTFI yang dinamakan Forum MoU. Salah satu bentuk kerjasama ini berupa forum komunikasi rutin, pendampingan dan dukungan operasional lembaga.

LPMAK merupakan lembaga mitra kami yang mengelola Dana Kemitraan dari PTFI. Sejak awal LPMAK beroperasi, kami melakukan pendampingan dalam pengelolaan Dana Kemitraan agar tercapai target akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan dana tersebut. Pada tahun 2016, PTFI memberikan kontribusi Dana

Kemitraan sebesar US$ 32,9 juta (40% dari total Investasi Sosial). Program LPMAK dikelola secara kolaboratif oleh perwakilan Suku Amungme dan Kamoro, Pemerintah Mimika, Perwakilan Gereja, dan PTFI yang duduk di Badan Musyawarah dan Badan Pengurus. Dana tersebut digunakan untuk pengembangan kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan infrastruktur di Mimika. LPMAK juga melakukan penggantian kepemimpinan lembaga yang meliputi Sekretaris Eksekutif, serta beberapa anggota Badan Pengurus dan Badan Musyawarah. Pada tahun 2016, PTFI dan LPMAK menandatangani kesepakatan tentang pengelolaan Dana Kemitraan hingga Desember 2018 dan langkah-langkah untuk memberikan dampak yang lebih besar melalui dana tersebut. PTFI dan LPMAK juga menyetujui untuk dilakukan konsultasi publik tentang pengelolaan Dana Kemitraan. Konsultasi ini akan mulai dilaksanakan pada tahun 2017.

PTFI juga meneruskan pengembangan kapasitas dan pemberian dana kepada lembaga-lembaga adat (Lemasa dan Lemasko) dan yayasan lokal (Yahamak). PTFI mendampingi lembaga dan yayasan tersebut dalam penyusunan program serta pengelolaan anggaran agar dapat memberi manfaat bagi masyarakat adatnya. Dualisme kepemimpinan menjadi salah satu tantangan dalam mengoptimalkan kinerja lembaga-lembaga tersebut. Pada tahun 2016, Lemasa mengadakan Musyawarah Adat untuk memilih ketua baru lembaga adat. Dengan terpilihnya ketua yang disetujui bersama, diharapkan lembaga-lembaga adat dan yayasan lokal dapat berkontribusi dalam kegiatan operasi dan pengembangan masyarakat yang dilakukan perusahaan.

Komite Kontribusi

Kami juga memberikan dukungan dalam bentuk donasi dan kontribusi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh pihak lain tidak hanya di Papua tapi juga di seluruh Indonesia. Pada tahun 2016, kami memberikan dukungan dan sponsor pada sekitar 102 kegiatan dalam bidang sosial, pendidikan, kesehatan, olahraga, seni budaya dan lingkungan. Donasi dan sponsor yang kami berikan antara lain bantuan terhadap gempa bumi di Aceh dan tanggap bencana lainnya, donor darah, dan beberapa kegiatan yang diadakan atau diikuti oleh siswa Papua di Indonesia.

Forum komunikasi antara lembaga-lembaga adat dan PTFI dilakukan untuk menyelaraskan kegiatan perusahaan dengan nilai-nilai adat setempat

(18)

Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) merupakan lembaga yang mengelola Dana Kemitraan dari PTFI sejak tahun 1996. Dana Kemitraan tersebut digunakan untuk pengembangan masyarakat dalam bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, budaya, agama, dan infrastruktur melalui kemitraan dengan pemerintah, lembaga adat, lembaga gereja, dan mitra lainnya.

Penerima manfaat utama dari program-program LPMAK adalah masyarakat dari Dua Suku (Suku Amungme dan Suku Kamoro) dan Lima Suku kekerabatan (Dani, Damal, Nduga, Moni, dan Mee). Dalam menjalankan program-programnya, LPMAK berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat asli di Kabupaten Mimika secara berkesinambungan dan sesuai dengan kearifan lokal masyarakat.

2012 2013 2014 2015 2016*

*Belum Diaudit Kontribusi Dana Kemitraan (Berbasis Akrual)

Kontribusi Dana Kemitraan dari PTFI

Berbasis Akrual

(Dalam Juta US$)

Pengeluaran LPMAK 2016

Berdasarkan Program

(Dalam Miliar Rupiah) Dukungan Lembaga Gereja

Proyek Khusus

Dukungan Lembaga Adat Pengeluaran Kapital Ekonomi Administrasi Umum Pendidikan Kesehatan 13,0 40,0 45,2 66,6 74,6 117,8 193,6

Karyawan LPMAK

Berdasarkan Suku

LPMAK

LEMASA

Pendampingan PTFI kepada Lemasa

Pendampingan PTFI kepada Lemasko

Kontribusi PTFI ke LPMAK 2016

US$ 32,9 JUTA

(Rp. 434,8 miliar)

Kontribusi PTFI ke LPMAK

1996-2016

US$ 693,9 JUTA

(Rp. 9,1 triliun)

Kontribusi PTFI dan LPMAK 2016

US$ 1,5 JUTA

(Rp. 20,1 miliar)

Kontribusi PTFI dan LPMAK

2000-2016

US$ 15,5 JUTA

(Rp. 154,8 miliar)

Kontribusi PTFI dan LPMAK 2016

US$ 1,5 JUTA

(Rp. 20,1 miliar)

Kontribusi PTFI dan LPMAK

2000-2016

US$ 12,7 JUTA

(Rp. 12,7 miliar)

Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (Lemasa) didirikan pada tanggal 21 Juni 1994 sesuai hasil musyawarah adat Suku Amungme. Lemasa dibentuk sebagai lembaga adat untuk membantu memfasilitasi hak-hak masyarakat Suku Amungme di sekitar area operasi PTFI dalam bidang pendidikan, kesejahteraan, dan kesehatan. Lemasa juga didirikan sebagai sarana komunikasi sosial timbal balik antar anggota atau masyarakat Suku Amungme, Pemerintah, dan PTFI.

LEMASKO

Lembaga Musyawarah Adat Suku Kamoro (Lemasko) didirikan pada tanggal 25 Juni 1996. Lemasko dibentuk sebagai lembaga adat untuk memfasilitasi hak-hak masyarakat suku Kamoro di sekitar area operasi PTFI dalam bidang pendidikan, kesejahteraan, infrastruktur, dan kesehatan. Lemasko juga didirikan sebagai sarana komunikasi sosial timbal balik antar anggota atau masyarakat Suku Kamoro, Pemerintah, dan PTFI.

Mendukung proses penguatan kapasitas lembaga Mendukung pengembangan kapasitas pengurus Mendukung studi identifikasi hak kepemilikan tanah adat Suku Amungme dalam wilayah pertambangan PTFI 7,7

Karyawan LPMAK

Papua 7 Suku

Papua Bukan 7 Suku

107

28

Bukan Papua

70

205

39,4

41,2

31,2

26,5

32,9

Mendukung proses penguatan kapasitas lembaga Mendukung pengembangan kapasitas pengurus

(19)

Forum MoU 2000 merupakan forum diskusi antara perwakilan Suku Amungme dan Suku Kamoro dengan PTFI untuk membicarakan masalah-masalah yang terkait dengan operasi PTFI dan masyarakat adat. Keputusan yang dihasilkan oleh Forum MoU 2000 bersifat rekomendasi yang akan diserahkan kepada Lemasa, Lemasko dan PTFI untuk ditindaklanjuti sesuai kesepakatan bersama.

Yayasan Waartsing & Yu Amako

Forum MoU 2000

Yayasan Waartsing didirikan pada 30 Oktober 2001 sebagai lembaga pengelola Dana Perwalian (Trust Fund) dari PTFI bagi Suku Amungme. Yayasan Yu Amako didirikan pada 22 Agustus 2001 sebagai lembaga pengelola Dana Perwalian dari PTFI bagi Suku Kamoro. Dana Perwalian ini merupakan salah satu bentuk pengakuan perusahaan terhadap masyarakat Suku Amungme di dataran tinggi dan Suku Kamoro di dataran rendah sebagai pemilik hak ulayat atas wilayah di mana PTFI beroperasi. Dana Perwalian yang dikelola oleh kedua yayasan tersebut untuk menyejahterakan masyarakat Suku Amungme, khususnya di Tiga Desa di dataran tinggi (Waa Banti, Aroanop, dan Tsinga) dan Suku Kamoro di Lima Desa di dataran rendah (Koperapoka, Nawaripi, Nayaro, Tipuka, dan Ayuka) melalui pengembangan bidang sosial, kemanusiaan, dan keagamaan.

Pendampingan PTFI adalah membantu Yayasan Waartsing dan Yayasan Yu Amako untuk meningkatkan kapasitas pengurus agar dapat mengelola Dana Perwalian dengan profesional, mandiri, dan transparan.

YAHAMAK

Kontribusi PTFI Kepada

Yu Amako 2001-2016

US$ 26,9 JUTA

(Rp. 269,2 miliar)

Kontribusi PTFI Kepada

Yu Amako 2016

US$ 503 RIBU

(Rp. 6,6 miliar)

Kontribusi PTFI dan LPMAK

kepada Forum MoU 2016

US$ 178,6 RIBU

(Rp. 2,4 miliar)

Kontribusi PTFI dan LPMAK

kepada Forum MoU 2005-2016

US$ 1,8 JUTA

(Rp. 18 miliar)

Kontribusi PTFI dan LPMAK 2001-2016

US$ 6,0 JUTA

(Rp. 60,0 miliar)

Kontribusi PTFI Kepada

Waartsing 2001-2016

US$ 28 JUTA

(Rp. 279,8 miliar)

Kontribusi PTFI Kepada

Waartsing 2016

US$ 503 RIBU

(Rp. 6,6 miliar)

Kontribusi PTFI dan LPMAK 2016

US$ 457,8 RIBU

(Rp. 6,0 miliar)

Yayasan Hak Asasi Manusia Anti Kekerasan (Yahamak) didirikan pada 21 Januari 2001 sebagai sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang penegakan hak asasi manusia, khususnya bagi anak dan perempuan. Program-program Yahamak disusun untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak-anak melalui pendidikan dan kesehatan

Memberikan pendampingan dalam pelaksanaan program kerja

Mendampingi untuk memastikan program Yahamak selaras dengan program dari lembaga lain (seperti LPMAK)

Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi Yahamak Pendampingan PTFI Kepada Yahamak

(20)

Buku Budaya Papua yang disponsori dan dipublikasikan oleh PTFI dan LPMAK

Selain ukiran, anyaman juga menjadi salah satu kerajinan unggulan masyarakat Suku Kamoro.

BUDAYA

PT Freeport Indonesia (PTFI) menjalankan kegiatan usahanya dengan memperhatikan kearifan lokal dan nilai-nilai budaya masyarakat di sekitar wilayah operasi perusahaan. Di lain pihak, tingginya angka migrasi di Mimika, baik dari dalam maupun luar wilayah Papua telah memberikan dampak terhadap kondisi sosial ekonomi maupun budaya lokal. Budaya dari luar, sistem ekonomi maupun teknologi modern dapat mengubah cara pandang masyarakat lokal terhadap budaya asli mereka. Kami turut memperhatikan pentingnya budaya lokal sebagai identitas asli Papua sehingga budaya tersebut tidak hilang begitu saja oleh arus modernisasi. Oleh karena itu, kami mengambil bagian dalam usaha pelestarian dan pengembangan budaya masyarakat asli. Berbagai kegiatan promosi budaya dilakukan agar masyarakat lokal khususnya kaum muda dapat tetap memahami budayanya meskipun hidup dan tinggal bersama dengan orang dengan beragam budaya dari luar.

Pada tahun 2016, kami melanjutkan komitmen dalam pelestarian budaya melalui kegiatan promosi budaya Suku Kamoro. Kami bekerjasama dengan Yayasan Maramowe Weaiku Kamorowe untuk mengembangkan, melestarikan, dan mempromosikan seni dan budaya Kamoro. Yayasan tersebut juga melakukan pendampingan kepada para pengukir serta pemasaran hasil ukiran dan anyaman. Promosi tersebut dilakukan melalui pameran produk seni dan tarian dan penjualan produk seni seperti ukiran dan anyaman serta tur budaya ke beberapa kampung Kamoro di wilayah pesisir. Pengembangan budaya Kamoro yang dilakukan meliputi kegiatan seleksi, pengumpulan serta penjualan hasil-hasil ukiran masyarakat Suku Kamoro untuk dapat dipromosikan melalui pameran dan galeri di Kota Timika. Hasil dari penjualan ukiran tersebut diberikan seluruhnya kepada para pengukir. Pada tahun 2016, sebanyak 692 ukiran dan anyaman Kamoro pilihan yang berasal dari sekitar 300 pengukir/ penganyam berhasil terjual melalui berbagai pameran di Kabupaten Mimika maupun daerah lain di Indonesia.

“Melestarikan adat dan budaya di

tengah kemajuan zaman”

(21)

PT Freeport Indonesia (PTFI) telah beroperasi di Papua, Indonesia sejak tahun 1973 dan menerapkan Prinsip Sukarela Tentang Keamanan dan Hak Asasi Manusia (HAM) sejak tahun 2000. Kami melakukan berbagai langkah untuk menerima, mendokumentasikan, dan menindaklanjuti laporan dugaan pelanggaran HAM serta memberikan pelatihan dan promosi penegakan HAM kepada karyawan dan masyarakat. Kami menghormati hak setiap individu termasuk karyawan, masyarakat, mitra, dan siapapun yang mungkin terdampak dari kegiatan kami.

Pada tahun 2016, kami menerima 32 keluhan dugaan terkait HAM yang meliputi isu rumah tangga ketenagakerjaan, pelecehan verbal dan diskriminasi. Tidak ada laporan dugaan tersebut yang terkait dengan isu keamanan atau melibatkan aparat keamanan. Dari keseluruhan kasus tersebut, sebanyak enam belas kasus merupakan masalah rumah tangga yang tidak terkait langsung dengan PTFI. Kami meneruskan kerjasama yang erat dengan Yayasan Hak Asasi Manusia Anti Kekerasan (Yahamak), yang merupakan lembaga lokal yang bergerak dalam penegakan hak anak dan wanita, dalam penanganan dugaan yang terkait dengan masalah rumah tangga, salah satunya melalui membentuk Pusat Terpadu untuk Ibu, Anak, Lansia pada tahun 2016. Sistem pengaduan hak asasi manusia dikomunikasikan dan diketahui, tidak hanya oleh karyawan dan kontraktor, tetapi juga oleh keluarga dan orang lain dalam wilayah proyek. Terlepas dari jenis dan kredibilitas tuduhan ini, semua kasus yang dilaporkan didokumentasikan, ditinjau dan ditutup, atau dalam proses ditindaklanjuti oleh Kantor HAM PTFI.

Kami aktif terlibat dan rutin membangun komunikasi dengan pemangku kepentingan di tingkat lokal dan nasional mengenai pelaksanaan Prinsip Sukarela dan penghargaan terhadap hak asasi manusia. Pada tahun 2016, Kantor HAM PTFI mengadakan pertemuan

HAK ASASI MANUSIA

dengan lembaga swadaya masyarakat tingkat nasional yang bergerak dalam bidang HAM seperti ICE, KONTRAS, dan ELSHAM. PTFI bertemu dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Indonesia (Komnas HAM) baik di Jakarta maupun di Provinsi Papua. Pertemuan ini dilakukan secara proaktif untuk membahas Prinsip Pedoman PBB, Prinsip-prinsip Sukarela tentang HAM, dan isu-isu terkait HAM di PTFI, seperti hubungan industrial, mogok kerja karyawan, hak adat, perubahan operasi tambang dan perpanjangan tanggul. PTFI juga menjalin komunikasi dengan tokoh masyarakat, lembaga-lembaga mitra, dan pemerintah daerah melalui presentasi program HAM PTFI dan pelaksanaan Prinsip Sukarela. Pada tahun 2016, PTFI memperbarui Nota Kesepahaman dengan POLRI, yang terakhir direvisi dan ditandatangani pada tahun 2013. Nota Kesepahaman tersebut akan berlaku selama tiga tahun dan merinci hubungan kerja antara perusahaan dan petugas keamanan publik yang ditugaskan. Nota Kesepahaman ini mencakup bidang dukungan, koordinasi dan komitmen terhadap kebijakan dan prosedur PTFI, termasuk etika bisnis dan hak asasi manusia.

Pelatihan Hak Asasi Manusia (HAM) diwajibkan bagi seluruh karyawan PTFI, privatisasi dan kontraktor serta petugas keamanan untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan di PTFI dijalankan sesuai dengan nilai-nilai HAM.

3.350

3.200

1.600

Karyawan PTFI

Pelatihan Nilai-Nilai Hak Asasi Manusia

Tahun 2016

Karyawan Kontraktor dan Privatisasi

Masyarakat Umum

1.200

Anggota Polisi dan TNI

(22)

Kantor Pengelolaan Proyek Divisi Community Aff airs (CA) berperan dalam melakukan koordinasi antar berbagai bagian di Divisi CA dan memastikan bahwa program kami dilakukan secara transparan, efi sien, akuntabel, dan sesuai dengan standar keselamatan dan kesehatan kerja.

Pada tahun 2016, total investasi sosial kami sebesar US$ 86,2 juta. Investasi tersebut 36% di bawah anggaran tahun 2016 yang disebabkan oleh program efi siensi biaya yang dilakukan di seluruh departemen di PTFI sebagai dampak dari menurunnya kondisi keuangan perusahaan. Investasi sosial yang dikelola Divisi CA dan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro melalui Dana Kemitraan sebesar 78 %, sedangkan sisanya dikelola oleh divisi lain di PTFI (Institut Pertambangan Nemangkawi, Special Projects, Komite Kontribusi). Sebagai tindak lanjut dari temuan audit internal oleh Deloitte pada tahun 2014, kami bekerjasama dengan Departemen

Accounting PTFI dalam penyusunan laporan keuangan program

sosial yang baru sebagai bagian dari peningkatan transparansi dan akuntabilitas penggunaan anggaran dan kesesuaian dengan standar pelaporan Global Reporting Initiative (GRI).

Untuk mencapai keberhasilan program, Divisi CA melakukan perencanaan dan koordinasi bersama dengan seluruh bagian yang berbeda di Divisi CA maupun dengan departemen lain di PTFI. Pada tahun 2016, CA meluncurkan dokumen strategi program pengembangan masyarakat. PTFI terus meningkatkan penggunaan kerangka berbasis risiko untuk mengelola risiko-risiko bisnis utamanya,

termasuk aspek sosial, lingkungan, keselamatan, keamanan, tenaga kerja. Tim CA menggunakan matriks risiko Lingkungan, Sosial dan Ekonomi FCX (Perusahaan induk dari PTFI) untuk mengidentifi kasi dan memprioritaskan risiko dan kesempatan sosial yang berdampak pada keberlanjutan operasi perusahaan. Tim CA melakukan analisa risiko ini sekurang-kurangnya sekali setahun. Risiko-risiko dan kesempatan sosial ini didokumentasikan dalam Daftar Risiko PTFI. Analisa proaktif terhadap perubahan-perubahan dalam perusahaan yang berdampak pada masyarakat dan sebaliknya akan membantu PTFI dalam mengurangi risiko-risiko sosial sebelum meningkat menjadi ancaman bagi operasi PTFI.

KANTOR PENGELOLAAN PROYEK

Simulasi penyelamatan di Banti, salah satu desa di sekitar wilayah operasi PTFI di dataran tinggi , merupakan salah satu usaha mengurangi risiko jika terjadi bencana di sekitar pemukiman masyarakat

“Pengelolaan program yang

transparan, akuntabel, dan efektif

bagi masyarakat”

Investasi Sosial PTFI 2016

(Dalam Juta US$)

Seni, Budaya, dan Olah Raga

Pengembangan Ekonomi

Keterlibatan Pemangku Kepentingan

Pendidikan dan Pelatihan

Infrastruktur Masyarakat

Pengembangan Kesehatan

Administrasi Umum

US$ 86,2 Juta

Total Investasi Sosial PTFI

Tahun 2016

Dana Perwalian

34,4

17,9

9,5

8,3

5,2

3,8

3,7

3,4

(23)

Pameran program sosial memberikan informasi yang lengkap dan tepat mengenai berbagai program investasi sosial yang berdampak positif bagi masyarakat setempat.

Kami secara proaktif menyebarluaskan informasi program-program pengembangan masyarakat yang kami lakukan bersama para mitra. Langkah-langkah proaktif tersebut kami lakukan melalui berbagai pameran dan presentasi kepada pihak eksternal dan internal. Pada tahun 2016, kami mengadakan dua kali pameran untuk memberikan informasi lengkap kepada masyarakat tentang program-program kami dan memasarkan beberapa produk dari masyarakat yang kami bina. Kami menerima kunjungan dari berbagai media lokal dan nasional serta instansi pemerintah baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat termasuk lembaga legislatif. Selain mendapatkan informasi mengenai program-program kami, para tamu juga melakukan kunjungan ke lokasi-lokasi program pengembangan masyarakat serta berinteraksi dengan masyarakat penerima manfaat. Mereka memberikan apresiasi yang positif terhadap program-program yang kami lakukan dan berharap agar kehadiran PTFI selalu memberikan dampak sosial dan ekonomi yang positif bagi masyarakat. Kami berkomitmen untuk meningkatkan transparansi dengan memberikan informasi yang berkualitas dan benar tentang program-program investasi sosial kami.

* Karyawan Muda, Madya dan Utama adalah karyawan level 1 hingga level 5 ** Karyawan Pratama adalah karyawan level F hingga level A

Jenjang Karyawan

Karyawan Divisi Community Affairs Tahun 2016

Karyawan

Muda, Madya, Utama* Karyawan

Pratama**

145

191

336

Total Karyawan Divisi Community Affairs Tahun 2016

Karyawan

Suku

Papua 7 Suku Papua Bukan 7 Suku

110

82

Bukan Papua

134

59% 41% 34% 25% 41%

Kami mematuhi standar-standar keselamatan yang ditetapkan oleh perusahaan serta standar keselamatan nasional dan internasional dalam melaksanakan kegiatan investasi sosial perusahaan. Pada tahun 2016, kami berhasil mencapai tingkat Kinerja Akuntabilitas Keselamatan sebesar 99% yang melebihi target perusahaan sebesar 95%. Untuk memastikan setiap karyawan mematuhi standar keselamatan, para karyawan Divisi CA mengikuti berbagai pelatihan keselamatan kerja seperti, pemadaman kebakaran, investigasi insiden, alat pelindung diri, dan pencegahan fatalitas.

857.265

8

99 %

Jam

Total Jam Kerja Tanpa Insiden Kasus Insiden Kendaraan Ringan Akuntabilitas K3

Kinerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Community Affairs Tahun 2016

(24)

RS Mitra Masyarakat Penjunan Airport Basecamp SP IX Koperapoka SP III Kwamki Lama Pigapu Nawaripi Baru Aikawapuka Mioko Mware Iwaka Kadun Jaya Mapuru Jaya Kuala Kencana Tipuka Ayuka MILL Nayaro MP 72 Tsinga

Laut Arafura

Amamapare Paumako I Portsite LIP Cargo Dock SP II SP XII SP VII Mulia Kencana Naena Muktipura V SP VI SP SP IV SP 1 Kilometer 10 SP 8 Dock Lembah Waa Uturumapare Miramao Napurutiri Morauga

Apiripi Pulau Puriri Pulau Awautiri Ohotya (Otakwa) Banti Aroanop Paumako II

Efefeta (Pasir Hitam)

Opitawak Hidden Valley Hannekam GBT Grasberg 4268 Gn. Grasberg Tembagapura Omawita/ Fanamo Atuka Jila imuga Ag Kokonau Area Kontrak Karya Hoya Amar Omawita Fanamo Otakwa MANOKWARI Propinsi Papua Barat JAYAPURA

Propinsi Papua

MIMIKA

Peta Kabupaten Mimika

LPMAK

PTFI

PENDIDIKAN EKONOMI KESEHATAN INFRASTRUKTUR Keterangan simbol:

SISWA ASRAMA TARUNA PAPUA PROGRAM BUDIDAYA KAKAO

PENYULUHAN KESEHATAN DI KLINIK UTIKINI BARU

PROGRAM BUDIDAYA KELAPA LAPANGAN TERBANG PERINTIS DI AROANOP,

DISTRIK TEMBAGAPURA

PROGRAM PETERNAKAN AYAM

DUKUNGAN TRANSPORTASI AIR BAGI KAMPUNG PESISIR PROGRAM KETAHANAN PANGAN DI DATARAN TINGGI

Lampiran 1: Peta Program Pengembangan Masyarakat oleh PTFI

(25)

Lampiran 2: Peta Distrik Kabupaten Mimika

KUALA KENCANA KWAMKI NARAMA IWAKA

MIMIKA TENGAH MIMIKATIMUR

MIMIKA TIMUR JAUH MIMIKA BARU TEMBAGAPURA HOYA JILA ALAMA JITA AGIMUGA WANIA MIMIKA BARAT AMAR

MIMIKA BARAT JAUH

MIMIKA BARAT TENGAH

LAUT ARAFURA

MIMIKA •• ••• 8 0 8 16 kilometer N

*Sumber: Mimika Dalam Angka 2016

Luas wilayah: 21.522 km2

Jumlah penduduk: 201.667 jiwa (Data tahun 2016)

Jumlah distrik dan kampung: 18 distrik, 133 kampung KWAMKI NARAMA Harapan Mekurima Landum Mekar Olaroa Bintang Lima Damai Walani Amole Lamopi Tunas Matoa Potowai Buru Yapakoka Aindua Tapoormai Umar

MIMIKA BARAT JAUH

Kapiraya Uta Mupuruka Wumuku Akar Mapar Kipia Pronggo Wakia MIMIKA BARAT TENGAH

Atuka Tiwaka Keakwa Aikawapuka Kamora MIMIKA TENGAH Ipiri Paripi Yaraya Amar Kawar Manuare AMAR Iwaka Limau Asri Naena Muktipura Mulia Kencana Wangirja Pigapu Limau Asri Barat

IWAKA Kamoro Jaya Wonosari Jaya Inauga Nawaripi Kadun Jaya Mandiri Jaya Monokau Jaya WANIA MIMIKA TIMUR Wania Muare Kaugapu Hiripau Poumako Kiliarma Amungun Aramsolki Fakfuku Hinat Untung Masasimamo Emkoma Halama Emogoa AGIMUGA Enggin Alama Senawak Unimogom Bemoki Tagaralama Geselama Wuarem Jenggelo Purua Kilmit ALAMA LuasHoya Jinoni Mamontoga Puti Kulamogon Jawa HOYA MIMIKA BARAT Kokonao Mimika Migiwia Kiyura Aparuka Apuri Atapo TEMBAGAPURA Tembagapura Opitawak Aroanop Jagamin Dileningongin Tsinga Beanigogom Waa Baluni Aingogin Noselanop Jongkogoma Miniponogoma Banti II Enggin Geselema JILA Jila Diloa Noemun Pasir Putih Jengkoan Diloa II Pilikogom Bunaraugin Umpliga Amuaogom Wandud Pusuwe km2 KUALA KENCANA Kuala Kencana Karang Senang Bhintuka Utikini Baru Pioka Kencana Mimika Gunung Karya Kencana Utikini II Utikini III Jimbi Ayuka Amamapare Ohotya Omawita Fanamo MIMIKA TIMUR JAUH

MIMIKA BARU Koperapoka Kebun Sirih Perintis Timika Indah Otomona Pasar Sentral Dingonarama Wanagon Sempan Kwamki Baru Timika Jaya Nayaro Ninabua Hangaitji Sempan Timur Wenin Noema Wapu Sumapro JITA Kanmapiri Yaitak Bulumen Wacakam Waituku

Kabupaten Mimika terdiri dari 18 distrik dengan 133 kampung atau desa dan memiliki luas wilayah sebesar

21.522 km

2

(4,75% dari luas wilayah Provinsi Papua). Berdasarkan data tahun 2015, populasi di Kabupaten

Mimika sebesar 201.667 jiwa.

(26)

121

Rumah Sakit

Rumah Bersalin

Puskesmas

/Puskesmas Pembantu

Posyandu

Klinik

6

1

52

94

32

187.779

191.607 196.401

199.311 201.667

2015

2014

2012

2013

2011

Usaha Skala Besar

13

Usaha Skala Menengah

77

2.615

10.351

Usaha Skala Kecil

Usaha Skala Mikro

360

461

449

414

436

2011 2012 2013 2014 2015

Kasus Baru

SEKOLAH DASAR

47

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

37

SEKOLAH MENENGAH ATAS/

SEDERAJAT

JUMLAH PENDUDUK

5 BESAR PENYAKIT

FASILITAS KESEHATAN

HIV/AIDS

JUMLAH SEKOLAH

JUMLAH GURU &MURID

PROFIL USAHA

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

MIMIKA

2015

DALAM

ANGKA

Kasus

64.529

Infeksi Saluran Pernafasan Akut

Penyakit Sistem Otot

Diare

Malaria

Saluran Pernafasan

13.637

71.206

10.924

12.932

Kasus Kasus Kasus Kasus School School School

70,89

61,73

57,25

69,55

Kabupaten Mimika

Provinsi Papua Barat

Provinsi Papua

Indonesia

Murid

Guru

SMP SMA/SMK

SD

33.333

1.946

7.000

720

6.603

777

Lampiran 3: Mimika Dalam Angka

(27)
(28)

Offi ce Building I

Jl. Mandala Raya Selatan No. 1

Kuala Kencana, Timika 99920, Papua - Indonesia +62 901 432005

+62 901 432209 (Faks.) www.ptfi .co.id www.fcx.com

Plaza 89, Lt. 5 Jl. HR. Rasuna Said Kav. X-7 No. 6 Jakarta 12940, Indonesia +62 21 2591818 +62 21 2591945 (Faks.)

(29)

PTFI Social Investment Report

2016

(30)

Table of Content

3

FOREWORD

4

EXECUTIVE SUMMARY

6

HEALTH

8

EDUCATION

10 ECONOMY

14 COMMUNITY

INFRASTRUCTURE

16 COMMUNITY

RELATIONS

18

LOCAL INSTITUTION PARTNERS

20 CULTURE

21 HUMAN

RIGHTS

22

PROJECT MANAGEMENT OFFICE

Referensi

Dokumen terkait

sehingga terjadi apa yang dinamakan immunological escape kanker.. faktor yang mempengaruhi terlepasnya tumor dari pengawasan sistem imun tubuh. sebagai berikut :

Sebagai pendengar yang baik, orang tua sebagai sahabat bagi remaja perlu bertanya kepada remaja tentang apa yang mereka pelajari dan hadapi. 421 Dalam hal ini orang

Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam kategori instrumen keuangan yang lain, dan

Dalam rangka penyederhanaan perizinan pembangunan perumahan yang5. efektif, efisien, transparan, dan akuntabel guna

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang teregistrasi pada Sistim Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dan memenuhi persyaratan : Badan Usaha Kecil dan Non

bahwa untuk keperluan dimaksud pada butir a perlu menetapkan Keputusan Dekan tentang panitia seminar Nasional ,,Revitalisasi Lembaga Pendidikan Guru Vokasional"

HIMBAUAN : Bagi para peserta/penyedia barang dan jasa yang mengikuti lelang di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Badan Pengusahaan Kawasan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam,

Sesuai hasil evaluasi Pokja Konstruksi Bagian Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (BPBJP) Kabupaten Kolaka Timur Tahun Anggaran 2017 Pekerjaan PEMBANGUNAN SPAM DESA