• Tidak ada hasil yang ditemukan

REGULASI KONFLIK ANTARA PEMILIK USAHA SOMEL DENGAN PEMASOK KAYU DI NAGARI BULUH KASOK KECAMATAN LUBUK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REGULASI KONFLIK ANTARA PEMILIK USAHA SOMEL DENGAN PEMASOK KAYU DI NAGARI BULUH KASOK KECAMATAN LUBUK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG ABSTRACT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

REGULASI KONFLIK ANTARA PEMILIK USAHA SOMEL DENGAN PEMASOK KAYU DI NAGARI BULUH KASOK KECAMATAN

LUBUK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG

Rivel Gusman Erianto1, Rio Tutri2, Yuhelna2 1

Mahasiswa Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat rivelerianto@yahoo.com

ABSTRACT

This research is based on the occurrence of a conflict between the business owner of somel and the wood supplier in Nagari BuluhKasok. Nagari Buluh Kasok most of its people work as timber suppliers to somel companies in the nagari, sometimes timber suppliers feel disadvantaged by the company at such a low price that the process by timber suppliers to extract timber is very difficult, even at the price So cheap suppliers are only sufficient for their daily needs. Conflict of somel business owners with timber suppliers in NagariBuluhKasok occurs because there are several factors, firstly, timber suppliers feel disadvantaged by somel business owners because of low prices; secondly, wood suppliers are not allowedtosel ltheir timber.Thus there was anxiety over the timber supplier and ultimately led to a conflict between the business owners of somel and the wood supplier, the timber suppliers of which 15 people sold their timber to the somel company. The theory used in this study was the theory of conflict according to Lewis A Coser who stated that the conflict occurred because of a dispute between the group and that caused by several things. This research uses a qualitative research approach with descriptive type. Selection of informants in this study using purposive sampling technique. The type of data used is primary data and secondary data. Data collection methods include non-participant observation of interviews and document studies. The analytical unit is a group of business ownerssomel with a wood supplier. Data analysis was used with interactive data analysis model (Milles and Huberman) which included four stages (1) data collection (2) data reduction (3) data presentation (4) drawing conclusion.

Keywords : Conflict between the business owner of somel and the wood supplier in Nagari BuluhKasok. Nagari Buluh Kasok

PENDAHULUAN

Negara Indonesia diakui oleh berbagai negara di dunia sebagai negara yang kaya akan sumber alamnya. Kekayaan yang menjadi

kebanggaan masyarakat Indonesia bisa kita lihat seperti tanah yang subur,hutan yang lebat, laut yang mengandung potensi ikan yang luar biasa, pemandangan yang indah, dan

(2)

melimpahnya sumber ekonomi yang tersimpan dipelosok Negeri Indonesia khususnya, sangat disayangkan apabila sumber alam yang memiliki potensi luar biasa tersebut tidak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka serta meningkatkan perekonomian nasional, tepatnya di daerah-daerah yang mengandung potensi tersebut.

Salah satu perusahaan yang memegang peranan penting dalam menstabilkan perekonomian Nasional yaitu pada sektor industri, pembangunan sektor industri di Indonesia memegang peranan yang strategis dan harus mampu membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi Indonesia. Hal ini berarti bahwa sektor industri di dalam perekonomian nasional berperan sebagai motor penggerak utama bagi pertumbuhan perekonomian nasional(Suparyanto,2012:7).

Salah satu badan usaha industri berukuran kecil terdapat di Kabupaten Sijunjung. Provinsi Sumatera Barat yaitu perusahaan yang bergelut dalam bidang pengolahan kayu mentah menjadi kayu olahan atau persegi, Perusahaan tersebut terdapat di beberapa kecamatan maupun nagari di Kabupaten Sijunjung salah satunya terdapat di Kecamatan Lubuk Tarok Nagari Buluh Kasok,di Kecamatn Lubuk Tarok terdapat tiga perusahaan industri somel sampai saat sekarang ini. Perusahaan somel ini termasuk kedalam industri kecil berdasarkan Undang-Undang

Nomor20 Tahun 2008

tentangIKM.(Industri Kecil dan Menegah) IKM merupakan salah satu bidang usaha yang dapat berkembang dalam perekonomian masyarakat.IKM menjadi wadah

(3)

yang baik bagi penciptaan lapangan pekerjaan yang produktif.IKM merupakan usaha yang bersifat padat karya, tidak membutuhkan persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan, dan penggunaan modal usaha relatif sedikit.

Pemilik usaha biasanya mendapatkan kayu mentah ataukayu bulat dari para pengambil kayu atau pemasok kayu. Pemasok kayu merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan seseorang dalam pengambilan kayu, mulai dari pengambilan dari hutan sampai ketahap penarikan dari hutan ke jalan sampai ketahap penjualan ke suatu perusahaan pengolahan kayu atau perusahaan somel tersebut, biasanya para pemasok kayu tersebut berasal dari warga setempat yang bekerja sebagai pemasok kayu ke perusahaan somel tersebut, beberapa warga

setempat yang menjadi pekerja sebagai pemasok kayu ke perusahaan somel.

Perusaha somel, ini memiliki luas area 2Ha, dengan jumlah pekerja 10 orang,Perusahaan yang ada di Nagari Buluh Kasok, Kecamatan Lubuk Tarok, Kabupaten Sijunjung, tersebut, adalah satu-satunya perusahaan pengolahan kayu yang ada di nagari tersebut yang berdiri sejak tahun 2016 dengan jumlah karyawan pada saat sekarang ini berjumlah 10 orang, dengan pendapatan/penghasilan pertahunnya berkisar Rp300.000.000(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan Rp2.500.000.000(dua miliar lima ratus juta rupiah)maka dari itu perusahaan somel ini termasuk kedalam industri kecil menengah berdasarkan Undang-Undang Nomor.20 Tahun 2008 tentang IKM.

(4)

Perusahaan pengolahan kayu yang ada di Nagari Buluh Kasok tersebut beroperasi mulai dari jam 9 pagi sampai dengan jam 6 sore, biasanya perusahaan ini bisa menghasilkan kayu olahan berkisar 5 sampai dengan 10 kubik kayu jadi, atau kayu olahan yang siap untuk di pasarkan ke beberapa daerah di Sumatera Barat. Seperti: Kota Padang, Payakumbuh, Batu sangkar, dan Bukit Tinggi, biasanya para konsumen berdatangan ke Nagari Buluh Kasok untuk membeli kayu olahanuntuk dipasarkan kembali di daerah-daerah asal mereka, biasanya para konsumen ini membeli kayu dua sampai tiga kali dalam satu minggu.

Salah satu tindakan yang dilakukan oleh pemilik usaha yaitu ketidakadilan seperti penekanan harga yang sangat murah,yang dilakukan kepada para pemasok

kayu serta berupa ancaman tidak boleh menjual kayu selain kepada perusahaan mereka apabila welewati jalan yang mereka buat di sekitar perusahaan tersebut,karena jalan yang dimamfaatkan para pemasok merupakan jalan yang dibuat oleh pengusaha.Maka dari itu pemilik usaha dengan pemasok kayu memiliki status yang sangat berbeda,pemilik usaha memiliki kekuasaan dan wewenang atau otoritas sedangkan pemasok kayu pihak yang tidak memiliki kekuasan dan wewenang atau otoritas.Oleh karena itu pemilik usaha sebagai orang yang berhak dan memiliki kekuasaan serta wewenang dalam melakukan suatu tindakan terhadap para pemasok kayu dan pemasok kayu wajib mematuhi tindakan-tindakan yang dikeluarkan oleh pemilik usaha tersebut walaupun

(5)

akhirnya akan menimbulkan masalah atau konflik

Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Regulasi Konflik antara Pemilik Usaha Somel Dengan Pemasok Kayu Di Nagari Buluh Kasok Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana penelitian kualitatif adalah metode penelitian ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan maupun tulisan) dan berbuatan-perbuatan manusia serta peneliti tidak berusaha menghitung (Afrizal, 2014: 13).

Adapun Informan penelitian

adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang

penelitian. Jadi harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Informan berkewajiban secara suka rela menjadi anggota tim penelitian walaupun sifatnya informal, sebagai anggota tim dengan kebaikannya dan dengan kesukarelaan dapat memberikan pandangan dari segi orang dalam nilai-nilai, bangunan, proses dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian tersebut (Moleong, 2013: 132).

Jenis data penelitian yang digunakan dengan data sekunder dan data primer sedangkan metode pengumpulan data menggunakan dengan wawancara, observasi dan studi dokumen.

Menurut pendapat Miles dan Huberman. dalam penelitian ini dilakukan analisis data kualitatif yaitu analisis yang meliputi 3 alur kegiatan yang terdiri secara bersama yaitu :

(6)

1. Reduksi data

2. Display Data (Penyajian data)

3. Penarikan Kesimpulan

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian sebagai gambaran yang jelas tentang regulasi konflik antara pemilik usaha somel dengan pemasok kayu di nagari buluh kasok kecamatan lubuk tarok kabupaten sijunjung. Adapun data diperoleh melalui observasi dan wawancara.

Berdasarkan hasil pemaparan dapat disimpulkan bahwa penyebab konflik antara pemilik usaha somel dengan pemasok kayu berawal dari ketidak cocokan harga kayu, pemasok kayu menginginkan harga kayu sama dengan harga kayu di tempat lain sedangkan pemilik usaha hanya bertahan dengan harga yang mereka keluarkan karena mereka menganggap harga itu sudah pas dengan harga yang mereka keluarkan.

Bentuk Konflik Yang Terjadi Antara Pemilik Usaha Somel Dengan Pemasok Kayu

1. Konflik Realistis

Konflik Realistis adalah konflik yang berasal dari kekecewaan terhadap truntutan-tuntutan khusus yang terjadi dalam hubungan sosial dan perkiraan kemungkinan keuntungan para partisipasi dan ditunjukan kepada objek yang mengecewakan seperti para pemasok kayu meresa sangat kecewa serta merasa kesel terhadap tidakan-tindakan pemilk perusahaan somel. Berikut beberapa aksi yang dilakukan oleh para pemasok kayu terhadap pemilik perusahaan somel. 2 Konflik Non Realistis

Konflik Non Realistis adalah konflik yang tidak berasal dari tujuan-tujuan persaingan antagonis, tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan.

(7)

Seperti yang terjadi antara pemilik usaha somel dengan pemasok kayu bahwa pemilik somel memberikan harga kayu yang begitu murah terhadap pemasok kayu sehingga para pemasok kayu tidak merasa senang dengan perlakuan pemilik somel terhadap mereka dengan menekan harga kayu.

Upaya Regulasi Konflik Antara Pemilik Usaha Somel Dengan Pemasok Kayu

1. Mediasi

Mediasi merupakan suatu cara untuk penyelesaiaan konflik dengan mengunakan jasa pihak ketiga sebagai katuk penyelamat sebagai perantara yang menjadi penghubung di antara kedua belah pihak yang berkonflik, yang menjadi pihak ketiga dalam masalah ini adalah wali nagari, ketua pemuda

serta ninik mamak, upaya yang mereka lakukan.

2.Penyuluhan tentang penyebab konflik

Penyuluhan merupakan salah satu tindakan baik secara lisan maupun tulisan yang bersifat persuasive, sehingga dalam hal ini ketiga perangkat nagari tersebut melakukan penyuluhan terhadap para pemasok kayu.Penyuluhan secara lisan dilakukan pada ketika kontak langsung dengan pemasok kayu bahwa pemasok kayu harus mentaati peraturan-peraturan yang di buat oleh pemilik usaha.

3. Komunikasi

Komunikasi yang dimaksud adalah bagian dalam mediasi yang dilakukan oleh pihak ketiga dalam upaya penyelesaiaan konflik, komunikasi adalah upaya yang dilakukan oleh pihak ketiga untuk

(8)

melakukan perbincangan dengan pemilik usaha, komunikasi yang dilakukan terhadap pemilik usaha adalah bahwa pemilik uaha harus bisa memberikan kenyamanan bagi pekerjanya atau para pemasok kayu dengan melalui pemberian harga yang stabil dan sekali-sekali memperbolehkan para pemasok untuk menjual ketempat lain.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil olah data wawancara yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa regulasi konflik antara pemilik usaha somel dengan pemasok kayu ini disebabkan karena ada beberapa factor adalah sebagaiberikut:

1. Harga kayu yang terlalu murah

2. Pelarangan penjualan ke perusahaan lain oleh pihak somel

Maka dari para pemasok melakukan reaksi-reaksi serta tindakan-tindakan yang akan memunculkan pertikaian dan percekcokkan diantara kedua pihak yang berkonflik, masalah ini tidak akan berakhir apabila tidak ditangani dengan baik, maka dari itu pihak yang berkonflik harus melibatkan katuk penyelamat(safety valve) atau pihak ketiga dengan tujuan untuk menyatukan kedua belah pihak yang berkonflik.

Adapun katuk penyelamat maupun pihak ketiga yang dimaksud yaitu pihak nagarisepertiWalinagari, Ketua pemuda dan Ninik Mamak kehadiran pihak nagari ini atau pihak ketiga ini dengan tujuan untuk mencari jalan keluar agar konflik cepatteratasi. Hal ini sering kita istilahkan dengan regulasi konflik serta dapat dipahami sebagai

(9)

pengendalian, penanganan atau pengelolaan secara positif. Dalam masalah ini upaya yang dilakukan dalam regulasi konflik oleh pihak ketiga yaitu, pertama: dalam bentuk mediasi seperti memberikan penyuluhan yang berupa pemberian nasehat kepada para pemasok kayu bahwa para pemasok kayu harus mematuhi aturan-aturan yang telah dibuat oleh pemilik usaha supaya terciptanya kedamaian serta tidak terjadi lagi masalah atau konflik, kedua; selain memberikan penyuluhan pihak nagari juga berkomunikasi terhadap pelaksanaan kebijakan atau kekuasaan yakni pemilik perusahaan somel agar tidak terlalu mementingkan diri sendiri dan usahakan agar harga kayu dinaikan sedikit supaya terjalin kebersamaan

dan tidak terjadi lagi konflik dengan para pemasok kayu, apabila hal ini bejalan dengan baik maka untuk kedepanya tidak akan ada lagi permasalahan. DAFTAR PUSTAKA Afrizal,2008.PengantarMetodologi PenelitianKualitatif.P adang:Laboratorium. FISIP UNAND

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Cv. Alfabeta.

Suparyanto. 2012. Kewirahusahaan,

KonsepRealitaPadaU sah Kecil. Bandung

Referensi

Dokumen terkait

Jenis sumbu dan media tanam yang paling baik untuk hasil dan pertumbuhan tanaman seledri terdapat pada perlakuan jenis sumbu wol dan 50% kompos daun bambu dengan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa seluruh konsentrasi ekstrak etil asetat kulit batang tanaman kamboja efektif dalam menghambat

Respon yang diukur untuk melihat pengaruh lama waktu perendaman terhadap daya kecambah dan pertumbuhan saga adalah daya berkecambah benih,. persentase benih

+DVLO LQL MXJD PHPSHUNXDW WHRUL %X\WHQGLMN \DQJ PHQJDWDNDQ EDKZD VHRUDQJ SHPLPSLQKDUXVPHODQGDVLNLQHUMDQ\DGHQJDQ GLPHQVL RSHUDVLRQDO DU WLQ\D

Dengan Peraturan Bupati Katingan ini dibentuk Unit Pelaksana Teknis (UPTD) Sanggar Kegiatan Belajar ($KB) pada Dinas.. Pendidikan Kabupaten

Jadi dapat disimpulkan budaya organisasi sekolah adalah suatu nilai, norma yang ada dalam suatau sistem organisasi didalam sekolah yang diaplikasikan dalam

animasi dari layar yang mengandung sprite, kita tidak dapat mengedit bagian dalam yang ditampilkan oleh layar untuk masing-masing frame seperti pada animasi frame... Jenis:

Sedangkan dalam penelitian ini penulis berfokus kepada bagaimana Indonesia sebagai negara anggota ILO yang sudah meratifikasi Konvensi ILO No.182 tentang Pelarangan