BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1.1 Paradigma PenelitianMenurut Guba, paradigma adalah seperangkat kepercayaan dasar yang menjadi prinsip utama, pandangan tentang dunia yang menjelaskan pada
penganutnya tentang alam dunia.1
Paradigma konstruktivis berbasis pada pemikiran umum tentang teori-teori yang dihasilkan oleh peneliti dan teoristis aliran konstruktivis. LittleJhon mengatakan bahwa teori-teori aliran konstruktivis ini berlandaskan pada ide bahwa relitas bukanlah bentukan yang objektif, tetapi diskontruksi melalui proses
interaksi dalam kelompok, masyarakat, dan budaya.2
Sesuai dengan asumsi ontologism yang ada dalam paradigm konstruktivisme, peneliti yang menggunakan metode ini akan memberlakukan realitas sebagai konstruksi social kebenaran. Realitas juga dipandang sebagi sesuatu yang sifatnya relative yaitu sesuai dengan konteks spesifik yang dinilairelevan oleh para actor social. Secara epitesmologis, ada interaksi antara peneliti dan subjek yang diteliti. Semantara itu dari sisi aksiologis, peneliti akan
memberlakukan nilai, etika, dan pilihan moral sebagai integral dari penelitian. 3
1
Indiawan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi. Mitra Wacana Media. Jakarta. 2013. Hal 36
2
Ibid. Hal 165 3
3.2 Tipe Penelitian
Penelitian kualitatif adalah bagaimana peneliti mampu merumuskan katagori-katagori permasalahan sebagai sebuah konsep untuk perbandingan data. Penelitian kualitatif dapat mengekplorasi sikap, perilaku dan pengalaman
responden melalui metode interview dan focus group.4
Selain itu penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang berrtujuan untuk membuat pencandraan serta sistematis, factual, dan akurat, mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi daerah tertentu.secara harfiah penelitian deskriptif adalah penelitaian yang bermaksud untuk membuat pengcandraan(deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian adalam arti ini penelitian
deskriptif itu adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif..5
3.3 Metode Penelitian
Penelitian kualitatif ini dengan menggunakan pendekatan Fenomenologi yang merupakan studi tentang bagaimana memahami pengalaman orang lain, bagaimana mempelajari struktur pengalaman yang sadar dari orang lain, baik individu maupun kelompok dalam masyarakat.
Fenomenologi membimbing kita agar dapat memberikan dan memahami makna terhadap pengalaman orang lain yang intersubjektivitas. Dari fenomenologi pula kita dapat menggambarkan bagaiman seseorang berorientasi kepada pengalaman hidup dan selalu mempertanyakan cara bagaimana bagaimana
4
M. Aziz Firdaus, Metode Penelitian: Jelajah Nusa: Tanggerang, 2012. Hal 35 5
dunia dimana dia mengalami dunia, memuaskan rasa ingin tahu dia tentang dunia
dimana kita semua hidup sebagai manusia. 6
Peneliti fenomenologi berharap untuk memperoleh pemahaman tentang “kebenaran” yang esensial dari pengalaman hidup. Premis utamanya peneliti harus peduli untuk memahami fenomena secara mendalam. Pemahaman tentative
atas pertanyaan-pertanyaan seperti what? Why? Dan how?.7
Metodologi yang mendasari fenomenologi mencakup empat tahap yaitu:
Pertama, bracketing, adalah proses mengidentifikasi dengan “menunda”
setiap keyakinan dan opini yang sudah terbentuk sebelumnya tentang fenomena yang sedang diteliti .
Kedua, intusion, terjadi ketika seorang peneliti tetap terbuka untuk
mengaitkan makna-makna fenomena tertentu dengan orang-orang yang telah mengalaminya. Intuisi mengharuskan peneliti kreatif berhadapan dengan data yang bervariasi sampai pada tingkat tertentu memahani pengalaman baru yang muncul.
Ketiga, analyzing, analisis melibatkan proses seperti coding (terbuka, axial
dan selektif) kategorisasi sehingga membuat sebuah pengalaman mempunyai makna yang penting.
Keempat, describing, yakni menggabarkan. Pada tahap ini peneliti mulai
memahami dan dapat mendefinisikan fenomena menjadi “fenomenon”. Langkah
6
Drs Alex Sobur, M.Si, Op.cit.,5 7
ini bertujuan untuk mengkomunikasikan secara tertulis maupun lisan dengan
menawarkan solusi yang berbeda.8
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode fenomenologi dari Alfred Schutz dimana ia tertarik dengan upaya penggabungan sejumlah pandangan fenomenologi dengan sosiologi arus pengalaman manusia tentang dunia. Memakai apa yang dinamakan piranti-piranti filsafat fenomenologi Edmund Husserl. Schutz menganggap manusia adalah makhluk social kesadaran akan kehidupan sehati-hari adalah sebuah kesadaran social yang menurutnya berlangsug dnegan dua cara: pertama. Kesadaran untuk mengandaikan begitu saja kegiatan orang lain yang dialami bersama; kedua, kesadaran mamakai tipe-tipe yang diciptakan dan dikomunikasikan oleh kelompok-kelompok individu yang ada. 9
1.4 Subjek Dan Objek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah beberapa anggota dari Shahrukh Khan Fans Club Indonesia dengan criteria sebagai berikut:
a. Narasumber mempunyai ketertarikan pada Film Bollywood dan Shahrukh Khan
b. Narasumber merupakan anggota resmi dari komunitas Shahrukh Khan Fans Club Indonesia (Srkfci)
c. Telah menjadi anggota selama 5 tahun
8
Ibid, 8 9
d. Aktif mengikuti kegiatan yang diadakan oleh komunitas Srkfci
e. Mempunyai keunikan dalam mengekspresikan kegemarannya pada film Bollywood khususnya Shahrukh Khan
Berdasarkan uraikan diatas peneliti sudah memilih beberapa nama anggota yang memenuhi kriteria, yaitu:
Tabel 3.4.1
No Nama Umur Pekerjaan
1. Asma Hami 25 tahun Perawat
2. Novita 21 tahun Karyawan Swasta
3. Meta Naigollan 21 tahun Karyawan Swasta
5. Indah Juliawati 25 tahun Karyawan Swasta
6. Nur Aidah 25 tahun Karyawan Swasta
Sedangkan Objek dari penelitian yang akan diteliti adalah Konsep Diri yang merupakan kesadaran seseorang tentang siapa dirinya.
Pemilihan subjek dan Objek penelitian tersebut dikarenakan peneliti ingin meneliti konsep diri dari penggemar film bollywood yang diwakili oleh komunitas SRKFCI.
1.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.5.1 Data Primer
Data primer merupakan data pokok yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah komunitas penggemar Shahrukh Khan yaitu Shahrukh Khan Fans Club Indonesia. Informasi didaptkan melalui :
1.5.1.1 Observasi
Peran dalam observasi yang dipilih observer untuk mengambil bagian dan terlibat langsung dengan aktivitas yang
dilakukan subjek penelitian.10 Penulis turun langsung
kelapangan dengan menjadi anggota dari Shahrukh Khan Fans Club Indonesia (Srkfci) dan mengikuti kegiatan yang ada di Srkfci agar peneliti bisa mengamati, mengenal dan mengetahui lebih dalam tentang bagaimana para penggemar Shahrukh Khan bersosialisasi serta memahami diri mereka. 1.5.1.2 Wawancara Mendalam
Dalam konteks penelitian kualitatif wawancara adalah sebuah proses interaksi komunikasi yang dilakukan oleh setidaknya dua orang, atas dasar ketersediaan dalam dalam
10
setting alamiah, dimana arah pembicaraan mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan dengan mengedepankan kepercayaan sebagai landasan utama dalam memahami
proses memahami.11
Penulis memilih beberapa orang narasumber yang
merupakan Rukhster anggota Shahrukh Khan Fans Club Indonesia untuk diwawancari secara mendalam sesuai dengan pengalaman mereka masing-masing.
1.5.2 Data Sekunder
Sebagai menujang data dalam penelitian ini maka dibutuhkan beberpa data lainnya seperti: studi kepustakaan dari catatan-catatan, buku-buku, Koran, majalah, booklet, dan bahan refresensi dari berbagai suber lainnya yang berhubungan dengan tema penelitian ini.
1.6 Definisi Konsep
Untuk memudahkan peneliti dalam menyusul penelitian maka peneliti menjelaskan konsep-konsep dasar yang ada dalam penelitian ini yaitu:
a. Konsep Diri
Gambaran seseorang mengenai dirinya sendiri. Bagaimana dia memaknai diri, orang lain, lingkungan dan segala hal yang ada disekitarnya.
11
Haris Herdiansyah,M.Si, Wawancara, Observasi, dan Fokus Groups sebai instrument pengalian data kualitatif:RajaGrafindo Persada:Depok, 2013. hlm 31
b. Penggemar
Kumpulan orang tidak berguna yang terbuai akan budaya popular melalui sebuah media tertentu dimana menawarkan sebuah kepuasan histeris dan penawar hidup mereka yang menyedihkan.
c. Film Bollywood
Film produsksi India yang bermarkas dikota mumbay dan menggunakan bahasa nasional yaitu Hindi.
d. Fenomenologi
Fenomenologi merupakan studi yang dilakukan berdasarkan dengan pengalaman nyata yang terjadi atau dirasakan oleh seseorang.
1.7 Unit Analisis
Unit analisis yang akan penulis teliti dalam penelitian ini adalah pengalaman yang rasakan oleh Rukhster sebagai penggemar film Bollywood.
1.8 Teknik Analisis Data
Analisis data model Miles dan Huberman dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelahnya dalam periode tertentu. Aktivitas yang dilakukan dalam analisis data Milles dan Huberman terdiri dari:
a. Reduksi data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari càtatan-catatan tertulis di lapangan. Sebagaimana kita ketahui, reduksi data, berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi kualitatif berlangsung. Sebenarnya bahkan sebelum data benar-benar terkimpul, antisipasi ákan adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitinya memutuskan (acapkali tanpa disadari sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekátan pengumpulan data yang mana yang dipilihnya. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, rnembuat gugus-gugus, membuat partisi, menulis memo). Reduksi data/proses-transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan,
sampai laporan akhir lengkap tersusun.12
b. Penyajian data atau display data
Penyajian Data, Alur penting yang kedua dan kegiatan analisis adalah penyajian data. Miles dan Huberman membatasi suatu “penyajian” sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Béraneka
12
penyajian yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari mulai dati alat pengukur bensin, surat kabar, sampai layar komputer. Dengan melihat penyajian-penyajian kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan lebih jauh mengailalisis ataukah mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang didapat dan penyajian-penyajian tersebut.
Dalam pelaksanaan penelitian Miles dan Huberman yakin bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid. Penyajian-penyajian yang diamksud meliputi berbagai jenis matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikiaskan oleh penyajian
sebagai sesuatu yang mungkin berguna.13
c. Kesimpulan atau Verifikasi
Menarik Kesimpulan atau Verifikasi, Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan. penjelasan, konfigurasi-koritigurasi yang mungkin, alur sebab- akibat, dan proposisi. Peneliti yang
13
berkompeten akan menangani kesimpulan-kesimpulan itu dengan longgar, tetap terbuka dan skeptis, tetapi kesimpulan sudah disediakan, mula-mula belum jelas, namun dengan meminjam istilah kiasik dan Glaser dan Strauss kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh. Kesimpulan-kesimpulan “final” mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data berakhir, tergantung pada besarnya kumpulan -kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan-tuntutan pemberi dana, tetapi seringkali kesimpulan itu telah dirumuskan sebelumnya sejak awal, sekalipun seorang peneliti menyatakan telah melanjutkannya “secara induktif”.
Penarikan kesimpulan, dalam pandangan Miles dan Huberman, hanyalah sebagian dan satu kegiatan dan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan memakan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan “kesepakatan intersubjektif,” atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul dan data harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakañ validitasnya. Jika tidak demikian, yang dimiliki adalah
cita-citá yang menarik mengenai sesuatu yang terjadi dan yang tidak jelas
kebenaran dan kegunaannya.14
3.9 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif demi kesasihan dan keandalan serta tingkat kepercayaan data yang telah terkumpul. Teknik keabsahan data adalah dengan menggunakan teknik perpanjangan keikutsertaan dan triangulasi. Hal ini merupakan pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
3.9.1 Perpanjangan Keikutsertaan
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertan. Pada perpanjangan keikutsertaan peneliti kan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yng dikumpulkan karena dengan perpanjangan keikutsertaannya akan banyak mempelajari “kebudayaan” serta dapat menguji ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan oleh distorsi baik yang berasal dari diri sendiri mupun responden dan membangun
kepercayaan dengan subjek . Dengan demikian, penting sekali arti perpanjangan
keikutsertaan peneliti itu guna berorientasi dengan situasi, juga guna memastikan apakah konteks itu dipahami dan dihayati. perpanjangan keikutsertaan juga
14
menuntut peneliti agar terjun kedalam lokasi dan dlam waktu yang cukup panjang
guna mendeteksi dan memperhitungkn distorsi yng mungkin mengotori data. 15
Peneliti harus terlibat dalam pengumpulan dan analisis data yang cukup lama agar dpt melmpui kesan pertama yng tidak sebenarnya, mempunyai kesempatan untuk menguji hipotesis, merevisi dan mencoba hipotesis baru. Peneliti harus mengamati dan melakukan wawancra cukup lamagar keinginan informan untuk menampilkan dirinya dalm suatu gaya khas ( tidak tepat) tidak dipertahankan.
Alasan lain dibutuhkannya perpanjangan keikutsertaan adalah perlunya waktu bagi peneliti untuk mengembangkan idenya, berpikir, berdiskusi, membaca
dn sebagainya yang mengarah kepda pengembangan teori.16
3.9.2 Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau pembanding terhadap data itu.17
Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian bahwa yang berukur benar-benar merupakan variabel yang ingin diukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai:
15
Lexy J. Moleong, Opcit. hal 176 16
Albert R. Roberts & Gilbert. Buku Pintar Pekerja Sosial. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2009. Hal 156
17
Adapun desain triangulasi dalam penelitian ini seperti pada gambar berikut :
Gambar 1: Model Desain Kombinasi Triangulasi Sumber dan Triangulasi Metode
Data atau dokumen diperoleh dari hasil wawancara beberapa informan dan juga melalui observasi melihat situasi
wawancara dan observasi ditelaah hingga memperoleh data/dokumen yang dibutuhkan.
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informai tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan
selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant obervation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Masing
berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti.
triangulasi dalam penelitian ini seperti pada gambar berikut :
Gambar 1: Model Desain Kombinasi Triangulasi Sumber dan Triangulasi Metode
Data atau dokumen diperoleh dari hasil wawancara beberapa informan dan juga melalui observasi melihat situasi lapangan sebenarnya kemudian hasil dari wawancara dan observasi ditelaah hingga memperoleh data/dokumen yang
Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informai tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan
selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant obervation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti.
triangulasi dalam penelitian ini seperti pada gambar berikut :
Gambar 1: Model Desain Kombinasi Triangulasi Sumber dan Triangulasi Metode
Data atau dokumen diperoleh dari hasil wawancara beberapa informan dan lapangan sebenarnya kemudian hasil dari wawancara dan observasi ditelaah hingga memperoleh data/dokumen yang
Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informai data. Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant obervation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang
b. Triangulasi Metode
Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan
informasi atau data dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi, dan survei. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode wawancara dan obervasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Triangulasi tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informan
penelitian diragukan kebenarannya.18
18
Mudjia Rahardjo, Triangulasi Dalam Penelitian Kualitatif, http://