• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUCAPAN BAHASA INGGRIS MELALUI METODE BERNYANYI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUCAPAN BAHASA INGGRIS MELALUI METODE BERNYANYI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUCAPAN BAHASA INGGRIS MELALUI METODE BERNYANYI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

Veronica Gunawan, Yuline, Halida

PG-PAUD FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Email:harajukuveronicablackwhite@gmail.com

Abstract: Learning English was introduced in early childhood intended that this research can assess learning approach less attractive, the selection of English language teaching materials in schools that are less precise, less warm communication between teachers and students, as well as less varied use of media in teaching English language in early childhood. The method used is descriptive method to shape classroom action research study. Sources of data in this study were children kindergarten Canaan Kubu Raya totaling 25 children. Based on the research that has been done can be concluded: 1) Planning learning English pronunciation in children aged 5-6 using the method of singing has been accomplished with very well, 2) Implementation of learning English pronunciation in children aged 5-6 using the singing was done very well, 3) improvement occurred in English pronunciation skills through singing method. Suggestions in this study: 1) In an effort to improve the English language skills of children, should teachers give assignments in the form of pictures and songs, 2) English pronunciation can be enhanced further by using the method of singing as often as possible and berkelanjutank, 3) Should the schools to provide support and contribute more optimally by providing the necessary infrastructure for the development of the learning process.

Keywords: Pronunciation Ability, Method of Singing.

Abstrak: Pembelajaran bahasa Inggris dikenalkan pada anak usia dini dimaksudkan agar penelitian ini dapat mengkaji pendekatan pembelajaran yang kurang menarik, pemilihan bahan ajar bahasa Inggris yang kurang tepat di sekolah, komunikasi yang kurang hangat antara guru dengan siswa, serta penggunaan media yang kurang variatif dalam pembelajaran bahasa Inggris pada anak usia dini. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian Penelitian Tindakan Kelas. Sumber data dalam penelitian ini adalah anak Taman Kanak-Kanak Kanaan Kubu Raya yang berjumlah 25 orang anak.. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan: 1) Perencanaan pembelajaran pengucapan bahasa Inggris pada anak usia 5-6 tahun menggunakan metode bernyanyi telah terlaksana dengan sangat baik, 2) Pelaksanaan pembelajaran pengucapan bahasa Inggris pada anak usia 5-6 menggunakan metode bernyanyi telah terlaksana dengan sangat baik, 3) Tejadi peningkatan kemampuan pengucapan bahasa Inggris melalui metode bernyanyi. Saran dalam penelitian ini: 1) Dalam upaya meningkatkan kemampuan bahasa Inggris anak, sebaiknya guru memberikan tugas-tugas dalam bentuk gambar dan lagu, 2) Pengucapan bahasa Inggris anak dapat ditingkatkan lagi dengan cara menggunakan metode bernyanyi sesering mungkin dan berkelanjutank, 3) Sebaiknya pihak sekolah memberikan dukungan dan memberikan kontribusi yang lebih maksimal dengan menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan bagi pengembangan proses pembelajaran.

(2)

aman Kanak-kanak (TK) salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4 sampai 6 tahun yang berfungsi mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial dan emosional serta membina, menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangan anak agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya.

Pendidikan anak usia dini hanya mengacu kepada pendidikan anak setelah lahir maka apabila ditelusuri lebih dalam lagi pendidikan anak telah meletakkan dasar pendidikan bagi anak sebelum anak itu lahir dan tidak hanya sebatas pendidikan anak usia dini yang hanya menekankan tentang pemberian pendidikan terhadap anak yang sudah lahir saja. Pendidikan anak usia dini hendaknya dapat mengembangan seluruh aspek perkembangan seluruh aspek perkembangan anak, salah satunya kognitif. Kognitif adalah suatu proses berpikir yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Pada dasarnya pengembangan motorik dimaksudkan agar anak mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca inderanya, sehingga dengan pengetahuan yang di dapatkannya tersebut anak akan dapat melangsungkan hidupnya dan menjadi manusia utuh sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk Tuhan yang harus memberdayakan apa yang ada di dunia ini untuk kepentingan dirinya dan orang lain.

Optimalisasi perkembangan anak memerlukan pengkondisian yang kondusif. Untuk itu perlu memfasilitasi perkembangan anak dengan menciptakan kondisi yang memungkinkan anak berkembang secara optimal. Dan sebagai guru kita wajib menstimulasi munculnya kemampuan-kemampuan motorik tersebut dalam pembelajaran di TK melalui permainan-permainan. Aktivitas bermain berfungsi untuk meningkatkan kemampuan motorik anak. Keterlibatan motorik dalam kegiatan bermain ini bergerak dari perlibatan kemampuan motorik secara sederhana kepada kemampuan motorik yang lebih tinggi.

Salah satu kemampuan dasar yaitu kemampuan bahasa. Kemampuan bahasa memegang peranan penting dalam perkembangan anak, namun perkembangan yang lain juga tidak kalah pentingnya. Kemampuan mereka menyerap dan mengingat pembicaraan orang disekitarnya sangat tinggi. Orang tua dan guru yang sering berkomunikasi membacakan cerita, dan memberikan kesempatan kepada anak untuk berbicara tentang pengalaman, pemikiran dan perasaannya sangat besar manfaatnya dalam mempercepat penguasaan bahasa anak. Pentingnya pemberian kesempatan berbahasa yang disertai penghargaan atau penguatan kepada anak – anak usia 4 -5 tahun. Hal ini disebabkan anak mau belajar berbahasa kalau merasa senang. Ketika anak tumbuh dan berkembang, terjadi peningkatan baik dalam hal kualitas maupun kuantitas, produk bahasanya secara bertahap kemampuan anak meningkat, bermula dari mengekspresikan suara saja, hingga mengekspresikannya dengan komunikasi. Komunikasi anak yang bermula dengan mennggunakan gerakan dan isyarat untuk menunjukkan keinginannya secara bertahap berkembang menjadi komunkasi melalui ujaran yang tepat dan jelas. (Depdiknas 2003) mengatakan bahwa: Sistem Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu jenjang Pendidikan Anak Usia Dini, pendidikan nasional menjelaskan bahwa Taman Kanak-kanak (TK) termasuk Pendidikan Anak

T

(3)

Usia Dini yang memberikan pembinaan bagi anak dari sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan rohani agar anak memiliki kesiapan lebih lanjut memasuki pendidikan selanjutnya. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan pendidikan yang sangat fundamental dan sangat menentukan perkembangan anak selanjutnya. Isu globalisasi saat ini menuntut sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkomunikasi dalam berbagai bahasa asing terutama bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Keahlian berbahasa asing ini diperlukan untuk menguasai ilmu pengetahuan, memiliki pergaulan luas dan karir yang baik. Hal ini membuat semua orang dari berbagai kalangan termotivasi untuk mengusai bahasa Inggris.

Maka sebaiknya bahasa Inggris dikenalkan sejak usia dini khususnya pada lembaga pendidikan anak usia dini. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa anak lebih cepat belajar bahasa asing dari pada orang dewasa Santrock (2007:313). Salah satu komponen pembelajaran bahasa adalah pemahaman pengucapan bahasa Inggris. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran bahasa Inggris, peneliti sering mendapati anak usia dini khususnya pada pendidikan di TK Kanaan Kabupaten Kubu Raya sering mengalami kesulitan dalam pengucapan bahasa Inggris. Perbendaharaan kosa kata bahasa Inggris mereka masih kurang serta pelafalan bahasa Inggris (pronounciation) juga belum benar. Mereka menganggap bahwa bahasa Inggris itu sulit karena pengucapanya yang terkesan asing dan jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Anak juga terkesan bosan dan kurang termotivasi mengikuti pembelajaran bahasa Inggris.

Penguasaan bahasa Inggris yang masih rendah pada anak usia dini tersebut disebabkan karena latar belakang keluarga yang kurang mendukung pembelajaran Bahasa Inggris, pendekatan pembelajaran yang kurang menarik, pemilihan bahan ajar bahasa Inggris yang kurang tepat di sekolah, komunikasi yang kurang hangat Antara guru dengan siswa, serta penggunaan media yang kurang variatif dalam pembelajaran bahasa Inggris pada anak usia dini. Melihat kendala-kendala tersebut dan fenomena yang ada dilapangan, maka penulis mencoba mencari berbagai macam teknik dan strategi untuk membantu meningkatkan penguasaan pengucapan bahasa Inggris di TK. Dengan melibatkan indra penglihatan dan indra pendengaran, khususnya dengan pemanfaatan media yang tepat diharapkan pengetahuan tentang pengucapan bahasa Inggris dapat lebih mudah diterima oleh anak dengan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan sehingga anak-anak tidak merasa bosan dan lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran bahasa Inggris. Pengucapan bahasa Inggris (Pronounciation) juga akan lebih baik karena anak mendengar langsung dari media tersebut. Oleh karena itu dengan pemanfaatan media yang tepat diharapkan akan dapat meningkatkan penguasaan bahasa Inggris pada anak Taman Kanak-Kanak.

(4)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hadari Nawawi (2001:63) mengemukakan bahwa: “Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat, dan lainnya pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”.

Sedangkan bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Sarifudin (2007:26-27) Penelitian Tindakan Kelas ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis retlektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai dengan penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang diiakukannya.

Siklus penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian awal hingga akhir yang terdiri atas empat tahap yang dilaksanakan, yaitu perencanaan (Planning), tindakan (action), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: pengamatan, wawancara, dan dokumentasi, yang memerlukan persiapan sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.

Penyajian paparan data yang mendeskripsikan secara ringkas apa saja yang dilakukan peneliti sejak pengamatan awal (sebelum penelitian) yaitu kondisi awal guru dan siswa diikuti refleksi awal vang merupakan dasar perencanaan tindakan, dilanjutkan dengan paparan mengenai pelaksanaan tindakan, hasil wawancara terhadap guru dan anak, observasi situasi dan kondisi kelas dan hasil observasi kegiatan anak. Paparan data itu kemudian diringkas dalam bentuk temuan penelitian yang berisi pokok-pokok hasil observasi dan wawancara.

Penelitian ini mengunakan siklus tindakan, dengan membandingkan hasil antara sebelum dan setelah dilakukan treatment terhadap obyek penelitian. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pengucapan bahasa Inggris anak melalui metode bernyanyi, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengelompokkan kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir sesuai dengan perencanaan pembelajaran pada setiap siklus

2. Analisis terlaksana dan tidak terlaksananya setiap kegiatan yang telah direncanakan pada setiap siklus

3. Data yang diperoleh dari hasil observasi, dan wawancara diperiksa dan dikelompokkan berdasarkan permasalahan penelitian yang dilakukan

4. Peneliti dan teman sejawat melakukan refleksi terhadap hasil yang diperoleh dari setiap siklus

5. Peneliti dan teman sejawat merencanakan kembali tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

1. Siklus ke 1 Pertemuan 1

Untuk mengetahui peningkatan pengucapan bahasa Inggris melalui metode bernyanyi, maka dilakukanlan observasi anak. Adapun observasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1

Hasil Observasi Anak Siklus I Pertemuan I

Kemampuan anak Kemampuan anak Kemampuan anak

No. Nama Anak menyebutkan nama Melanjutkan lagu Menyanyikan lagu

Pekerjaan dalam Yang didengar “occupation”

bahasa Inggris dalam bahasa Inggris

BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB 1 Fernando Salim √ √ √ 2 Floorence Calysta √ √ √ 3 Louis Gregory M √ √ √ 4 Concen Huang √ √ √ 5 Jason √ √ √ 6 Xelvero V.E √ √ √ 7 Chelvan J.V √ √ √ 8 Gwen √ √ √ 9 Stefanie √ √ √ 10 Chiqita V √ √ √ 11 Eldbert Henrilsen √ √ √ 12 Hosea √ √ √ 13 Leora T √ √ √ 14 Viony Evelyn √ √ √ 15 Kevin √ √ √ 16 Emanuel leonardo √ √ √ 17 Ethan X.C √ √ √ 18 Adrian F.Y √ √ √ 19 Grant Savero √ √ √ 20 Velia M.E √ √ √ 21 Hans E.H √ √ √ 22 William H √ √ √ 23 Sabastian G √ √ √ 24 Regina A.P √ √ √ 25 Anselius √ √ √ Jumlah 13 12 12 13 14 11 Persentase 52 48 48 52 56 44

(6)

Observasi yang dilakukan pada siklus 1 pertemuan ke 2 ini adalah untuk menindaklanjuti kelemahan yang terjadi pada pertemuan 1 dalam peningkatan pengucapan bahasa Inggris melalui metode bernyanyi, maka dilakukanlan observasi anak. Adapun observasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2

Hasil Observasi Anak Siklus I Pertemuan 2

Kemampuan anak Kemampuan anak Kemampuan anak

No. Nama Anak menyebutkan nama melanjutkan lagu menyanyikan lagu

Pekerjaan dalam yang didengar “occupation” bahasa Inggris dalam bahasa Inggris

BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB 1 Fernando Salim √ √ √ 2 Floorence Calysta √ √ √ 3 Louis Gregory M √ √ √ 4 Concen Huang √ √ √ 5 Jason √ √ √ 6 Xelvero V. √ √ √ 7 Chelvan J.V √ √ √ 8 Gwen √ √ √ 9 Stefanie √ √ √ 10 Chiqita V √ √ √ 11 Eldbert Henrilsen √ √ √ 12 Hosea √ √ √ 13 Leora T √ √ √ 14 Viony Evelyn √ √ √ 15 Kevin √ √ √ 16 Emanuel leonardo √ √ √ 17 Ethan X.C √ √ √ 18 Adrian F.Y √ √ √ 19 Grant Savero √ √ √ 20 Velia M.E √ √ √ 21 Hans E.H √ √ √ 22 William H √ √ √ 23 Sabastian G √ √ √ 24 Regina A.P √ √ √ 25 Anselius √ √ √ Jumlah 7 14 4 4 15 6 4 14 7 Persentase 28 56 16 16 60 24 16 56 28

(7)

3. Siklus ke 2 Pertemuan 1

Untuk mengetahui peningkatan pengucapan bahasa Inggris melalui metode bernyanyi, maka dilakukanlan observasi anak. Adapun observasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3

Hasil Observasi Pada Siklus 2 Pertemuan 1

Kemampuan anak Kemampuan anak Kemampuan anak

No. Nama Anak menyebutkan nama Melanjutkan lagu Menyanyika lagu

Pekerjaan dalam yang didengar occupation bahasa Inggris dalam bahasa Inggris

BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB 1 Fernando Salim √ √ √ 2 Floorence Calysta √ √ √ 3 Louis Gregory M √ √ √ 4 Concen Huang √ √ √ 5 Jason √ √ √ 6 Xelvero V.E √ √ √ 7 Chelvan J.V √ √ √ 8 Gwen √ √ √ 9 Stefanie √ √ √ 10 Chiqita V √ √ √ 11 Eldbert Henrilsen √ √ √ 12 Hosea √ √ √ 13 Leora T √ √ √ 14 Viony Evelyn √ √ √ 15 Kevin √ √ √ 16 Emanuel leonardo √ √ √ 17 Ethan X.C √ √ √ 18 Adrian F.Y √ √ √ 19 Grant Savero √ √ √ 20 Velia M.E √ √ √ 21 Hans E.H √ √ √ 22 William H √ √ √ 23 Sabastian G √ √ √ 24 Regina A.P √ √ √ 25 Anselius √ √ √ Jumlah 3 14 8 4 13 8 2 11 7 5 Persentase 12 56 32 16 52 32 8 44 28 20

(8)

Observasi yang dilakukan pada siklus 2 pertemuan ke 2 ini adalah untuk menindaklanjuti kelemahan yang terjadi pada pertemuan 1 dalam peningkatan pengucapan bahasa Inggris melalui metode bernyanyi, maka dilakukanlan observasi anak. Adapun observasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4

Hasil Observasi Anak Siklus 2 Pertemuan 2

Kemampuan anak Kemampuan anak Kemampuan anak

No. Nama Anak menyebutkan nama Melanjutkan lagu Menyanyika lagu

Pekerjaan dalam yang didengar occupation bahasa Inggris dalam bahasa Inggris

BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB 1 Fernando Salim √ √ √ 2 Floorence Calysta √ √ √ 3 Louis Gregory M √ √ √ 4 Concen Huang √ √ √ 5 Jason √ √ √ 6 Xelvero V. √ √ √ 7 Chelvan J.V √ √ √ 8 Gwen √ √ √ 9 Stefanie √ √ √ 10 Chiqita V √ √ √ 11 Eldbert Henrilsen √ √ √ 12 Hosea √ √ √ 13 Leora T √ √ √ 14 Viony Evelyn √ √ √ 15 Kevin √ √ √ 16 Emanuel leonardo √ √ √ 17 Ethan X.C √ √ √ 18 Adrian F.Y √ √ √ 19 Grant Savero √ √ √ 20 Velia M.E √ √ √ 21 Hans E.H √ √ √ 22 William H √ √ √ 23 Sabastian G √ √ √ 24 Regina A.P √ √ √ 25 Anselius √ √ √ Jumlah 9 12 4 1 7 13 4 5 13 7 Persentase 36 48 16 4 28 52 16 20 52 28

(9)

PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan dibahas temuan hasil penelitian tentang pengucapan bahasa Inggris melalui metode bernyanyi yang meliputi:

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran pengucapan bahasa Inggris melalui metode bernyanyi pada anak usia 4-5 tahun di TK Kanaan Kabupaten Kubu Raya, telah direncanakan oleh guru sangat baik. Hal ini ditunjukkan dari skor rata-rata pada siklus II yaitu 3,71.

Ini berarti guru telah memiliki kemampuan merencanakan pembelajaran sebagai salah satu aspek kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru yang profesional.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran pengucapan bahasa Inggris melalui metode bernyanyi pada anak usia 4-5 tahun di TK Kanaan Kabupaten Kubu Raya, telah direncanakan oleh guru sangat baik. Hal ini ditunjukkan dari skor rata-rata pada siklus II yaitu 3,66.

Ini berarti guru sudah melaksanakan pembelajaran dengan sangat baik sesuai dengan aspek kemampuan yang dipersyaratan seorang guru yang profesional. Mengingat tugas guru yang begitu kompleks maka diperlukan suatu persyaratan khusus untuk menjadi guru yang profesional. Syarat profesional menurut Moh. Ali (2005:15) adalah sebagai berikut:

a. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam

b. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya

c. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai

d. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya

e. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.

Guru hendaknya membimbing, mengarahkan aktivitas belajar anak didik, agar anak didik dapat tumbuh dan berkembang secara baik, yang bukan saja pada aspek pengetahuan akan tetapi meliputi sikap dan keterampilannya. 3. Peningkatan Kemampuan Pengucapan Bahasa Inggris Melalui Metode

Bernyanyi

Peningkatan kemampuan pengucapan bahasa Inggris melalui metode bernyanyi pada anak usia 4-5 tahun di TK Kanaan Kabupaten Kubu Raya, telah meningkat dengan sangat baik. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penelitian berdasarkan observasi pada siklus I dan siklus II yaitu sebesar 37,3%. (32% Siklus I dan 5,3% siklus II)

Hal Ini menunjukkan bahwa anak telah melaksanakan metode bernyanyi dengan sangat baik, sesuai dengan harapan yang diinginkan.

(10)

Simpulan

Secara umum kesimpulan dalam penelitian ini adalah “pembelajaran pengucapan bahasa Inggris menggunakan metode bernyanyi pada anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-Kanak (TK) Kanaan Kabupaten Kubu Raya telah terlaksana dengan sangat baik.Secara khusus kesimpulan penelitian ini adalah: 1) Perencanaan pembelajaran pengucapan bahasa Inggris pada anak usia 5-6 menggunakan metode bernyanyi di Taman Kanak-Kanak (TK) Kanaan Kabupaten Kubu Raya telah terlaksana dengan sangat baik dari siklus I dengan perolehan nilai sebesar 2,85 (pertemuan I), 3,64 (pertemuan II). Siklus II dengan perolehan nilai 3,35 (pertemuan I), dan 3,71 (pertemuan II), 2) Pelaksanaan pembelajaran pengucapan bahasa Inggris pada anak usia 5-6 menggunakan metode bernyanyi di Taman Kanak-Kanak (TK) Kanaan Kabupaten Kubu Raya telah terlaksana dengan sangat baik dari siklus I dengan perolehan nilai sebesar 2,94 (pertemuan I), 3,44 (pertemuan II). Siklus II dengan perolehan nilai 3,16 (pertemuan I), dan 3,66 (pertemuan II), 3) Terjadi peningkatan kemampuan pengucapan bahasa Inggris melalui metode bernyanyi pada anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-Kanak (TK) Kanaan Kabupaten Kubu Raya, yaitu BB = 46,8%, MB = 9,2%, BSH = 73,2%, dan BSB= 20%. Artinya anak mampu mengucapkan bahasa Inggris melalui metode bernyanyi.

Saran

Berdasarkan uraian hasil penelitian yang telah dilakukan penelitin, maka peneliti menyarankan sebagai berikut, 1) Dalam upaya meningkatkan kemampuan bahasa Inggris anak, sebaiknya guru memberikan tugas-tugas dalam bentuk gambar dan lagu sehingga anak dapat belajar dengan baik, 2) Pengucapan bahasa Inggris anak dapat ditingkatkan lagi dengan cara menggunakan metode bernyanyi sesering mungkin dan berkelanjutan, sehingga anak terdorong untuk ingin belajar lebih baik lagi dan memahami bahasa Inggris dengan lebih baik, 3) Sebaiknya pihak sekolah memberikan dukungan dan memberikan kontribusi yang lebih maksimal dengan menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan bagi pengembangan proses pembelajaran agar lebih memadai dan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA

Allen & Lynn R (2010). Developmental Profils. Boggs, Marcus (Execitive Editor). Psychoonalytc and Psychosocia theory, Belmont: Wadswort Cengange leraning

Arikunto, S , (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta

Brown, James W., (1977), Av Instuction: Technology. Media and Methods, Fifth, New York: McGraw-Hill Book Company

Depdknas, (2003) Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.

(11)

Emzir, (2008). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif, Jakarta: Radja Grafindo Persada

Guntur Tarigan. (1981). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Percetakan Angka

Hamalik, O. (2005). Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.

Moh. Ali (2005:15) Ayo Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Jawa Tengah: LPTK IAIN Walisongo

Sarifudin (2007:26-27). Belajar dan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Bandung. Santrock (2007:313). Early Childhood Matenatics, Canton, Kelly V (Editor) Piaget, Vygoysky,

bruner, and Dienes, Boston: Pearson

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUCAPAN BAHASA INGGRIS MELALUI METODE BERNYANYI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

DI TAMAN KANAK-KANAK (TK) KANAAN KABUPATEN KUBU RAYA

ARTIKEL PENELITIAN

(12)

NIM. F54210063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUCAPAN BAHASA INGGRIS MELALUI METODE BERNYANYI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

DI TAMAN KANAK-KANAK (TK) KANAAN KABUPATEN KUBU RAYA

ARTIKEL PENELITIAN

Penulis,

VERONICA GUNAWAN NIM. F54210063

(13)

Pembimbing Utama, Dra. Yuline, M.Pd NIP.196103291986112001 Pembimbing Kedua, Halida, M.Pd NIP. 197405222006042001 Dekan FKIP Dr. Aswandi NIP.19580513198611002

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Dr. M. Syukri, M.Pd NIP 195805051986031004

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kegiatan-kegiatan seperti membeli bahan baku, menentukan jumlah bahan baku yang dibeli dan menentukan tempat pembelian bahan baku baik perempuan maupun

Luas perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau tahun 2003 yang tercatat 1.486.989 ha, bila satu ha dapat menampung satu ekor sapi di luar potensinya dalam menyediakan pakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat pada pasien penyakit jantung koroner di Rumah Sakit “A” Kudus tahun 2012 berdasarkan jenis obat yang digunakan

Guru-guru SMP dan SMA Kristen Eben Haezar harus mengajar selama 45 jam per minggu, di luar kelas ekstra untuk persiapan Ujian Nasional dan ekstra- kurikuler, sehingga

Hasil penelitian menyebutkan bahwa asam lemak bebas pada lemak subkutan pada tubuh bagian atas merupakan sumber utama dari metabolisme asam lemak yang abnormal dan asam lemak

Dari kedua jenis upah tersebut yang menguntungkan adalah upah borongan disebabkan karena upah borongan disebabkan karena upah borongan berdasar pada jumlah volume pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian pada ibu primipara menunjukkan bahwa ibu yang tidak bekerja cenderung baik manajemen laktasinya sebanyak 40 responden (75,5%)

Buku Pintar Digital Hardware Komputer yang dibuat dengan metode Siklus Hidup Pengembangan Perangkat Lunak Berbasis Multimedia melalui tahapan konsep, perancangan,