• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

I-1 Studi Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan

Dalam Mendukung Pariwisata

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.

Transportasi merupakan alat penunjang yang paling utama dalam industri pariwisata. Transportasi yang mengangkut pergerakan orang atau barang pada hakikatnya telah dikenal secara alamiah sejak manusia ada di bumi ini, meskipun pergerakannya masih secara sederhana. Dari tahun ke tahun kebutuhan akan transportasi semakin meningkat sehingga pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana agar pergerakan itu dapat berlangsung dengan aman, nyaman, lancar serta ekonomis. Peran angkutan ASDP dalam hal ini diharapkan menjadi salah satu tonggak utama didalam mensukseskan pertumbuhan pariwisata secara nasional. ASDP menghubungkan jaringan transportasi darat yang terputus; kegiatan angkutan feri yang mengangkut penumpang dan wisatawan melalui angkutan sungai, danau dan penyberangan; mempunyai rute yang tetap dan berjadwal regular, dengan kapal ferry yang berbentuk khusus. Angkutan sungai, danau dan penyeberangan diperlukan sebagai sarana meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memberikan aksebilitas yang lebih baik sehingga dapat mengakomodasi peningkatan kebutuhan mobilitas penduduk dan pariwisata melalui jaringan transportasi darat yang terputus di perairan antar-pulau, sepanjang daerah aliran sungai dan danau, serta berfungsi melayani transportasi yang menjangkau daerah terpencil dan daerah pedalaman.

Pada Konferensi Asia Pacific Economic Conference (APEC) yang dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2013, salah satu masalah pokok yang dibahas adalah bagaimana meningkatkan pariwisata dan konektivitas transportasi di Asia-Pasifik. Konferensi ini bertujuan untuk saling mempererat dan mengintegrasikan serta menyelaraskan kebijakan transportasi pariwisata untuk meningkatkan dan memfasilitasi integrasi regional yang didukung oleh para Pemimpin APEC. Pariwisata berkelanjutan merupakan pendorong kunci ekonomi untuk kawasan Asia-Pasifik, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan investasi serta pertumbuhan ekonomi. Untuk membantu mempromosikan pertumbuhan dalam

(2)

I-2 Studi Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan

Dalam Mendukung Pariwisata

perjalanan dan pariwisata telah dibentuk Kelompok Kerja Pariwisata (TWG). Hal ini membawa administrator pariwisata bersama-sama untuk berbagi informasi, bertukar pandangan dan mengembangkan bidang kerjasama perdagangan dan kebijakan pariwisata dinegara masing-masing. Tujuan TWG adalah untuk mendorong pembangunan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik melalui pariwisata yang berkelanjutan. Pariwisata merupakan salah satu sektor industri dengan menjanjikan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan mempunyai arti penting bagi pembangunan ekonomi negara-negara APEC. Pariwisata juga sangat penting dalam mendorong pemahaman regional dan kerjasama negara-negara APEC. Industri pariwisata di negara anggota berada pada tingkat perkembangan yang berbeda, dan negara-anggota berbagi pengalaman untuk tujuan bersama dan memberikan layanan yang berkualitas bagi pariwisata. Piagam Pariwisata APEC, telah disahkan pada Pertemuan Tingkat Menteri Pariwisata di Korea pada tahun 2000, yang merupakan dasar bagi kerjasama pariwisata APEC. Piagam tersebut mencerminkan komitmen kolektif untuk meningkatkan ekonomi, budaya, sosial dan lingkungan kesejahteraan anggota ekonomi APEC melalui pariwisata. Ini menetapkan empat kebijakan dan proses yang telah disepakati untuk mewujudkan tujuan tersebut. Ke empat kebijakan dan proses yang disepakati itu adalah :

1. Penghapusan hambatan untuk bisnis dan investasi pariwisata

2. Meningkatkan mobilitas pengunjung, permintaan barang dan jasa pariwisata. 3. Pengelolaan hasil dan dampak pariwisata.

4. Meningkatkan pengenalan dan pemahaman pariwisata sebagai sarana untuk pengembangan ekonomi dan sosial.

Pada tahun 2012, pada konferensi APEC di Bali diputuskan tiga proyek yang diharapkan dapat membantu pengembangan pariwisata di negara-negara APEC, yaitu:

1. Menciptakan Peluang Pertumbuhan Bisnis di Ekonomi APEC Baru. Proyek ini bertujuan untuk mengidentifikasi peluang pertumbuhan bisnis dan tantangan yang perlu ditangani.

2. Tujuan APEC 2020: Sebuah Konferensi Meningkatkan Pariwisata dan Transportasi Udara Konektivitas di Asia-Pasifik. Sebuah konferensi tentang masalah ini diadakan pada bulan Februari 2012 di Manila.

(3)

I-3 Studi Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan

Dalam Mendukung Pariwisata

3. Pembangunan Berkelanjutan Tujuan Touristic. Proyek ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mempromosikan praktek terbaik untuk mengadopsi prinsip-prinsip pariwisata yang berkelanjutan untuk bisnis dan tujuan wisata.

Juga akan menjajaki kerjasama lebih lanjut mengenai pariwisata dengan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dalam rangka menciptakan sinergi dalam mengejar kepentingan industri pariwisata. Sebuah forum bersama antara APEC dan OECD akan diadakan untuk membahas masalah yang menjadi perhatian bersama seperti: fasilitasi wisata, dan ukuran daya saing di sektor pariwisata.

Pembangunan ekonomi baik di tingkat global maupun di tingkat nasional menghadapi berbagai masalah seperti masalah kemiskinan dan pengangguran. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan upaya pemerataan distribusi pendapatan. Dalam rangka mengupayakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi Pemerintah Republik Indonesia khususnya Kementerian Perhubungan dan masyarakat perlu mengetahui informasi mengenai sektor-sektor apa saja yang mampu menghasilkan Produk Domestik Bruto (PDB) yang tinggi dan sektor mana yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Salah satunya adalah sektor pariwisata. Pariwisata memiliki peranan penting terhadap pembangunan perekonomian nasional, sehingga suksesnya sektor pariwisata akan menopang pertumbuhan ekonomi nasional dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja lewat kegiatan pariwisata. Pariwisata mempunyai peranan cukup besar dalam mengatasi persoalan ekonomi makro seperti inflasi, pengangguran, serta neraca pembayaran. Kontribusi ekonomi pariwisata tahun 2010 terhadap produksi barang dan jasa secara nasional mencapai 4,73%, kontribusi terhadap PDB sebesar 4,06 %, sedangkan terhadap tenaga kerja secara nasional sebesar 6,87%. Pada tahun 2010 sektor pariwisata menciptakan lapangan kerja bagi 7,43 juta orang (BPS Tahun 2011).

(4)

I-4 Studi Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan

Dalam Mendukung Pariwisata

Tabel 1.1

Sasaran Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025

No Indikator Kondisi Tahun

2008

Skenario Pesimis

Skenario Optimis

1. Kunjungan Wisman (juta orang) 6,4 15 20

2. Kunjungan Wisnus (juta orang) 225 328 371

3. Penerimaan Devisa Dari Wisman

(US $ Miliar)

7,3 15 17

4. Pengeluaran Wisnus (triliun) 123,17 229,6 259,7

5. PDB Pariwisata (%) 4,7 5,0 6,0

Sumber : Neraca Satelit Pariwisata Nasional Tahun 2008

Sektor transportasi berperan sebagai urat nadi kehidupan sosial, ekonomi, budaya, politik serta pertahanan dan keamanan, untuk itu haruslah memiliki kemampuan yang tinggi dan diselenggarakan secara terpadu, tertib, lancar, aman, nyaman dan efisien untuk menunjang dinamika pembangunan, salah satunya pariwisata. Untuk menciptakan efektifitas pelayanan angkutan sungai, danau dan penyeberangan terhadap wisatawan penyedia jasa diharapkan bisa memenuhi harapan dari wisatawan, perlu adanya upaya untuk bisa memberikan pelayanan yang baik yang bisa memberikan kepuasan bagi wisatawan serta kenyamanan dan keamanan yang dirasakan selama perjalanan hingga sampai tujuan. Pelayanan memberikan dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan.

Tabel 1.2

Kinerja Pariwisata Berdasarkan Neraca Perjalanan Pariwisata (Travel Balance US $ Juta)

Tahun Inflow Outflow Net CIF

2004 4.798 3.507 1.291 2005 4.522 3.584 938 2006 4.448 4.030 418 2007 5.346 4.904 442 2008 7.377 5.397 1.981 2009 (Q1-3) 4.619 3.575 1.044

Sumber: BI Neraca Pembayaran Indonesia dan DepbudparTahun 2008 (Survey Outbond Setiap Tahun)

Dalam jangka panjang memungkinkan perusahaan memahami dengan seksama harapan serta kebutuhan pelanggan. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang memuaskan. Untuk mewujudkan transportasi yang efektif dan efisien harus diarahkan untuk peningkatan pelayanan dengan mempertemukan kepentingan

(5)

I-5 Studi Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan

Dalam Mendukung Pariwisata

atau harapan baik dari sisi penyedia maupun dari sisi pengguna jasa angkutan penyeberangan. Peningkatan pelayanan berkaitan dengan prasarana maupun sarana yang merupakan penunjang penting menuju penyelenggaraan transportasi secara efektif dan efisien, handal, berkualitas, aman dan biaya yang terjangkau.

Pengelolaan sektor Pariwisata dalam kegiatannya mengacu dan berdasarkan pada Undang-Undang No.10 tahun 2009 tentang Pariwisata. Industri Pariwisata merupakan industri jasa unik majemuk. Industri ini dapat maju dan berkembang bila didukung dan bekerjasama dengan semua sektor lainnya. Sebagai contoh : ditemukan obyek wisata potensial tapi tanpa dukungan infrastruktur pendukung transportasi serta fasilitas lain tentu objek tersebut tidak akan berkembang. Oleh karena itu diperlukan adanya kerjasama lintas sektor khususnya dengan Kementerian Perhubungan (ASDP). Indonesia negara kepulauan yang posisi letaknya strategis sehingga dapat menjadi negara penghubung antara benua Asia, Eropa dan Australia menjadi modal utama untuk menghubungkan benua-benua tersebut. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan 17.500 lebih pulau-pulau yang memiliki kekayaan alam dan budaya yang begitu majemuk dan banyak corak dan ragamnya. Perlu kita syukuri semua itu menjadi modal Pariwisata yang sangat besar potensinya untuk dikembangkan. Kekayaan alam, hasil tambang, flora, fauna, kekayaan budaya, adat istiadat, peninggalan kuno dll, dapat dijadikan modal Pariwisata yang potensinya sangat besar yang tidak akan habis sepanjang masa. Kebijakan pemerintah dibidang Pariwisata seperti di kemukakan diatas dalam Undang-Undang No.10 tahun 2009 tentang Pariwisata nampaknya baru sebatas aturan preventif untuk melindungi kekayaan alam dan budaya Indonesia. Itupun sudah dapat dinikmati pemerintah dan masyarakat, apalagi bila usaha proaktif pemasaran pariwisata ditingkatkan juga kerjasama lintas sektor semakin baik dan kompak, tentu akan lebih besar dan banyak keuntungannya yang dapat dinikmati. Bangsa Indonesia perlu mensyukuri terhadap kekayaan alam karunia Tuhan, kekayaan alam yang sungguh luar biasa ribuan pulau satu dengan lainnya berbeda, apalagi ragam budaya, suku-suku beraneka ragam adat-istiadat, senibudaya menjadi daya tarik pariwisata tak akan habis sepanjang masa. Indonesia sebagai negara berkembang belum dapat memaksimalkan kekayaan alam budaya yang begitu luar biasa. Perkembangan pariwisata Indonesia boleh dikatakan baru titik

(6)

I-6 Studi Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan

Dalam Mendukung Pariwisata

kecil yang berkembang secara alami. Andai pandai melihat kesempatan mengembangkan secara maksimal bidang pariwisata (tentu bebas - korupsi) , Indoensia akan makmur bahkan masyarakat kecil di daerah akan ikut merasakan dampak perkembangan pariwisata tersebut.

Wisatawan ke Indonesia (wisatawan aktif) lama kunjungan kurang lebih 1 - 3 hari, andaikan lama kunjungannya diperpanjang, daerah obyek & tujuan wisata diperbanyak, mudah dikunjungi, aktraksi budaya semakin beraneka ragam, tentu penerimaan devisa semakin meningkat. Industri Pariwisata merupakan sebuah usaha unik dan potensial, dimana jumlah wisata adalah target, namun demikian pariwisata perlu dukungan dari berbagai pihak/sektor dalam sistimatika industri pariwisata. Selain itu pariwisata juga merupakan penyerap / pengguna dari berbagai jenis industri (barang & jasa) lainnya yang sangat besar. Dapat dikatakan semua jenis industri diperlukan oleh sektor pariwisata.

Disadari bahwa pariwisata berpotensi luar biasa, namun perlu didukung oleh sektor lain misalnya : transportasi Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP). Negara Indonesia dikaruniai kekayaan alam dan pulau yang ribuan jumlahnya, dimana semuanya dikelilingi oleh air, tentu perlu sekali sarana penghubung angkutan air (ASDP), belum lagi ada beberapa pulau dengan sungai-sungainya yang cukup besar tentu lebih memerlukan lagi sarana tersebut.

Banyak obyek wisata baru khususnya di daerah Indonesia Timur kepulauan Nusantara sedangkan sarana penghubungnya kurang memadai, baik pemerintah maupun swasta masih kurang berminat untuk mengembangkan sarana tersebut. Kemungkinan kalau ada itupun bersifat tradisional sekali karena didorong oleh kebutuhan hidup yang sangat mendesak. Disinilah perlunya pemerintah menjadi pionir untuk membangun sarana-prasarana perhubungan ASDP supaya ada gerak pemerataan pembangunan ke daerah-daerah terpencil.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan diharapkan dapat menjadi motor penggerak investor dan pengusaha pribumi ikut menjadi penerus, sehingga roda perekonomian terus berkembang dengan berbagai macam kebutuhan hidup. Kebijakan pemerintah sudah ada seperti Pos, sekarang sudah hampir mencapai

(7)

I-7 Studi Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan

Dalam Mendukung Pariwisata

pelosok pedesaan di seluruh Indonesia. Listrik menyusul gerak selanjutnya khususnya ASDP memang masih belum nampak bergerak terutama di daerah timur Indonesia. Apalagi sebagai pendukung suksesnya perkembangan industri pariwisata dari hari kehari terus terdengar perkembangannya baik alam dengan hasil bumi, pertambangan, binatang langka serta obyek wisata mempesona. Peluang tersebut memang perlu segera dikaji guna mengambil manfaat segera sekaligus upaya mengatasi krisis berkepanjangan. Komodo adalah sisa binatang purba di dunia, ini dapat menjadi daya tarik penting atau langka dan diperkirakan hanya ada di Indonesia, tepatnya dipulau Komodo. Namun demikian sarana penghubung ASDP sangat langka, tentu hal ini menjadikan penghambat sehingga batal niat kunjungan wisatawan menuju pulau tersebut. Apalagi kekayaan lain di pulau dan keindahan laut sekitarnya sebagai contoh pulau Flores dengan danau tiga warna (Kelimutu).

Selanjutnya untuk pengembangan dan pemasaran pariwisata perlu diperhatikan : 1. Accessibility

2. Atraction

3. Amenitis (keramahan)

Selain hal tersebut diatas pengembangan pariwisata perlu kerja sama lintas sektor secara terpadu dan kesinambungan. ASDP adalah salah satu sektor sangat penting guna menunjang pembangunan negara dan bangsa, karena ASDP penghubung guna kelancaran antar pulau juga sekaligus bermanfaat bagi kelancaran perkembangan pariwisata. ASDP dapat menjadi motor penggerak sektor terkait lainnya sehingga menyatukan ribuan pulau menjadi satu kesatuan. Namun yang mampu disediakan masih sangat terbatas, fasilitas ASDP sangat kurang seperti : dermaga, kapal penyebarangan, klotok, bandung dan kapal kecil lainnya masih sangat kurang.

Dasar Hukum dan Kebijakan yang terkait dengan pelayanan ASDP dalam meningkatkan pelayanan sektor pariwisata:

1. UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran;

2. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah; 3. Undang-undang No.10 tahun 2009 Tentang Pariwisata

(8)

I-8 Studi Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan

Dalam Mendukung Pariwisata

4. PP No. 61 Tahun 2009, Tentang Kepelabuhan; 5. PP No. 5 Tahun 2010, Kenavigasian;

6. PP No. 21 Tahun 2010 Tentang Perlindungan Lingkungan Maritim;

7. PP No. 22 Tahun 2011, Tentang Perubahan atas PP No. 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan.

8. KM No PM 3/ L / PHB-77 tanggal 18 Mei 1977 Tentang Perambuan Lalu Lintas Perairan Pedalaman di Indonesia;

9. Permenhub No. 26 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan;

Berdasarkan uraian di atas, maka Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Darat Dan Perekeretaapian bersama Tim Konsultan melakukan studi dengan judul “Studi

Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan Dalam Mendukung Pariwisata”.

B. RUMUSAN MASALAH

Peningkatan pelayanan ASDP dalam menunjang Sektor Pariwisata ini tidak hanya dilakukan dengan peningkatkan sarana dan prasarana saja, tetapi harus diimbangi dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusianya. Oleh karena itu perlu adanya standar pelayanan yang jelas mengenai Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan sehingga pelayanan dapat memenuhi kebutuhan para wisatawan. Secara rinci rumusan masalah di atas dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran mengenai pelayanan Angkutan Sungai Danau dan

Penyeberangan sebagai unit kerja pemerintah dalam menunjang penyelenggaraan pariwisata nasional dewasa ini ?

2. Bagaimana rumusan pelayanan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan sebagai unit kerja pemerintah dalam menunjang penyelenggaraan pariwisata nasional ?

C. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud Kegiatan

(9)

I-9 Studi Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan

Dalam Mendukung Pariwisata

angkutan sungai danau penyeberangan dalam mendukung pariwisata, serta merumuskan langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan pemerintah dalam hal ini adalah Departemen Perhubungan untuk meningkatkan peran dan fungsi ASDP terhadap suksesnya sektor pariwisata sehingga peran dan fungsi tersebut dapat lebih efektif dan efesien.

2. Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan adalah terselenggaranya pelayanan angkutan sungai, danau dan penyeberangan dalam mendukung pariwisata yang lebih efektif dan efisien. Melalui studi ini, diharapkan peran dan fungsi ASDP terhadap suksesnya sektor pariwisata lebih terbuka dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk peningkatan pelaksanaan pembangunan di sektor pariwisata.

D. RUANG LINGKUP PENELITIAN. 1. Uraian Kegiatan

Uraian kegiatan / ruang lingkup dari studi ini sebagai berikut:

1) Inventarisasi Peraturan Perundang-undangan tentang sarana dan prasarana angkutan sungai, danau dan penyeberangan;

2) Inventarisasi Kebijakan tentang pelayanan dan pengembangan sarana dan prasarana angkutan sungai, danau dan penyeberangan dalam mendukung pariwisata di Indonesia;

3) Inventarisasi sarana dan prasarana angkutan sungai, danau dan penyeberangan dalam mendukung pariwisata di Indonesia;

4) Inventarisasi pelayanan angkutan sungai, danau dan penyeberangan dalam mendukung pariwisata di Indonesia;

5) Mengidentifikasi obyek-obyek pariwisata di Indonesia yang perlu didukung transportasi SDP;

6) Melakukan analisis dan evaluasi pengembangan sarana dan prasarana angkutan sungai, danau dan penyeberangan dalam mendukung pariwitasa di masa mendatang (tahun 2030).

7) Menyusun konsep pengembangan pelayanan angkutan sungai, danau dan penyeberangan dalam mendukung pariwisata di Indonesia;

(10)

I-10 Studi Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan

Dalam Mendukung Pariwisata Medan, Denpasar, Kendari, Sorong, dan Kupang 2. Batasan Kegiatan

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, maka studi ini dibatasi pada Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan dalam mendukung Pariwisata berupa penyusunan konsep peningkatan kualitas dan pelayanan dalam meningkatkan peran ASDP dalam upaya peningkatan sektor pariwisata.

E. SISTEMATIKA.

Dalam penyusunan studi ini akan diuraikan secara singkat mengenai materi laporan bab per bab, sehingga akan mudah memahami isi dan permasalahan yang dibahas. Untuk lebih jelasnya laporan ini dipersiapkan dalam 5 (lima) bab, yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup, sistematika laporan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dikemukakan secara sistematis kajian teoritis dan konsep, kajian sebelumnya, kerangka konseptual dan definisi dan istilah yang berhubungan dengan rumusan permasalahan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan dalam menunjang sektor Pariwisata.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan dijelaskan rancangan penelitian, hasil yang diharapkan, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, tahapan studi, dan pola pikir yang terkait dengan ruang lingkup studi.

(11)

I-11 Studi Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai Danau Dan Penyeberangan

Dalam Mendukung Pariwisata BAB IV PENGUMPULAN DATA

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum wilayah survey, Lintasan ASDP berdasarkan wilayah survey, jaringan pariwisata berdasarkan wilayah survey, dan hal-hal lain non transport dan non serta pariwisata serta gambaran kinerja ASDP

BAB V PROGRAM KERJA DAN TINDAK LANJUT

Dalam bab ini akan berisikan rencana selanjutnya yaitu Rancangan Laporan Akhir (Draft Final Report), yang berisikan analisis dan evaluasi dari hasil pengamatan data dan informasi yang tertuang dalam dalam Laporan Antara (Interim Report) ini, serta menampilkan rekomendasi sementara atas permasalahan pokok studi.

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan-kegiatan pokok yang akan dilaksanakan meliputi: (1) Pemantapan koordinasi ketahanan pangan yang dilaksanakan oleh lintas sektor dan lintas wilayah; (2)

Dari permasalahan dan isu seperti tersebut diatas antara di Malaysia dan Indonesia, maka penulis tertarik untuk melakukan kajian penelitian terhadap proses perencanaan

Model pembelajaran tematik terpadu berbasis inkuiri untuk meningkatkan pencapaian nilai-nilai karakter pada siswa SD penting dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan guru,

Untuk sektor ekonomi, pariwisata menjadi salah satu sub sektor ekonomi yang sedang berkembang, dengan didukung dengan potensi yang dimiliki oleh negara Indonesia

Sejalan dengan analisis tersebut, maka perlu dikembangkan buku teks tematik terpadu secara operasional dan prosedural di sekolah dasar kelas IV di Kabupaten Ngawi melalui

Salah satu komoditi perkebunan andalan yang dapat mengambil peran dalam pembangunan sektor pertanian, yang menjadi bahan baku industri adalah kopi.. Kopi memegang peranan

Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat berperan dalam proses pembangunan dan pengembangan wilayah yaitu dalam memberikan kontribusi bagi

Namun, dari kedua metode tersebut, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut guna mengungkapkan metode mana yang lebih berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan