NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Sinyalemen dari teknikal mengkofirmasikan momentum up reversal bagi iHSG dalam pekan ini. Sinyal tersebut terkonfirmasi dari indikator MACD dan Stochastic terbentuk pola golden cross bagi indeks. Sinyal cadle chart juga mengkonfirmasikan positif. Support level bagi IHSG 4790 dan resistance level di 4878.esistance
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4799.964 +36.849 6,408.24 5,402.94
LQ-45 826.716 +7.262 1,512.07 3,948.20
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
IHSG ditutup menguat sebesar 36,85 poin (0,77%) dari level 4.763,12 ke level 4.799,96 pada perdagangan hari Rabu (11/5) ditopang katalis positif dari pasar domestik. Dari domestik, posisi cadangan devisa RI mengalami kenaikan pada akhir April 2016. Bank Indonesia mencatat, cadangan devisa April menjadi US$ 107,7 miliar atau setara Rp 1.435,9 triliun, sementara bulan sebelumnya hanya US$ 107,5 miliar. Peningkatan tersebut dipengaruhi penerimaan cadangan devisa dari hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) dan penerimaan lain. Analis memperkirakan bahwa posisi tersebut cukup untuk membiayai 8,1 bulan impor atau 7,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa yang mengalami kenaikan ini juga berada di atas standar kecukupan internasional, yakni sekitar tiga bulan impor. Dengan begitu, cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, penjualan ritel pada Maret tumbuh 11,6 persen dibandingkan bulan yang sama 2015, sekaligus berakselerasi lebih cepat dari bulan sebelumnya, berkat penjualan yang lebih baik di sektor suku cadang dan aksesori serta peralatan rumah tangga. Pada saat yang sama, Bank Indonesia juga merilis angka revisi untuk pertumbuhan penjualan ritel pada Februari yakni sebesar 10,6 persen dari sebelumnya 9,9 persen. Dari pasar regional, data inflasi China juga turut memberikan angin segar bagi pergerakan saham. Indeks Shanghai Composite ditutup menguat 4,4 poin (0,16%) dari level 2.832,59 ke level 2.837,04. Sebaliknya, indeks Hang Seng ditutup melemah 187,39 poin (0,93%) dari level 20.242,68 ke level 20.055,29, tertekan oleh turunnya kinerja perusahaan keuangan di tengah spekulasi pemerintah pusat akan menahan diri untuk menambah stimulus. Dari Jepang, indeks Nikkei 225 ditutup menguat tipis sebesar 13,82 poin (0,08%) dari level 16.565,19 ke level 16.579,01 didukung penguatan pasar global dan regional. Akan tetapi, penguatan Yen telah membatasi pergerakan positif dari indeks Nikkei 225 akibat penguatan Yen membawa dampak negatif bagi para eksportir Jepang. Sementara itu, bursa Eropa mengawali pergerakan sahamnya di teritori merah setelah libur pada hari sebelumnya. Para investor berspekulasi mengenai kesepakatan tentang dana talangan (bailout) Yunani tahap berikutnya untuk mencegah krisis yang kian dekat.
Wakil Perdana Menteri Cina, menyatakan perekonomian Cina sedang menghadapi tekanan, tetapi pemerintah akan dapat memenuhi target pertumbuhan ekonomi di tahun 2016. Cina menetapkan target pertumbuhan PDB tahun 2016 sebesar 6,5%-7%. Cina akan mengurangi leverage dalam perekonomian, termasuk menghindari kebangkrutan dan tidak beralih ke stimulus berskala besar. Sementara survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja AS menunjukkan data lebih baik dari perkiraan. Lowongan pekerjaan meningkat menjadi 5,757 juta selama Maret 2016 dan merevisi angka Februari naik menjadi 4,608 juta. Hal itu mendorong lowongan pekerjaan sebesar 0,1% menjadi 3,9%. Pasar menanti data klaim pengangguran mingguan yang akan dirilis pada Kamis serta data penjualan ritel dan indeks harga produsen yang dirilis Jumat. Komitmen pemerintah Cina dan data ekonomi AS yang lebih baik itu bisa menjadi katalis di bursa saham global. Sentimen itu diperkirakan juga berimbas ke pasar modal Indonesia yang didukung oleh sejumlah katalis dalam negeri. Standard & Poor’s (S&P) memberi sinyal untuk menaikkan peringkat Indonesia ke level investment grade. Namun S&P akan melakukan kajian mendalam sebelum merilis secara resmi peringkat Indonesia. Keputusan itu baru akan dikeluarkan secara resmi satu bulan ke depan. S&P belum pernah memberikan peringkat
investment grade kepada Indonesia sebelumnya dan hanya
memberikan peringkat BB+ dengan positive outlook pada Mei 2015 dari outlook stable. S&P menyatakan pemerintah telah menunjukkan sikap yang benar dalam menata ekonomi Indonesia. Katalis lain adalah Pemerintah akan mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi XIII yang fokus pada pendalaman deregulasi sebelumnya yang membahas penyederhanaan ijin usaha. Pemerintah akan mengerjakan berbagai bidang dalam fokus tersebut. Paket kebijakan XIII ini bertujuan untuk mendorong laju perekonomian di masa datang. Bank Indonesia melaporkan Survei Penjualan Eceran bulan Maret 2016 secara tahunan meningkat. Indeks Penjualan Riil bulan Maret 2016 tumbuh 1,6% YoY dan 10,6% MoM. Namun BI memperkirakan penjualan eceran pada April 2016 melambat menjadi 11,3%. Selain itu diperkirakan masih terjadi kontraksi penjualan komoditas BBM yang melambat 14,8% dan penjualan barang lainnya melambat menjadi 13,5%, terutama komoditas sandang. Survei BI mengindikasikan terjadinya tekanan kenaikan harga pada Juni 2016 yang diperkirakan meningkat seiring kenaikan permintaan masyarakat pada bulan Ramadhan. Sejumlah sentimen dari eksternal dan domestik diperkirakan akan menjadi katalis di bursa saham Indonesia hari ini. Namun, pelemahan yang terjadi di pasar global, terutama penurunan indeks Wall Sreet pada Rabu dan melemahnya indeks saham di bursa utama Asia pada pembukaan perdagangan hari ini, bisa menjadi tekanan bagi IHSG hari ini.
DAILY REPORT
12 Mei 2016• TBIG bagi dividen Rp57/saham, akan terbitkan obligasi Rp5 triliun • PGAS perkirakan kinerja flat tahun ini
• Angkasa Pura, PGAS dan WIKA ekspansi PLTG Rp 3 triliun • WIKA finalisasi pinjaman CDB
• Proyek tol Trans Sumatera terancam terhenti karena masalah lahan • WSKT akan terbitkan obligasi Rp 2 T, tenor 3 tahun, bunga 9-10% • ADHI belum tanda tangani kontrak pekerjaan LRT sisi luar Jakarta • BBRI salurkan PMK Rp 7,5 triliun kepada ADHI
• BBRI salurkan kredit korporasi Rp 8 triliun periode Januari-April 2016 • BMRI salurkan kredit mikro Rp 45,47 T (+19,13% YoY) per April 2016 • Laba DNAR melonjak 356%
• BNLI sasar dana wealth management tumuh 40% • SSMS kembali berencana akuisisi perkebunan sawit • PBRX bagikan dividen Rp 2 per saham
• PBRX perbesar kapasitas produksi, tunda penambahan pabrik Ecosmart • MAIN siapkan capex Rp500 miliar
• UNVR akan tambah investasi USD 500 juta hingga tahun 2020 • Laba SILO per 1Q16 naik 17,35% YoY, pendapatan naik 28,41% • RUPS DMAS setuju bagi dividen tahun buku 2015 total Rp 11/saham • DMAS akan bangun Japan Town di CIkarang, Bekasi
• DMAS targetkan serap lahan kawasan industri 70%-80% di 1H 2016 • DMAS akan tambah landbank 135 ha di tahun 2016
• Kuartal I, PWON cetak marketing sales Rp594 miliar • CITA finalisasi pinjaman US$820 juta
• Bank Ganesha tetapkan harga IPO Rp103/saham
Support Level 4776/4753/4735
Resistance Level 4818/4835/4859
Major Trend Up
12 May 2016
12 May 2016
RUPST Tower Bersama Infrastruktur (TBIG) menyetujui
pembagian dividen tahun buku 2015 sebesar Rp262 miliar atau sebesar Rp57/saham. Porsi besaran nilai dividen tersebut setara dengan 18.5% dari laba 2015. Pembayaran dividen akan dilaksanakan pada 9 Juni 2016 dengan recording date pada 23 Mei 2016.
Tower Bersama Infrastructure (TBIG) tengah memproses penawaran umum berkelanjutan obligasi berdenominasi Rupiah senilai Rp5 triliun. Adapun hasil penerbitan obligasi tersebut akan digunakan untuk refinancing pinjaman.
Perusahaan Gas Negara (PGAS) memperkirakan kinerja perseroan sepanjang tahun ini akan landai karena sejumlah faktor. Kinerja pada kuartal I/2016 belum terlalu berbeda dengan realisasi pada periode yang sama 2015, di mana belum terdapat pertumbuhan signifikan. Dari 22 pelanggan perseroan, yang tumbuh kemungkinan hanya sektor makanan dan yang banyak turun adalah di sektor kelistrikan. Dengan mencermati kondisi tersebut, perseroan memperkirakan kinerja akan landai atau turun single digit sepanjang 2016.
Angkasa Pura (AP) II bersama Perusahaan Gas Negara (PGAS) dan Wijaya Karya (WIKA) membentuk perusahaan patungan (JV) dalam rangka ekspansi PLTG berkapasitas hingga 150 MW. Nilai investasi PLTG yang berlokasi di Bandara Soekarno-Hatta tersebut diperkirakan mencapai Rp 3 triliun. Tahap pertama, AP II akan membangun PLTG dengan kapasitas 60 MW senilai Rp 1 triliun. Dalam JV tersebut, AP II menguasai 51% saham, sedangkan sisanya PGAS dan WIKA. Adapun PGAS akan memasok gas alam sebanyak 14 juta kaki kubik per hari ke PLTG tersebut.
Perusahaan Gas Negara (PGAS) akan melebarkan lini usahanya untuk memasok kebutuhan bahan bakar pada bandara-bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura (AP). Aksi korporasi ini diharapkan mampu meningkatkan laju usaha PGN di masa mendatang. Dalam kerja sama dengan PT Angkasa Pura II terkait pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) 60 megawatt (MW), PGN akan memasok 14 MMSCFD. Langkah yang dilakukan itu tidak hanya untuk memasok PLTG, namun juga akan mensuplai untuk industri pendukung bandara lainnya seperti penggunaan gas bumi sebagai bahan bakar gas catering dan pemukiman sekitar bandara. Kerja sama ini akan melibatkan Wijaya Karya (WIKA) yang berperan sebagai jasa konsultan serta penyusunan studi kelayakan.
Wijaya Karya (WIKA) tengah memfinalisasi pinjaman dari China Development Bank (CDB) untuk keperluan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. WIKA menjadi salah satu pemegang saham PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dengan porsi kepemilikan 38%.
Waskita Karya (WSKT) pada 2016 menargetkan Rp 8 triliun dari divestasi sebagian kepemilikan saham di satu anak usaha dan penerbitan saham baru satu anak usaha lainnya melalui IPO. WSKT berencana mendivestasikan 30-40% kepemilikannya dalam Waskita Toll Road. Saat ini dalam proses uji tuntas dan ditargetkan transaksi terjadi pada Juli 2016. Dari divestasi tersebut, perseroan menargetkan perolehan dana Rp 4 triliun. Selain itu, WSKT berencana melakukan IPO saham atas anak usahanya yaitu Waskita Beton Precast (WBP) yang bergerak di bidang industri pabrikasi beton precast. WKST menargetkan penggalangan dana dari IPO saham WBP sebesar Rp 4 triliun.
Pembangunan jalan tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar, Lampung, sepanjang 140 kilometer yang dikerjakan oleh Waskita Karya (WSKT) terancam terhenti akibat belum tuntasnya pembebasan lahan. Sejak Februari 2016 hingga sekarang pengerjaan jalan tol terhenti akibat lahan yang belum dibebaskan. perusahaan diberikan, namun terhenti karena belum tuntasnya pembebasan lahan hingga sekarang. Dari 40 kilometer proyek pengerjaan jalan tol mulai dari Desa Sidomulyo hingga Kotabaru Lampung Selatan, perusahaan baru dapat mengerjakan jalan tol yang telah dirigid sepanjang 5 km. Seharusnya akhir Mei 2016 pembebasan lahan harus sudah tuntas. Perseroan pesimis pembangunan jalan tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar sesuai target mengingat belum tuntasnya pembebasan lahan.
Waskita Karya (WSKT) akan menerbitkan obligasi dengan mekanisme Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) II tahap I Tahun 2016 sebanyak-banyaknya Rp 2 triliun dari total Rp 5 triliun. Obligasi ini memiliki kisaran kupon bunga obligasi sebesar 9%-10%. Tenor obligasi selama 3 tahun. Obligasi ini tidak dijamin dengan jaminan khusus, tetapi dijamin dengan seluruh harta kekayaan perseroan, baik barang yang bergerak maupun tidak, baik telah ada maupun yang akan ada di lain hari. Seluruh dana dari penerbitan obligasi setelah dikurangi biaya emisi, sambung Tunggul, sebanyak 70% akan digunakan perseroan untuk modal kerja, dan sisanya 30% disuntik ke anak usaha. Perseroan
berencana mengakuisisi toll road pada tahun 2016 ini.
Proyek pengembangan Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek diyakini selesai sebelum penyelenggaraan Asian Games tahun 2018. LRT Jabodetabek yang sedang digarap oleh Adhi Karya (ADHI) nantinya meliputi ruas Ci bubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang, dan Cawang-Dukuh Atas. LRT Jabodetabek di tahun 2018 selesai sampai Dukuh Atas. Meski demikian ADHI belum menandatangani kontrak pekerjaan dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk sisi luar Jakarta dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk sisi dalam kota Jakarta. Perseroan akan menggunakan biaya penyertaan modal negara (PMN) dalam membiayai LRT Jabodetabek yang mencapai sebesar Rp 1,4 triliun. Perseroan berharap pekerjaan pembangunan LRT Jabodetabek bisa dikoordinasikan dan dibiayai oleh Kemenhub. Adhi Karya (ADHI) mengamankan pendanaan melalui kredit dari Bank Rakyat Indonesia (BBRI) senilai Rp7,5 triliun untuk membiayai kebutuhan belanja modal tahun ini. Perseroan akan menambah alokasi belanja modal tahun ini sekitar Rp100 miliar hingga Rp300 miliar. Penambahan tersebut diperlukan untuk investasi peralatan di proyek lights rail transit (LRT) dan jalan tol. Adapun fasilitas kredit dari BBRI terdiri dari pinjaman tunai sebesar Rp500 miliar sedangkan sisanya fasilitas pinjaman non tunai dalam beberapa bentuk antara lain bank garansi, kredit modal kerja impor, dan penangguhan jaminan impor. Fasilitas tersebut berjangka waktu 12 bulan dan dikenakan bunga 9,25%-9,5%. Tahap pertama, BRI menyalurkan fasilitas non cash loan sebesar Rp 7 triliun secara bertahap. Tahap kedua, cash loan sebesar Rp 500 miliar. ADHI meminta Jaminan Bank (bank garansi) dalam menjalankan proyeknya.
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) pada periode Januari-April 2016 telah menyalurkan kredit korporasi sebesar Rp 8 triliun
secara year to date . Kredit yang disalurkan itu banyak mengarah
ke proyek infrastruktur pemerintah. Secara outstanding kredit
korporasi BRI sebesar Rp 40 triliun per April 2016. Penggunaannya secara bertahap. Ke depan perusahaan di sektor tol perusahaan BUMN disinyalir akan masuk untuk meraih kredit
12 May 2016
12 May 2016
dari BRI. Perusahaan itu adalah Jasa Marga (JSMR) dan anak usaha Waskita Karya (WSKT), yaitu Waskita Toll Road.
Hingga April 2016, Bank Mandiri (BMRI) telah menyalurkan kredit mikro sebesar Rp 45,47 triliun, naik 19,13% YoY. Target pertumbuhan penyaluran kredit mikro tahun 2016 sekitar 21,6%. Dalam penyaluran kredit ini, perseroan memanfaatkan jaringan bisnis mikro yang meliputi 994 cabang mikro, 1427 unit mikro dan 652 kios mikro di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, hampir 56% jaringan mikro Mandiri berada di luar Pulau Jawa. Hingga 7 Mei 2016 penyaluran KUR mencapai Rp 5,92 triliun kepada 119.005 debitur. Nilai tersebut setara dengan 45,5% dari target penyaluran KUR tahun 2016 sebesar Rp13 triliun, dimana Rp 6,5 triliun dialokasikan untuk KUR Ritel, Rp 6 triliun untuk KUR Mikro serta Rp 500 miliar untuk KUR Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Secara sektor, penyaluran KUR Bank Mandiri masih didominasi oleh bidang usaha perdagangan hampir 77%, diikuti oleh sektor jasa dan sektor Industri. Secara regional, penyaluran KUR terbesar dilakukan di Provinsi Jawa Timur, yakni kepada 19.165 debitur senilai Rp 851,16 miliar.
Penyaluran kredit mikro Bank Mandiri (BMRI) terus menunjukkan tren positif dalam empat bulan pertama tahun ini. Hingga April 2016, perusahaan telah menyalurkan kredit mikro sebesar Rp45,47 triliun, naik 19,13% dari penyaluran April 2015. Dari jumlah tersebut, 56% jaringan mikro BMRI berada di luar Pulau Jawa. BMRI memasang target pertumbuhan penyaluran kredit dengan plafon maksimal Rp200 juta tersebut adalah sekitar 21,6% tahun ini. Penyaluran KUR BMRI secara sektoral masih didominasi oleh bidang usaha perdagangan yang hampir mencapai 77%. Porsi besar lainnya diikuti oleh sektor jasa dan sektor industry. Bank Dinar Indonesia (DNAR) membukukan pertumbuhan drastic atas laba setelah pajak 356,3% sebesar Rp14,02 miliar pada 2015. Pertumbuhan kinerja perusahaan meningkat signifikan di tengah kondisi perbankan nasional yang membukukan penurunan laba minus 6,72%. Realisasi tersebut melampaui target yang ditetapkan untuk tahun 2015 sebesar Rp11,67 miliar.
Bank Permata (BNLI) menargetkan bisnis wealth management perusahaan tahun ini tumbuh 30-40%. Hingga akhir 2016. Perusahaan menyasar dana kelolaan (asset under management) wealth management sebesar Rp12-13 triliun. Hingga kuartal pertama tahun ini, BNLI telah mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan wealth management sebesar 38% YoY mencapai Rp10 triliun.
Pan Brothers (PBRX) menyetujui pembagian dividen untuk tahun buku 2015 sebesar Rp 12,9 miliar atau Rp 2 per saham. Nilai tersebut setara 10% dari laba bersih tahun lalu.
Pan Brothers (PBRX) menggulirkan ekspansi bisnis senilai US$12 juta dengan mengakuisisi dua pabrik milik PT Berkah Indo Garment dan membagnun pabrik baru milik anak usaha PT Teodore Pan Garmindo guna mendorong kapasitas produksi menjadi 90 juta potong pada 2016. Rencana penambahan empat pabrik baru di bawah bendera anak usaha PT Eco Smart Garment Indonesia harus ditunda. Pasalnya, perseroan mengalami kendala kekurangan sumber daya manusia di level middle management. Pan Brothers (PBRX) menunda penambahan tiga pabrik Ecosmart yang seharusnya dimulai tahun ini karena perseroan belum menemukan tenaga kerja untuk posisi middle management. Ecosmart adalah perusahaan patungan dengan Mitsubishi Corporation. Tahun ini, PBRX memilih fokus membangun pabrik di
Tasikmalaya, Jawa Barat. Kapasitas pabrik ini nantinya 6-7 juta pieces per tahun, namun dapat ditingkatkan hingga 14 juta. Untuk tahap awal, perseroan akan keluarkan sekitar USD 10 juta untuk pabrik dengan utilitas 50%. Rencananya akan selesai pada kuartal akhir tahun ini. Tahun ini, PBRX akan meningkatkan kapasitas dari 70 juta pieces per tahun menjadi 90 juta pieces. Cita Mineral Investindo (CITA) akan menjaminkan sebesar 30% sahamnya pada anak usaha, yaitu PT Well Harvest Winning Alumina Refinery, senilai US$58,81 juta yang akan digunakan untuk mendanai bridging loan facility dan pembiayaan tahap I serta tahap II pembangunan pengolahan permunia Well Harvest. Sementara fasilitas modal kerja digunakan selama pembangunan smelter Well Harvest berlangsung. Jaminan ini sebagai bagian dari rencana untuk mendapatkan pinjaman sebesar US$820 juta. Well Harvest menjajaki fasilitas dalam bentuk secured commercial term loan facility (TLF) senilai US$800 juta dan fasilitas modal kerja US$20 juta. Tingkat bunga pinjaman ditentukan berdasarkan sumber kreditur. Kreditur dalam negeri menawarkan bunga dengan LIBOR plus 4-5% per tahun untuk tahun ke 1-3 dan LIBOR 4,25-5,50% per tahun setelah tahun 3. Sementara tingkat bunga kreditur luar negeri sebesar LIBOR plus 3,50-4,50% per tahun untuk tahun ke 1-3 dan LIBOR plus 3,75-5% per tahun setelah tahun 3.
Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) kembali berencana mengakuisisi sejumlah perkebunan sawit di Kalimantan Tengah. Perusahaan sawit yang akan diakuisisi terletak di Kalimantan Tengah. Langkah akuisisi diharapkan dapat meningkatkan potensi produksi dan meningkatkan sinergi operasional perseroan. Unilever Indonesia (UNVR) yang berencana menambah investasi sebesar USD 500 juta hingga tahun 2020. Investasi ini dilakukan guna mendorong ekspansi bisnis perseroan di masa mendatang. Dana investasi didatangkan dari kas internal perseroan. Dana investasi USD 500 juta dalam bentuk uang tunai akan dipergunakan untuk menambah kapasitas, utilitas, dan lainnya. Tanah perseroan masih cukup besar, sehingga bisa melakukan perluasan pabrik, tambah mesin dan lain-lain.
Malindo Feedmill (MAIN) siapkan capex 2016 sebesar Rp400-500 miliar untuk pengembangan bisnis berupa pengembangan feedmill, breeding boiler serta pembangunan pabrik pakan ternak di Sumatera Selatan. Perseroan juga berupaya untuk mengurangi beban biaya dengan melakukan hedging terhadap pinjaman valas serta akan mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku ekspor seperti pakan ayam. Saat ini perseroan memiliki utang bank dalam bentuk USD sebesar USD 6.53 juta dan utang bank jangka pendek senilai USD 915,293.
Siloam International Hospitals (SILO) mencatatkan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada entitas induk per kuartal I 2016 sebesar Rp 40,51 miliar, atau tumbuh 17,35% dari sebelumnya Rp 34,52 miliar. Pendapatan Siloam mencapai Rp 1,25 triliun atau naik 28,41% dari pendapatan Rp 976,38 miliar di kuartal I 2015. Pendapatan banyak didorong dari beberapa lini bisnis, yaitu bisnis rawat inap mencapai Rp 773,95 miliar, rawat jalan mencapai Rp 479,89 miliar. Tahun 2016, perseroan siap mengoperasikan 7 rumah sakit baru. Di awal tahun, SILO telah mengoperasikan satu rumah sakit baru di Labuhan Bajo Nusa tenggara Timur yang menjadi rumah sakit ke-21 SILO.
Pakuwon Jati (PWON) membukukan prapenjualan (marketing sales) sebesar Rp594 miliar pada kuartal I-2016 atau turun 50,5% dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp1,2
12 May 2016
12 May 2016
triliun. Jumlah tersebut setara dengan 19,41% dari total marketing sales yang dibukukan sepanjang 2015 sebanyak Rp3,06 trliun. Marketing sales berasal dari penjualan property di empat proyek andalan, yaitu Kota Kasablanka, Tunjungan City, Pakuwon City dan Supermal Pakuwon Indah. Mekipun marketing sales turun, pendapatan PWON tercatat tumbuh 6,7% menjadi Rp1,24 triliun. Pendapatan dari sewa pusat perbelanjaan menjadi penyumbang terbesar dengan porsi 39,2%. Selain itu, pendapatan juga disumbang dari penjualan rumah tapak dan apartemen dengan pangsa masing-masing 25,2% dan 23,5%.
Pakuwon Jati (PWON) meyakini kontribusi dari proyek-proyek di Jakarta diperkirakan terus tumbuh seiring pengakuan pendapatan dari fase kedua apartemen di Kota Kasablanka. Perusahaan juga akan menggarap lahan seluas 4,2 hektare (ha) di kawasan TB Simatupang. Lahan tersebut diakuisisi senilai Rp490 miliar.
RUPS Puradelta Lestari (DMAS) menyetujui untuk membagikan dividen final tahun buku 2015 sebesar Rp 530 miliar atau setara dengan Rp 11 per saham. Dividen ini akan dibagikan pada 31 Mei 2016. Sebelumnya DMAS telah membagikan dividen interim tunai sebesar Rp 578 miliar pada November 2015. Total dividen tunai yang dibagikan DMAS untuk tahun buku 2015 sebesar Rp 1,1 triliun.
Puradelta Lestari (DMAS) berencana membangun kawasan hunian khusus orang-orang Jepang, yakni Japan Town, di kawasan terpadu Kota Delta Mas, Cikarang, Bekasi. Selain hunian, kawasan ini akan dilengkapi dengan pusat pendidikan dan restoran Jepang. Saat ini Japan Town masih tahap desain. Puradelta Lestari (DMAS) akan memprioritaskan pengembangan area komersial dan residensial pada tahun 2017 di kawasan terpadu Kota Delta Mas, Cikarang, Kabupaten Bekasi. Pengembangan tersebut dilakukan bertahap. Tahun 2017 dipilih untuk kembali mengembangkan residensial dan komersil, karena pada tahun 2017 perusahaan automotif Mitsubishi mulai beroperasi. Nantinya jenis residensial yang dikembangkan ialah jenis landed house atau rumah tapak dengan lahan yang sudah disiapkan seluas lebih 500 hektar.
Puradelta Lestari (DMAS) menargetkan penyerapan lahan untuk kawasan industri di semester I 2016 mencapai 70%-80% dari target tahunan sebesar 50 hektar. Perseroan optimis target tersebut dapat tercapai karena dalam setahun ini ada lima investor yang sedang digarap, dua di antaranya sudah mendekat proses final. Namun jika target tersebut tidak tercapai tahun ini, penggarapan investor dapat dilakukan di tahun 2017. Hingga kuartal I 2016 sudah mencapai 2,2 hektar.
Puradelta Lestari (DMAS) berencana menambah landbank sebesar 135 ha pada tahun 2016. Saat ini perseroan memiliki cadangan lahan seluas 1.730 hektar. Total luas area pengembangan DMAS sebesar 3.050 ha. Setengah dari luas itu untuk residensial dan komersial, yang dikembangkan mulai tahun 2000-an. Namun pengembangan lahan untuk industri beberapa tahun belakangan sampai saat ini masih dikedepankan. Hal tersebut dilakukan untuk menghidupkan terlebih dahulu kawasan tersebut. Baru dua tahun ke depan komersil dan residensialnya bisa berjalan baik.
Bank Ganesha diestimasi meraup dana Rp782 miliar dari hasil penawaran umum perdana atau initial public offerings (IPO) dan private placement salah satu pemegang saham. Berdasarkan
hasil penawaran umum, perusahaan akan melepas 5,37 miliar saham kepada public dengan harga Rp103 per saham. Bank Ganesha akan meraup dana sebesar Rp553,34 miliar dari IPO. Jumlah tersebut lebih rendah dari target semula sebesar Rp620 miliar - Rp640 miliar dari pelepasan 6,1 miliar lembar saham. Selain dari IPO, Bank Ganesha juga diperkirakan mendapat dana segar sebesar Rp228,65 miliar dari Equity Development Investment (GSMF) lewat penerbitan saham baru.
12 May 2016
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 45.92 -0.31 TLKM (US) 56 18,649 549
Natural Gas (US$)/mmBtu 2.16 -0.01 ANTM (GR) 0.04 563 -30
Gold (US$)/Ounce 1277.78 0.59
Nickel (US$)/MT 8885.00 175.00
Tin (US$)/MT 17225.00 65.00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 50.40 -12.00
Coal (RB) (US$)/MT* 53.55 -9.81
CPO (ROTH) (US$)/MT 702.50 0.00
CPO (MYR)/MT 2681.00 24.50
Rubber (MYR/Kg) 707.50 2.50
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 689.28 -14.26
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F
Market Cap (USD
Bn)
USA DOW JONES INDUS. 17711.12 -1.21 1.64 16.51 14.67 3.01 2.87 5,219.8
USA NASDAQ COMPOSITE 4760.69 -1.02 -4.93 20.58 17.45 3.31 3.02 7,450.1
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6162.49 0.09 -1.28 16.44 14.01 1.70 1.65 1,509.6
CHINA SHANGHAI SE A SH 2968.93 0.16 -19.85 12.83 11.30 1.35 1.24 3,687.0
CHINA SHENZHEN SE A SH 1873.38 -0.62 -22.44 25.69 20.81 2.93 2.64 2,940.7
HONG KONG HANG SENG INDEX 20055.29 -0.93 -8.48 10.78 9.78 1.01 0.95 1,630.7
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4799.97 0.77 4.51 15.11 13.13 2.25 2.04 383.2
JAPAN NIKKEI 225 16579.01 0.08 -12.90 15.91 14.57 1.37 1.29 2,749.0
MALAYSIA KLCI 1644.58 0.53 -2.83 15.85 14.67 1.66 1.57 240.7
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2732.87 -0.30 -5.20 12.30 11.70 1.04 1.00 279.9
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13,309.00 23.00 1000 IDR/ USD 0.08 -0.0001
EUR/IDR 15,204.87 47.75 EUR / USD 1.14 -0.0002
JPY/IDR 122.73 0.27 JPY / USD 0.01 0.0000
SGD/IDR 9,731.50 15.25 SGD / USD 0.73 -0.0010
AUD/IDR 9,792.60 17.11 AUD / USD 0.74 -0.0017
GBP/IDR 19,212.74 20.40 GBP / USD 1.44 -0.0012
CNY/IDR 2,048.01 1.44 CNY / USD 0.15 0.0005
MYR/IDR 3,298.39 15.26 MYR / USD 0.25 0.0007
KRW/IDR 11.40 0.07 100 KRW / USD 0.09 0.0004
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.50 JIBOR (IDR) Indonesia 6.04
BI Rate (%) Indonesia 6.75 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.00 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.03
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.03
PBOC Rate (%) China 4.35 SHIBOR (RENMINBI) China 2.84
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description April-16 March-16 Description Rate (%)
Inflation YTD % 0.16 0.62 SBI (9M) 6.60
Inflation YOY % 3.60 4.45 SBIS (9M) 6.60
Inflation MOM % -0.45 0.19 SBI (12M) 6.75
Foreign Reserve (USD) 107.71 Bn 107.54 Bn SBIS (12M) 6.75
12 May 2016
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
12 May US Monthly Budget Statement Turun menjadi $110.0 Bn dari $156.7 Bn
12 May US Import Price Index MoM Naik menjadi 0.6% dari 0.2%
12 May US Import Price Index YoY Naik menjadi -5.3% dari -6.2%
12 May US Initial Jobless Claims Turun menjadi 270 ribu dari 274 ribu
12 May US Continuing Claims Turun menjadi 2120 ribu dari 2121 ribu
13 May Indonesia BoP Current Account Balance --
13 May US Retail Sales Advance MoM Turun menjadi -0.4% dari -0.3%
13 May US PPI MoM Naik menjadi 0.3% dari -0.1%
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
HMSP IJ 98500 1.55 6.59 LPPF IJ 18500 -2.63 -1.38 ASII IJ 6650 1.92 4.78 BBRI IJ 10000 -0.50 -1.15 BMRI IJ 9625 1.85 3.82 MNCN IJ 2110 -2.76 -0.81 UNVR IJ 44300 0.85 2.70 EMTK IJ 8950 -1.65 -0.80 BBNI IJ 4680 2.63 2.09 EXCL IJ 3310 -2.36 -0.65 PGAS IJ 2390 3.91 2.06 BBCA IJ 13150 -0.19 -0.58 UNTR IJ 14075 4.07 1.94 SCMA IJ 3090 -0.96 -0.41 TLKM IJ 3720 0.54 1.90 LPKR IJ 940 -1.57 -0.33 SMGR IJ 9650 2.66 1.40 CPIN IJ 3400 -0.58 -0.31 CTRA IJ 1290 7.50 1.30 VIVA IJ 350 -4.89 -0.28
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
PT Bank Ganesha Banking & Finance
102-105 6100.00 TBA TBA Indo Premier Securities
PT Buyung Poetra Sembada
12 May 2016
12 May 2016
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
BMTR 5.00 Cash Dividend 11 May-16 12 May-16 16 May-16 03 Jun-16
MNCN 42.00 Cash Dividend 11 May-16 12 May-16 16 May-16 01 Jun-16
NELY 4.00 Cash Dividend 11 May-16 12 May-16 16 May-16 03 Jun-16
MYOH $0.0036 Cash Dividend 12 May-16 13 May-16 17 May-16 03 Jun-16
KPIG 6.00 Cash Dividend 13 May-16 16 May-16 18 May-16 09 Jun-16
INTP 415.00 Cash Dividend 17 May-16 18 May-16 20 May-16 10 Jun-16
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
GOLD Tender Offer - 535.00 -- -- 22 Apr – 22 May’16
BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 TBA TBA TBA
BSIM Rights Issue 13:1 400.00 04 May’16 09 May’16 13 May – 26 May’16
BBYB Rights Issue 5:4 115-150 10 May’16 13 May’16 17 May – 23 May’16
EXCL Rights Issue 100:32 TBA 13 May’16 16 May’16 20 May – 26 May’16
BNLI Rights Issue TBA TBA 17 May’16 18 May’16 24 May – 30 May’16
AALI Rights Issue 4:1 TBA 30 May’16 31 May’16 06 Jun – 10 Jun’16
ACST Rights Issue 5:3 TBA 08 Jun’16 09 Jun’16 15 Jun – 21 Jun’16
RMBA Rights Issue 36:145 480.00 09 Jun’16 10 Jun’16 16 Jun – 22 Jun’16
BINA Rights Issue TBA TBA 10 July’16 11 July’16 15 Jul – 21 Jul’16
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
TRST RUPST 12-May-16
MKPI RUPST 12-May-16
AKKU RUPST/LB 12-May-16
BAYU RUPST 12-May-16
SRSN RUPST 13-May-16
SMGR RUPST 13-May-16
MCOR RUPST 13-May-16
HRUM RUPST 16-May-16
DLTA RUPST 17-May-16
SIPD RUPST 17-May-16
RAJA RUPST 18-May-16
SCMA RUPST 18-May-16
ADMF RUPST 18-May-16
GDYR RUPST 18-May-16
PNBN RUPST/LB 19-May-16
ROTI RUPST 19-May-16
EMTK RUPST 19-May-16
BSDE RUPST 19-May-16
DUTI RUPST 19-May-16
BAPA RUPST 20-May-16
RALS RUPST 20-May-16
ACES RUPST 20-May-16
12 May 2016
12 May 2016
UNTR
TRADING BUY
S1 13700 R1 14275 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 13125 R2 14850
Closing
Price 14075
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band Prediksi • Trading range Rp 13700-Rp 14275
• Entry Rp 14075, take Profit Rp 14275
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 6.26 Positif
MACD 10.07 Positif
True Strength Index (TSI) -56.98 Positif
Bollinger Band (Mid) 15373 Negatif
MA5 14010 Positif 14,000 15,000 16,000 17,000 18,000 19,000 20,000 21,000
November December 2016 February March April May UNTR Upward Sloping Channel
15,372.5 14,600 14,359.4 14,075 14,075 14,075 14,010 15,567.9 15,567.9 16,689.7 17,100 17,850 17,850 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 UNTR - Stochastic %D(6,3,3) = 13.09, Stochastic %K = 19.25, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
19.2546 13.0879 13.0879 19.2546 20 80 -400 -300 -200 -100 0 100 200 300 400 0 UNTR - MACD (5,3) = 140.28, Signal() = 196.67
140.283 196.67 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 UNTR - TSI(3,5,3) = -56.98, Volume() = 5,425,300.00
-56.9817 -63.4501 0.00000 5,425,300
UNTR - William's % R(14) = -81.21, Volume() = 5,425,300.00 -81.2081 5,425,300
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
SMRA
TRADING BUY
S1 1395 R1 1465 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 1325 R2 1535
Closing
Price 1435
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band Prediksi • Trading range Rp 1395-Rp 1465
• Entry Rp 1435, take Profit Rp 1465
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 9.11 Positif
MACD -26.49 Positif
True Strength Index (TSI) -63.19 Positif
Bollinger Band (Mid) 1536 Negatif
MA5 1419 Positif 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700 1,800
November December 2016 February March April May
SMRA Downward Sloping Channel
1,468.13 1,445.56 1,445.56 1,435 1,435 1,435 1,419 1,470 1,536.25 1,658.95 1,658.95 1,662.95 1,700 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 SMRA - Stochastic %D(6,3,3) = 10.55, Stochastic %K = 17.87, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
17.8712 10.5487 10.5487 17.8712 20 80 -50.0 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 SMRA - MACD (5,3) = 15.50, Signal() = 23.42
15.4983 23.4154 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 SMRA - TSI(3,5,3) = -63.19, Volume() = 37,794,200.00
-63.1878 -71.6791 0.00000
37,794,20
SMRA - William's % R(14) = -76.81, Volume() = 37,794,200.00 -76.8116
37,794,20
12 May 2016
12 May 2016
LSIP
TRADING BUY
S1 1505 R1 1620 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 1390 R2 1735
Closing
Price 1575
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area netral Prediksi • Trading range Rp 1505-Rp 1620 • Entry Rp 1575, take Profit Rp 1620
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 14.30 Positif
MACD -15.31 Positif
True Strength Index (TSI) -20.03 Positif
Bollinger Band (Mid) 1621 Negatif
MA5 1513 Positif 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700 1,800 1,900
November December 2016 February March April May LSIP Downward Sloping Channel
1,575 1,575 1,555 1,555 1,526.88 1,513 1,465 1,575 1,621 1,650 1,650 1,700 1,800.27 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 LSIP - Stochastic %D(6,3,3) = 20.94, Stochastic %K = 31.24, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20.9427 20.9427 20 31.2354 31.2354 80 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 LSIP - MACD (5,3) = -2.29, Signal() = 8.28
-2.28877 8.2845 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 LSIP - TSI(3,5,3) = -20.03, Volume() = 33,696,900.00
-20.0252 -36.0239 0.00000 33,696,90
LSIP - William's % R(14) = -60.71, Volume() = 33,696,900.00 -60.7143 33,696,90
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
BWPT
TRADING BUY
S1 240 R1 270 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 220 R2 290
Closing
Price 256
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 250-Rp 270 • Entry Rp 256, take Profit Rp 270
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 9.91 Positif
MACD -4.55 Negatif
True Strength Index (TSI) -53.78 Positif
Bollinger Band (Mid) 275 Negatif
MA5 255.6 Positif 120.0 160.0 200.0 240.0 280.0 320.0 360.0
November December 2016 February March April May BWPT Upward Sloping Channel
263.5 260 256 256 256 255.6 242 275.2 305 310.143 310.143 310.143 313.667 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 BWPT - Stochastic %D(6,3,3) = 11.68, Stochastic %K = 18.34, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
18.3434 11.6798 11.6798 18.3434 20 80 -12.0 -8.0 -4.0 0.0 4.0 8.0 0.0 BWPT - MACD (5,3) = 3.11, Signal() = 4.22 3.11018 4.21619 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BWPT - TSI(3,5,3) = -53.78, Volume() = 52,252,900.00 -53.7838 -55.9235 0.00000 52,252,90 BWPT - William's % R(14) = -77.78, Volume() = 52,252,900.00 -77.7778 52,252,90
12 May 2016
12 May 2016
INAF
TRADING BUY
S1 730 R1 785 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 700 R2 815
Closing
Price 760
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 730-Rp 785 • Entry Rp 760, take Profit Rp 785
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 56.15 Positif
MACD 0.67 Negatif
True Strength Index (TSI) -18.93 Positif
Bollinger Band (Mid) 751 Positif
MA5 756 Positif 200 300 400 500 600 700 800
November December 2016 February March April May INAF Upward Sloping Channel
760 756 751.25 735 666 666 446.738 760 760 766.875 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 INAF - Stochastic %D(6,3,3) = 38.56, Stochastic %K = 37.41, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
37.4074 37.4074 20 38.5582 38.5582 80 -50.0 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 0.0 INAF - MACD (5,3) = 3.16, Signal() = 4.25 3.1558 4.2535
-80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 INAF - TSI(3,5,3) = -18.93, Volume() = 34,687,100.00
-13.559 -18.9252 0.00000 34,687,10
INAF - William's % R(14) = -36.67, Volume() = 34,687,100.00 -36.6667 34,687,10
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
ACES
TRADING BUY
S1 910 R1 940 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 875 R2 975
Closing
Price 925
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 910-Rp 940 • Entry Rp 925, take Profit Rp 940
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 67.56 Positif
MACD 5.89 Positif
True Strength Index (TSI) -23.22 Positif
Bollinger Band (Mid) 873 Positif
MA5 906 Positif 500 600 700 800 900 1,000
November December 2016 February March April May ACES Upward Sloping Channel
909.375 906 884.231 884.231 875 873.25 817.507 925 925 925 940 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 ACES - Stochastic %D(6,3,3) = 46.56, Stochastic %K = 55.98, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
46.5644 46.5644 20 55.9829 55.9829 80 -30.0 -24.0 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 0.0 ACES - MACD (5,3) = -4.25, Signal() = -2.87
-4.25302 -2.87171 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ACES - TSI(3,5,3) = 23.22, Volume() = 3,094,600.00
22.0455 0.00000 23.2244 3,094,600
ACES - William's % R(14) = -13.64, Volume() = 3,094,600.00 -13.6364 3,094,600
12 May 2016
12 May 2016
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
11-05-16 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Buy 15500 15500 15750 14400 15075 15750 16425 Negatif Positif Negatif 18300 14800
LSIP Trading Buy 1575 1575 1620 1390 1505 1620 1735 Positif Positif Positif 1840 1465
SGRO Trading Buy 1975 1965 1985 1945 1965 1985 2010 Negatif Positif Negatif 2025 1910
Mining
PTBA Trading Buy 6550 6550 6675 6125 6400 6675 6950 Negatif Positif Negatif 7800 6125
ADRO Trading Sell 685 685 665 625 665 705 745 Negatif Positif Negatif 770 640
MEDC Trading Sell 1615 1615 1595 1555 1595 1635 1675 Negatif Negatif Negatif 1860 1000
INCO Trading Sell 1615 1615 1590 1550 1590 1630 1670 Negatif Positif Negatif 2010 1560
ANTM Trading Sell 710 710 705 685 705 725 745 Negatif Negatif Negatif 780 441
TINS Trading Sell 680 680 670 640 670 700 730 Negatif Negatif Negatif 945 670
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Sell 910 910 900 875 900 925 950 Negatif Positif Negatif 1020 885
SMGR Trading Buy 9650 9650 9750 9250 9500 9750 10000 Positif Positif Positif 10800 9200
INTP Trading Sell 18575 18575 18425 18000 18425 18850 19275 Negatif Negatif Negatif 20800 18550
SMCB Trading Sell 1065 1065 1045 1005 1045 1085 1125 Positif Negatif Negatif 1295 1035
Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 6650 6650 6725 6425 6575 6725 6875 Positif Positif Positif 7850 6375
GJTL Trading Sell 730 730 715 680 715 750 785 Negatif Negatif Negatif 825 660
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 7175 7175 7225 6975 7100 7225 7350 Positif Positif Positif 7300 6800
GGRM Trading Buy 70900 70900 71525 69475 70500 71525 72550 Positif Positif Positif 72300 59000
UNVR Trading Buy 44300 44300 45000 42200 43600 45000 46400 Positif Positif Negatif 47300 42000
KLBF Trading Sell 1310 1310 1300 1270 1300 1330 1360 Negatif Positif Negatif 1470 1270
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1760 1760 1775 1685 1730 1775 1820 Positif Positif Positif 2005 1695
PTPP Trading Buy 3630 3630 3650 3530 3590 3650 3710 Positif Positif Positif 3915 3530
WIKA Trading Sell 2480 2480 2440 2380 2440 2500 2560 Negatif Positif Negatif 2765 2400
ADHI Trading Sell 2530 2530 2370 2370 2480 2590 2700 Negatif Negatif Negatif 2910 2520
WSKT Trading Buy 2440 2440 2470 2330 2400 2470 2540 Negatif Negatif Negatif 2590 1975
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Buy 2390 2390 2440 2220 2330 2440 2550 Negatif Positif Negatif 2860 2260
JSMR Trading Buy 5375 5375 5400 5250 5325 5400 5475 Negatif Positif Positif 5675 5250
ISAT Trading Buy 6700 6700 6775 6525 6650 6775 6900 Positif Positif Positif 6825 6000
TLKM Trading Sell 3720 3750 3690 3630 3690 3750 3810 Positif Negatif Positif 3793 3265
Finance
BMRI Trading Buy 9625 9625 9725 9275 9500 9725 9950 Positif Positif Positif 10450 9150
BBRI Trading Sell 10000 10000 9950 9800 9950 10100 10250 Negatif Negatif Negatif 11425 9800
BBNI Trading Buy 4680 4680 4720 4480 4600 4720 4840 Positif Positif Positif 5300 4450
BBCA Trading Buy 13150 13150 13275 12875 13075 13275 13475 Positif Negatif Positif 13450 12775
BBTN Trading Sell 1825 1825 1815 1790 1815 1840 1865 Negatif Negatif Negatif 1885 1625
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 14075 14075 14275 13125 13700 14275 14850 Positif Positif Positif 17100 13375