• Tidak ada hasil yang ditemukan

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR MENURUT STANDAR EFISIENSI BOR DEPKES TIAP BANGSAL RAWAT INAP RSUD KABUPATEN KUDUS BULAN JUNI DESEMBER TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR MENURUT STANDAR EFISIENSI BOR DEPKES TIAP BANGSAL RAWAT INAP RSUD KABUPATEN KUDUS BULAN JUNI DESEMBER TAHUN 2014"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR MENURUT STANDAR

EFISIENSI BOR DEPKES TIAP BANGSAL RAWAT INAP RSUD

KABUPATEN KUDUS BULAN JUNI – DESEMBER TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar

Diploma (Amd, PK) dari Program Studi DIII RMIK

Oleh :

MILA MARGA ANGGRAENI

D22.2011.01092

PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2014

(2)

HALAMAN HAK CIPTA

2014

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR MENURUT STANDAR

EFISIENSI BOR DEPKES TIAP BANGSAL RAWAT INAP RSUD

KABUPATEN KUDUS BULAN JUNI – DESEMBER TAHUN 2014

Disusun oleh :

MILA MARGA ANGGRAENI

D22.2011.01092

Disetujui untuk dipertahankan dalam ujian karya tulis ilmiah Tanggal :

Pembimbing

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR MENURUT STANDAR EFISIENSI

BOR DEPKES TIAP BANGSAL RAWAT INAP RSUD KABUPATEN KUDUS

BULAN JUNI – DESEMBER TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH TAHUN 2014

Disusun oleh :

MILA MARGA ANGGRAENI D22.2011.01092

Karya tulis ilmiah ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Semarang, Juli 2014

Tim Penguji

Ketua : Eni Mahawati, M.Kes (...) Anggota : Mayani Setyowati, M.Kes (...) Kriswiharsi Kun Saptorini, M.Kes (...)

Mengetahui, Dekan

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini secara khusus kupersembahkan kepada :

 Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya  Junjungan Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di hari akhir

kelak

 Bapak dan Ibuku yang telah mencurahkan seluruh doa dan dukungan  Adikku yang selalu memberikan doa dan dukungannya kepadaku

 Dosen Pembimbingku Bu Kriswiharsi Kun Saptorini M.Kes  Temen D3 RMIK seangkatan yang sama-sama berjuang untuk nyelesaiin Tugas Akhir ini  Temen kos yang telah memberi semangat dan dukungan  Temen – temen BAI yang telah mendo’akan dan memberikan semangat kepadaku  Jazakumullahu Khairan

(6)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Mila Marga Anggraeni

Tempat & Tanggal Lahir : Jepara, 19 Desember 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Desa Ngetuk Rt 03 Rw 08 Nalumsari Jepara

Riwayat Pendidikan :

1. TK Budi Lestari Desa Ngetuk Tahun 1998 - 1999 2. SDN Ngetuk 01 Tahun 1999 - 2005

3. SMPN 01 Bae Kudus Tahun 2005 - 2006 4. SMPN 02 Gebog Kudus Tahun 2006 - 2008 5. SMAN 01 Gebog Kudus Tahun 2008 - 2011

6. Program Studi DIII RMIK Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang Tahun 2011-2014

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala berkat, rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Prediksi Kebutuhan Tempat Tidur Menurut Standar Efisiensi BOR Depkes Tiap Bangsal Rawat Inap RSUD Kabupaten Kudus Bulan Juni – Desember Tahun 2014”

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu :

1. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang

2. Dr. dr. Sri Andarini Indreswari, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang

3. Arif Kurniadi, M.Kom selaku Kaprogdi DIII RMIK Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

4. Kriswiharsi Kun Saptorini, M.Kes selaku dosen pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Segenap staf dan dosen program studi DIII RMIK Universitas Dian Nuswantoro Semarang

6. dr. Abdul Aziz Achyar, M.Kes Selaku Direktur RSUD Kabupaten Kudus

7. dr. Agustina Widiyanti selaku kepala Instalasi Rekam Medik dan Data Elektronik 8. Karyawan-karyawati RSUD Kabupaten Kudus

(8)

9. Semua teman-teman yang rela berkorban dan membantu

Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna untuk semua pihak, serta dapat dipergunakan untuk mendapatkan wawasan dibidang ilmu rekam medis.

Penyusun menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan di kemudian hari. Semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang rekam medis dan informasi kesehatan. Terimakasih.

Semarang, Juli 2014 Penulis

(9)

PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS dan INFORMASI KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2014

ABSTRAK MILA MARGA ANGGRAENI

Prediksi Kebutuhan Tempat Tidur Menurut Standar Efisiensi BOR Depkes Tiap Bangsal Rawat Inap RSUD Kabupaten Kudus Bulan Juni – Desember Tahun 2014

XVIII + 103 Hal + 27 Tabel + 2 Gambar + 11 Lampiran

Salah satu pengelolaan di unit rawat inap (URI) RSUD Kabupaten Kudus yang perlu diperhatikan adalah nilai BOR. Pada survei awal yang dilakukan, didapatkan ketidakefisienan nilai BOR di RSUD Kudus pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei tahun 2014 pada 12 bangsal rawat inap. Jumlah tempat tidur setiap bangsal antara 12 – 68 tempat tidur. Tujuan penelitian ini adalah untuk memprediksi tempat tidur menurut standar efisiensi BOR, menurut Depkes di bangsal Rawat Inap RSUD Kabupaten Kudus pada bulan Juni sampai bulan Desember tahun 2014.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif menggunakan pendekatan cross sectional. Variabel penelitian ini meliputi kapasitas tempat tidur, hari perawatan, periode waktu, BOR (Bed Occupancy Rate), standar efisiensi BOR menurut standar Depkes. Pengolahan data yang digunakan yaitu tabulating, perhitungan, penyajian data.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kapasitas tempat tidur bulan Januari – bulan Mei 2014 dari 12 bangsal berbeda-beda jumlah tempat tidurnya. Bangsal yang memiliki kapasitas tempat tidur paling banyak adalah bangsal Melati 1 dan melati 2 berjumlah 68 buah tempat tidur dan yang paling sedikit adalah bangsal Anggrek 1 dan Anggrek 2 berjumlah 12 buah tempat tidur. Hari perawatan per bangsal bulan Januari – Mei 2014 paling banyak terdapat pada bangsal Melati 2, yaitu berjumlah 5480 hari. Periode waktu yang digunakan adalah 28 - 31 hari. Prediksi hari perawatan per bangsal pada bulan Juni - Desember, paling banyak terdapat pada bangsal Bersalin, yaitu berjumlah 2199 dan yang paling sedikit terdapat pada bangsal Anggrek 1 yaitu sebanyak 432 hari. Prediksi kebutuhan tempat tidur per bangsal pada bulan Juni – Desember 2014, paling banyak terdapat pada bangsal Bersalin, yaitu sebanyak 84 - 119 unit dan paling sedikit terdapat pada bangsal Anggrek 2 yaitu antara 21 – 29 tempat tidur.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah prediksi hari perawatan dan kebutuhan tempat tidur pada masing – masing bangsal setiap bulannya meningkat. Sehingga disarankan dilakukan penambahan jumlah tempat tidur pada bangsal yang kekurangan tempat tidur dan sebaiknya bangsal yang kelebihan tempat tidur (

(10)

Bogenvil 2, Cempaka 1 dan Cempaka 3) direalokasikan ke bangsal yang kekurangan jumlah tempat tidur. Karena jumlah tempat tidurnya ditambah, maka perlu di lakukan penambahan ruangan baru atau dilakukan pelebaran ruangan pada masing – masing bangsal yang perlu penambahan tempat tidur.

Kata Kunci : Prediksi, Kapasitas Tempat Tidur, Standar Efisiensi, BOR. Kepustakaan :10 (1994 - 2014)

(11)

DIPLOMA STUDY PROGRAM of MEDICAL RECORD and HEALTH INFORMATION FACULTY of HEALTH DIAN NUSWANTORO UNIVERSITY SEMARANG 2014

ABSTRACT MILA MARGA ANGGRAENI

PREDICTION OF BED CAPACITY NEED ACCORDING TO BOR (BED OCCUPANTION RATE) EFFICIENCY STANDARDS DEPARTMENT OF HEALTH EACH INPATIENT WARDS RSUD KUDUS REGENCY IN JUNE – DECEMBER 2014.

XVIII + 103 PAGES + 27 TABLES + 2 PICTURE + 11 ATTACHMENT

One of management of the Inpatient Unit in RSUD Kudus Regency noteworthy is BOR value. Beds used in intensive care patients need to be managed and cared for their use in order to achieve efficiency. In the initial survey, in get BOR value inefficiencies in RSUD Kudus Regency in January and ending in May 2014 contained in 12 inpatient wards. BOR Number of beds per wards between 12 – 68 beds. The purpose of this study was to determine the bed capacity by BOR efficiency standards, according to the department of health in RSUD Kudus Regency inpatient wards sacred in June until December 2014.

The type of research was descriptive research with cross sectional approach. The study variables include Inpatient bed day, Available beds, period of time, BOR (Bed Occupancy Ratio) and BOR efficiency standards department of health. The data processing used were tabulation, calculation and presentation of data.

Based on the survey result, the available beds in January - May from 12 wards were different number of its bed. Found that the ward with the most available beds was Melati 1 and Melati 2 ward with totaling 68 beds. Whereas the least was Anggrek 1 and Anggrek 2 ward with totaling 12 beds. The most numerous inpatient length of stay per ward in Januari - Mei was in Anggrek 2, which amounts about 5480 days. Time period used was 28 - 31 days. Prediction of inpatient bed day per ward in Januari - Mei, the most numerous was in the Obsgyn ward, which amounts about 2199 and there was at least one that is much as orchids ward 432 days. The prediction of bed need per ward in June - December the most numerous was in the Obsgyn ward, that was 84 - 119 units and at least present on the orchid ward 2 between 21 – 29 beds.

The conclusion of this study was prediction length of stay and the bed capacity need standart of efficiency in each ward every month increased. So the recommended number of additions performed a bed on a ward that lacked the beds and ward should the surplus be allocated to bed ward that lacked the number of

(12)

beds. Because the number of this bed plus, it was nececessary in the new room additions or do widening the room on each ward.

Key Word : Prediction, Bed Capacity, BOR, Standart of Efficiency Literature : 10 (1994 - 2014)

(13)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Hak Cipta ... ii

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Pengesahan ... iv

Halaman Persembahan ... v

Halaman Riwayat Hidup ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... ix

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 6 C. Tujuan Penelitian ... 6 D. Manfaat Penelitian ... 7 E. Lingkup Penelitian ... 8 F. Keaslian Penelitian ... 8

(14)

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Rekam Medis ... 10

B. Unit Rawat Inap ... 13

C. Analising/Reporting ... 15

D. Statistik Rumah Sakit ... 20

E. Hari Perawatan ... .20

F. Jumlah Tempat Tidur ... .20

G. BOR (Bed Occupancy Rate) ... ..21

H. Metode Tren Linear ... ..21

I. Kerangka Teori ... ..23

J. Kerangka Konsep ... ..24

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... ..25

B. Identifikasi variabel ... ..25

C. Definisi Operasional ... ..26

D. Populasi dan Sampel... ..27

E. Instrumen Penelitian ... ..28

F. Cara Pengumpulan Data ... ..28

G. Pengolahan Data ... ..28

(15)

BAB IV : HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit ... .30

B. Gambaran Umum Pelayanan Rekam Medis ... .37

C. Hasil Penelitian ... .40 D. Pembahasan ... .80 BAB V : PENUTUP A. Simpulan ... 97 B. Saran ... 98 DAFTAR PUSTAKA ... 100 LAMPIRAN ... 101

(16)
(17)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1 : Kapasitas Tempat di tiap bangsal bulan Januari – Mei 2014 ... 41

2. Tabel 4.2 : Hari Perawatan di tiap bangsal bulan Januari – Mei 2014 ... 42

3. Tabel 4.3 : Periode Waktu di tiap bangsal bulan Januari – Mei 2014 ... 43

4. Tabel 4.4 : Prediksi jumlah hari perawatan bangsal Melati 1 ... 45

5. Tabel 4.5 : Prediksi jumlah hari perawatan bangsal Bogenvil 2 ... 46

6. Tabel 4.6 : Prediksi jumlah hari perawatan bangsal Melati 2 ... 48

7. Tabel 4.7 : Prediksi jumlah hari perawatan bangsal Cempaka 1 ... 49

8. Tabel 4.8 : Prediksi jumlah hari perawatan bangsal Cempaka 2 ... 50

9. Tabel 4.9 : Prediksi jumlah hari perawatan bangsal Cempaka 3 ... 52

10. Tabel 4.10 : Prediksi jumlah hari perawatan bangsal Dahlia 2 ... 53

11. Tabel 4.11 : Prediksi jumlah hari perawatan bangsal Dahlia 3 ... 54

12. Tabel 4.12 : Prediksi jumlah hari perawatan bangsal Dahlia 1 ... 56

13. Tabel 4.13 : Prediksi jumlah hari perawatan bangsal Bersalin ... 57

14. Tabel 4.14 : Prediksi jumlah hari perawatan bangsal Anggrek 1 ... 58

15. Tabel 4.15 : Prediksi jumlah hari perawatan bangsal Anggrek 2 ... 60

16. Tabel 4.16 : Prediksi kebutuhan tempat tidur bangsal Melati 1 ... 62

17. Tabel 4.17 : Prediksi Prediksi kebutuhan tempat tidur bangsal Bogenvil 2 ... 63

18. Tabel 4.18 : Prediksi kebutuhan tempat tidur bangsal melati 2 ... 65

19. Tabel 4.19 : Prediksi kebutuhan tempat tidur bangsal Cempaka 1 ... 67

20. Tabel 4.20 : Prediksi kebutuhan tempat tidur bangsal Cempaka 2 ... 68

(18)

22. Tabel 4.22 : Prediksi kebutuhan tempat tidur bangsal Dahlia 2 ... 72

23. Tabel 4.23 : Prediksi kebutuhan tempat tidur bangsal Dahlia 3 ... 74

24. Tabel 4.24 : Prediksi kebutuhan tempat tidur bangsal Dahlia 1 ... 75

25. Tabel 4.25 : Prediksi kebutuhan tempat tidur bangsal Bersalin ... 78

26. Tabel 4.26 : Prediksi kebutuhan tempat tidur bangsal Anggrek 1 ... 79

(19)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 : Kerangka Teori ... .23 2. Gambar 2.2 : Kerangka Konsep ... .24 3. Gambar 4.1 : Struktur Organisasi ... .39

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Persetujuan Penelitian Dari Bappeda 2. Surat Persetujuan Penelitian Dari Rumah Sakit

3. Tabel Bantu Kapasitas Tempat Tidur, Jumlah Hari Perawatan dan Periode Waktu Bulan Januari 2014

4. Tabel Bantu Kapasitas Tempat Tidur, Jumlah Hari Perawatan dan Periode Waktu Bulan Februari 2014

5. Tabel Bantu Kapasitas Tempat Tidur, Jumlah Hari Perawatan dan Periode Waktu Bulan Maret 2014

6. Tabel Bantu Kapasitas Tempat Tidur, Jumlah Hari Perawatan dan Periode Waktu Bulan April 2014

7. Tabel Bantu Kapasitas Tempat Tidur, Jumlah Hari Perawatan dan Periode Waktu Bulan Mei 2014

8. Hasil Prediksi Kebutuhan tempat Tidur dan Hari perawatan Per Bangsal Bulan Juni 2014

9. Hasil Prediksi Kebutuhan tempat Tidur dan Hari perawatan Per Bangsal Bulan Juni 2014

10. Hasil Prediksi Kebutuhan tempat Tidur dan Hari perawatan Per Bangsal Bulan Juli 2014

11. Hasil Prediksi Kebutuhan tempat Tidur dan Hari perawatan Per Bangsal Bulan Agustus 2014

(21)

12. Hasil Prediksi Kebutuhan tempat Tidur dan Hari perawatan Per Bangsal Bulan September 2014

13. Hasil Prediksi Kebutuhan tempat Tidur dan Hari perawatan Per Bangsal Bulan Oktober 2014

14. Hasil Prediksi Kebutuhan tempat Tidur dan Hari perawatan Per Bangsal Bulan November 2014

15. Hasil Prediksi Kebutuhan tempat Tidur dan Hari perawatan Per Bangsal Bulan Desember 2014

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu instansi pemberi pelayanan kesehatan yang mengutamakan pelaksanaan pelayanan kesehatan melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah Sakit memiliki fungsi utama memberikan perawatan dan pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat inap, rawat jalan maupun pasien gawat darurat. Pimpinan Rumah Sakit bertanggung jawab akan mutu pelayanan medik di rumah sakit yang diberikan kepada semua pasien. (1)

Instansi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit harus selalu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, salah satunya adalah dengan menyelenggarakan rekam medis yang cepat, tepat dan akurat. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 / MENKES/ PER/ III/ 2008 tentang rekam medis (RM) bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat perlu adanya peningkatan mutu pelayanan dan disertai adanya sarana penunjang yang memadai antara lain melalui penyelenggaraan rekam medis pada setiap sarana pelayanan. (2)

(23)

Dalam Permenkes RI no 269/MENKES/PER/III/2008 bab I pasal I disebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Setiap proses penyelenggaraan rekam medis dapat terlaksana dengan baik dan dapat memberikan informasi dan data yang lengkap, akurat dan tepat waktu jika didukung sumber daya manusia yang memadai dilihat dari segi kualitas dan kuantitasnya. (10)

Di instalasi rekam medis terdapat beberapa unit yaitu TPPRI, UGD, TPPRJ, Assembling, Koding/Indeksing, Filling,dan Analising/Reporting. Salah satu tugas dari unit Analising/Reporting adalah melakukan pengolahan data statistik rumah sakit. Statistik rumah sakit adalah statistik kesehatan yang bersumber pada data rekam medis sebagai informasi kesehatan yang digunakan untuk memperoleh kepastian bagi praktisi kesehatan, manajemen dan tenaga medis dalam pengambilan keputusan.(3)

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan No.34/Dirhub/1972 tentang perencanaan dan pemeliharaan disebutkan bahwa untuk menunjang terselenggaranya rencana induk yang baik, maka setiap rumah sakit diwajibkan mempunyai dan merawat statistik yang up to date atau terkini dan terbaru dan membina rekam medis berdasarkan ketentuan yang ditetapkan. Banyak indikator yang bisa digunakan menilai rumah sakit, yang paling sering digunakan, yaitu BOR (Bed Occupation Rate), ALOS (Averate Length

(24)

Of Stay), BTO (Bed Turn Over), TOI (Turn Over Internal), NDR (Net Death

Rate), GDR (Gross Death Rate), dan rata – rata kunjungan klinik per hari.(4)

Indikator – indikator yang digunakan untuk menilai cakupan pelayanan unit rawat inap adalah BOR dan BTO, sedangkan indikator yang digunakan untuk menilai mutu pelayanan unit rawat inap adalah GDR dan NDR, dan indikator yang digunakan untuk menilai efisiensi pelayanan unit rawat inap adalah LOS dan TOI.

RSUD Kabupaten Kudus merupakan salah satu rumah sakit pemerintah tipe C yang ada di Kabupaten Kudus. RSUD Kabupaten Kudus sudah melakukan perhitungan statistik rawat jalan maupun rawat inap dengan menggunakan sistem komputerisasi. (5)

Pada survei awal yang dilakukan pada saat magang, didapatkan ketidakefisienan nilai BOR di RSUD Kudus pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei tahun 2014. Dari indikator BOR yang ada bisa dikatakan tidak efisien dikarenakan standar nilai BOR menurut DepKes adalah BOR = 60 – 85%. Pada bulan Januari nilai BOR pada masing – masing bangsal yaitu bangsal bogenvil 1 : 60,89% , bangsal melati 1: 45,16% ,bangsal bogenvil 2: 49,83% , bangsal melati 2: 47,77% , bangsal cempaka 1: 54,68% , bangsal cempaka 2: 66,05% , bangsal cempaka 3: 65,78% , bangsal dahlia 2: 77,74% , bangsal dahlia 3: 52,26% , bangsal dahlia 1: 74,19% , bangsal bersalin: 4,22% , dan bangsal anggrek 1: 91,13%. Dari 12 bangsal yang ada di dapatkan nilai BOR yang tidak efisien terdapat pada bangsal melati 1,

(25)

bogenvil 2, melati 2, cempaka 1, dahlia 3, bersalin. Dari keenam bangsal tersebut didapatkan nilai BOR yang terlalu rendah, sedangkan pada bangsal anggrek tidak efisien karena nilai BOR terlalu tinggi.

Pada bulan Februari nilai BOR pada masing – masing bangsal yaitu bangsal bogenvil 1 : 62,61% , bangsal melati 1: 58,98% ,bangsal bogenvil 2: 57,14% , bangsal melati 2: 57,98% , bangsal cempaka 1: 73,21% , bangsal cempaka 2: 81,21% , bangsal cempaka 3: 89,75% , bangsal dahlia 2: 104,82% , bangsal dahlia 3: 67,86% , bangsal dahlia 1: 98,21% , bangsal bersalin: 9,34% , dan bangsal anggrek 1: 114,58%. Dari 12 bangsal yang ada di dapatkan nilai BOR yang tidak efisien terdapat pada bangsal melati 1, bogenvil 2, melati 2, dan bersalin. Dari keempat bangsal tersebut didapatkan nilai BOR yang terlalu rendah, sedangkan pada bangsal cempaka 3, dahlia 2, dahlia 1, anggrek 1 tidak efisien karena nilai BOR terlalu tinggi.

Pada bulan Maret nilai BOR pada masing – masing bangsal yaitu bangsal bogenvil 1 : 0,81% , bangsal melati 1: 55,27% ,bangsal bogenvil 2: 51,75% , bangsal melati 2: 53,65% , bangsal cempaka 1: 67,10% , bangsal cempaka 2: 66,74% , bangsal cempaka 3: 93,41% , bangsal dahlia 2: 102,90% , bangsal dahlia 3: 63,39% , bangsal dahlia 1: 90,59% , bangsal bersalin: 175,43% , dan bangsal anggrek 1: 98,12% , anggrek 2: 68,01. Dari 13 bangsal yang ada di dapatkan nilai BOR yang tidak efisien terdapat pada bangsal bogenvil 1, melati 1, bogenvil 2, melati 2, bersalin, karena dari keenam bangsal tersebut didapatkan nilai BOR yang terlalu rendah.

(26)

Sedangkan pada bangsal cempaka 3, dahlia 2, dahlia 1, bersalin dan anggrek 1 tidak efisien karena nilai BOR terlalu tinggi.

Pada bulan April nilai BOR pada masing – masing bangsal yaitu bangsal melati 1: 54,31% ,bangsal bogenvil 2: 61,24% , bangsal melati 2: 56,18% , bangsal cempaka 1: 70,00% , bangsal cempaka 2: 85,40% , bangsal cempaka 3: 102,46% , bangsal dahlia 2: 121,67% , bangsal dahlia 3: 65,33% , bangsal dahlia 1: 99,44% , bangsal bersalin: 160,51% , dan bangsal anggrek 1: 114,44% , anggrek 2: 96,11. Dari 12 bangsal yang ada di dapatkan nilai BOR yang tidak efisien terdapat pada bangsal melati 1, melati 2, karena dari kedua bangsal tersebut didapatkan nilai BOR yang terlalu rendah. Sedangkan pada bangsal cempaka 3, dahlia 2, dahlia 1, bersalin, anggrek 1,dan anggrek 2 tidak efisien karena nilai BOR terlalu tinggi.

Pada bulan Mei nilai BOR pada masing – masing bangsal yaitu bangsal melati 1: 50,88% ,bangsal bogenvil 2: 64,6% , bangsal melati 2: 53,53% , bangsal cempaka 1: 73,17% , bangsal cempaka 2: 84,13% , bangsal cempaka 3: 101,01% , bangsal dahlia 2: 133,00% , bangsal dahlia 3: 68,83% , bangsal dahlia 1: 103,33% , bangsal bersalin: 182,05% , dan bangsal anggrek 1: 113,33% , anggrek 2: 116,67. Dari 13 bangsal yang ada di dapatkan nilai BOR yang tidak efisien terdapat pada bangsal melati 1 dan melati 2, karena dari kedua bangsal tersebut didapatkan nilai BOR yang terlalu rendah. Sedangkan pada bangsal cempaka 3, dahlia 2, dahlia 1, bersalin, anggrek 1, dan anggrek 2 tidak efisien karena nilai BOR terlalu

(27)

tinggi. Ketidakefisienan nilai BOR dikarenakan ketidaksesuaian jumlah tempat tidur masing – masing bangsal.

Mengingat indikator penilaian BOR belum sesuai standar, maka dalam penulisan tugas akhir ini peneliti ingin membahas tentang “Jumlah tempat tidur pada masing – masing bangsal pada bulan Januari sampai bulan mei 2014 yang sesuai berdasarkan standar efisiensi BOR menurut Depkes”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan dari bulan Januari – Maret didapatkan BOR tidak efisien pada latar belakang masalah yang terdapat di RSUD Kudus, maka peneliti merumuskan yaitu “Bagaimana prediksi kebutuhan tempat tidur pada masing – masing bangsal bulan Juni sampai Desember di RSUD Kabupaten Kudus yang sesuai menurut standar Depkes”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Memprediksi kebutuhan tempat tidur menurut standar efisiensi BOR, menurut Depkes di bangsal Rawat Inap RSUD Kabupaten Kudus pada bulan Juni sampai bulan Desember tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kapasitas tempat tidur (A) pada masing - masing bangsal bulan Januari sampai bulan Mei 2014.

(28)

b. Mengetahui hari perawatan masing – masing bangsal bulan Januari sampai bulan Mei tahun 2014.

c. Mengetahui jumlah hari/periode waktu tahun 2014.

d. Menghitung prediksi jumlah hari perawatan tahun 2014 dengan menggunakan metode time series.

e. Menghitung prediksi kapasitas tempat tidur pada bulan Juni sampai bulan Desember tahun 2014 berdasarkan perhitungan BOR sesuai standar efisiensi Depkes dengan menggunakan metode time series.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pihak rumah sakit dalam peningkatan efisiensi pengelolaan masing – masing bangsal. 2. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan, pengalaman dan menerapkan ilmu rekam medis di rumah sakit, khususnya di bidang statistik rumah sakit. 3. Bagi Akademik

Sebagai sarana untuk menilai sejauh mana mahasiswa menerapkan ilmu yang diterima pada perkuliahan dan sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa khususnya.

(29)

E. Lingkup Penelitian

1. Lingkup Keilmuan

Penelitian ini termasuk dalam lingkup ilmu rekam medis dan informasi kesehatan.

2. Lingkup Materi

Materi yang diterapkan adalah statistik rumah sakit khususnya pada perhitungan BOR.

3. Lingkup Lokasi

Lokasi penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medis RSUD Kabupaten Kudus.

4. Lingkup Metode

Metode yang digunakan adalah kajian dokumen. 5. Lingkup Objek

Data statistik rawat inap bulan Januari sampai Mei. 6. Lingkup Waktu

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2014.

F. Keaslian Penelitian

Menurut peneliti, penelitian mengenai analisa perhitungan kapasitas tempat tidur menurut standar efisiensi BOR, TOI dan BTO menrut Depkes di bangsal rawat inap di RSUD Kabupaten Kudus belum pernah dilakukan sebelumnya. Tetapi penelitian yang hampir sama sudah pernah dilakukan.

(30)

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil 1 Ajeng

Chariswanti

Analisa kebutuhan tempat tidur pada bangsal kelas III RSUD Kota Semarang

berdasarkan

perhitungan BOR dan TOI 2013  Kapasitas TT  Hari perawatan (HP)  Periode waktu (t)  Jumlah pasien keluar H&M  BOR  TOI  Prediksi kebutuhan TT tahun 2013-2018 Prediksi perhitungan kebutuhan tempat tidur pada tahun 2013-2018

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Rekam Medis

1. Pengertian Rekam Medis

a. Menurut Permenkes RI no. 269/ MENKES/PER/III/2008 bab I pasal I : “Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Sistem rekam medis di suatu rumah sakit merupakan proses pengumpulan data, pengolahan data, penyimpanan data dan pelaporan”. (2)

b. Menurut Huffman E K,1992

Rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya dan memuat informasi yang cukup untuk menemukenali (mengidentifikasi) pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya. (2) Dengan melihat kedua pengertian di atas dapat dikatakan bahwa suatu berkas rekam medis mempunyai arti yang lebih luas daripada hanya sekedar catatan biasa, karena didalam catatan tersebut sudah memuat segala informasi menyangkut seorang pasien yang akan

(32)

dijadikan dasar untuk menentukan tindakan lebih lanjut kepada pasien.

2. Tujuan dan Manfaat Rekam Medis

Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, tidak mungkin tertib administrasi rumah sakit akan berhasil sebagaimana yang diharapkan.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 749a tahun 1989 menyebutkan bahwa rekam medis memiliki 5 manfaat, yaitu :

a. Sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien b. Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum

c. Bahan untuk kepentingan penelitian

d. Sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan e. Sebagai bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan

3. Kegunaan Rekam Medis

Kegunaan rekam medis menurut Gilbony 1991 Rekam medis memiliki 6 manfaat, yang terangkum dalam kata ALFRED :

1. Administration

Rekam medis merupakan rekaman data Administratif pelayanan kesehatan.

(33)

2. Aspek Medis

Aspek tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/ perawatan yang harus diberikan kepada pasien.

3. Legal

Menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan dalm rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.

4. Financial

Isi rekam medis dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran pelayanan. Tanpa adanya bukti catatan tindakan / pelayanan, maka pembayaran tidak dapat dipertanggung jawabkan. 5. Research

Berkas rekam medis memepunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut data/ informasi yang dapat digunakan sebagai aspek penelitian, karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat digunakan sebagai aspek penelitian.

6. Education

Berkas Rekam Medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data/informasi tentang kronologi dari pelayanan medic yang diberikan pada pasien. Data - data dalam rekam medis dapat dijadikan sebagai bahan pengajaran dan pendidikan mahasiswa kedokteran, keperawatan, serta tenaga kesehatan lainnya.

(34)

7. Documentation

Isi Rekam Medis menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan sarana kesehatan . (2)

B. Unit Rawat Inap

1. Pengertian Rawat Inap

Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, dimana pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit. (6)

2. Deskripsi pokok kegiatan URI dalam pelayanan rekam medis

a. Menerima pasien beserta admission note, DRM rawat inap lengkap dengan formulir rekam medis yang sesuai dengn penyakit pasien. b. Menandangani serah terima DRM pada buku ekspedisi.

c. Mencatat hasil – hasil pelayanan klinis meliputi pelayanan medis oleh dokter ke dalam formulir rekam medis dan pelayanan keperawatan oleh perawat pada formulir rekam medis asuhan keperawatan segera setelah selesai pelayanan.

d. Bila dirujuk ke IPP, membuat surat perintah atau surat permintaan pemeriksaan penunjang sesuai pemeriksaan yang dikehendaki.

(35)

e. Menempelkan hasil pemeriksaan penunjang pada formulir penempelan formulir hasil pemeriksaan penunjang atau dilampirkan pada folder DRM rawat inap pasien yang bersangkutan.

f. Bila dirujuk ke pelayanan khusus (OK, VK, atau intensif), mencatat / menulis perintah tersebut pada formulir perjalanan penyakit rawat inap.

g. Melampirkan semua formulir rekam medis hasil pelayanan dari ruanganpelayanan khusus tersebut pada folder DRM rawat inap pasien yang bersangkutan.

h. Bila dikonsultasikan ke dokter lain, mencatat / menulir pada formulir konsultasi.

i. Mencatat jumlah dan mutasi pasien rawat inap ke dalam formulir SHRI setiap hari pada pukul tertentu sesuai dengan cut of time. j. Menyerahka SHRI dan DRM pasien rawat inap yang sudah

dinyataka keluar rumah sakit pada hari itu ke fungsi TPPRI

k. Mencatat kegiatan rawat inap ke dalam buku register pasien rawat inap/

l. Membuat laporan kegiatan rawat inap setiap bulan.

m. Membuat laporan morbiditas individual penyakit rawat inap yang dibuat bagi setiap pasien yang keluar hidup atau mati

Data Rawat Inap dapat diperoleh dari pencatatan yang ada di Unit Rawat Inap, seperti pada :

(36)

a. Register pelayanan Unit Rawat Inap b. Sensus Harian Unit Rawat Inap

c. Rekapitulasi Sensus Harian Harian Rawat Inap d. Rekapitulasi bulanan Rawat Inap

e. Laporan triwulan (RL_1)

C. Analising/Reporting

1. Deskripsi pokok kegiatan A/R dalam pelayanan rekam medis a. Menerima sensus harian dari fungsi assembling

b. Meminjam indeks penyakit rawat jalan dan rawat inap dari fungsi K/I untuk menyusun pelaporan

c. Mengkalkulasi data rekam medis dari laporan – laporan tersebut dianalisis data statistiknya

d. Membuat laporan – laporan khusus untuk keperluan manajemen rumah sakit

e. Bersam – sama fungsi lain yang terkait

f. Mengolah data rekam medis untuk analisis statistik rumah sakit g. Menyusun dan menyiapkan laporan – laporan untuk dikirim ke

Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota, Dinas Kesehatan Propinsi dan Departemen Kesehatan serta Pemilik Rumah Sakit yang bersangkutan

(37)

2. Peran dan Fungsi Analising/Reporting

a. Sebagai pengumpul dan pengolah data rekam medis sehingga dapat menghasilkan informasi untuk mengambil keputusan manajemen.

b. Sebagai penganalisis statistik dari data rekam medis. 3. Sensus dan Pelaporan

a. Menyusun prosedur tetap dan rencana kegiatan sensus dan pelaporan berdasarkan peraturan yang berlaku sebagai acuan kerja dan bahan masukan atasan;

b. Menerima sensus harian pasien dirawat dari masing – masing ruang perawatan;

c. Mengolah sensus harian;

d. Menghitung jumlah hari perawatan dan lamanya pasien dirawat; e. Mencetak sensus harian rawat jalan dan rawat inap;

f. Merekap data sensus harian baik pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap;

g. Mengumpulkan data kegiatan dari seluruh unit pelayanan sebagai bahan pembuatan laporan RL1;

h. Membuat laporan RL2a, RL2a1, RL2b, RL2b1, RL2c dan RL1b; i. Membuat laporan 10 besar penyakit dan kejadian luar biasa;

(38)

j. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan langsung, baik secara lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan dan pertimbangan;

k. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala Instalasi Rekam Medis dan Pengolahan Data Elektronik; (3)

D. Statistik Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. (1)

2. Pengertian Statistik

Statistik adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisi, menginterprestasikan, dan mempresentasikan data. Menurut Undang – Undang RI No.7 tahun 1960, statistik adalah keterangan berupa angka – angka yang memberikan gambaran yang wajar dari seluruh ciri – ciri kegiatan dan keadaan masyarakat indonesia. (5)

3. Pengertian Statistik Rumah Sakit

Adalah statistik yang menggunakan dan mengolah sumber data dari pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk menghasilkan informasi, fakta, dan pengetahuan berkaitan dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Statistik Kesehatan bersumber pada rekam medis sehingga

(39)

informasi kesehatan yang dihasilkan, digunakan untuk memperoleh kepastian bagi praktisi kesehatan, manajemen dan tenaga medis dalam pengambilan keputusan.

4. Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan Fasilitas Pelayanan dan Kapasitas Tempat Tidur

a. Rumah Sakit Kelas A, yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dan subspesialistik luas, dengan kapasitas lebih dari 1000 tempat tidur.

b. Rumah Sakit Kelas B, dibagi menjadi :

1) Rumah sakit B1 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan medik minimal 11 (sebelas) spesialistik dan belum memiliki sub spesialistik luas dengan kapasitas 300-500 tempat tidur. 2) Rumah sakit B2 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan medik spesialistik dan sub spesialistik terbatas dengan kapasitas 500-1000 tempat tidur.

c. Rumah Sakit Kelas C, yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar, yaitu penyakit dalam, bedah, kebidanan atau kandungan, dan kesehatan, dengan kapasitas 100-500 tempat tidur. (9)

d. Rumah Sakit Kelas D yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar, dengan kapasitas tempat tidur kurang dari 100.

(40)

Informasi dari statistik rumah sakit digunakan untuk berbagai kepentingan antara lain :

a. Perencanaan, pemantauan pendapatan dan pengeluaran dari pasien oleh pihak manajemen rumah sakit.

b. Pemantauan kinerja medis c. Pemantauan kinerja non medis. 5. Tujuan Statistik Rumah Sakit

a. Perbandingan keadaan atau performance rumah sakit antara kondisi sekarang dan sebelumnya

b. Petunjuk untuk perencanaan pengembangan masa depan rumah sakit

c. Menilai penampilan kerja para petugas medis dan non medis rumah sakit.

d. Penganggaran rumah sakit e. Riset.

6. Sumber Data Statistik Rumah Sakit Sumber data sekunder

Data yang diperoleh dari institusi yang telah mengumpulkan datanya, jadi tidak langsung dikumpulkan dari sumber data, meliputi :

a. Sensus harian Rawat Inap

b. Rekapitulasi Sensus Harian Pasien Rawat Inap c. Rekapitulasi Bulanan Pasien Rawat Inap d. Laporan Triwulan

(41)

E. Statistik Unit Rawat Inap

Statistik URI digunakan untuk memantau kegiatan yang ada di URI dengan cara menilai dan mengevaluasi kegiatan yang ada di URI untuk perencanaan maupun laporan pada instansi vertikal.

Data yang diperoleh di Unit Rawat Inap disesuaikan dengan kebutuhan data dan infomasi oleh manajemen maupun kebutuhan pelaporan misalnya data Perbulan pasien Rawat Inap.

F. Hari Perawatan

Hari Perawatan (HP) adalah jumlah pasien yang ada saat sensus dilakukan ditambah pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama pada saat sensus diambil. Jadi sama dengan jumlah pasien yang menggunakan tempat tidur dalam periode waktu 24 jam. (8)

G. Jumlah Tempat Tidur

1. Tempat tidur tersedia / Available Beds / Bed Count

Istilah ini menunjukkan jualan tempat tidur (TT / A) yang terdapat di bangsal perawatan dan siap digunakan sewaktu – waktu dalam pelayanan rawat inap

2. Tempat tidur terpakai

Jumlah tempat tidur terpakai adalah sejumlah tempat tidur yang sedang digunakan untuk merawat pasien yang telah terdaftar melalui proses administrasi pendaftaran pasien rawat inap.

(42)

H. BOR (Bed Occupancy Rate)

Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.

1. Rumus menurut DepKes

∑ ( )

∑ ∑ x 100 %

**HP (∑ pasien sisa hr sebelumnya + ∑pasien pindahan) – (jml pasien dipindahkan + ∑ pasien keluar hidup dan mati) + ∑pasien keluar atau masuk pada hari yang sama.

2. Standar ideal menurut Depkes 60 - 85 %. (4)

Jika BOR sudah mencapai 60 – 85 % itu artinya BOR sudah efisien. Efisien adalah suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dihasilkan.

I. Metode Trend Linear

Khusus metode ini digunakan jika scatter diagram berbentuk garis lurus dengan persamaan umum adalah:

Dimana :

Y = variabel yang akan diramalkan, dalam hal ini adalah jumlah pasien dan jumlah hari rawat inap.

(43)

a = konstanta, yang akan menunjukkan besarnya harga Y (ramalan) apabila X sama dengan 0.

b = variabilitas per X, yaitu menunjukkan besarnya perubahan nilai Y dari setiap perubahan satu unit X.

x = unit waktu / periode, yang dapat dinyatakan dalam minggu, bulan, semester, tahun, dan lain sebagainya tergantung pada kesesuaian yang ada di data rumah sakit.

Untuk mencari besarnya nilai a dan b tersebut akan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus – rumus sebagai berikut:

Dengan syarat ∑ X = 0, dimana n adalah sama dengan jumlah data.(7)

(44)

J. Kerangka Teori

Gambar 2.1 kerangka teori

Jumlah hari perawatan (∑HP)

Jumlah tempat tidur (∑TT) Periode waktu

TPPRI

laporan data

statistik BOR Penggunaan tempat tidur Ruang perawatan RI

URI

SHRI

Manfaat dari laporan / BOR perhitungan

(45)

K. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 kerangka konsep a. Jumlah hari perawatan ( ∑HP )

b. Jumlah tempat tidur ( ∑TT ) c. Periode waktu (t)

Standar efisiensi Depkes BOR = 60 - 85%

BOR

Prediksi Kebutuhan tempat tidur

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif, sehingga pembaca dapat lebih mudah mengerti dan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai hasil penelitian. Adapun metode yang digunakan adalah kajian dokumen, yaitu metode yang dilakukan dengan cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan – catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti tentang data – data statistik rumah sakit.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan cross sectional yaitu pengukuran variabel dilakukan pada saat yang bersamaan.

B. Identifikasi Variabel

Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian atau faktor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti.

Variabel penelitian ini adalah 1. Kapasitas tempat tidur 2. Hari perawatan

(47)

4. BOR (Bed Occupancy Rate)

5. Standar efisiensi BOR menurut Depkes 6. Kebutuhan Tempat Tidur

C. Definisi Operasional

NO Nama Variabel Definisi Operasional

1. Kapasitas Tempat Tidur (TT)

Jumlah tempat tidur (∑TT) yang

tersedia dan siap pakai di masing – masing bangsal di RSUD Kabupaten Kudus bulan januari sampai bulan mei tahun 2014 berdasarkan laporan data statistik bulan januari sampai bulan mei 2014.

2. hari perawatan (HP) Jumlah hari perawatan (∑HP) adalah

Banyaknya pasien yang dirawat dalam satu hari periode pada masing – masing bangsal pada bulan januari sampai bulan mei tahun 2014. Berdasarkan laporan data statistik bulan januari sampai bulan mei 2014. 3. Periode waktu Jumlah waktu efektif yang digunakan

pada masing – masing bangsal pada bulan januari sampai bulan mei tahun

(48)

2014. Berdasarkan laporan data statistik bulan januari sampai bulan mei 2014

4. BOR (Bed Occupancy Rate)

BOR (Bed Occupancy Rate) yaitu gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur masing – masing bangsal perbulan di RSUD Kabupaten Kudus. Yang dihitung dengan rumus yaitu jumlah hari perawatan (∑HP) di Rumah sakit

dibagi jumlah tempat tidur (∑TT) dikali

100%.

5. BOR menurut Standar efisiensi Depkes

BOR Standar efisiensi Depkes adalah nilai BOR (Bed Occupancy Rate) yang telah ditetapkan oleh Depkes berdasarkan Juknis SIRS adalah BOR = 60 – 85%.

6. Kebutuhan Tempat Tidur Jumlah Tempat Tidur yang dibutuhkan berdasarkan standar efisiensi BOR Depkes, yang dihitung dengan rumus: ∑TT = ∑

(49)

D. Populasi Studi

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah laporan data statistik ruangan rawat inap yang sudah terkomputerisasi pada masing – masing bangsal bulan januari sampai bulan mei pada tahun 2014, dan sampelnya adalah data – data dasar berupa jumlah tempat tidur siap pakai (A), periode waktu (t) dan hari perawatan (hp).

E. Instrumen Penelitian

Laporan data statistik ruangan rawat inap: laporan yang digunakan untuk mencatat jumlah tempat tidur, jumlah hari perawatan, frekuensi pemakaian tempat tidur pada masing – masing bangsal selama bulan Januari sampai bulan Mei tahun 2014 di RSUD Kabupaten Kudus.

F. Pengumpulan Data

1. Sumber Data Primer

Yang digunakan sebagai sumber data primer yaitu jumlah tempat tidur.

2. Sumber data sekunder

Yang digunakan sebagai sumber data primer adalah data keluar pasien rawat inap, data indikator statistik pada tahun 2013.

(50)

G. Pengolahan Data

Data – data primer yang telah di dapat kemudian dikelompokkan dalam table sehingga data – data tersebut mempunyai makna dan dapat dievaluasi lebih lanjut. Adapun analisa yang dilakukan :

1. Tabulating, mengelompokkan atau memindahkan data ke dalam bentuk tabel dan dilakukan perhitungan dengan rumus trend linear. 2. Perhitungan, melakukan prediksi jumlah tempat tidur rawat inap untuk

7 bulan kedepan yaitu bulan juni – desember 2014 dengan menggunakan metode trend linear.

3. Penyajian Data, melakukan analisa kegiatan pemanfaatan sarana pelayanan rawat inap dengan menggunakan indikator penilaian pelayanan berupa pemanfaatan tempat tidur (BOR) pada tiap bangsal dengan menggunakan jumlah hari perawatan dan jumlah tempat tidur selama 5 bulan terakhir, yaitu bulan Januari – Mei 2014.

H. Analisa Data

Setelah melakukan analisa secara deskriptif maka peneliti menggunakan langkah – langkah sebagai berikut:

1) Menghitung BOR dengan menggunakan rumus : ∑

x 100%.

2) Prediksi hari perawatan berdasarkan time series yang dihitung dengan rumus : Y = a + bx.

3) Menghitung jumlah tempat tidur berdasarkan standar BOR efisien dan prediksi hari perawatan.

(51)

4) Memprediksi BOR berdasarkan jumlah tempat tidur yang telah diprediksi.

(52)

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit

Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus

Rumah Sakit Umum Kudus didirikan tahun 1928 oleh Pemerintah Hindia Belanda, dan Direktur pertama adalah dr. C.Van Proosdy. Pada tahun 1942, Jepang masuk dan menguasai Hindia Belanda, sehingga Rumah Sakit Umum Kudus juga dikuasai Jepang. Selama pemerintahan Jepang, Rumah Sakit Umum Kudus dipimpin oleh dr. Lie Gik Djing, dr.R.SW.Roroem dan dr. Tjia, kemudian setelah Jepang pergi, pada tahun 1946 Rumah Sakit Umum Kudus dipimpin oleh dr. Loekmonohadi.

Pada tahun 1983, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Daerah Tingkat II Kudus tanggal 9 September 1983 Nomor 061/433/1983 tentang susunan organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Umum menetapkan bahwa Rumah Sakit Umum Kudus merupakan Rumah Sakit kelas B1 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan medik minimal 11 (sebelas) spesialistik dan belum memiliki sub spesialistik luas dengan kapasitas 300-500 tempat tidur Pada tahun 1996, keluar Keputusan Bupati Tingkat II Kudus No.445/526/1996 tanggal 6 Pebruari 1996 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum

(53)

Daerah Kabupaten Dati II Kudus dari Kelas C menjadi Kelas B Non Pendidikan.

1. Letak Geografis

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus terletak di jalan Lukmonohadi no.19 Kudus Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Bangunan fisik berdiri diatas tanah seluas ± hektar. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus terletak di jalur perkotaan dan banyak dilalui kendaraan bermotor. Lokasi Rumah sakit ini berada di dekat salah satu supermarket yang ada di kabupaten Kudus dan merupakan Rumah Sakit Pemerintah tipe B Non Pendidikan.

2. Status Kepemilikan

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus adalah Rumah Sakit pemerintah yang dipimpin oleh seorang direktur yang secara teknis fungsional bertanggung jawab kepada bupati sebagai kepala daerah. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus mempunyai tugas pokok melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna.

Untuk melaksanakan tugas pokok, Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan pelayanan medis

b. Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan c. Penyelenggaraan pelayanan rujukan

(54)

e. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan f. Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan

g. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh kepala daerah. 3. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus

a. Visi

Rumah Sakit Pilihan Utama Masyarakat b. Misi

1) Memberikan pelayanan kesehatan secara tepat waktu dan akurat

2) Melakukan pelayanan berkeadilan 3) Meningkatkan mutu pelayanan

4) Mengukur tingkat kepuasan pelayanan

5) Meningkatkan dan menyediakan sumber daya secara berkelanjutan

c. Motto

“ Sehat Bersama Kami “ d. Kebijakan Mutu

1) Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan melakukan peningkatan secara terus menerus;

2) Memberikan pelayanan ramah, cepat, akurat dan kemudahan mendapat informasi;

3) Menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 secara efektif dan efisien;

(55)

4. Jenis Pelayanan Kesehatan di RSUD Kabupaten Kudus a. TPPRJ ( Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan ) b. Instalasi Rawat Jalan

Unit rawat jalan merupakan tempat pelayanan pasien yang berobat rawat jalan sebagai pintu pertama untuk menentukan apakah pasien perlu dirawat inap atau tidak atau perlu dirujuk ketempat pelayanan kesehatan lainnya.

Tugas – tugas dirawat jalan sebagai berikut : Pelayanan poliklinik RSUD Kabupaten Kudus: 1) Klinik Spesialis Penyakit Dalam

2) Klink Spesialis Saraf 3) Klinik Spesialis Mata 4) Klinik Spesialis Bedah 5) Klinik Spesialis Anak

6) Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin 7) Klinik Spesialis Obsgyn

8) Klinik Spesialis Rehabilitasi Medik 9) Klinik Spesialis Jiwa

10) Klinik Spesialis Paru 11) Klinik Spesialis Ortopaedi 12) Klinik Umum

13) Klinik Gigi dan Mulut 14) Klinik Gizi

(56)

15) Klinik Psikologi

c. TPPGD

Petugas pendaftaran gawat darurat mencatat semua data identitas pasien yang menerima pelayanan gawat darurat. Jam kerja petugas pendaftaran terdiri dari 3 shift, yaitu :

1) Shift I jam 07.00 – 14.00 2) Shift II jam 14.00 – 21.00 3) Shift III jam 21.00 – 07.00

d. UGD ( Unit Gawat Darurat )

Unit Gawat Darurat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus merupakan tempat pelayanan yang bekerja 24 jam setiap har untuk melayani kasus – kasus Gawat atau Darurat atau Gawat tidak Darurat, atau Darurat tidak Gawat atau Gawat dan Darurat, dengan demikian pelayanannyapun dengan perlakuan khusus, yaitu :

1) Pemerikasaan dan tindakan yang cepat dan tepat

2) Setiap tindakan yang dilakukan dicatat ke dalam dokumen yang telah tertera nomor rekam medis

Tugas – tugas di bagian Unit Gawat Darurat sebagai berikut : Pelayanan yang ada di Instalasi Gawat Darurat

1) Tensimeter Hg on trolly 2) Vena sectie set

(57)

3) ECG Portable

4) Manometer + tabung O² 5) THT Set

6) Gipscheren

7) Laringoscop dewasa dan anak 8) Defibrilator

9) Instrumen minor basic surgery 10) Spirometer 11) Suction pump 12) Infus pump 13) Syting pump 14) Ventilator mobile 15) Oksimetri 16) Emergency kit: 17) Ambubag Dewasa 18) Ambulag Anak 19) Laryngoscop Dewasa 20) Laryngosdop Anak

21) Endotracheal tube segala ukuran 22) Tabung 02

e. TPPRI

Petugas pemberi pelayanan pasien di TPPRI, mencatat semua data hasil pelayanan pendaftaran pasien rawat inap yaitu

(58)

identitas pribadi maupun sosial pasien yang bersangkutan, hasil negosiasi ruang dan kelas perawatan.

Pelayanan yang ada di Instalasi Rawat Inap

1) Pelayanan rawat inap meliputi ruang perawatan, ruang isolasi dan ruang isolasi khusus. Tersedia beberapa kelas

perawatan, yaitu :

2) Kelas Utama 1, tersedia 6 tempat tidur 3) Kelas Utama 2, tersedia 38 tempat tidur 4) Kelas 1, tersedia 49 tempat tidur

5) Kelas 2, tersedia 54 tempat tidur 6) Kelas 3, tersedia 124 tempat tidur

f. URI ( Unit Rawat Inap )

Unit Rawat Inap sering disebut Ruang Perawatan, ini merupakan inti kegiatan rumah sakit. Unit Rawat Inap biasanya diberi nama berlainan pada masing - masing bangsal, untuk memudahkan pelayanan. Nama bangsal yang ada di RSUD Kabupaten Kudus adalah bangsal bogenvil 1, bangsal melati 1, bangsal bogenvil 2, bangsal melati 2, bangsal cempaka 1, bangsal cempaka 2, bangsal cempaka 3, bangsal dahlia 2, bangsal dahlia 3, bangsal dahlia 1, bangsal bersalin, bangsal anggrek 1 dan bangsal anggrek 2. Pada bulan April, bangsal Bogenvil 1 sudah ditiadakan, sedangkan bangsal Anggrek 2 baru dibuka pada bulan Maret.

(59)

g. Pelayanan Penunjang Diagnostik 1) Instalasi Radiologi

2) Intalasi Laboratorium 3) Instalasi Farmasi 4) Instalasi Gizi

5) Instalasi Rehabilitasi Medik 6) Instalasi Bedah Sentral 7) Instalasi Intensive Care Unit

B. Gambaran Umum Pelayanan Rekam Medis

1. Sejarah Perkembangan Rekam Medis RSUD Kabupaten Kudus

Seksi rekam medis merupakan unit penyelenggaraan rekam medis dirumah sakit. Seksi rekam medis adalah organisasi dibawah pengawasan Direktur, dipimpin Kepala Seksi yang ditetapkan dengan SK Bupati. Rekam medis perlu dilakukan secara profesional, penuh tanggung jawab dan kewenangan. Agar penatalaksaannya berdaya guna dan menghasilkan informasi yang tepat dan akurat.

Kepala Seksi rekam medis bertanggung jawab mengelola rekam medis, meningkatkan mutu pelayanan rekam medis dan bertanggung jawab atas laporan berkala dan teratur. Untuk menunjang tugas dan tanggung jawab kepala instalasi rekam medis membawahi beberapa sub instalasi yaitu Penanggung Jawab Rekam Medis Rawat Jalan, Penanggung Jawab Rekam Medis Gawat Darurat dan Rawat Inap,

(60)

Verifikasi BPJS, Koding, Filling, Administrasi, dan Pelaporan (Analising / Reporting).

Proses penyelenggarakan rekam medis dimulai pada saat diterimanya pasien, dilanjutkan dengan kegiatan pencatatan data medis pasien oleh dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada pasien, sebagai salah satu perwujudan dari fungsi dan tugas Instalasi Rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus yaitu pengelolaan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas rekam medis dari tempat penyimpanan untuk melayanai permintaan/peminjaman karena pasien datang berobat, dirawat atau untuk keperluan lain, maka perlu adanya Pedoman Pelayanan Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus.

Pembuatan laporan statistik sudah terkomputerisasi semua. Laporan yang dihasilkan oleh komputer adalah data penyakit, kematian, dan data statistik. Tapi walaupun sudah terkomputerisasi tapi petugas rekam medis tetap mengumpulkan data (persalinan, kelahiran, dan kematian bayi), rekap mingguan (Campak, AFP, polio, malaria, kematian ibu hamil dan melahirkan, kematian bayi lahir) membuat laporan bulanan (Melaporkan KLB), Data tahunan (mencetak hasil input data dan menyusun lembaran sesuai aturan yang ditetapkan untuk pelaporan.

(61)

2. Struktur Organisasi Rekam Medis

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

3. Tugas pokok dan fungsi jabatan unit rekam medis a. Koordinator TPPRJ/GD/RI

Tugas pokok : Melayani pendaftaran pasien rawat jalan Fungsi jabatan : Koordinator TPPRJ/GD/RI

b. Koordinator Pengolahan Dokumen Tugas pokok : Mengolah dokumen

KEPALA INSTALASI REKAM MEDIS DAN PENGOLAHAN DATA

ELEKTRONIK

DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR PELAYANAN

KEPALA BIDANG PENUNJANG

KEPALA SEKSI PENUNJANG NON MEDIS

PENDAFTARAN

CODING & INDEXING

SENSUS & PELAPORAN

PENGOLAHAN DATA

ELEKTRONIK

ASSEMBLING & FILLING

(62)

Fungsi jabatan : Koordinator pengolahan dokumen c. Koordinator Filling

Tugas pokok : Menyimpan dan menjaga kerahasiaan dokumen Fungsi jabatan : Koordinator Filling

d. Koordinator Pelaporan

Tugas pokok : mengumpulkan data kegiatan rumah sakit dari laporan harian yang di input oleh petugas unit pelayanan pencatatan data kegiatan rumah sakit.

Fungsi jabatan : Koordinator pelaporan

C. Hasil Penelitian

RSUD Kabupaten Kudus dalam memberikan pelayanan medis rawat inap kepada pasien terbagi menjadi 13 bangsal yaitu bangsal Bogenvil 1, Bogenvil 2, Melati 1, Melati 2, Cempaka 1, Cempaka 2, Cempaka 3, Dahlia 1, Dahlia 2, Dahlia 3, Bersalin, Anggrek 1. Pada bulan Maret dilakukan penambahan bangsal yakni bangsal Anggrek 2, dan pada bulan April bangsal Bogenvil 1 di tiadakan. Pada bulan Januari sampai bulan Mei pemanfaatan tempat tidur tidak maksimal. Hal ini terjadi karena tingginya permintaan atau kebutuhan pasien akan pelayanan rawat inap, namun jumlah tempat tidur yang tersedia tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Meskipun pihak rumah sakit sudah menambahkan jumlah tempat tidur di masing – masing bangsal, namun penambahan yang ada tidak sesuai dengan kebutuhan pada masing – masing bangsal.

(63)

Untuk menganalisa kebutuhan jumlah tempat tidur pada masing – masing bangsal di RSUD Kebupaten Kudus maka perlu diketahui jumlah hari perawatan (HP) dan periode waktu (t) melalui laporan rawat inap di RSUD Kabupaten Kudus.

1. Kapasitas Tempat Tidur

Tabel 4.1

Kapasitas Tempat Tidur di tiap bangsal bulan Januari – Mei 2014

Nama Bangsal Jumlah Tempat Tidur

Januari Februari Maret April Mei

Bogenvil 1 32 32 32 - - Melati 1 68 68 68 68 68 Bogenvil 2 47 47 47 47 47 Melati 2 68 68 68 68 68 Cempaka 1 40 40 40 40 40 Cempaka 2 42 42 42 42 42 Cempaka 3 23 23 23 23 23 Dahlia 2 20 20 20 20 20 Dahlia 3 20 20 20 20 20 Dahlia 1 24 24 24 24 24 Bersalin 13 13 13 13 13 Anggrek 1 12 12 12 12 12 Anggrek 2 - - 12 12 12

Sumber data: Billing Rekam Medis Laporan statistik rawat inap

Berdasarkan tabel 4.1, Kapasitas Tempat Tidur yang paling banyak terdapat pada bangsal Melati 1 dan Melati 2. Dan yang paling sedikit adalah bangsal Bersalin, Anggrek 1 dan Anggrek 2.

(64)

2. Hari perawatan

Tabel 4.2

Jumlah perawatan (HP) di tiap bangsal bulan Januari – Mei 2014 Nama

Bangsal

Jumlah hari perawatan (HP)

Jumlah Januari Februari Maret April Mei

Bogenvil 1 604 561 8 - - 1173 Melati 1 952 1123 1165 1108 1038 5386 Bogenvil 2 726 752 754 864 911 4007 Melati 2 1007 1104 1131 1146 1092 5480 Cempaka 1 678 820 770 840 878 3986 Cempaka 2 860 955 869 1076 1060 4820 Cempaka 3 469 578 666 707 697 3117 Dahlia 2 482 587 638 730 798 3235 Dahlia 3 324 380 393 392 413 1902 Dahlia 1 552 660 674 716 744 3346 Bersalin 17 34 707 626 710 2094 Anggrek 1 339 385 365 412 408 1909 Anggrek 2 - - 253 346 420 1019

Sumber data: Billing Rekam Medis Laporan statistik Rawat Inap

Berdasarkan tabel 4.2, hari perawatan paling banyak terdapat pada bangsal Melati 2 dan hari perawatan terendah terdapat pada bangsal Anggrek 2 karena bangsal Anggrek 2 baru di buka pada bulan Maret.

(65)

3. Periode waktu

Tabel 4.3

Periode waktu (t) di tiap bangsal bulan Januari – Mei 2014 Nama

Bangsal

Periode waktu (t)

Januari Februari Maret April Mei

Bogenvil 1 31 28 31 - - Melati 1 31 28 31 30 31 Bogenvil 1 31 28 31 30 31 Melati 2 31 28 31 30 31 Cempaka 1 31 28 31 30 31 Cempaka 2 31 28 31 30 31 Cempaka 3 31 28 31 30 31 Dahlia 2 31 28 31 30 31 Dahlia 3 31 28 31 30 31 Dahlia 1 31 28 31 30 31 Bersalin 31 28 31 30 31 Anggrek 1 31 28 31 30 31 Anggrek 2 - - 31 30 31

Berdasarkan tabel 4.3, periode waktu untuk bulan Januari, Maret, Mei adalah 31 hari, untuk bulan Februari adalah 28 hari dan untuk bulan April adalah 30 hari.

4. Prediksi hari perawatan masing-masing bangsal bulan Juni – Desember 2014

Berdasarkan tabel 4.2,telah diketahui jumlah hari perawatan per bangsal per bulan. Maka dapat dihitung prediksi hari perawatan

(66)

untuk bulan Juni hingga bulan Desember 2014 berdasarkan pada trend angka hari perawatan bulan Januari hingga bulan Mei 2014 untuk tiap bangsal rawat inap di RSUD Kabupaten Kudus.

Langkah untuk menghitung prediksi jumlah hari perawatan dan jumlah tempat tidur adalah sebagai berikut :

a. Bangsal Melati 1

I. Mengetahui jumlah HP minimal 5 bulan dan menentukan nilai Y dan X

Perhitungan untuk bangsal Melati 1

Bulan Y X XY X2 Januari 952 - 2 - 1904 4 Februari 1123 - 1 - 1123 1 Maret 1165 0 0 0 April 1108 1 1108 1 Mei 1038 2 2076 4 Jumlah 5386 0 157 10

II.

Menentukan nilai a dan b dengan menggunakan rumus a = ∑

dan b = ∑

a =

∑ b = ∑

a = b =

a = 1077,2 b = 15,7

(67)

III. Menghitung Y = a + bx Y = 1077,2 + 15,7 (3) Y = 1077,2 + 47,1 Y = 1124,3 = 1125

Dengan menggunakan rumus yang sama untuk bulan Juni - Desember, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.4

Prediksi jumlah hari perawatan bangsal Melati 1

Bulan

Prediksi Jumlah Hari Perawatan (HP)

Juni

1125

Juli

1140

Agustus

1156

September

1172

Oktober

1188

November

1203

Desember

1219

b. Bangsal Bogenvil 2

I. Mengetahui jumlah HP minimal 5 bulan dan menentukan nilai Y dan X

Perhitungan untuk bangsal Bogenvil 2

Bulan Y X XY X2 Januari 726 - 2 - 1452 4 Februari 752 - 1 - 752 1 Maret 754 0 0 0 April 864 1 864 1 Mei 911 2 1822 4 Jumlah 4007 0 482 10

(68)

II.

Menentukan nilai a dan b dengan menggunakan rumus a = ∑

dan b = ∑

a =

∑ b = ∑ a = b =

a = 801,4 b = 48,2 III. Menghitung Y = a + bx Y = 801,4 + 48,2 (3) Y = 801,4 + 144,6 Y = 946

Dengan menggunakan rumus yang sama untuk bulan Juni - Desember, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.5

Prediksi jumlah hari perawatan bangsal Bogenvil 2

Bulan

Prediksi Jumlah Hari Perawatan

Juni

946

Juli

995

Agustus

1043

September

1091

Oktober

1139

November

1187

Desember

1236

(69)

c. Bangsal Melati 2

I. Mengetahui jumlah HP minimal 5 bulan dan menentukan nilai Y dan X

Perhitungan yang dilakukan untuk bangsal Melati 2

Bulan Y X XY X2 Januari 1007 - 2 - 2014 4 Februari 1104 - 1 - 1104 1 Maret 1131 0 0 0 April 1146 1 1146 1 Mei 1092 2 2184 4 Jumlah 5480 0 212 10

II.

Menentukan nilai a dan b dengan menggunakan rumus a = ∑

dan b = ∑

a =

∑ b = ∑ a = b =

a = 1096 b = 21,2 III. Menghitung Y = a + bx Y = 1096 + 21,2 (3) Y = 1096 + 63,6 Y = 1160

Dengan menggunakan rumus yang sama untuk bulan Juni - Desember, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

(70)

Table 4.6

Prediksi jumlah hari perawatan bangsal Melati 2

Bulan

Prediksi Jumlah Hari Perawatan

Juni

1160

Juli

1181

Agustus

1202

September

1224

Oktober

1245

November

1266

Desember

1287

d. Bangsal Cempaka 1

I. Mengetahui jumlah HP minimal 5 bulan dan menentukan nilai Y dan X

Perhitungan yang dilakukan untuk bangsal Cempaka 1

Bulan Y X XY X2 Januari 678 - 2 - 1356 4 Februari 820 - 1 - 820 1 Maret 770 0 0 0 April 840 1 840 1 Mei 878 2 1756 4 Jumlah 3986 0 420 10

II.

Menentukan nilai a dan b dengan menggunakan rumus a = ∑

dan b = ∑

a =

∑ b = ∑

a = b =

(71)

a = 797,2 b = 42 III. Menghitung Y = a + bx

Y = 797,2 + 42 (3) Y = 797,2 + 126 Y = 924

Dengan menggunakan rumus yang sama untuk bulan Juni - Desember, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Table 4.7

Prediksi jumlah hari perawatan bangsal Cempaka 1

Bulan

Prediksi Jumlah Hari Perawatan

Juni

924

Juli

966

Agustus

1008

September

1050

Oktober

1092

November

1134

Desember

1176

e. Bangsal Cempaka 2

I. Mengetahui jumlah HP minimal 5 bulan dan menentukan nilai Y dan X

Perhitungan yang dilakukan untuk bangsal Cempaka 2

Bulan Y X XY X2 Januari 860 - 2 - 1720 4 Februari 955 - 1 - 955 1 Maret 869 0 0 0 April 1076 1 1078 1 Mei 1060 2 2120 4 Jumlah 4820 0 523 10

(72)

II.

Menentukan nilai a dan b dengan menggunakan rumus a = ∑

dan b = ∑

a =

∑ b = ∑ a = b =

a = 964 b = 52,3 III. Menghitung Y = a + bx Y = 964 + 52,3 (3) Y = 964 + 156,9 Y = 1121

Dengan menggunakan rumus yang sama untuk bulan Juni - Desember, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Table 4.8

Prediksi jumlah hari perawatan bangsal Cempaka 2

Bulan

Prediksi Jumlah Hari Perawatan

Juni

1121

Juli

1173

Agustus

1225

September

1277

Oktober

1329

November

1381

Desember

1433

Gambar

Gambar 2.1 kerangka teori
Gambar 2.2 kerangka konsep a. Jumlah hari perawatan ( ∑HP )
Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Referensi

Dokumen terkait

Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository

[r]

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan evaluasi oleh Pejabat Pengadaan Barang/Jasa menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku, maka Pejabat Pengadaan Barang/Jasa

Considering this, the writer use the implicature theory as the frame work of this thesis to analyze the humor of the comic, with the following problems to discuss; How

rrerryelesail<an laporan penelitiarr yaug ber-jLrdul "Perubahan dalanr Struktur Keluarga: Studi tentang Keluarga Broken-lIotn.e dan Anal< vang Bekerja

Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa sektor yang cukup besar sumbangannya terhadap struktur output di Kabupaten Jember adalah sub sektor pertanian yaitu

[r]

Dampak Pe rceraian Orang Tua Te rhadap Perilaku Anak Pada Fase Puberitas (Studi kasus pada anak yang me ngalami dampak perceraian di Kelurahan Panderejo Kecamatan