• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM KUA KECAMATAN PARIAMAN TENGAH KOTA PARIAMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III GAMBARAN UMUM KUA KECAMATAN PARIAMAN TENGAH KOTA PARIAMAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

47

3.1. Letak Geografis Wilayah KUA Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman

3.1.1. Monografi Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman 3.1.1.1. Keadaan Geografis

Berbicara masalah geografis tidak lepas dari masalah lingkungan alam dan situasi sekaligus kondisi alam tersebut dari berbagai versi, hal ini juga terlepas dari bentuk kawasan suatu daerah yang merupakan penopang kemakmuran dan kesejahteraan suatu daerah atau masyarakat sebagai penghuninya. Begitu juga halnya dengan Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman, mengenai geografis dan kondisi alamnya yang sangat menawan sebagaimana penulis kutip dari buku monografi Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman, yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kota Pariaman. (BPS Kota Pariaman, 2013)

Berdasarkan Undang-undang No. 12 Tahun 2002 tentang Pembentukkan Kota Pariaman sebagai salah satu Kota yang berada di dalam wilayah sebesar 73,36 Km2 dan luas lautan 282,56 Km2, dengan pajang garis pantai 12,00 Km2 yang mencakup 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Pariaman Utara, Kecamatan Pariaman Tengah, dan Kecamatan Pariaman Selatan. Berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Kota Pariaman No. 10 Tahun 2009, kecamatan di Kota Pariaman bertambah menjadi 4 (empat) kecamatan yakni: Kecamatan Pariaman Utara, Kecamatan Pariaman Tengah, Kecamtan Pariaman Selatan, dan Kecamatan Pariaman Timur. (PERDA Kota Pariaman, 2009).

Secara geografis Kota Pariaman terletak pada 00 33’ 00”- 00 40’ 43” Lintang Selatan dan 100010’ 33” – 100010’ 55” Bujur Timur.

(2)

Kota Pariaman terbentang pada jalur srategis lintas Sumatera Bagian Barat yang menghubungkan Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Sumatera Barat, berjarak kira-kira 56 Km dari ibu kota provinsi yaitu Kota Padang, atau kira-kira 1 jam perjalanan dengan bis dari Bandara Internasional Minangkabau (Minangkabau International

Airport). Letak geografis Kota Pariaman di daerah perlintasan antara

beberapa kota di Sumatera Barat khususnya dan regional umumnya merupakan faktor strategis bagi kota ini. Jalan raya Padang-Lubuk Basung dan Pasaman Barat merupakan jalan negara yang penting bagi pemerintah, karena itu kondisinya selalu terjaga dengan baik. Kondisi ini menguntungkan bagi kota pariaman.(BPS Kota Pariaman, 2013).

Kantor Urusan Agama Kecamatan merupakan organisasi tingkat terendah dalam susunan dan tata kerja Kementerian Agama sebagaimana yang diatur dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 18 Tahun 1975 jo KMA Nomor 45 Tahun 1981 yang bertugas melaksanakan sebahagian tugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota di bidang Urusan Agama Islam di wilayah Kecamatan. Kantor Urusan Agama Kecamatan Pariaman Tengah merupakan salah satu lingkup jajaran dalam lingkungan Kementerian Agama Kota Pariaman yang terletak di jalan Rasyid Broneng No. 09 (Sembilan) Kelurahan Karan Aur Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman.

Secara astronomis Kecamatan Pariaman Tengah membujur dari arah utara ke selatan yaitu 0038’ 00” Lintang Selatan dan 1000 07’ 00” Bujur Timur di pesisir barat pantai Kota Pariaman dengan ketinggian tanah lebih kurang 2 Meter dari permukaan laut dengan batas wilayah sebagai berikut:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pariaman Utara. 2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pariaman Selatan.

(3)

3) Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan VII Koto Sungai Sariak.(Profil KUA Kec. Pariaman Tengah, 2013).

Wilayah Kecamatan Pariaman Tengah memiliki luas 2669 Ha, dengan 2 (dua) sistem pemerintahan yaitu Pemerintahan Kelurahan dan Pemerintahan Desa dengan jumlah Penduduk 39.642 jiwa dengan perincian penganut agama Islam berjumlah 39.595 dan penganut agama Kristen 47 jiwa dan memiliki rumah ibadah sebanyak 28 Masjid, 15 Surau/langgar, dan 46 Mushalla. (Profil KUA Kec. Pariaman Tengah, 2013).

Kecamatan Pariaman Tengah pada Tahun 2013 dari seluruh luas lahan di Kecamatan Pariaman Tengah sekitar 8, 00% (persen) dipergunakan untuk lahan pertanian padi sawah, sedangkan 13, 04% (persen) dipergunakan untuk lahan pemukiman penduduk dan lokasi pusat pemerintahan. Kota Pariaman merupakan daerah yang beriklim tropis basah yang sangat dipengaruhi oleh angin barat dan memiliki bulan kering yang sangat pendek . Rata-rata curah hujan pertahun mencapai angka sekitar 4.055 mm (2006) dengan lama hari hujan 198 hari. Suhu rata-rata 25,34’C dengan kelembaban udara rata-rata 85,25 dan kecepatan angin rata-rata 1,80 km/jam. Kecamatan Pariaman Tengah pada tahun 2016 dipimpin oleh Syofyan Mursyid. Kecamatan Pariaman Tengah terdiri dari enam (6) Nagari/Desa dan enam belas (16) Kelurahan. Seluruh Nagari/Desa di wilayah Kecamatan Pariaman Tengah kesemuanya mempunyai kualifikasi sebagai wilayah administrasi nagari, menganut sistem nagari pemilihan. Untuk memilih seorang Wali Nagari/Kepala Desa masyarakat secara langsung memberikan suaranya pada calon pilihan masing-masing secara demokratis. Masing-masing wali nagari/kepala desa di bantu langsung oleh kepala jorong dalam

(4)

mengawasi dan menjalankan pemerintahan.(Profil Kota Pariaman, 2016).

Berhubung termasuk dalam kualifikasi nagari maka status Wali Nagari/Kepala Desa kesemuanya mempunyai jabatan non PNS, lain halnya untuk jabatan Sekretaris Nagari/Desa diisi oleh pegawai dengan status PNS, seluruh nagari/desa memiliki sekretaris nagari/desa terisi dari kalangan PNS, tingkatan satuan lingkungan setempat (SLS). Komposisi penduduk Kota Pariaman hampir secara keseluruhan didominasi oleh etnis Minangkabau, dengan rasio jenis kelamin 93.26, sedangkan jumlah angkatan kerja 27.605 orang dengan jumlah pengangguran 2.970 orang. Dan pada kecamatan Pariaman Tengah menjadi kawasan yang paling padat jumlah penduduknya. (Profil Kota Pariaman, 2016).

3.1.1.2. Agama dan Pendidikan

Manusia hidup di dunia ini tidak hanya semata-mata untuk mendapatkan kebahagiaan dunia saja. Akan tetapi manusia juga ingin mendapatkan kebahagiaan kehidupan di akhirat. Maka manusia dalam hidup butuh pedoman dan dasar untuk bisa berbuat dan bertingkah laku sesuai dengan tuntutan agama yang diyakini, yaitu agama Islam yang bisa dijadikan pedoman dan dasar bagi umat Islam untuk berbuat dan bertingkah laku sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan di dalam al-Qur’an dan Hadits.

Kehidupan masyarakat Kecamatan Pariaman Tengah mencakup berbagai aspek kehidupan, aspek ini akan penulis uraikan satu persatu:

1) Kehidupan Sosial Keagamaan

Secara faktual kehidupan sosial keagamaan di Kecamatan Pariaman Tengah berjalan dengan lancar, hal ini dapat dilihat dalam realita kehidupan masyarakat yang aman, damai, dan sejahtera. Hal ini terbukti dengan penduduk yang berjumlah

(5)

39.642 jiwa, walaupun kurang dari 1% dari 100% yang menganut agama selain agama Islam, dapat dilihat dari hubungan sosial masyarakat yang berlaku. Penduduk ini adalah Warga Negara Indonesia (WNI), dan di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kecamatan Pariaman Tengah terlihat hidup dalam kedamaian dan keamanan.

Menurut data yang ada bahwa Kecamatan Pariaman Tengah merupakan daerah yang maju dalam sosial dan keagamaan di dukung oleh sarana prasarana yang cukup baik untuk tempat beribadah. Rumah ibadah dan sarana pendidikan agama merupakan sarana bagi umat Islam untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam menimba pengetahuan dan peningkatan iman dan taqwa. Masyarakat Kecamatan Pariaman Tengah masih ada yang memakai tradisi lama yaitu belum menggunakan bahasa Indonesia dalam pembahasan dan penyampaian materi khutbah jum’at. Pelayanan di bidang teknis administrasi kemasjidan serta lembaga keagamaan meliputi pendataan rumah ibadah serta lembaga pendidikan keagamaan yang ada, serta melakukan pembinaan baik secara langsung maupun secara tidak langsung kepada pengurus masjid dengan menggiatkan kegiatan-kegiatan seperti Idharah, ri’ayah, dan Imarah. Adapun Masjid sebagai Masjid Binaan Kantor Urusan Agama Kecamatan Pariaman Tengah yaitu Masjid Raya Kota Pariaman. Begitu juga terhadap pengurus mushalla dan surau pembinaan ini juga mencakup pada pengurus lembaga pendidikan agama lainnya seperti; TKQ, TPQ, TPSQ, MDA, dan Majelis Ta’lim. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya lembaga pendidikan agama pada tiap-tiap daerah di kecamatan Pariaman Tengah. Di kecamatan Pariaman Tengah terdapat 28 Masjid, 46 Mushalla, 15 Langgar/surau, dan 28 Majelis Ta’lim. 27 Taman Pendidikan Qur’an, serta 24

(6)

Madrasah Diniyyah Awaliyah (MDA) yang tersebar di seluruh desa yang ada di kecamatan, berikut data tersebut:

Tabel 3.1: Banyaknya Sarana Peribadatan di Kecamatan Pariaman Tengah Tahun 2013

No Masjid Mushalla

/Surau TPSQ/TKQTPQ/ MDA M.Ta’lim Jumlah

1 28 61 27 24 28 350

Kalau dilihat dari sarana dan prasarana peribadatan di Kecamatan Pariaman Tengah sudah sangat mencukupi, akan tetapi masyarakat kurang memanfaatkan segala sarana dan prasarana yang sudah dimiliki itu. Kekurangan itu disebabkan karena kurangnya minat masyarakat secara umum dan pada usia muda, pada khususnya dalam memahami ilmu agama terutama dalam bidang hukum Islam. Sehingga para usia muda di Kecamatan Pariaman Tengah ini tidak terlalu memahami terhadap tujuan pokok dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, dan begitu juga dalam tujuan hukum keluarga Islam yaitu; untuk membentuk keluarga yang harmonis yang mana seluruh anggota keluarga merasa bersatu, adanya kerja sama dan saling pengertian serta saling melengkapi antara anggota keluarga. Sedangkan perkawinan suami istri dapat menambahkan keyakinan dan keimanan pada Allah SWT, karena lawan jenisnya yang mereka peroleh. Oleh karena itu perkawinan yang dilakukan oleh pasangan usia muda yang buta terhadap hukum Islam dan tujuan perkawinan, mendatangkan ketidak harmonisan dalam rumah tangga yang akhirnya bermuara pada perceraian. (Profil KUA Kec. Pariaman Tengah, 2013).

2) Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu unsur paling utama dalam kehidupan manusia, karena pendidikan membawa kehidupan manusia ke dalam kondisi yang lebih kondusif. Kemajuan

(7)

peradaban suatu daerah akan tampak bilamana masyarakat memiliki peradaban yang baik, yang mana ia merupakan substansi riil dalam membentuk masyarakat madani yang senantiasa didambakan oleh kaum pemikir dewasa ini, pendidikan akan menjadi tumpuan, harapan dan keinginan manusia, karena pendidikan merupakan suatu srategis yang terdapat dalam mengupayakan kemajuan suatu bangsa dan masyarakat itu sendiri. Pendidikan juga merupakan suatu sarana untuk menuju kecerdasan, dan kreatifitas masyarakat yang ditingkatkan untuk mencapai manusia-manusia pembangun dalam suatu bidang yang berkualitas. Hal inilah yang menjadi pondasi dasar sehingga pendidikan mendapat prioritas utama dalam pembangunan nasional. Bila dikaitkan dengan permasalahan di atas sarana yang terdapat di Kecamatan Pariaman Tengah tentu dapat dilihat dari kualitas sarana sebagai fasilitas pokok pendidikan yang tersedia.

Pendidikan merupakan persoalan yang sangat penting sekali. Sejarah telah menjelaskan bahwa pendidikan sangat menentukan kemajuan suatu Bangsa dan Negara. Karena dengan pendidikan itulah bisa tercipta generasi yang berilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan manusia bisa mempertimbangkan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk. Bekal pendidikan akan mendatangkan manfaat bagi diri dan lingkungannya. Bila suatu penduduk tidak memiliki pendidikan yang cukup memadai, maka kemungkinan besar penduduk tersebut mengalami suatu kemunduran, baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Pendidikan merupakan salah satu faktor dominan dalam pembangunan, demikian pula halnya dengan komposisi pendidikan menurut umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan suatu unsur terkait

(8)

yang mempengaruhi kapasitas tenaga produktif terhadap aneka ragam usaha di lapangan kerja.

Apabila diperhatikan secara terperinci sarana pendidikan di Kecamatan Pariaman Tengah adalah sangat memadai. Kalau dilihat dari sarana pendidikan di Kecamatan Pariaman Tengah adalah sangat memadai dan begitu juga masyarakat yang sudah lulus pendidikan sederajat sudah banyak, bahkan masyarakat dengan lulusan Perguruan Tinggi juga sudah banyak. Untuk pendidikan setaraf sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) di Kota Pariaman terdapat 7 (tujuh) sekolah dengan rincian 6 (enam) yang merupakan lembaga pendidikan negeri dan 1 (satu) yang dikelola oleh swasta. Diantara 7 (tujuh) sekolah menengah tingkat atas itu terdapat 3 (tiga) sekolah negeri yang terletak di kecamatan pariaman tengah dan 1 (satu) sekolah swasta.

Hingga saat ini Kecamatan Pariaman Tengah sudah memiliki beberapa perguruan tinggi/universitas untuk menampung siswa/siswi lulusan sekolah lanjut tingkat atas. Ada 4 (empat) perguruan tinggi swasta yang dapat menampung masyarakat jika ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) SUMBAR Syech Burhanuddin, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Syech Burhanuddin, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Piala Sakti, dan Akademi Kebidanan (AKBID) Putri Bangsa. (Profil Kota Pariaman, 2016).

3.1.1.3. Ekonomi dan Mata Pencaharian

Perekonomian masyarakat Kota Pariaman didominasi oleh sektor pertanian, hal ini terlihat jelas dengan luasnya kawasan pertanian terutama lahan persawahan yang begitu luas, tak heran memang sebuah sebutan akrab piaman laweh untuk Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman disematkan karena memang luas

(9)

dan datarnya daerah ini apalagi dengan ditanami padi yang membuat kawasan Kota Pariaman terlihat semakin luas. Tidak hanya lahan persawahan yang tampak terbentang, kebun kelapa juga terlihat sangat banyak di daerah ini, memang kawasan pantai sangat cocok dengan tanaman tropis ini, sehingga tidak heran memang bahwa dari Kota Pariaman ini hasil tanaman kelapa mendominasi kebutuhan masyarakat Sumatera Barat bahkan di luar provinsi Sumatera Barat. Bila dikaji lebih jauh tentang mata pencaharian dan profesi masyarakat Kecamatan Pariaman Tengah, maka masyarakat memiliki mata pencaharian dan profesi yang heterogen, mulai dari bertani, beternak, berdagang, nelayan, pegawai dan sebagainya.(Profil Kota Pariaman, 2016).

3.1.2. Kehidupan Sosial dan Kemasyarakatan

Kehidupan sosial adalah suatu perilaku masyarakat yang sudah membudaya hingga menjadi tradisi /kebiasaan yang terjadi di tengah-tengah daerah tersebut. Misalnya tradisi masyarakat dalam hal bergaul, secara faktual kegiatan sosial masyarakat merupakan faktor yang sangat penting untuk memajukan sebuah nagari. Pemerintah Kecamatan Pariaman Tengah selalu mengajak dan menghimbau masyarakat untuk mengadakan kegiatan-kegiatan sosial yang bersifat kebersamaan guna menjalin serta mempererat hubungan silaturrahim antara sesama warga. Pemerintah menganjurkan gotong royong dua kali sebulan membersihkan fasilitas-fasilitas umum seperti; jalan, irigasi, dan masjid. Mengadakan kegiatan posyandu satu kali sebulan, dan kegiatan yang lainnya. Pemuda dan pemudi Kecamatan Pariaman Tengah melalui karang taruna juga sering mengadakan berbagai macam kegiatan keolahragaan seperti; sepak bola, badminton, volley

ball, dan kegiatan olahraga lainnya. Kegiatan olahraga ini ramai

(10)

Setiap tahun even olahraga selalu ditingkatkan oleh pemuda dan pemudi Kecamatan Pariaman Tengah untuk memeriahkan hari Kemerdekaan Republik Indonesia dan hari-hari besar lainnya. Pemerintah Kecamatan Pariaman Tengah dalam memasuki bulan suci Ramadhan selalu mengadakan kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) yang diadakan langsung oleh Bapak Camat Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman. Kegiatan ini diadakan untuk menanamkan kecintaan pemuda dan pemudi serta masyarakat terhadap al-Qur’an, serta untuk mengasah kemampuan pemuda dan pemudi dalam bidang seni baca al-Qur’an. Oleh karena itu Kecamatan Pariaman Tengah selalu mendapatkan berbagai macam prestasi dan penghargaan dari Walikota Pariaman.(Profil Kec. Pariaman Tengah, 2016).

3.2. Profil Kantor Urusan Agama Kecamatan Pariaman Tengah

Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan merupakan unit kerja Kementerian Agama yang secara institusional berada paling depan dan menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan tugas pelayanan kepada masyarakat di bidang keagamaan.

Secara historis, KUA adalah unit kerja Kementerian Agama yang memiliki rentang usia cukup panjang. Menurut seorang ahli di bidang keislaman Kerel Steenbrink, bahwa KUA Kecamatan secara kelembagaan telah ada sebelum Kementerian Agama itu sendiri, pada masa kolonial unit kerja dengan tugas dan fungsi yang sejenis dengan KUA Kecamatan telah diatur dan diurus dibawah lembaga Kantor Voor Inslanche Zaken (Kantor Urusan Pribumi) yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda. Pendirian unit kerja ini tak lain adalah untuk mengkoordinir tuntutan pelayanan masalah-masalah keperdataan yang menyangkut umat Islam yang merupakan penduduk pribumi. Kelembagaan ini kemudian dilanjutkan oleh pemerintah Jepang melalui lembaga sejenis dengan sebutan Shumbu.

(11)

Pada masa kemerdekaan, KUA Kecamatan dikukuhkan melalui Undang-undang Nomor 22 Tahun 1946 tentang Pencatatan Nikah, Talak, Cerai, dan Rujuk (NTCR). Undang-undang ini diakui sebagai pijakan legal bagi berdirinya KUA Kecamatan, pada awalnya kewenangan KUA sangat luas, bukan hanya masalah nikah dan rujuk melainkan masalah talak dan cerai kemudian dengan berlakunya UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan diberlakukannya PP No. 9 Tahun 1975 maka kewenangan KUA Kecamatan dikurangi dan masalah nikah dan rujuk diserahkan ke Pengadilan Agama.

Dalam perkembangan selanjutnya, maka Keppres No. 30 Tahun 1978, mengatur bahwa Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan sebagian tugas Kementerian Agama Kabupaten/Kota dibidang Urusan Agama Islam di wilayah kecamatan.

Sejak awal kemerdekaan Indonesia, kedudukan KUA Kecamatan memegang peranan penting dan vital sebagai pelaksana hukum Islam, khusus dengan perkawinan, peranan tersebut dapat dilihat dari acuan yang menjadi pijakan, yaitu:

1. UU No. 22 Tahun 1946 Tentang Pencatatan Nikah, Talak, dan Rujuk.

2. UU No. 22 Tahun 1946 yang kemudian dikukuhkan dengan UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

3. Keppres No. 45 Tahun 1974 tentang Tugas dan Fungsi KUA kecamatan yang dijabarkan dengan KMA No. 45 Tahun 1981. 4. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 517 Tahun

2001 tentang pencatatan struktur organisasi KUA Kecamatan yang menangani tugas dan fungsi pencatatan perkawinan, wakaf, dan tempat peribadatan, produk halal, keluarga sakinah, kependudukan, pembinaan haji, ibadah sosial, dan kemitraan umat.

5. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 298 Tahun 2003 yang mengukuhkan kembali kedudukan KUA Kecamatan

(12)

sebagai unit kerja Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota yang melaksanakan sebagian tugas Urusan Agama Islam. (KMA No. 298, 2003).

Karena tugasnya berkenaan dengan aspek hukum dan ritual yang sangat menyentuh kehidupan keseharian masyarakat, maka tugas dan fungsi KUA Kecamatan semakin hari semakin menunjukkan peningkatan kuantitas dan kualitasnya. Peningkatan ini tentunya mendorong Kepala KUA sebagai pejabat yang bertanggung jawab dalam melaksanakan dan mengkoordinasikan tugas-tugas Kantor Urusan Agama kualitasnya. Peningkatan ini juga mendorong Kepala KUA sebagai penanggung jawab dalam melaksanakan dan mengkoordinasikan tugas-tugas KUA Kecamatan untuk bersikap dinamis, proaktif, kreatif, mandiri, aspiratif, dan berorientasi pada penegakkan peraturan yang berlaku.

Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman merupakan organisasi tingkat terendah dalam susunan dan tata kerja Kementerian Agama sebagaimana yang diatur dalam KMA Nomor 18 Tahun 1975 jo KMA Nomor 45 Tahun 1981 yang bertugas melaksanakan sebahagian tugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota di bidang Urusan Agama Islam di wilayah Kecamatan. Kantor Urusan Agama Kecamatan Pariaman Tengah merupakan salah satu lingkup jajaran dalam lingkungan Kementerian Agama Kota Pariaman yang terletak di jalan Rasyid Broneng No. 9 (Sembilan) Kelurahan Karan Aur Pariaman. Kecamatan Pariaman Tengah merupakan salah satu kecamatan di Kota Pariaman. Sedangkan Kantor Urusan Agama Kecamatan Pariaman Tengah dikepalai oleh Erinal, S.Ag.

Dalam pelaksanaan tugas-tugas keagamaan Kepala KUA Kecamatan Pariaman Tengah dibantu oleh satu orang Penghulu, satu orang Penyuluh Agama Fungsional, empat orang karyawan (staf), satu orang tenaga Honorer, dengan rincian sebagai berikut :

(13)

1. Drs. Fajaruddin (Penghulu) 2. Rahmadhanis, S.Ag (PAF) 3. Maiyuliastri, S.H (Staf) 4. Elianur, BA (Staf) 5. Zulherman (Staf)

6. Cici Permata Sari (Honorer).(Profil KUA Kec. Pariaman Tengah, 2013).

Adapun Lembaga Keagamaan sebagai mitra kerja Kepala KUA Kecamatan Pariaman Tengah dalam pencapaian program pembangunan bidang agama di Kecamatan Pariaman Tengah adalah sebagai berikut :

1. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Pariaman Tengah. 2. Badan Penasihat, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4)

Kecamatan Pariaman Tengah.

3. Badan Amil Zakat (BAZ) Kecamatan Pariaman Tengah.

4. Badan Kontak Majelis Ta’lim (BKMT) Kecamatan Pariaman Tengah. 5. Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kecamatan Pariaman

Tengah.

6. Lembaga Didikan Subuh (LDS) Kecamatan Pariaman Tengah.

7. Forum Komunitas Guru TPA (FKG.TPA) Kecamatan Pariaman Tengah.

8. Ikatan Mubalig Kecamatan Pariaman Tengah.

9. Forum Komunitas Penyuluh Agama Islam Kecamatan Pariaman Tengah.

10.Ikatan Pengurus Masjid Kecamatan Pariaman Tengah. (Profil KUA Kec. Pariaman Tengah, 2013).

Bidang ketatausahaan adalah aspek yang sangat urgen dalam suatu kantor. Karena kelancaran pekerjaan sangat bergantung kepada kualitas ketatausahaan. Jika ketatausahaan berjalan dengan baik maka penataan program dan kegiatan kantor akan berjalan lancar, sebaliknya jika

(14)

ketatausahaan tidak berjalan dengan baik maka program dan kegiatan yang dilaksanakan tidak tertata dengan baik pula.

Aktifitas ketatausahaan meliputi pengurusan administrasi, seperti : surat menyurat, mulai dari membuat atau menerima surat, mengirim surat serta mendokumentasikannya dalam file yang jelas, ketatausahaan juga meliputi penataan arsip dan inventaris yang ada.

Dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas, Kantor Urusan Agama Kecamatan Pariaman Tengah telah berusaha melaksanakan proses kegiatan ketatausahaan seoptimal mungkin, meski diakui belum bisa berjalan secara sempurna.

3.3. Struktur Organisasi KUA Kecamatan Pariaman Tengah

Membagi tugas Kantor Urusan Agama Kecamatan Pariaman Tengah merupakan ujung tombak Kementerian Agama Kota Pariaman yang memiliki peranan penting dalam memberikan pelayanan di bidang Nikah dan Rujuk serta pembinaan keagamaan lainnya di kecamatan.

Secara struktural Kantor Urusan Agama Kecamatan Pariaman Tengah dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang dibantu oleh 4 orang karyawan (staf) PNS dan 1 orang tenaga Honorer. Sesuai dengan bunyi Pasal 3 Keputusan Kementerian Agama (KMA) Nomor 517 Tahun 2001, Kantor Urusan Agama Kecamatan menyelenggarakan fungsi :

1. Menyelenggarakan statistik dan dokumentasi

2. Menyelenggarakan surat menyurat, pengurusan surat, kearsipan, pengetikan, dan rumah tangga Kantor Urusan Agama Kecamatan 3. Melaksanakan pencatatan Nikah dan Rujuk, mengurus dan

membina masjid, zakat, wakaf, baitul mal dan ibadah sosial, kependudukan dan fungsi keluarga sakinah.

Namun dalam tiga tahun terakhir, Kebijakan Menteri Agama menugaskan Kepala KUA juga harus berperan dalam pembinaan jama’ah haji dengan melakukan manasik haji kelompok.

(15)

Kepala KUA sebagai Top Meneger diharapkan mampu melaksanakan tugas sebagai berikut :

1. Memimpin Kantor Urusan Agama Kecamatan Pariaman Tengah 2. Menyusun rencana kegiatan menentukan pertanggungjawaban

kegiatan

3. Menggerakkan dan mengarahkan pelaksanaan tugas 4. Mengkordinir pelaksanaan tugas bawahan

5. Melaksanakan kordinasi dengan instansi terkait dan lembaga-lembaga keagamaan

6. Memeriksa dengan teliti berkas calon pengantin dan proses pelaksanaan nikah serta menandatangani Akta Nikah

7. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan perkawinan, keluaraga sakinah, kemasjidan, haji, zakat, wakaf, ibadah sosial, dan kemitraan umat

8. Meneliti keabsahan Ikrar Wakaf untuk ditandatangani

9. Menanggapi dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul di bidang urusan agama di Kecamatan Pariaman Tengah

10. Melaksanakan tugas khusus yang di berikan atasan

11. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas KUA Kecamatan Pariaman Tengah

12. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Pariaman. (Profil KUA Kec. Pariaman Tengah, 2013).

Pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Pariaman Tengah secara struktural terdapat pelaksana tugas sesuai dengan PMA Nomor 39 Tahun 2012, antara lain :

1. Pelaksanaan pelayanan, pengawasan pencatatan dan pelaporan nikah dan rujuk

(16)

2. Penyusunan statistik, dokumentasi, dan pengelolaan sistem informasi manajemen KUA

3. Pelaksanaan Tata Usaha dan Rumah Tangga KUA 4. Pelayanan Bimbingan Keluarga Sakinah

5. Pelayanan bimbingan pembinaan syari’ah serta penyelenggaraan fungsi lain di bidang agama Islam yang ditugaskan Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

Dalam pelaksanaan tugas tersebut karena terbatasnya jumlah pegawai diambil kebijakan oleh Kepala KUA Kecamatan Pariaman Tengah dengan menggabungkan beberapa tugas kepada pegawai yang ada sehingga semua tugas dapat terbagi dengan baik.

Adapun struktur kepengurusan Kantor Urusan Agama Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman adalah :

(17)

44

Sumber :Profil KUA Kec. Pariaman Tengah Kota Pariaman Tahun 2013. Erinal, S.Ag NIP: 19750918 199903 1 004 Penghulu Drs. Fajaruddin NIP: 19680619 199403 1 005 Pegawai Administrasi Maiyuliastri, SH NIP. 19820503 200501 2 005 Elianur, BA

NIP. 150239892 NIP. 19801002 200901 1 010Zulherman Elfini Chairul

NIP. 19760827 200901 2 004

Cici Permata Sari Honorer

Penyuluh Agama Fungsional

Rahmadhanis, S.Ag NIP. 150299143

P3N

Pegawai Pejabat Pencatat Nikah Masing-masing Desa dan Kelurahan di Kecamatan Pariaman Tengah

Kota Pariaman

Referensi

Dokumen terkait

Jamil (1995:6) menjelaskan syarat dan kualifikasi menjadi anggota Majlis Tarjih adalah ulama (laki-laki/perempuan) anggota persyarikatan yang mempunyai kemampuan

Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan berdasarkan pasal 2 KMA No. 517 Tahun 2001 tentang penataan organisasi KUA Kecamatan, bertugas melaksanakan sebagian tugas kantor

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, penulis memiliki kesimpulan bahwa dengan menggunakan sistem penggajian yang terkomputerisasi dapat lebih

Siswa melakukan aktivitas mengamati bagaimana proses terjadinya daur biogeokimia serta komponen-komponen yang berperan di dalamnya, menyusun pertanyaan atau rumusan

pada observasi awal yang dilakukan peneliti terhadap tesis maha siswa Magister Administrasi Pendidikan. Dalam observasi itu banyak ditemukan kesalahan penggunaan bahasa

Untuk melakulan testing program, program aplikasi yang dijalankan adalah sebagai berikut; (1) XAMMP, digunakan dalam perancangan sistem ini sebagai web server yang

Guru harus selalu menghargai setiap usaha dan Guru harus selalu menghargai setiap usaha dan hasil kerja siswa serta memberikan stimulus yang mendorong siswa untuk bernuat dan