DAFTAR ISI SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR BAGAN DAN TABEL ... vi
DAFTAR HISTOGRAM ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Pertanyaan Penelitian ... 9
D. Tujuan Penelitian ... 11
E. Definisi Operasional ... 13
F. Manfaat Penelitian ... 15
BAB II KAJIAN TEORI ... 17
A. Kurikulum Berbasis Kompetensi Pada Mata Pelajaran Bahasa Sunda ... 17
B. Model Pembelajaran ... 20
C. Model PAKEM dalam Pembelajaran Menulis ... 27
D. Kegiatan Pembelajaran Menulis Bahasa Sunda di SMP ... 108
BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 115
A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 115
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 121
C. Teknik Pengumpulan Data ... 123
D. Teknik Pengolahan Data ... 127
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 131
A. Deskripsi Subjek Penelitian ... 131
B. Hasil Studi Pendahuluan ... 132
C. Pengembangan Model PAKEM dalam Pembelajaran Menulis ... 156
D. Hasil uji coba model ... 166
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 209
BAB V PENUTUP ... 233
A. KESIMPULAN ... 233
DAFTAR BAGAN, GAMBAR DAN TABEL
Bagan 1 Pengembangan Model PAKEM dalam Pembelajaran Menulis ... 8
Bagan 2 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 66
Bagan 3 Hierarki Metodologi Pembelajaran Bahasa ... 81
Bagan 4 Langkah-langkah Penelitian ... 121
[image:2.595.71.524.111.645.2]Bagan 5 Desain Model Pembelajaran Menulis dengan Model PAKEM pada Mata Pelajaran Bahasa Sunda ... 232
Gambar 1 Aspek-Aspek dalam Model PAKEM ... 65
Tabel 1 Perubahan yang Diharapkan dalam Model PAKEM ... 29
Tabel 2 Format Penilaian Karangan ... 105
DAFTAR HISTOGRAM
Histogram 1 Siswa yang menyukai dan tidak menyukai pembelajaran
menulis mata pelajaran bahasa Sunda ... 133 Histogram 2 Alasan siswa menyukai pembelajaran menulis bahasa Sunda ... 134 Histogram 3 Alasan siswa tidak menyukai pembelajaran menulis bahasa
Sunda ... 135 Histogram 4 Cara belajar menulis mata pelajaran bahasa Sunda ... 136 Histogram 5 Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis
mata pelajaran bahasa Sunda ... 137 Histogram 6 Pendapat siswa mengenai menarik tidaknya metode
pembelajaran menulis yang disampaikan guru ... 138 Histogram 7 Sumber-sumber yang digunakan pada pembelajaran menulis
mata pelajaran bahasa Sunda ... 139 Histogram 8 Pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran menulis mata
pelajaran bahasa Sunda ... 140 Histogram 9 Alasan siswa memahami materi pembelajaran menulis mata
pelajaran bahasa Sunda ... 141 Histogram 10 Alasan siswa tidak memahami materi pembelajaran menulis
mata pelajaran bahasa Sunda ... 142 Histogram 11 Upaya siswa dalam memahami materi pelajaran menulis yang
disampaikan oleh guru ... 143 Histogram 12 Data tentang sering tidaknya siswa berlatih menulis pada mata
Histogram 14 Alasan siswa tidak sering berlatih menulis ... 145
Histogram 15 Bentuk tulisan yang sering dikerjakan siswa ... 146
Histogram 16 Sumber-sumber yang digunakan dalam menulis ... 147
Histogram 17 Sumber-sumber yang digunakan dalam menulis ... 155
Histogram 18 Pendapat siswa terhadap pembelajaran menulis dengan model PAKEM ... 186
Histogram 19 Pendapat siswa terhadap sumber alat bantu pembelajaran menulis dengan model PAKEM ... 187
Histogram 20 Pendapat siswa mengenai tahapan yang paling membantu menyelesaikan karangan dalam model PAKEM ... 188
Histogram 21 Pendapat siswa tentang tahapan paling sulit dalam pembelajaran menulis dengan model PAKEM ... 189
Histogram 22 Pendapat siswa tentang peran model PAKEM dalam meningkatkan keterampilan menulis ... 190
Histogram 23 Pendapat siswa mengenai model PAKEM dalam membantu mempermudah membuat karangan ... 191
Histogram 24 Pendapat siswa tentang kurangnya model PAKEM dalam membantu meningkatkan keterampilan menulis ... 192
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu mata pelajaran muatan lokal yang masih diajarkan di
wilayah Banten khususnya Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak
adalah mata pelajaran bahasa Sunda. Mata pelajaran ini diajarkan dengan
maksud untuk memelihara, membina, dan mengembangkan keterampilan
berbahasa Sunda dan mengapresiasi sastra Sunda.
Belajar bahasa Sunda pada dasarnya adalah belajar berkomunikasi
dan belajar sastra adalah belajar menghargai nilai-nilai kemanusiaan serta
nilai-nilai kehidupan. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Sunda dan
sastra Sunda diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi,
baik lisan maupun tulisan, serta untuk meningkatkan kemampuan
mengapresiasi sastra Sunda.
Bahasa Sunda diajarkan di sekolah-sekolah berpijak pada fungsi
bahasa Sunda, yakni fungsi utama bahasa Sunda adalah “keur komunikasi,
tegesna keur nepikeun eusi hate, rasa, kahayang, jeung sarupaning
pamaksudan ka nu lian ku sistem lambang sora anu arbitrer” (Yudibrata,
1990:35). Selanjutnya Yudibrata, dkk. (1990:44) memberikan
argumentasinya mengenai fungsi bahasa Sunda.
2
panglengkepna. Kumaha karakteristik masyarakat Sunda umumna bakal kaeunteungkeun dina basana.
Jadi, bahasa Sunda merupakan gambaran dan bentuk dari budaya
Sunda, baik merupakan gambaran sistem pengetahuannya maupun
gambaran tingkah laku, moral atau estetika umumnya masyarakat Sunda.
Dalam hubungannya dengan kedudukan bahasa Indonesia, bahasa
Sunda berkedudukan sebagai bahasa daerah. Kedudukan ini berdasarkan
kenyataan bahwa bahasa Sunda digunakan oleh suku Sunda yang
merupakan salah satu unsur kebudayaan nasional yang dilindungi oleh
negara, sesuai dengan penjelasan pasal 36, bab XV, Undang-undang Dasar
1945 yang menegaskan bahwa bahasa-bahasa daerah yang terdapat di
Indonesian terutama yang masih digunakan sebagai sarana komunikasi dan
mesti diperlukan oleh masyarakat pemakainya, seperti bahasa Sunda,
bahasa Jawa, bahasa Padang, bahasa Batak, akan dihargai dan dipelihara
oleh negara karena bahasa-bahasa itu merupakan bagian dari kebudayaan
Indonesia yang hidup. Sehubungan dengan aspek kebudayaan itu, bahasa
daerah mempunyai peranan yang cukup penting dalam menunjang
kepentingan nasional.
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa daerah, bahasa Sunda
berfungsi sebagai (1) lambang kebanggaan daerah, (2) lambang identitas
daerah, dan (3) alat perhubungan di keluarga dan masyarakat Sunda. Di
dalam hubungannya dengan fungsi bahasa Indonesia, bahasa Sunda
3
Sekolah Dasar di daerah Jawa Barat dan sebagian daerah Banten pada
tingkat permulaan untuk memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan
mata pelajaran lainnya, dan (3) alat pengembangan serta pendukung
kebudayaan Sunda.
Pada kurikulum muatan lokal bahasa Sunda, standar kompetensi
ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa,
dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Sunda. Standar kompetensi ini
disusun dengan mempertimbangkan kedudukan dan fungsi bahasa daerah
serta sastra Sunda sebagai sastra Nusantara. Pertimbangan itu
berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran bahasa dan sastra Sunda
sebagai:
1) Sarana pembinaan sosial budaya regional di wilayah Jawa Barat dan
sebagian wilayah Banten.
2) Sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam
rangka pelestarian dan pengembangan budaya.
3) Sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk
meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
4) Sarana pembakuan dan penyebarluasan pemakaian bahasa Sunda
untuk berbagai keperluan.
5) Sarana pengembangan penalaran, serta
6) Sarana pemahaman aneka ragam budaya daerah (Sunda). (Kurikulum
4
Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu diupayakan bagaimana
caranya agar pembelajaran bahasa Sunda benar-benar berarti dan besar
manfaatnya bagi siswa, Yudibrata (1989:1) menyatakan:
“Pengajaran bahasa yang baik adalah usaha sadar, sengaja, dan berencana untuk mengubah kondisi awal siswa menjadi kondisi lain yang bercirikan siswa mahir berbahasa secara kreatif, aktual, kongkrit, dan cermat dengan menggunakan bahasa yang baik, santun dan simpatik menurut tuntutan sosiokultural, dan berbahasa benar, tepat, dan padat sesuai dengan ketentuan gramatikal. Siswa yang berhasil berpengajaran bahasa adalah mereka yang dapat berkomunikasi efektif, lancar dan wajar, serta berinteraksi verbal, tertib dan benar secara gramatikal, baik pada saat berbicara dan menulis, maupun pada peristiwa menyimak dan membaca”.
Kenyataannya memang menunjukan bahwa pembelajaran bahasa
Sunda di sekolah dilakukan secara konvensional. Hal ini disebabkan
pembelajaran bahasa Sunda masih sering diberikan secara teoritis yang
mengakibatkan kemampuan bahasa siswa kurang. Teori-teori kebahasaan
dan kesastraan lebih banyak diceramahkan guru di depan kelas. Menurut
Dasim (2009.4) guru masih bergulat dengan rutinitas dan paradigma lama
yakni chalk and talk atau tutur dan kapur. Bahkan, model evaluasi
pembelajarannya pun bersifat teoritis. Guru tidak sepenuhnya
melaksanakan pembelajaran secara kreatif. Kesempatan yang diberikan
seluas-luasnya kepada guru yang ditawarkan oleh Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) bellum dimanfaatkan secara maksimal. Sumber
belajar pun masih mengacu pada buku paket semata.
Menurut Sukmadinata (2004:36) meskipun guru seharusnya seorang
5
terbatas. Terbatas karena latar belakang pendidikan, pengalaman,
pembinaan yang belum intensif, atau karena hal-hal yang bersifat internal.
Pemilihan pendekatan, model dan metode mengajar juga harus disesuaikan
dengan keterbatasan-keterbatasan yang ada pada guru. Seorang guru tidak
bisa mengajar apa yang tidak dia kuasai.
Pada pembelajaran bahasa Sunda khususnya aspek menulis,
berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan membuktikan
bahwa pembelajaran menulis masih dilakukan dengan menekankan pada
hasil tulisan siswa, bukan pada proses yang seharusnya dilakukan.
Menurut penelitian para ahli, ditemukan bahwa dalam pembelajaran
menulis para siswa langsung menulis tanpa belajar bagaimana caranya
menulis. Guru biasanya telah menyediakan beberapa macam judul atau
topik karangan dan meminta siswa untuk memilih salah satu diantaranya.
Para siswa kemudian diminta untuk secara langsung praktik menulis.
Setelah selesai, hasil karangan dikumpulkan, dikoreksi, dan dinilai oleh
guru. Model pembelajaran semacam ini terus menerus terjadi yang
mengakibatkan para siswa merasa jenuh dan kurang senang dengan
pembelajaran menulis. Akhirnya, kegiatan pembelajaran menulis dianggap
sesuatu beban yang sangat memberatkan. Sebagai akibatnya, wajarlah jika
keterampilan menulis para siswa pun sangat rendah. Hal ini
mengakibatkan para siswa tidak memiliki pengalaman menulis. Keadaan
6
Menengah, bahkan tidak mustahil terjadi juga di perguruan tinggi.
(Syamsi: 2004).
Pembelajaran menulis didasarkan atas hasil penelitian Suparno dan
Yunus (2008:14) dijelaskan bahwa aspek pelajaran bahasa yang paling
tidak disukai murid dan gurunya adalah menulis atau mengarang.
Alasannya seperti yang disampaikan Grave (Suparno dan Yunus, 2008:14)
yang menyatakan bahwa seseorang enggan menulis karena tidak tahu
untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis, ketidaksukaan tidak
terlepas dari pengaruh lingkungan keluarga, masyarakat, serta pengalaman
pembelajaran menulis di sekolah yang kurang memotivasi dan merangsang
minat bahkan menurut Al Wasilah 2005:5 pembelajaran menulis yang
“dipersulit” oleh mahasiswa dan dosen sendiri. Masalah lainnya sering
juga tidak disukai oleh guru maupun siswa bahwa tujuan pembelajaran
menulis adalah siswa trampil menulis. Tujuan ini sering terjebak pada
tataran pengetahuan menulis.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yalden (1987: 22) menjelaskan
bahwa guru terlalu banyak mengajarkan pengetahuan bahasa kepada
siswa, bukan mengajar siswa menggunakan bahasa siswa sering disuapi
dengan pengetahuan yang sifatnya teoritik. Akmal (2007:97) pembelajaran
menulis yang disampaikan guru tidak menarik bagi siswa. Ini diakibatkan
oleh metode yang disampaikan guru yang selalu menggunakan
7
Terkait dengan kesulitan belajar munulis bahasa sunda dan kondisi
objektif dilapangan dalam pembelajaran menulis bahasa sunda masih
banyak kendala, hal ini perlu digunakan model pembelajaran menulis yang
memerlukan kreativitas, efektifitas, latihan yang terus menerus dan dalam
suasana yang menyenangkan. Oleh karena itu, pembelajaran menulis yang
menekankan pada produk yang berupa tulisan harus dirubah.
Sehubungan dengan latar belakang di atas, penelitian ini berfokus
pada model pembelajaran menulis pada mata pelajaran bahasa Sunda
melalui model PAKEM. Hasil yang diharapkan adalah model PAKEM
mampu meningkatkan keterampilan menulis pada mata pelajaran bahasa
Sunda siswa SMP.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas, jelas adanya sejumlah faktor yang
dapat mempengaruhi proses pembelajaran dan keberhasilan belajar pada
mata pelajaran bahasa Sunda khususnya pada aspek keterampilan menulis.
Ada beberapa variabel yang mempengaruhi dan saling beriteraksi pada
proses pembelajaran. Hal ini membuktikan bahwa penelitian tentang
efektivitas pembelajaran menulis perlu ditinjau dari masing-masing
variabel serta keterkaitannya dengan proses dan keberhasilan belajar.
Penelitian yang dilakukan, dibatasi pada variabel pendekatan, yaitu model
8
motivasi, serta pandangan siswa ketika mengikuti pembelajaran menulis
dengan menggunakan model PAKEM.
Lingkup pembelajaran menulis dalam penelitian ini dibatasi pada
pengertian menulis sebagai proses penyusunan komposisi yang disebut
sebagai menulis lanjut. Konstelasi permasalahan ini secara sistematik
dapat digambarkan seperti pada bagan berikut:
Berdasarkan bagan di atas, bahwa keterampilan menulis merupakan
hasil belajar yang ditentukan oleh proses pembelajaran. Proses
pembelajaran ditentukan oleh interaksi antara siswa dan giuru melalui
pemanfaatan berbagai fasilitas pembelajaran. Perilaku guru ditentukan
oleh karakteristik guru itu sendiri, misalnya pengalaman guru, kompetensi
guru, sedangkan perilaku siswa ditentukan oleh variabel minat, motivasi,
kebiasaan belajar. Di samping itu pula, mutu proses belajar-mengajar akan
lebih baik jika didukung oleh variabel konteks yang berkualitas, seperti:
konteks kelas yang terkait dengan ukuran kelas, buku teks, tata usaha;
MASUKAN Siswa:
- Minat - Motivasi - Pengetahuan awal
PROSES PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA SUNDA Model Pembelajaran PAKEM Guru Kurikulum Sarana LINGKUNGAN
Keluarga, sekolah dan masyarakat
- Interaksi guru dan siswa - Interaksi siswa dengan
siswa Tujuan Pembelajaran Keterampilan Menulis dan Tulisan siswa Bagan1
9
konteks sekolah dan masyarakat yang terkait dengan faktor lingkungan
sekolah dan masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP, ada
beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap pembelajaran menulis,
diantaranya: (1) Perilaku dan kebiasaan guru dalam pembelajaran, (2)
pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran, (3) Model pembelajaran,
(4) kemampuan guru dalam menggunakan model pembelajaran.
Sedangkan dari aspek siswa, faktor yang berpengaruh tersebut di
antaranya: (1) Minat dan motivasi dalam mengikuti pembelajaran, (2)
Pengetahuan awal (kemampuan penguasaan kosa kata, diksi, tata bahasa,
susunan paragraf, dan aspek keterampilan menulis lainnya) untuk
mengikuti pembelajaran menulis, (3) Aktivitas dan keterlibatan siswa
dalam mengikuti pembelajaran, (4) Serta faktor-faktor lain yang dapat
muncul ketika pembelajaran berlangsung.
C. Pertanyaan Penelitian
Didasarkan atas rumusan masalah maka disusun pertanyaan
penelitian sebagai berikut. Secara garis besar ada tiga pertanyaan utama
dalam penelitian ini. Pertama, bagaimana kondisi pembelajaran menulis
mata pelajaran bahasa Sunda saat ini? Kedua, bagaimana pengembangan
model pembelajaran model PAKEM untuk meningkatkan kemampuan
menulis? Ketiga, bagaimana keunggulan model pembelajaran model
10
Untuk memperjelas permasalahan yang diteliti, pokok pertanyaan
penelitian tersebut diuraikan berikut ini.
1. Bagaimana kondisi pembelajaran menulis pada mata pelajaran bahasa
Sunda saat ini?
a) Bagaimana kegiatan dan pandangan siswa pada pembelajaran
menulis?
b) Bagaimana kegiatan guru selama pembelajaran menulis ?
c) Bagaimana pemahaman guru terhadap konsep pendekatan dalam
pembelajaran menulis?
d) Bagaimana ketersediaan sumber/alat bantu pembelajaran menulis?
e) Faktor-faktor apa yang menjadi penghambat/pendukung pada
pembelajaran menulis?
2. Bagaimana pengembangan Model PAKEM dalam pembelajaran
menulis?
a) Bagaimana perencanaan pembelajaran model PAKEM untuk
meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP pada mata
pelajaran bahasa Sunda?
b) Bagaimana pengembangan pembelajaran model PAKEM untuk
meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP pada mata
pelajaran bahasa Sunda?
c) Bagaimana penilaian pembelajaran model PAKEM untuk
meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP pada mata
11
3. Bagaimana keunggulan model PAKEM dalam pembelajaran menulis ?
a) Bagaimana kegiatan dan pandangan siswa selama pembelajaran
menulis dengan menggunakan model PAKEM?
b) Bagaimana pandangan guru terhadap pembelajaran menulis dengan
menggunakan model PAKEM?
c) Bagaimana keterampilan menulis siswa setelah model PAKEM
dikembangkan?
d) Bagaimana efektivitas penggunaan model PAKEM dalam
meningkatkan keterampilan menulis siswa?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan bentuk
pengembangan model PAKEM dalam meningkatkan keterampilan menulis
pada mata pelajaran bahasa Sunda. Secara khusus penelitian ini memiliki
tujuan.
1. Kondisi pembelajaran menulis pada mata pelajaran bahasa Sunda saat
ini.
a) Memperoleh gambaran mengenai kegiatan dan pandangan siswa
pada pembelajaran menulis.
b) Memperoleh gambaran mengenai kegiatan guru selama
pelaksanaan pembelajaran menulis.
c) Memperoleh gambaran mengenai pemahaman guru terhadap
12
d) Memperoleh gambaran mengenai ketersediaan sumber/ alat bantu
pembelajaran menulis.
e) Memperoleh gambaran faktor-faktor penghambat dan pendukung
pada pembelajaran menulis.
2. Model PAKEM dalam pembelajaran menulis yang dikembangkan.
a) Menghasilkan perencanaan model PAKEM dalam pembelajaran
menulis pada mata pelajaran bahasa Sunda.
b) Menghasilkan pengembangan model PAKEM dalam pembelajaran
menulis pada mata pelajaran bahasa Sunda.
c) Menghasilkan penilaian model PAKEM dalam pembelajaran
menulis pada mata pelajaran bahasa Sunda.
3. Keunggulan model PAKEM dalam pembelajaran menulis pada mata
pelajaran bahasa Sunda.
a) Memperoleh gambaran mengenai kegiatan dan pandangan siswa
selama pembelajaran menulis dengan menggunakan model
PAKEM.
b) Memperoleh gambaran mengenai pandangan guru terhadap model
PAKEM dalam pembelajaran menulis.
c) Memperoleh gambaran mengenai keterampilan menulis siswa
13
d) Memperoleh gambaran mengenai faktor pendukung dan
penghambat apa saja dalam pembelajaran menulis dengan
menggunakan model PAKEM disekolah.
e) Memperoleh gambaran mengenai efektivitas penggunaan model
PAKEM dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa.
E. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu : 1) Pembelajaran,
2) Pengembangan model PAKEM, dan 3) Keterampilan menulis. Berikut
ini penjelasan mengenai variabel dalam penelitian ini.
1. Pembelajaran
Dalam penelitian ini yang dimaksud pembelajaran atau disebut
juga kegiatan pembelajaran adalah proses interaksi antara guru, siswa
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Proses interaksi dapat diindikasikan dengan
adanya kegiatan guru, kegiatan siswa, penggunaan sumber/media
pembelajaran dan hasil belajar yang diperoleh siswa. Untuk mengukur
kegiatan pembelajaran dilakukan evaluasi terhadap indikator-indikator
proses pembelajaran yang meliputi kegiatan guru, kegiatan siswa,
penggunaan media/sumber dan hasil belajar siswa.
Pembelajaran adalah proses yang sistematis dimana semua
komponen, antara lain guru, siswa, material dan lingkungan belajar
14
Pembelajaran sebagai sebuah sistem menggunakan sistem dalam
desain pembelajaran. Dalam pandangan sistem semua komponen yang
terlibat dalam pembelajaran saling berinteraksi satu dengan lainnya
untuk mencapai tujuan pembelaran.
2. Model PAKEM
Model merupakan suatu bentuk sederhana dari sebuah realita
kehidupan dimana biasanya hal ini disajikan dalam bentuk-bentuk
diagram. Model pembelajaran berdasarkan teori belajar meliputi
model interaksi sosial, model pemrosesan informasi, model personal,
dan model pembelajaran modifikasi tingkah laku (behavioral). Model
pembelajaran identik dengan pola dasar mengajar, sistem, prosedur
didaktik dengan demikian model pembelajaran dapat didefinisakan
sebagai rencana atau pola yang dapat digunakan untuk mendesain
materi pelajaran dan membantu pembelajaran.
PAKEM merupakan model pembelajaran dimana PAKEM
menjadi pedoman dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Rusman, 2010:342). Melalui penggunaan model PAKEM
diharapkan berkembang berbagai macam inovasi pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Melalui penggunaan model PAKEM
memungkinkan peserta didik melakukan pembelajaran mengerjakan
15
pemahaman dengan penekanan kepada pelajar sambil bekerja,
sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar
termasuk pemanfaatan lingkungan agar pembelajaran lebih efektif,
menarik, dan menyenangkan.
3. Keterampilan menulis
Keterampilan menulis yang dimaksud pada penelitian ini adalah
kemampuan menulis dalam memenuhi kriteria tulisan/karangan.
Kriteria yang ditetapkan terdiri dari dua aspek penting, yaitu aspek
penelaran dan aspek linguistik.
Aspek penalaran meliputi isi karangan dan organisasi karangan.
Sedangkan aspek linguistik meliputi pilihan kata, tata bahasa, ejaan,
dan tanda baca. Kriteria tersebut digunakan sebagai kerangka acuan
penilaian yang dikategorikan melalui skala sangat baik, baik, cukup,
kurang, dan kurang sekali.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a) Mengembangkan konsep implementasi model PAKEM dalam
pembelajaran menulis pada mata pelajaran bahasa Sunda di SMP;
16
b) Alternatif pilihan strategi mengajar bagi pengembang kurikulum
di lapangan.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi guru/praktisi pengembang kurikulum: sebagai upaya untuk
mengembangkan kualitas pembelajaran menulis pada mata
pelajaran bahasa Sunda di SMP melalui penggunaan model
PAKEM yang telah dikembangkan.
b) Bagi penelitian berikutnya: hasil penelitian ini dapat dijadikan
bahan masukan dan landasan penelitian lebih lanjut terkait dengan
pengembangan program pembelajaran dengan model PAKEM
dalam pelajaran menulis bahasa Sunda, sehingga kualitas
pembelajaran menulis dapat berhasil secara maksimal.
c) Bagi sekolah: sebagai wahana untuk meningkatkan kualitas
implementasi kurikulum dan pembelajaran pada mata pelajaran
bahasa Sunda dan menambah khasanah model PAKEM khususnya
dalam pembelajaran menulis pada mata pelajaran bahasa Sunda.
d) Peneliti: untuk mampu mengembangkan dan menerapkan konsep
dan prinsip-prinsip pengembangan model PAKEM dalam
115 BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran
untuk meningkatkan kemampuan menulis bahasa sunda siswa kelas VII di
Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sehubungan dengan hal tersebut,
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode “research and
development”, sebagaimana dikemukakan oleh Brog dan Gall (1979: 624),
bahwa “educational research and development is a process used to
develop and validate educational product”. Alasan menggunakan metode
ini, karena menurut peneliti memiliki keunggulan jika dilihat dari prosedur
kerjanya yang sistematik, dan bersifat siklus. Hal ini didasarkan pada
langkah-langkah penelitian dalam proses penelitian mengarah kepada
siklus, yang didasarkan pada setiap langkah yang akan dilalui atau
dilakukan selalu mengacu pada hasil langkah sebelumnya yang sudah
diperbaiki hingga akhirnya diperoleh suatu produk pendidikan yang baru
atau model pembelajaran yang efektif dan adaptabel.
Langkah-langkah yang dikemukakan oleh Borg and Gall dalam
bukunya “Educational Research”. Langkah-langkah tersebut secara umum
diuraikan sebagai berikut:
1. Penelitian dan pengumpulan informasi: termasuk di dalamnya review
literatur, observasi kelas, dan persiapan laporan. Pengumpulan
116 literatur yang menunjang model PAKEM untuk meningkatkan
keterampilan menulis siswa SMP pada mata pelajaran bahasa Sunda.
2. Pelaksanaan: termasuk di dalamnya menetapkan tujuan, menetapkan
urutan pelajaran dan uji kelayakan dalam skala kecil, yaitu uji terbatas
pengembangan model PAKEM untuk meningkatkan keterampilan
menulis siswa SMP pada mata pelajaran bahasa Sunda.
3. Mengembangkan bentuk model awal: termasuk di dalamnya
mempersiapkan materi belajar, buku-buku yang digunakan, media dan
evaluasi. Mengembangkan bentuk awal model yang dimaksud adalah
menyusun model pembelajaran bahasa Sunda.
4. Uji coba model pendahuluan: yang melibatkan sekolah dan subjek
dalam jumlah terbatas. Dalam hal ini dilakukan berdasarkan wawancara
dan observasi dan melakukan uji coba terbatas pada satu sekolah
tertentu dan satu kelas tertentu pula dalam rangka pengembangan model
pembelajaran bahasa Sunda.
5. Perbaikan terhadap model pendahuluan: perbaikan dilakukan terhadap
hasil uji coba model pendahuluan mengenai implementasi
pengembangan model PAKEM pada mata pelajaran bahasa Sunda.
6. Uji coba model lebih luas, yang melibatkan sekolah dan subjek dalam
jumlah banyak. Data kuantitatif pre-tes dan pos-tes dikumpulkan dan
hasilnya dievaluasi sesuai dengan tujuan uji coba luas akan dilakukan
117 7. Perbaikan hasil uji coba model lebih luas, perbaikan model
pembelajaran berdasarkan uji coba model lebih luas yang dilakukan
peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran bahasa Sunda untuk
menghasilkan bentuk model ideal.
8. Uji coba model yang melibatkan lebih banyak lagi sekolah dan subjek.
Pada langkah ini dikumpulkan data angket, observasi dan hasil
wawancara untuk kemudian dianalisis.
9. Perbaikan model akhir, berdasarkan hasil uji coba model lebih luas.
10. Penyebaran dan distribusi, pada langkah ini dilakukan monitoring
sebagai kontrol terhadap kualitas model.
Langkah-langkah dalam penelitian ini mengacu pada
langkah-langkah yang dikembangkan oleh Brog dan Gall di atas dengan beberapa
modifikasi karena beberapa keterbatasan. Langkah-langkah dalam
penelitian ini dibagi menjadi tiga langkah utama yaitu studi pendahuluan,
perencanaan dan pengembangan model, serta uji coba lapangan. Secara
rinci langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Studi Awal (Pendahuluan)
Ada dua langkah yang dilakukan dalam studi pendahuluan,
yaitu:
a. Studi kepustakaan (literatur) yaitu mengkaji teori-teori mengenai
model PAKEM dalam pembelajaran menulis serta metode
penelitian, mengkaji hasil-hasil penelitian terdahulu tentang
118 b. Studi lapangan yaitu melakukan prasurvei ke sekolah untuk
mendapatkan gambaran umum tentang pelaksanaan pembelajaran
pada mata pelajaran bahasa Sunda yang selama ini berlangsung di
SMP meliputi kegiatan guru, kegiatan dan pandangan siswa dan
faktor pendukung/penghambat pelaksanaan pembelajaran menulis
pada mata pelajaran bahasa Sunda di SMP serta merefleksikan
pembelajaran yang biasa dilakukan.
Studi lapangan ini dilakukan pada SMP Negeri 1
Warunggunung yang meliputi: (1) mengkaji kurikulum bahasa Sunda
(KTSP), (2) mengkaji Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar,
(3) mengkaji program tahunan, program semester, silabus, serta
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada aspek keterampilan
menulis, (4) mengobservasi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru sebelum program diuji cobakan dengan mengungkap
seobjektif mungkin kondisi aktivitas belajar siswa, kondisi guru,
kondisi dan pemanfaatan sarana, fasilitas dan lingkungan
pembelajaran menulis melalui model PAKEM pada mata pelajaran
bahasa Sunda.
Hasil studi pendahuluan ini kemudian digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk mengembangkan model PAKEM dalam
pembelajaran menulis pada mata pelajaran bahasa Sunda di SMP,
119 2. Perencanaan dan Pengembangan Model
Pada lingkungan ini kegiatan yang dilakukan berkenaan dengan
perumusan tujuan penggunaan model, sasaran atau penggunaan
model, dan deskripsi mengenai langkah-langkah penggunaan model,
kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Perencanaan meliputi beberapa kegiatan, diantaranya: (1)
merumuskan tujuan pembelajaran, (2) merumuskan materi
pembelajaran, (3) merumuskan tahap-tahap pembelajaran, (4)
merencanakan alat peraga atau alat bantu, dan metode
pembelajaran, (5) merumuskan penilaian pembelajaran.
b. Pengembangan Model meliputi beberapa hal, diantaranya: (1)
menentukan tujuan pembelajaran menulis menggunakan model
PAKEM, (2) menentukan materi pembelajaran menulis
menggunakan model PAKEM dalam pembelajaran, (3)
menentukan langkah-langkah pembelajaran menulis
menggunakan model PAKEM, (4) menentukan alat peraga atau
alat bantu dan metode pembelajaran menulis menggunakan model
PAKEM, (5) menentukan alat dan prosedur evaluasi pada
120 3. Uji Lapangan
Pada langkah ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Uji coba terbatas yaitu melakukan uji coba model pembelajaran
menulis melalui model PAKEM pada skala yang lebih kecil,
dilaksanakan di kelas VII di SMPN 1 Warunggunung Uji coba
model dilakukan langsung oleh peneliti. Sebelum melaksanakan
uji coba terbatas, terlebih dahulu menyebarkan kuesioner bagi
guru dan siswa mengenai pembelajaran menulis yang biasa
dilakukan sebelum model dikembangkan. Selanjutnya diskusi
antara peneliti dengan guru untuk menentukan bagaimana
baiknya pelaksanan uji coba. Selama melaksanakan uji coba
terbatas dilakukan pengamatan oleh guru dengan mencatat hal-hal
penting pada uji coba, seperti: kemajuan, kesulitan,
hambatan-hambatan yang dialami pada lembar pengamatan yang telah
disediakan.
b. Revisi hasil uji coba terbatas yaitu melakukan revisi dan
penyempurnaan berdasarkan hasil uji coba terbatas, baik pada
draft model untuk topik tersebut maupun pada draft model topik
berikutnya. Revisi ini juga dilakukan dengan berdasarkan hasil
kuesioner yang disebarkan pada guru dan siswa setelah uji coba
121 c. Uji coba skala lebih luas yaitu melakukan uji coba model
pengembangan model PAKEM pada skala yang lebih luas untuk
menghasilkan model PAKEM dalam pembelajaran menulis yang
diharapkan (draft model final) serta memperbaiki proses
pelaksanaannya. Uji coba lebih luas ini dilakukan di 3 (tiga)
sekolah yang berada di Kabupaten Lebak yaitu SMPN 3 Cimarga,
SMPN 2 Sajira dan SMPN 1 Rangkasbitung.
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan model
PAKEM dalam pembelajaran menulis bahasa Sunda dapat dilihat
pada bagan berikut:
Bagan 4. Langkah-langkah penelitian
STUDI PENDAHULUAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN MODEL UJI COBA MODEL
•Studi literature
•Studi hasil penelitian sebelumnya •Studi lapangan (pra survey lapangan)
- Kurikulum bahasa sunda - Kegiatan pembelajaran - Kondisi guru
- Kondisi sispa - Lingkungan belajar
- Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran
• Perencanaan model: desain; pengembangan; pemanfaatan; pengelolaan; penilaian
• Perencanaan uji lapangan: kegiatan tempat dan paktu
• Pengembangan draf apal model: desain; pengembangan; pemanfaatan; pengelolaan; penilaian
1. Terbatas
• Desain model • Implementasi • Evaluasi • Refleksi dan revisi 2. Uji coba lebih luas
122 B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian untuk uji coba terbatas pada SMP Negeri 1
Warunggunung, adapun untuk uji coba lebih luas akan dilaksanakan pada
SMP Negeri 3 Cimarga, SMP Negeri 2 Sajira, dan SMP Negeri 1
Rangkasbitung semuanya di Kabupaten Lebak. Pemilihan Kabupaten
Lebak karena diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan
ilmiah kepada daerah tempat asal peneliti.
Berdasarkan permasalahan pada penelitian ini yang menjadi subyek
dalam penelitian ini adalah sekolah yang ada di Kabupaten Lebak,
khususnya pada jenjang SMP pada kelas VII.
Dengan tetap mempertimbangkan karakteristik, homogenitas dan
heterogenitas SMP yang ada, termasuk memperhatikan keterbatasan
penulis, maka penelitian ini difokuskan pada hal-hal berikut.
1. Siswa yang akan diteliti pada uji lapangan terbatas pada penelitian ini
adalah siswa pada kelas VII SMP Negeri 1 Warunggunung Kabupaten
Lebak. Hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa sekolah
tersebut merupakan sekolah potensial.
2. Siswa yang diteliti pada uji lapangan skala yang lebih luas pada
penelitian ini adalah siswa kelas VII pada beberapa SMP Negeri di
Kabupaten Lebak dengan mempertimbangkan karakteristik sekolah.
Berdasarkan tujuan penelitian, penentuan sampel penelitian
123 penarikan sampel dari populasi tidak menggunakan dasar peluang tetapi
ditentukan oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan (Sudjana, 2001:85).
Salah satu teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah teknik
purposive dengan mempertimbangkan cluster sekolah. (Sekolah Rintisan,
Sekolah Potensial serta letak dan lokasi sekolah).
Berikut ini sekolah yang diteliti pada uji lapangan sekolah yang lebih
[image:30.595.56.546.254.591.2]luas. Daftar sekolah yang diteliti pada uji lapangan lebih luas.
Tabel 3.
Daftar Sekolah yang Diteliti Pada Uji Coba Lapangan Lebih Luas
No Nama Sekolah Alamat/Klauster Akredititasi Kualifikasi
1 SMP Negeri 1 Rangkasbitung Jl. Raya Multatuli No. 37
Rangkasbitung/Kota A
Rintisan Standar Nasional
2 SMP Negeri 2 Sajira
Jl. Raya Cipanas Km 14 Ds. Ciuyah, Kec.
Sajira/Transisi
A
Sekolah Standar Nasional
3 SMP Negeri 3 Cimarga
Jl. Cileles Km 29 Ds Sarageni, Kec. Cimarga/Pinggiran
C Sekolah
Berkembang
C. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan permasalahan yang akan dikaji pada penelitian ini, ada
beberapa data yang dibutuhkan. Secara rinci data tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Tahap 1: Studi Pendahuluan
a. Data tentang pelaksanaan pembelajaran menulis mata pelajaran
124 b. Data tentang penggunaan pembelajaran model PAKEM menulis
mata pelajaran bahasa Sunda di sekolah.
c. Data tentang faktor pendukung/penghambat pengembangan
model PAKEM untuk meningkatkan keterampilan menulis pada
mata pelajaran bahasa Sunda di SMP, berupa informasi tentang
faktor pendukung/penghambat yang meliputi faktor guru, siswa
dan sekolah.
2. Tahap II: Perencanaan dan Pengembangan Model
a. Data tentang perencanaan model
b. Data tentang pengembangan model
3. Tahap III: Uji Coba Draft model
a. Data tentang kegiatan dan pendapat siswa selama pembelajaran
menulis dengan menggunakan model PAKEM.
b. Data tentang pandangan guru terhadap pembelajaran menulis
dengan menggunakan model PAKEM tersebut.
c. Data tentang kemampuan menulis siswa setelah menggunakan
model PAKEM tersebut.
d. Data tentang ketersediaan sumber yang menjadi faktor pendukung
dan penghambat penggunaan model PAKEM di sekolah.
e. Data tentang refleksi dan revisi berdasarkan hasil uji coba model
PAKEM yang telah dikembangkan.
Berdasarkan data yang dibutuhkan pada penelitian ini, teknik
125 observasi, studi dokumentasi, skala penilaian, tes dan anekdot rekord.
Rincian penggunaan teknik pengumpulan data tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi dari
guru mata pelajaran bahasa Sunda dan siswa serta pihak terkait
(Kepala Sekolah) untuk mendapatkan data faktor-faktor yang
mendukung dan kendala dalam pelaksanaan model pembelajaran
menulis melalui model PAKEM.
b. Kuesioner
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data atau
informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran menulis di SMP
yang selama ini berlangsung di SMP, penggunaan model PAKEM
di SMP, faktor pendukung/penghambat pengembangan model,
dan pandangan siswa dan guru terhadap pembelajaran dengan
menggunakan model PAKEM tersebut.
Kuesioner digunakan untuk mendapat informasi dalam
rangka penyempurnaan model pembelajaran menulis dengan
model PAKEM pada mata pelajaran bahasa Sunda yang sedang
dikembangkan.
c. Observasi
Pada tahap ini dilakukan penelitian terhadap proses
126 merefleksikan terhadap bagaimana proses pembelajaran menulis
dengan model PAKEM yang dilakukan.
d. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi dimaksudkan untuk mengkaji kurikulum
mata pelajaran bahasa Sunda,
(a) Desain pembelajaran menulis mengenai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) belajar, program tahunan, program
semester, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mata pelajaran bahasa Sunda Berkaitan dengan model
pembelajaran dengan model PAKEM.
(b) Desin pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan
penilaian pada model pembelajaran menulis dengan model
PAKEM.
Hasil studi ini digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
mengembangkan model pembelajaran menulis dengan model
PAKEM pada mata pelajaran bahasa Sunda di SMP.
e. Skala penilaiaan
Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi
mengenai perencanaan dan pengembangan model yang
mencakup: perencanaan model, pengembangan model, dan desain
127 f. Tes
Instrumen penelitian hasil belajar dikembangkan dalam
bentuk tes, tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uji
produk yang mengukur kemajuan belajar dalam bentuk karya
tulis/karangan. Apabila memungkinkan untuk menguji efektivitas
model (eksperimen model) disediakan soal pre-tes dan pos-tes.
D. Teknik Pengolahan Data
Penelitian ini difokuskan pada tiga tahapan, yaitu studi pendahuluan,
perencanaan dan pengembangan model, dan uji coba draft model yang
mencakup uji lapangan terbatas dan uji lapangan skala lebih luas kemudian
dilakukan pengujian pada tingkat efektivitas model pembelajaran yang
dikembangkan.
Data yang diperoleh pada tahap studi pendahuluan meliputi: (1)
sejumlah dokumen yang terkait dengan program pembelajaran menulis,
seperti kurikulum, program tahunan, program semester, kriteria ketuntasan
minimal belajar, rencana pelaksanaan pembelajaran. Hasil data yang
diperoleh melalui kuesioner yang dilakukan peneliti terhadap kegiatan
belajar mengajar sebelum model diuji cobakan meliputi kondisii objektif
guru, siswa dan faktor pendukung dan penghambat implementasi model
pembelajaran menulis dengan model PAKEM. Data tersebut dianalisis
dalam bentuk paparan naratif melalui tahap-tahap: (1) berdasarkan hasil
128 dalam model, (2) mengklasifikasikan data hasil kuesioner dan sesuai
konteksnya yaitu data yang berkaitan dengan kondisi objektif pelaksanaan
pembelajaran saat ini dan setelah pengembangan model, serta faktor
pendukung dan penghambat dalam implementasi model pembelajaran
menulis dengan model PAKEM.
Data diperoleh pada tahap uji coba terbatas dan uji coba lebih luas
yang meliputi: (1) hasil observasi yang pelaksanaan pembelajaran menulis
yang dilakukan oleh guru, (2) skala penilaian pelaksanaan model, dan (3)
tes hasil belajar siswa, data tersebut dianalisis melalui tahapan reduksi
data, pemaparan data, dan verifikasi data. Ketiga proses tersebut
difokuskan untuk penyempurnaan serta penyesuaian model pembelajaran
yang diinginkan.
Pada tahap reduksi data melalui proses editing, pemfokuskan dan
mengabstraktiskan data menjadi informasi yang lebih bermakna. Data
yang diperoleh dari hasil kuesioner, wawancara, serta self reflection
diklasifikasikan berdasarkan golongan-golongan berikut ini: (1) kesulitan
guru mengimplementasikan program serta upaya untuk mengatasinya, dan
(2) kesulitan siswa dalam mengikuti pembelajaran serta upaya untuk
mengatasinya. Data hasil pengisian kuesioner diklasifikasikan berdasarkan
golongan kesamaan pendapat siswa dan guru mengenai efektivitas model
dalam meningkatkan minat, motivasi, dan sikap terhadap model yang
129 Paparan data dilakukan dengan menampilkan data secara lebih
sederhana dalam berbagai representasi seperti: (1) tabulasi data hasil
pengisian kuesioner dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut
presentasenya, (2) deskripsi secara grafis dalam bentuk histogram, dan (3)
paparan deskriptif-naratif yang menjelaskan tabel dan grafik yang
diperlihatkan serta data-data observasi, skala penilaian, serta selft
reflection yang telah direduksi untuk mendukungnya. Inti dari proses
analisis data ini akan mengkaji keterkaitan antara hasil kajian teori
mengenai model PAKEM dan implementasinya dalam kedua tahap uji
coba.
Untuk mengkaji tingkat efektivitas model pembelajaran yang telah
dikembangkan dilakukan dengan cara mengevaluasi hasil pembelajaran
dengan menganalisis antara nilai siswa sebelum pembelajaran (pre-tes) dan
nilai siswa setelah pembelajaran (pos-tes). Pengolahan data yang
dilakukan adalah perbandingan rata-rata nilai pre-tes dengan pos-tes
dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan
desain dasarnya the matching control group pretes-postes
KELOMPOK PRE-TES PERLAKUAN PASCATES
Eksperimen O X O
130 Untuk mengukur tingkat efektivitas model yang dikembangkan
dilakukan pengujian melalui uji t dengan membandingkan dua buah
rata-rata yaitu:
a. Uji perbedaan dua buah rata-rata yang berkorelasi (pre-tes dan pos-tes)
b. Uji perbedaan dua buah rata-rata yang tidak berkorelasi (pretes-pretes
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, postes-postes kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol).
Untuk menguji data tersebut digunakan program SPSS. Langkah
selanjutnya adalah menyimpulkan data untuk memproyeksikan sebuah
draft model pembelajaran yang sesuai untuk diimplementasikan. Langkah
ini ditempuh melalui kajian ulang pada semua paparan data yang diperoleh
233
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tiap tahap penelitian,
pengembangan model PAKEM untuk meningkatkan keterampilan menulis
pada mata pelajaran bahasa Sunda, dapat ditarik kesimpulan berikut ini:
1. Kondisi pembelajaran menulis pada mata pelajaran bahasa Sunda saat
ini:
a. Siswa sangat berminat terhadap pembelajaran menulis mata
pelajaran bahasa Sunda dan mampu memahami materi
pembelajaran. Hanya saja guru cenderung lebih banyak
menggunakan metode penugasan, sumber pembelajaran berfokus
pada buku paket, guru jarang menggunakan pendekatan yang
memancing motivasi dan minat siswa, guru tidak pernah
menggunakan model PAKEM sebagai strategi pembelajaran
menulis;
b. Secara umum guru selalu mempersiapkan perencanaan
pembelajaran melalui penyusunan silabus, menentukan kriteria
ketuntasan minimal (KKM), dan menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran;
c. Guru belum memahami secara jelas mengenai model PAKEM, hal
234
mengenai metodologi pembelajaran menulis masih kurang, guru
lebih banyak menggunakan pendekatan kontekstual, hanya saja
pelaksanaannya belum maksimal, sehingga kenyataannya lebih
mengarah pada metode penugasan.
d. Ketersediaan sumber pembelajaran menulis belum memenuhi
kebutuhan, sehingga pembelajaran menulis lebih banyak
berpatokan pada buku paket dan pada buku-buku yang tersedia di
perpustakaan sekolah saja.
e. Faktor-faktor pendukung dan penghambat keberhasilan model
PAKEM ditentukan oleh (1) Siswa harus memiliki penguasaan
bahasa Sunda, paling tidak mereka dalam berkomunikasi
sehari-hari harus menggunakan bahasa Sunda, memiliki pengetahuan
dasar dalam menyusun karangan, pengetahuan mengenai tata
bahasa dan ejaan, (2) Guru harus memiliki pengetahuan yang
memadai mengenai model PAKEM dalam pembelajaran, (3)
Sekolah, agar model PAKEM dapat berhasil dalam pembelajaran
perlu dukungan sarana dan prasana, seperti kelengkapan koleksi
perpustakaan berupa buku sumber mengenai model PAKEM dan
metodologi pembelajaran bahasa, majalah, koran, dan sarana
235
2. Model PAKEM dalam pembelajaran menulis yang dikembangkan:
a. Perencaan, yaitu menentukan desain model PAKEM dalam
pembelajaran menulis, yang meliputi: (1) Desain sistem
pembelajaran; menentukan standar kompetensi dan kompetensi
dasar, menentukan indikator, menentukan materi dan bahan yang
disampaikan, pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi, (2) Desain
pesan; strategi pembelajaran, dan karakteristik siswa
b. Pengembangan, yaitu menentukan teknologi cetak berupa buku
sumber, majalah, koran, LKS, teknologi audio/visual berupa
bagan, foto dan gambar.
c. Pemanfaatan, yang meliputi pemanfaatan media, difusi dan
inovasi berupa kerjasama guru, kepala sekolah, dan komite
sekolah, implementasi dan institusionalisasi/kelembagaan dapat
berupa kolaborasi pelaksanaan pembelajaran di dalam dan di luar
kelas, kebijakan dan regulasi, berupa ketentuan sekolah terhadap
penggunaan media.
d. Pengelolaan, yang meliputi pengelolaan alokasi waktu,
pengelolaan fasilitas/ruangan kelas, pengelolaan sistem
penyampaian (tahap 1: kegiatan pramenulis, tahap 2: menyusun
draft, tahap 3: merevisi draft, tahap 4: menyunting, tahap 5:
236
e. Penilaian, yang meliputi penilaian pretes (sebelum mengadakan
model); penilaian proses (melalui observasi), penilaian postes
(berupa produk karangan).
3. Keunggulan model PAKEM dalam pembelajaran menulis:
a. Minat siswa terhadap pembelajaran cukup tinggi, alat bantu dan
sumber pembelajaran sangat membantu, tahap pembelajaran yang
paling membantu menyelesaikan karangan siswa dalam tahap
pramenulis (menyusun kerangka karangan), tahap yang paling
sulit dilaksanakan siswa dalam pembelajaran menulis adalah tahap
menyunting dan mempublikasi (hal ini disebabkan siswa
sebelumnya tidak pernah melaksanakan kegiatan ini), model
PAKEM dianggap dapat membantu siswa dalam menambah
pengetahuan dan keterampilan menulis.
b. Guru secara umum tidak mengalami kesulitan dalam
menyampaikan materi pelajaran, sebab tahap-tahap pembelajaran
telah direncanakan dengan jelas, kedalaman materi yang disajikan
sesuai dengan kebutuhan siswa, alat bantu dan lembar kerja sangat
membantu siswa memahami tahap-tahap menyusun karangan.
c. Hasil uji perbedaan dua rata-rata yang berkorelasi antara postes
dan pretes pada kelompok eksperimen (uji t) dengan menggunakan
software SPSS, hasilnya menunjukan adanya peningkatan rata-rata
237
d. Korelasi antara hasil belajar yang ditunjukan oleh nilai postes dan
pretes terdapat perbedaan yang signifikan.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dikaitkan dengan manfaat praktis
penelitian, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Kepada guru
1) Persiapan, membuat RPP, menyiapkan sarana dan prasarana,
memilih strategi dan metode yang sesuai dengan RPP, membuat
lembar soal atau instrumen penilaian, siap melaksanakan PBM
bersama peserta didik, 2) Pelaksanaan Pembelajaran, ucapkan salam,
apersepsi atau pengenalan, menunjukkan tujuan pembelajaran,
kegiatan pembelajaran dengan topik yang telah ditetapkan bersama 3)
Akhir, pada akhir proses belajar mengajar guru mengajak kepada
semua siswa untuk bersama-sama mengevaluasi proses dan hasil
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2. Kepada pihak pengambil kebijakan di sekolah
Kepada pihak pengambil kebijakan di sekolah seperti Kepala Sekolah,
para PKS, dan komite sekolah. Penulis menyarankan adanya perhatian
khusus pada model PAKEM dalam pembelajaran menulis dengan
memberikan fasilitas berupa media, seperti majalah, koran, dan buku
sumber bagi guru mengenai pendekatan dan metodelogi pengajaran
238
3. Kepada peneliti
Bagi peneliti yang akan mengadakan penelitian dengan fokus masalah
yang sama, disarankan meneliti dan mengembangkan model PAKEM
untuk mata pelajaran lain atau mencari konsep dan variabel lain yang
DAFTAR PUSTAKA
Akhdaliah, Sabartidkk. (1995). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga
Alwasilah, A Chaedar dan Senny Suzamma Alwasilah (2005). Pokoknya Menulis
Cara Baru Menulis Dengan Metode Kolaborasi. PT. Kiblat Buku Jawa
AR, Samsudin dan Vismaia Damaianti (2006). Metode Penelitian Pendidikan
Bahasa. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Borg, W.R. & Gall, M.D. (1983). Educational Research: An Introduction. (Fourth ed.). New York & London: Longman Inc.
Budimansyah, Dasim dkk. (2009). PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif
dan Menyenangkan. Bandung. Grasindo
Christine, Maylanny (2009). Pedagogik:Strategi dan Teknik Belajar dengan Berkesan.Bandung. PT Senia Purna Inves
Cox, Carole, (1999). Teaching Language Art. California State University, Long Beach : Allyn and Bacon
Darmansyah. (2010). Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Huruf. Jakarta. Bumi Aksara.
Depdiknas (2003). Pedoman Umum Pengembangan Sistem Penilaian Hasil Belajar Berbasis Kompetensi Siswa SMP. Jakarta : Depdiknas.
_________, (2003). Pedoman Umum Pengembangan Silabus dan Penilaian Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Depdiknas
Dick, W. And Carey, L. (1990) The Systematic Design of Instruction. (Third ed.). United States of America : Harper Collins Publishers.
Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat (2004). Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Bahasa Sunda SMP. Bandung : Depdiknas.
Emilia, Emi (2009). Menulis Tesis dan Desertasi. Bandung. Alpabeta.
Furqon (2002). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.
Gagne, Robert M. (1990). The Condition Of Learning. (Third ed.) New York : Holt, Rinehart and Winston, 1979.
Hamalik, Oemar (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta Bumi Aksara.
_________, (2005). Perencanaa Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta. PT. Bumi Aksara.
_________, (2006). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung : UPI
Hermawan, Hendi (2006). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung. CV Citra Praya.
_________, (2006). Teknologi Dalam Pendidikan, Bandung : Yayasan Partisipasi Pembangunan Indonesia.
_________, (2007). Evaluasi Kurikulum Pendekatan Sistematik, Bandung : Yayasan Al Madani Terpadu.
Iskandar Wasid dan Dadang Sunandar (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Johnsan, Elaine B. (2007). Contextual Teaching & Learning (Edisi Terjemahan). Bandung. MLC.
Johnson, Lau Ane. (2009). Penyajian Kreatif dan Menaik (Edisi Terjemahan). PT Indeks.
Joyce, Bruce, Marsha Weil dan Emily Calhoun (2000). Models of Teaching. (Sixth Edition). Allyn and Bacon.
Komalasari, Kokom (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung. PT Refika Aditama
Keraf, Gorys (1994). Komposisi.Ende Flores : Nusa Indah.
Kurniawan, Khoerudin, (2006). Model Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia
bagi Penutur Asing Tingkat Lanjut. Tersedia
http://www.bridgewater,ed/WritinCenter/Resources/process.htm
Leonhardt, Mary (1998). Cara Menjadikan Anak Anda Bergairah Menulis. (Edisi Terjemahan). Bandung : KAIFA
Musthafa Bachrudin (2008). Teori dan Praktik Sastra Dalam Pancasila dan Pengajaran. Jakarta. Cahaya Insan Sejahtera
Nasution, S. (1982). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar. Bandung : Bumi Aksara
Nurgiantoro, Burhan (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta : PT BPFE
Nurjanah, Nunuy (2005). Penerapan Model Belajar Konstruktivisme dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia pada Sisw kelas II SMPN 1
Banjaran Kabupaten Bandung. Disertai PPS UPI. Bandung : Tidak
dipublikasikan.
Parera, J.D. (1982). Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta : Erlangga.
Prawirasumantri, Abud. (2003). Pedoman Kurikulum Berorientasi Kompetensi
Bahasa Daerah (Sunda). Bandung : Geger Sunten.
_________, (1978). Adegan Bahasa Sunda, (Makalah Ceramah Pasamoan Sastra), Bandung : tidak dipublikasikan.
Rusman, (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta Rajawali Grafindo Persada.
_________, (2010). Model-Model Pembelajaran. Bandung. Mulia Mandiri Pers
Sagala, S., (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Sanjaya, Wina (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Sudjana, N. dan Ibrahim (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algesindo
Supriadi, Dedi. (1997). Isu dan Agenda Pendidian Tinggi di Indonesia. Jakarta : PT Rosda Jayaputra.
Sugiyono. (2005). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Sukmadinata, Nana Sy. (2004). Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktek. Bandung : Rosdakarya.
_________, (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung : Yayasan Kesuma Karya.
Tarigan, Henry Guntur (1982). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung : Angkasa.
_________, (1991). Metodologi Pengajaran Bahasa 1. Bandung : Angkasa
_________, (1991). Metodologi Pengajaran Bahasa 2. Bandung : Angkasa
_________, (1993). Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Bandung : Angkasa.
Tarigan, Djago (1986). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.
Tim Puslitjaknov. (2008). Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta : Pusat Peneltian Kebijakan Inovasi Pendidikan Balitbang Depdiknas.
Tomkins, Gail E. And Kenneth Hoskisson (2001). Language Art : Content and
Teaching Strategies. New York : Macmillan Publishing Company.
Wayan, I AS. (2010) 8 Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Az Zahra Book’s
Yudibrata, Karna, Spk. (1990) Bagbagan Makena Basa Sunda. Bandung : Rahmat Cijulang.