• Tidak ada hasil yang ditemukan

Edisi Mei 2015 Data per tanggal 30 April 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Edisi Mei 2015 Data per tanggal 30 April 2015"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Inflasi April meningkat didorong harga

minyak dunia

Inflasi bulan April secara bulanan tercatat sebesar 0,36%mom atau 6,79%yoy. Inflasi bulan April bersumber dari kenaikan kelompok barang dan jasa yang harganya diatur Pemerintah (administered prices), sementara tekanan inflasi yang bersumber dari kelompok inti dan bahan makanan bergejolak (volatile food) relatif masih terjaga. Inflasi administered prices secara bulanan tercatat sebesar 1,88%mom, meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,83%mom. Peningkatan inflasi administered prices bulanan ini, terutama didorong oleh kenaikan harga bensin premium dan bensin solar di akhir bulan Maret 2015, tarif angkutan dalam kota, serta bahan bakar rumah tangga. Sementara itu, kelompok volatile food secara bulanan masih mencatat deflasi sebesar 0,91%mom, lebih besar dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,83%mom. Deflasi bulanan tersebut terjadi sejalan dengan masuknya masa panen. Kedepannya, inflasi sangat dipengaruhi oleh perkembangan harga minyak dunia,

penyesuaian administered prices dan dampak

pelemahan nilai tukar rupiah. Secara keseluruhan, ekspektasi inflasi diperkirakan akan cenderung lebih terkendali. Sehingga inflasi pada akhir tahun 2015 akan berada di kisaran 4,5%-5,0%.

Inflasi April 2015 (%)

M-on-M changes

Feb-15 Mar-15 Apr-15

Foodstuff -1.47 -0.73 -0.79 Prepared Food 0.45 0.61 0.50 Housing 0.41 0.29 0.22 Clothing 0.52 -0.08 0.24 Medical Care 0.39 0.64 0.38 Education 0.14 0.10 0.05 Transportation -1.53 0.77 1.80 General -0.36 0.17 0.36 Y-on-Y changes

Feb-15 Mar-15 Apr-15

Foodstuff 6.28 5.96 6.29 Prepared Food 8.06 8.25 8.30 Housing 7.40 7.55 7.52 Clothing 3.33 3.17 3.67 Medical Care 5.76 6.00 5.76 Education 4.38 4.34 4.15 Transportation 5.59 6.16 7.85 General 6.29 6.38 6.79

Source: Bloomberg & PermataBank Economic Research

Edisi Mei 2015

(2)

Surplus neraca perdagangan menyusut

Neraca perdagangan Indonesia pada April 2015 menunjukkan perkembangan yang positif dengan kembali mencatat surplus sebesar USD 0,45 miliar, ditopang oleh kenaikan surplus neraca nonmigas. Namun demikian, defisit neraca migas yang meningkat mengakibatkan surplus neraca perdagangan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada periode sebelumnya sebesar USD 1,02 miliar.

Surplus neraca perdagangan nonmigas meningkat dari USD 1,30 miliar pada bulan sebelumnya menjadi USD 1,33 miliar pada April 2015. Kenaikan surplus neraca nonmigas dipengaruhi oleh penurunan impor nonmigas yang lebih tajam dibandingkan dengan penurunan ekspor nonmigas. Ekspor nonmigas terkontraksi sebesar 0,17%mom menjadi USD 11,63 miliar, terutama karena turunnya ekspor bahan bakar mineral,

mesin/peralatan listrik, dan perhiasan/permata.

Penurunan lebih lanjut tertahan oleh perbaikan kinerja ekspor beberapa komoditas, terutama lemak dan minyak hewan/nabati, karet dan barang dari karet, dan alas kaki. Penurunan kinerja ekspor juga diiringi oleh penurunan impor nonmigas sebesar 0,46%mom menjadi USD 10,29 miliar, terutama karena penurunan impor mesin dan peralatan mekanik, kendaraan bermotor dan bagiannya, dan pupuk.

Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas meningkat menjadi USD 0,88 miliar dari USD 0,28 miliar pada bulan sebelumnya. Peningkatan defisit tersebut dipengaruhi oleh penurunan ekspor migas yang disertai dengan peningkatan impor migas. Ekspor migas tercatat lebih rendah dibanding periode sebelumnya, sejalan dengan berkurangnya ekspor minyak mentah dan gas. Sementara itu, impor migas meningkat dari bulan sebelumnya, terutama disebabkan oleh naiknya impor hasil minyak dan gas.

Kedepannya, kinerja neraca perdagangan bulan Mei dan Juni 2015 diperkirakan akan menurun seiring dengan meningkatnya impor migas menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Defisit transaksi berjalan pada 2Q15 diperkirakan akan kembali melebar seiring dengan menurunnya kinerja neraca barang dan jasa serta neraca pendapatan pada kuartal II dan III tahun ini. Defisit transaksi berjalan pada tahun 2015 diperkirakan akan mencapai 3,0% terhadap Produk Domestik Bruto.

Kebijakan moneter Bank Indonesia tetap

ketat

Pada Rapat Dewan Gubernur BI bulan Mei 2015, BI rate diperkirakan masih akan dipertahankan di level 7,50% karena tingkat suku bunga tersebut masih konsisten untuk memastikan tekanan inflasi jangka pendek terkendali, menjaga stabilitas nilai tukar rupiah serta menekan defisit transaksi berjalan ke arah yang lebih sehat.

Kinerja Neraca Perdagangan Indonesia

-40 -20 0 20 40 60 80 -3000 -2000 -1000 0 1000 2000 3000 4000 Jan -10 Ap r-10 Ju l-10 Oct-10 Jan -11 Apr-11 Ju l-11 Oc t-11 Jan -12 Ap r-12 Ju l-12 Oct-12 Jan -13 Ap r-13 Ju l-13 Oct-13 Jan -14 Ap r-14 Ju l-14 Oct-14 Jan -15 Ap r-15 %yoy USD bn Trade Balance (LHS) Export Import

Sumber: Bloomberg & PermataBank Economic Research

Kontributor Inflasi bulan Maret 2015 (%)

-0.15 0.08 0.06 0.01 0.02 0.01 0.33 -0.20 -0.10 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 Foodstuffs Prepared foods

Housing Clothing Medical Care Education Transportation (%)

Sumber : Bloomberg & PermataBank Economic Research

BI rate dan Inflasi (%)

0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 Jan -09 Ap r-09 Ju l-09 Oct-09 Jan-10 Ap r-10 Ju l-10 Oct-10 Jan-11 Ap r-11 Ju l-11 Oct-11 Jan-12 Ap r-12 Ju l-12 Oc t-12 Jan -13 Ap r-13 Ju l-13 Oct-13 Jan-14 Ap r-14 Ju l-14 Oct-14 Jan-15 Ap r-15

Inflation y-y BI rate Core Inflation y-y

(3)

Pertumbuhan ekonomi 1Q15 melambat

Pertumbuhan ekonomi pada 1Q15 tercatat 4,71%yoy, menurun dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 5,02%yoy. Pelemahan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2015 terutama didorong melemahnya kinerja beberapa komponen permintaan domestik seperti konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan investasi pada sektor bangunan. Pelemahan pada konsumsi pemerintah terjadi akibat belum optimalnya penyerapan belanja. Sementara, penurunan yang terjadi pada pertumbuhan konsumsi rumah tangga terutama akibat lebih rendahnya belanja pada periode ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sangat besar dengan adanya belanja pemilu (base effect). Pada investasi bangunan, pelemahan diakibatkan oleh masih adanya sikap wait and see sektor swasta dan masih belum berjalannya proyek-proyek pemerintah. Di sisi eksternal, kinerja ekspor juga menurun sejalan dengan masih lemahnya permintaan dan turunnya harga komoditas dunia. Sementara itu, pertumbuhan impor mengalami penurunan cukup dalam sejalan dengan melemahnya perkembangan permintaan domestik.

Pertumbuhan ekonomi pada 2Q15 diperkirakan akan sedikit membaik didorong dengan ekspektasi meningkatnya optimalisasi penyerapan anggaran di kuartal II dibandingkan kuartal sebelumnya. Namun demikian, risiko meningkatnya tekanan inflasi dalam 2 bulan terakhir menyebabkan daya beli masyarakat menurun sehingga pertumbuhan ekonomi pada 2015 dapat mengarah ke batas bawah kisaran 4,85-5,0%. Pencapaian tingkat pertumbuhan tersebut akan dipengaruhi seberapa besar dan cepat realisasi berbagai proyek infrastruktur yang direncanakan Pemerintah, selain konsumsi yang tetap kuat dan ekspor yang secara gradual akan membaik.

Indonesia’s GDP Growth 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ma r-04 Ju n -04 Se p -04 De c-0 4 Ma r-05 Ju n -05 Se p -05 De c-0 5 Ma r-06 Ju n -06 Se p -06 De c-0 6 Ma r-07 Ju n -07 Se p -07 De c-0 7 Ma r-08 Ju n -08 Se p -08 De c-0 8 Ma r-09 Ju n -09 Se p -09 De c-0 9 Ma r-10 Ju n -10 Se p -10 De c-1 0 Ma r-11 Ju n -11 Se p -11 De c-1 1 Ma r-12 Ju n -12 Se p -12 De c-1 2 Ma r-13 Ju n -13 Se p -13 De c-1 3 Ma r-14 Ju n -14 Se p -14 De c-1 4 Ma r-15 %yoy

GDP Growth

Sumber : BPS & PermataBank Economic Research

Berita Ekonomi :

Mei 2015

(4)

Sumber : BPS & PermataBank Economic Research

Indonesia’s Real GDP Growth and Share by Industry

(5)

Indonesia’s current Account Deficit

Sumber : Bank Indonesia & PermataBank Economic Research

Macro Economic Indicators

Indicators 2010 2011 2012 2013 2014 2015F

Inflation (%YoY) 6,96 3,79 4,30 8,38 8,36 5,00

Exchange Rate Eop (Rp/US$) 8.991 9.068 9.670 12.189 12.440 13.200

Current Account (% GDP) 0,70 0,20 -2,74 -3,30 -2,95 -3,00

Fiscal Balance (% GDP) -0,73 -1,14 -1,77 -2,23 -2,15 -1,90

Interest Rate

BI Rate (%p.a) 6,50 6,00 5,75 7,50 7,75 7,25

Time Deposit 3 month (%p.a) 7,06 6,81 5,76 7,61 8,95 8,50

Lending rate working capital (%p.a) 12,83 12,18 11,50 12,12 12,81 12,50

Credit Growth (% YoY) 22,80 24,59 23,08 21,60 11,44 14,00

Deposit Growth (% YoY) 18,54 19,07 15,81 13,60 12,14 15,00

NPL Commercial Banks (%) 2,50 2,17 1,87 1,77 2,20 2,50

Car Sales (1000 Units) 765 894 1.116 1.220 1.208 1.150

Car Sales Growth (%) 57,33 16,93 24,84 9,31 -1,78 -0,05

Motorcycle Sales (1000 Units) 7.373 8.013 7.064 7.745 7.867 7.500

Motorcycle Sales Growth (%) 25,99 8,67 -11,83 9,63 1,59 -4,67

Government Capital Exp. (Rp tn) 80,3 117,9 145,1 172,4 138,3 275,8

Unemployment Rate (%) 7,14 6,56 6,14 6,25 5,94 5,90

International Reserve (US$ bn) 96,2 110,1 112,8 99,4 111,9 116,0

GDP Growth (%) 6,22 6,49 6,26 5,78 5,02 4,85

Sumber : PermataBank Economic Research

Berita Ekonomi :

Mei 2015

(6)

Review dan Outlook Pasar Obligasi Indonesia

Sepanjang bulan April 2015, pasar obligasi masih didominasi tren bearish di tengah minimnya sentimen positif dari dalam dan luar negeri yang kemudian menyebabkan pasar obligasi Indonesia cenderung bergerak tertekan. Namun, meningkatnya ekspektasi pasar terhadap masih dipertahankannya kebijakan suku bunga rendah oleh bank sentral AS hingga September tahun ini, dan seiring dengan rilis data indikator ekonomi AS yang memburuk, nampaknya menjadi penahan tertekannya pasar obligasi lebih dalam lagi.

Pada awal bulan April, pasar masih dibayangi oleh sentimen pada kondisi di bulan Maret. Pada pekan berikutnya, pasar kembali diwarnai aksi ’wait and see’ terkait ekspektasi kenaikan suku bunga AS. Kondisi

tersebut mendorong penguatan dollar AS yang

menyebabkan rupiah tertekan dan berfluktuasi di rentang 12,850-13,050 per dollar. Pada pekan berikutnya, pasar kembali dibayangi dengan tekanan seiring dengan rilis data neraca perdagangan bulan Maret yang walaupun mencatatkan surplus namun kinerja ekspor tercatat

menunjukkan perlambatan. Perlambatan tersebut

mengindikasikan perlambatan di sektor riil yang terkonfirmasi dengan data PDB Indonesia pada 1Q15 yang tumbuh melambat menjadi 4,7%yoy, terendah sejak tahun 2009. Pekan keempat pada bulan April, pasar kembali dibayangi sentimen peningkatan risiko yang berasal dari melambatnya pertumbuhan ekonomi global. Rilis data PDB China pada 1Q15 sebesar 7%yoy menjadi indikator melambatnya pertumbuhan ekonomi global. Keyakinan pasar terhadap perlambatan pertumbuhan ekononi global semakin meningkat setelah rilis data PDB Amerika Serikat yang hanya tumbuh 0,2%yoy, lebih rendah dari 2,2%yoy pada periode yang sama tahun

2014.Kinerja seri benchmark obligasi pemerintah

Indonesia berdenominasi rupiah bergerak tertekan. Pada akhir bulan April, keempata seri benchmark mencatatkan rata-rata penurunan harga sebesar 228,6bps, dengan rata-rata yield naik sebesar 32,6bps. Penurunan harga terbesar seri benchamark terjadi pada FR0068 yaitu -294,5bps dari harga pasar wajar 106,0695 dan ditutup pada harga pasar wajar 103,1250 di akhir April.

90 95 100 105 110 115 120 125 3,800 4,000 4,200 4,400 4,600 4,800 5,000 5,200 5,400 5,600 Jan -13 Fe b-13 Mar-13 Ap r-13 May -1 3 Ju n-13 Jul-13 Au g-13 Se p-13 Oct-13 N ov -13 De c-13 Jan -14 Fe b-14 Mar-14 Ap r-14 Ma y-1 4 Ju n-14 Jul-14 Au g-14 Se p-14 Oct-14 N ov -14 De c-14 Jan -15 Fe b-15 Mar-15 Ap r-15 Ma y-1 5 IDMA

JCI JCI IDMA

Sumber : Bloomberg & PermataBank Economic Research

US Dollar Index

Dolar terapresiasi mendekati 7,4%YTD dengan reli kuat di awal bulan Maret jelang pertemuan FOMC.

Meskipun penghapusan "bersabar" dalam

pernyataan rapat FOMC bulan Maret, komentar Yellen dan ekspektasi suku bunga AS yang bertahan hingga September 2015, mendorong pelemahan nilai tukar AS terhadap mata uang utama. Dalam pernyataan Maret, meskipun langkah untuk menghapus kata "bersabar", The Fed dianggap lebih dovish dari ekspektasi pelaku pasar.

Meskipun demikian, kita melihat semua

perkembangan ini sebagai perubahan dari arah kebijakan bank sentral AS untuk menunda kenaikan suku bunga acuan hingga September tahun ini atau akhir tahun ini. Namun demikian, menjelang rapat FOMC bulan Juni dan awal semester II tahun ini, dollar diperkirakan akan bergerak menguat. Indeks dolar diperkirakan akan mencapai 99,56 pada 2Q, 101,26 pada 3Q, 98,00 di 4Q 2015 .

EUR/USD

EUR/USD cenderung terapresiasi ditengah

melunaknya arah kebijakan bank sentral AS di tengah serangkaian data AS yang mengecewakan yang cenderung membebani dollar AS. Pemulihan kegiatan ekonomi Zona Euro serta meredanya isu keluarnya Yunani dari Zona Euro menjadi sentimen positif EUR dalam jangka pendek-menengah ini. Dalam jangka menengah-panjang, EUR masih berpotensi kembali tertekan seiring dengan divergensi kebijakan moneter antara bank sentral AS dan Eropa mengingat stimulus moneter bank sentral Eropa akan berlangsung hingga September 2016. EUR/USD diperkirakan akan berada di rentang 1,0900-1,1450 dalam jangka pendek ini.

AUD/USD

Tren AUD/USD diperkirakan cenderung bearish dalam jangka menengah didorong oleh kombinasi beberapa faktor. Pertama, prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang melambat (outlook lemah

di kedua sektor pertambangan dan

non-pertambangan), kedua, memburuknya kinerja perdagangan, ketiga, stagnasi kondisi pasar tenaga kerja, dan lemahnya harga komoditas. Lebih lanjut, bank sentral juga nampaknya nyaman dengan pelemahan nilai tukar Aussie yang berpotensi akan

mendorong perekonomian Australia yang

mengandalkan komoditas. AUD/USD diperkirakan akan berada di rentang 0,7700-0,8200 dalam jangka pendek.

(7)

USD/IDR

Nilai tukar rupiah terapresiasi secara rata-rata 0,93% ke level 12.950 per dollar dibandingkan rata-rata nilai tukar rupiah pada bulan sebelumnya di level 13.071 per dollar. Penguatan nilai tukar rupiah ditopang oleh pernyataan terakhir bank sentral AS yang cenderung melunak terhadap jadwal kenaikan suku bunga AS dari bulan Juni 2015 menjadi September 2015 mengingat data-data ekonomi AS cenderung melemah. Sinyal penundaan kenaikan suku bunga AS tersebut didorong oleh data ekonomi seperti indeks manufaktur, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2015 yang lebih rendah dari perkiraan, laju inflasi yang jauh di bawah target bank sentral AS. Sementara data domestik Indonesia cenderung bervariasi dimana laju inflasi merangkak naik, pertumbuhan ekonomi melambat sementara neraca perdagangan dan neraca pemabayaran masih mencatatkan surplus. Dalam upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, Bank Indonesia melakukan langkah intervensi di pasar domestik dan hal tersebut terkonfirmasi dengan turunnya cadangan devisa pada bulan April menjadi USD 110,87 miliar dari USD 111,55 miliar pada bulan Maret.

Selama bulan April di pasar saham tercatat aksi jual dana asing mencapai USD 102 juta. Namun investor asing membukukan pembelian bersih IDR 4,1 triliun pada pasar obligasi Indonesia. BI diperkirakan akan mempertahankan kebijakan moneter ketat pada tahun 2015 ini supaya defisit neraca transaksi berjalan menuju ke level lebih sehat. BI rate diperkirakan akan bertahan di level 7,50% yang diharapkan dapat menahan keluarnya dana asing dari pasar keuangan Indonesia. Dengan demikian, USD/IDR diperkirakan akan berada di rentang 13,000-13,200 dalam bulan Mei ini.

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000 11,000 12,000 13,000 14,000 Fe b -05 Ma y-0 5 Au g-05 N o v-05 Fe b -06 Ma y-0 6 Au g-06 N o v-06 Fe b -07 Ma y-0 7 Au g-07 N o v-07 Fe b -08 Ma y-0 8 Au g-08 N o v-08 Fe b -09 Ma y-0 9 Au g-09 N o v-09 Fe b -10 Ma y-1 0 Au g-10 N o v-10 Fe b -11 Ma y-1 1 Au g-11 N o v-11 Fe b -12 Ma y-1 2 Au g-12 N o v-12 Fe b -13 Ma y-1 3 Au g-13 N o v-13 Fe b -14 Ma y-1 4 Au g-14 N o v-14 Fe b -15 Ma y-1 5 JCI USD/IDR USD/IDR JCI

Sumber : Bloomberg & PermataBank Economic Research

GBP/USD

GBP/USD cenderung menguat dalam sebulan terakhir ini didorong dengan ekspektasi pemulihan ekonomi Inggris yang lebih cepat dibandingkan ekonomi AS. Pemulihan ekonomi Inggris yang sedang berlangsung didukung oleh permintaan domestik dan pasar tenaga kerja yang tangguh. Tingkat upah riil diperkirakan akan menjadi indikator awal dari tren perkembangan inflasi yang selanjutnya mempengaruhi arah kebijakan moneter bank sentral Inggris. Dengan demikian, bank

sentral Inggris diperkirakan akan memulai

menaikkan suku bunga pada 1Q16. GBP/USD diperkirakan akan berada di rentang 1.5500-1.5800.

USD/JPY

USD/JPY diperdagangkan melemah selama bulan April lalu seiring dengan penundaan kenaikan suku bunga AS dari bulan Juni menjadi bulan September tahun ini. Hal tersebut menyebabkan USD/JPY tertekan dari level 120,84 (pada 13 April) menuju 118,50. JPY terapresiasi terhadap dollar AS juga didorong oleh surplus neraca perdagangan Jepang yang mencapai JPY 229,3 miliar Maret, yang merupakan surplus perdagangan pertama sejak 2012. Ekspektasi pelonggaran BOJ lebih lanjut menurun seiring dengan komentar Gubernur BOJ Kuroda, yang tidak menyarankan bahwa langkah-langkah pelonggaran tambahan akan datang. Dengan demikian, USD/JPY diperkirakan akan berada di rentang 118-122 dalam jangka pendek.

Berita Ekonomi :

Mei 2015

Analisa Valas :

Mei 2015

This document is issued by Global Markets PT. Bank Permata, Tbk. (PermataBank) for information and private circulation purpose only. It does not constitute any offer, proposal, recommendation or solicitation to any person to enter into any transaction or adopt any hedging, trading or investment strategy, nor does it constitute any prediction of likely future movement in rates or prices or any representation that any such future movement will not exceed those shown in any illustration. All reasonable care has been taken in preparing this document, no responsibility or liability is accepted for error, omissions, negligence, and/or inaccuracy of fact or for any opinion expressed herein. Opinion, projection and estimates are subject to change without notice. PermataBank and/or its members of Board of Director and Commissioners, employees, affiliates, agents and/or its advisors disclaims any and all responsibility or liability relating to or resulting from the use of this documents whatsoever which may be brought against or suffered by any person as a result of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this document. You are advised to make your own independent judgment with respect to any matter contained herein, by fully aware of any consequences obtained on said judgment.

Referensi

Dokumen terkait

Chipset adalah nama yang diberikan ke set dari chip (maka itulah namanya) yang digunakan pada motherboard. Pada PC pertama, motherboard yang digunakan adalah diskrit sirkuit

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;

Aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol tumbuhan suruhan dengan konsentrasi 100 dan 200 µg/mL dalam menghambat pembentukan peroksida berturut-turut sebesar 83.74%

Dalam rangka penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak, hasil yang telah dicapai antara lain adalah: (1) sosialisasi dan advokasi pengarusutamaan gender di 39

Yang dimaksud dengan desa/kelurahan layak anak adalah pembangunan desa/kelurahan yang menyatukan komitmen dan sumber daya pemerintah desa/kelurahan, masyarakat dan dunia

Peran Gender dalam Startegi Koping dan Pengambilan Keputusan serta Hubungannya dengan Kesejahteraan Keluarga Petani Padi dan Hortikultura di Daerah Pinggiran

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh instrumen penilaian berbasis kelas yang dapat mengukur keterampilan proses yang dimiliki oleh peserta